Masyarakat adalah golongan masyarakat kecil terdiri dari beberapa manusia, yang
masyarakat adalah wadah segenap antar hubungan sosial terdiri atas banyak sekali
pada segala perkembangan dalam hidup bersama antar manusia dengan manusia
Pendapat lain mengenai masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah
dalam lingkungannya.
16
Ahmadi (2003):
Dari penjelasan dan ciri-ciri di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah
sekelompok manusia majemuk yang tinggal dalam satu teritorial tertentu dan
terdiri dari beraneka ragam kelompok yang memiliki kesepakatan bersama berupa
aturan-aturan ataupun adat istiadat yang timbul dan tercipta karena kebersamaan
tersebut. Adanya aturan atau adat ini sangat bergantung dengan masyarakat itu
sendiri dan juga kesepekatan bersama yang timbul setelah kehidupan itu
Konsep Masyarakat menurut Edi Suharto (2006:11) adalah arena dimaa praktek
pekerjaan sosial makro beroprasi. Berbagai definisi mengenai masyarakat
biasanya diterapkan berdasarkan konsep ruang, orang, interaksi dan identitas.
Dalam arti sempit istilah masyarakat merujuk pada sekelompok orang yang
tinggal dan berinteraksi yang dibatasi oleh wilayah geografis tertentu seperti desa,
kelurahan, kampung atau rukun tetangga. Dalam arti luas, masyarakat menunjuk
pada interaksi kompleks sejumlah orang yang memiliki kepentingan dan tujuan
bersama meskipun tidak bertempat tinggal dalam satu wilayah geografis tertentu.
Masyarakat seperti ini bisa disebut sebagai societas atau society. Misalnya,
masyarakat ilmuwan, masyarakat bisnin, masyarakat global dan masyarakat dunia.
Kemasyarakatan atau keadaan dimana terdapat kehadiran orang lain disisi kita,
kehadiran itu bisa nyata kita lihat dan kita rasakan, namun juga bisa hanya dalam
bentuk imajinasi. Setiap kita bertemu orang meskipun hanya melihat atau
mendengarnya saja, itu termasuk situasi sosial. Begitu juga ketika kita sedang
menelfon, atau chatting, bahkan setiap kali kita membayangkan adanya orang lain.
17
Misalkan melamunkan pacar, mengingat ibu bapa, menulis surat pada teman,
depan orang, semuanya itu termasuk sosial. Sekarang, coba kita ingat-ingat
situasi dimana kita betul-betul sendirian. Pada saat itu kita tidak sedang dalam
mengatakan bahwa manusia adalah mahluk sosial, karena hampir semua aspek
Suku, Agama, Ras dan Antar golongan atau biasa disebut dengan kata SARA.
Akronim ini sering kali disebutkan dalam berbagai kesempatan yang menyangkut
akan kepentingan bersama, sub-sub sara ini merupakan salah satu jenis kelompok
sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat. Kelompok sosial yang telah
kelompok sosial adalah suatu grup, yaitu sejumlah orang yang ada antara
hubungan satu sama lain dan antar hubungan itu bersifat sebagai sebuah struktur.
18
Anti Sara adalah suatu tindakan sistimatis untuk memerangi masalah Sara dalam
segala macam bentuknya, termasuk sistim dan kebijakan diskriminatif serta
sentimen-sentimen Sara yang telah ditanamkan secara tidak sadar sejak usia
kanak-kanak. Oleh karena persoalan Sara sering melibatkan persoalan kekuatan
ekonomi dan politik, dimana suatu kelompok berhasil menguasai kekuatan
ekonomi atau politik dan tidak bersedia mendistribusikannya kepada kelompok
lainnya, maka gerakan moral Anti Sara juga berupaya untuk mengikis
ketimpangan-ketimpangan tersebut dan mengkoreksi sistim yang mengakomodir
ketidakadilan sosial ini. Sara adalah berbagai pandangan dan tindakan yang
didasarkan pada sentimen identitas yang menyangkut suku, agama, ras dan antar
golongan. Setiap tindakan yang melibatkan kekerasan, diskriminasi dan pelecehan
yang didasarkan pada identitas diri dan golongan dapat dikatakan sebagai tidakan
Sara. Tindakan ini mengebiri dan melecehkan kemerdekaan dan segala hak-hak
dasar yang melekat pada manusia.
Sebuah kelompok suku bangsa akan sangat mudah dibedakan dengan kelompok
suku bangsa lainya, hal ini dikarenakan adanya keidentikan dari sebuah suku yang
ada dan hal ini juga menjadi identitas pribadi bagi pemilik suku tersebut.
19
Rasa kebanggaan tersendiri ketika seseorang tersebut memiliki suku bangsa itu,
hal ini merupakan fitrah yang tidak bisa dirubah yang telah diberikan oleh Sang
Berbicara mengena suku bangsa yang kemudian akan penulis sebut sebagai etnis,
Smith (1997) menjelaskan ada enam hal yang harus dipenuhi oleh sebuah
Keidentikan dari setiap etnis inilah yang menjadikan Negara kita ini adalah
sebuah Negara yang kaya akan kelompok etnisnya. Terdapat 1.128 kelompok
etnis yang ada di Indonesia ini. Rusman Heriawan, dalam rapat dengar pendapat
(RDP) dengan Komisi XI DPR RI, menyampaikan bahwa dari hasil sensus
penduduk terakhir, diketahui bahwa Indonesia terdiri dari 1.128 suku bangsa.
(sumber : http://www.jpnn.com).
20
tantangan bagi Pemerintah Republik Indosesia pada khususnya dan seluruh warga
Suku bangsa merupakan sesuatu cirikhas yang melekat kepada setiap individu
manusia, yang tidak dapat diganti, memilih dan atau mengaku-aku. Suku bangsa
ini bisa menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi pemiliknya, hal ini
dikarenakan kebiasaan adat yang berbeda dengan suku lainya, namun rasa bangga
dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang
bisa menjakan setiap pemilik suku menganggap bahwa sukunya adalah suku
terbaik daripada suku lainya. Anggapan seperti ini yang kemudian menjadi sebuah
celah kearogansian pemilik suku yang bisa menjadi penyebab timbulnya konflik
antar suku.
2.2.2. Agama
Artinya sebuah agama itu adalah prinsipil setiap individu, tidak bisa diganggu
gugat, tidak bisa bisa dipaksakan, bahkan tidak boleh dibahas atau disangkut
2.2.3. RAS
Menurut ensiklopedia bebas (wikipedia) Ras berasal dari bahasa Prancis race,
yang artinya sendirinya, sedangkan dari bahasa Latin radix, yang berarti akar.
Suatu subspesies (ras) adalah suatu garis evolusi yang berbeda dalam suatu
spesies. Definisi ini menentukan bahwa suatu subspesies berbeda secara genetis
karena kendala dalam pertukaran genetis yang sudah bertahan selama jangka
waktu yang panjang. Artinya, subspesies tersebut harus memiliki kesinambungan
sejarah di samping pembedaan genetis masa kini".
22
Sehingga disimpulkan Ras adalah suatu sistem klasifikasi yang digunakan untuk
fisik, tampang jasmani, asal-usul geografis, dan kesukuan yang terwarisi secara
turun menurun. Ras ini termasuk identitas diri yang sangat mudah diketahui dan
dibedakan, karena sifatnya yang bisa langsung dilihat oleh panca indra mata
Roucek dan Warren (dalam Abdul syani (2007:98) menyatakan bahwa satu
kelompok meliputi dua atau lebih manusia yang di antara mereka terdapat
beberapa pola interaksi yang dapat dipahami oleh para anggota kelompoknya atau
Dalam buku yang sama, Mayor Polak (1978) berpendapat bahwa kelompok
adalah suatu grup, yaitu sejumlah orang yang ada antara hubungan satu sama lain
Dari teori diatas, dapat diketahui bahwa pengertian antar golongan adalah adanya
hubungan dalam lingkungan atau hubungan golongan yang satu dengan golongan
yang lain. Artinya adanya sebuah interaksi yang saling dapat dipahami antara
kedua golongan itu atau lebih. Dengan kata lain golongan itu merupakan sub kecil
dari sebuah golongan yang lebih besar yang terbentuk dalam sebuah struktur.
23
Menurut Abdul Syani (2007:102), bahwa adanya sejumlah rangkaian atau system
Sebuah keselarasan dalam berkehidupan sehari hari akan tercipta apabila struktur
yang ada merupakan hasil dari kesepakatan bersama antar golongan yang tinggal
bahwa individu itu tidak mampu untuk hidup sendiri, artinya rasa lemah ketika
sendiri ini akan hilang menjadi sebuah kekauatan ketika berkelompok, karena rasa
kebersamaan itu. Rasa memiliki ini yang kemudian akan menjadikan benteng
untuk menjaga gangguan yang timbul dari luar kelompok, sehingga ketika terjadi
gangguan, kelompok itu akan berusaha mebela diri dan membuktikan akan
Ada berbagai definisi konflik yang diungkapkan oleh para ahli, diantaranya
diungkapkan oleh Putman dan Pool (dalam Sutarto wijono, 2012:203) mengenai
konflik bahwa:
24
yang membuat tujuan atau arti yang berlawanan, dan merasa bahwa orang lain
bahwa, konflik merupakan bentuk interaksi dimana tempat, waktu serta intensitas
dan lain sebagainya tunduk pada perubahan, sebagaimana dengan isi segitiga yang
dapat berubah.
Sedangkan menurut Coser (dalam Zeitlin 1998:156) bahwa konflik sosial adalah
suatu perjuangan terhadap nilai dan pengakuanya terhadap status yang langka,
pertentangan prilaku, baik yang ada dalam diri individu, kelompok maupun
organisasi.
keadaan yang dalam penampakanya satu dan tertib teratur, sebenarnya dihasilkan
oleh struktur-struktur kuasa yang menutupi dan menyembunyikan keterbagian dan
perpecahan yang ada dibawah permukaanya. Apa yang disangka keseimbangan
sistem sosial akibat mekanisme-mekanisme fungsional mulai dilucuti kedoknya
dan ditelanjangi menjadi tidak lain dari manipulasi pihak yang sedang berkuasa.
Apa yang tadinya disebut “kestabilan masyarakat” (keadaan mantab) ternyata
mengandung mesiu yang sewaktu-waktu bisa meledak dan menggoyahkan semua.
25
Konflik merupakan hal yang sulit dihidari ketika kita hidup di Negara yang sangat
begitu banyaknya sehingga perbedaan itu menjadi sangat sensitif dan rentan untuk
terjadi perselisihan.
Konflik sosial terutama yang bernuansa SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar
Golongan) bukan hal yang baru dalam sejarah Indonesia, baik sebelum maupun
Dalam kerusuhan ini objek yang paling sering menjadi sasaran adalah benda-
benda yang mudah dilihat dan ada di mana-mana, misalnya, fasilitas umum kota.
mewakili atribut atau simbol kemapanan dan kemakmuran, seperti : kios, toko
swalayan, bangunan megah, dan sebagainya. Benda lainnya adalah yang mewakili
simbol kekuasaan dan otoritas, seperti : pos keamanan, kantor pemerintahan, dan
sebagainya. Objek kerusuhan tidak hanya berupa material tetapi juga objek fisik
hakikat itu adalah sebagai suatu hal yang mendasar, menurut fitrahnya yang
melekat pada sesuatu hal tertentu. Sehingga hakikat konflik dapat diartikan
sebagai sesuatu intisari dan dasar yang melekat dalam konflik itu, identik dan
menjadi sebuah ciri tersendiri sehingga intisari tersebut dapat dikatakan dasar
1. Paling tidak ada dua pihak secara pribadi maupun kelompok terlibat
dalam suatu interaksi yang saling bertentangan satu sama lain.
2. Timbul ertentangan antara dua pihak secara pribadi maupun kelompok
dalam mencapai tujuan, memaikan peran, ambigus, dan adanya nilai-
nilai atau norma-norma yang saling bertentangan satu sama lain.
3. Munculnya interaksi yang sering kali ditandai oleh gejala-gejala
perilaku yang direncanakan untuk saling mengadakan, mengurangi, dan
menekan terhadap pihak lain. Tujuanya adalah untuk memperoleh
keuntungan di antaranya untuk pemenuhan kebutuhan fisik, seperti
materi, tatus dan jabatan. Selain itu, untuk pemenuhan kebutuhan sosial
psikologis, seperti rasa aman, relasi, kepercayaan diri, kasih,
penghargaan, dan alkulturasi diri.
4. Munculnya tindakan yang saling berhadap-hadapan sebagai akibat dari
adanya perselisihan dan pertentangan yang berlarut-larut.
5. Adanya ketidak seimbangan akibat dari usaha masing-masing pihak
yang terkait dengan misalnya kedudukan, status sosial, pangkat,
golongan, kewibawaan, kekuasaan, harga diri, dan prestasi.
dicapai (goal conflict), (2) pertentangan dalam peran yang dimainkan (role
conflict).
1) Konflik yang Berkaitan dengan Tujuan yang Hendak Dicapai (Goal Conflict)
b. Menerima kondisi dan situasi jika muncul konflik yang dapat membuat
tekanan-tekanan dalam pekerjaan (acceptance of conflict job pressures)
Ada baiknya ketika individu mengalami pertentangan dalam dirinya,
individu menerima kondisi dan situasi yang dapat membuat dirinya
tertekan.
kemungkinan lebih sering muncul dalam kaitanya antar individu dengan individu
lain yang ada dalam satu organisasi atau kelompok. Labih lanjut dijelaskan:
Faktor yang dapat menjadi penyebab munculnya konflik antar pribadi ini
meliputi: adanya kesalahan dalam persepsi (misperseption), kesalahan
berpendapat (misopinion), kesalahan dalam memahami (misunderstanding),
kesalahan dalam berkomunikasi (miscommunication), perbedaan tujuan (goal
different), perbedaan nilai-nilai (values different), latar belakang budaya (culture
background), sosial-ekonomi (sosial-economic), dan sifat-sifat peribadi
(personality traits)
Menurut Wijono (2012: 224) dalam konflik organisasi ini dapat muncul karena
mencapai tujuan, sasaran, dan alokasi yang tidak sesuai dengan tujuan, munculnya
Selain itu, dijelaskan bahwa konflik organisasi dapat dibagi menjadi konflik
hierarki, konflik fungsional dan disfungsional, konflik atar staf lini dan konflik
Dari ketiga bentuk konflik diatas dapat kita ketahui, bahwa konflik Antarpribadi
yang akan diteliti. Faktor-faktor yang menjadi penyebab dalam konflik ini
merupakan acuan untuk dijadikan sebuah landasan dasar teori dalam menjalankan
tersebut adalah proses yang dinamis dan bukan statis atau kaku yang berarti
konflik itu dapat berubah ubah smengikuti perkembangan hal-hal yang terjadi
proses perkembanganya.
30
perubahan dalam diri konflik itu mengikuti alur perkembangan yang terjadi ketika
konflik itu terjadi. Sebuah konflik manifest diawali dari konflik laten yang
pergerakan itu timbul berawal dari faktor kepribadian dari pengikut gerakan sosial
(red: konflik warga) tersebut. Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan akar
Adalah faktor yang menyebabkan sebuah konflik itu bisa ada dan terjadi dalam
d) Perbedaan persepsi.
Menurut Dahrendorf (dalam K.J. Veeger, 1993:214) ada tiga celah yang bisa
Lemahnya kontrol sosial yang tidak diikuti dengan langkah penegakkan hukum
ini ditanggapi secara keliru oleh para pelaku tindak kejahatan. Kesan tersebut
seolah menjadi message (tanda) yang diterjemahkan bahwa hal yang terjadi akhir-
akhir ini, lebih membolehkan untuk melakukan tindakan-tindakan tersebut.
Sementara itu pada saat kontrol sosial melemah, juga terjadi demoralisasi pihak
petugas yang mestinya menjaga keamanan dan ketentraman, justru melakukan
tindak pelanggaran.
33
Masyarakat sudah tidak percaya lagi kepada hukum, sistem, dan aparatnya.
Ketidakpercayaan itu sudah terakumulasi sedemikian lama, karena ketidakadilan
telah menjadi tontonan masyarakat sehari-hari. Mereka yang selama ini diam,
tiba-tiba memberontak. Ketika negara yang mewakili masyarakat sudah tidak
dipercaya lagi, maka masyarakatlah yang akan mengambil alih kendali hukum.
mengambil kesimpulan dan memutuskan apa yang harus mereka lakukan sendiri,
walaupun itu bertentangan dengan hukum yang ada. Tindakan yang terjadi di Way
Panji adalah salah satu contoh dimana tidak adanya lagi kepercayaan terhadap
dengan cara masyarakat itu sendiri. Keberadaan aparat dan tokoh-tokoh hanyalah
sebagai symbol yang kini tidak ada lagi fungsinya karena runtuhnya moral para
Munculnya konflik ini dapat disebabkan oleh adanya arus komunikasi yang
satu arah, atau timbal balik yang mencakup pembagian persediaan, informasi,
bantuan, atau pengarahan termasuk juga tuntutan melakukan kordinasi
terhadap tugas-tugas yang perlu diprioritaskan oleh keduabelah pihak,
sehingga seseorang/kelompok itu hanya menjalankan sesuatu atas berdasarkan
perintah dari pihak lain.
Pendapat yang sesuai dengan fokus penelitian adalah pendapat Franz Magnis-
timbul adalah :
c) Budaya kekerasan.
d) Sistem Politik.
35
konflik antar warga yang paling berbahaya adalah dampak terhadap psikologis,
dampak terhadap kehidupan sosial, ekonomi dan dampak terhadap budaya. Dari
berbagai macam dampak tersebut tidak selamanya bernilai negatif, namun juga
ada dampak yang bernilai positif, dampak-dampak tersebut adalah sebgai berikut:
2.5.1. Psikologis
Dari sisi psikologis, dampak dari konflik antar warga ini akan menimbulkan rasa
diri dari individu dalam masyarakat tersebut. Hal ini karena pada dasarnya setiap
individu memiliki kebutuhan yang berbeda dengan yang lainya, dan kebutuhan itu
kaitanya dengan kebutuhan hidup untuk mencapai sebuah ketenangan yang harus
Adanya konflik antar warga ini merupakan suatu guncangan bagi warga yang
berkonflik maupun bagi warga lain yang terkena imbasnya dari konflik ini.
Sehingga rasa trauma, selalu merasa tidak aman, bahkan berkurang/hilangnya rasa
kepercayaan diri itu akan sulit untuk dipulihkan kembali seperti semula.
2.5.2. Sosial
Dalam konflik antar warga ini, pasti akan sangan mudah terlihat dampaknyan
dalam berkehidupan sosial. Karena pola kehidupan sosial inilah yang kelak akan
menentukan dan akan terlihat keberadaan konflik itu. Diteksi bahwa konflik itu
masih ada atau tidak akan mudah kita ketahui hanya dengan cara mengamati
bahwa:
Perubahan sosial merupakan basis yang menentukan cirri-ciri gerakan sosial, dan
gerakan sosial berkaitan berkaitan erat dengan perubahan sosial. Gerakan sosial
memiliki berbagai cara menurut mereka paling tepat dalam rangka mewujudkan
cita-citanya. Gerakan sosial sering diwujudkan dalam bentuk gerakan protes,
pemberontakan, kudeta, sampai prilaku anarkis.
37
Menurut Wijono (2012:235), pola kehidupan sosial itulah yang dapat dengan
mudah kita ketahui akan keberadaan konflik itu. Karena hal ini bisa kita lihat
dampaknya dalam kehidupan, baik itu berupa dampak positif atau dampak negatif
berikut:
Pendapat lain menyatakan, dampak konflik yang terjad adalah tergantung dari
jenis konflik itu sendiri dan bagaimana alur konflik itu berlangsung (Brown,
3) Perang saudara.
Dengan kata lain, kelompok-kelompok yang berkonflik bisa setuju untuk hidup
bersama secara damai, setuju secara damai untuk berpisan, atau terus berperang
2.5.3. Ekonomi
Dalam sebuah konflik antar warga yang melibatkan banyak masa. Pada umunya
kerusuhan itu merujuk pada aksi kolektif yang spontan, tidak terorganisasi, tidak
Kedua, turunya aktifitas perekonomian, dalam hal jual beli akan menurut, dimana
adanya rasa trauma akan kepemilikan barang-barang yang telah dijarah, ataupun
2.5.4. Budaya
Budaya dalam KLBI (1998:107) adalah pikiran manusia atau seseuatu hal yang
kebudayaan itu merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.
kebudayaan itu merupakan sebuah hasil karya pemikiran manusia dalam rangka
Runtuhnya nilai budaya dan hilangya kewibawaan sebuah budaya adalah dampak
dari konflik antar warga, hal ini bisa neyebabkan tidak lagi adanya rasa bangga,
kepercayaan diri kepada warga yang memiliki sebuah kebudayaan itu. Akibatnya
Dari ungkapan Nanang di atas menunjukan keruntuhan sebuah nilai budaa itu
kebudayaan tersebut, maka kelak ketika mereka hidup bersama dengan kelompok
beda etnis, yang akan terjadi adalah tidak lagi adnaya penghormatan kepada
kelompok budaya lain akan semakin melekat dengan masyarakat. Hal ini aabila
tidak terselesaikan secara terbuka maka akan menimbulkan sebuah konflik laten
Adalah suatu upaya yang diharapkan pihak-pihak yang berkonflik untuk menjalani
kehidupan yang damai. Sutarto Wijono (2012:234) menyatakan ada dua tindakan
yang perlu diambil terhadap suatu konflik agar konflik itu bisa terselesaikan,
yaitu:
a) Arbitrase
b) Mediasi
c) Bujukan (persuation)
Salah satu usaha untuk menghadapi konflik adalah dengan cara
berusaha membujuk pihak lain misalnya berusaha mengubah posisinya
atau memberikan bukti-bukti nyata yang dapat mendukung dan
memperkuat pisisinya dan memperlemah posisi lawanya.
Salah satu bentuk lain untuk melakukan strategi saya menang dan anda
pun menang adalah menggunakan bentuk campur tangan pihak ketiga
yang berbeda dari Arbitrase ataupun Mediasi dalam beberapa strategi,
yaitu dari konsultasi proses pihak ketiga. Tujuanya adalah
mengembangkan hubungan antara kedua belah pihak sesuai dengan
potensi mereka masing-masing secara lebih efektif sehingga kedua
belah pihak merasa puas.
Konflik laten ini lebih berbahaya daripada konflik manifest, karena keadaanya
yang tidak tampak sehingga ditakutkan apabila konflik ini kelak muncul menjadi
sebuah bumerang yang mengakibatkan sebuah pemberontakan sehingga konflik
laten tersebut bisa menjadi sebuah konflik manifestt yang lebih besar dari pada
keadaan yang diperkirakan.
Contoh kasus kerusuhan di Lampung Selatan pada Januari 2012 lalu. Konflik
manifest yang begitu besar ini mengakibatkan banyaknya korban luka-luka hingga
korban materi berupa rusaknya fasilitas umum dan juga rumah-rumah warga.
43
itu susah terselesaikan dengan baik dan akibatnya menimbulkan sebuah konflik
Pada faktanya konflik yang telah lama terpendam itu kembali muncul
dipermukaan yang kemudian memuncak kembali pada bulan Oktober 2012 ini
dan timbul lagi menjadi sebuah konflik manifest yang lebih besar daripada konflik
Keadaan lebih kacau terjadi pada konflik kedua ini, bukan hanya kerusakan
fasilitas umum dan pembakaran rumah warga saja, namun pembunuhanpun juga
dipicu oleh faktor penyebab sederhana, namun kemudian menjadi besar yang
Konflik manifes ini berkembang akibat dari tuntutan warga desa Agom yang
mendapat sambutan kekerasan dari pihak warga desa Bali Nuraga, sehingga
berakibat meninggalnya tiga orang warga Agom. Konflik kembali terjadi dengan
skala lebih besar, yang melibatkan warga diluar desa agom dengan mengatas
namakan etnis.
Pada peristiwa konflik manifes lanjutan ini mengakibatkan lebih banyak korban,
baik berupa harta, benda, bahkan merenggut nyawa dari kedua belah kubu yang
berkonflik ini.
Akibatnya konflik antar warga itu menimbulkan berbagai dampak buruk lainya
bagi masyarakat, baik dari segi psikologis berupa rasa trauma berkepanjangan.
44
Kehidupan sosial yang tidak harmonis, keadaan ekonomi yang tidak stabil dan
lunturnya nilai-nilai budaya yang ada. Oleh karena itu, dari sebuah pelajaran ini
dengan baik, agar kelak tidak terjadi lagi konflik susulan buntut dari konflik yang
Masyarakat
Majemuk Faktor Penyebab:
Konflik Konflik
Manifest Laten