C. KERAGAMAN HEWAN
Hewan adalah kelompok besar organisme yang multiseluler, mampu menanggapi
rangsangan dengan aktif, dan memperoleh nutrien dengan memakan organisme lain
(heterotrof). Keanekaragaman pada hewan merupakan variasi dari struktur, bentuk,
jumlah, dan sifat lainnya pada suatu waktu dan tempat tertentu.
Hewan termasuk dalam Kingdom Animalia. Berdasarkan ada atau tidaknya tulang
belakang, hewan dibagi menjadi dua yaitu:
1. Invertebrata
Hewan Invertebrata adalah hewan yang tidak bertulang belakang. Hewan ini
memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan
kelompok hewan bertulang punggung/belakang. Selain itu, sistem pencernaan,
pernapasan dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan invertebrata.
a) Protozoa
Protozoa adalah hewan bersel satu karena hanya memiliki satu sel saja alias
bersel tunggal dengan ukuran yang mikroskopis hanya dapat dilihat dengan
mikroskop. Protozoa dapat hidup di air atau di dalam tubuh makhluk hidup atau
organisme lain sebagai parasit.
Hidupnya dapat sendiri atau soliter atau beramai-ramai atau koloni. protozoa
memakan tumbuhan dan hewan, frotozoa berkembang biak secara reproduksi
unseksual at au vegetatif dengan cara membelah diri dan dengan cara seksuan /
generatif konjugasi. Contohnya amoeba. Filum protozoa terbagi menjadi beberapa
kelas:
Kelas hewan berambut getar (Ciliata)
Kelas hewan berkaki semu (Rhizopoda)
Kelas hewan berspora (Sporozoa)
Kelas hewan berbulu cambuk (Flagelata)
b) Porifera/hewan berpori
Porifera adalah binatang atau hewan berpori karena tubuhnya berpori-pori,
hidup di air dengan memakan makanan dari air yang disaring oleh organ
tubuhnya. Porifera terdiri dari tiga kelas:
Kelas Corcorea
Terdiri dari zat kapur (spikula) dan hidup di laut yang dangkal contoh :
Seghpha sp., Charsarina sp.
Kelas Hexactinelida
Terdiri atas zat kersik dan hidup di laut yang dalam. Contohnya :
Pnerorepa sp.
Kelas Demospangia
Tubuh lunak bahkan tidak mempunyai rangka, contoh : Spongia sp.
c) Coelenterata/hewan berongga
Coelentrata berasal dari kata coilos (berongga) dan entron (usus) coelentrata
mempunyai dua macam bentuk yakni bentuk pasif yang menempel pada suatu
dasar dan tidak berpindah. Coelentrata terdiri dari 3 kelas, yaitu :
Anthozoa
Hydrozoa
Scyphozoan
d) Platyhelminthes/cacing pipih
Kata platyhelminthes berasal dari bahasa Yunani, kata plays (pipih) dan
hemlines (cacing), Platyhelminthes adalah binatang sejenis cacing pipih dengan
simetri tubuh simetris bilateral tanpa peredaran darah dengan pusat syaraf yang
berpasangan. Cacing pipih kebanyakan sebagai biang timbulnya penyakit karena
hidup sebagai parasit pada binatang / hewan atau manusia. Contohnya antara lain
seperti planaria, cacing pita, cacing hati, polikladida. Platyhelminthes terbagi ke
dalam tiga kelas yaitu :
Kelas turbellaria (cacing berambut getar)
Kelas trematoda (cacing isap)
Kelas cestroda (cacing pita)
e) Nemathelminthes/cacing gilig
Nemathelminthes atau cacing gilik / gilig adalah hewan yang memiliki tubuh
simetris bilateral dengan saluran pencernaan yang baik namun tiak ada sistem
peredaran darah. Contoh cacing gilik : cacing askaris, cacing akarm cacing
tambang, cacing filaria.
f) Annelida/cacing gelang
Annelida adalah cacing gelang dengan tubuh yang terdiri atas segmen-
segmen dengan berbagai sistem organ tubuh yang baik dengan sistem peredaran
darah tertutup. Annelida sebagian besar memiliki dua kelamin sekaligus dalam satu
tubuh atau hermafrodit. Contohnya yakni cacing tanah, cacing pasir, cacing kipas,
lintah / leeches.
g) Mollusca/hewan bertubuh lunak
Mollusca adalah hewan bertubuh lunak tanpa segmen dengan tubuh yang
lunak dan biasanya memiliki pelindung tubuh yang berbentuk cangkang atau
cangkok yang terbuat dari zat kapur untuk perlindungan diri dari serangan predator
dan gangguan lainnya. Contoh molluska : kerang, nautilus, gurita, cumi-cumi,
sotong, siput darat, siput laut, chiton. Mollusca dibedakan menjadi 4 kelas :
Kelas lamilli brancuiata (golongan karang dan tiram)
Kelas gastropoda (golongan siput)
Kelas cephalopoda (golongan cumi-cumi)
Kelas amphineura
h) Echinodermata/hewan berkulit duri
Berasal dari bahasa Yunani echimos (landak) dan derma (kulit) semua hewan
yang termasuk filum echinodermata biasanya hidup di laut, bentuk tubuhnya
simetris radial (sisi tubuh melingkar sama). Mempunyai sistem ameudakral (sistem
pompa air). Rangka dalam berkapur dan memiliki banyak duri yang menonjol.
Daya generasinya amat besar. Beberapa organ tubuh echinodermata sudah
berkembang dengan baik. Echinodermata dapat dibagi manjadi 5 kelas, yaitu :
Asteriodea/bintang laut
Contohnya : Dermaterias imbricate dan Asterias vulgaris/ bintang laut
Ophiuroidea/bintang ular laut
Contohnya : Ophioderma brevispinum/bintang ular laut.
Echinoidea/landak laut
Contohnya : Diadema antillarum/landak laut, Echinos esculentus/bulu
babi berbulu pendek
Holothuroidea/teripang
Contohnya : Holothuria scabra/teripang, Curcuma planci/mentimun laut.
Crinoidea/lili laut
Contohnya : Lamprometra palmata/lili laut.
i) Arthropoda/herwan berbuku-buku
Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali
dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas
segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Arthropoda
dapat dibagi menjadi 4 kelas, yaitu:
Insecta/serangga
Contohnya : Hetaerina america/capung,
Crustacea/udang-udangan
Contohnya : Ceonobita clypeatus/umang (kelomang)
Arachnida/laba-laba
Contohnya : Eurypelma californica/laba-laba
Myriapoda/lipan
Contohnya : Scolopendra subspinipes/kelabang (lipan), kecoa.
2. Vertebrata
Hewan vertebrata yaitu
hewan yang bertulang belakang
atau punggung. Memiliki struktur
tubuh yang jauh lebih sempurna
dibandingkan dengan hewan
Invertebrata. Hewan vertebrata
memiliki tali yang merupakan
susunan tempat terkumpulnya sel-
sel saraf dan memiliki
perpanjangan kumpulan saraf dari
otak.
Tali ini tidak di memiliki oleh yang tidak bertulang punggung. Dalam memenuhi
kebutuhannya, hewan vertebrata telah memiliki system kerja sempurna peredaran darah
berpusat organ jantung dengan pembuluh-pembuluh menjadi salurannya. Ciri-ciri tubuh
hewan yang bertulang belakang :
1. Mempunyai tulang yang terentang dari balakang kepala sampai bagian ekor
2. Mempunyai otak yang dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak
3. Tubuh berbentuk simetris bilateral
4. Mempunyai kepala, leher, badan dan ekor walaupun ekor dan leher tidak
mutlak ada. Contohnya pada katak
Hewan bertulang belakang (vertebrata) ini terdiri atas kelas yaitu :
a. Pisces
Ciri utama Pisces ialeh elat pernapasan berupa insang, hewan berdarah
dingin yang hidup di dalam air, tubuh terdiri atas Kepala badan dan ekor.
Rangkha hewan ini tersusun atas tulang sejati, jantung terdiri atas satu serambi
dan satu bilik, serta tubuh ditutupi oleh sisik dan memiliki gurat sisi untuk
menentukan arah dan posisi berenang. Contoh pisces yaitu ikan guramih, hiu,
dan ikan lele.
b. Amphibia
Kelompok hewan amphibi dapat hidup di air dan di darat ataupun tempat-
tempat yang lembab sehingga sering dikenal dengan hewan yang mempunyai
tempat hidup (habitat) di dua alam.
Hewan bernafas dengan paru-paru dan kulit. Telur dan berudu katak hidup
di air kemudian setelah dewasa hidup di darat, berudu berbentuk seperti ikan
yangbernafas dengan insang dan kulit, setelah masanya tumbuh kaki yang susut
oleh kehidupan dan akhirnya ekor menghilang sementara itu insang berangsur-
angsur menghilang dan digantikan oleh paru-paru kemudian katak menjadi
dewasa. Jantungnya beruang tiga yaitu dua serambi dan satu bilik. Berkembang
biak dengan bertelur dan pembuahan sel telur oleh sperma terjadi di luar
tubuhnya (fertilisasi eksternal).
c. Reptilia
Reptilia disebut juga hewan melata karena hewan pada kelompok ini
pedaumumnya mberjalan dengen posisi dadaatau perutnya menyentuh tanah.
Hewan ini memiliki kulit kering bersisik dari zat tanduk serta zat kertin. Reptil
bernafas dengan paru-paru, berdarah dingin (porkoliokonal) yakni yang suhu
tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Pada umumnya bersifat avivar
(bertelur), contoh kadal, dan vivipar beranak, contohnya ular. Jantung terdiri
dari empat ruang yaitu dua serambi dan dua bilik yang masih belum sempurna
contoh: ular, kadal dan iguana.
d. Aves
Ciri utama aves yaitu memiliki bulu penutup tubuhyang tebal dan rapi
serta alat penglihatan, alat pendengaran dan alat suara sudah berkembang
dengan baik, berdarah panas (homoioteral). Hewan ini memiliki jantung yang
terdiri dari empat atas ruang 2 serambi dan 2 bilik yang sudah berkembang
dengan baik. Pembuahan sel telur dan sperma / fertilisasi terjadi di dalam tubuh
induk (fertilisasi internal). Terdapat sepasang testis, Sedangkan ovarium hanya
satu dan tumbuh dengan baik di sebelah kiri. Contoh: burung, ayam, bebek, dan
angsa.
e. Mammalia
Hewan mamalia umumnya hidup di daratan, tetapi ada pula yang hidup di
air seperti ikan paus, lumba-lumba, berdarah panas, pada kulit terdapat kelenjar
keringat dan kelenjar minyak, otak dan sistem saraf suda sangat berkembang
dengan baik, fertilisasi secara internal. Seluruh mamalia bernafas dengan paru-
paru serta terdapat 4 ruang jantung yang sempurna contoh: kambing, kucing,
sapi, dan gajah
1. Komunitas
Komunitas (biocenose) adalah beberapa jenis organisme yang merupakan
bagian dari jenis ekologis tertentu yang disebut ekosistem unit ekologis, yaitu suatu
satuan lingkungan hidup yang di dalamnya terdapat bermacam-macam makhluk
hidup (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme) dan antar sesamanya dan lingkungan
di sekitarnya (abiotik) membntuk hubungan timbale balik yang
salingmempengaruhi.
2. Ekosistem
Ekosistem adalah suatu unit lingkungan hidup yang di dalamnya terdapat
hubungan yang fungsional antar sesama makhluk hidup dan antar makhluk hidup
dengan komponen lingkungan abiotik. Hubungan fungsional dalam ekosistem
adalah proses-proses yang melibatkan seluruh komponen biotic dan abiotik untukm
mengelola sumberdaya yang masuk dalam ekosistem. Sumberdaya tersebut adalah
sesuatu yang digunakan oleh o0rganisme untuk kehidupannya, yaitu energi, cahaya
dan unsure-unsur nutrisi.
Interaksi antar komponen di dalam ekosistem menentukan pertumbuhan
populasi setiap organisme dan berpengaruh terhadap perubahan serta perkembangan
struktur komunitas biotic.
3. Produsen
Produsen terdiri dari organisme autotrof, yaitu organisme yang dapat
menyusun bahan organic dari bahan organic sebagai bahan makanannya.
Penyusunan bahan organic itu berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan energi
yang diperlukan untuk aktivitas metabolisme dan aktivitas hidup lainnya. Organisme
autotrof adalah; sebagian besar adalah organisme berklorofil, yang sebagian besar
terdiri dari tumbuhan hijau dan sebagian kecil berupa bakteri.
4. Konsumen
Konsumen adalh komponen biotic yang terdiri dari organisme heterotrof, yaitu
organisme yang tidak dapat memanfaatkan energi secara langsung untuk memenhuhi
kebutuhan energinya. Organisme heterotrof sebagai organisme yang tidak dapat
menyusun bahan organic dari bahan anorganik. Energi kimia dan bahan organic
yang diperlukan dipenuhi dengan cara mengkonsumsi energi kimia dan bahan
organic yang diproduksi oleh tumbuhan hijau (produsen).
Organisme yang tergolong konsumen adalah; Herbivore, yaitu memakan
tumbuhan. Misalnya sapi, kuda, kambing, kerbau, kupu-kupu, belalang dan siput.
Karnivor, adalah hewan pemakan hewan lain baik herbivore maupn sesame
karnivor. Karnivor pada umumnya adalah hewan buas (harimau, singa, ular), dan
hewan pemakan bangkai (komodo, burung hantu, dll). Predator juga termasuk
sebagai karnivor. Omnivor, adalah hewan pemakan segalanya baik tumbuhan
maupun hewan yang sudah mati, misalnya kucing, ayam, musang , tikus dan lain-
lain. Detritivor, adalah organisme yang berperan sebagai pengurai (mikroorganisme)
seperti bakteri.
5. Pengurai
Pengurai, adalah organisme yang berperan sebagai pengurai. Cara
mengkonsumsi makanan tidak dapat menelan dan mencerna makanan di dalam sel
tubuhnya, melainkan harus mengeluarkan enzim pencerna keluar sel untuk dapat
menguraikan makanannya yang berupa organic mati menjadi zat-zat yang
molekulnya kecil sehingga dapat diserap oleh sel.
6. Detritivor
Detritivor adalah hewan yang makan detritus, yaitu bahan-bahan organic mati
yang berasal dari tubuh tumbuhan dan hewan. Hewan yang tergolong detritus antara
lain; rayap, anjing tanah dan cacing tanah.
7. Intraspesifik dan interspesifik
Hubungan timbal balik antara dua individu dalam suatu jenis organisme
(intraspsifik) dan hubungan antara dua individu yang berbeda jenis (interspesifik).
Hubungan-hubungan ini meliputi:
a) Kompetisi
Kompetisi adalah hubungan antara dua individu untuk memperebutkan
satu macam sumberdaya, sehingga hubungan itu bersifat merugikan bagi salah
satu pihak. Sumberdaya berupa; makanan, energi dan tempat tinggal. Persaingan
ini terjadi pada saat populasi meledak sehingga hewan akan berdesak-desakan di
suatu tempat tertentu. Dalam kondisi demikian biasanya hewan yang kuat akan
mengusir yang lemah dan akan menguasai tempat itu sedangkan yang lemah
akan beremigrasi atau mati bahkan punah.
b) Simbiosis
Hubungan interspesifik ada yang berifat simbiosis ada yang non
simbiosis. Hubungan simbiosis adalah hubungan antara dua individu dari dua
jenis organisme yang keduanya selalu bersama-sama. Contoh dari simbiosis
adalah Flagellata yang hidup dalam usus rayap. Flagellata itu mencerna selulosa
kayu yang dimakan rayap. Dengan demikian rayap dapat menyerap karbohidrat
yang berasal dari selulosa itu. Hubungan nonsimbiosis adalah hubungan antara
dua individu yang hidup secara terpisah, dan hubungan terjadi jika keduanya
bertematau berdekatan. Contohnya adalah kupu-kupu dengan tanaman bunga.
Bunga akan terbantu dalam penyerbukan yang disebabkan terbawanya serbuk
sari bunga oleh kaki kupu-kupu dengan tidak sengaja ke bunga yang lain pada
saat kupu-kupu mengisap nectar dari bunga tersebut. Simbiosis sebagai hidup
bersama antara dua individu dari dua jenis organisme, baik yang
menguntungkan maupun yang merugikan.
c) Pemisahan Kegiatan Hidup
Peristiwa ini adalah hubungan kompetitif antara satu hewan dengan
hewan yang lain dapat berkembang menjadi kegiatan pemisahan hidup
(partition). Dalam hubungan ini hewan-hewan yang hidup di suatu habitat
mengadakan spesialisasi dalam hal jenis makanan atau dalam metode dan
tempat memperoleh makanannya. Misalnya burung Flaminggo mempunyai kaki
dan leher yang panjang yang berfungsi dalam hal pengambilan makanannya
berupa organisme kecil dan di tempat berlumpur sehingga burung tersebut
mudah meraihnya.
d) Kanibalisme
Kanibalisme adalah sifat suatu hewan untuk menyakiti dan membunuh
bahkan memakannya terhadap individu lain yang masih sejenis. Contoh
belalang sembah betina membunuh belalang jantan setelah melakukan
perkawinan, ayam dalam satu kandang yang berdesak-desakan sehingga
ruangan dan makananya terbatas menyebabkan persaingan yang hebat.
e) Amensalisme
Hubungan antara dua jenis organisme yang satu menghambat atau
merugikan yang lain, tetapi dirinya tidak berpengaruh apa-apa dari organisme
yang dihambat atau dirugikan.
f) Komansalisme
Hubungan antara dua jenis organisme yang satu memberi kondisi yang
menguntungkan bagi yang lain sedangkan dirinya tidak terpengaruh oleh
kehadiran organisme yang lain itu.
g) Mutualisme
Hubungan antara dua jenis organisme atau individu yang saling
menguntungkan tanpa ada yang dirugikan.
E. DINAMIKA POPULASI
a. Parameter Utama Populasi
Natalitas
Merupakan kemampuan populasi untuk bertambah atau untuk
meningkatkanjumlahnya, melalui produksi individu baru yang dilahirkan atau
ditetaskan dari telur melalui aktivitas perkembangan. Laju natalitas : jumlah individu
baru per individu atau per betina per satuan waktu. Ada dua aspek yang berkaitan
dengan natalitas ini antara lain:
Fertilitas, Tingkat kinerja perkembangbiakan yang direalisasikan dalam
populasi, dan tinggi rendahnya aspek ini diukur dari jumlah telur yang di
ovovivarkan atau jumlah anak yang dilahirkan.
Fekunditas, Tingkat kinerja potensial populasi itu untuk menghasilkan
individu baru.
Mortalitas
Menunjukkan angga kematian individu dalam populasi.Dapat dibedakan
dalam dua jenis yakni:
Mortalitas ekologik = mortalitas yang direalisasikan yakni,matinya
individu dibawah kondisi lingkungan tertentu.
Mortalitas minimum (teoritis), yakni matinya individu dalam kondisi
lingkungan yang ideal, optimum dan mati semata- mata karena usia tua.
Densitas ( Kepadatan )
Menunjukkan jumlah individu suatu spesies per satuan luas atau volume. Cara
mengukur kepadatan populasi:
Menghitung langsung
Teknik sampling (petak contoh)
Indikator tidak langsung (feses,sarang,jejak dan lain-lain)
b. Dinamika Populasi
Merupakan perubahan ukuran populasi yang terjadi sepanjang waktu. Dinamika
populasi membahas cara populasi spesies tertentu berkembang dan menyusut serta
sebab-sebab peningkatan dan penurunan jumlah populasi tersebut. Penelitian yang
cermat terhadap gerakan fluktuasi populasi mengungkapkan bahwa bahkan dalam
system alam yang tampaknya sangat stabil itu, ada kekuatan-kekuatan dinamis yang
dapat menimbulkan efek dramatis dan menghasilkan perubahan drastis dalam jumlah
populasi. Contohnya padalemming, binatang pengerat yang kecil ini hidup di wilayah
yang sangat dingin dibelahan bumi utara.
Setiap tiga atau empat tahun jumlah lemming menjadi amat banyak, lalu terlihat
binatang ini melakukan migrasi besar-besaran. Diduga ini terjadi karena persediaan
makanan yang ada telah habis. Cerita-cerita mengenailemming yang bunuh diri muncul
berdasarkan fakta bahwa binatang ini akan menyeberangi sungai untuk mencari makan.
Ketika mencapai laut, mereka juga mencoba menyeberangi laut tersebut dan akibatnya
mereka mati tenggelam.
Hal ini tentu berkaitan dengan parameter populasi. Khusus di dalam pengaturan
kerapatan populasi dikenal adanya mekanisme “density dependent” (mekanisme yang
bergantung kepada kerapatan) : faktor yang mengendalikan populasi lebih berpengaruh
pada populasi yang besar dibandingkan populasi yang kecil. Contohnya : kompetisi,
predasi dan parasitisme. Dan mekanisme “density independent” (mekanisme yang tak
bergantung pada kerapatan) : faktor yang mengendalikan populasi tidak tergantung
dengan ukuran populasi.
Contohnya : kebakaran hutan, kekeringan,letusan gunung berapi.Secara umum,
aspek-aspek yang dipelajari dalam dinamika populasi adalah:
Populasi sebagai komponen dari sistem lingkungan.
Perubahan jumlah individu dalam populasi.
Tingkat penurunan, peningkatan, penggantian individu dan proses yang menjaga
kestabilan jumlah individu dalam populasi.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan jumlah individu dalam
populasi.
c. Tabel Kehidupan dan Struktur Umur Populasi
Tabel kehidupan menggambarkan lama hidup, mortalitas dan harapan hidup pada
interval umur tertentu.Untuk menggambarkan sebaran umur dalam populasi, dapat di
lakukan dengan mengatur data kelompok usia dalam bentuk suatu poligon atau piramida
umur. Dalam hal ini jumlah individu atau persentase jumlah individu dari tiap kelas usia
di gambarkan sebagai balok-balok horizontal dengan panjang relatif tertentu. Secara
hipotesis, ada tiga bentuk piramida umur populasi, yakni :
Populasi yang sedang berkembang
Populasi yang stabil
Populasi yang senesens (tua)
d. Piramida Ekologi dan Biotis
Piramida ekologi merupakan gambaran mengenai hubungan antara pemakan dan
yang dimakan dalam rantai makanan beserta jumlahnya, sedangkan piramida biotis
merupakan diagram hubungan tingkat kedudukan dan jumlah populasi.Struktur trofik
pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Ada 3 jenis piramida
ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.
Piramida jumlah
Merupakan metode sederhana
untuk mengukur jumlah organisme
dalam tingkat trofik yang dibentuk
dalam hubungan piramida. Dapat
dikatakan bahwa pada kebanyakan
komunitas normal, jumlah
tumbuhan selalu lebih banyak
daripada organisme herbivora.
Demikian pula jumlah herbivora selalu lebih banyak daripada jumlah karnivora
tingkat 1. Karnivora tingkat 1 juga selalu lebih banyak daripada karnivora tingkat 2.
Piramida jumlah ini di dasarkan atas jumlah organisme di tiap tingkat trofik.
Piramida biomassa
Merupakan piramida yang menggambarkan berat atau massa kering seluruh
organisme pada setiap tingkatan trofik dalam kurun waktu tertentu pada suatu
komunitas atau rantai makanan. Seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang
membantu dalam memperagakan aliran energi dalam ekosistem.
Penggambaran yang lebih realistik dapat disajikan dengan piramida biomassa.
Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di waktu tertentu. Untuk mengukur
biomassa di tiap tingkat trofik maka rata-rata berat organisme di tiap tingkat harus
diukur kemudian barulah jumlah organisme di tiap tingkat diperkirakan.
Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa seluruh
organisme di habitat tertentu, dan diukur
dalam gram. Untuk menghindari kerusakan
habitat maka biasanya hanya diambil sedikit
sampel dan diukur, kemudian total seluruh
biomassa dihitung. Dengan pengukuran
seperti ini akan didapat informasi yang lebih
akurat tentang apa yang terjadi pada
ekosistem.
Piramida Energi
Merupakan piramida yang menggambarkan perpindahan energi yang melintas
setiap tingkatan trofik dalam suatu ekosistem.Seringkali piramida biomassa tidak
selalu memberi informasi yang kita butuhkan tentang ekosistem tertentu. Lain
dengan Piramida energi yang dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam
waktu yang lama. Piramida energi mampu memberikan gambaran paling akurat
tentang aliran energi dalam ekosistem.
Pada piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang
tersedia di tiap tingkat trofik. Berkurangnya energi yang terjadi di setiap trofik terjadi
karena hal-hal berikut:
Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan dimakan oleh tingkat
trofik selanjutnya.
Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicernakan dan dikeluarkan
sebagai sampah.
Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari tubuh organisme.
B = Σ b atau B = nb
b = berat tubuh individu
n = jumlah individu
b = rata-rata berat tubuh individu
Dalam bahasan yang lebih khusus (produkrivitas, energetika) di bidang ekologi,
adakalnya biomassa dinyatakan dalam satua berat kering (bebas air) atau satuan energi
(kcal, cal, joule). Di alam, terdapat kecenderungan umumadanya hubungan berbanding
terbalik antara kerapatan dengan ukuran tubuh. Populasi dengan kerapatan tinggi
berukuran tubuh kecil, dan sebaliknya.
Kerapatan populasi dipengaruhi oleh parameter utama yaitu: natalitas, mortalitas,
imigrasi, dan emigrasi. Selain itu, dipengaruhi pulas oleh distribusi umur, komposisi
genetik, dan pola distribusi. Natalitas dan imigrasi meningkatkan kerapatan, sedangkan
mortalitas dan emigrasi berpengaruh menurunkan kerapatan.
Distribusi umur mempengaruhi kerapatan populasi karena berpengaruh pada
natalitas dan mortalitas. Populasi dengan distribusi umur tua lebih besar daripada jumlah
umur muda, kerapatannya akan menurun.
Komposisi genetik berarti perbandingan jenis kelamin. Kerapatan akan
bertambah apabila jumlah individu betina lebih banyak daripada jumlah individujantan.