Puji Syukur kepada Allah S.W.T karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
sebagai pembimbing referat ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini.
Penulis
KATA PENGANTAR......................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................5
2.3 Definisi.......................................................................................16
2.4 Epidemiologi...............................................................................16
2.8 Diagnosis....................................................................................22
2.9 Tatalaksana................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................29
Gambar 4. Fabella...........................................................................................14
Gambar 12. Congenital Dyslocation of The Knee pada bayi baru lahir...........26
PENDAHULUAN
terbatasnya fleksi pada lutut. Insiden penyakit ini di dunia adalah 1/ 100.000
pasti. Banyak pendapat tentang etiologi dari penyakit ini seperti adanya trauma
pada ibu, kekurangan cairan amnion, gangguan intrauterin malposisi fetus, posisi
Diagnosis ditegakkan setelah bayi lahir dengan posisi rekurvatum lutut yang
khas dan dikonfirmasi oleh radiografi. Pencitraan sangat penting untuk ketepatan
dislokasi. Selain itu, ultrasonografi (USG) bisa digunakan untuk melihat lesi
meningkatkan kualitas hidup pasien nantinya. Oleh karena itu, penulis tertarik
gambaran radiologi.
The Knee.
Referat ini dibuat dengan mengacu kepada studi pustaka dari beragam
TINJAUAN PUSTAKA
manusia. Sendi ini terletak pada kaki yaitu antara tungkai atas dan tungkai
bawah. Pada dasarnya sendi lutut ini terdiri dari dua articulatio condylaris
diantara condylus femoris medialis dan lateralis dan condylus tibiae yang
terkait dan sebuah sendi pelana, diantara patella dan fascies patellaris femoris.
Secara umum sendi lutut termasuk kedalam golongan sendi engsel dan terdiri
dari tiga bagian sendi yang kompleks yaitu condyloid articulatio diantara dua
femoral condylus dan meniscus dan berhubungan dengan condylus tibiae, satu
articulatio jenis partial arthrodial diantara permukaan dorsal dari patella dan
femur. Pada bagian atas sendi lutut terdapat condylus femoris yang berbentuk
bulat, pada bagian bawah terdapat condylus tibiae dan cartilago semilunaris.
Pada bagian bawah terdapat articulatio antara ujung bawah femur dengan
patella. 4
Sendi lutut dibentuk dari empat buah tulang yaitu tulang femur, tulang tibia,
a. Tulang Femur
kebawah dengan tulang tibia. Tulang femur terdiri dari epifisis proksimal,
diafisis dan epifisis distal. Pada tulang femur ini yang berfungsi dalam
lateralis dan medialis. Bila dilihat dari depan, terdapat dataran sendi yang
dengan tulang patella. Dan bila dilihat dari belakang, diantara kondilus
intercondyloideal.5
b. Tulang patella
c. Tulang tibia
Merupakan salah satu tulang tungkai bawah selain tulang fibula, tibia
tumit kaki. Seperti halnya tulang femur, tulang tibia dibagi tiga bagian,
bagian ujung proksimal, korpus dan ujung distal bagian dari tulang
d. Tulang fibula
Tulang fibula terletak di sebelah lateral dari tibia dan juga terdiri dari
yang yang mensarafi otot-otot di sekitar sendi dan befungsi untuk mengatur
Suplai darah pada daerah lutut berasal dari anastomosis pembuluh darah
disekitar daerah ini. Dimana sendi lutut menerima darah dari descending
anterior. Aliran vena pada sendi lutut mengikuti perjalanan arteri untuk kemudian
Proyeksi pencitraan normal yang dapat dilihat dari lutut dilakukan melalui
cara lutut di fleksi sebagian. Lapangan pandang AP penting untuk menilai apakah
ada penyempitan ruang sendi atau tidak. Terkadang plateau tibia berada pada
sudut yang sedikit berbeda sehingga sinar x-ray tidak berjalan horizontal melalui
menentukan apakah ada efusi sendi. Kedua lapangan pandang digunakan untuk
menilai perubahan degeneratif, fraktur dan matrix umum tulang femur distal,
tibiae proksimal dan fibula proksimal. Kedua lapangan pandang juga dibutuhkan
untuk melihat apakah ada fragmen tulang yang berada dalam ruang sendi. Hal ini
penting dilakukan untuk memastikan fragmen atau loose body berada dalam ruang
Lapangan pandang pertama adalah sunrise view, lapangan pandang tangensial dari
porsi anterior lutut yang di fleksikan, dan dilihat dari top down. Keuntungan
lapangan pandang ini adalah untuk melihat hubungan patella dengan femur
anterior. Lapangan pandang lain yaitu tunnel view. Pada lapangan pandang ini,
lutut di fleksikan melebihi saat pemeriksaan lapangan pandang lateral dan sinar x-
dibentuk oleh condylus femoral. Dari pemeriksaan ini, akan tampak gambaran
Pada anak, lempeng epifisis dari bagian epifisis femur distal dan tibia
proksimal dapat terlihat dengan jelas sampai anak berusia 10 tahun. Fusi lengkap
biasanya terjadi pada anak perempuan usia 15 tahun dan pada anak laki – laki
terjadi beberapa tahun kemudian. Pada remaja, penting untuk melihat lapangan
pandang lateral secara jeli karena bagian anterior epifisis tibia proksimal melipat
ke bawah untuk membentuk ikatan bagi aspek inferior tendon patella. Bagian ini
hampir terlihat seperti proyeksi horn (tanduk) yang berasal dari bawah bagian
anterior tibia proksimal dan proyeksi ini merupakan hal yang normal. Varian
normal yang umum terjadi adalah fabella, yaitu tulang sesamoid kecil di tendon
lutut dapat terlihat jelas. Struktur tersebut mudah terkena trauma seperti
keterbatasan fleksi lutut pada bayi yang baru lahir dengan atau tanpa kelainan
2.4 Epidemiologi
terjadi. Prevalensi terjadinya penyakit ini adalah 1 : 100.000 dan seratus kali lebih
(DDH). Malformasi ini terjadi bilateral pada sepertiga kasus. Penyakit ini sering
Varus (35%) dan DDH (45%). Penyakit lain yang berhubungan seperti Down’s
Syndrome. 8
Pada beberapa kasus pengaruh herediter dan genetik9,10 dapat ditemukan, namun
hal ini tidak berlaku untuk keseluruhan kasus. Etiologi yang telah ditemukan pada
beberapa kasus adalah Anterior Cruciate Ligament (ACL) yang hipoplasia atau
antara anomali yang diturunkan secara genetik dengan adanya faktor mekanis
subluksasi atau dislokasi lutut12. Faktor Ekstrinsik seperti posisi fetus abnormal,
kontraktur primer otot quadricep, dan dislokasi traumatik saat kelahiran dimana
lutut berada dalam posisi hiperekstensi and kaki terkunci dibawah dagu akan
dislokasi.13
Mayer (1913) mereview tiga puluh nekropsi dan laporan operasi pasien
dengan congenital dislocation of the knee dan mendapatkan hasil yang serupa.
Sering ditemukan dislokasi anterior tibia pada femur dan kontraktur otot
quadriceps. Anterior Cruciate Ligament menipis dan memanjang. Garis tepi tibia
plateu membulat dan tulang rawan menutupi ujung atas permukaan posterior
tibia.14
2.6 Klasifikasi
Diagnosis Congenital Dislocation of The Knee dapat ditegakkan tepat
setelah kelahiran, yaitu dari posisi rekurvatum lutut yang khas dan dikonfirmasi
Grade 1 (A) mewakili hiperekstensi dari sendi lutut saat lahir tanpa disertai
perpindahan permukaan sendi tulang femur dalam kaitannya dengan tibia (sumbu
tulang panjang femur dan tibia saling menunjuk satu sama lainnya di garis sendi).
total dari epifisis tibia ke depan kondilus femoralis.2 Ketika berhasil terdiagnosis,
Dysplasia of the Hip (DDH) dan Clubfoot, karena sering terjadi secara bersamaan.
Grade 2
Grade 1
Klasifikasi Leveuf dan Pais adalah sistem klasifikasi yang paling populer
yang paling umum dan bukan sebagai dislokasi yang sebenarnya, tipe ini disebut
derajat. Pada Grade 2 terjadi subluksasi (dislokasi ringan) kongenital, yaitu posisi
tulang femur dan tibia yang tidak pada seharusnya, dan terlihat ketidaksesuaian
pada sendi lutut. Pada tipe ini fleksi pasif lutut sudah tidak bisa dilakukan dan
terjadi hiperekstensi lutut dari 25 sampai 40 derajat. Sedangkan pada kasus Grade
3, terjadi dislokasi total sehingga tidak ada lagi kontak antara permukaan sendi
tibia dan tulang femur. Epifisis tibia proksimal tampak terletak di anterior
kondilus femoralis.17,18
dimodifikasi dari Leveuf dan Pais, yaitu berdasarkan besarnya kemampuan fleksi
lutut secara pasif, dimana lebih sesuai untuk memilih pilihan pengobatan. Grade 1
bila besarnya fleksi pasif > 90 derajat. Grade 2 bila besarnya fleksi pasif 30 - 90
recurvatum) adalah kondisi lepas atau tidak terpasangnya sendi lutut secara
berlebihan pada sendi lutut19. Beberapa manifestasi yang khas pada Congenital
dan gaya berjalan dengan posisi ekstensi sendi lutut ke arah posterior.
pada lutut.
berjalan.19
2.8 Diagnosis
Gregory et ai. (2016) biasanya dikenali oleh adanya genu recurvatum, dimple atau
lipatan yang dalam di bagian anterior lutut dan tidak adanya suprapatellar pouch.7
Sedangkan menurut Tajdar dan Victo (2012) temuan radiografi dasar yang bisa
quadriceps, kapsul sendi lutut anterior yang rapat dan hilangnya suprapatellar
pouch.16
Sonogram of the left knee, DFE : distal femoral epiphysis, DFM : distal
femoral metaphysis, P : patella, SF : suprapatellar pouch fluid.16
otot quadriceps terutama vastus intermedius dengan atau tanpa disertai fibrosis,
kapsul sendi anterior yang rapat, perpindahan ke anterior otot hamstrings di sisi
sekarang diketahui bahwa semua poin di atas bukanlah poin diagnostik yang
Tidak adanya fibrosis pada otot dan tendon quadriceps atau adanya
Meskipun fibrosis otot dan tendon quadriceps atau tidak adanya suprapatellar
pouch adalah hasil adanya Congenital Dislocation of The Knee, dan bukan
pouch merupakan tanda prognosis yang baik dan bahwa tatalaksana konservatif
akan berhasil.16 Oleh karena itu, pemeriksaan ultrasonografi lebih berguna dalam
pandangan langsung tentang struktur anatomis dan lesi patologis, selain tidak
invasif dan aman. Hal ini juga berguna dalam mengevaluasi perbaikan Congenital
bedah.2, 20
epifisis kecil, subluksasi posterior lutut, kapsul sendi yang melebar, serta
2.9 Tatalaksana
traksi pada tibia dan fleksi pada sendi lutut. Pada kasus hiperekstensi, posisi ini
direduksi harus dilakukan. Saat lutut bisa difleksikan sampai 90 derajat, plastic
slab bisa dibuka untuk melakukan latihan gerak. Jika pasien memiliki CHD
ipsilateral, setelah lutut dapat difleksi, penggunaan Pavlik dapat diterapkan untuk
indikasikan untuk kasus yang tidak respons dengan teknik non-operatif. Pada bayi
berusia 6 bulan dianjurkan supaya operasi ditunda hingga femur cukup kuat
untuk mencapai fiksasi internal yang efektif. Dalam kasus bilateral, prosedur
mungkin harus dipercepat dengan alasan waktu anestesi serta risiko kehilangan
darah pada anak-anak yang sangat muda. Lutut yang respon dengan tindakan
berulang.22
akan melibatkan femur distal dan menerjemahkan ke posterior dengan daya tarik
dan fleksi, dan rasa artikulasi yang teraba stabil. Dalam deformitas hiperekstensi
Gambar 12. Congenital Dislocation of The Knee pada bayi baru lahir. Condylus
Femoral teraba dalam fossa poplitea (A). Kasus Neglected, pasien
harus di ambulasi (digerakkan) pada keempat bagian (B). Radiografi
kasus B (C).
fleksi dan pengurangan lutut (1). Selain itu, fleksi lutut akut secara intraoperatif
tingkat fleksi yang diinginkan sehingga mengurangi penutupan luka yang tidak
rata.
Yang terakhir namun tidak kalah pentingnya, tidak ada upaya untuk
serius.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada bab kedua, maka terdapat beberapa hal yang
jarang terjadi dan dengan penyebab yang belum diketahui secara pasti.
setelah kelahiran, yaitu dari posisi rekurvatum lutut yang khas dan
pemeriksaan
juga dapat ditemukan adanya kelainan pada soft tissue di sekitar lokasi
subluksasi atau dislokasi.