Metode Penulisan PDF
Metode Penulisan PDF
KARANGAN ILMIAH
oleh:
LAMUDDIN FINOZA
PENDAHULUAN
karena ternyata menulis karangan ilmiah juga menjadi kendala bagi sebagian
sarjana. Masih banyak sarjana yang terus berkeinginan menulis karya ilmiah, namun
terhambat oleh kurangnya keterampilan menulis. Hal itu akan menjadi masalah
serius bagi mereka yang memilih profesi sebagai dosen. Seperti kita ketahui, untuk
ilmiah.
termasuk skripsi, dan setelah membaca tulisan beberapa sarjana dalam majalah,
menulis karangan menjadi sesuatu yang sulit dan karangan mereka menjadi kurang
berbobot.
diupayakan untuk menjawabnya dalam makalah ini. Inti pertanyaan itu adalah
sebagai berikut.
1
2. Bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah yang ideal?
pengertian metode itu sendiri adalah suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu
Adapun yang dimaksud dengna teknis tidak lain adalah pengetahuan tentang
penulisan menjadi kurang berarti, dan karangan tidak mungkin mencapai bentuknya
yang ideal.
2
1. MENGENALI KARANGAN ILMIAH
Pada hakikatnya karangan adalah penjabaran suatu pikiran secara resmi dan
teratur tentang suatu topik dengan mengindahkan prinsip komposisi dan konvensi
pernaskahan.
Karangan yang paling sederhana dapat berupa satu alinea. Namun, ide suatu
karangan pada prinsipnya lebih luas dari ide alinea sehingga karangan disebut juga
suatu wacana.
akan disebut ilmiah apabila karangan atau tulisan itu merupakan laporan dan
nonilmiah, selain harus merupakan hasil penelitian (faktual objektif ) adalah tersusun
3
Faktual objektif berarti ada faktanya dan sesuai dengan objek yang diteliti.
Kesesuaian itu harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Objektif juga
mengandung pengertian adanya sikap jujur dan tidak memihak, serta memakai
ukuran umum dalam menilai sesuatu, bukan ukuran subjektif (selera perseorangan) .
bagiannya tidak ada yang berdiri sendiri. Bagian yang satu dengan bagian yang lain
harus saling berkaitan, saling menjelaskan, dan saling melengkapi sehingga secara
berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau oleh beberapa orang saja. Siapa
saja dengan cara eksperimen dan kondisi yang sama akan memperoleh hasil yang
Betapa perlunya menguasai bahasa ilmiah dalam penulisan karil kiranya tidak
perlu diragukan. Tentang ciri bahasa ilmiah ini, Brotowidjoyo (1985:79) berpendapat:
bahasa dalam karangan disebut ilmiah apabila lafal, kosakata, peristilahan, tata
4
Penulis ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah
kalimat yang tidak bisa diidentifikasikan mana yang merupakan subjek dan
mana yang merupakan predikat serta hubungan apa yang terkait antara
subjek dan predikat kemungkinan besar akan merupakan informasi yang
tidak jelas. Tata bahasa merupakan ekspresi dari logika bepikir: tata
bahasa yang tidak cermat merupakan logika berpikir yang tidak cermat
pula. oleh sebab itu, langkah pertama dalam menulis karangan ilmiah
yang baik adalah mempergunakan tata bahasa yang benar.
Pakar yang lain, Surakhmad (1978 :12), juga mengatakan bahasa adalah
kurang cermat, karangan bukan saja sukar untuk dipahami, tetapi juga mudah
Pada dasarnya isi karangan secara umum dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu
ilmiah yang ideal adalah (1) pendahuluan, (2) teori, (3) data, (4) analisis, (5)
Dari uraian di atas tampak bahwa faktor terpenting yang membedakan karil
dan nonkaril adalah ada atau tidaknya analisis. Analisis adalah kegiatan menghitung
teori dan praktik serta mengkaji satu atau beberapa aspek berdasarkan satu atau
5
simpulan, yaitu memberi penilaian yang objektif tentang maju mundur, untung rugi,
berhasil tidak berhasil, baik buruk, atau gabungan hal tersebut yang didasari oleh
argumentasi yang tepat dan ukuran yang akurat. Bila menganalisis sesuatu yang
merupakan kelemahan, dalam bagian itu pula sekaligus diberikan saran perbaikan
Dari kelima bagian isi karil, porsi yang terbesar adalah bagian analisis. Bagian
kalimat membedah materi sesuai dengan selera dan pandangannya untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Dengan membaca bagian analisis inilah pembaca dapat
Setiap penulis karil perlu menyadari bahwa bagian analisis dari karangannya
itulah yang orisinal merupakan karya ciptanya yang murni. Adapun menulis teori dan
data sebenarnya tidak lebih dari kegiatan mengutip atau memindahkan teori dan
data itu dari sumbernya ke dalam karangan, walaupun harus diakui bahwa
6
2. METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH
1) memilih/menetapkan topik
2) mengidentifikasikan masalah
3) merumuskan tema/tujuan/tesis/hipotesis
Dalam makalah ini tidak semua langkah-langkah itu dibahas. Garis besar bagian
Topik adalah pokok pembicaraan tentang suatu hal yang akan digarap
apa yang akan ditulis? atau hendak menulis tentang apa? Ciri khas topik terletak
pada permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai, misalnya perbankan,
7
Mengingat topik sering kali bersifat umum sehingga terlalu luas untuk
dijadikan judul karangan, topik perlu dipersempit sampai batas dan ruang lingkupnya
Selain harus menghindari topik yang terlalu luas, penulis juga disarankan
jangan memilih topik yang terlalu sempit dan yang terlalu teknis. Ukuran yang dapat
kita jadikan patokan untuk itu diberikan oleh Cash (1977:17) seperti tersebut di
bawah ini.
Suatu topik dikatakan terlalu luas (too broad) apabila untuk membahasnya
secara mendalam diperlukan waktu maupun jumlah halaman yang lebih
banyak; dikatakan terlalu sempit (too narrow) apabila untuk nambahasnya
secara mendalam sulit menemukan referensi yang cukup; dan dikatakan
terlalu teknis (too technical) apabila untuk menulisnya diperlukan
pengetahuan khusus yang dirasakan tidak dimiliki oleh penulisnya secara
memadai.
Jadi, topik yang akan dipilih tentulah yang menarik perhatian penulis dan
Adapun judul karangan adalah perincian atau penjabaran dari topik. Jika
dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan telah menyiratkan permasalahan
atau variabel yang akan dibahas. Memang topik boleh saja dijadikan judul, tetapi
judul karangan tidaklah harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus dijadikan
judul, tentu saja karangannya akan bersifat umum dan ruang lingkupnya juga pasti
sangat luas.
untuk mengarang adalah menetapkan topik, bukan judul. Dari satu topik dapat
dibuat berbagai judul dan judul itu dapat diubah-ubah sesuai dengan tema atau
tujuan pengarang; sedangkan topik tidak boleh diubah, kecuali jika akan mengubah
Tema berarti pokok pemikiran, ide, atau gagasan terutama yang akan
dituangkan oleh penulis dalam karangannya. Tema adalah sesuatu yang melatar
kelangkaan BBM di tanah air kita, misalnya, seseorang yang mengetahui penyebab
tersebut. Pokok pemikiran itulah yang disebut tema. Penetapan tema sebelum mulai
mengarang sangat penting sebagai pedoman untuk menulis karangan secara teratur
dan jelas sehingga isi karangan tidak menyimpang dari tujuan yang ditetapkan oleh
Ide yang kita tangkap setelah selesai mambaca tulisan seseorang terlepas
dari kita menyetujui atau menolak pemikiran penulisnya itulah yang disebut tema.
Tema yang kita peroleh setelah selesai membaca karangan seseorang disebut tema
akhir. Dalam karya ilmiah mahasiswa, tema harus dirumuskan sejak awal untuk
diketahui oleh dosen pembimbing karya tulis. Tema seperti itu disebut tema awal.
kedudukan serta peranan tema dalam karangan. Tema, seperti halnya judul, dapat
dibuat bervariasi dan dapat diganti-ganti jika penulis beranggapan tidak tersedia
bahan yang cukup untuk digarap menjadi karangan, sementara topik atau pokok
tujuan, atau sasaran tertentu yang ingin dicapainya. Maksud dan tujuan itu disebut
9
tesis. Tesis adalah pernyataan singkat tentang maksud dan tujuan penulis. Karena
itu, tesis sering disebut pengungkapan maksud. Tesis harus lugas sehingga perlu
diungkapkan dalam suatu kalimat lengkap. Dalam karangan ilmiah murni, tesis
sering disebut dengan istilah hipotesis, yaitu pernyataan yang masih rendah, dan
pokok pemikiran. Berbeda dengan tesis, menjabarkan tema sering kali tidak cukup
dengan satu kalimat. Yang perlu diperhatikan adalah seluruh kalimat dalam sebuah
tema harus bersama-sama mengungkapkan satu ide atau satu gagasan (ide
karangan).
tidak perlu lagi merumuskan tema. Namun, jika dengan tesis terasa belum cukup,
penulis perlu merumuskan tema secara eksplisit untuk memudahkan penyusun bab
Tesis: Aborsi berdampak buruk ditinjau dari sudut pandang kesehatan, moral,
dan agama
Dalam contoh berikut ini tampak jelas kedudukan tema dalam suatu kerangka
karangan.
10
Subtopik : Upaya Mengatasi Kemacetan Lalu-lintas
karangan akan lebih sulit dilakukan jika hanya berpatokan pada judul, apalagi pada
Suatu hal yang menjadi “masalah” dalam penulisan karil adaIah mencari
masalah yang dapat dijadikan rumusan masalah. Apakah masalah itu? Apa saja
bagaimana seharusnya (das solen) dan bagaimana senyatanya (das sain). Dengan
perkataan lain, masalah adalah dampak yang timbul akibat ketidaksesuaian antara
masalah selalu ada di sekeliling kita. Masalah timbul karena adanya kesangsian
terhadap suatu fenomena, adanya gap antarkegiatan dan antarfenomena yang telah
11
untuk memperoleh masalah. Salah satu sumber itu adalah pengalaman atau catatan
pembahasan. Teori dan data yang diangkat ke dalam karil harus relevan dengan
rumusan masalah. HaI itu sekaligus berarti analisis juga harus terfokus pada
menerus untuk mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna. Kerangka karangan
Dalam penyusunan karangan ada tahap yang perlu dilakukan, yaitu memilih
12
Outline tidak sama dengan rencana daftar isi. Rencana daftar isi memang
merupakan salah satu isi outline yang disebut dengan istilah sistematika/
keseluruhan.
kekeliruan penafsiran tentang pengertian dan hakikat outline. Dalam praktik, outline
yang dibawa oleh mahasiswa pada waktu berkonsultasi dengan penbimbing skripsi
adalah satu atau dua lembar kertas yang di dalamnya tertulis judul-judul bab dan
subbab yang nantinya akan menjadi daftar isi dari skripsi yang akan ditulisnya tanpa
Outline skripsi memang dapat diartikan sebagai garis besar rencana kerja
penulisan skripsi. Rupanya yang dipegang sebagai key word selama ini adalah frasa
rencana kerja berarti penyusunan kegiatan yang akan dilaksanakan. Di sini tampak
sebenarnya outline tidak lain adalah proposal penulisan laporan penelitian (mis.
diformulasikan lebih lanjut bahwa isi outline analog dengan isi proposal yang
umumnya meliputi dasar pemikiran/ latar belakang, tujuan dan manfaat, ruang
lingkup, waktu dan tempat kegiatan, dst., (bandingkan dengan isi desain peneIitian).
13
Perbedaan yang prinsipal antara outline dan proposal adalah terdapatnya
komponen biaya dan kepanitiaan dalam proposal. Kedua komponen tersebut tidak
ada dalam outline. Komponen lainnya boleh dikatakan hampir sama. Oleh karena
itu, tidak mengherankan jika ada perguruan tinggi yang menamakan outline sebagai
Rancangan Usul Penulisan Skripsi (RUPS). Menurut konsep ini, RUPS sekurang-
kurangnya memuat (a) judul, (b) Iatar belakang permasalahan, (c) masalah pokok
skripsi, (d) kerangka teori, (e) hipotesis, (f) tujuan penelitian, (g) metode penelitian,
Rumusan Ronda dan Muntaha tersebut di atas rasanya logis atau masuk
akal. Dari segi penamaan mungkin terdapat perbedaan selera, namun dari segi isi
atau komponen ideal yang harus terdapat dalam outline dirasakan sangat tepat.
Outline yang baik seyogianya berisi uraian singkat tentang keseluruhan rencana
kerja penyusunan skripsi mulai dari latar belakang pemilihan judul dan
skripsi.
Uraian singkat dari setiap butir outline berguna untuk memberi gambaran
terutama kepada pembimbing atau siapa saja yang akan membaca outline itu dan
sekaligus menjawab pertanyaan yang timbul di hati mereka. Melalui. outline yang
pengumpulan data dan teknik analisisnya, sumber data dan sumber pustaka,
pendekatan teoritis, dan sebagainya, yang tidak mungkin terjawab jika outline-nya
14
Sebagai penutup uraian, ingin saya singgung sedikit di sini tentang peranan
menulis karangan fiksi, faktor bakat sangat dituntut dari seseorang. Untuk menulis
karangan nonfiksi, termasuk karil, faktor bakat tidak dominan dan tidak dituntut
Jika seseorang berbakat menulis, tentu saja mengarang akan lebih mudah
baginya. Bagi orang yang kurang berbakat, kemampuan menulis sampai taraf
tertentu sebenarnya bisa dipelajari dan dilatih. Menulis adalah suatu keterampilan.
Semua orang yang normal bisa bernyanyi dan menggambarsampai tahap tertentu,
walaupun dia bukan penyanyi dan pelukis. Demikian pula halnya menulis. Setiap
penulisan tanpa mesti menjadi essais atau kolumnis yang memang menuntut
15
KESIMPULAN
1. Kriteria karil yang sekaligus menjadi ciri pembeda dengan karangan nonilmiah
terletak pada ada atau tidaknya masalah (teori), hasil penelitian (data), dan
analisis.
konvensi pemaskahan.
bakat, dan menulis ilmiah merupakan keterampilan yang bisa dilatih dan
dipelajari.
suatu karangan.
16
KEPUSTAKAAN
Cash, Phyllis., 1977, How to write A Research Paper Step By Step, New York:
Monarch Press.
Finoza, Lamuddin, 1994., Aneka Surat Statuta, Laporan, dan Notula, Jakarta:
Mawar Gempita.
Jasin, Maskoeri., 1994, IImu Alamiah Dasar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Senn, Peter R., 1971, Social Science and its Methods, Boston: Holbrook
Turabian, Kate L., 1973, A Manual For Writets, Fourth Edition, Chicago: The
Chicago University Press.
17
BIODATA SINGKAT
Lamuddin Finoza lahir di Takengon, Aceh: 15 Agustus 1945. Lulus sebagai Sarjana
Sastra Jurusan Bahasa Indonesia dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia (1977)
dan Program Akta Mengajar V UT/IKIP Jakarta (1987)
Sejak tahun 1981 menatar dalam bidang bahasa dan korespondensi Indonesia pada
berbagai instansi pemerintah dan swasta di Jakarta dan di daerah. Dapat disebut di
sini, Sekretariat Negara RI, Caltex Pacific Indonesia, dan Freeport Indonesia adalah
contoh lembaga/perusahaan yang pernah beliau jambangi.
Pekerjaan sekarang: Dosen tetap STIE Kampus Ungu, mengajar pada beberapa
perguruan tinggi di Jakarta, termasuk Universitas Indonesia.
Publikasi :
(a) Menulis artikel ilmiah dan features dalam harian Abadi, Berita Yudha,
Indonesia Raya (1971 - l975)
(b) Menulis buku pelajaran untuk SLTP dan SLTA yang diterbitkan oleh Penerbit
Yudhistira dan Mutiara (1978 - 1980)
(c) Menulis naskah untuk Siaran Pembinaan Bahasa Indonesia melalui TVRI
(1978 -1991)
(d) Menulis buku bahasa Indonesia dan korespondensi
1. Aneka Surat Sekretaris dan Surat Bisnis Indonesia (199I)
2. Komposisi Bahasa Indonesia (1993)
3. Aneka Surat Statuta, Laporan, dan Proposal (1994)
4. Bahasa Indonesia Kualifikasi Semenjana untuk SMK (2005)
18