Anda di halaman 1dari 18

BAB II

PEMBAHASAN

1. Bayi
1.1. Definisi Bayi
Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah terlahir dari rahim
seorang ibu. Pada masa ini, perkembangan otak dan fisik bayi selalu menjadi perhatian
utama, terutama pada bayi yang terlahir prematur maupun bayi yang terlahir cukup bulan
namun memiliki berat badan rendah. Baik ibu maupun bapak dan orang-orang terdekat si
bayi juga harus selalu mengawasi serta memberikan perawatan yang terbaik bagi bayi sampai
bayi berumur 1 tahun.
Sedangkan pengertian bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu, memiliki berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. Bayi baru
lahir dapat dilahirkan melalui 2 cara, secara normal melalui vagina atau melalui operasi cesar.
Bayi baru lahir harus mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru karena setelah
plasentanya dipotong maka tidak ada lagi asupan makanan dari ibu selain itu kondisi bayi
baru lahir masih rentan terhadap penyakit. Karena itulah bayi memerlukan perawatan yang
insentif. Jagalah kebersihan bayi dan berikan nutrisi yang cukup kepada bayi melalui ASI.
Selain pengertian bayi baru lahir, akan diberikan ciri-ciri bayi baru lahir normal dan
sehat. Berikut ini ciri-ciri bayi lahir sehat:
a. Umur kehamilan 37 – 40 minggu
b. Berat badan 2500 – 4000 gram
c. Bayi segera menangis
d. Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit
e. Pernafasan ± 60 - 40 kali/menit
f. Genitalia, pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora sedangkan
pada bayi laki-laki testis sudah turun dan skrotum sudah ada
g. Memiliki 3 gerak reflek bayi yaitu : reflek hisap dan menelan, reflek morrow atau gerak
memeluk bila dikagetkan dan reflek graps atau menggenggam.
1.2 ASI Eksklusif
pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula,
jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti
pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan
obat (Roesli, 2000). Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan
tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan
minuman lain, kecuali sirup obat. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai
diberikan makanan pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun
atau lebih (Prasetyono, 2005).

Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI eksklutif. Selain itu ASI mengandung imun yang
alami untuk menjaga daya tahan tubuh bayi karena bayi sangat rentan terhadap beberapa
penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme di lingkungan baru nya sehingga
memerlukan antibodi untuk dapat melindunginya .

ASI Eksklusif adalah makanan utama bayi sehingga tidak ada jenis makanan lainnya
yang dapat menanding kualitas ASI. Hanya ASI saja yang dapat diterima oleh sistem
pencernaan bayi sehingga ASI harus di berikan secara eksklutif selama 6 bulan. Bayi yang
mendapatkan ASI selama 6 bulan pertama akan mengalami pertumbuhan otak yang optimal
pada bagian otak dan kemampuan anak dalam bahasa, motorik, dan juga emosi.

ASI Eksklusif adalah cairan hasil sereksi kelenjar payudara ibu (PP-ASI). Asi merupakan
emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam – garam organik yang disereksi oleh
kedua belah kelenjar payudara ibu berguna sebagai makanan yang utama bagi bayi (Roesli,
2000).

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman pendamping
(termasuk air jeruk, madu, air gula), yang dimulai sejak bayi baru lahir sampai dengan usia
enam bulan (Sulistyawati, 2009).

ASI Eksklusif didefenisikan sebagai pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan,
diberikan tanpa jadwal dan tidak ada makanan tambahan sampai dengan bayi berumur enam
bulan. Makanan tambahan yang dimaksud yaitu susu formula, air matang, jus buah, air gula,
dan madu. Vitamin, mineral, maupun obat dalam bentuk tetes atau sirup tidak termasuk
dalam makanan tambahan (Dee, 2007; Pearl et all, 2004 dalam Pertiwi, 2012).
Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi
dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan Makanan
tambahan/ pendamping ASI. Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi
ibu, makanan tambahan sewaktu hamil/menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan
untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/ hari. Oleh karena itu, susu bayi mengandung
kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc susu tiap kgBB. Tetapi
tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut.

2. Manfaat dan Keunggulan ASI Eksklutif

2.1 Manfaat ASI


1. Bagi Bayi
a. Nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayi : mengandung lemak, karbohidrat,
protein, garam dan mineral serta vitamin.
b. Mengandung zat protektif : terdapat zat protektif berupa laktobasilus
bifidus,laktoferin, lisozim, komplemen C3 dan C4, faktor antistreptokokus,
antibodi, imunitas seluler dan tidak menimbulkan alergi.
c. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan : sewaktu menyusui kulit
bayi akan menempel pada kulit ibu, sehingga akan memberikan manfaat untuk
tumbuh kembang bayi kelak. Interaksi tersebut akan menimbulkan rasa aman
dan kasih sayang.
d. Menyebabkan pertumbuhan yang baik : bayi yang mendapat ASI akan
mengalami kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah
periode perinatal baik dan mengurangi obesitas.
e. Mengurangi kejadian karies dentis : insiden karies dentis pada bayi yang
mendapat susu formula lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena
menyusui dengan botol dan dot pada waktu tidur akan menyebabkan gigi lebih
lama kontak dengan sisa susu formula dan menyebabkan gigi menjadi asam
sehingga merusak gigi.
f. Mengurangi kejadian maloklusi : penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan
lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot.

2. Bagi Ibu
a. Aspek kesehatan ibu : isapan bayi akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh
kelenjar hipofisis. Oksitosin akan membantu involusi uterus dan mencegah terjadi
perdarahan post partum. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan post
partum mengurangi prevalensi anemia zat besi. Selain itu, mengurangi angka
kejadian karsinoma mammae.
b. Aspek keluarga berencana : merupakan KB alami, sehingga dapat menjarangkan
kehamilan. Menurut penelitian, rerata jarak kehamilan pada ibu yang menyusui
adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak 11 bulan.
c. Aspek psikologis : ibu akan merasa bangga dan diperlukan oleh bayinya karena
dapat menyusui.

3. Bagi Keluarga
a. Aspek ekonomi : ASI tidak perlu dibeli dan karena ASI bayi jarang sakit
sehingga dapat mengurangi biaya berobat.
b. Aspek psikologis : kelahiran jarang sehingga kebahagiaan keluarga bertambah
dan mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
c. Aspek kemudahan : menyusui sangat praktis sehingga dapat diberikan dimana
saja dan kapan saja serta tidak merepotkan orang lain.

4. Bagi Negara
a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak.
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi
bayi baik serta angka kesakitan dan kematian menurun. Beberapa penelitian
epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit
infeksi, seperti diare, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan bagian bawah.
b. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit.
Dengan adanya rawat gabung maka akan memperpendek lama rawat inap ibu dan
bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi
biaya perawatan anak sakit.
c. Mengurangi devisa untuk membeli susu formula.
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui,
diperkirakan akan menghemat devisa sebesar Rp 8,6 milyar untuk membeli susu
formula.
d. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa.
Anak yang dapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal, sehingga kualitas
generasi penerus bangsa akan terjamin.

2.2 Keunggulan ASI Eksklusif

1. ASI Eksklusif (artinya tidak ada asupan tambahan lain untuk bayi) dapat
mencegah kehamilan hingga 98% selama 6 bulan setelah melahirkan. Program ini
dianggap sebagai solusi keluarga berencana yang paling efektif untuk menunda
kehamilan hingga paling cepat 6 bulan setelah melahirkan.
2. Selama Pemberian ASI eksklusif, ibu tidak akan mengalami menstruasi dan ini
akan mengurangi resiko anemia pada ibu, menurut “institute of medicine tahun
1991, jumlah zat besi yang digunakan tubuh untuk menyusui lebih sedikit
dibandingkan ketika tubuh mengalami menstruasi.
3. Anak yang diberi ASI Eksklusif mempunyai IQ dan kemampuan intelektual lebih
tinggi dibanding anak yang diberikan Susu Formula (sample pada anak umur 7
bulan sampai 8 tahun), semakin lama anak diberikan ASI makan semakin tinggi
IQnya.
4. ASI mengandung zat kekebalan yang membantu bayi melawan bakteri dan virus,
contohnya ketika bayi terjangkit kuman, otomatis payudara akan memproduksi
antibodi baru melalui air susu yang diproduksi. Catatan: Memompa
Payudara tidak akan menghasilkan antibodi ini, karena tubuh bayi tidak
bersentuhan langsung dengan tubuh ibu.
5. ASI mengandung: sel darah putih (leukosit) yang sanggup membunuh bakteri dan
virus, Interferon (sejenis protein yang berfungsi mengidentifikasi kehadiran
virus),Lysozyme (sejenis ensim untuk melawan infeksi), dan masih banyak lagi
zat-zat berguna lainnya.
6. Zat Gula (laktosa) pada ASI mampu mengurangi infeksi pada bayi dan otak bayi
membutuhkan laktosa dan galaktosa untuk berkembang.Sedangkan Laktosa juga
dibutuhkan oleh bakteri usus yang berguna (lactobacilus bifidus) untuk
berkembang.
7. Bayi yang diberi ASI Eksklusif selama 3 bulan 40% beresiko lebih rendah dalam
mengidap infeksi Gastrointestinal dan atopic eczema.

8. ASI melindungi bayi dari diare. Diare telah membunuh 500 bayi dan anak setiap
tahunnya di Amerika Serikat. ASI mengandung zat-zat yang disebut bakteria yang
baik bagi pencernaan bayi yang dapat mengurangi bakteri yang menyebabkan
diare.
9. ASI melindungi bayi dari penyakit langka botulism, penyakit ini merusak fungsi
saraf, menimbulkan berbagai penyakit pernapasan, dan kelumpuhan otot.
10. Asam amino pada ASI membantu perkembangan otak sedangkan Asam amino
pada susu formula (susu sapi) hanya membantu pertumbuhan otot dan
jaringannya.
11. ASI memberikan banyak manfaat bagi bayi: lebih mudah dicerna, memiliki
kandungan nutrisi yang lengkap, mengandung antibodi untuk melawan infeksi,
dapat meningkatkan IQ, mengurangi risiko bayi mengidap asma, diare, sembelit,
alergi, obestitas, dan diabetes
12. ASI memberikan banyak manfaat bagi ibu: sebagai alat kontrasepsi alami, tubuh
cepat ramping setelah melahirkan, mengurangi perdarahan rahim, menurunkan
risiko kanker ovarium, kanker payudara, dan osteoporosis

2.3 komposisi ASI

Lebih dari 90% kandungan dari ASI merupakan air, yang terdiri dari: zat gizi
protein, senyawa nitrogen non protein, lipid, oligosakarida, vitamin, mineral, hormon,
enzim, faktor pertumbuhan dan agen pelindung. Sisanya, kurang lebih 10%
merupakan zat-zat padat yang bermanfaat untuk energi dan pertumbuhan.

A. Karbohidra
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu
sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2
kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu formula.
Namun demikian angka kejadian diare yang disebabkan karena tidak dapat
mencerna laktosa (intoleransi laktosa) jarang ditemukan pada bayi yang
mendapat ASI. Hal ini disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik
dibanding laktosa susu sapi atau susu formula. Kadar karbohidrat dalam
kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa
pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Sesudah melewati masa ini
maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil.

B. Protein

Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan


protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi
terdiri dari protein whey dan Casein. Protein dalam ASI lebih banyak
terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi,
sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein Casein yang lebih
sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah protein Casein yang terdapat dalam
ASI hanya 30% dibanding susu sapi yang mengandung protein ini dalam
jumlah tinggi (80%). Disamping itu, beta laktoglobulin yaitu fraksi dari
protein whey yang banyak terdapat di protein susu sapi tidak terdapat
dalam ASI. Beta laktoglobulin ini merupakan jenis protein yang potensial
menyebabkan alergi.

Kualitas protein ASI juga lebih baik dibanding susu sapi yang terlihat dari
profil asam amino (unit yang membentuk protein). ASI mempunyai jenis
asam amino yang lebih lengkap dibandingkan susu sapi. Salah satu
contohnya adalah asam amino taurin; asam amino ini hanya ditemukan
dalam jumlah sedikit di dalam susu sapi. Taurin diperkirakan mempunyai
peran pada perkembangan otak karena asam amino ini ditemukan dalam
jumlah cukup tinggi pada jaringan otak yang sedang berkembang. Taurin
ini sangat dibutuhkan oleh bayi prematur, karena kemampuan bayi
prematur untuk membentuk protein ini sangat rendah.

ASI juga kaya akan nukleotida (kelompok berbagai jenis senyawa organik
yang tersusun dari 3 jenis yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan fosfat)
dibanding dengan susu sapi yang mempunyai zat gizi ini dalam jumlah
sedikit. Disamping itu kualitas nukleotida ASI juga lebih baik dibanding
susu sapi. Nukleotida ini mempunyai peran dalam meningkatkan
pertumbuhan dan kematangan usus, merangsang pertumbuhan bakteri baik
dalam usus dan meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh.

C. Lemak

Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi dan susu
formula. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung
pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Terdapat beberapa
perbedaan antara profil lemak yang ditemukan dalam ASI dan susu sapi
atau susu formula. Lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan pada
perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI. Disamping itu ASI
juga mengandung banyak asam lemak rantai panjang diantaranya asam
dokosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan
terhadap perkembangan jaringan saraf dan retina mata.

Susu sapi tidak mengadung kedua komponen ini, oleh karena itu hampir
terhadap semua susu formula ditambahkan DHA dan ARA ini. Tetapi perlu
diingat bahwa sumber DHA & ARA yang ditambahkan ke dalam susu
formula tentunya tidak sebaik yang terdapat dalam ASI. Jumlah lemak
total di dalam kolostrum lebih sedikit dibandingkan ASI matang, tetapi
mempunyai persentasi asam lemak rantai panjang yang tinggi.

ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang
dibanding susu sapi yang lebih banyak mengandung asam lemak jenuh.
Seperti kita ketahui konsumsi asam lemah jenuh dalam jumlah banyak dan
lama tidak baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.

D. Karnitin

Karnitin ini mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang


diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. ASI mengandung
kadar karnitin yang tinggi terutama pada 3 minggu pertama menyusui,
bahkan di dalam kolostrum kadar karnitin ini lebih tinggi lagi. Konsentrasi
karnitin bayi yang mendapat ASI lebih tinggi dibandingkan bayi yang
mendapat susu formula.

E. Vitamin

 Vitamin K

Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi


sebagai faktor pembekuan. Kadar vitamin K ASI hanya
seperempatnya kadar dalam susu formula. Bayi yang hanya
mendapat ASI berisiko untuk terjadi perdarahan, walapun angka
kejadian perdarahan ini kecil. Oleh karena itu pada bayi baru lahir
perlu diberikan vitamin K yang umumnya dalam bentuk suntikan.

 Vitamin D

Seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin


D. Hal ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan menjemur bayi
pada pagi hari maka bayi akan mendapat tambahan vitamin D yang
berasal dari sinar matahari. Sehingga pemberian ASI eksklusif
ditambah dengan membiarkan bayi terpapar pada sinar matahari
pagi akan mencegah bayi menderita penyakit tulang karena
kekurangan vitamin D.

 Vitamin E
Salah satu fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan
dinding sel darah merah. Kekurangan vitamin E dapat
menyebabkan terjadinya kekurangan darah (anemia hemolitik).
Keuntungan ASI adalah kandungan vitamin E nya tinggi terutama
pada kolostrum dan ASI transisi awal.

 Vitamin A

Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi


untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan
pertumbuhan. ASI mengandung dalam jumlah tinggi tidak saja
vitamin A dan tetapi juga bahan bakunya yaitu beta karoten. Hal ini
salah satu yang menerangkan mengapa bayi yang mendapat ASI
mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang baik.

 Vitamin yang larut dalam air

Hampir semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B,


asam folat, vitamin C terdapat dalam ASI. Makanan yang
dikonsumsi ibu berpengaruh terhadap kadar vitamin ini dalam ASI.
Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi kadar
vitamin B6, B12 dan asam folat mungkin rendah pada ibu dengan
gizi kurang. Karena vitamin B6 dibutuhkan pada tahap awal
perkembangan sistim syaraf maka pada ibu yang menyusui perlu
ditambahkan vitamin ini. Sedangkan untuk vitamin B12 cukup di
dapat dari makanan sehari-hari, kecuali ibu menyusui yang
vegetarian

F. Mineral

Tidak seperti vitamin, kadar mineral dalam ASI tidak begitu dipengaruhi
oleh makanan yang dikonsumsi ibu dan tidak pula dipengaruhi oleh status
gizi ibu. Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dan
lebih mudah diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat di dalam
susu sapi.

Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang


mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi
jaringan saraf dan pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium ASI lebih
rendah dari susu sapi, tapi tingkat penyerapannya lebih besar. Penyerapan
kalsium ini dipengaruhi oleh kadar fosfor, magnesium, vitamin D dan
lemak. Perbedaan kadar mineral dan jenis lemak diatas yang menyebabkan
perbedaan tingkat penyerapan. Kekurangan kadar kalsium darah dan
kejang otot lebih banyak ditemukan pada bayi yang mendapat susu
formula dibandingkan bayi yang mendapat ASI.

Kandungan zat besi baik di dalam ASI maupun susu formula keduanya
rendah serta bervariasi. Namun bayi yang mendapat ASI mempunyai risiko
yang lebih kecil utnuk mengalami kekurangan zat besi dibanding dengan
bayi yang mendapat susu formula. Hal ini disebabkan karena zat besi yang
berasal dari ASI lebih mudah diserap, yaitu 20-50% dibandingkan hanya 4
-7% pada susu formula. Keadaan ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan
pemberian makanan padat yang mengandung zat besi mulai usia 6 bulan
masalah kekurangan zat besi ini dapat diatasi.

Mineral zinc dibutuhkan oleh tubuh karena merupakan mineral yang


banyak membantu berbagai proses metabolisme di dalam tubuh. Salah satu
penyakit yang disebabkan oleh kekurangan mineral ini adalah
acrodermatitis enterophatica dengan gejala kemerahan di kulit, diare
kronis, gelisah dan gagal tumbuh. Kadar zincASI menurun cepat dalam
waktu 3 bulan menyusui. Seperti halnya zat besi kandungan mineral zink
ASI juga lebih rendah dari susu formula, tetapi tingkat penyerapan lebih
baik. Penyerapan zinc terdapat di dalam ASI, susu sapi dan susu formula
berturut-turut 60%, 43-50% dan 27-32%. Mineral yang juga tinggi
kadarnya dalam ASI dibandingkan susu formula adalah selenium, yang
sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan cepat.

2.4 ASI dibedakan dalam tiga stadium


kolostrum, ASI transisi, dan ASI matur. Komposisi ASI hari 1-4 (kolostrum) berbeda
dengan ASI hari 5-10 (transisi) dan ASI matur (Maryunani, 2012).

 Macam –macam ASI, Sebagai berikut :

1. Kolostrum
Kolostrum merupakan susu pertama keluar berbentuk cairan kekuning -
kuningan yang lebih kental dari ASI matang. Kolostrum mengandung protein,
vitamin yang larut dalam lemak, dan mineral yang lebih banyak dari ASI
matang. Kolostrum sangat penting untuk diberikan karena selain tinggi
immunoglobulin A (IgA) sebagai sumber imun pasif bayi, kolostrum juga
berfungsi sebagai pencahar untuk membersihkan saluran pencernaan bayi baru
lahir. Produksi kolostrum dimulai pada masa kehamilan sampai beberapa hari
setelah kelahiran. Namun, pada umumnya kolostrum digantikan oleh ASI
transisi dalam dua sampai empat hari setelah kelahiran bayi (Brown, 2004;
Olds et all, 2000; Roesli, 2003 dalam Pertiwi, 2012)

2. ASI Transisi
ASI transisi diproduksi mulai dari berhentinya produksi kolostrum sampai
kurang lebih dua minggu setelah melahirkan. Kandungan protein dalam ASI
transisi semakin menurun, namun kandungan lemak, laktosa, vitamin larut air,
dan semakin meningkat. Volume ASI transisi semakin meningkat seiring
dengan lamanya menyusui dan kemudian digantikan oleh ASI matang (Olds et
all, 2000; Roesli, 2003 dalam Pertiwi, 2012).

3. ASI Matur/ matang ASI matang mengandung dua komponen berbeda


berdasarkan waktu pemberian yaitu foremilk dan hindmilk. Foremilk
merupakan ASI yang keluar pada awal bayi menyusu, sedangkan hindmilk
keluar setelah permulaan let-down. Foremilk mengandung vitamin, protein,
dan tinggi akan air. Hindmilk mengandung lemak empat sampai lima kali
lebih banyak dari foremilk (Olds et all, 2000; Roesli, 2003 dalam Pertiwi,
2012).

3. Penganti ASI
3.1 Pengganti ASI (PASI) atau susu formula

Meskipun mendapat predikat The Gold Standard, makanan paling baik, aman, dan
satu dari sedikit bahan pangan yang memenuhi kriteria pangan berkelanjutan
(terjangkau, tersedia lokal dan sepanjang masa, investasi rendah). Sejarah
menunjukkan bahwa menyusui merupakan hal tersulit yang selalu mendapat
tantangan, terutama dari kompetitor utama produk susu formula yang mendisain susu
formula menjadi pengganti ASI (YLKI, 2005).

Seperti di Indonesia sekitar 86% yang tidak berhasil memberikan ASI eksklusif
karena para ibu lebih memilih memberikan susu formula kepada bayinya. Hal ini
dapat dilihat dari meningkatnya penggunaan susu formula lebih dari 3x lipat selama 5
tahun dari 10,8% pada tahun 1997 menjadi 32,5% tahun 2002 (Depkes, 2006).

4. MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI)

4.1 Defenisi
Makanan pendamping ASI adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi
setelah bayi berusia 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan. Jadi selain makanan
pendamping ASI, ASI-pun harus tetap diberikan kepada bayi, paling tidak sampai usia
24 bulan, peranan makanan pendamping ASI sama sekali bukan untuk menggantikan
ASI melainkan hanya untuk melengkapi ASI jadi dalam hal ini makanan pendamping
ASI berbeda dengan makanan sapihan diberikan ketika bayi tidak lagi mengkonsumsi
ASI (Krisnatuti, 2008:14

Makanan pendamping ASI adalah makanan tambahan yang diberikan pada bayi
setelah usia 6 bulan. Jika makanan pendamping ASI diberikan terlalu dini (sebelum
usia 6 bulan) akan menurunkan konsumsi ASI dan bayi bisa mengalami gangguan
pencernaan. Namun sebaliknya jika makanan pendamping ASI diberikan terlambat
akan mengakibatkan bayi kurang gizi, bila terjadi dalam waktu panjang (Hendras,
2010). Standar makanan pendamping ASI harus memperhatikan angka kecukupan gizi
(AKG) yang dianjurkan kelompok umur dan tekstur makanan sesuai perkembangan
usia bayi (Azrul, 2003).
MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan kepada
bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai usia 4 bulan
sampai 24 bulan. Semakin meningkat usia bayi/anak, kebutuhan akan zat gizi semakin
bertambah karena tumbuh kembang, sedangkan ASI yang dihasilkan kurang
memenuhi kebutuhan gizi. MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke
makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara
bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan
bayi/anak. Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting
untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat
pada periode ini.

Secara umum ada dua jenis MP-ASI (Aminah, 2010) yaitu :

1) MP ASI pabrik yaitu MP ASI hasil pengolahan pabrik yang biasanya sudah
dikemas /instan, sehingga ibu tinggal menyajikan atau mengolah sedikit untuk
diberikan kepada bayi.
2) MP ASI lokal yaitu MP ASI buatan rumah tangga atau hasil olahan posyandu,
dibuat dari bahan-bahan yang sering ditemukan disekitar rumah sehingga harganya
terjangkau. Sering juga disebut MP ASI dapur ibu, karena bahan-bahan yang akan
dibuat makanan pendamping ASI di olah sendiri.

MP ASI (Makanan Pendamping ASI)


Makanan pendamping ASI (MPASI) diberikan setelah bayi berumur 6 bulan.
Jenis MP ASI diantaranya :
a. Buah-buahan yang dihaluskan/ dalam bentuk sari buah. Misalnya pisang Ambon, pepaya ,
jeruk, tomat.
b. Makanan lunak dan lembek. Misal bubur susu, nasi tim.
c. Makanan bayi yang dikemas dalam kaleng/ karton/ sachet.
Tujuan pemberian makanan tambahan pendamping ASI adalah :
a. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang.
b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan
berbagai rasa dan bentuk.
c. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.
d. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian MP ASI :
a. Perhatikan kebersihan alat makan.
b. Membuat makanan secukupnya.
c. Berikan makanan dengan sebaik-baiknya.
d. Membuat variasi makanan.
e. Ajak makan bersama anggota keluarga lain
f. Jangan memberi makanan dekat dengan waktu makan
g. Makanan berlemak menyebabkan rasa kenyang yang lama.

4.2 Mengenalkan Jenis Makanan Pendamping Asi


Mulailah dengan 1 jenis rasa setiap mengenalkan jenis makanan baru. Jangan
mencampurkan beberapa jenis makanan sebelum diketahui pasti bahwa bayi dapat
mentoleransi masing-masing jenis makanan tersebut.

Umumnya bayi cenderung menyukai rasa manis, sebab itu jika ingin memberikan
sayuran, mulailah dengan rasa yang manis misalnya wortel atau ubi manis. Jika bayi
tidak menyukai sayuran, sebaiknya tetap konsisten diberikan karena dalam beberapa
kali pemberian, bayi akan mulai menyukainya.

Mulailah dengan tekstur yang halus kemudian lebih kasar. Perpindahan refleks
tergantung pada ketrampilan bayi. Refleks muntah (gag reflex) terjadi jika bagian
pertengahan lidah dirangsang mundur ke bagian belakang lidah setelah usia 6 bulan,
sehingga memungkinkan bayi mengkonsumsi tekstur makanan yang lebih kasar.

4.3 Bagaimana Cara Memulainya ?

Makanan diberikan pertama kali dengan menggunakan ibu jari sebagai sendoknya.
Perhatikan reaksi bayi, ada yang langsung membuka mulut, dan ada pula yang
mengeluarkan makanan yang diberikan. Hal ini berarti refleks menjulurkan lidahnya
belum hilang atau bayi belum beradaptasi dengan rasa baru. Cobalah berulang kali
sampai bayi terampil mengkonsumsi tekstur makanan baru tersebut.

Ketrampilan bayi untuk menelan makanan, sangat ditunjang dengan memberikan


rangsangan yang tepat untuk saraf pengecapan.

ika mengenalkan makanan yang manis, sebaiknya diletakkan di ujung lidah,


sedangkan untuk sayur mayur di bagian tengah lidah.

4.4 Berapa Banyak Makanan Pendamping Asi Harus Diberikan ?

Coba terlebih dulu sesendok teh MP ASI, untuk mengetahui reaksi bayi. Jika
tampaknya menyukai makanan tersebut, boleh ditambahkan lagi bertahap sampai jumlah
yang dianjurkan untuk usianya (± 2-3 sendok makan).

Ingatlah bahwa pemberian MP ASI ini bertujuan mengenalkan variasi, tekstur serta rasa baru.

Selera makan juga bervariasi setiap hari, hari ini dia menyukai pisang tetapi esok hari lebih
menyukai apel.

Jangan memaksa bayi untuk makan, karena menyebabkan waktu makan akan menjadi
pengalaman yang tidak menyenangkan untuknya.

Tanda-tanda bayi tidak ingin makan lagi, bayi menutup mulutnya dan menghindari sendok
yang diberikan.

4.5 Jadwal Pemberian Makanan Pendamping Asi


Jadwal makan bayi sebaiknya disesuaikan dengan jadwal makan keluarga yaitu, 3x makanan
pokok (sarapan pagi, makan siang, makan malam), 2x makanan selingan (jam 10.00 dan
16.00), serta 3x ASI (saat bagun pagi, sebelum tidur siang dan malam).

Pengenalan MP ASI tentu saja ada resikonya, antara lain intoleransi atau alergi terhadap jenis
makanan baru.

Gejalanya dapat berupa, rasa tidak nyaman di perut yang membuat bayi rewel. Untuk
mengantisipasi hal tersebut, sebaiknya mencoba jenis makanan baru dilakukan pada pagi
hari.

4.6 Kiat Pemberian Makan

Makanan bayi dan anak haruslah memenuhi syarat sebagai berikut :

Memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi sesuai umur. Kebutuhan energi bayi dan
anak relatif lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa, karena pertumbuhannya yang
pesat. Kebutuhan energi sehari anak pada tahun pertama ± 80-120 kkal/kg berat badan.

Setiap 3 tahun, pertambahan umur kebutuhan energi turun ± 10 kkal/kg berat badan (Barnes
& Curran, 1996). Selain air, zat gizi yang diperlukan oleh tubuh kita dibagi menjadi 2
golongan besar, yaitu makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) dan mikronutrien (vitamin
dan mineral).

Penyajian disesuaikan dengan pola menu seimbang

Pola makanan orang Indonesia umumnya memasok 60-70% energi total dari karbohidrat, 15-
20% dari lemak, selebihnya 10-25% dari protein.

Secara umum makanan dikelompokkan menjadi :

Kelompok susu yang mengandung protein dengan nilai biologis tinggi, kalsium, fosfor,
riboflavin, vitamin A dan D (jika difortifikasi).

Kelompok daging dan telur yang mengandung protein bernilai biologis tinggi, zat besi,
vitamin B dan A (dari hati dan telur).

Kelompok sayuran dan buah-buahan yang mengandung vitamin C, provitamin A dari sayur
dan buah yang berwarna hijau dan kuning, trace element, serat.

Kelompok serealia (sumber karbohidrat) mengandung protein nabati, mineral, serat dan
vitamin B.

Menu seimbang harus mencakup keempat kelompok makanan tersebut, tentu saja disesuaikan
dengan bahan makanan, kebiasaan makan, dan selera makan. Bentuk & porsi makan
disesuaikan dengan daya terima, toleransi dan kemampuan makan bayi/anak

Biasanya anak sudah dapat mengkonsumsi makanan padat, jika refleks menjulurkan lidahnya
sudah hilang, sudah dapat menegakkan kepalanya, dan enzim pencernaannyapun sudah cukup
matang untuk dapat mengkonsumsi makanan padat. Anak sudah dapat mengkonsumsi
makanan berserat, jika ketrampilan mengunyah dan menelannya sudah berkembang.
Demikian pula jumlah makanan harus ditingkatkan porsinya secara bertahap sesuai dengan
isi lambung bayi atau anak.

4.7 PEMBERIAN MAKANAN ANAK UMUR 0-24 BULAN YANG BAIK DAN

BENAR

Sesuai dengan bertambahnya umur bayi/anak, perkembangan dan kemampuan bayi/anak


menerima makanan, makanan bayi/anak umur 0-24 bulan dibagi menjadi 5 tahap :

a. Makanan bayi umur 0 – 4 bulan

b. Makanan bayi umur 4 – 6 bulan

c. Makanan bayi umur 6 – 9 bulan

d. Makanan anak umur 9 – 12 bulan

e. Makanan anak umur 12 – 24 bulan

Pada situasi khusus seperti anak sakit atau ibu bekerja, pemberian makanan bayi/anak perlu
penanganan secara khusus.

4.8 Makanan Bayi Umur 0 – 4 Bulan

1. Hanya ASI saja ( ASI Eksklusif ) Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang
produksi ASI terutama pada 30 menit pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah
dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi. Perlu diingat bahwa ASI adalah makanan terbaik untuk
bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan menyusui akan terbina hubungan
kasih sayang antara ibu dan anak.

2. Berikan kolostrum Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental
dan berwarna kekuning-kuningan. Kolostrum mengandung zat-zat gizi dan zat kekebalan
yang tinggi.

3. Berikan ASI dari kedua payudara Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong,
kemudian pindah ke payudara lainnya, ASI diberikan 8 – 10 kali setiap hari.

INGAT !

• Berikan kolostrum
• Berikan ASI Eklusif

4.9 Makanan Bayi Umur 4 – 6 Bulan

1. Pemberian ASI diteruskan, diberikan dari kedua payudara secara bergantian

2. Bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI berbentuk lumat halus karena bayi sudah
memiliki reflek mengunyah. Contoh MP-ASI berbentuk halus antara lain : bubur susu, biskuit
yang ditambah air atau susu, pisang dan pepaya yang dilumatkan. Berikan untuk pertama kali
salah satu jenis MP-ASI, misalnya pisang lumat. Berikan sedikit demi sedikit mulai dengan
jumlah 1-2 sendok makan, 1-2 kali sehari. Berikan untuk beberapa hari secara tetap,
kemudian baru dapat diberikan jenis MP-ASI yang lainnya.

3. Perlu diingat tiap kali berikan ASI lebih dulu baru MP-ASI, agar ASI dimanfaatkan
seoptimal mungkin. MP-ASI berbentuk cairan diberikan dengan sendok, jangan sekali-kali
menggunakan botol dan dot. Penggunaan botol dan dot berisiko selain dapat pula
menyebabkan bayi/anak mencret itu dapat mengakibatkan infeksi telinga.

4. Memberikan MP-ASI dengan botol dan dot untuk anak baduta sambil tiduran dapat
menyebabkan infeksi telinga tengah, apabila MP-ASI masuk keruang tengah.

5. Memperkenalkan makanan baru pada bayi, jangan dipaksa. Kalau bayi sulit menerima,
ulangi pemberiannya pada waktu bayi lapar, sedikit demi sedikit dengan sabar, sampai bayi
terbiasa dengan rasa makanan tersebut.

• Teruskan pemberian ASI

• Berikan ASI lebih dulu, baru MP-ASI

• Berikan makanan lumat halus 1-2 x sehari

4.10 Makanan Bayi Umur 6 – 9 Bulan

1. Pemberian ASI diteruskan

2. Pada umur 6 bulan keadaan alat cerna sudah semakin kuat oleh karena itu, bayi mulai
diperkenalkan dengan MP-ASI lumat 2 x sehari. (cara membuat terlampir).

3. Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit demi sedikit
dengan sumber zat lemak, yaitu santan atau minyak kelapa/margarin. Bahan makanan ini
dapat menambah kalori makanan bayi, disamping memberikan rasa enak juga mempertinggi
penyerapan vit A dan zat gizi lain yang larut dalam lemak.

4. Setiap kali makan, berikanlah MP-ASI bayi dengan takaran paling sedikit sbb :

· Pada umur 6 bulan – beri 6 sendok makan

· Pada umur 7 bulan – beri 7 sendok makan

· Pada umur 8 bulan – beri 8 sendok makan


· Pada umur 9 bulan – beri 9 sendok makan

“ Bila bayi meminta lagi, ibu dapat menambahnya”

4.11 Makanan Bayi Umur 9 - 12 Bulan

1. Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara
bertahap. Karena merupakan makanan peralihan ke makanan keluarga, bentuk dan kepadatan
nasi tim bayi harus diatur secara berangsur, lambat laun mendekati bentuk dan kepadatan
makanan keluarga.

2. Berikan makanan selingan 1 kali sehari. Pilihlah makanan selingan yang bernilai gizi
tinggi, seperti bubur kacang ijo, buah, dll. usahakan agar makanan selingan dibuat sendiri
agar kebersihannya terjamin.

3. Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan. Campurkanlah ke


dalam makanan lembik berbagai lauk pauk dan sayuran secara berganti-ganti (terlampir).
Pengenalan berbagai bahan makanan sejak usia dini akan berpengaruh baik terhadap
kebiasaan makan yang sehat dikemudian hari.

INGAT !

• Teruskan pemberian ASI

• Berikan makanan lunak 3 kali sehari dengan takaran yang cukup

• Berikan makanan selingan 1 kali sehari

• Perkenalkan bayi dengan beraneka ragam bahan makanan

4.12 Makanan Anak Umur 12 – 24 Bulan

1. Pemberian ASI diteruskan. Pada periode umur ini jumlah ASI sudah berkurang, tetapi
merupakan sumber zat gizi yang berkualitas tinggi.

2. Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali sehari dengan


porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan. Disamping itu tetap berikan
makanan selingan 2 kali sehari.

3. Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan Padanan Bahan Makanan.


Misalnya nasi diganti dengan: mie, bihun, roti, kentang, dll. Hati ayam diganti dengan: tahu,
tempe, kacang ijo, telur, ikan. Bayam diganti dengan: daun kangkung, wortel, tomat. Bubur
susu diganti dengan: bubur kacang ijo, bubur sumsum, biskuit, dll.

4. Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-tiba. Kurangi frekuensi
pemberian ASI sedikit demi sedikit.
DAFTAR PUSTAKA

Marimbi,Hanum. 2010. tumbuh kembang, status gizi dan imunisasi dasar pada balita.
Yogyakarta : Nuba Medika.

http://artiasofftiyani.blogspot.co.id/2013/12/makalah-gizi-seimbang-bagi-
bayi.html
Penulis : Aryono Hendarto dan Keumala Pringgadini

Sumber : Buku Bedah ASI

http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/nilai-nutrisi-air-susu-ibu

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40458/4/Chapter%20II.pdf
http://seputarsehat.com/contoh-makalah-asi-eksklusif/

sumber: dokternasir.web.id

DAFTAR PUSTAKA

Hasan,R.2005. Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Universitas Indonesia.
Hidayat, Aziz Alimul A. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika.
Ranuh, I.G.N,Dkk. 2001. Buku Imunisasi Di Indonesia. Jakarta: Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak
Indonesia.
Why Delay Solid Foods? http://www.kellymom.com/nutrition/solids/delay-solids.html
http://www.kellymom.com/nutrition/solids/solids-when.html
http://www.scribd.com/doc/4906473/PEDOMAN-UMUM-PEMBERIAN-makanan-pendamping-
ASI
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20071205191334AAT5W6T

Anda mungkin juga menyukai