Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Pengertian
1992).
Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat proses
patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai organ
yang terdiri dari akibat kekerasan tumpul yang kuat sehingga melampaui
Vulnus Laseratum ( luka robek ) adallah luka yang terjadi akibat kekerasan
benda tumpul , robekan jaringan sering diikuti kerusakan alat di dalam seperti
patah tulang.
Vulnus laseratum adalah luka robek akibat terkena mesin, kayu atau benda
lainya yang menyebabkan robeknya jaringan dan ada juga yang menyebutnya
1998).
1. Mekanik
a. Benda tajam
Merupakan luka terbuka yang terjadi akibat benda yang memiliki sisi
tajam atau runcing. Misalnya luka iris, luka bacok, dan luka tusuk
b. Benda tumpul
2. Non Mekanik
a. Bahan kimia
Terjadi akibat efek korosi dari asam kuat atau basa kuat
b. Trauma fisika
primer, heat exhaustion sekunder, heat stroke, sun stroke, dan heat
cramps.
c. Radiasi
a. Luka bersih
Luka bersih adalah luka yang tidak terdapat inflamasi dan infeksi, yang
merupakan luka sayat elektif dan steril dimana luka tersebut berpotensi
sekitar 3% - 11%.
c. Luka terkontaminasi
menunjukan tanda infeksi. Luka ini dapat ditemukan pada luka terbuka
d. Luka kotor
jaringan mati dan luka dengan tanda infeksi seperti cairan purulen.
Yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas
dari dermis. Merupakan luka superfisial dan adanya tanda tanda klinis
epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul
secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa
Yaitu luka full thicknes yang telah mencapai lapisan otot, tendon, dan
3. Berdasarkan penyebab
kekerasan tumpul
permukaan kulit
biasanya karena tarikan atau goresan benda tumpul. Luka ini dapat
kita jumpai pada kejadian kecelakaan lalu lintas dimana bentuk luka
1) Vulnus Morsum
hewan tersebut
Luka sayat atau iris yang di tandai dengan tepi luka berupa garis
1) Vulnus combutio
Adalah luka karena terbakar oleh api atau cairan panas maupun
tidak beraturan dengan permukaan luka yang lebar dan warna kulit
D. Manifestasi Klinik
2. Bengkak: edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah
5. Tenderness/keempukan
saraf/perdarahan)
8. Pergerakan abnormal
9. Krepitasi
a. Vulnus kontusio
1) Memar
setelah sekitar dua hari terjadi perubahan pigmen darah menjadi warna
b. Vulnus eksoriasi
Hilangnya epitel dan lapisan dermis atau subkutan hal ini menyebabkan
luka tampak kuning, putih, merah muda atau berdarah tergantung pada
c. Vulnus laseratum
yang berambut
d. Vulnus morsum
2000)
e. Vulnus scisum
2) Luka menembus lapisan atas kulit atau lapisan dermis ke struktur yang
f. Vulnus punctum
g. Vulnus sclerotum
berada dibawahnya
lanjut
h. Vulnus combutio
Kerusakan pada semua lapisan kulit, tidak ada nyeri, luka merah
1. Vulnus combustion:
b. GDA
c. Elektrolit serum
d. BUN/ keratin
e. Urin
g. EKG
listrik
2. Vulnus morsum
a. Gigitan ular
Pada foto rontgen thoraks dapat dijumpai emboli paru dan atau edema
paru
b. Gigitan anjing
F. Komplikasi
1. Kerusakan arteri:
Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya nadi,
CRT menurun, cyanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan dingin
2. Kompartement Syndrom
terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah dalam jaringan parut.
Ini disebabkan oleh oedema atau perdarahan yang menekan otot, saraf, dan
pembuluh darah
3. Infeksi
5. Kontraktur
Menurut Parry & Potter (2005) komplikasi dari penyembuhan luka adalah
sebagai berikut:
1. Pendarahan (hemoragi)
operasi, keluarnya bekuan darah, infeksi atau erosi pembuluh darah oleh
sehingga balutan jika mungkin harus sering dilihat selama 48 jam pertama
setelah pembedahan dan tiap 8 jam setelah itu. Jika terjadi perdarahan
2. Infeksi
Invasi bakteri dapat terjadi pada saat trauma selama pebedahan atau
3. Dehiscense
4. Eviserasi
5. Fistula
G. Pemeriksaan Diagnostik
1.MRI
2.CT scan
3.Ultrasonografi
dengan demikian luka mengkerut/mengecil. Pada fase ini luka diisi oleh
granulasi. Epitel sel basal ditepi luka lepas dari dasarnya dan pindah
yang rata dan lebih rendah, tak dapat naik, pembentukan jaringan granulasi
3. Fase “remodeling“
Fase ini dapat berlangsung berbulan-bulan bahkan lebih dari satu tahun.
luka yang telah sembuh biasanya tidak memilikidaya elastis yang sama
radang sudah hilang. Parut dan sekitarnya berwarna pucat, tipis, lemas,
tidak ada rasa sakit maupun gatal (Potter & Perry, 2005).
1. Usia
Anak dan orang dewasa lebih cepat lebih cepat penyembuhan luka
daripada orang tua. Orang tua lebih sering terkena penyakit kronis,
pembekuan darah
2. Nutrisi
dan Miniral (Fe, Zn) Bila kurang nutrisi diperlukan waktu untuk
3. Infeksi
kondisi fisik lemah atau letih maka oksigenasi dan sirkulasi jaringan sel
tidak berjalan lancar. Adanya sejumlah besar lemak subkutan dan jaringan
lebih mudah Infeksi dan lama untuk sembuh. Aliran darah dapat
5. Keadaan luka
6. Obat
Obat anti inflamasi (seperti aspirin dan steroid), heparin dan anti
yang lama dapat membuat tubuh seseorang rentan terhadap Infeksi luka.
1. Hemostasis
perban perekat atau kasa diatas luka laserasi sehingga memungkinkan tepi
luka menutup dan bekuan darah terbebtuk. Luka laserasi yang lebih serius
2. Pembersihan luka
4. Perlindungan
elevasi
Kerusakan integritas
jaringan
A. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
a. Airway
sekret akibat kelemahan reflek batuk, jika ada obstruksi maka lakukan:
2) Suction / hisap
3) Guedel airway
netral
b. Breathing
pernapasan yang sulit dan/ atau tak teratur, suara nafas terdengar
c. Circulation
d. Disability
A (awake)
V: respon bicara
P : respon nyeri
2. Pengkajian sekunder
a. Identitas
Pekerjaan
1) Sumber kecelakaan
d. Pemeriksaan fisik
2) Sirkulasi
3) Integritas ego
4) Eliminasi
6) Nyeri / kenyamanan
yang hebat, gelisah, tidak bisa tidur, kulit nyeri panas, pada luka
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut
3. Resiko syok
4. Resiko infeksi
Gangguan integritas Setelah dilakukan tidakan 1. Observasi luka : lokasi, dimensi, 1. Untuk menentukan intervensi
kulit/jaringan kepoerawatan selama kedalaman luka, selanjutnya
1x24 jam kerusakan
karakteristik,warna cairan,
integritas jaringan pasien
teratasi granulasi, jaringan nekrotik, tanda-
tanda infeksi lokal, formasi traktus
KH:
2. Jaga kulit agar tetap bersih dan 2. Mencegah akumulasi cairan yang
Perfusi jaringan
kering dapat menyebabkan eksoriasi kulit
normal
atau jaringan
Tidak ada tanda- 3. Lakukan tehnik perawatan luka 3. Menurunkan kemungkinan
tanda infeksi dengan steril kontaminasi mikroorganisme
Ketebalan dan tekstur 4. Ubah posisi klien setiap 2 jam,
4. Perubahan posisi dilakukan untuk
jaringan normal berikan latihan pasif/ aktif mencegah tekanan pada jaringan,
Menunjukkan latihan rentang gerak bertujuan untuk
terjadinya proses meningkatkan sirkulasi pada jaringan
penyembuhan luka dan mencegah kelemahan otot
5. Berikan stimulasi pada daerah
5. Membantu proses penyembuhan luka
ac.id/files/file/konsep%20luka.pdf