A. Latar Belakang
Metode pendidikan adalah segala cara yang digunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan. Bagaimana cara menyampaikan pesan pendidikan, inilah
sebetulnya hakikat metode tersebut. Karena itu metode bisa dalam bentuk
perkataan, pebuatan dan juga diamnya seseorang pendidik
Metode umum atau metodologi pengajaran telah membicarakan berbagai
kemungkinan metode mengajar yang dapat digunakan guru dalam
menyelanggarakan kegiatan belajar mengajar. Telah disediakan metode
ceramah,tanya jawab,diskusi,metode pemberian tugas dan retisai, dan lain-lain.
Guru dapat memilih metode yang paling tepat ia digunakan.
Begitu juga dengan Metode pendidikan Islam sangat menghargai
kebebasan individu, selama kebebasan itu sejalan dengan fitrahnya, sehingga
seorang guru dalam mendidik tidak dapat memaksa muridnya dengan cara yang
bertentangan dengan fitrahnya. Akan tetapi guru harus bertanggung jawab dalam
membentuk karakter muridnya. Dia tidak boleh duduk diam sedangkan murid-
muridnya memilih jalan yang salah
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah disajikan sebagai
berikut.
1) Bagaimana saja pendekatan dalam metode pendidikan islam?
2) Bagaimana saja metode dalam pembelajaran pendidikan islam?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas maka tujuan
penulisan pada makalah ini sebagai berikut.
1) Menjelaskan pendekatan dalam metode pendidikan islam
2) Menjelaskan metode dalam pembelajaran pendidikan islam
BAB II
PEMBAHASAN
1
2
عكعماَ ْأعمرعسملعناَ ْتفيمكمم ْعرمسول ْتممنمكمم ْعيمتملو ْععلعميمكمم ْآعياَتتعناَ ْعوميعزلكيمكمم ْعوميععللمممكمم
حمكعمعة ْعوميععللمممكمم ْعماَ ْعلمم ْعتمكومنوا ْعتمععلمموعن ب ْعوامل ت املتكعتاَ ع
“sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat kami kepadamu) kami
telah mengutus kepadamu rasul diantara kamu, yang membacakan ayat-ayat
kami kepada kamu, serta mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan al-hikmah,
serta menganjurkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui” (QS. Al-
Baqarah: 151)
bersumber dari Rabb al-‘alamin, serta memandang bahwa segala yang ada
tidak diciptakan-Nya secara sia-sia belaka. Bentuk tilawah mempunyai
indikasi tafakkur (berpikir) dan tadzakur (berzikir), sedangkan aplikasinya
adalah pembentukan kelompok ilmiah, bimbingan ahli, kompetisi ilmiah
dengan landasan akhlak islam, dan kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya,
misalnya penelitian, pengkajian, seminar, dan sebagainya.
2) Pendekatan Tazkiyah
Pendekatan ini meliputi menyucikan diri dengan upaya amar ma’ruf
dan nahi munkar (tindakan proaktif dan tindakan reaktif). Pendekatan ini
bertujuan untuk memelihara kebersihan diri dari lingkungannya,
memelihara dan mengembangkan akhlak yang baik, menolak dan
menjauhi akhlak tercela, berperan serta dalam memelihara kesucian
lingkungannya. Indikator pendekatan ini adalah fisik, psikis, dan sosial.
Aplikasi bentuk pendekatan ini adalah adanya gerakan kebersihan,
kelompok-kelompok usrah, riyadhah keagamaan, ceramah, tablig,
pemeliharaan syiar islam, kepemimpinan terbuka, teladan pendidikan,
serta pengembangan kontrol sosial (social control).
3) Pendekatan Ta’lim Al-Kitab
Mengajarkan al-kitab (al-quran) dengan menjelaskan hukum halal
haram. Pendekatan ini bertujuan untuk membaca, memahami, dan
merenungkan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai keterangannya.
Pendekatan ini bukan hanya memahami fakta, tetapi juga makna dibalik
fakta, sehingga dapat menafsirkan informasi secara kreatif dan produktif.
Indikatornya pembelajaran membaca Al-Qur’an, diskusi tentang Al-
Qur’an dibawah bimbingan para ahli, memonitor pengkajian islam,
kelompok diskusi, kegiatan membaca literatur islam, dan lomba kreativitas
islami.
4
Daulay, H. Putra. 2014. Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat. Jakarta: Kencana Prenada
Media, hlm. 125
6
5
Tafsir, Ahmad. 2011. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, hlm.
33-34.
6
Unbiyati, Nur & Ahmadi, Abu. 1997. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia, hlm. 136
7
Aziz, Abd. 2010. Orientasi Sistem Pendidikan Agama di Sekolah. Yogyakarta: Teras, hlm. 57
8
Shalahuddin, Mahfudz. 1987. Metodologi Pendidikan Agama. Surabaya: Bina Ilmu, hlm. 24-25
9
Daulay, H. Putra. 2014. Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat. Jakarta: Kencana Prenada
Media, hlm. 125-129
7
1) Metode Teladan
علعقمد ْعكاَعن ْعلمكمم ْتفيِ ْعرمسوتل ْالمته ْأ ممسعوةة ْعحعسعنةة ْلتعممن ْعكاَعن ْعيمرمجو ْالمعه ْعواملعي موعم
امل ت
خعر ْعوعذعكعر ْالمعه ْعكتثيررا
Artinya: ‘’sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) AllAH
dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama ALLAH.
(QS.al-Ahzab:21)
Dalam rangka pembentukan karakter, maka metode contoh teladan
ini adalah salah satu metode yang sangat dihandalkan. Karena lewat
keteladananlah seorang peserta didik dapat mencontoh perilaku yang baik
dan menjauhi perilaku yang jahat.
2) Metode Kisah
Sebagian besar isi Al-Qur’an, muatannya sejarah. Filosofi mempelajari
sejarah ialah untuk menjadikan kisah sejarah yang ada itu untuk menjadi
i’tibar atau ‘ibrah. Didalam kisah sejarah selalu muncul dua peristiwa
yaitu baik dan buruk, begitu juga muncul dua tokoh baik dan buruk.
Karena kebaikan selalu mendatangkan kemaslahatan, sedangkan kejahatan
mendatangkan kehancuran. Maka sejarah dapat dijadikan pembelajaran
untuk mencontoh yang baik dan menjauhi yang jahat.
3) Metode Nasihat
Pada prinsipnya seorang pendidik adalah pemberi nasihat, bertugas
membentuk kepribadian seseorang. Didalam membentuk kepribadian itu
unsur utamanya adalah pembentukan jiwa. Disini yang sangat dieprlukan
adalah transfer of value, pentransferan nilai-nilai. Nilai-nilai yang baik
yang belum dikenal oleh peserta didik dimasukkan kedalam jiwanya, atau
penguatan nilai-nilai yang baik juga bagian dari ini. Didalam pentransferan
nilai-nilai tersebut banyak jalan yang bisa dilaksanakan, salah satunya
lewat nasihat. “addinun nasihah” agama itu nasihat.
4) Metode Pembiasaan
Perilaku manusia banyak ditentukan oleh kebiasaannya, bila seseorang
terbiasa melakukan kebaikan maka dengan mudah pula dia melakukannya,
8
begitu pula sebaliknya. Karena itu seorang anak sejak dini sudah
dibiasakan diberikan kebiasaan baik sehingga kebiasaan itu mempribadi
pada dirinya. Kebiasaan adalah bagian dari metode pembentukan
kepribadian dalam islam. Peserta didik mestilah dididik pembiasaan dalam
hal adab makan dan minum, adab salam, adab meminta izin, adab majelis,
adab berbicara, adab senda gurau, adab tahniah (memberi ucapan selamat),
adab mengunjungi yang sakit, adab takziyah, dan adab bersin.
5) Metode hadiah dan hukuman
Hadiah dan hukuman juga merupakan bagian dari metode pendidikan.
6) Metode ceramah
Metode ceramah atau metode khotbah adalah suatu cara penyampaian
bahan pelajaran secara lisan oleh pendidik didepan kelas atau kelompok.
Metode ceramah sebagai metode mengajar yang paling tua umurnya dan
paling banyak digunakan di sekolah-sekolah dapat dipandang sebagai cara
yang paling mengena bagi usaha untuk penyampaian informasi, karena
memiliki keistimewaan-keistimewaan berikut:10
- Biayanya murah, sebab alat-penyampaian (media) bahan pelajaran
hanyalah suara pendidik.
- Dapat menyajikan bahan pelajaran kepada sejumlah besar murid
(kelas) dalam waktu yang sama.
- Mudah mengulang kembali jika diperlukan
- Ceramah atau uraian guru yang dibawakan dengan baik dapat
menjadikan pokok pembicaraan menjadi menarik.
- Metode ceramah, memberikan kesempatan pengalaman kepada
murid-murid untuk belajar mendengarkan suatu uraian secara lisan.
- Metode ceramah dapat memberikan kesempatan pada murid-murid
untuk memperoleh latihan mendengar dan membuat catatan-
catatan singkat.
- Bahan ceramah yang disiapkan dengan baik dan disajikan dengan
cara sistematis, data menghemat waktu belajar bagi anak didik.
10
Patoni, Achmad. 2004. Metodologi pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bina ilmu, hlm. 110-112
9
8) Metode Diskusi
Metode diskusi atau musyawarah adalah suatu kegiatan kelompok
dalam memecahkan masalah untuk mengambil kesimpulan. Dalam metode
ini menampilkan kegiatan menanyakan, memberi komentar, saran serta
jawaban dalam kelompok/kelas.13 Proses hidup dan kehidupan manusia
sehari-hari khususnya dibidang pendidikan seringkali dihadapkan kepada
persoalan-persoalan, dimana persoalan tersebut kadang-kadang tak dapat
11
Daradjat, Zakiah. 2008. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, hlm.
289-290
12
Ibid., hlm. 307-308
13
Patoni, Achmad. 2004. Metodologi pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bina ilmu, hlm. 117
10
dipecahkan oleh hanya satu jawaban atau dengan satu cara saja, akan
tetapi memerlukan semacam pengetahuan untuk kemudian disusun
pemecahan yang mungkin berupa jalan yang terbaik.14
Sebagai metode mengajar yang bersifat sangat mendekati cara-cara
kegiatan hidup sehari-hari, metode diskusi baik sekali untuk diterapkan
dalam pendidikan agama, oleh karena memiliki keistimewaan-
keistimewaan sebagai berikut:15
a. Mendidik murid-murid untuk belajar bertukar pikiran atau
pendapat
b. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menghayati
pembaruan suatu problema bersama-sama.
c. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk dapat
memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbgai sudut pandang atau
berbagai sumber data.
d. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk berlatih
berdiskusi dibawah asuhan guru
e. Mengembangkan dan membina rasa solidaritas dan toleransi
terhadap pendapat-pendapat teman yang bervariasi.
f. Membina anak didik untuk berfikir matang-matang sebelum
berbicara
g. Dengan metode diskusi anak didik dapat dibina untuk menyatakan
pendapatnya secara sistematis dan logis.
Kekurang mampuan seseorang dalam mengarahkan aktivitas diskusi
dapat menimbulkan berbagai peristiwa yang tidak diinginkan, mungkin
pula ada beberapa murid yang belum lagi memahami hal-hal yang
didiskusikan. Untuk mengembangkan pikiran-pikiran dalam masalah
bersama dan kesanggupan untuk mendapakan jawaban atau rangkaian
jawaban yang didasarkan dan pertimbangan yang saksama, maka diskusi
itu hendaklah dilaksanakan dengan baik dan obyektif.
14
Daradjat, Zakiah. 2008. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, hlm.
292
15
Patoni, Achmad. 2004. Metodologi pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bina ilmu, hlm. 118
11
9) Metode demonstratif
Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan
peragaan untuk memperjelas sutau pengertian atau untuk memperlihatkan
bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik. misalnya, bagaimana
cara shalat yang sesuai dengan ajaran rasulullah saw, bagaimana
pelaksanaan ibadah haji, zakat, dan lain sebagainya. Memperjelas
pengertian tersebut dalam prakteknya dapat dilakukan oleh guru itu sendiri
atau langsung oleh anak didik.
Beberapa keuntungan atau kebaikan dalam metode demonstrasi ini,
yaitu16
- perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang
dianggap penting oleh guru dapat diamati secara tajam.
- perhatian anak didik akan lebih terpusat kepada apa yang
didemonstrasikan, jadi proses belajar anak didik akan lebih terarah
dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.
- apabila anak didik sendiri ikut aktif dalam suatu percobaan yang
bersifat demonstrative, maka mereka akan memperoleh
pengalaman yang melekat pada jiwanya dan ini berguna dalam
pengembangan kecakapan.
10) Metode perintah dan larangan
Al-Qur’an menjelaskan bahwa menyuruh berbuat baik dan melarang
berbuat jahat adalah kewajiban setiap muslim. Pendidik juga bertugas
menyuruh peserta didik guna melakukan kebajikan dan melarang mereka
melakuakan kejahatan.17
16
Daradjat, Zakiah. 2008. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, hlm.
296-297
17
Daulay, H. Putra. 2014. Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat. Jakarta: Kencana Prenada
Media, hlm. 129
12
18
ibid., hlm. 129
19
Aziz, Abd. 2010. Orientasi Sistem Pendidikan Agama di Sekolah. Yogyakarta: Teras, hlm. 58-60
20
Ali, A. Mukti. 1987. Beberapa Persoalan Agama Dewasa Ini. Jakarta: Rajawali, hlm. 323
13
21
Patoni, Achmad. 2004. Metodologi pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bina ilmu, hlm.132
14
BAB III
KESIMPULAN
Islam kepada anak didik agar terwujud kepribadian muslim. Dalam penggunaan
metode itu yang perlu dipahami adalah bagaimana seorang pendidik dapat
memahami hakikat metode tersebut dan relevansinya dengan tujuan utama
pendidikan islam yaitu terbentuknya pribadi yang beriman yang senantiasa siap
setia mengabdi kepada Allah.