Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyakit gigi dan mulut. Pencegahan yang dapat dilakukan salah satunya adalah
penyakit gigi dan mulut perlu dilakukan agar tidak menyebabkan gangguan
kualitas hidup (Sriyono, 2011). Penyakit gigi dan mulut penduduk Provinsi Nusa
masalah kesehatan gigi dan mulut di atas prevalensi nasional (27,2%). Indeks
DMF-T (Decay, Missing, Filling, Teeth) anak umur 12 tahun sebesar 3,2. Fakta
promotif dan preventif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif yang
kesehatan gigi dan mulut (Sriyono, 2011). Perilaku muncul sebagai akibat adanya
interaksi antara stimulus dan terhadap respon (Walgito, 2003). Perilaku tidak
terjadi secara sporadis (timbul dan hilang saat- saat tertentu), tetapi selalu ada
(Purwanto, 2001). Menurut Sariningsih (2014), tata cara perilaku hidup dan
penerapan hygiene perorangan akan berpengaruh pada kesehatan gigi dan rongga
satu indikatornya adalah variabel waktu menyikat gigi karena menyikat gigi
2011). Menurut Manson dan Eley (2013), waktu menyikat gigi yang tepat adalah
sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam. Efektifitas menyikat gigi selain
tergantung pada bentuk dan cara menyikat gigi, juga tergantung dari frekuensi dan
lamanya menyikat gigi (Sriyono, 2011). Perilaku waktu menyikat gigi pada
penduduk Indonesia dan penduduk Provinsi Nusa Tenggara Timur, umur 10 tahun
ke atas dapat dilihat pada data Riskesdas tahun 2007 dan tahun 2013 (Tabel 1).
2. Menyikat gigi
sesudah makan 7,3 % 2,3 % 5% 4,8 %
pagi dan sebelum
tidur malam
3. Menyikat gigi
12,6 % 3,8 % 16,3 % 9,2 %
sesudah makan
pagi
4. Menyikat gigi
28,7 % 27,3 % 16 % 17,3 %
sebelum tidur
malam
Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata perilaku menyikat gigi penduduk
Provinsi Nusa Tenggara Timur umur 10 tahun ke atas pada tahun 2007 dan tahun
2013 yang menyikat gigi setiap hari masih sebanyak 74,7%. Penduduk yang
berperilaku benar dalam menyikat gigi (menyikat gigi sesudah makan pagi dan
sebelum tidur malam) pada tahun 2007 hanya sebanyak 5%, namun mengalami
penurunan pada tahun 2013 menjadi sebanyak 4,8%, sehingga dapat disimpulkan
bahwa perilaku waktu menyikat gigi penduduk Provinsi Nusa Tenggara Timur
Perilaku anak dalam pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut yaitu dengan
menyikat gigi secara teratur dan benar terutama pada anak usia sekolah perlu
mendapat perhatian khusus karena pada usia ini anak sedang menjalani proses
menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah faktor kesadaran dan perilaku
Widi (2003) menyatakan bahwa kegiatan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut
tujuan sasaran kepuasan dan untuk mencapai suatu tujuan orang akan
laku (Slameto, 2013). Bentuk respon seseorang sangat tergantung juga pada
karakteristik, misalnya dinilai dari tingkatan umur dan jenis kelamin. Al-Omari
dan Hamasha (2005) menyatakan bahwa perbedaan tingkatan umur dan perbedaan
Pulau Timor, dengan luas wilayah 180,27 km² (Badan Pusat Statistik Kota
Kupang, 2014). Di Kota Kupang terdapat salah satu sarana yang memfasilitasi
merupakan salah satu program dari unit pembantu pelayanan (UPP) dalam gereja
tersebut.
sejak usia tiga tahun sampai dengan anak tersebut menduduki perguruan tinggi
termasuk di bidang kesehatan gigi dan mulut, salah satunya bekerjasama dengan
Pusat Pengembangan Anak yang terdapat di Kota Kupang pada saat ini
berjumlah 10 (sepuluh). Dua (2) diantaranya yaitu PPA IO-624 Garam Dunia
Oesapa Barat, Kota Kupang dan PPA IO-623 Bet’el Oesapa Tengah, Kota
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola PPA bahwa PPA yang tidak
dokter gigi, maka pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak dilakukan
apabila anak mengalami keluhan sakit gigi atau gigi goyang dengan cara
mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut salah satunya adalah PPA
Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan PPA yang dimiliki oleh Gereja Kemah
Injil Eklesia Sikumana yang bermitra secara resmi dengan Compassion pada
tanggal 1 Juli 1998. PPA IO-641 Agape Sikumana merekrut anak-anak yang
berada di wilayah pelayanan Gereja Kemah Injil Eklesia Sikumana yang tinggal
bersama orang tuanya dengan latar belakang tingkat pendapatan orang tua rata-
rata berkisar Rp. 300.000 - Rp. 1.000.000 per bulan. Tingkat sosial ekonomi orang
tua dapat dikategorikan rendah karena pendapatan rata-rata orang tua per bulan di
bawah upah minimum regional (UMR) Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2015
yaitu sebesar Rp. 1.250.000 per bulan (Pemerintah Daerah NTT, 2014).
Pusat Pengembangan Anak IO-641 Agape dalam melayani anak adalah
pelayanan secara holistik yang meliputi empat bidang pelayanan yaitu bidang
kognitif, bidang fisik, bidang kerohanian dan bidang sosio emosional. Pelayanan
bidang fisik meliputi pelajaran tentang kesehatan dasar, praktek hidup sehat,
kesehatan oleh dokter umum namun belum terdapat pelayanan kesehatan gigi dan
yang diberikan pada PPA adalah pelayanan kesehatan secara umum, sedangkan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut sampai saat ini belum pernah tersentuh baik
mengeluh sakit gigi atau gigi sudah goyang. PPA IO-641 Agape berada di
wilayah kerja Puskesmas Sikumana dan jarak antara PPA IO-641 Agape dengan
Puskesmas Sikumana disebutkan bahwa angka kejadian karies gigi pada anak-
anak di wilayah kerja Puskesmas Sikumana rata-rata tiap anak memiliki 4 (empat)
gigi yang berkaries dan rata-rata status kebersihan gigi dan mulut termasuk
C. Keaslian Penelitian
dalam pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut belum pernah dilakukan. Beberapa
penelitian sejenis dan terkait dengan penelitian ini, tetapi tidak meneliti
perilaku dan kebersihan gigi dan mulut santri usia 12-14 tahun.
ibu dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut anak prasekolah di sekolah
3. Rahmawati (2011) meneliti tentang perilaku kesehatan gigi dan mulut pada
di PPA IO-641 Agape Sikumana Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur dan
1. Tujuan Umum
yang mempengaruhi perilaku anak dalam pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut
Tenggara Timur.
2. Tujuan Khusus
Tenggara Timur.
Tenggara Timur.
E. Manfaat Penelitian
persepsi, motivasi dan perilaku anak dalam memelihara kebersihan gigi dan
mulut.
2. Bagi institusi Poltekkes Kemenkes Jurusan Keperawatan Gigi Kupang
3. Bagi Peneliti