Konsep, Teori, Dan Komponen Kurikulum
Konsep, Teori, Dan Komponen Kurikulum
Disusun Oleh:
1. Pipit Diah Noviana (1401415155)
2. Rachmawati Dwi Pangesti (1401415158)
3. Anita Dewi Anggraeni (1401415171)
Rombel : 10
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep kurikulum dalam pendidikan.
2. Untuk mengetahui macam – macam Teori Kurikulum dan Teori Pendidikan.
3. Untuk mengetahui komponen – komponen dalam kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
Teori Pendidikan
Kurikulum mempunyai hubungan yang sangat erat dengan teori pendidikan. Suatu
kurikulum disusun dengan mengacu pada satu atau beberapa kurikulum, dan suatu teori
kurikulum diturunkan atau dijabarkan dari teori pendidikan tertentu. Kurikulum dapat
dipandang sebagai rencana konkret penerapan dari suatu teori pendidikan. Minimal ada
empat teori pendidikan yang banyak dibicarakan para ahli pendidikan dan dipandang
mendasari pelaksanaan pendidikan, yaitu pendidikann klasik, pendidikan pribadi,
pendidikan interaksional, dan teknologi pendidikan.
1. Pendidikan Klasik
Pendidikan klasik dapat dipandang sebagai konsep pendidikan tertua. Konsep
pendidikan ini bertolak dari asumsi bahwa seluruh warisan budaya, yaitu
pengetahuan, ide-ide, atau nilai-nilai telah ditemukan oleh para pemikir terdahulu.
Pendidikan berfungsi memelihara, mengawetkan, dan meneruskan semua warisan
budaya tersebut kepada generasi berikutnya.
Teori pendidikan ini lebih menekankan peranan isi pendidikan daripada proses
atau bagaimana mengajarkannya. Isi pendidikan atau materi ilmu tersebut diambil
dari khazanah ilmu pengetahuan, berupa disiplin-disiplin ilmu yang telah ditemukan
dan dikembangkan oleh para ahli tempo dulu.
2. Pendidikan Pribadi
Pendidikan pribadi lebih mengutamakan peranan siswa. Konsep pendidikan
ini bertolak dari anggapan dasar bahwa, sejak dilahirkan, anak telah memiliki potensi-
potensi, baik potensi untuk berfikir, berbuat, memecahkan masalah, maupun untuk
belajar dan berkembang sendiri. Pendidikan adalah ibarat persemaian, berfungsi
menciptakan lingkungan yang menunjang dan terhindar dari hama-hama. Tugas guru
seperti halnya seorang petani adalah mengusahakan tanah yang gembur, pupuk, air,
udara, dan sinar mataharri yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan tanaman
(peserta didik). Pendidika bertolak dari kebutuhan dan minat peserta didik. Peserta
didik menjadi subjek pendidikan.
3. Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan mempunyai persamaan dengan pendidikan klasik
tentang peranan pendidikan dalam menyampaikan informasi. Keduanya juga
mempunyai perbedaan, sebab yang diutamakan dalam teknologi pendidikan adalah
pembentukan dan penguasaan kompetensi bukan pengawetan dan pemeliharaan
budaya lama. Mereka lebih berorientasi ke masa sekarang dan yang akan datang, tidak
seperti pendidikan klasik yang lebih melihat ke masa lalu.
4. Pendidikan Interaksional
Konsep pendidikan ini bertolak dari pemikiran manusia sebagai makhluk
sosial. Dalam kehidupannya manusia selalu membutuhkan manusia lain, selalu hidup
bersama, berinteraksi, dan bekerjasama. Karena kehidupan bersama dan kerja sama
ini, mereka dapat hidup, berkembang dan mampu memenuhi kebutuhan hidup dan
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi.
Kedudukan Kurikulum dalam pendidikan
Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya
membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan dapat
berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat. Dalam
lingkungan keluarga, interaksi pendidikan terjadi antara orang tua sebagai pendidik dan
anak sebagai peserta didik. Interaksi ini berjalan tanpa interaksi tertulis. Orang tua sering
tidak mempunyai rencana yang jelas dan rinci kemana anaknya akan diarahkan, dengan
cara apa mereka akan dididik, dan apa isi pendidikannya. Interaksi pendidikan antara
orang tua dengan anaknya juga sering tidak disadari. Dalam kehidupan keluarga interaksi
pendidikan dapat terjadi setiap saat, setiap kalii orang tua bertemu, berdialog, bergaul,
dan bekerjasama dengan anak-anaknya. Pada saat demikian banyak perilaku dan
perlakuan spontan yang diberikan kepada anak, sehingga kemungkinan terjadi kesalahan-
kesalahan mendidik besar sekali. Orang tua menjadi pendidik juga tanpa dipersiapkan
secara formal. Mereka menjadi pendidik karena statusnya sebagai ayah dan ibu,
meskipun mungkin saja sebenarnya mereka belum siap untuk melaksanakan tugas
tersebut. Karena sifat-sifatnya tidak formal, tidak memiliki rancangan yang konkret dan
adakalanya juga tidak disadari, maka pendidikan dalam liingkungan keluarga disebut
pendidikan informal. Pendidikan tersebut tidak memiliki kurikulum formal dan tertulis.
Pendidikan dalam lingkungan sekolah lebih bersifat formal. Guru sebagai pendidik di
sekolah telah dipersiapkan secara formal dalam lembaga pendidikan guru.
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran. Serta kurikulum
dalam pengertian yang lebih luas adalah semua kegiatan dan pengalaman belajar serta
segala sesuatu yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi peserta didik, baik
disekolah maupun diluar sekolah atas tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis, kurikulum
mengemban peranan dan fungsi yang sangat penting bagi pendidikan siswa. Konsep
kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga
bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya. Kurikulum dalam
pendidikan sebagai inti pendidikan dan menjadi ciri utama sekolah sebagai institusi yang
bergerak dalam pelayanan pendidikan.
3.2 Saran
Berkaitan dengan apa yang telah dibahas pada bab sebelumnya, penulis
mempunyai beberapa saran terutama untuk para pembaca, agar senantiasa
mengembangkan ilmu dan belajar untuk mewujudkan anak didik bangsa yang cerdas dan
berkarakter melalui kurikulum yang digunakan. Sebagai pendidik, hendaknya juga selalu
siap sedia terhadap perubahan kurikulum seiring perkembangan zaman.
DAFTAR PUSTAKA