Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHUALUAN

A. Latar Belakang

Baja adalah logam paduan, lo;gam besi sebagai unsur dasar dengan
beberapa elemen lainnya, termasuk karbon. Kandungan unsur karbon dalam baja
berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Elemen berikut ini
selalu ada dalam baja:

karbon,mangan, fosfor, sulfur,silikon,dan sebagian Kecil oksigen,nitrogen


dan aluminium.

Selain itu, ada elemen lain yang ditambahkan untuk membedakan


karakteristik antara beberapa jenis baja diantaranya mangan,
nikel,krom,molybdenum,boron, titanium, vanadium danniobium.Dengan
memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis
kualitas baja bisa didapatkan. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur
pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice)
atom besi. Baja karbon ini dikenal sebagai baja hitam karena berwarna hitam,
banyak digunakan untuk peralatan pertanian misalnya sabit dan cangkul.

Baja termasuk logam yang sangat kuat, keras, dan kokoh sehingga
digunakan sebagai penyokong di hampir seluruh bangunan-bangunan bertingkat
di dunia.Kelebihan logam baja ini seharusnya mengundang rasa penasaran atau
rasa keingintahuan kita sebagai mahasiswa yang sedang bergerak dibidang
akademik dengan menimba ilmu.Seharusnya selalu ada pertanyaan-pertanyaan
yang bersifat kritis dari para mahasiswa/mahasiswi,Seberapaka kuatkah baja
itu,apa yang membuat dia kuat dan apa saja pengolahan yang didapat dari baja
tersebut hingga dapat bermanfaat bagi banyak orang.
Indonesia yang negaranya termasuk negara berkembang sudah saatnya
bagi Indonesia untuk sesegera mungkin dan secepat mungkin untuk memajukan
bidang di sektor industrinya tersebut untuk bisa bersaing dengan negara-negara

1
lainnya terutama pada industri logam seperti industri baja yang sekarang sedang
berkembang dengan sangat cepat terutama dengan perkembangan teknologinya.

Untuk itu ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat mendorong


terwujudnya industri baja yang besar dan berwawasan ilmu pengetahuan.
Industri mengolah bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi
melibatkan banyak proses yang komplek. Hal ini erat kaitannya dengan
sumber daya manusia sebagai pelaku industri itu sendiri. Oleh karena itu perlu
adanya pelatihan baik hardskill maupun sofskill demi kelancaran proses
industri. Pengenalan industri baja pada mahasiswa merupakan proses awal untuk
membuka inspirasi akan terciptanya produk-produk baru yang lebih
menguntungkan kedepannya. Hal ini bertujuan agar mahasiswa mampu
berpikir kritis,mampu mengembangkan dengan segala peluang dan potensi yang
ada untuk menghadapi era globalisasi yang kian merebak.
Menghadapi era pasar bebas yang sudah kian mendekat, negara–negara
berkembang termasuk salah satunya Indonesia baik dikawasan Asia
tenggara(ASEAN) (AFTA),maupun kawasan Asia Pasifik (APEC) serta
Globalisasi Perdagangan Dunia (WTO) akan menghadapi tantangan serius
disegala bidang. Dampak nyata yang sudah sering timbul dari globalisasi
adalah semakin ketatnya persaingan didunia bisnis dengan para pelaku bisnisnya,
dimana akan menghasilkan lebih banyak produk yang seragam dengan harga
dan mutu yang bersaing bahkan lebih ekonomis.
Hal ini sangat menguntungkan negara-negara maju, karena dilihat dari sistem
produksi yang mereka gunakan lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan
negara-negara berkembang karena produksi dilakukan secara maksimal oleh
negara-negara maju dengan memanfaatkan teknologinya sebagai hasil rekayasa
pengembangan riset dan sains.
Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang dan berusaha untuk
membangun dan mengejar ketertinggalannya disegala bidang dari negara-
negara lainnya terutama dari negara maju. Salah satunya diusahakan dengan
meningkatnya permintaan pasar dan tingginya biaya produksi serta ketatnya

2
persaingan di dunia Industri, para pekerja industri berusaha untuk
mengoptimalkan produk industri yang akan dihasilkannya, baik itu secara
kualitas maupun kuantitas tanpa mengabaikan selera konsumen.
Kita menyadari betapa pentingnya IPTEK di dalam menumbuhkan daya
saing bangsa dalam rangka memproduksi barang dan jasa, baik untuk sekedar
memenuhi kebutuhan nasional maupun untuk mengisi pasar internasional
yang selanjutnya dapat menghasilkan devisa untuk negara. Kemampuan bangsa
untuk memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai IPTEK memegang
peranan yang sangat penting dalam pembangunan nasional karena peningkatan
penggunaan IPTEK akan menentukan besarnya nilai tambah dan nilai produksi
dari produk-produk industri. Selain itu dengan penguasaan IPTEK, maka daya
saing produk dari industri nasional akan dapat ditingkatkan dalam rangka
menghadapi persaingan global untuk sekarang ini.
Sesuai dengan KEPMENRISTEK No.02/M/KP/II/2002 tanggal 15 Februari
2000 tentang kebijaksanaan Strategi Pembangunan IPTEKNAS 2000-2004
(JAKSTRAIPEKNAS), usaha utama pembangunan IPTEK adalah menempatkan
kegiatan penyadaran masyarakat akan fungsi dan manfaat pengetahuan serta
teknologi guna memacu daya saing nasional dan keserasian dari seluruh elemen
pembangunan secara integral mutlak diperlukan untuk menunjang
peningkatan dan ketahanan ekonomi yang berlandaskan ruang sosial yang
kokoh. Percepatan ketahanan ekonomi Indonesia yang sangat kita harapkan tidak
terlepas dari Sumber Daya Manusia (SDM) dan modal serta kondisi bangsa
yang berkaitan erat dengan kebijakan pelaku usaha terhadap pasar produksi
yang ada di Indonesia. Jurusan Kimia Universitas Negeri Padang merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari proses penciptaan perekonomian Indonesia
dan sudah seharusnya mahasiswa dapat melihat, meneliti dan mengenal
dunia industri serta teknologi yang sebenarnya. Oleh karena itu, Himpunan
Mahasiswa Jurusan Kimia Universitas Negeri Padang dalam menjawab tantangan
tersebut mencoba melakukan kunjungan industri selaras dengan mata kuliah
yang sudah terdaftar dalam buku pedoman akademik.

3
B. Tujuan
1. Tujuan Pembuatan Laporan
 Sebagai bukti tertulis telah mengikuti kunjungan industri pabrik baja
 Sebagai pertanggungjawaban atas tugas yang telah diberikan oleh dosen
mata kuliah Struktur baja 2
 Untuk memenuhi atau melengkapi tugas besar sebagai syarat mengikuti
UAS

2. Tujuan Kunjungan Industri


Ada beberapa tujuan diadakannya kunjungan industri bagi mahasiswa/
mahasiswi sebagai berikut :
 Memperluas pengetahuan mahasiswa-mahasiswi dalam lingkungan dunia
kerja
 Mendorong mahasiswa/mahasiswi agar mempunyai minat bekerja di
perusahaan
 Mendoronhg mahasiswa/mahasiswi untuk ikut berperan dalam rangka
membangun sektor industri baja di Indonesia.
 Memberi informasi tentang cara kerja dan tenaga kerja perusahaan.
 Mendorong mahasiswa agar mempunyai rasa kedisiplinan dan tanggung
jawab.
 Membantu siswa melaksanakan program diklat.

C. Manfaat Kunjungan Industri


Kunjungan industri ke pabrik yang dilakukan oleh mahasiswa teknik sipil
universitas negeri semarang ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua
mahasiswa diantaranya mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi dari beberapa
macam baja,mengetahui sistem manajemen pabrik,proses
pembuatan,pengolahan baja,penggunaan dan bentuk profil-profil baja yang
sering digunakan dalam konstruksi bangunan di Indonesia termasuk
perancangan tempat,alat pabrik serta mengetahui informasi situasi dunia kerja
didalam pabrik.

4
D. Waktu dan Lokasi Kunjungan
Waktu : Kamis, 4 Desember 2014
Lokasi : proyek baja Cv. Wintio Mandiri, meteseh Banyumanik

E. Luaran yang diharapkan


Adapun luaran/hasil yang diharapkan dari kunjungan ini yaitu:
1. Melalui kunjungan industri pabrik baja ini,diharapkan
mahasiswa/mahasiswi semester 5 jurusan Teknik Sipil,Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang dapat meningkatkan pemahaman
,menambah wawasan mengenai konstruksi baja,dari bahan,pengolahan,
profil,penggunaan dan proses produksi dalam industri tersebut.
2. Kemudian pada nantinya mahasiswa/mahasiswi diharapkan mampu
menjalin kerja sama dalam menghadapi dunia persaingan
global,kemajuan iptek dan industri terutama persaingan industri
konstruksi baja.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Baja
Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM
 Tahun 1100 SM, Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut
selama 400 tahun dikuasai oleh bangsa asia barat, pada tahun tersebbut proses
peleburan besi mulai diketahui secara luas.
 Tahun 1000 SM, bangsa yunani, mesir, jews, roma, carhaginians dan
asiria juga mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam
kehidupannya.
 Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah di invansi oleh
bangsa arya.
 Tahun 700 – 600 SM, Cina belajar membuat besi.
 Tahun 400 – 500 SM, baja sudah ditemukan penggunaannya di eropa.
 Tahun 250 SM bangsa India menemukan cara membuat baja
 Tahun 1000 M, baja dengan campuran unsur lain ditemukan pertama kali
pada 1000 M pada kekaisaran fatim yang disebut dengan baja damascus.
 1300 M, rahasia pembuatan baja damaskus hilang.
 1700 M, baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di eropa.

B. Profil Industri
Berbicara tentang “konstruksi bangunan” tentunya akan merujuk pada
kegiatan mewujudkan segala prasarana fisik yang dibutuhkan manusia dalam
mempertahankan dan mengembangkan peradabannya. Jadi dari melihat
konstruksi bangunan yang ditinggalkannya maka suatu bangsadapat dilihat
tingkat kemajuannya. Sebagai buktinya, di level internasional misalnya,
piramida Giza di Mesir yang dibangun + 5000 tahun lalu, maka tentunya dapat
dibayangkan bagaimanatingginya peradaban bangsa tersebut dibanding bangsa
lain yang mungkin pada masa tersebutmasih hidup seperti jaman batu (tidur di
goa). Karena itu pula, Indonesia tidak kalah bangganya mempunyai

6
peninggalan kuno abad 9 M, yaitu Borobudur dan Prambanan. Bukti fisik
seperti itutentu dapat dijadikan petunjuk bahwa bangsa Indonesia pernah
menjadi bangsa yang majutingkat peradabannya pada suatu masa
dahulu.Berkaitan dengan hal itu, berbagai bahan material telah banyak diteliti
dan digunakan untuk material konstruksi bangunan, mulai yang sederhana,
yang tersedia di alam bebas, maupun bahanmaterial khusus buatan pabrik yang
mahal. Bahan material yang dimaksud misalnya berupatanah, batuan (rock ),
kayu, bambu, beton, baja dan beberapa lagi yang mungkin dapatdisebutkan.
Meskipun demikian, jika fokus pembahasan konstruksi bangunan dibatasi
pada bangunan yang dekat dengan masyarakat, seperti konstruksi bangunan
jembatan dan gedung,maka jenis material konstruksi yang dapat dipilih untuk
digunakan (apalagi di Indonesia)menjadi terbatas, yaitu kayu, beton, baja atau
kombinasi dari ketiganya itu saja.Pemilihan bahan material konstruksi, apakah
kayu, beton atau baja adalah tahapan penting dalamsuatu perencanaan. Kriteria
dasar yang digunakan adalah:
[1] kekuatan (tegangan);
[2] kekakuan (deformasi); dan
[3] daktilitas (perilaku runtuh).
Tetapi material yang unggul pada ke-tiga kriteria di atas ternyata tidak
mesti mendominasi pemakaiannya pada proyek konstruksi bangunan, banyak
faktor lain mempengaruhi. Seperti misalnya, material baja yang jelas menurut
kriteria di atas lebih unggul dibanding beton ataukayu, tetapi fakta-fakta
lapangan menunjukkan bahwa konstruksi baja belum mendominasi proyek
bangunan Indonesia, kalah populer dibanding konstruksi beton. Itu dapat
dilihat pada proyek-proyek gedung tinggi, juga pada konstruksi bangunan
jembatan. Konstruksi beton prategang terkesan mulai banyak dipakai sebagai
alternatif digunakannya jembatan baja.
Sebagai salah satu contoh industri baja/penyedia konstruksi baja yaitu
CV Wintio Mandiri.Cv wintio mandiri merupakan salah satu perseroan yang
bergerak didalam bidang konstruksi baja,pembangunan,perbengkelan,dan
perindustrian baja.

7
Industri ini berlokasi di dua tempat yaitu wilayah jalan gajah,Semarang
dengan luas bengkel 100 m2 kemudian lokasi kedua yaitu berada di kawasan
sanggar batik semarang 16 meteseh dengan luas bengkel 200 m2.
Namun selain bergerak dalam bidang jasa konstruksi baja, Industri ini juga
bergerak di beberapa bidang yang lain seperti jasa konstruksi beton , bangunan,
pengeboran sumur

atetis,serta Penyewaan alat berat (truck, dam truck, excavator, backhoe, dan
lain-lain).
Untuk Pengalaman pekerjaan yang telah dilaksanakan sudah sangat banyak
yang telah dikerjakan seperti Pagar Goa Kreo, Konstruksi baja dan bangunan
Showroom Suzuki Siliwangi, Gedung Sanggar Batik Semarang 16, PLTU
Batang (sedang dalam proses)
Struktur Organisasi CV. Wintio Mandiri :
1. Pemilik & Direktur Utama : Ir. A. Eko Teguh Winarto
2. Direktur Lapangan : Ruswan

8
3. Direktur Pelaksana : River Chandra Kusuma Wintio
4. Divisi ME : Angga
5. Divisi Baja : Soleh
Cv Wintio mandiri mempunyai 14 orang pekerja/karyawan. Didalam
industri tersebut terdapat beberapa peralatan,mesin dengan berbagai merk
dan spesifikasi alat.
a. Mesin utama :
 Alat Las oksigen berjumlah 5 buah,
 Tabung oksigen 6 buah
 Tabung LPG 3 kg 4 buah
 Gerinda potong besar 3 buah merk makita
 Mesin genset 3 buah merk kubota
b. Mesin pendukung:
 Gerinda potong 4 buah merk makita
 Gerinda amplas 4 buah merk makita
c. Peralatan Las :
 Mesin listrik genset kecil 3 buah mmerk kubota
 Mesin las kawat 3 buah
d. Peralatan K3 :
 Topi pelindung
 Sarung tangan
 Sepatu boot
 Sabuk/tali pengikat
 Kacamata las dan baju anti bakar
 Rambu peringatan dan pagar pengaman
e. Batang Las
f. Alat Sambung
 Alat sambung las
 Sambungan Sebidang
 Sambungan Lewatan

9
 Alat sambung tegak
 Sambungan Paku Keling
 Sambungan baut

10
BAB III
PEMBAHASAN
A. Peralatan,Mesin dan Bahan
Didalam industri tersebut terdapat beberapa peralatan,mesin dengan
berbagai merk dan spesifikasi alat.
a. Mesin utama :
 Alat las oksigen
Las oksigen adalah alat yang digunakan untuk
memotong baja dengan prinsip perubahan wujud zat padat
menjadi cair oleh panas.
 Tabung Oksigen
Oksigen merupakan zat mudah terbakar. Oksigen
dalam proses pengelasan digunakan sebagai pendukung
pembakaran agar bisa memperoleh api sesuai kebutuhan.

 Tabung LPG 3 kg
Zat LPG digunakan sebagai bahan bakar api las pada
mesin las. Tanpa zat LPG maka mesin las tidak akan
menghasilkan api las.
 Gerinda potong besar
Gerinda potong digunakan untuk memotong baja.
Gerinda yang digunakan berukuran besar karena dikunakan
untuk memotong baja dengan ukuran besar.
 Mesin genset
Mesin genset digunakan sebagai penghasil listrik
penyokong pekerjaan. Spesifikasi baik dan jumlah yang
banyak diperlukan sesuai skala pekerjaan yang dilakukan.

b. Mesin pendukung:
 Gerinda potong

11
Gerinda potong memiliki mata pisau yang berfungsi
untuk memotong baja. Gerinda potong memiliki dua varian
antara lain gerinda besar (tidak portable) dan gerinda tangan
(kecil dan portable).
 Gerinda amplas
Gerinda amplas memiliki mata pisau lingkaran yang
tumpul dan memiliki permukaan yang kasar/ sangat kasar
sesuai dengan kebutuhan.
c. Peralatan Las :
 Mesin las listrik (Inverter Las)
Mesin las listrik adalah mesin las dengan prinsip kerja
merubah listrik menjadi panas (AC/DC)
 Mesin las kawat
Mesin las yang cara kerjanya menggunakan kawat las
(welding electrode). Bentuk kawat las ini seperti batang
kembang api.
d. Peralatan K3 :
 Topi pelindung
Berfungsi untuk melindungi/ mereduksi daya rusak
yang dialami kepala ketika bekerja.
 Sarung tangan
Berfungsi untuk melindungi tangan dari percikan/
bunga api yang timbul ketika pekerjaan dilaksanakan.

 Sepatu boot
Berfungsi untuk melindungi kaki dari serpihan dan
bunga api yang dapat melukai kaki.
 Sabuk/tali pengikat
Berfungsi untuk mengikatkan diri dengan penahan
yang kuat saat bekerja pada ketinggian. Mengurangi resiko
kecelakaan teknis maupun non-teknis.

12
 Kacamata las dan baju anti bakar
Berfungsi untuk melindungi mata dari percikan/ bunga api
yang
dihasilkan dari proses pengelasan dan mencegah kebutaan
akibat
cahaya terang yang berlebihan.
 Rambu peringatan dan pagar pengaman
Berfungsi sebagai peringatan kepada pekerja agar
memperhatikan tentang keselamatan di tempat kerja, juga
mencegah lingkungan dari pihak yang tidak bersangkutan
dengan proyek dan tidak bertanggung jawab.
 Topeng las (welding mask)
Untuk melindungi mata, kepala/rambut operator dari
percikan-percikan pada saat melakukan pemotongan dengan
oksi-asetilin atau api las dan benda -benda panas lainnya.
Juga untuk melindungi muka operator las terhadap percikan
hasil pemotongan, dan ledakan percampuran gas yang tidak
sempurna.
e. Batang Las : Batang las besi baja
Suatu konstruksi baja terdiri dari batang batang yang
bentangnya terkadang terbatas. Untuk itu diperlukan sambungan
yang bertujuan menggabungkan antar batang tadi menjadi satu
kesatuan bentuk konstruksi dengan menggunakan berbagai teknik
sambungan.Ada beberapa media penyambung batang baja yang
tersedia yaitu seperti baut,paku keling maupun las. Pada pabrik yang
kami kunjungi ternyata menggunakan ketiga alat sambung
tersebut,dimana baik alat sambung las,paku keling maupun bat
semuanya digunakan.

Proses pengelasan
1. Mesin las listrik

13
Dibagi menjadi beberapa jenis mesin seperti mesin las arus
bolak balik (mesin las ac),mesin las ganda (mesin las ac dc) dan
dengan beberapa perlengkapan lainnya seperti label las, tang
jepit,tang elektroda,klem masa.Sementara teknik pengelasannya
yaitu
a. Posisi Di Bawah Tangan Kemiringan elektroda 10
derajat – 20 derajat terhadap garis vertical kearah jalan elektroda dan
70 derajat-80 derajat terhadap benda kerja.
b. Posisi Tegak (vertical) Mengelas posisi tegak adalah
apabila dilakukan arah pengelasannya keatas atau ke bawah. Dengan
kemiringan elektroda sekitar 10 derajat-15 derajat terhadapvertikal
dan 70 derajat-85 derajat terhadap benda kerja.
c. Posisi Datar (horizontal) Mengelas dengan horizontal
biasa disebut juga mengelas merata dimana kedudukan benda kerja
dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horizontal. Sewaktu
mengelas elektroda dibuat miring sekitar 5 derajat – 10 derajat
terhadap garis vertical dan 70 derajat – 80 derajat kearah benda
kerja.
d. Posisi Di Atas Kepala (Overhead) Mengelas dengan
posisi ini benda kerja terletak pada bagian atas juru las dan
kedudukan elektroda sekitar 5 derajat – 20 derajat terhadap garis
vertical dan 75 derajat-85 derajat terhadap benda kerja.
e. Posisi Datar (1G) Pada posisi ini sebaiknya
menggunakan metode weaving yaitu zigzag dan setengah bulan
Untuk jenis sambungan ini dapat dilakukan penetrasi pada kedua
sisi, tetapi dapat juga dilakukan penetrasi pada satu sisi saja. Type
posisi datar (1G) didalam pelaksanaannya sangat mudah. Dapat
diapplikasikan pada material pipa dengan jalan pipa diputar.
f. Posisi Horizontal (2G) Pengelasan pipa 2G adalah
pengelasan posisi horizontal, yaitu pipa pada posisi tegak dan
pengelasan dilakukan secara horizontal mengelilingi pipa. posisi

14
sudut electrode pengelasan pipa 2G yaitu 90º Panjang gerakan
elektrode antara 1-2 kali diameter elektrode. Bila terlalu panjang
dapat mengakibatkan kurang baiknya mutu las. Panjang busur
diusahakan sependek mungkin yaitu ½ kali diameter elektrode las.
Untuk pengelasan pengisian dilakukan dengan gerakan melingkar
dan diusahakan dapat membakar dengan baik pada kedua sisi
kampuh agar tidak terjadi cacat. Gerakan seperti ini diulangi untuk
pengisian berikutnya.
g. Posisi vertikal (3G) Pengelasan posisi 3G dilakukan pada
material plate. Posisi 3G ini dilaksanakan pada plate dan elektrode
vertikal.
h. Posisi Horizontal Pipa (5G) Pada pengelasan posisi 5G
dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Pengelasan naik Biasanya dilakukan pada pipa yang
mempunyai dinding tebal karena membutuhkan panas yang tinggi.
Pengelasan arah naik kecepatannya lebih rendah dibandingkan
pengelasan dengan arah turun, sehingga panas masukan tiap satuan
luas lebih tinggi dibanding dengan pengelasan turun. Posisi
pengelasan 5G pipa diletakkan pada posisi horizontal tetap dan
pengelasan dilakukan mengelilingi pipa tersebut. Supaya hasil
pengelasan baik, maka diperlukan las kancing (tack weld) pada
posisi jam 5-8-11 dan 2. Mulai pengelasan pada jam 5.30 ke jam
12.00 melalui jam 6 dan kemudian dilanjutkan dengan posisi jam
5.30 ke jam 12.00 melalui jam 3. Gerakan elektrode untuk posisi
root pass (las akar) adalah berbentuk segitiga teratur dengan jarak
busur ½ kali diameter elektrode.
2. Pengelasan turun Biasanya dilakukan pada pipa yang
tipis dan pipa saluran minyak serta gas bumi. Alasan penggunaan las
turun lebih menguntungkan dikarenakan lebih cepat dan lebih
ekonomis. i. Pengelasan Bawah Air Pengelasan bawah air
merupakan pengembangan metode pengelasan yang telah ada

15
sebelumnya. Beberapa keuntungan yang didapat dari teknik
pengelasan ini, diantaranya adalah biaya yang relatif lebih murah
dan persiapan yang dibutuhkan jauh lebih singkat dibanding dengan
teknik yang lain, namun ada hal-hal lain yang mesti
dipertimbangkan sebelum mengaplikasikannya. Terdapat dua
kategori utama pada teknik pengelasan di dalam air adalah
pengelasan basah (Wet Underwater welding) dan pengelasan kering
(Dry Underwater Welding).
Terdapat dua kategori utama pada teknik pengelasan di dalam
air adalah pengelasan basah (Wet Underwater welding) dan
pengelasan kering (Dry Underwater Welding).
1. Pengelasan Basah (Wet Underwater Welding) Dimana proses
pengelasan ini berlangsung dalam keadaan basah dalam arti bahwa
elektrode maupun benda berhubungan langsung dengan air. Aplikasi
pengelasan sampai kedalaman 150 m. Metode pengelasan
memberikan hasil yang kurang memuaskan, disamping memerlukan
welder yang memiliki keahlian menyelam yang tangguh dan
memerlukan pakaian khusus untuk selam, gelembung gas yang
terjadi selama proses pengelasan akan sangat mengganggu
pengamatan welder tersebut. Adapun proses pengelasan yang
dipakai SMAW, FCAW dan MIG. cara kerja FCAW (c) cara kerja
MIG 2. Pengelasan Kering (Dry Underwater Welding) Metode
pengelasan ini tidak berbeda dengan pengelasan pada udara terbuka.
Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan suatu peralatan yang
bertekanan tinggi yang biasa disebut dengan Dry Hyperbaric Weld
Chamber, dimana alat ini secara otomatis didesain kedap air seperti
layak desain kapal selam. Applikasi pengelasan sampai kedalaman
150 m kebawah. Seorang welder /diver sebelum menjalankan tugas
ini tidak boleh langsung terjun pada kedalaman yang dituju, tetapi
harus menyesuaikan terlebih dahulu step by step tekanan yang
terjadi pada kedalaman tertentu sampai dapat menyesuaikan tekanan

16
yang terjadi pada kedalaman yang dituju, otomatis untuk pengelasan
1 joint bisa memakan waktu yang cukup lama.
2. Mesin Las Gas Asitelin/karbit
Las Oxy-Acetylene (las asetilin) adalah proses
penyambungan logam dengan logam (pengelasan) yang mengunakan
gas aseteline (C2H2) sebagai bahan bakar, prosesnya adalah
membakar bahan bakar gas dengan O2 sehingga menimbulkan nyala
api dengan suhu yang dapat mencairkan logam induk dan logam
pengisi serta penyambungan tanpa penekanan. Proses penyambung
logam melalui proses pelelehan logam menggunakan energi panas
hasil pembakaran campuran gas asetilin dan gas oksigen tersebut
digunakan mesin yang disebut mesin las asetilen
a. Tabung Oksigen
Tabung oksigen berfungsi untuk menampung gas oksigen. Tabung
oksigen biasanya berwarna biru atau hitam, mempunyai katub atau
pembuka katup berupa roda tangan, baut serta mur pengikatnya
menggunakan ulir kanan. Bagian atas ada dudukan untuk memasang
regulator.
b.. Katup silinder oksigen Katup silinder oksigen terletak
diujung atas silinder berguna untuk membuka atau menutup
keluarnya oksigen sesuai keperluan. Dalam katup ini terdapat lubang
pengaman dimana jika temperatur naik maka tekanan akan naik,
tekanan akan dikurangi lewat pengaman ini .
c. Katup silinder asetilin Katup silinder asetilin terletak
diujung atas berguna membuka atau menutup keluarnya asetilin juga
terdapat pengaman yang akan mencegah terjadinya ledakan karena
tekanan panas dari dalam silinder.
d. Torch / Brander Torch / Brander merupakan tempat
bercampurnya gas asitelin dan oksigen setelah melalui proses
pembukaan katup-katup penyetelan gas acetylene dan oksigen pada
brander. Campuran gas asitelin dan oksigen mengalir melalui batang

17
brander menuju saluran keluar pada ujung brander yaang berlubang.
Gambar Brander Las Oxy Gambar Brander
d. Selang Oksigen Selang Oksigen merupakan
penghubung antara gas oksigen yang keluar dari tekanan kerja
regulator dengan brander las. Selang oksigen berwarna hijau/biru
dan memiliki ulir kanan. Selang, dibuat spesial mampu manahan
tekanan tinggi, dibuat dalam ukuran 3/16”, ¼”,3/8” and ½”.
e. Saluran Asetilin Selang asetilin merupakan penghubung
antara gas asetilin yang keluar dari tekanan kerja regulator dengan
brander las. Selang gas asetilin berwarna merah dengan ulir kiri.
f. Tabung asetilin Tabung gas asetilin berfungsi untuk
menampung gas gas asetilin. Untuk tabung gas asetilin
menggunakan tabung berwarna putih atau kuning. Di dalam tabung
asetilin terdapat beberapa alat misalnya bahan berpori seperti kapas
sutra tiruan atau asbes yang berfungsi sebagai penyerap aseton, yaitu
bahan supaya asetilin dapat larut dengan baik dan aman di bawah
pengaruh tekanan. Dibagian bawah tabung diberi sumbat pengaman
atau sumbat lebur akan meleleh dan lubang sumbat akan bocor bila
sumbat pengaman mencapai suhu 100°C. Pengeluaran gas tidak
boleh lebih dari 750 liter/jam. Tabung ini berisi 40 s.d. 60 liter gas
asetilin, bentuknya pendek dan gemuk, biasanya berwarna merah.
g. Regulator asetilin Fungsi dari regulator asetilin yaitu
untuk mengukur tekanan gas di dalam tabung dan mengatur tekanan
kerja pengelasan. Regulator asetilin berwarna merah. Regulator atau
lebih tepat dikatakan Katup Penutup Tekan, dipasang pada katub
tabung dengan tujuan untuk mengurangi atau menurunkan tekann
hingga mencapai tekana kerja torch. Regulator ini juga berperan
untuk mempertahankan besarnya tekanan kerja selama proses
pengelasan atau pemotongan. Pada regulator terdapat bagian-bagian
seperti saluran masuk, katup pengaturan tekan kerja, katup
pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, alat pengukuran tekanan

18
kerja dan katup pengatur keluar gas menuju selang. Regulator
asetilin memiliki jenis ulir kiri dan kemampuan regulator yaitu
dibuat sampai 500 psi, dan tekanan kerja 15 psi.
h. Regulator Oksigen Gambar regulator Fungsi dari
regulator oksigen ini yaitu untuk mengukur tekanan gas oksigen di
dalam botol dan mengatur tekanan kerja pengelasan. Untuk regulator
oksigen menggunakan warna hijau. Regulator ini juga berperan
untuk mempertahankan besarnya tekanan kerja selama proses
pengelasan atau pemotongan. Ulir sambungan regulator oksigen
menggunakan ulir kanan. Regulator oksigen, dimana tabung oksigen
penuh tekanannya adalah 2200 psi, untuk mengelas tidak
memungkinkan dengan tekanan sebesar itu maka perlu regulator.
Regulator oksigen mampu menahan tekanan sebesar 3000 psi.
i. Silinder Pressure Pengatur tekanan atau lebih sering
disebut katup pereduksi tekanan, dihubungkan pada katup gas atau
oksigen untuk mendapatkan tekanan kerja yang sesuai dengan torch,
pada umumnya terdiri dari kran yang dilengakapi dengan dua
manometer, yang berhubungan langsung dengan gas asetilin atau
oksigen disebut manometer isi. Sedangkan yang berhubungan
dengan torch disebut manometer kerja. Nosel didalam regulator
terbuka dan tertutup oleh katup yang ditekan oleh pegas dan
dihubungkan dengan membran. Dengan cara mengatur tekanan ulir
pada membran, tekanan gas yang masuk ke torch mempunyai harga
tertentu dan konstan.
Perlengkapan las yang dibutuhkan hampir sama seperti pada las
listrik seperti tang penjepit palu las, air dan juga ditambah dengan
kawat las beserta korek las untuk menyalakan gas.
Jadi prosedur pengelasan yaitu dimulai dari menyalakan api
las,kemudian setelah itu dilanjut dengan proses
penyambungan/pengelasan dan yang terakhir yaitu prosedur

19
mematikn api las. Sementara untuk teknik pengelasan ada beberapa
posisi pengelasan dengan gas asitelin yang sering dipakai yaitu
a. Pengelasan di bawah tangan Pengelasan di bawah
tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawah tangan
dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar
(brander) terletak diantara 60° dan kawat pengisi (filler rod)
dimiringkan dengan sudut antara 30° - 40° dengan benda kerja.
Kedudukan ujung pembakar ke sudut sambungan dengan jarak 2 – 3
mm agar terjadi panas maksimal pada sambungan. Pada sambungan
sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dan gerakannya
adalah lurus.
b. Pengelasan mendatar (horisontal) Pada posisi ini benda
kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan dengan arah
mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk
itu ayunan brander sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander
terhadap benda kerja menyudut 70° dan miring kira-kira 10° di
bawah garis mendatar, sedangkan kawat pengisi dimiringkan pada
sudut 10° di atas garis mendatar
c. Pengelasan dengan arah ke kiri (maju) Cara pengelasan ini
paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri dengan
membentuk sudut 60° dan kawat las 30° terhadap benda kerja
sedangkan sudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan.
Cara ini banyak digunakan karena cara pengelasannya mudah dan
tidak membutuhkan posisi yang sulit saat mengelas.
f. Alat Sambung
 Alat sambung las
Sambungan las merupakan tekni menyambung 2 kogam/baja
dengan caa pemanasan,dengan atau tanpa logam pengisi.Sambungan
terjadi pada saat logam keadaan plastis atau leleh.Disini sambungan
yang digunakan yaitu dengan media kawat las.
Ada beberapa jenis sambungan las yaitu

20
 Sambungan Sebidang
Sambungan sebidang dipakai terutama untuk menyambung ujung-
ujung plat datar dengan ketebalan yang sama atau hampir sarna.
Keuntungan utama jenis sambungan ini ialah menghilangkan
eksentrisitas yang timbul pada sambungan lewatan tunggal Bila
digunakan bersama dengan las tumpul penetrasi sempurna (full
penetration groove weld), sambungan sebidang menghasilkan ukuran
sambungan minimum dan biasanya lebih estetis dari pada
sambungan bersusun.

 Sambungan Lewatan
Sambungan lewatan pada Gambar 6.17 merupakan jenis yang
paling umum. Sambungan ini mempunyai dua keuntungan utama:
1) Mudah disesuaikan.
Potongan yang akan disambung tidak memerlukan ketepatan
dalam pembuatannya bila dibanding dengan jenis sambungan lain.
Potongan tersebut dapat digeser untuk mengakomodasi kesalahan
kecil dalam pembuatan atau untuk penyesuaian panjang.
2) Mudah disambung.
Tepi potongan yang akan disambung tidak memerlukan persiapan
khusus dan biasanya dipotong dengan nyala (api) atau geseran.

21
Sambungan lewatan menggunakan las sudut sehingga sesuai baik
untuk pengelasan di bengkel maupun di lapangan. Potongan yang
akan disambung dalam banyak hal hanya dijepit (diklem) tanpa
menggunakan alat pemegang khusus. Kadang-kadang potongan-
potongan diletakkan ke posisinya dengan beberapa baut pemasangan
yang dapat ditinggalkan atau dibuka kembali setelah dilas.
3) Keuntungan lain sambungan lewatan adalah mudah digunakan untuk
menyambung plat yang tebalnya berlainan.
 Alat sambung tegak
Jenis sambungan ini dipakai untuk membuat penampang bentukan
(built-up) seperti profil T, profil 1, gelagar plat (plat girder), pengaku
tumpuan atau penguat samping (bearing stiffener), penggantung,
konsol (bracket). Umumnya potongan yang disambung membentuk
sudut tegak lurus seperti pada Gambar 6.16(c). Jenis sambungan ini
terutama bermanfaat dalam pembuatan penampang yang dibentuk
dari plat datar yang disambung dengan las sudut maupun las tumpul.
 Sambungan Sudut
Sambungan sudut dipakai terutama untuk membuat penampang
berbentuk boks segi empat seperti yang digunakan untuk kolom dan
balok yang memikul momen puntir yang besar.
 Sambungan Sisi
Sambungan sisi umumnya tidak struktural tetapi paling sering
dipakai untuk menjaga agar dua atau lebih plat tetap pada bidang tertentu
atau untuk mempertahankan kesejajaran (alignment) awal.

 Sambungan Paku Keling


Paku keling (rivet) digunakan untuk sambungan tetap antara 2
plat atau lebih misalnya pada tangki dan boiler. Paku keling dalam
ukuran yang kecil dapat digunakan untuk menyambung dua komponen

22
yang tidak membutuhkan kekuatan yang besar, misalnya peralatan
rumah tangga, furnitur, alat-alat elektronika, dll Sambungan dengan
paku keling sangat kuat dan tidak dapat dilepas kembali dan jika dilepas
maka akan terjadi kerusakn pada sambungan tersebut. Karena sifatnya
yang permanen, maka sambungan paku keling harus dibuat sekuat
mungkin untuk menghindari kerusakan atau patah.
Bahan paku keling yang biasa digunakan antara lain adalah baja,
brass, aluminium, dan tembaga tergantung jenis sambungan/ beban
yang diterima oleh sambungan. Penggunaan umum bidang mesin :
ductile (low carbor), steel, wrought iron. Penggunaan khusus : weight,
corrosion, or material constraints apply : copper (+alloys) aluminium
(+alloys), monel, dll.

Sambungan paku keling ini dibandingkan dengan sambungan las


mempunyai keuntungan yaitu :
1. Sambungan keling lebih sederhana dan murah untuk dibuat.
2. Pemeriksaannya lebih mudah
3. Sambungan keling dapat dibuka dengan memotong kepala
dari paku keling tersebut.
Bila dilihat dari bentuk pembebanannya, sambungan paku keling
ini dibedakan yaitu :
1. Pembebanan tangensial.
2. Pembebanan eksentrik.
 Sambungan baut
Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu
ujungnya dibentuk kepala baut ( umumnya bentuk kepala segi enam ) dan

23
ujung lainnya dipasang mur/pengunci. Dalam pemakaian di lapangan, baut
dapat digunakan untuk membuat konstruksi sambungan tetap, sambungan
bergerak, maupun sambungan sementara yang dapat dibongkar/dilepas
kembali. Bentuk uliran batang baut untuk baja bangunan pada umumnya ulir
segi tiga (ulir tajam) sesuai fungsinya yaitu sebagai baut pengikat.
Sedangkan bentuk ulir segi empat (ulir tumpul) umumnya untuk baut-baut
penggerak atau pemindah tenaga misalnya dongkrak atau alat-alat
permesinan yang lain.

•Baut Hitam
Yaitu baut dari baja lunak ( St-34 ) banyak dipakai untuk konstruksi
ringan / sedang misalnya bangunan gedung, diameter lubang dan
diameter batang baut memiliki kelonggaran 1 mm.
•Baut Pass
Yaitu baut dari baja mutu tinggi (>St-42 ) dipakai untuk konstruksi
berat atau beban bertukar seperti jembatan jalan raya, diameter lubang
dan diameter batang baut relatif pass yaitu kelonggaran < 0,1 mm.

Ukuran Diameter Baut

24
Keuntungan Sambungan Baut
1. Lebih mudah dalam pemasangan/penyetelan konstruksi di
lapangan.
2. Konstruksi sambungan dapat dibongkar-pasang.
3. Dapat dipakai untuk menyambung dengan jumlah tebal baja > 4d (
tidak seperti paku keling dibatasi maksimum 4d ).
4. Dengan menggunakan jenis Baut Pass maka dapat digunakan
untuk konstruksi berat /jembatan.
Ketiga alat sambung diatas masing masing memiliki keunggulan
dan kekurangan masing masing namun disini(industri baja cv
wintio) digunakan sesuai kebutuhan, dan bisa digunakan ketiga-
tiganya.

B. Proses Pembuatan Baja

 Pemurnian Besi
Prinsip dasar : Menghilangkan kandungan oksigen dalam bijih besi.
 Cara tradisional : blomery, pada proses ini bijih besi dibakar
dengancharcoal, dimana banyak mengandung carbon sehingga terjadi
pengikatan oksigen, pembakaran tersebut menghasilkan
karbondiokasida dan karbon monoksida yang terlepas ke udara,
sehingga besi murni didapat dan dikeluarkan dari dapur,kekurangnya
tidak semua besi dapat melebur sehingga terbentuk spoge, spoge berisi
besi dan silica.

 Proses lebih modern adalah dengan blas furnace, blast furnace diisi oleh
bijih besi, charcoal atau coke (coke adalah charcoal yang terbuat dari
coal) dan limestone (CaCO3). Angin secara kencang dan kontinu
ditiupkan dari bawah dapur. Hasil peluburan besi akan berada di bawah,
cairan besi yang keluar ditampung dan disebut dengan pig iron.

25
C. Pembuatan Baja Dari Besi Kasar
Besi kasar sebagai hasil dari dapur tinggi masih banyak
mengandung unsurunsur yang tidak cocok untuk bahan konstruksi,
misalnya zat arang (karbon) yang terlalu tinggi, fosfor, belerang, silisium
dan sebagainya. Unsur-unsur ini harus serendah mungkin dengan
berbagai cara.
Untuk menurunkan kadar karbon dan unsur tambahan lainnya
dari besi kasar digunakan dengan cara sebagai berikut

1). Proses Konvertor :


a. Proses Bessemer untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang rendah.
b. Proses Thomas untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang tinggi.
c. Proses Oksi, proses LD, Kaldo dan Oberhauser
2). Proses Martin (dapur Siemen Martin)
a. Proses Martin asam untuk besi kasar dengan kadar fosfor rendah.
b. Proses Martin basa untuk besi kasar dengan kadar fosfor tinggi.
3). Dapur Listrik untuk baja Campuran
a. Dapur listrik busur nyala api.
b. Dapur listrik induksi.
 Proses Pembuatan

26
Konvertor adalah bejana yang berbentuk bulat lonjong terbuat dari
pelat baja. Bagian dalam dilapisi dengan batu tahan api yang berfungsi
untuk menyimpan panas yang hilang sekaligus menjaga supaya pelat baja
tidak lekas aus. Bejana tersebut dapat diputar pada kedua porosnya. pada
bagian bawah konvertor terdapat saluran-saluran yang berdiameter antara 15
- 20 mmsebanyak 120 - 150 buah. Melewati poros yang satu dialirkan udara
yang bertekanan 1.5 - 2 atmosfer. Sedangkan pada poros yang lain
dihubungkan dengan roda gigi untuk mengatur kedudukan konvertor.

Cara Kerja Konvertor


Proses pembuatan baja dapat diartikan sebagai proses yang bertujuan
mengurangi kadar unsur C, Si, Mn, P dan S dari besi mentah dengan proses
oksidasi peleburan.

Konventer untuk proses “oksidasi berkapasitas antara 50-400 ton”. Besi


kasar dari tanur yang dituangkan ke dalam konventer disemburkan oksigen
dari atas melalui pipa sembur yang bertekanan kira-kira 12 atm.
Reaksi yang terjadi :

Penyemburan Oksigen berlangsung antara 10-20 menit. Penambahan waktu


penyemburan akan mengakibatkan terbakarnya C, P, Mn dan Si.

Konvertor dibuat dari plat baja dengan sambungan las atau paku keling.
Bagian dalamnya dibuat dari batu tahan api. Konvertor disangga dengan alat
penyangga yang dilengkapi dengan trunnion untuk mengatur posisi
horizontal atau vertikal Konvertor.

Pada bagian bawah konvertor terdapat lubang-lubang angin


(tuyer)sebagai saluran udara penghembus (air blast). Batu tahan api yang
digunakan untuk lapisan bagian dalam Konvertor dapat bersifat asam atau
basa tergantung dari sifat baja yang diinginkan.

27
Secara umum proses kerja konverter adalah :
a.Dipanaskan dengan kokas sampai suhu 15000C.

b.Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja (+1/8 dari volume


konverter).
c. Konverter ditegakkan kembali.
d.Dihembuskan udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dengan kompresor.
e. Setelah 20 – 25 menit konverter dijungkirkan untuk mengeluarkan
hasilnya.

 Proses Bassemer (asam)


Proses bessemer adalah suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di
dalam konvertor yang mempunyai lapisan batu tahan api dari kuarsa asam
atau oksidasi asam , sehingga proses ini disebut “Proses Asam”. Besi kasar
yang diolah dalam konvertpr ni adalah besi kasar kelabuyang kaya akan
unsur silikondan rendah fosfor (kandungan fosfor maksimal adalah 0,1%).
Besi kasar yang mengandung fosfor rendah diambil karena unsur fosfortidak
dapat di reduksi dari dalam besi kasar apabila tidak diikat dengan batu
kapur. Disamping itu, fosfor dapat bereaksi dengan lapisan dapuryang
terbuat dari kuarsa asam, reaksi dapat membahayakan atau menghabiskan
lapisan konvertor. Oleh karena itu, sangat menguntungkan apabila besi
kasar yang diolah dalam proses ini adalah besi kasar kelabu yang
mengandung silikon sekitar 1,5% - 2%.

Dalam proses ini bahan baku dimasukkan dan dikeluarkan sewaktu


konvertor dalam posisi horizontal ( kemiringannya sekitar 300). Sementara
itu, udara diembuskan dalam posisi vertikal atau disebut juga kedudukan
proses.
Dalam konvertor, yang pertama terjadi adalah proses oksidasi unsur
silikon yang menghasilkan oksida silikon. Kemudian diikuti oleh proses
oksidasi unsur fosfor dan mangan yang menghasilkan oksida fosfor dan

28
oksida mangan, ditandai dengan adanya bunga api yang berwarna kehijau-
hijauan.
Proses oksidasi yang terakhir adalah mengoksidasi karbon. Proses ini
berlangsung disertai dengan suara gemuruh dan nyala api berwarna putih
dengan panjang sekitar 2 meter, kemudian nyala api mengcil. Sebelum
nyala api padam, ditambahkan besi kasar yang banyak mengandung
mangan, kemudian baja cair dituangkan ke dalam panci-panci tuangan dan
dipadatkan dalam bentuk batang-batang baja.

 Proses Thomas (basa)


Proses thomas adalah suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di
dalam konvertor yang bagian dalamnya dilapisi dengan batu tahan api dari
bahan karbonat kalsium dan magnesium karbonat (CaCO +MgCO) yang
disebut “dolomit”. Proses ini disebut juga proses basa karena lapisan
konvertor terbuat dari dolomit dan hanya mengolah besi kasar putih yang
kaya dengan fosfor (sekitar 1,7 – 2) dan mengandung unsur silikon rendah
(sekitar 0,6 – 0,8). Proses ini makin baik hasilnya apabila besi kasar yang
diolah mengandung unsur silikon yang sangat rendah.
Dalam proses ini udara diembuskan ke cairan besi kasar di dalam
konvertor melalui pipa saluran udara, sehingga terjadi proses oksaidasi di
dalam cairan terhadap unsur-unsur campuran. Pertama kali unsur yang
dioksidasi adalah silikon (Si), kemudian mangan (Mn), dan fosfor (P).
oksidasi unsur fosfor terjadi cepat sekali, sekitar 3 – 5 menit dan proses
oksidasi yang terakhir adalah unsur karbon yang disertai suara gemuruh dan
nyala api yang tinggi. Apabila nyala api sudah mengecil dan kemudian
dalam berarti proses oksidasi telah selesai.
Proses oksidasi yang terjadi pada unsur-unsur di dalam besi kasar
menghasilkan oksida yang akan dijadikan terak dengan jalan menambahkan
batu kapur ke dalam konvertor. Selanjutnya terak cair dikeluarkan dari
dalam konvertor, diikuti dengan penuangan baja cair ke dalam panci-panci
tuangan kemudian dipadatkan menjadi batangan baja.

29
 Proses Siemens Martin
Proses tungku terbuka disebut juga proses Siemens Martin, yang
disesuakan dengan nama ahli penemu proses tersebut. Proses ini digunakan
untuk menghasilkan baja yang mengandung karbon sedang dan rendah
dengan cara proses asam atau basa, sesuai dengan sifat lapisan dapurnya.
Proses ini berlangsung di dalam dapur tungku terbuka atau dapur
Siemen Martin yang mempunyai kapasitas 150 – 300 ton, bahan bakarnya
gas yang dihasilkan dengan pembakaran kokas di atas tungku atau bahan
bakar minyak. Dapur ini menggunakan prinsip regenerator (hubungan balik)
dan tungku pemanas dapat mencapai temperatur sekitar 900 – 1.200, tungku
pemanas ini bisa mencapai temperatur tinggi apabila diperlukan, dan pada
waktu yang sama menghemat bahan bakar. Dalam proses ini dapur diisi
dengan besi kasar dan baja bekas, kemudian dicairkan sehingga beberapa
unsur campuran terbentuk menjadi terak di atas pemukaan cairan besi,
tambahkan bijih besi atau serbuk besi yang berguna untuk mereduksi
karbon, maka lubang pengeluaran dapur dibuka dan dicairan dituangkan
kedalam panci-panci tuangan.
Baja cair meninggalkan dapur sebelum terak cair dan beberapa terak
dapat dicegah meninggalkan dapur sampai seluruh baja cair dikeluarkan,
kemungkinan terak itu tertuang ke dalam panci yang mengapung di atas baja
cair sehingga perlu dikeluarkan dan dituangkan ke dalam panci yang
berukuran kecil.
Baja cair yang telah penuh di dalam panci dituangkan ke dalam
cetakanmelalui bagian bawah cetakan, sehingga terak tetap di dalam panci
dan terakhir dikeluarkan. Selain itu, dapat pula dipisahkan dengan cara
menuangnya ke dalam cetakan yang lebih kecil.
Setiap melakukan proses pemurnian besi kasar dan bahan tambahan
lainnya berlangsung selama 12 jam, kemudian diambil sejumlah baja cair
sebagai contoh untuk dianalisis komposisinya. Sementara itu, terak yang
dihasilkan dari proses basa digunakan sebagai pupuk bahan.

30
 Proses Basic Oxygen Furnace
Proses ini menempati 70% proses produksi baja di Amerika Serikat.
Merupakan modifikasi dari proses Bessemer. Proses Bessemer
menggunakan uap air panas ditiupkan pada besi kasar cair untuk membakar
zat kotoran yang tersisa. Proses BOF memakai oksigen murni sebagai ganti
uap air. Bejana BOF biasanya berdiameter dalam 5m mampu memproses 35
– 200 ton dalam satu pemanasan.
Peleburan Baja Dengan BOF ini juga termasuk proses yang paling
baru dalam industri pembuatan baja. Konstruksi tungku BOF relative
sederhana, bagian luarnya dibuat dari pelat baja sedangkan dinding bagian
dalamnya dibuat dari bata tahan api (firebrick).
Proses tanur oksigen basa ( Basix Oxygen Furnace, BOF)
menggunakan besi kasar cair (65 – 85%) yang dihasilkan oleh tanur tinggi
sebagai bahan dasar utama dicampur dengan besi bekas (skrap baja)
sebanyak (15 – 35%), batu kapur dan gas oksigen (kemurnian
99,5%). Panas ditimbulkan oleh reaksi dengan oksigen. Gagasan ini
dicetuskan oleh Bessemer sekitar tahun 1800.

Besi bekas sebanyak ± 30% dimasukkan kedalam bejana yang


dilapisi batu tahan api basa. Logam panas dituangkan kedalam bejana
tersebut. Suatu pipa aliran oksigen yang didinginkan dengan air
dimasukkan kedalam bejana 1 sampai 3 m diatas permukaan logam cair.
Gas oksigen akan mengikat karbon dari besi kasar berangsur – angsur turun
sampai mencapai tingkat baja yang dibuat. Proses oksidasi berlangsung
terjadi panas yang tinggi sehingga dapat menaikkan temperatur logam cair
sampai diatas 1650 C. Pada saat oksidasi berlangsung ke dalam tungku
ditambahkan batu kapur. Batu kapur tersebut kemudian mencair dan
bercampur dengan bahan – bahan impuritas (termasuk bahan – bahan yang
teroksidasi) membentuk terak yang terapung diatas baja cair. Bila proses
oksidasi selesai maka aliran oksigen dihentikan dan pipa pengalir oksigen
diangkat / dikeluarkan dari tungku. Tungku BOF kemudian dimiringkan dan

31
benda uji dari baja cair diambil untuk dilakukan analisa komposisi kimia.
Bila komposisi kimia telah tercapai maka dilakukan penuangan (tapping).
Penuangan tersebut dilakukan ketika temperature baja cair sekitar 1650 C.
Penuangan dilakukan dengan memiringkan perlahan – lahan sehingga cairan
baja akan tertuang masuk kedalam ladel. Di dalam ladel biasanya dilakukan
skimming untuk membersihkan terak dari permukaan baja cair dan proses
perlakuan logam cair (metal treatment). Metal treatment tersebut terdiri dari
proses pengurangan impuritas dan penambahan elemen – elemen pemadu
atau lainnya dengan maksud untuk memperbaiki kualitas baja cair sebelum
dituang ke dalam cetakan. Jenis Baja yang dihasilkan oleh proses ini
adalah Baja karbon & Baja paduan 0,1 % < c < 2,0 %
Kelebihan proses BOF dibandingkan proses pembuatan baja
lainnya :
- Dari segi waktu peleburannya yang relatif singkat yaitu hanya berkisar
sekitar 60 menit untuk setiap proses peleburan.
- Tidak perlu tuyer dibagian bawah.
- Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon.
- Biaya operasi murah.

 Proses Dapur Kopel


Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi
tuang.
Proses
 Pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.
 Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam.
 kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas
mencapai 700 – 800 mm dari dasar tungku.
 besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 – 15 % ton/jam dimasukkan.
 15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.

32
Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar P dan S ditambahkan
batu kapur (CaCO3) dan akan terurai menjadi: akan bereaksi dengan
karbon:
Gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat
dimanfaatkan untuk pembangkit mesin-mesin lain.
 Proses Dapur Cawan
 Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan
besi kasar dalam cawan,
 Kemudian dapur ditutup rapat.
 Kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling
cawan dan muatan dalam cawan akan mencair.
 Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa
dengan menambahkan unsur-unsur paduan yang diperlukan

 Proses Dapur Listrik


Baja yang berkualitas tinggi dihasilkan apabila dilakukan
pengontrolan temperatur peleburan dan memperkecil unsur-unsur campuran
di dalam baja yang dilakukan selama proses pemurnian. Proses pengolahan
seperti ini dilakukan dengan menggunakan dapur listrik. Pada awal
pemurnian baja menggunakan dapur tungku terbuka atau konvertor,
selanjutnya dilakukan di dalam dapur listrik sehingga diperoleh baja yang
berkualitas tinggi. Dapur listrik terdiri dari dua jenis, yaitu dapur listrik
busur nyala dan dapur induksi frekuensi tinggi.
1) Dapur listrik busur nyala
Dapur ini mempunyai kapasitas 25 – 100 ton dan dilengkapi dengan tiga
buah elektroda karbon yang dipasang pada bagian atas atau atap dapur,
disetel secara otomatis untuk menghasilkan busur nyala yang secara
langsung memanaskan dan mencairkan logam.
Dapur ini dapat mengolah logam dengan proses asam atau basa dengan
lapisan batu tahan apinya dan bahan yang dimasukkan ke dalam dapur (besi
kasar), termasuk logam keras (baja atau besi) yang terlebih dahulu diketahui

33
komposisinya. Apabila dilakukan proses basa maka terjadi oksidasi terak
dari batu kapur atau bubuk kapur untuk mereduksi unsur-unsur campuran.
Selanjutnya diperoleh pemisahan terak (mengandung batu kapur) dari baja
cair. Juga dapat ditambahkan dengan logam campur sebelum cairan
dikeluarkan dari dalam dapur untuk mencegah oksidasi.
2) Dapur induksi frekuensi tinggi
Dapur ini terdiri dari kumparan yang dililiti kawat mengelilingi cawan
batu tahan api, ketika tenaga yang dialirkan dari listrik, akan menghasilkan
arus listrik yang bersirkulasi di dalam logam yang menyebabkan terjadinya
pencairan. Apabila bahan logam telah cair maka arus listrik membuat gerak
mengaduk (berputar). Kapasitas dari dapur jenis ini adalah 350 kg – 6 ton
pada umumnya dapur ini digunakan untuk meproduksi baja paduan yang
khusus.

 Dapur Cupola ( Cupola Furnace)


Dapur Cupola (Cupola Funace) digunakan pada peleburan besi
tuang, dan konstruksinya diperlihatkan seperti gambar dibawah ini. Ini
menyerupai sebuah dapur sumber kecil tapi tidak bisa bekerja terus
menerus. Pada umumnya digunakan untuk menghasilkan peleburan sehari-
hari berdasarkan pada kapasitas dari pabrik (foundry). Kupola-kupola
biasanya dioperasikan sepasang, jadi pemeliharaannya bisa diatur untuk
yang satu sedangkan yang lainnya tetap beroperasi, demikian seterusnya
secara bergantian.
Proses Kerja :
• Saat akan digunakan dapur upola di lakukan pemanasan terlebih dahulu
agar dapur kering dan tidak mengandung uap air.Selain itu agar pembakaran
arang kayu dan kokas berjalan sempurna.
• Dilakukan penambahan kokas dan udara dari blower.
• Setelah kokas terbakar habis kemudian dimasukan kepingan baja dan besi
kasa.

34
• Beberapamenit baja/besi cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran cairan
baja yang ditampung panci penampung.
• Untuk pembentukan terak dalam dapur ditambahkan CaCO3 pada
pemasukan pertama terjadi penguraian seperti berikut CaCO3 CaO +
CO2 dan gas CO2 yang dihasilkan akan bereaksi dengan kokas sbb : CO2 +
C -41.09 kkal, gas CO2 yang dihasilkan dikeluarkan melalui cerobong
sebagai gas asap dengan temperatur sekitar 300C dan dapat dimanfaatkan
untuk tenaga mesin yang lain.
• Setelah terjadi reaksi silica dengan batu kapur kemudian dimasukan besi
kasar dan kokas baru.Apabila kokas baru tersebut sudah mulai
terbakar,dimasukan udara melalui blower yang menimbulkan reaksi antara
zat arang dengan oxygen sbb:
C + O2 CO2 +94,22 kcal/mol
• Setelah proses dalam dapur ,maka terak diatas cairan dari dalam dapur dan
kemudian dikeluarkan baja cair yang ditampung panci panci untuk dibawa
ke tempat penuangan besi atau baja.
D. Sifat Material Baja
Material baja unggul jika ditinjau dari segi kekuatan, kekakuan dan
daktilitasnya. Jadi tidak mengherankan jika di setiap proyek-proyek
konstruksi bangunan (jembatan atau gedung) maka baja selalu ditemukan,

35
meskipun tentu saja volumenya tidak harus mendominasi.Tinjauan dari segi
kekuatan, kekakuan dan daktilitas sangat cocok dipakai mengevaluasi
struktur yang diberi pembebanan. Tetapi perlu diingat bahwa selain kondisi
tadi akan ada pengaruhlingkungan yang mempengaruhi kelangsungan hidup
struktur bangunannya. Jadi pada suatukondisi tertentu, suatu bangunan
bahkan dapat mengalami kerusakan meskipun tanpa diberikan beban
sekalipun (belum berfungsi). Jadi ketahanan bahan material konstruksi
terhadaplingkungan sekitarnya adalah penting untuk diketahui agar dapat
diantisipasi baik.Kelebihan material baja dibandingkan material beton atau
kayu adalah karena buatan pabrik,yang tentunya mempunyai kontrol mutu
yang baik. Oleh karena itu dapat dipahami bahwakualitas material baja yang
dihasilkannya relatif homogen dan konsisten dibanding material lain, yang
berarti juga lebih dapat diandalkan mutunya.

Di sisi lain karena merupakan hasil produk industri, maka agar


prosesnya menguntungkan harusdiusahakan mencapai kondisi optimum.
Untuk itu diperlukan suatu kuantitas tertentu yangterkesan relatif monoton
serta tidak mudah dibuat variasinya. Itulah pentingnya dibuat standarisasi
bentuk profil. Dari tabel profil baja yang ada terlihat banyak sekali profil
yang tersedia, tetapi dalam kenyataannya jika peminatnya relatif sedikit
maka profil yang jarangdipakai tentunya tidak diproduksi banyak. Jadi
akhirnya tidak semua profil pada tabel dapatdipilih. Hanya profil-profil
tertentu yang memang umum (banyak) digunakan. Hal ini perludiketahui
insinyur perencana konstruksi baja, jangan hanya berpedoman teoritis
hitungan, karenakalau sampai mengubah profil rencana dengan profil
tersedia, kemungkinan berubah pula detailsambungan yang dibuat. Jika ini
tidak dipikirkan waktu dapat terbuang sia-sia

Cara memasak baja ada dua cara yaitu :


1. Di gunakan Batu bara
2. Menggunakan listrik(yang di gunakan sekarang)

36
Yang akan di bahas pada kesempatan kali ini adalah
pemasakan/pengolahan
baja dengan menggunakan listrik.

Proses pengolahan Besi-Baja


1. Fe2O merupakan (besi yang berasal dari alam) serta campuran dari besi-besi
tua/besi bekas dimasukkan dalam sebuah mesin yang disebut REAKTOR.
2. Pada reactor 92-94% merupakan air spons kemudian
Semen dan katalis nikel yang mana gas sisa buangan dari alat ini adalah
CO2
3. DAPUR LISTRIK ini merupakan suatu wadah yang mirip seperti gentong
besar dengan suhu 1650ºC yang di gunakan untuk peleburan dengan
penambahan kapur(CaO) selama 2 jam
4. Ember/leder (baja cair) ini merupakan mesin tuang yang mana nantinya baja
akan di olah lagi sesuai dengan kebutuhan :
SLAB menggunakan mesin roll yang akan menghasilkan plat dan coil dengan
tebal 20cm dan panjang 6-12 m B.Billet menggunakan mesin roll yang
mengasilkan beberapa jenis produk seperti batang kawat.
Produk baja Yang di hasilkan :
1.baja karbon rendah
2.baja karbon medium
3.baja karbon tinggi

Besi merupakan campuran dari Fe dan karbon dengan C > 2%(keras,tidak


dapat di tempa)
Baja merupakan campuran dari Fe dan C dengan C < 2%(lebih lentur dan dapat
di timpa)

Berikut penjelasan spesifik tentang baja karbon :


1. Baja karbon rendah

37
Kandungan karbon : 0,10% - 0,25%.
Karena kadar karbon yang sangat rendah maka baja ini lunak dan
tentu saja tidak dapat dikeraskan, dapat ditempa, dituang, mudah
dilas dan dapat dikeraskan permukaannya (case hardening).
Baja dengan prosentase karbon dibawah 0,15% memiliki sifat
mach ability yang rendah dan biasanya digunakan untuk konstruksi
jembatan, bangunan, dan lainnya.

2. Baja karbon medium


Kandungan karbon : 0,55% - 0,70%.
Baja jenis ini dapat dikeraskan dan ditempering, dapat dilas dan
mudah dikerjakan pada mesin dengan baik.
Penggunaan baja karbon menengah ini biasanya digunakan untuk
poros/ as, engkol dan sparepart lainnya.

3. Baja karbon tinggi


Kandungan karbon 0,55% - 0,70%
Karena kadar karbon yang tinggi maka baja ini lebih mudah dan
cepat dikeraskan daripada yang lainnya dan memiliki kekerasan
yang baik, tetapi susah dibentuk pada mesin dan sangat susah untuk
dilas.
Penggunaan baja ini untuk pegas/ per, dan alat-alat pertanian.

38
BAB IV
PENUTUP

Dari kunjungan kerja yang kelompok kami lakukan terhadap Cv Wintio


Mandiri ada beberapa halyang dapat kami simpulkan seperti kelengkapan
peralatan yang dimiiki Cv Wintio Mandiri cukup lengkap seperti Mesin utama
berupa mesin las,Diesel kemudian mesin pendukung berupa mesin
pemotong(gerinda) yang terdiri dari beberapa ukuran besar dan kecil sesuai skala
pemotongan yang dibutuhkan, dan bahan las seperti batang las,kawat peralatan
dan kelengkapan las beserta alat sambung baja yang sering digunakan berupa
paku keling,baut maupun sabungan las Sementara untuk pembuatan baja sendiri
dengan menggunakan sistem konverter,dimana sistem ini memiliki beberapa
proses bertahap yaitu Proses Bassemer (asam),Proses Thomas (basa),Proses
Siemens Martin,Proses Basic Oxygen Furnace,Proses Dapur Kopel,Proses Dapur
Cawan, Proses Dapur Listrik,dan Proses Dapur Cupola (Cupola Furnace.

39
Data Dokumentasi

40
41

Anda mungkin juga menyukai