Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL

METODA ANALISIS KUALITAS AIR PERMUKAAN YANG


DISEBABKAN OLEH KLORIN BEBAS DAN PENGAMBILAN
CONTOH AIR PERMUKAAN

Dosen Pembimbing:
Dr. NOPI STIYATI P, S. Si, MT

Oleh:
DINA PUSPITA SARI
(H1E114208)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S – 1 TEKNIK LINGKUNGAN
BANJARBARU

2015/2016
METODA ANALISIS KUALITAS AIR PERMUKAAN YANG
DISEBABKAN OLEH KLORIN BEBAS DAN PENGAMBILAN CONTOH
AIR PERMUKAAN

Oleh : Dina Puspita Sari

Abstrak

Pembangunan sarana air bersih bertujuan agar masyarakat mendapatkan


air yang memenuhi syarat kesehatan, baik bagi masyarakat yang tinggal di
pedesaan maupun perkotaan. Bila air tidak memenuhi syarat kesehatan seperti
yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.416/MENKES/Per/IX/1990 tentang syarat - syarat dan pengawasan kualitas
air bersih ,maka air dapat menimbulkan berbagai macam gangguan baik langsung
maupun tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kualitas
air setelah dilakukan disinfeksi memenuhi syarat kesehatan berdasarkan
Permenkes No. 416 /MENKES/PER/1990 terutama untuk parameter E.Coli.
Kualitas Mikrobiologi merupakan parameter yang sangat penting pada air
minum. Keberadaan mikroba dalam air minum bisa menjadi kasus kesehatan
masyarakat yang dapat menyebabkan banyak korban. Karena itu kualitas
mikrobiologi dalam air harus sangat diperhatikan. Kualitas Mikrobiologi biasa
dinyatakan dalam koliform. Residual klorin merupakan bahan kimia yang paling
umum digunakan sebagai disinfektan mikroba. Kehadiran klor bebas dipercaya
mampu mencegah pertumbuhan mikroba didalam air. Oleh karena itu perlu untuk
diketahui pengaruh residual klorin terhadap kualitas mikrobiologi, untuk
menjamin air bersih bebas dari mikroba. Parameter lain seperti kekeruhan dan
total zat organik juga dianalisa pengaruhnya terhadap kualitas mikrobiologi.
Pendahuluan

Chlorinasi bisa diartikan sebagai kegiatan penyuci-hamaan terhadap air


dengan menggunakan bahan gas atau senyawa chlorine sejenisnya.
Kualitas mikrobiologi pada jaringan distribusi merupakan salah satu
parameter kualitas air bersih yang penting untuk diketahui baik sebelum atau
setelah melewati IPA untuk menjamin kualitas air bersih kepada konsumen.
Residual klorin adalah disinfektan yang menjaga jaringan distribusi dari
kontaminasi mikrobiologi. Residual klorin yang terlalu banyak dapat menurunkan
estetika air, dan memperbesar kemungkinan konsentrasi trihalomethane yang
timbul pada pipa. Oleh karena itu, perlu dilihat hubungan kedua indikator tersebut
pada jaringan distribusi.
Tujuan utama chlorinasi dalam air adalah untuk menghancurkan bakteri
pathogen melalui daya germis idal dari senyawa chlor terhadap bakteri.
Disamping itu chlorinasi juga membawa fungsi sekunder yang penting dalam air
pada proses oksidasi besi, manganese, hidrogen sulfida, senyawa penghasil rasa
dan bau, ganggang dan organisme lumpur lainnya.

Tinjauan Teoritis
Klorin (Cl2) merupakan salah satu unsur yang ada di bumi dan jarang
dijumpai dalam bentuk bebas. Pada umumnya klorin dijumpai dalam bentuk
terikat dengan unsur atau senyawa lain membentuk garam natrium klorida (NaCl)
atau dalam bentuk ion klorida di air laut.
Klorin bebas memiliki warna khas (hijau) dan bau yang tajam. Sudah sejak
lama klorin dikenal sebagai deodorant dan desinfektan yang sangat baik, yang
dijadikan standard an pengolahan air minum diseluruh lingkungan.
Klorin digunakan sebagai disinfektan pada pengolahan air minum. Klorin
yang digunakan sebagai desinfektan adalah gas klor (Cl2) atau kalsium hipoklorit
[Ca(OCl)2]. Peranan klorin sebagai desinfektan pada air minum sejak puluhan
tahun lalu merupakan hal yang sangat berarti bagi peningkatan kualitas kesehatan
manusia.
Klorin yang digunakan sebagai disinfektan pada proses pengolahan air
bersih, pengolahan air minum, kolam renang dan pada air pendingin untuk
memusnahkan mikro-organisme yang terdapat dalam air, ternyata juga bereaksi
dengan senyawa-senyawa organik yang terdapat di dalam dan membentuk
kloroamina tersubstitusi. Pada air yang terklorinasi tersebut ditemukan juga
senyawa organik lainnya seperti trihalomethanes yang meliputi chloroform,
dichlorobromo-methane, dibromochloromethane dan bromoform.
Pembuangan limbah yang mengandung klorin ke perairan, berpotensi
mencemari perairan dan ekosistem yang ada di perairan. Gas buang dari
pembakaran senyawa organoklorin juga dapat mengganggu habitat kehidupan di
lingkungan tersebut.

Metode Penelitian
Pada jurnal penelitian, Analisis pendahuluan meliputi pengamatan
terhadap total bakteri E. Coli. Pengukuran total E. coli yang digunakan di PDAM
adalah metode membran filter. Disiapkan vakum filter yang telah disterilisasi
kemudian diletakkan diatasnya kertas saring dengan pinset. Dimasukkn sampel air
sebanyak 100 mL ke dalam corong stainless. Kemudian sampel disaring dengan
menggunakan vakum. Kertas saring diangkat dimasukkan kedalam media agar-
agar. Diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Dihitung bakterinya dengan
menggunakan colony counter.
Proses penetapan analisis titik retak klorinasi untuk masing-masing
desinfektan baik NaOCl maupun Ca(OCl)2 menggunakan metode DPD
spektrofotometri dengan menetapkan absorbans sampel pada panjang gelombang
515 nm. Ke dalam labu ukur 100 mL dibuat 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 0,6; 0,7; 0,8;
0,9 ppm dengan dimasukkan masing-masing 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0; 3,5; 4,0;
4,5 mL larutan induk 10 mg Ca(OCl)2/L, kemudian masing-masing labu
diencerkan dengan sampel, kemudian ditambahkan tablet DPD no.1, didiamkan
selama 45 menit, setelah itu di ukur absorbansinya dengan instrument
spektrofotometer UV-Vis. Perlakuan yang sama juga dilakukan untuk NaOCl.
Dari data residu klor yang di dapat lalu diplot terhadap dosis klor, titik
retak klorinasi kedua desinfektan yang dibandingkan pada keadaan dimana residu
klor mengalami penurunan pada dosis klor tertentu dan akan kembali naik apabila
dosis klor ditambahkan.

Hasil Penelitian
Dalam penetapan titik retak klorinasi, apabila penambaham dosis klor aktif
semakin besar, maka konsentrasi residu klor aktif akan semakin meningkat
Dengan mengetahui titik retak klorinasi, jumlah klor yang dibutuhkan agar proses
klorinasi berlangsung dapat diketaui. Dari data tersebut terlihat bahwa konsentrasi
residu klor aktif aik sesuai dengan banyaknya klor yang ditambahkan. Namun
konsentrasi residu klor mengalami penurunan yang drastis ketika penambahan
dosis klor 0,5 mg Ca(OCl)2 /L dan kembali naik pada penambahan dosis klor 0,6
mg Ca(OCl)2/L. Kondisi yang terjadi pada penambahan 0,5 mg Ca(OCl)2 dengan
residu klor sebesar 0,292 mg Cl2/L dikatakan sebagai titik retak klorinasi.

Pembahasan

Air baku adalah air yang berasal dari sumber air permukaan, cekungan air
tanah, dan atau air hujan yang memenuhi ketentuan baku mutu tertentu sebagai air
baku untuk air minum. Air DAS Bedadung dimanfaatkan untuk berbagai
kepentingan rumah tangga. Air baku yang dimanfaatkan untuk berbagai
kepentingan rumah tangga berangsur-angsur meninggalkan limbah yang dapat
mencemari sumber air baku air minum.
Mikroorganisme didalam air berasal dari berbagai sumber seperti tanah,
sampah, lumpur, tanaman hidup atau mati, hewan hidup atau mati (bangkai),
kotoran manusia atau hewan, dan sebagainya. Kalau bahan buangan cukup
banyak, berarti bakteri Coliform akan ikut berkembang biak. Air dari sungai
dialirkan menggunakan pompa Submersible yang menjorok kedasar sungai
kemudian ditangkap atau dikumpulkan dalam sebuah bangunan yang disebut
dengan intake. Sampah yang ada didalam intake berupa sampah yang berukuran
kecil dan jumlahnya tidak begitu banyak dibandingkan pada air sungai.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa desinfektan
kalsium hipoklorit dan dapat digunakan dalam proses klorinasi untuk air hasil
olahan PDAM dan desinfektan kalsium hipoklorit lebih efisien

Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan adalah
instansi PDAM agar bisa mempertahankan sisa khlor dalam rerservoir yang
ditetapkan oleh Ditjen PPM dan PLP (1993) yaitu sebesar 0,1 – 0,3 mg/l.
Sedangkan untuk mempertahankan sisa khlor agar keberadaannya tetap terjaga
hingga ke konsumen di jarak terjauh dari IPA, maka PDAM perlu menambahkan
injeksi kaporit di beberapa titik-titik tertentu sehingga memungkinkan air
memenuhi syarat kesehatan.

Daftar Referensi

Amen, Ocktaviannus. 2012. “1 Eisiensi Penggunaan Ca(OCl)2 dan NaOCl


Sebagai Desinfektan Pada Air Olahan PDAM Tirta Pakuan” Jurnal
Skripsi : 1-8
Fuadi, Azhar. 2012. “Pengaruh Residual Klorin Terhadap Kualitas Mikrobiokogi
Pada Jaringan Distribusi Air Bersih (Studi Kasus : Jaringan Distribuso
Air Bersih IPA Cilandak” Jurnal Skripsi Fakultas Teknik U :11-63
Hasan, Achmad. 2012. “Dampak Penggunaan Klorin” Jurnal Teknik Lingkungan
P3TL – BPPT. 7. Volume (1) : 90 - 96
Komala, Putri Sri dan Ajeng Yanarosanti. 2014. “Inaktivasi Bakteri Escherichia
Coli Air Sumur Menggunakan Disinektan Kaporit” Jurnal Teknik
Lingkungsn UNAND 11 (1) : 34-47
Rahayu, Puji dan Sugito. 2014. “Kinerja Kaporit Terhadap Penurunan E-Coli
Pada HIPPAM Tirta Sejati di Desa Karangrejo Kecamatan Manyar
Kabupaten Gresik” Jurnal Teknik Waktu Volume 12 Nomor 01
Rohim, Miftahur. 2012. “Analisis Penerapan Metode Kapotitisasi Sederhana
Terhadap Kualitas Bakteriologis Air PMA” Jurnal Megister Kesehatan
Lingkungan : 32-40
Setiawan, Didik. 2013. “Perbandingan Efek Tifitas Disinfektan Kaporit,
Hidrogen, Peroksida, dan Pereaksi Fenton (H2O2/Fe2+)“ Cakra Kimia
(Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) Volume 1 Nomor 2
Sidabutar, Mariana, dkk. 2013 “Analisis Total Coliform dan Sisa Khlor Pada
Instalasi Pengolahan Air Tegal Gede Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Jember (Analysis of Total Coliform and Residual
Chlorine In Tegal Gede Water Treatment Plant PDAM Kabupaten
Jember)” Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan
Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UniversitasJember (UNEJ) :1-8
Syahputra, Benny. 2012. “Analisa Sisa Chlor Pada Jarigan Distribusi Air Minum
PDAM Kota Semarang” Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
UNISSULA : 1-5
Permana, Teddy dan Dyah Suryani. 2013. “Hubungan Sisa Klor Dengan Keluhan
Iritasi Kulit Dan Mata Pada Pemakai Kolam Renang Hotel di Wilayah
Kota Yogyakarta” KES MAS Vol. 7 No. 1

Anda mungkin juga menyukai