Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PHLEBOTOMI

Nama : Nadiya Uswatun Hasanah


NIM : P07134214219
Dosen Pengampu : Yayuk Kustiningsih, S.KM., M.Kes.
Mata Kuliah : Phlebotomi II

Diploma IV Analis Kesehatan


Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Banjarmasin

1) Hari/Tanggal : Rabu ,18 Mei 2016


2) Materi Praktikum : Pengambilan Darah dan Pembuatan Serum
3) Metode : Metode tertutup (Vacum Tube / Tabung Vakum)
4) Tujuan : Melakukan Pembuatan Serum Pada Sampel Darah
5) Identitas pasien
a. Nama : Noor Hikmah Damayanti
b. Umur : 19 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
6) Alat dan Bahan
 Alat :
Tabung Vakum (Tutup Merah) Tourniquet
Holder Bantalan
Jarum Sentrifuge
Kapas Alkohol & Kering Pipet tetes
Plester
 Bahan :
Alkohol 70%
Darah Vena
7) Cara Kerja :
A. Pengambilan Darah
 Meminta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak
melakukan aktifitas.
 Meminta pasien mengepalkan tangan.
 Memasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat
siku
 Memilih bagian vena median cubital atau cephalic. Melakukan
perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba
seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika
vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke
siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
 Membersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas
alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan
jangan dipegang lagi.
 Menusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke
atas. Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga
jarum bagian posterior tertancap pada tabung, maka darah akan
mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti
mengalir.
 Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi,
cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
 Lepas torniquet dan minta pasien membuka kepalan tangannya.
Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau
plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
 Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik
jarum. Tekan kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15
menit. Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.
B. Pembuatan Serum
1. Mengambil darah vena sebanyak 3 cc.
2. Darah dibiarkan membeku dalam tabung vakum.
3. Bekuan darah dalam disentrifuge selama 10 menit pada
kecepatan 3000 rpm.
4. Melakukan pemisahan serum dan disimpan pada lemari es setelah
terlebih dahulu di lakukan pemberian label agar sampel tidak tertukar
misalnya nama dan umur pasien.

8) Pembahasan :

Hal-hal yang perlu di perhatikan saat pengambilan darah


1. Pemasangan torniquet (tali pembendung)
Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan
hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel),
peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid
total * Melepas torniquet sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan
hematoma.
2.Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga
mengakibatkan masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah
merah.
3.Penusukan
Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan
sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan
yang berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.
Tusukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan
darah bocor dengan akibat hematoma.
4.Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis
sampel akibat kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang
berlebihan pada pasien ketika dilakukan penusukan.
Pengumpulan spesimen merupakan tahapan yang penting dalam
menentukan baik-buruk atau valid-tidaknya sebuah hasil pemeriksaan
laboratorium. Namun, hal ini seringkali tidak menjadi perhatian yang
serius di kalangan petugas laboratorium. Apalagi jika proses pengambilan
spesimen dilakukan oleh pihak lain, seperti misalnya perawat.
Minimnya informasi mengenai pengaruh sampling terhadap hasil
pemeriksaan laboratorium menyebabkan para petugas sampling kurang
hati-hati atau bahkan tidak mengikuti prosedur pengambilan spesimen
yang benar. Dan kerena itu, seringkali dijumpai komplain dari pengguna
jasa laboratorium (misalnya dokter/klinisi) akibat tidak sesuainya hasil
pemeriksaan lab dengan kondisi atau penyakit pasien.

Terdapat beberapa hal yang harus mendapat perhatian dalam pengambilan


spesimen :

JENIS SPESIMEN. Spesimen yang hendak diambil hendaknya


disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan. Spesimen
yang dipergunakan dalam pemeriksaan laboratorium banyak macamnya,
yaitu : darah utuh (whole blood), plasma, serum, urine (urine pagi hari,
urine sewaktu, urine tampung 24 jam), tinja (faeses), dahak (sputum),
cairan otak, cairan ascites, cairan pleura, cairan sendi, nanah (pus), usap
(swab) luka, usap tenggorok, usap hidung, usap nasofaring, sumsum
tulang, dsb.

VOLUME SPESIMEN. Volume spesimen harus mencukupi untuk tiap


jenis pemeriksan.

KONDISI SPESIMEN. Spesimen harus layak untuk diperiksa, yaitu tidak


mengalami kerusakan, seperti tidak hemolisis, tidak beku atau
mengandung bekuan (jika digunakan untuk pemeriksaan hematologi),
tidak berubah warna, segar/tidak kadaluwarsa dan steril (terutama untuk
pemeriksaan bakteriologi.

ANTIKOAGULAN. Jenis antikoagulan yang dipergunakan harus sesuai


dengan jenis pemeriksaan. Penggunaannya juga harus benar, takarannya
harus sesuai.

PERALATAN SAMPLING DAN WADAH SPESIMEN. Peralatan


sampling dan wadah spesimen harus memenuhi syarat, yaitu : bersih,
kering, tidak mempengaruhi komposisi zat-zat atau material seluler yang
ada dalam spesimen, sekali pakai - buang (disposable).

LOKASI PENGAMBILAN SPESIMEN. Spesimen darah umumnya


diaspirasi dari vena. Tetapi penting diperhatikan, bahwa tempat aspirasi
darah vena harus dipilih pada tempat yang tidak dilalui jalur infus.
Pengambilan spesimen darah pada lengan yang terdapat selang infus dapat
menyebabkan perubahan pada hasil pemeriksaan.

AKTIVITAS PASIEN. Aktivitas fisik pasien sesaat sebelum dilakukan


sampling berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan. Pasien yang
melakukan olah raga atau aktivitas fisik yang berat dapat menyebabkan
temuan palsu, ini terutama pada pemeriksaan enzim.

WAKTU PENGAMBILAN. Waktu yang terbaik untuk pengambilan


sampel adalah pagi hari karena waktu ini adalah yang paling ideal, dimana
umumnya nilai normal ditetapkan pada keadaan basal.

PENCATATAN DAN LABELISASI. Formulir permintaan harus


mencantumkan informasi berikut : nama pasien, usia, jenis kelamin, nama
dokter, nomor identitas, diagnosis/keterangan klinis, tanggal, waktu
pengambilan, data khusus lainnya (misalnya informasi obat yang telah
diminum pasien) dan jenis pemeriksaan yang diminta. Selain itu wadah
spesimen harus ditempeli label yang berisi informasi, minimal nama
pasien, nomor identitas dan waktu pengambilan.

9) Hasil :
Didapatkan darah sebanyak 3 cc dan Serum

10) Kesimpulan :
Keuntungan menggunakan metode pegambilan ini adalah tidak perlu
membagi-bagi sampel darah kedalam beberapa tabung. Cukup sekali
penusukan dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai
dengan jenis test yang diperlukan.
Kekurangan menggunakan metode ini adalah sulitnya pengambilan
pada orang tua,anak kecil,bayi,atau jika vena idak bias diandalkan
(kecil,rapuh) atau jika pasien gemuk.Untuk mengatasi hal ini mungkin bias
menggunakan jaraum wing needle.
Yang perlu diperhatikan dalam pengambilan darah menggunakan tabung
vakum yaitu jangan sampai saat jarum dilepaskan sebelum tabung vakum
terisi penuh sehingga mengakibatkan masukknya udara ke dalam tabung dan
merusak sel darah merah
Banjarbaru, 17 Mei
2016
Pembimbing, Praktikan,

Yayuk Kustiningsih, S.KM., M.Kes. Nadiya Uswatun


Hasanah

Anda mungkin juga menyukai