Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Florence Nightingale lahir di Florence Itali pada 12 Mei 1820. Ia adalah pelopor
perawat modern, penulis sekaligus ahli statistik. Ia juga dikenal dengan nama Bidadari
berlampu (The Lady With The Lamp) atas jasanya yang tanpa kenal takut
mengumpulkan korban perang pada perang krimea, di semenanjung krimea, Rusia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah tokoh dari florence nightingale?
2. Bagaimana perjalanan hidup florence nightingale?
1.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah tokoh dari florence nightingale
2. Untuk mengetahui perjalanan hidup florence nightingale
BAB II
PEMBAHASAN

FLORENCE NIGHTINGALE

Pelopor perawat modern, peletak fondasi keperawatan

Florence Nightingale lahir di Florence Itali pada 12 Mei 1820. Ia adalah pelopor perawat
modern, penulis sekaligus ahli statistik. Ia juga dikenal dengan nama Bidadari berlampu (The
Lady With The Lamp) atas jasanya yang tanpa kenal takut mengumpulkan korban perang
pada perang krimea, di semenanjung krimea, Rusia.

Pada tahun 1837, saat berusia 17 tahun, Florence menulis di buku hariannya sederet
kata-kata yang menjadi awal pelayanannya, “Pada tanggal 7 Februari, Tuhan berbicara
kepadaku dan memanggilku untuk melayani-Nya.” Tetapi pelayanan apa? Pada saat Florence
berusia 24 tahun, ia merasa yakin atas panggilannya untuk merawat orang sakit. Tetapi pada
tahun 1840-an, profesi itu dianggap buruk dan dinilai rendah, dan orang tua dan keluarganya
yang kaya taya tidak memperbolehkannya menjadi seorang perawat. Namun, ia sudah
bertekad untuk melayani sesamanya dengan menjadi seorang perawat meski ditentang oleh
keluarganya. Atas pemberitahuan dari dr. Samuel howe, pada bulan Juli 1850 ia pergi ke
kaiserworth di Jerman, sebuah tempat yang memiliki rumah sakit, sekolah keperawatan,
penjara, dan rumah sakit jiwa. Setelah berada disana selama dua minggu, Florence akhirnya
pulang dan mendapatkan kemantapan dalam pelayanannya.

Tiga tahun kemudian, ia melaksanakan pekerjaan keperawatannya yang pertama


sebagai pengawas di Institute for the Care for sick Gentle Woman di distressed
circumstances. Florence memasukkan pemikiran-pemikiran baru ke dala institusi itu dan
menerapkan beberapa ide yang revolusioner, seperti pipa air panas ke setiap lantai, elevator
untuk mengangkut makanan pasien, dan para pasien dapat langsung memanggil para perawat
dengan menekan bel. Ia juga meneapkan bahwa institusi tersebut bukan institusi sekte,
dengan menerima semua pasien dari semua denominasi dan agama.

Ketika Inggris dan Perancis mengumumkan perang terhadap Rusia untuk menguasai
Krimea dan Konstantinopel (pintu gerbang menuju timur) pada tahun 1854, Sidney Herbert,
selaku menteri perang sekaligus temannya, meminta Florence untuk mengepalai sebuah tim
perawat bagi rumah sakit militer di Scutari, Turki. Selama perang berlangsung, Florence
menghadapi pertempuran berat untuk meyakinkan para dokter militer bahwa perawat wanita
pun diperlukan di sebuah rumah sakit militer. Saat perang usai, Florence memberikan saran
dan laporan pada pemerintah inggris. Florenc menghidupkan kembali konsep penjagaan
kebersihan rumah sakit dan kiat-kiat juru rawat. Ia menuntut pada pemerintah Inggris untuk
pemperhatikan kebutuhan pasien dan penyusunan laporan mendetail menggunakan statistik
sebagai argumentasi perubahan ke arah uyang lebih baik pada bidan gkeperawatan. Pada usia
90 tahun, ia meninggal pada 13 Agustus 1910 di London, Inggris.

Florence menjadi pahlawan perempuan di Inggris. Pada tahun 1860, Sekolah


Keperawatan Ninghtingale dibuka di London dan kelas pertamanya berisi lima belas orang
murid perempuan muda. Sepanjang hidupnya, sebelum ia meninggal, Florence bekerja tanpa
leleh untuk mengadakan perubahan-perubahan di kemiliteran yang berhubungan dengan
perawatan kesehatan dan medis.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Keperawatan merupakan sebuah ilmu dan profesi yang memberikan pelayanan
kesehatan guna untuk meningkatkan kesehatan bagi masyarakat. Florence sebagai
wanita pertama yang memplopori keperawatan dan berkembang hingga sekarang.

3.2 SARAN
Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai perawat atau calon perawat harus terus
meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan keperawatan
yang berkelanjutan, sehingga kita tidak mengalami ketertinggalan dari keperawatan
internasional.
DAFTAR PUSTAKA

Fenitra, agustina.2010.100 Great Woman Suara Perempuan yang menginspirasi


Dunia.Yogyakarta : Jogya Bangkit Publisher

Anda mungkin juga menyukai