Anda di halaman 1dari 8

IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016

FAKTOR PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM PENINGKATAN KEPUASAN


PASIEN DI PELAYANAN KESEHATAN
PHARMACEUTICAL SERVICES FACTOR in INCREASING PATIENT SATISFAC-
TION in HEALTH CARE
Imas Nurul Rahmawati1 , Sri Saptuti Wahyuningsih2
Prodi Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia
imasnurulr@gmail.com

Abstract:
can’t be separated from the service system in the hospital which has orientation for patient’s service, high
quality medicine supply include the affordable pharmacy service for all of the society. Consumer’s needs

things, in order patient’s satisfaction can be reached. The aim of this research was to know if there is a
relation between pharmacy service and patient’s satisfaction in PKU Muhammadiyah Wonogiri hospital.
This research is a Observational Analytic Quantitative research with Cross Sectional approaching.
Population is took from the patient of PKU Muhammadiyah Wonogiri for about 40 respondents. That use
Sampling Incidental Technique. Data analysis with pre-requisite test is data normality test and linearity

Key word: Pharmaceutical care, level of satisfaction

Abstrak: Rumah sakit mempunyai peranan yang penting untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Pelayanan kefarmasian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem
pelayanan di rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu,
termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Kebutuhan dan
keinginan konsumen dalam hal ini adalah pasien merupakan hal yang sangat penting. Sarana pelayanan
kesehatan diharapkan dapat memahami hal tersebut, agar kepuasan pasien dapat tercapai. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan pelayanan kefarmasian dengan tingkat
kepuasan pasien di rumah sakit PKU Muhammadiyah Wonogiri. Metode Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif Analitik Observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi diambil
dari pasien rawat jalan dari Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonogiri sebanyak 40 responden.
Dimana teknik pengambilan sampel menggunakan Teknik Sampling Incidental. Analisis data dengan uji
prasyarat yaitu uji normalitas data dan uji linearitas, kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesa dengan

dengan tingkat kepuasan pasien di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonogiri.


Kata kunci : Pelayanan kefarmasian, tingkat kepuasan

88 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016

I. PENDAHULUAN bagi masyarakat dalam memperoleh sediaan


Kesehatan menurut UU No. 36 Tahun 2009 obat. Pada saat ini telah terjadi perkembangan
pada pelayanan kefarmasian, dimana pelayanan
spiritual maupun sosial yang memungkinkan yang tadinya berorientasi pada product menjadi
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomis. Setiap warga Negara berhak memberikan pelayanan termasuk pelayanan
mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik farmasi klinik yang terjangkau kepada pasien
dan berkualitas dari berbagai sarana pelayanan dalam memperoleh dan menggunakan obat
kesehatan, misalnya Rumah Sakit, Puskesmas,
Apotek atau Balai Pengobatan yang lain. kefarmasian merupakan kegiatan terpadu, dengan
Pelayanan kesehatan yang baik memerlukan
adanya Tenaga Kesehatan atau Sumber Daya menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
obat dan kesehatan.
bidang kesehatan. Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit
Rumah sakit mempunyai peranan yang merupakan pelayanan di bidang kesehatan
penting untuk meningkatkan derajat kesehatan yang memiliki peranan penting dalam rangka
masyarakat. Di Indonesia rumah sakit merupakan mewujudkan kesehatan yang bermutu.
rujukan pelayanan kesehatan untuk puskesmas Apoteker sebagai bagian dari pelayanan
terutama upaya penyembuhan dan pemulihan kefarmasian memiliki tanggung jawab dalam
penyakit. Mutu pelayanan di Rumah Sakit sangat mewujudkan pelayanan yang berkualitas.
dipengaruhi oleh kualitas dan jumlah tenaga Pelayanan kefarmasian selain menjadi tuntutan
kesehatan yang dimiliki rumah sakit tersebut. profesionalisme juga menjadi faktor yang
Pelayanan yang diberikan di Rumah Sakit mempengaruhi minat pasien terhadap perolehan
salah satunya adalah pelayanan kefarmasian. obat di sarana farmasi. Indikator pada pelayanan
Pelayanan kefarmasian ini nantinya yang akan kefarmasian meliputi : sarana prasarana apotek,
memenuhi segala kebutuhan pasien dalam hal keramahan petugas, kecepatan pelayanan obat,
perolehan obat. Salah satu faktor keberhasilan pelayanan informasi obat, ketersediaan obat, dan
pada pengobatan suatu penyakit adalah pelaksanaan pelayanan informasi obat.
ketepatan perolehan obat. Ketepatan perolehan Persaingan dalam pelayanan kefarmasian
obat ini ditentukan oleh kualitas dari pelayanan di beberapa sarana kesehatan semakin ketat.
kefarmasian tersebut (Siregar, Ch. J.P., & Amalia, Pangguna atau pasien selalu menuntut penyedia
jasa atau layanan untuk memenuhi segala
Pelayanan kefarmasian sebagai salah kebutuhannya dengan memberikan pelayanan
satu unsur dari pelayanan utama di rumah sakit,
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan sebagai tenaga kesehatan atau sumber daya
dari sistem pelayanan di rumah sakit. Pelayanan manusia sebagai pemberi layanan kesehatan
kefarmasian di rumah sakit merupakan sarana sangat menentukan apakah pelayanan yang

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 89


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016

pasien di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah


Menurut KepMenKes No. 1027/MENKES/ Wonogiri.
SK/IX/2004, apotek adalah tempat tertentu
dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran II. METODE PENELITIAN
sediaan kefarmasian, perbekalan kesehatan Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Wonogiri, bulan Januari sampai
tersebut dapat diketahui bahwa apotek merupakan
salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam Kuantitatif Analitik Observasional dengan
membantu mewujudkan tercapainya derajat pendekatan Cross Sectional.
kesehatan yang optimal bagi masyarakat, selain Populasi dalam penelitian ini adalah pasien
itu sebagai salah satu tempat pengabdian dan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonogiri..
praktek profesi apoteker dalam melakukan Dalam penelitian ini pengambilan sampel
menggunakan sistem Tehnik Sampling Incidental,
Apoteker dalam menjalankan tanggung jawabnya yaitu tehnik penentuan sampel berdasarkan
melaksanakan pekerjaan kefarmasian dibantu kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/
oleh tenaga teknis kefarmasian. Sehingga dalam insidental bertemu dengan peneliti dapat
menjalankan pekerjaan kefarmasian selalu ada digunakan sebagai sampel bila dipandang orang
koordinasi atau kerjasama antara keduanya. tersebut cocok sebagai sumber data. Jumlah
Persepsi konsumen yang tidak benar terhadap sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 40
pelayanan instalasi farmasi akan merugikan
Tehnik pengumpulan data menggunakan
ini dikarenakan konsumen akan berpindah Rumah angket atau kuesioner perilaku yang berisi daftar
pertanyaan yang diberikan kepada Pasien.
ini tentunya akan memberikan gambaran yang Selain itu dalam penelitian ini juga menggunakan
instrumen berupa kuesioner untuk mengukur
tingkat kepuasan dari pasien.
pelayanan kefarmasian ditunjukkan dengan
kehadiran apoteker setiap hari di apotek, serta III. HASIL PENELITIAN
peran aktif apoteker dalam pelayanan kefarmasian Deskripsi Data Pelayanan Farmasi
di apotek. Oleh karena itu sarana pelayanan Distribusi frekuensi dari Pelayanan Farmasi
kesehatan diharapkan dapat memahami hal diperoleh data sebagai berikut:
tersebut, agar kepuasan pasien dapat tercapai. Tabel 1 Distribusi Data Pelayanan Farmasi
Maka dari itu penulis tertarik ingin meneliti apakah No Data Pelayanan Farmasi Nilai Skor
1 Tertinggi 89
ada hubungan pelayanan kefarmasian dengan 2 Terendah 61
tingkat kepuasan pasien. Penelitian ini bertujuan 3 Rata – rata
4 Standar Deviasi 6,776
untuk menganalisa apakah ada hubungan
Tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa
pelayanan kefarmasian dengan tingkat kepuasan

90 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016

dari jumlah sampel 40 responden, diperoleh nilai Indikator TP P % Kepuasan


terendah 61 dan nilai tertinggi dari responden Pasien
adalh 89. Selain itu dari data juga dapat diketahui Sarana prasarana 16 24
Keramahan 6 34
petugas
standar deviasi sebesar 6,776. Kecepatan
9 31
Data distribusi frekuensi dalam kelas pelayanan
Ketersedi aan
interval dapat dilihat dalam tabel berikut: 12 28
obat
Tabel 2 Distribusi frekuensi pelayanan Pemberian
10 30
informasi obat
dalam kelas interval
Kumulatif
Nilai Interval F f (%)
F F (%)
7 7
66-70 13 20 merasa puas. Dari indikator keramahan petugas

76-80 4 10 29
10 39 kecepatan petugas dalam melayani resep
86-90 1 40 100
Jumlah 40 100

Deskripsi Data Kepuasan Pasien


Tabel 3 Distribusi Data Kepuasan Pasien responden merasa puas.
No Data Kepuasan Pasien Nilai Skor
1 Tertinggi 83
2 Terendah 61 Uji Linearitas
3 Rata – rata
4 Standar Deviasi 7,67 Pengujian linieritas ini menggunakan uji
Anova, dengan ketentuan apabila F hitung < F tabel
Tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa
dari jumlah sampel 40 responden, diperoleh nilai
hubungan yang linier antara variabel independen
terendah 61 dan nilai tertinggi dari responden
dengan dependen. Begitu juga sebaliknya, apabila
adalah 83. Selain itu data juga dapat diketahui

berarti bahwa tidak ada hubungan yang linier


standar deviasi sebesar 7,67.
antara variabel independen dengan dependen.
Data distribusi frekuensi dalam kelas
interval dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4 Distribusi frekuensi kepuasan
pasien dalam kelas interval
Nilai Interval F f (%) Kumulatif
F F (%)
12 30 12 30
66-70 9 21
14
76-80 4 10 39
1 40 100
Jumlah 40 100
Tabel 5 Data kepuasan pasien

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 91


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016

Tabel 6 :
ANOVA Table
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Kepuasan Pasien* B e t w e e n 16 .838 .636
Pelayanan Farmasi Groups
Linearity 1 .016
Deviation from 419.036 27.936 .444 .946
Linearity
Within Groups 23 62.982
Total 2293.100 39

Dari tabel di atas menunjukan bahwa F


dinyatakan bahwa ada hubungan yang positif

dinyatakan bahwa ada hubungan linier antara kepuasan pasien. Semakin baik pelayanan yang
pelayanan farmasi dengan kepuasan pasien. diberikan akan meningkatkan kepuasan pasien
Uji Hipotesa
Pengujian yang dilakukan terhadap
hipotesis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa pelayanan kefarmasian dan kepuasan
apakah data yang diambil dari sampel yang telah konsumen apotek menunjukkan adanya hubungan
ditentukan itu bisa memperkuat atau tidak dari
hipotesis yang telah ditetapkan di awal penelitian. Pada penelitian Suaib et all
Tabel 7 bahwa pelayanan dokter memberikan pengaruh
Correlations terhadap kepuasan pasien baik pasien umum
Pelayanan Kepuasan
Farmasi Pasien maupun pasien jamkesmas. Semakin baik
Pelayanan P e a r s o n 1 .431** pelayanan yang diberikan maka kepuasan pasien
Farmasi Correlation
S i g . .006 juga mengalami peningkatan. Meskipun demikian
perlu dilakukan peningkatan ketrampilan petugas
N 40 40
Kepuasan P e a r s o n .431** 1 dengan pelatihan atau pendidikan berkelanjutan.
Pasien Correlation Sarana prasarana dari instalasi farmasi
S i g . .006

N 40 40 Sakit PKU Muhammadiyah Wonogiri. Terdapat

sarana prasarana di IFRS PKU Wonogiri.

IV. PEMBAHASAN
tunggu pasien, penataan obat yang baik, lokasi
rumah sakit yang mudah terjangkau, tersedianya
dilakukan dengan menggunakaan rumus
tempat informasi obat, seragam petugas farmasi,
korelasi Pearson dari Product Moment, diperoleh
keberadaan toilet, papan nama, dan adanya
petunjuk alur pelayanan obat. Dengan sarana

92 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016

prasarana yang lengkap pasien merasa nyaman dinilai cepat. Penyiapan obat dimulai dari
selama menunggu pelayanan. Kenyamanan petugas menerima resep, menghitung harga
dalam menunggu merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien obat, pengemasan, pemberian etiket kemudian
dalam membeli obat, dan hal yang memberi penyerahan kepada pasien. Pasien merasa
puas karena memang IFRS Rumah Sakit PKU
yang menarik dan tersedianya sarana penunjang
yang mencukupi sehingga mampu memberikan
Keramahan petugas farmasi sangat penting, pelayanan dengan baik dan cepat. Selain itu di
IFRS, resep yang berupa resep racikan lebih
keramahan yang ditunjukkan oleh petugas. Pasien sedikit. Sehingga, untuk menyiapkan obat dari
merasa dihargai dan diperhatikan oleh petugas, resep yang bukan racikan waktunya lebih cepat.
sehingga hal ini akan membuat pasien mau
kembali untuk menggunakan jasa rumah sakit memang sangat tinggi, hal ini sesuai penelitian
apabila diperlukan. Pasien yang diperlakukan bahwa pasien mengharapkan
dengan baik akan menuruti saran dan nasehat pelayanan obat yang cepat karena kondisi sakitnya
dari petugas farmasi. Dengan demikian tujuan menyebabkan perasaan pasien tidak nyaman
pengobatan akan dapat tercapai, karena pasien apabila harus menunggu dalam waktu yang lama.
patuh dan taat pada nasehat petugas farmasi. Ketersediaan obat di Rumah Sakit PKU
Demikian sebaliknya apabila pasien mendapat Muhammadiyah Wonogiri sudah cukup lengkap.
perlakuan yang tidak baik dari petugas farmasi
maka mereka juga akan beralih ke rumah sakit dikarenakan ketersediaan obat merupakan salah
yang lain. Ini menjadi faktor terjadinya persaingan satu pelayanan kefarmasian yang dilakukan
pada pelayanan di Rumah Sakit.Rumah Sakit yang dalam menentukan jenis dan jumlah obat yang
mampu memberikan pelayanan yang baik sesuai ada di Rumah Sakit. Dengan ketersediaan obat
harapan pasien, maka pasien akan cenderung yang lengkap, pasien akan lebih mudah dalam
untuk menggunakan kembali jasa Rumah Sakit memperoleh obat tidak harus mencari ke rumah
sakit atau apotek lain. Ketersediaan obat yang
lengkap juga merupakan strategi rumah sakit
pasien menyatakan tidak berminat menebus dalam menghadapi persaingan dengan rumah
kembali resep obat, hal ini dikarenakan factor sakit lain.
ketidakpuasan pasien akan pelayanan instalasi Pelayanan informasi obat yang dilakukan
farmasi. dengan baik, akan meningkatkan kepuasan
Kecepatan pelayanan obat dilihat dari pasien. Informasi obat yang diberikan dengan jelas
lamanya waktu petugas farmasi menyiapkan baik cara penggunaan maupun aturan minumnya,
obat berdasarkan resep. Data yang diperoleh dan bahasa yang mudah dimengerti akan
membuat pasien merasa senang dan jelas dengan

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 93


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016

informasi yang diperolehnya. Dengan demikian, Kecamatan Adiwerna Kota Tegal. Jurnal
pasien akan patuh dan taat dalam minum obat Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya
sesuai informasi yang diberikan. Sehingga hal ini Volume 2 no. 2: 1-11.
bisa meningkatkan tingkat kesembuhan pasien
Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan
ini sesuai dengan penelitian dari Nova, R.F Resep Di Apotek Kopkar Rumah Sakit
Budhi Asih Jakarta. Jurnal Majalah Ilmu
dalam penelitian memberikan hasil yang belum
sepenuhnya memenuhi harapan pasien tetapi Ingerani, et all. 2002. Tingkat Kepuasan
secara keseluruhan pelayanan yang diberikan Pelanggan Terhadap Pelayanan Kesehatan
oleh Rumas Sakit PKU Wonogiri sudah cukup di Propinsi DKI Jakarta. Laporan Penelitian
Kerjasama Dinkes Prop. DKI Jakarta dan
pasien baik pasien rawat jalan maupun rawat inap Badan Litbangkes Depkes RI. Jakarta.
yang semakin meningkat setiap tahunnya.
Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap
V. SIMPULAN Pelayanan Instalasi Farmasi Dengan Minat
Pasien Menebus Kembali Resep Obat Di
antara pelayanan kefarmasian dengan tingkat Instalasi Farmasi RSUD Budhi Asih Tahun
kepuasaan pasien di Rumah Sakit PKU 2010. Tesis. Universitas Indonesia. Depok.
Nova, R.F. 2010. Pengaruh Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap
Pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
DAFTAR PUSTAKA Surakarta. Skripsi. Fakultas Ekonomi UNS.
Surakarta.
Rawat Jalan Terhadap Kualitas Pelayanan
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum 2010. Pengaruh Pelayanan Kefarmasian
Kabupaten Sragen. Skripsi. Fakultas Terhadap Kepuasan Konsumen Apotek di
Farmasi UMS. Surakarta. Kabupaten Tegal. Jurnal Farmasi Indonesia
Assauri, S.2003. Customer Service yang
Baik Landasan Pencapaian Customer Siregar, Ch. J.P., dan Amalia, L., 2004, Farmasi
Satisfaction dalam Usahawan. Jakarta. Rumah Sakit, Teori dan Penerapan,
Depkes RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta.
No. 1027/Kep/IX/ 2004 tentang Standar Suaib, Inda, & Jafar,N. 2012. Pengaruh Kualitas
Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien
Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Di Ruang Rawat Inap RSUD Syeh Yusuf
Bertawati, 2013. Kabupaten Gowa. Fakultas Kesehatan
Dan Kepuasan Konsumen Apotek Di
Makasar.

94 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016

Pelayanan Farmasi Pasien Rawat Jalan


Terhadap Kepuasan Dan Keputusan Beli
Ulang Obat Di IFRS Jala Ammari Makassar.

Makassar.

Farmasi. EGC. Jakarta.


Thoha, M.2002. Perilaku Organisasi. Raja

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org

Anda mungkin juga menyukai