Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perkembangan manusia di abad ke-21 ini sangatlah cepat dan kompleks.
Berbagai pembangunan yang dilakukan oleh negara-negara besar telah
mendorong beragam kemajuan pada negara-negara dunia ketiga.
Perkembangan ini ternyata tidak saja didominasi oleh bidang teknologi saja,
melainkan juga diiringi oleh berbagai kemajuan disegala bidang kehidupan
masyarakat global. Kemajuan-kemajuan tersebut diyakini akan selalu
mengalami perkembangan ke arah yang lebih modern dan akan melibatkan
seluruh negara-negara didunia tanpa terkecuali. Kondisi yang dialami dunia
secara global ini berdampak kepada pentingnya pelayanan negara kepada
rakyatnya. Di Indonesia sendiri, tujuan negara tercantum jelas pada
pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum,mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia. Karenanya negara membuat sebuah sistem pemerintahan negara yang
bertujuan untuk mewujudkan tujuan negara secara keseluruhan dan
berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Negara Indonesia
mengenal sistem Trias Politica melalui implementasi pemisahan kekuasaan
pemerintahan yang terdiri dari kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif ,
dan kekuasaan yudikatif. Fungsi-fungsi kekuasaan inilah yang menjalankan
roda negara agar dapat mewujudkan tujuan negara Indonesia. Hal yang
paling mendasar adalah bagaimana cara negara memberikan perlindungan
dan meningkatkan kesejahteraan dari seluruh warga negara Indonesia.
Karena sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk yang besar,
peran negara dalam memberikan perlindungan dan kesejahteraan sangatlah
mutlak diperlukan. Sebelum runtuhnya rezim orde baru, Indonesia
mengenal adanya Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) sebagai
fungsi pertahanan negara (National Defence) yang mencangkup fungsi
Kamdagri serta Kamtibmas.

Dapat kita lihat pada UU No.2 tahun 1988 tentang Prajurit Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia bahwa komponen ABRI terdiri dari prajurit
TNI AD, prajurit TNI AL, prajurit TNI AU dan prajurit Kepolisian Negara
Republik Indonesia (Pasal 2 ayat 2). Situasi ini mendorong terjadi dwifungsi
ABRI sebagai kekuatan pertahanan keamanan negara dan kekuatan sosial
politik, yang berujung pada terciptanya penyalahgunaan kekuasaan dan
kewenangan dalam segala bidang kehidupan negara oleh ABRI. Paradigma
orde baru telah menjadi saksi sejarah bagaimana peran ABRI yang telah
menjadi sebuah kekuatan tunggal yang memberikan efek negatif bagi
kehidupan bernegara. Pasca reformasi 1998, negara mulai menyadari betapa
pentingnya memisahkan fungsi pertahanan negara dengan fungsi kamtibmas
dengan tanpa mengurangi arti Keamanan Nasional secara utuh.Tidak bisa
dipungkiri bahwa peran dan tugas TNI dan Polri sangatlah berbeda dan
memiliki koridor pemahaman sendiri-sendiri. TNI sebagai fungsi National
Defence dan Polri sebagai pengemban tugas Internal Security harus
dipisahkan agar dapat mewujudkan tujuan negara dalam memberikan
perlindungan serta memajukan kesejahteraan umum.

B. Rumusan Masalah
1. Apa peran TNI dan POLRI dalam HANKAM?
2. Bagaimana kekuatan TNI dan polri saat ini?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian HANKAMNAS
HANKAMNAS adalah singkatan dari Pertahanan dan Keamanan.
Pertahanan adalah upaya untuk menegakkan kedaulatan negara,
mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman militer serta ancamaan
bersenjata terhadap keutuhan bangsa dan negara serta tugas lain yang
berkaitan dengan fungsinya sebagai aparat pertahanan. Sedangkan
keamanan adalah upaya penegakkan hukum, menjaga ketertiban
masyarakat,melindungi keselamatan dan ketentraman serta ketertiban hidup
anggota masyarakat. Pertahanan Negara di bagi atas dua jenis yaitu
pertahanan militer dan pertahanan non militer. Pertahanan militer
merupakan kekuatan utama pertahanan Negara yang di bangun dan di
persiapkan untuk menghadapi ancaman militer,tersusun dalam komponen
utama serta komponen cadangan dan komponen pendukung.
Pendayagunaan lapis pertahanan militer di wujudkan dalam
penyelenggaraan operasi militer, baik dalam bentuk operasi militer perang
(OMP) maupun operasi militer selain perang (OMSP). Sedangkan
pertahanan nonmiliter disebut juga dengan pertahanan nirmiliter merupakan
kekuatan pertahanan negara yang dibangun dalam kerangka pembangunan
nasionl untuk mencapai kesejahteraan nasional dan dipersiapkan untuk
menghadapi ancaman nirmiliter. Lapis pertahanan nirmiliter tersusun dalam
fungsi keamanan untuk keselamatan umum yang mencakup penanganan
bencana alam dan operasi kemanusiaan lainnya seperti sosial budaya,
ekonomi, dan psikologi pertahanan yang pada intinya berkaitan dengan
pemikiran kesadaran bela negara, dan pengembangan teknologi.

B. Peran, fungsi dan tugas TNI

1. Peran, fungsi dan tugas TNI

a. Peran TNI
TNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang dalam
menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara.
b. Fungsi TNI
(1) TNI sebagai alat pertahanan negara, berfungsi sebagai;
a) penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman
bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa;
b) Penindak terhadap setiap bentuk ancaman sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a; dan
c) Pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat
kekacauan keamanan.
(2) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), TNI
merupakan komponen utama sistem pertahanan negara.
a. Tugas TNI

(1) Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara,


mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari
ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

(2) Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan:

a. operasi militer untuk perang;


b. operasi militer selain perang, yaitu untuk:
1) Mengatasi gerakan separatis bersenjata;
2) Mengatasi pemberontakan bersenjata;
3) Mengatasi aksi terorisme;
4) Mengamankan wilayah perbatasan;
5) Mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis;
6) Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik
luar negeri;
7) Mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya;
8) Memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya
secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta;
9) Membantu tugas pemerintahan di daerah;
10) Membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas
keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam undang-undang;
11) Membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan
perwakilan pemerintah asing yang sedang berada di Indonesia;
12) Membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan
pemberian bantuan kemanusiaan;
13) Membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and
rescue); serta
14) Membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan
terhadap pembajakan, perompakan dan penyelundupan.

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan berdasarkan


kebija (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan berdasarkan
kebijakan dan keputusan politik Negara.

2. Peran ,fungsi dan tugas POLRI

Peran dan fungsi kepolisian suatu Negara selalu berkembang dari waktu kewaktu.
Perkembangannya itu dipengaruhi oleh banyak hal. Beberapa diantaranya adalah
lingkungan, politik, ketatanegaraan, ekonomi maupun sosial budaya. Begitu pula
dengan tugas, peran dan fungsi kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Dari
masa berdirinya Polri sebagaimana disyahkan dalam Undang - Undang Dasar (UUD)
tanggal 18 Agustus 1945 sampai dengan sekarang, tugas, peran dan fungsinya
mengalami perkembangan. Apabila dahulu pada masa awaldisyahkannya kepolisian
nasional disamping melaksanakan tugas rutin kepolisian juga secara aktif ikut dalam
perang mempertahankan kemerdekaan, maka padasaat sekarang ini berdasarkan
Undang - Undang No 2 tahun 2002 Kepolisian Negara Republik Indonesia
merupakan alat negara yang berperan dalammemelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, menegakkan hukum, sertamemberikan perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.
Tugas, peran dan fungsi Polri sejak masa berdirinya sebagaimana disahkan dalam
Undang - Undang Dasar (UUD) tanggal 19 Agustus 1945 sampai
dengansekarangmengalami perkembangan. Perkembangan tersebut dapat dilihat
dariketentuan Undang - Undang yang mengatur tentang Polri, sebagai berikut:

a. Undang Undang No 13 tahun 1961 tentang ketentuan - ketentuan pokok


Kepolisian Negara. Pasal 1, berbunyi :

Pasal 1, Ayat 1

1) Kepolisian Negara Republik Indonesia, selanjutnya bertugasmemelihara


keamanan di dalam negeri.

2) Kepolisian Negara dalam menjalankan tugasnya selalu menjunjung tinggihak-


hak azasi rakyat dan hukum negara.

Pasal 2

Dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam pasal 1 maka Kepolisian Negara


mempunyai tugas:

a) Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum.

b) Mencegah dan memberantas menjalarnya penyakit-penyakitmasyarakat.


c) Memelihara keselamatan negara terhadap gangguan dari dalam.

d) Memelihara keselamatan orang, benda dan masyarakattermasuk memberi


perlindungan dan pertolongan.

e) Mengusahakan ketaatan warga negara dan masyarakat terhadap peraturan-


peraturan negara.

(2) Dalam bidang peradilan mengadakan penyidikan atas kejahatan dan pelanggaran
menurut ketentuan-ketentuan dalam undang-undangHukum Acara Pidana dan lain-
lain peraturan Negara.

Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang


menjagakeamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi,
mengayomi,melayani masyarakat serta menegakkan hukum.

b. Ketetapan MPR RI NO. VI/MPR/2000 tentang Pemisahan TNI danKepolisian


Negara Republik Indonesia.

Pasal 2 ayat (2) :Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah alat negara yang
berperandalam memelihara keamanan.

c. Ketetapan MPR RI NO. VII/MPR/2000 tentang Peran TNI dan peranKepolisian


Negara Republik Indonesia.

Pasal6 :

(1) Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan
dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,menegakkan hukum,
memberikan pengayoman dan pelayanan kepadamasyarakat.
(2) Dalam menjalankan perannya, Kepolisian Negara Republik Indonesiawajib
memiliki keahlian dan keterampilan secara professional. d. Undang -Undang No 2
tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Pasal 2: Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara dibidang
pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

Pasal 3:

(1) Pengemban fungsi kepolisian adalah Kepolisian Negara Republik Indonesia yang
dibantu oleh. a. Kepolisian khusus. b. Penyidik pegawai negeri sipil dan/atauc.

(2) Pengemban fungsi kepolisian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, b
dan c melaksanakan fungsi kepolisian sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang menjadi dasar hukumnya masing-masing.

Pasal 5

(1) Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan
dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,menegakkan hukum, serta
memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka terpeliharanya keamanandalam negeri.

(2) Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah Kepolisian Nasional


yangmerupakan satu kesatuan dalam melaksanakan peran sebagaimanadimaksud
dalam ayat (1).

Pasal 13

Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah: a.Memelihara keamanan


dan ketertiban masyarakat. b.Menegakkan hukum, dan c.Memberikan perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepadamasyarakat.

Pasal 14

(1) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaiman dimaksud dalam Pasal 13,
(2) Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas :
a. Melaksanakan pengaturan penjagaan, pengawalan dan patroli
terhadapkegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan.
b. Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan,
ketertiban,dan kelancaran lalu lintas di jalan.
c. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat,kesadaran
hukum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat terhadaphukum dan
peratuaran perundang-undangan.
d. Turut serta dalam pembinaan hukum nasional.
e. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum.
f. Melakukan koordinasi, pengawasan dan pembinaan teknis
terhadapkepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil dan bentuk-bentuk
pengamanan swakarsa.
g. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak
pidanasesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-
undanganlainnya.
h. Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran
kepolisian,laboratorium forensik dan psikologi kepolisian untuk kepentingan
tugaskepolisian.
i.Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda , masyarakat danlingkungan
hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana termasuk memberikan
bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasimanusia.
j. Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelumditangani
oleh instansi dan/atau pihak yang berwenang.
k. Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan
kepentingannyadalam lingkup tugas kepolisian sertal.Melaksanakan tugas lain
sesuai dengan peraturan perundangundangan.(2). Tata cara pelaksanaan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf f diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.
C. Kondisi kekuata HANKAM Indonesia.
Kekuatan militer TNI ,masih di segani secara umum di dunia dan
khususnya di kawasan ASEAN.Hal ini ditandai dengan masuknya TNI dalam
peringkat ke-18 kekuatan militer dunia versi Global Firepower yang
menggunakan 45 variabel perhitungan.Urutan 10 besar kekuatan militer
dunia, menurut lembaga Global Firepower, ditempati Amerika Serikat, Rusia,
China, India, Inggris, Turki, Korea Selatan, Perancis, Jepang, dan Israel.Di
tingkat ASEAN, TNI menempati posisi teratas, diikuti Thailand (ke-19),
Filipina (ke-23), Malaysia (ke-27), dan Singapura (ke-41). Italia menempati
urutan ke-17, Taiwan berada pada urutan ke-14, dan Australia pada urutan ke-
24.
Berikut data kekuatan militer Indonesia:

1. Kekuatan Personil (Personnel)

Dengan dukungan jumlah penduduk yang paling besar, Indonesia nampaknya cukup
unggul untuk menopang kekuatan personil. Hal ini terlihat di seluruh sub personil
berselisih cukup signifikan dengan negara-negara tetangga. Indonesia masih memiliki
peluang yang cukup besar untuk mewujudkan bentuk perang gerilya, termasuk
pertempuran kota, apabila pertahanan terluar berhasil ditembus dan dikuasai musuh.

2. Kekuatan Udara (Air Power)

Ada 3 sub kekuatan udara, yaitu total pesawat militer (seluruh jenis pesawat militer),
jumlah helikopter, dan lapangan udara. Berdasarkan banyak pesawat militer, Thailand
terlihat lebih unggul dengan jumlah pesawat militer yang mencapai 913 unit.
Thailand pun cukup unggul untuk jumlah helikopter yang paling banyak, yaitu 443
unit. Indonesia bisa dikatakan cukup unggul dengan memiliki lebih banyak lapangan
udara yang berfungsi sebagai pangkalan militer atau dapat difungsikan menjadi
pangkalan militer. Deskrispi mengenai kekuatan udara masih terlalu abstrak, karena
pesawat militer itu sendiri terdiri atas pesawat tempur, pesawat pembom atau pesawat
terpedo, pesawat pengintai, dan pesawat transport. Indikator yang dituliskan pun
masih memungkinkan bias dalam memberikan gambaran kekuatan udara.

3. Kekuatan Darat (Land Army)

Ada 10 kunci dalam mengukur/mengetahui (potensi) kekuatan darat dalam suatu


pertempuran. Di dalamnya berisikan keseluruhan bentuk sistem persenjataan darat,
termasuk kendaraan logistik. Keseluruhannya akan sangat dibutuhkan dalam
pertempuran darat yang akan menghadapi musuh darat maupun musuh dari udara.
Uniknya, Singapura yang merupakan negara dengan luas wilayah paling kecil justru
cukup dominan memiliki unsur-unsur kekuatan darat, kecuali untuk kendaraan
logistik (logistical vehicles). Banyaknya kendaraan logistik yang dimiliki Australia
berkaitan dengan fungsi militer Australia yang sering dimanfaatkan untuk pasukan
perdamaian (PBB) dan tidak tertutup kemungkinan difungsingkan untuk keperluan
dukungan operasi ofensif. Indonesia yang memiliki banyak pulau dengan total luas
nomor dua setelah Australia justru terlihat kurang serius memperkuat kekuatan darat.
Lihat saja, sekalipun Malaysia memiliki jumlah tank lebih sedikit dari Indonesia,
tetapi Malaysia memiliki senjata anti tank jauh lebih banyak dan lebih moderen.

4. Kekuatan Laut (Naval Power)

Kekuatan laut menjadi kunci atas setiap kemenangan pertempuran yang menentukan
jalannya sejarah. Ada 10 unsur yang membentuk kekuatan laut menurut versi GFP
seperti yang dilihat pada gambar di bawah. Sebagai negara kepulauan terbesar dengan
luas wilayah laut paling besar di Asia Tenggara, Indonesia nampaknya justru tidak
memiliki keunggulan yang signifikan. Jumlah kapal pengangkut militer (merchant
marine) masih di bawah Singapura. Jumlah kapal militernya (total navy ships) pun
masih dibawah Thailand. Indikator di sini memang masih terlalu abstrak, karena
kekuatan kapal selam (submarines) Indonesia merupakan kapal perang teknologi
1980 yang telah diremajakan. Lain ceritanya dengan kapal selam milik Malaysia yang
dibeli pada tahun 2000an. Filipina bisa dikatakan cukup unggul dalam patroli laut
atau perairan dengan dukungan 128 kapal patroli laut (patrol craft). Australia terlihat
lebih unggul untuk melakukan serangan laut jarak jauh dengan dukungan 12 kapal
perang jenis fregat dan 8 kapal pendaratan amfibi. Sekali lagi, angka-angka di atas
masih terlalu abstrak, karena saat ini sudah ada masuk kapal perang generasi terbaru
yagn seharusnya dipisahkan berdasarkan aspek teknologinya.

5. Kekuatan Logistik (Logistical)

Kekuatan logistik yang dimasukkan ke dalam daftar berikut ini merupakan segala
bentuk sumber daya yang dengan segera dapat dipersiapkan untuk mendukung
pertempuran langsung. Indonesia bisa dikatakan memiliki keunggulan dalam aspek
kekuatan logistik dengan melihat banyaknya angkatan kerja (labor force) yang paling
tinggi. Panjang akses jalan raya maupun kereta api tidak selalu signifikan ukuran
yang terlihat, karena tergantung dengan luas wilayah dan kondisi pulau atau
kepulauan. Dengan memiliki kekuatan angkatan kerja yang dapat difungsikan
menjadi militer atau paramiliter, setidaknya Indonesia masih akan memiliki kekuatan
untuk melakukan strategi gerilya dan perang perkotaan yang paling sulit, ketika
musuh telah masuk menembus ruang wilayah pertahanan di daratan.
6. Kekuatan Sumber Daya Alam (Resources)

Setiap pertempuran akan membutuhkan sumber daya alam (energi), terutama untuk
keperluan kebutuhan masyarakat sehari-hari. Situasi perang akan menyebabkan
orientasi pemenuhan kebutuhan energi bagi masyarakat sipil akan dialihkan untuk
keperluan militer. Di sinilah salah satu kunci kekuatan dalam pertempuran, yaitu
kekuatan negara dalam menguasai sumber daya alamnya. Australia terlihat memiliki
keunggulan dari aspek penguasaan sumber daya alam. Dengan cadangan minyak
bumi (proven reserves) sebanyak 3,3 miliar barel dan jumlah penduduk sekitar 22 juta
jiwa, Australia masih memungkinkan bertahan cukup lama dalam kondisi perang
dengan ketersediaan minyak di dalam negerinya. Sekalipun Indonesia dikatakan
memiliki paling banyak cadangan minyak, tetapi jumlah penduduknya pun cukup
besar, yaitu mencapai di atas 240 juta jiwa dengan konsumsi per hari di atas 1 juta
barel. Data mengenai minyak bumi di sini tidak sepenuhnya valid, tetapi setidaknya
menggambarkan kemampuan bertahan suatu negara dalam kondisi perang.

7. Kekuatan Finansial (Financial)

Perang ataupun persiapannya membutuhkan biaya yang tidak sedikit, serta


membutuhkan kemampuan pengelolaan keuangan nasional yang memadai. Ada 3
unsur di dalam kekuatan finansial, yaitu anggaran pertahanan (defense budget),
cadangan devisa dan emas (reserve of foreign exchange and gold), dan kemampuan
pembayaran (purchasing power). Unsur yang paling perlu dipehatikan adalah
cadangan devisa dan belanja pertahanan. Dari dua unsur tadi, Singapura lebih unggul
dengan memiliki cadangan devisa maupun belanja pertahanan paling besar. Ini berarti
Singapura memiliki peluang lebih besar untuk mempersiapkan suatu perang ataupun
membiayai peperangan. Indonesia memiliki kemampuan pembelian paling besar di
antara negara-negara yang diperbandingkan di sini. Ini berarti, dari sisi finansial,
Indonesia memiliki peluang yang paling besar untuk mentransformasikan aset-aset
ekonominya dalam membiayai dan mempersiapkan perang. Sekalipun demikian,
kemampuan pembelian membutuhkan waktu dan mekanisme politik yang tidak
semudah mentransfer pembiayaan seperti pada cadangan devisa dan belanja
pertahanan.

8. Keunggulan Geografis (Geographic)

Salah satu kekuatan militer yang dibutuhkan dalam peperangan adalah keunggulan
geografis. Keunggulan tersebut dapat menjadi celah pertahanan atau sebaliknya
dimanfaatkan menjadi basis pertahanan. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia,
Indonesia lebih unggul dalam memiliki luas wilayah perairan (waterways) dan garis
pantai (coastline). Auastralia di sini terlihat memiliki luas wilayah daratan paling
besar yang berarti dapat dimanfaatkan pula sebagai matra pertahanan di dalam negeri.
Adapun di sini ada 3 negara yang memiliki kawasan perbatasan daratan (shared
border)yaitu Indonesia, Malaysia, dan Thailand.

BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah kami ialah bahwa Peran, fungsi dan tugas TNI adalah
menegakkan kedaulatan Negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman militer
serta ancaamaan bersenjata terhadap keutuhan bangsa dan Negara serta tugas lain
yang berkaitan dengan fungsinya sebagai aparat pertahanan. Sedangkan sedangkan
POLRI sebagai penegakkan hukum, menjaga ketertiban masyarakat, melindungi
keselamatan dan ketentraman serta ketertiban hidup anggota masyarakat. Penilaian
global fire power tersebut lebih banyak didasarkan pada gelar statis dari kuantitas alat
yang dimiliki. Namun, belum tentu semua siap atau dapat digunakan sewaktu-waktu.
Tetapi, jika dilihat dari luas wilayah dengan dua pertiga adalah lautan, komposisi
kemampuan teknis TNI seharusnya setara dengan militer Australia. Kebutuhan ke
depan adalah penyesuaian pengembangan postur dan kebutuhan strategis pertahanan
yang dilakukan secara sistematis bertahap sesuai dengan anggaran dan prioritas.
Polripun harus meningkatkan kedisiplinannya dan dapat menjalankan fungsinya
dalam bidang keamanan, kerana melihat banyaknya kasus pelanggaran hukum,
konflik, dan hal-hal yang berkaitan dengan ketidakstabilan keamanan yang terjadi di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Muhaimin, Yahya A. 2008. Bambu Runcing Dan Mesiu: Kebijakan Pertahanan


Indonesia. Tiara Wacana: Yogyakarta. Syahid, H. Bakri. 1976. Pertahanan Keamanan
Nasional. Bagus Arafah: Yogyakarta. Kunarto. 1999. Polri Mandiri. Cipta
Manunggal: Jakarta.

Tri sutrisno, bambang. 2012, Kekuatan TNI: Dilema Sang Penjaga Negara (Makalah
ini di sampaikan pada kajian hankam KAMMI UIN SUKA).Yogyakarta. http://
globalfirepower.com

Anda mungkin juga menyukai