ABSTRAK
Berkembang pesatnya teknologi penerbangan dunia saat ini, membawa dampak yang dapat dirasakan pula di
Indonesia, mulai dari pesawat udara dengan kecepatan supersonik yang dikembangkan pada masa perang dunia
kedua, hingga saat ini dikembangkan pesawat udara tanpa awak yang dikenal dengan nama Unmanned Aerial Vehicle
(UAV) dan teknologi terbang autonomous. UAV merupakan suatu wahana terbang yang banyak dibutuhkan karena
dapat terbang dengan kemampuan manuver tinggi tanpa menyebabkan pengendalinya mengalami kesulitan akibat
beban gravitasi yang besar, sehingga tidak memiliki risiko kehilangan nyawa manusia atau dapat dikorbankan ketika
terbang diatas daerah berbahaya seperti kebakaran hutan atau daerah yang terkontaminasi bahan kimia dan nuklir.
Ada berbagai jenis antena pada saat ini, diantaranya adalah antena Yagi-Uda dan antena omnidireksional.
Kedua jenis antena tersebut tidak hanya diperlukan dalam komunikasi bergerak atau komunikasi seluler, melainkan
juga pada sistem telemetri yang dibangun dalam perancangan UAV. Antena pada Ground Control Station (GCS)
bertindak sebagai pemancar yang mentransmisikan data ke setpoint yang telah ditentukan dan juga dapat sekaligus
bertindak sebagai penerima agar dapat mengetahui posisi dan keadaan UAV sehingga dapat dikendalikan oleh GCS.
Kata Kunci: UAV, Antena, GCS
1. Pendahuluan omnidireksional. Kedua jenis antena tersebut tidak
1.1. Latar Belakang hanya diperlukan dalam komunikasi bergerak atau
Teknologi penerbangan dunia berkembang komunikasi seluler saja, melainkan juga pada
pesat sampai pada masa perang dunia kedua sistem telemetri yang dibangun dalam
dimana dikembangkan pesawat udara dengan perancangan UAV. Antena pada GCS bertindak
kemampuan terbang jelajah dengan kecepatan sebagai pemancar yang mentransmisikan data ke
supersonik. Setelah teknologi supersonik di- setpoint yang telah ditentukan dan bisa jadi dapat
sempurnakan, para ahli mulai mencari teknologi sekaligus bertindak sebagai penerima agar dapat
lain karena teknologi kecepatan terbang pesawat mengetahui posisi dan keadaan UAV sehingga
udara sudah tidak efisien lagi untuk di- dapat dikendalikan oleh GCS.
kembangkan lebih tinggi. Saat ini teknologi Oleh karena itu, diperlukan desain antena
penerbangan difokuskan pada pengembangan yang cocok pada GCS sebagai pemancar agar
pesawat udara tanpa awak atau dikenal dengan performa dari UAV menjadi lebih optimal.
nama Unmanned Aerial Vehicle disingkat UAV, 1.2. Tujuan Kerja Praktek
dan teknologi terbang autonomus. Tujuan Kerja Praktek di Pusat Teknologi
UAV, merupakan suatu wahana terbang Industri Pertahanan dan Keamanan Badan
yang banyak dibutuhkan karena dapat terbang Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PTIPK –
dengan kemampuan manuver tinggi tanpa BPPT) adalah:
menyebabkan pengendalinya mengalami kesulitan 1. Mengkaitkan antara ilmu pengetahuan yang
akibat beban gravitasi yang besar, sehingga UAV diperoleh dibangku perkuliahan dengan
juga tidak memiliki risiko kehilangan nyawa pengetahuan dan teknologi yang diperoleh di
manusia atau dapat dikorbankan ketika terbang perusahaan.
diatas daerah berbahaya seperti kebakaran hutan 2. Membantu memberikan pembekalan dan
atau daerah yang terkontaminasi bahan kimia dan keterampilan kepada setiap mahasiswa tentang
Selain itu, biaya operasional UAV lebih kecil bila kondisi yang terdapat di lapangan.
dibandingkan dengan pesawat berawak, tidak 3. Mampu memahami dan menganalisa
memerlukan lapangan udara konvensional, dan penggunaan tipe antena seperti Omni-
UAV tidak dibatasi oleh batas batas desain seperti direksional dan Yagi dalam Unmanned Aerial
pada pesawat berawak. Bagus tidaknya suatu Vehicle (UAV).
UAV bergantung pada parameter yang telah 1.3. Batasan Masalah
ditentukan, dan salah satunya adalah jarak tempuh Dalam laporan ini terdapat pembatasan-
UAV. Jarak tempuh ini dipengaruhi oleh pembatasan masalah yang terkait dengan kerja
penggunaan antena yang dipasang pada Ground praktek yang dilakukan. Adapun pembatasan
Control Station (GCS). masalahnya sebagai berikut:
Ada berbagai jenis antena pada saat ini, 1. Pembahasan tipe antena yang lainnya tidak
diantaranya adalah antena Yagi-Uda dan antena dibahas, hanya jenis antena omnidireksional
dan antena Yagi. Umumnya, pada radar maupun sistem
2. Parameter antena yang mempengaruhi kendali komunikasi satelit, antena dalam melakukan
gerak Unmanned Aerial Vehicle (UAV) yang kedua fungsi tersebut yakni sebagai pemancar
dikontrol oleh Ground Controlling Station maupun penerima. Sedangkan pada pesawat
(GCS). radio, antena hanya berfungsi sebagai pe-
2. Jenis-Jenis Antena dan Parameternya
nerima saja.
2.1. Sekilas Mengenai Antena
2.1.1 Pengertian Antena Gelombang radio merupakan bagian
Dalam sejarah komunikasi, perkem- dari gelombang elektromagnetik yang berada
bangan teknik informasi tanpa menggunakan pada spektrum radio, dimana gelombang
kabel ditetapkan dengan nama antena. Antena elektromagnetik adalah gelombang yang
berasal dari bahasa latin ”antena” yang berarti memiliki sifat listrik dan magnet secara
tiang kapal layar, pengertian sederhana kata bersamaan. Karakteristik gelombang diper-
latin ini berarti juga “penyentuh/peraba” oleh dari besaran panjang gelombang dan
sehingga kalau dihubungkan dengan teknik frekuensi. Panjang gelombang (λ) memiliki
komunikasi berarti antena mempunyai tugas hubungan dengan frekuensi (ƒ) dan cepat
menyelusuri jejak gelombang elektro- rambat gelombang (v) yang ditunjukkan pada
magnetik, hal ini jika antena berfungsi rumus dibawah ini:
sebagai penerima. Sedangkan jika sebagai ..........................(3.1)
pemancar maka antena berfungsi meng-
hasilkan gelombang elektromagnetik. Antena Cepat rambat gelombang (v) bergantung pada
dapat juga didefinisikan sebagai sebuah atau medium rambatnya, jika mediumnya berupa
sekelompok konduktor yang digunakan untuk ruang hampa udara (free space) maka v = c
memancarkan atau meneruskan gelombang (cepat rambat cahaya) = 299.792.458 m/s.
elektromagnetik menuju ruang bebas atau Sedangkan apabila medium rambatnya bukan
menangkap gelombang elektromagnetik. berupa hampa udara, dapat menggunakan
Antena menurut Budi [1] adalah suatu rumus berikut:
piranti transisi antara saluran transmisi ....................(3.2)
dengan ruang bebas dan sebaliknya. Antena
terbuat dari bahan logam yang berbentuk Dimana adalah permeabilitas relatif
batang atau kawat dan berfungsi untuk terhadap hampa udara dan adalah
memancarkan atau menerima gelombang permitivitas relatif terhadap hampa udara[4].
radio. Antena memiliki berbagai bentuk 2.1.2 Karakteristik Antena
Setiap jenis antena tentu memiliki
rangkaian dan model, bila sebuah antena karakteristik dan kelebihan masing-masing.
dipakai,antena memiliki dua kegunaan yaitu: Namun, secara umum karakteristik dari antena
1. Memancarkan gelombang elektromagnetik dapat dijelaskan sebagai berikut:
2. Menerima gelombang elektromagnetik 1. Sifat-sifat antena adalah serupa dengan
Menurut Rian[2] salah satu komponen saluran transmisi yang berhubungan
penting dalam telekomunikasi radio adalah dengan panjang, impedansi, tegangan dan arus.
antena, yang dapat menentukan jarak suatu 2. Antena untuk frekuensi tinggi (HF)
pancaran. Gelombang pemandu(guided wave) dipasang vertikal maupun horison-
berjalan sepanjang jalur transmisi, kemudian tal terhadap bumi. Antena yang dipasang
diradiasikan menjadi gelombang ruang bebas. vertikal memancarkan gelombang yang
Menurut Molin Adiyanto[3] konsep dasar berpolarisasi vertikal. Sebaliknya antena yang
dipasang horisontal memancarkan gelombang
antena diilustrasikan seperti gambar berikut:[3]
yang berpolarisasi horisontal.
3. Antena untuk frekuensi sangat rendah
(VLF), frekuensi rendah (LF) dan fre-
kuensi menengah (MF) dibangun dengan
polarisasi vertikal. Sebab pantulan sinyal akan
dekat dengan bumi.
4. Antena untuk frekuensi lebih tinggi
akan baik, kalau menggunakan polar-
Gambar 2.1 Konsep Dasar Antena[3] isasi horisontal.
5. Dalam komunikasi path loss akan dapat 2.2.2 Berdasarkan Polarisasinya
diperoleh daya sinyal yang maksimum apabila Antena yang jenisnya berdasarkan polarisasi
ujung-ujung yang sama terdapat polaritas yang dapat dibagi menjadi dua, yakni antena monopol
sama[5]. dan antena dipol.
2.2. Jenis-Jenis Antena Antena Monopol
Ada banyak jenis antena pada saat ini, Antena monopol adalah antena yang
bergantung pada kebutuhan dan penggunaannya. berbentuk kawat tunggal, memiliki polarisasi pada
Secara umum, jenis antena dapat dibedakan satu arah saja, yakni vertikal ke atas. Antena
berdasarkan fungsinya, polarisasinya, pola monopol dapat dibentuk dari antena dipol yang
radiasinya, berdasarkan bentuknya, dan dibuang bagian separo bawahnya, sehingga
berdasarkan gain-nya. menyisakan bagian separo atas saja yakni ground
2.2.1 Berdasarkan Fungsinya plane.
Antena yang jenisnya berdasarkan fungsi
dapat dibagi menjadi tiga, yakni antena pemancar,
antena penerima dan antena pemancar sekaligus
sebagai penerima.
Antena Pemancar
Gambar 2.3 Bentuk Antena Monopol
Antena ini dapat memancarkan gelombang
elektromagnetik yang akan ditransmisikan melalui Antena Dipol
medium tertentu (dapat berupa udara atau hampa Antena dipol adalah antena yang memiliki
udara / ruang bebas). Antena dapat berfungsi dua kawat menunjuk ke arah yang saling
sebagai pemancar apabila mempunyai lebar pita berlawanan diatur baik secara horisontal maupun
yang sempit, sehingga secara teori mempunyai vertikal, dengan salah satu ujung setiap kabel
nilai gain yang tinggi. yang terhubung ke radio dan ujung lainnya
menggantung bebas di ruang angkasa. Antena
Antena Penerima
dipol dapat dibentuk dari dua antena monopol
Antena ini dapat menerima gelombang
arahnya saling belawanan. Antena ini sangat
elektromagnetik yang telah ditransmisikan melalui
praktis dan sederhana, juga digunakan sebagai
media tertentu (dapat berupa udara ataupun hampa
model referensi untuk antena lainnya; sehingga
udara / ruang bebas). Antena dapat berfungsi
gain diukur dalam dBd (desibel dipol) dimana 0
sebagai antena penerima apabila mempunyai lebar
dBd sama dengan 2,15 dBi.
pita yang lebar, sehingga secara teori mempunyai
nilai gain yang rendah.
Antena Pemancar dan Penerima
Pada dasarnya, antena memiliki karakteistik
yang sama, sehingga dapat berfungsi sebagai
pemancar maupun penerima. Karakteristik ini bisa
disebut sebagai resiprositas antena. Dari teori Gambar 2.4 Ilustrasi Antena Dipol (Polarisasi
resiprositas ini, kita dapat menggunakan Horisontal)
karakteristik ini dalam pengukuran antena, jadi 2.2.3 Berdasarkan Pola Radiasinya
kita dapat mengatur antena yang akan dijadikan Antena yang jenisnya berdasarkan pola
sebagai pemancar atau penerima dengan mengatur radiasinya dipengaruhi oleh direktivitas atau
gain dan polarisasi antena. Sedangkan antena pengarahan dari suatu antena, sehingga dapat
yang akan diuji dapat berfungsi sebagai antena dibagi menjadi empat, yakni antena isotropis,
penerima atau pemancar. antena unidireksional (atau antena direksional
saja), antena omnidireksional, dan antena sektoral.
Antena Isotropis
Antena isotropik, adalah antena murni
teoritis yang memancar ke segala arah dalam
bidang medan listrik (E) dan bidang medan
magnet (H). Hal ini dianggap menjadi titik dalam
ruang tanpa dimensi dan massa. Antena ini secara
fisik tidak ada, tetapi berguna sebagai model
teoritis untuk perbandingan dengan semua antena
lainnya. Gain antena diukur dengan referensi ke
sebuah radiator isotropik, dan nilainya dinyatakan
Gambar 2.2 Resiprositas Antena a)sebagai dalam satuan dBi (decibels sehubungan dengan
pemancar b)sebagai penerima radiator isotropik).
diperhatikan agar tidak terdapat kerugian dalam
penangkapan sinyal.
Pola radiasi yang horisontal kebanyakan
memancar ke arah mana antena ini di arahkan
sesuai dengan jangkauan dari derajat radiasinya,
sedangkan pada bagian belakang antena tidak
Gambar 2.5 Pola Radiasi Tiga Dimensi Antena memiliki sinyal radiasi. Antena sektoral ini jika di
Isotropis pasang lebih tinggi akan menguntungkan
penerimaan yang baik pada suatu sektor atau
Antena Unidireksional
wilayah pancaran yang telah ditentukan.
Antena unidireksional (atau antena
direksional saja) merupakan jenis antena dengan
lebar berkas yang sempit (narrow beamwidth),
atau sudut radiasi yang kecil dengan daya lebih
terarah, jaraknya jauh dan tidak bisa menjangkau
area yang luas, antena directional mengirim dan
menerima sinyal radio hanya pada satu arah,
umumnya pada fokus yang sangat sempit, dan
biasanya digunakan untuk koneksi point-to-point
(PTP), multiple point (MP), atau point-to-multiple
point (P2MP). Jenis antena direksional antara lain: Gambar 2.8 Pola Radiasi Antena Sektoral
antena grid, dish "parabolic" dan antena Yagi- 2.2.4 Berdasarkan Bentuknya
Uda. Antena yang berdasarkan bentuknya antara
lain antena mikrostrip, parabola, helix, vee, horn
dan loop.
2.2.5 Berdasarkan Gain-nya
Antena yang berdasarkan gainnya
dipengaruhi oleh susunan (array), jumlah dan
frekuensi yang digunakan, sehingga ada dua jenis
Gambar 2.6 Pola Radiasi Tiga Dimensi Antena antena yakni antena HF, VHF dan UHF.
Unidireksional Antena HF
Antena Omnidireksional Antena HF adalah antena yang
Antena omnidireksional (atau antena omni menggunakan jalur frekuensi HF (High
saja) mempunyai sudut radiasi yang besar (wide Frequency) yakni dari 3 MHz hingga 30 MHz.
beamwidth) yaitu 360° dengan daya lebih luas, Antena VHF
jarak yang lebih pendek tetapi dapat melayani Antena VHF adalah antena yang
area yang luas. Antena omnidireksional dalam menggunakan jalur frekuensi VHF (Very High
pemakaiannya tidak dianjurkan, karena sifat daya Frequency) yakni dari 30 MHz hingga 300 MHz.
pancarnya yang terlalu luas se-hingga ada Antena UHF
kemungkinan mengumpulkan sinyal lain yang Antena UHF adalah antena yang
akan menyebabkan interferensi. menggunakan jalur frekuensi UHF (Very High
Frequency) yakni dari 300 MHz hingga 3 GHz.
2.3. Parameter Antena
Parameter antena digunakan untuk menguji
atau mengukur performa antena yang akan
digunakan. Dalam mempelajari antena kita kenal
beberapa variabel yang erat kaitannya dalam
pemilihan dan penggunaan sebuah antena Berikut
Gambar 2.7 Pola Radiasi Tiga Dimensi penjelasan beberapa parameter antenna yang
Antena Omnidireksional sering digunakan yaitu panjang antena,
Antena Sektoral direktivitas antena, gain antena, pola radiasi
Antena sektoral hampir mirip dengan antena, polarisasi antena, impedansi antena, lebar
antena omnidireksional yang juga digunakan berkas (beamwidth) antena, lebar pita (bandwidth)
untuk Access Point untuk melayani link Point-to- antena dan efisiensi antena.
Multi-Point (P2MP). Beberapa antena sektoral Panjang Antena
dibuat tegak lurus , dan ada juga yang horizontal. Panjang fisik antena dihitung berdasarkan
Sudut radiasi antena ini adalah 45-180 derajat dan panjang gelombang (λ) frekuensi kerja pesawat
tingkat ketinggian pemasangannya harus yang menggunakan antena tersebut. Panjang ge-
lombang dihitung dalam satuan meter atau kaki. Polarisasi Antena
λ= kaki ,atau Polarisasi antena merupakan orientasi
perambatan radiasi gelombang elektromagnetik
λ= meter ...................... (3.3) yang dipancarkan oleh suatu antena dimana arah
Rumus diatas diperoleh dari kecepatan rambat elemen antena terhadap permukaan bumi sebagai
gelombang radio diruang bebas yaitu 299.792.458 referensi lain. Energi yang berasal dari antena
meter dan dibulatkan menjadi 300 meter per detik, yang dipancarkan dalam bentuk sphere, dimana
atau 983.571.058 kaki per detik, yang dihitung bagian kecil dari sphere disebut dengan wave
jarak antar siklus atau periode. front. Pada umumnya semua titik pada gelombang
Direktivitas Antena depan sama dengan jarak antara antena.
Direktivitas dari sebuah atau deretan antena Selanjutnya dari antena tersebut, gelombang akan
diukur pada kemampuan yang dimiliki antena membentuk kurva yang kecil atau mendekati.
untuk memusatkan energi dalam satu atau lebih ke Dengan mempertimbangkan jarak, right angle ke
arah khusus. Antena dapat juga ditentukan arah dimana gelombang tersebut dipancarkan,
pengarahanya tergantung dari pola radiasinya. maka polarisasi dapat digambarkan sebagai
Direktivitas antena merupakan perbandingan berikut,
kerapatan daya maksimum dengan kerapatan daya
rata-rata. Maka dapat dituliskan pada persamaan
dibawah ini:
....(2.4)