Anda di halaman 1dari 9

22/10/2015

 Ceramic matrix composites (CMCs) adalah


Pertemuan ke-7
subgrup dari material komposit sebagaimana
subgroup dari keramik teknik.
CERAMIC MATRIX COMPOSITE (CMC) • CMC terdiri dari fiber keramik yang diletakkan
pada matriks keramik, sehingga membentuk
sebuah material ceramic fiber reinforced
ceramic (CFRC).
• Matriks dan fiber dapat terdiri dari berbagai jenis
material keramik, dimana karbon dan fiber
carbon juga dapat dianggap sebagai material
keramik.
MATERIAL KOMPOSIT

 Hal utama yang mempengaruhi sifat komposit adalah


bentuk dari fasa filler/fibernya.
 Gelas, gelas-keramik dan keramik merupakan material  Komposit dengan fiber yang kontinu memiliki
yang memiliki nilai modulus Young (stiffness) yang tinggi, kemungkinan lebih kuat dan tangguh dibandingkan
kekuatan kompresi yang baik dan sedikit lebih padat yang mengandung partikulat. Sedangkan komposit
dibandingkan dari kebanyakan logam struktural. yang mengandung whisker dan platelet berada pada
 Penggunaan material gelas, gelas-keramik dan keramik daerah transisi dari fasa fiber yang kontinu dengan
sangat terbatas pada aplikasi struktural, yang disebabkan partikulat.
oleh kerapuhan, ketahanan patahan yang rendah,  Secara umum fasa filler dari material yang isotropik
sensitivitas terhadap cacat, dan kekuatan tarik yang sangat akan membentuk komposit dengan sifat-sifat
rendah pada kondisi bulk. isotropik. Dengan demikian, partikulat yang bulat
 Fasa filler mampu meningkatkan toleransi terhadap sebagai inklusi kedalam material gelas, gelas-keramik
kerusakan (toleransi toughness), meningkatkan reliabilitas dan keramik akan menghasilkan komposit dengan sifat
(modulus yang tinggi) dan kekuatan kelenturan dan mekanik yang isotropik.
tegangan yang tinggi.

1
22/10/2015

 Inklusi material kecil yang anisotropik


seperti whisker dan platelet akan menghasilkan
komposit yang memiliki sifat mikroskopik yang Fitur berikut sangat penting dalam mengevaluasi data
anisotropik, namun sifat secara makroskopiknya akan bending (kelenturan) dan tensile (kuat tarik) dari material
isotropik, yang akan terjadi dengan asumsi orientasi CMC:
inklusi terjadi secara acak.
 Penyusunan fiber kontinu yang anisotropik ke dalam  Material CMC dengan kandungan matriks rendah (di
material gelas, gelas-keramik dan keramik umumnya bawah nol) mempunyai tensile strength yang tinggi
akan membentuk komposit yang memiliki sifat mekanik (menutupi tensile strength dari fiber), tetapi bending
dengan anisotropik yang tinggi juga. strength nya rendah.
 Fasa filler yang membentuk struktur internal CMC
lainnya adalah material komposit yang terdiri atas  Material CMC dengan kandungan fiber rendah (di bawah
berlapis-lapis fasa filler, partikel yang disusun gradasi nol) mempunyai bending strength tinggi (menutupi strength-
(Functionally Gradient Material=FGM), material nya keramik monolitik), tetapi tidak ada elongasi melebihi
antarmuka polikristalin atau inter-fase antara butir. 0.05% beban tensile.

Purpose of using CMC Mekanisme ketangguhan pada CMC

 Increase the toughness  Komposit matriks keramik yang diperkuat dengan fiber
kontinu menunjukkan adaya perilaku kausi-perpatahan
ulet seiring dengan panjangnya fiber.
 Ketangguhan perpatahan material ini mampu lebih dari
20 M Pa m1/2 apabila antara fiber dan matriks
terbentuk antarmuka yang lemah.
 Sedangkan komposit matriks keramik yang diperkuat
partikulat atau whisker, menunjukan perilaku kerapuhan
diiringi dengan peningkatan kekuatan dan
ketangguhan perpatahan. Ketangguhan perpatahan
material tersebut berkisar 10 M Pa m1/2 atau lebih.

2
22/10/2015

Pada Gambar 1, ditunjukkan ilustrasi


retakan yang melengkung diantara dua
partikel terdispersi. Jarak antara partikel
 Material yang rapuh yang mengandung fasa filler memegang peranan terhadap peningkatan
terdispersi memiliki kemampuan kekuatan yang tinggi fraksi muka retakan per satuan
dibandingkan material yang homogen. penambahan panjangnya. Dengan
asumsi energi perpatahan tidak hanya
 Kekuatan meningkat seiring dengan peningkatan fraksi bergantung pada luas permukaan yang
volum partikel terdispersi dan akan menurun seiring baru terbentuk saja, tetapi bergantung
menurunnya faksi volum partikel terdispersi. Kekuatan juga pada panjang dari muka retakan yang
dipengaruhi oleh jarak partikel. Pengaruh ini tidak Gambar 1. Lengkung retakan
baru terbentuk.
hanya ditemukan pada sistem dispersi partikel kuat akibat tarikan antara partikel
terdispersi.
saja tetapi ditemukan juga pada sistem yang
mengandung kekosongan disebabkan ujung retakan
mengalami penumpulan yang terlokalisir pada Besar laju pelepasan energi regangan dari retakan yang terdefleksi mampu
meningkatkan ketangguhan perpatahan. Butir dengan bentuk batang sangat
kekosongan. efektif untuk mendefleksikan rambatan retakan. Mekanisme defleksi retakan
yang meningkatkan ketangguhan keramik disebabkan adanya tegangan sisa
disekitar partikel filler yang terdispersi

 Tegangan sisa pada partikel terdispersi diakibatkan oleh koefisien


muai termal yang berbeda yang terjadi saat pendinginan pada
proses termal.
 Tegangan sisa secara spontan menyebabkan retakan mikro. Bila
Gambar 2. Defleksi retakan oleh partikel terdispersi akibat adanya tegangan sisa lebih rendah dari kekuatan lokal pada
tegangan pada matriks akibat perbedaan pemuaian termal. material, tegangan internal akan tetap berada di dalam
material. Dalam kondisi tersebut, pemberian tegangan akan
menyebabkan retakan mikro pada ujung retakan dimana terbentuk
tegangan lokal yang besar, hal ini terjadi karena tegangan yang
diberikan akan mengurangi ukuran kritis retakan miko dari retakan
Pada Gambar 2, ditunjukan resultan tegangan tarik mikro spontan. Mekanisme dari retakan mikro diawali dari
munculnya retakan mikro pada ujung retakan. Terjadi perluasan
yang terjadi pada matriks menyebabkan terjadinya area retakan mikro menuju retakan sehingga membentuk lapisan
defleksi retakan disekitar partikel yang membuat retakan yang megakibatkan adanya tegangan kompresi pada
peningkatan pada kekuatan dan ketangguhan patahan. permukaan retakan dan menyebabkan peningkatan ketangguhan
perpatahan.

3
22/10/2015

 Komposit dengan susunan fiber sepanjang tegangan tarik, akan


memperoleh kekuatan perpatahan dan energi perpetahan yang
tinggi.
 Energi perpatahan yang tinggi umumnya diperoleh ketika fiber
 Mekanisme lainnya adalah ketangguhan akibat dari yang panjang menjulur sepanjang permukaan perpatahan,
perubahan fasa material. karena tegangan geser antara fiber dengan matriks menghambat
rambatan retakan selama proses penarikan.
 Mekanisme peningkatan ketangguhan akibat  Antramuka yang lemah akan mengakibatkan lepasnya fiber dari
transformasi fasa adalah serupa dengan retakan mikro matriks yang menjadi penting untuk menghasilkan komposit yang
dimana tegangan kompresi terbentuk pada antarmuka tangguh.
retakan akibat perluasan volume.  Perpindahan tegangan yang serupa antara permukaan retakan
juga terjadi pada keramik polikristalin. Hal ini mengakibatkan
 Perubahan fasa mengakibatkan perubahan volume dan peningkatan dalam ketangguhan perpatahan karena jembatan
butir memindahkan tegangan yang menghambat pentumbuhan
morfologi partikel diujung retakan, dan mengubah retakan. Tegangan yang dijembatani dihasilkan oleh berbagai
distribusi tegangan. proses mikro, seperti interlocking gesekan, jembatan fiber dan
tarikan geser.
 Peningkatan ketangguhan perpatahan dihasilkan oleh
tegangan sisa kompresi pada ujung retakan.

Pada kurva tegangan dan regangan CMC yang diperkuat fiber ada tiga (3) daerah
CMC dengan fiber kontinu 
yang berbeda seperti pada Gambar 3, yaitu:
Daerah pertama, adalah daerah penambahan regangan linier seiring penambahan
tegangan. Aplikasi siklus pada komposit di daerah ini akan menghasilkan
kelelahan minimal.
 Dalam memperoleh keunggulan maksimum dari fiber
Daerah kedua berawal pada saat tingkat tegangan mendekati nilai regangan ultimat
sebagai penguat diperlukan penyusunan secara 

dari matriks yang tidak diperkuat. Siklus kelenturan pada daerah ini menyebabkan
paralel terhadap arah tegangan yang akan diberian. kelelahan komposit. Derajat penuaan CMC sebanding dengan rasio siklus tegangan
 Bila sudut fiber dan tegangan tidak paralel dalam terhadap kekuatan ultimat komposit. Kemampuan siklus dari CMC yang diperkuat fiber
pada daerah kedua ini merupakan ukuran intrinsik “toleransi kerusakan” material ini.
penyusunannya, kekuatan dan ketangguhan patahan
dari komposit akan menurun dengan cepat.  Daerah ketiga berawal dari titik kekuatan ultimat komposit. Titik awal daerah ini
merupakan patahan dari fiber penguatnya.
 Penurunan kekuatan mencapai nilai minimum pada saat
arah tegangan yang bekerja pada komposit tegak
lurus dengan arah fiber.
 Meskipun CMC yang diperkuat fiber memberikan hasil Gambar 3. Grafik hubungan stress-strain
untuk CMC yang diperkuat dengan fiber
yang baik, mekanisme patahannya sangat berbeda kontinu.
dari material gelas, gelas-keramik dan keramik.

4
22/10/2015

Tabel 1. Aplikasi performa tinggi CMC yang diperkuat dengan


fiber kontinu. CMC yang diperkuat dengan partikulat

 CMC yang diperkuat oleh partikulat isotropik dapat memberikan


sifat mateial yang baik dan isotropik secara 3 dimensi.
 Material seperti ini memiliki kekuatan tarik, kelenturan dan
ketangguhan patahan yang lebih rendah dibandingkan dengan
CMC yang diperkuat dengan fiber kontinu.
 Karakteristik mekanik dari CMC yang mengandung patikulat,
berasal dari interaksi antara material penguat dengan material
matriks.
 Pada komposit yang mengandung partikulat, terjadi interaksi kimia
dan perubahan pada koefisien muai termal antara matriks dan
fillernya. Sedangkan mekanisme patahan CMC yang diperkuat
menggunakan partikulat umumnya serupa dengan matriksnya
dibandingkan CMC yang diperkuat fiber kontinu.

Tabel 2. Aplikasi potensial untuk CMC yang diperkuat


dengan partikulat.

 Mekanisme patahan CMC ini ditampilkan pada


Gambar 4.

Pada CMC diperkuat partikulat sangat menjanjikan untuk


pengembangan komposit dengan biaya yang rendah. Produk yang
dihasilkanpun menarik secara komersil karena biaya yang efektif
dan secara teknis mempunyai kehandalan yang tinggi. CMC inipun
Gambar 4. Grafik hubungan stress-strain untuk CMC yang diperkuat sangat luas penggunaannya baik untuk industri ataupun domestik.
dengan partikulat.

5
22/10/2015

Komposit fasa nano keramik


 Pada komposit fasa nano keramik dapat dibagi dua  Kelompok kedua dari kompost fasa nano keramik
kelompok berdasarkan ukuran butir dari matriks-nya: merupakan komposit dengan matriks yang nanokristalin,
1) matriks dengan ukuran mikrometer dan 2) matriks dikenal juga sebagai keramik nano, dimana ukuran butir
dengan ukuran nanometer. dari matriks dibawah 100nm.
Kelompok pertama  Jenis mikrostruktur nano-nano akan terbentuk bila fasa
kedua juga dalam ukuran nano.
 adalah matriks dengan ukuran mikrometer yang
 Keramik nano menunjukkan sifat-sifat yang menjanjikan
mendispersi fasa kedua yang ukurannya nanometer. dalam mekanisme deformasi bila ukuran butir diperkecil
 Fasa kedua sangat mempengaruhi mikrostruktur mendekati 100 nm.
komposit dan sifat-sifatnya. Klasifikasi dari distribusi  Keramik nano menunjukkan juga ketangguhan yang tinggi,
fasa kedua didalam matriks dapat bagi menjadi tiga dimana mekanisme ketangguhan yang terbaru
bagian yaitu, intragranular, intergranular dan disebut Ferroelectric Domain Switching, yang berbeda dari
intra/intergranular. jenis komposit keramik mikro-nano.

 Komposit mikro-nano awalnya menggunakan material


penguat yang keras dan terdispersi kuat, seperti SiC,
Processing of CMCs
Si3N4, TiC dan lainnya, dimana tujuan utamanya adalah
meningkatkan sifat mekanik.  Conventional mixing and pressing
 Namun kini, peningkatan kekuatan patahan juga dapat
dicapai dengan menambahkan material penguat baik Powder of matrix
yang lunak dan terdispersi lemah seperti logam, grafit
dan h-BN. Particulate or
whisker mixer pressed fired
 Densitas, mikrostruktur dan sifat mekanik dari material reinforcement

penguat partikulet yang berukuran nano dalam


Binder/pengikat
komposit nano sangat dipengaruhi oleh fraksi volum
dari partikulat dan kondisi sintering.
 Pada keramik jenis nano-nano, material nano kristalin Problems: 1. nonuniform mixing
sebagai matriks dan fasa penguat memberikan 2. low volume fraction of reinforcement
peningkatan pada sifat mekanik komposit. 3. damage of whiskers during mixing and pressing

6
22/10/2015

 Teknik densifikasi komposit akan berbeda untuk


tiap-tiap jenis penguat pada komposit.
Tabel 3. Teknik densifikasi untuk komposit matriks kemarik.
 Pembuatan komposit yang mengandung partikulat sering
menggunakan tekanan atmosfer. Material penguat yang
terarah akan meningkatkan densifikasi pada komposit yang
diperlukan dalam optimasi sifat-sifat mekanik.
 Sedangkan untuk meminimalisasi porositas komposit dengan
penguat whisker dan fiber kontinu dengan matriks yang
dibuat dari serbuk, sangat diperlukan prosedur penekanan
panas.
 Sintering dengan tekanan atmosfer seringkali digunakan
dalam pembuatan komposit yang mengandung platelet
Ket: yang jumlahnya rendah, sedangkan untuk memperoleh
HAP (hot atmospheric pressure processing) : proses panas dengan tekanan atmosfer komposit dengan porositas yang rendah pada platelet
HUP (hot uniaxial pressure processing) : proses panas dengan tekanan uniaxial
HIP (hot isostatic pressure processing) : proses panas dengan tekanan isostatik
dengan jumlah yang tinggi, pembuatannya dapat
menggunakan prosedur dengan penekanan panas.

Types of Bonding
 Matriks dari serbuk dengan penguat fiber kontinu dapat dibuat  Susunan ion sederhana dalam ikatan padatan secara ionik
dengan berbagai teknik seperti penekanan, slip-casting, ekstrusi
dan tape-casting. ditentukan oleh faktor-faktor berikut:
 Pembuatan berbagai bentuk mulai dari bentuk pelat hingga bentuk  Ukuran relatif ion-ion pada padatan ionik.
yang kompleks dapat diperoleh melalui prosedur sintering dengan
tekanan atmosfer pada komposit dengan penguat partikulat.  Keseimbangan kenetralan listrik pada padatan ionik.
 Bentuk produk kompleks yang dapat dipenuhi sangat terbatas pada
komposit dengan penguat whisker dan fiber dengan matriks
dari serbuk dengan penekanan panas unidirectional.
 Pembuatan produk dengan bentuk yang kompleks dari serbuk
sangat memerlukan penggunaan penekantan panas isostatik.
 Tingginya biaya proses penekanan panas dalam pembuatan CMC,
membuat proses pada tekanan atmosfer lebih disukai.

7
22/10/2015

Crystal structures of Ceramics Crystal structures of Ceramics


 Cesium Chloride (CsCl)  Silicate structures S i O4 4−

 Sodium Chloride (NaCl)

Processing of Ceramics Mechanical Properties of Ceramics


Materials preparation forming thermal treatment
Pressing (a)drying
dry pressing (b)sintering
isostatic pressing (c)vitrification
hot pressing
slip casting
extrusion

8
22/10/2015

Factors Affecting the Strength of Ceramic


Materials
Structural defects (cacat):
 High Strength , Hardness & Temperature
(1) surface crack
 Chemical Inertness
(2) voids/kekosongan (porosity)
(3) inclusions  Low Density

(4) grain size

 Composites are more brittle than wrought metals and


thus are more easily damaged.

 Repair at the original cure temperature requires


tooling and pressure.

Anda mungkin juga menyukai