Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah S.W.T karena berkat rahmat dan hidayah-Nya

penulis dapat menyelesaikan referat ini dengan judul “Gambaran Radiologi

Congenital Dislocation of The Knee ” tepat pada waktunya. Makalah ini

merupakan salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik di bagian

Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Tuti Handayani, Sp.Rad

sebagai pembimbing referat ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh

dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun untuk dapat menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini

dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini.

Padang, Agustus 2017

Penulis

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................1

DAFTAR ISI....................................................................................................2

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................5

1.1 Latar Belakang ..........................................................................5

1.2 Batasan masalah.........................................................................6

1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................6

1.4 Manfaat penulisan......................................................................6

1.5 Metode Penulisan ......................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................7

2.1 Anatomi Lutut Normal ..............................................................7

2.1.1 Tulang Pembentuk Sendi Lutut...................................................8

2.1.2 Persarafan Sekitar Sendi Lutut....................................................10

2.1.3 Suplai Darah................................................................................10

2.2 Radioanatomi Lutut Normal.......................................................10

2.3 Definisi.......................................................................................16

2.4 Epidemiologi...............................................................................16

2.5 Etiologi dan Faktor Risiko..........................................................16

2.6 Klasifikasi ..................................................................................17

2.7 Manifestasi Klinis.......................................................................20

2.8 Diagnosis....................................................................................22

2.9 Tatalaksana................................................................................. 24

2.9.1 Tatalaksana non-operatif............................................................24

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 2


2.9.2 Tatalaksana Bedah......................................................................25

BAB III KESIMPULAN ................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................29

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 3


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Anatomi Lutut................................................................................8

Gambar 2. Anatomi Lutut Normal Gambaran Foto Polos...............................11

Gambar 3. Gambaran Foto Polos Lutut Normal anak umur 11 tahun.............13

Gambar 4. Fabella...........................................................................................14

Gambar 5. MRI Lutut Normal........................................................................15

Gambar 6. Klasifikasi Congenital Dyslocation of The Knee..........................18

Gambar 7. Klasifikasi berdasarkan Gambaran Radiologis.............................19

Gambar 8. Congenital Dyslocation of The Knee Unilateral dan Bilateral......21

Gambar 9. Gambaran USG Congenital Dyslocation of The Knee.................22

Gambar 10. Gambaran MRI Congenital Dyslocation of The Knee..................24

Gambar 11 Pemakaian Strap............................................................................25

Gambar 12. Congenital Dyslocation of The Knee pada bayi baru lahir...........26

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 4


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Congenital Dislocation of The Knee adalah malformasi yang jarang terjadi

dan ditandai dengan hiperekstensi (recurvatum), subluksasi, dislokasi dan

terbatasnya fleksi pada lutut. Insiden penyakit ini di dunia adalah 1/ 100.000

kelahiran hidup.1 40-60% pasien dengan Congenital Dislocation of The Knee

memiliki kelainan muskuloskeletal tambahan seperti Developmental Dysplasia of

the Hip dan Clubfoot.1

Penyebab Congenital Dislocation of The Knee ini belum diketahui secara

pasti. Banyak pendapat tentang etiologi dari penyakit ini seperti adanya trauma

pada ibu, kekurangan cairan amnion, gangguan intrauterin malposisi fetus, posisi

sunsang dengan hiperekstensi lutut di dalam uterus dan lain-lain.2

Diagnosis ditegakkan setelah bayi lahir dengan posisi rekurvatum lutut yang

khas dan dikonfirmasi oleh radiografi. Pencitraan sangat penting untuk ketepatan

dalam penilaian dan diagnosis dari Congenital Dislocation of The Knee.

Berdasarkan temuan radiografi hubungan femoro-tibial, Congenital Dislocation of

The Knee dapat diklasifikasikan menjadi simple recurvatum, subluksasi dan

dislokasi. Selain itu, ultrasonografi (USG) bisa digunakan untuk melihat lesi

patologis serta mengevaluasi setelah dimanipulasi atau operasi.3

Penegakkan diagnosis secara dini merupakan langkah penting dalam

menangani pasien dengan Congenital Dislocation of The Knee, sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidup pasien nantinya. Oleh karena itu, penulis tertarik

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 5


untuk membahas Congenital Dislocation of The Knee terutama dari segi

gambaran radiologi.

1.2 Batasan Masalah

Referat ini membahas tentang definisi, anatomi, epidemiologi, etiologi,

diagnosis, pemeriksaan radiologi, dan tatalaksana pada Congenital Dislocation of

The Knee.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dari referat ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui definisi, anatomi, epidemiologi, etiologi, diagnosis, dan

tatalaksana pada Congenital Dislocation of The Knee secara umum.

2. Mengetahui gambaran pemeriksaan radiologis Congenital Dislocation

of The Knee secara khusus.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan dari referat ini adalah sebagai berikut:

1. Menambah pengetahuan penulis maupun pembaca tentang definisi,

anatomi, epidemiologi, etiologi, diagnosis, dan tatalaksana Congenital

Dislocation of The Knee secara umum.

2. Menambah pengetahuan mengenai gambaran pemeriksaan radiologis

Congenital Dislocation of The Knee secara khusus.

1.5 Metode Penulisan

Referat ini dibuat dengan mengacu kepada studi pustaka dari beragam

tinjauan pustaka, case report dan literatur lain.

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 6


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Lutut Normal

Sendi lutut merupakan persendian yang paling besar pada tubuh

manusia. Sendi ini terletak pada kaki yaitu antara tungkai atas dan tungkai

bawah. Pada dasarnya sendi lutut ini terdiri dari dua articulatio condylaris

diantara condylus femoris medialis dan lateralis dan condylus tibiae yang

terkait dan sebuah sendi pelana, diantara patella dan fascies patellaris femoris.

Secara umum sendi lutut termasuk kedalam golongan sendi engsel dan terdiri

dari tiga bagian sendi yang kompleks yaitu condyloid articulatio diantara dua

femoral condylus dan meniscus dan berhubungan dengan condylus tibiae, satu

articulatio jenis partial arthrodial diantara permukaan dorsal dari patella dan

femur. Pada bagian atas sendi lutut terdapat condylus femoris yang berbentuk

bulat, pada bagian bawah terdapat condylus tibiae dan cartilago semilunaris.

Pada bagian bawah terdapat articulatio antara ujung bawah femur dengan

patella. 4

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 7


Gambar 1. Anatomi Lutut

2.1.1 Tulang Pembentuk Sendi Lutut

Sendi lutut dibentuk dari empat buah tulang yaitu tulang femur, tulang tibia,

tulang fibula dan tulang patella. 5

a. Tulang Femur

Merupakan tulang panjang yang bersendi keatas dengan pelvis dan

kebawah dengan tulang tibia. Tulang femur terdiri dari epifisis proksimal,

diafisis dan epifisis distal. Pada tulang femur ini yang berfungsi dalam

persendian lutut adalah epifisis distal. Epifisis distal merupakan bulatan

sepanjang kondilus femoralis lateralis dan medialis. Dibagian proksimal

tonjolan tersebut terdapat sebuah bulatan kecil yang disebut epikondilus

lateralis dan medialis. Bila dilihat dari depan, terdapat dataran sendi yang

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 8


melebar ke lateral yang disebut facies patelaris yang nantinya bersendi

dengan tulang patella. Dan bila dilihat dari belakang, diantara kondilus

lateralis dan medialis terdapat cekungan yang disebut fossa

intercondyloideal.5

b. Tulang patella

Merupakan tulang sesamoid terbesar dalam tubuh manusia dengan

bentuk segitiga dan gepeng dengan aspeks menghadap kearah distal.

Pada permukaan depan atau anterior tulang patella kasar sedangkan

permukaan dalam atau dorsal memiliki permukaan sendi yang lebih

besar dan facies medial yang lebih kecil.5

c. Tulang tibia

Merupakan salah satu tulang tungkai bawah selain tulang fibula, tibia

merupakan tulang kuat satu-satunya yang menghubungkan femur dan

tumit kaki. Seperti halnya tulang femur, tulang tibia dibagi tiga bagian,

bagian ujung proksimal, korpus dan ujung distal bagian dari tulang

tibia. Bagian yang membentuk sendi lutut adalah bagian proksimal,

dimana pada bagian ujung proksimal terdapat kondilus medialis dan

tubercullum inter condiloseum lateral. Sedangkan di depan dan di

belakang terdapat fossa intercondilodea anterior dan posterior.5

d. Tulang fibula

Tulang fibula terletak di sebelah lateral dari tibia dan juga terdiri dari

tiga bagian: epifisis proksimal, diafisis dan epifisis distal. 5

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 9


2.1.2 Persarafan Sekitar Sendi Lutut

Persarafan pada daerah lutut adalah melalui cabang-cabang dari nervus

yang yang mensarafi otot-otot di sekitar sendi dan befungsi untuk mengatur

pergerakan pada sendi lutut. Daerah lutut disarafi oleh: N. Femoralis, N.

Obturatorius, N. Peroneus komunis, dan N. Tibialis. 4

2.1.3 Suplai Darah

Suplai darah pada daerah lutut berasal dari anastomosis pembuluh darah

disekitar daerah ini. Dimana sendi lutut menerima darah dari descending

genicular arteri femoralis, cabang-cabang genicular arteri popliteal dan cabang

descending arteri circumflexia femoralis dan cabang ascending arteri tibialis

anterior. Aliran vena pada sendi lutut mengikuti perjalanan arteri untuk kemudian

akan memasuki vena femoralis.4

2.2 Radioanatomi Lutut Normal

Proyeksi pencitraan normal yang dapat dilihat dari lutut dilakukan melalui

lapangan pandang AP dan Lateral. Lapangan pandang lateral didapatkan dengan

cara lutut di fleksi sebagian. Lapangan pandang AP penting untuk menilai apakah

ada penyempitan ruang sendi atau tidak. Terkadang plateau tibia berada pada

sudut yang sedikit berbeda sehingga sinar x-ray tidak berjalan horizontal melalui

kompartemen medial dan lateral.6

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 10


Gambar 2. Anatomi Normal Lutut pada proyeksi AP (A), Proyeksi Lateral
(B), Tunnel View (C) dan Sunrise View (D)6

Lapangan pandang lateral digunakan untuk mengevaluasi patella dan

menentukan apakah ada efusi sendi. Kedua lapangan pandang digunakan untuk

menilai perubahan degeneratif, fraktur dan matrix umum tulang femur distal,

tibiae proksimal dan fibula proksimal. Kedua lapangan pandang juga dibutuhkan

untuk melihat apakah ada fragmen tulang yang berada dalam ruang sendi. Hal ini

penting dilakukan untuk memastikan fragmen atau loose body berada dalam ruang

sendi, sehingga harus di triangulasi menggunakan kedua proyeksi.6

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 11


Dua lapangan pandang khusus untuk pemeriksaan lutut juga sering diminta.

Lapangan pandang pertama adalah sunrise view, lapangan pandang tangensial dari

porsi anterior lutut yang di fleksikan, dan dilihat dari top down. Keuntungan

lapangan pandang ini adalah untuk melihat hubungan patella dengan femur

anterior. Lapangan pandang lain yaitu tunnel view. Pada lapangan pandang ini,

lutut di fleksikan melebihi saat pemeriksaan lapangan pandang lateral dan sinar x-

ray diarahkan horizontal melewati plateau tibia melalui terowongan yang

dibentuk oleh condylus femoral. Dari pemeriksaan ini, akan tampak gambaran

anterior dan posterior tibial spines serta condylus femoral.6

Pada anak, lempeng epifisis dari bagian epifisis femur distal dan tibia

proksimal dapat terlihat dengan jelas sampai anak berusia 10 tahun. Fusi lengkap

biasanya terjadi pada anak perempuan usia 15 tahun dan pada anak laki – laki

terjadi beberapa tahun kemudian. Pada remaja, penting untuk melihat lapangan

pandang lateral secara jeli karena bagian anterior epifisis tibia proksimal melipat

ke bawah untuk membentuk ikatan bagi aspek inferior tendon patella. Bagian ini

hampir terlihat seperti proyeksi horn (tanduk) yang berasal dari bawah bagian

anterior tibia proksimal dan proyeksi ini merupakan hal yang normal. Varian

normal yang umum terjadi adalah fabella, yaitu tulang sesamoid kecil di tendon

posterior lutut, mudah terlihat dari lapangan pandang lateral.6

Dengan MRI, jaringan lunak, meliputi tendon, ligamentum dan kartilago

lutut dapat terlihat jelas. Struktur tersebut mudah terkena trauma seperti

ligamentum cruciatum dan meniskus lateral dan medial.6

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 12


Gambar 3. Gambaran lutut normal pada anak usia 11 tahun. A. Lapangan pandang
AP menunjukkan epifisis femur distal, tibiae proksimal dan fibula
dengan jelas.B.Lapangan pandang lateral menunjukkan proyeksi
downward normal dari epifisis tibiae proksimal bersama bagian
anterior tibiae dalam bentuk tuberkel tibiae. 6

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 13


Gambar 4. Fabella.6

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 14


Gambar 5. Anatomi lutut normal menggunakan MRI. Posisi koronal di dekat
anterior lutut (A), midportion lutut (B). Sagital atau Lateral tambahan
dilihat melalui medial lutut (C) dan Kompartemen Lateral (D).6

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 15


2.3 Definisi

Congenital Dislocation of The Knee (CDK) atau Dislokasi Lutut Kongenital

adalah malformasi langka yang ditandai dengan spektrum deformitas yang

bervariasi mulai dari hiperekstensi (recurvatum), subluksasi, dislokasi dan

keterbatasan fleksi lutut pada bayi yang baru lahir dengan atau tanpa kelainan

muskuloskeletal yang menyertainya. 7

2.4 Epidemiologi

Congenital Dislocation of The Knee merupakan malformasi yang jarang

terjadi. Prevalensi terjadinya penyakit ini adalah 1 : 100.000 dan seratus kali lebih

jarang terjadi jika dibandingkan dengan Developmental Dysplasia of The Hip

(DDH). Malformasi ini terjadi bilateral pada sepertiga kasus. Penyakit ini sering

dikaitkan dengan kelahiran sunsang, oligohidramnion, Congenital Talipes Equino

Varus (35%) dan DDH (45%). Penyakit lain yang berhubungan seperti Down’s

Syndrome, arthrogryposis, myelodysplasia spinal abnormalities dan Larsen’s

Syndrome. 8

2.5 Etiologi dan Faktor Risiko

Etiologi Congenital Dislocation of The Knee belum diketahui secara pasti.

Pada beberapa kasus pengaruh herediter dan genetik9,10 dapat ditemukan, namun

hal ini tidak berlaku untuk keseluruhan kasus. Etiologi yang telah ditemukan pada

beberapa kasus adalah Anterior Cruciate Ligament (ACL) yang hipoplasia atau

tidak terbentuk sama sekali, kontraktur quadriceps, tidak adanya suprapatella

pounch, kurangnya ruang intrauterine, trauma saat kehamilan serta posisi

kandungan yang sunsang. Duraiswami menyatakan sulit untuk membedakan

antara anomali yang diturunkan secara genetik dengan adanya faktor mekanis

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 16


yang terjadi saat perkembangan embrio sehingga menyebabkan Congenital

Dislocation of The Knee.11

Etiologi Congenital Dislocation of The Knee dibagi menjadi faktor

instrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor instrinsik berkaitan dengan beberapa

syndrome (arthrogryposis, achondroplasia Larsen Syndrome), abnormalitas

genetik, dan atau adanya imbalance neuromuscular yang biasanya mengakibatkan

subluksasi atau dislokasi lutut12. Faktor Ekstrinsik seperti posisi fetus abnormal,

kontraktur primer otot quadricep, dan dislokasi traumatik saat kelahiran dimana

lutut berada dalam posisi hiperekstensi and kaki terkunci dibawah dagu akan

menyebabkan dorongan hiperekstensi pada lutut yang menyebabkan lutut menjadi

dislokasi.13

Mayer (1913) mereview tiga puluh nekropsi dan laporan operasi pasien

dengan congenital dislocation of the knee dan mendapatkan hasil yang serupa.

Sering ditemukan dislokasi anterior tibia pada femur dan kontraktur otot

quadriceps. Anterior Cruciate Ligament menipis dan memanjang. Garis tepi tibia

plateu membulat dan tulang rawan menutupi ujung atas permukaan posterior

tibia.14

2.6 Klasifikasi
Diagnosis Congenital Dislocation of The Knee dapat ditegakkan tepat

setelah kelahiran, yaitu dari posisi rekurvatum lutut yang khas dan dikonfirmasi

oleh pemeriksaan radiografi. Terdapat beberapa sistem klasifikasi yang bisa

digunakan. Semuanya didasarkan pada temuan klinis dan hasil pemeriksaan

radiografi. Dari hubungan femoro-tibial, Congenital Dislocation of The Knee

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 17


dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu: recurvatum sederhana (Grade 1),

subluksasi (Grade 2) dan dislokasi (Grade 3).2

Gambar 6 Klasifikasi Congenital Dislocation of The Knee.15

Grade 1 (A) mewakili hiperekstensi dari sendi lutut saat lahir tanpa disertai

perpindahan permukaan sendi tulang femur dalam kaitannya dengan tibia (sumbu

tulang panjang femur dan tibia saling menunjuk satu sama lainnya di garis sendi).

Grade 2 (B) mewakili subluksasi, bagian epifisis tibia meluncur ke permukaan

bagian anterior kondilus femoralis. Sedangkan Grade 3 (C) mewakili dislokasi

total dari epifisis tibia ke depan kondilus femoralis.2 Ketika berhasil terdiagnosis,

sangat penting untuk menyingkirkan kelainan terkait seperti Developmental

Dysplasia of the Hip (DDH) dan Clubfoot, karena sering terjadi secara bersamaan.

Sangat penting juga untuk mengetahui apakah Congenital Dislocation of The

Knee adalah bagian dari sindrom muskuloskeletal atau tidak.16

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 18


Grade 3

Grade 2

Grade 1

Gambar 7 Klasifikasi berdasarkan radiografi.12,3

Klasifikasi Leveuf dan Pais adalah sistem klasifikasi yang paling populer

dan mengkategorikan deformitas menjadi tiga subkelompok. Grade 1 adalah tipe

yang paling umum dan bukan sebagai dislokasi yang sebenarnya, tipe ini disebut

sebagai hiperekstensi kongenital. Hampir 15 sampai 20 derajat hiperekstensi lutut

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 19


bisa dideteksi pada tipe ini dan rentang fleksi pasif lutut masih bisa mencapai 90

derajat. Pada Grade 2 terjadi subluksasi (dislokasi ringan) kongenital, yaitu posisi

tulang femur dan tibia yang tidak pada seharusnya, dan terlihat ketidaksesuaian

pada sendi lutut. Pada tipe ini fleksi pasif lutut sudah tidak bisa dilakukan dan

terjadi hiperekstensi lutut dari 25 sampai 40 derajat. Sedangkan pada kasus Grade

3, terjadi dislokasi total sehingga tidak ada lagi kontak antara permukaan sendi

tibia dan tulang femur. Epifisis tibia proksimal tampak terletak di anterior

kondilus femoralis.17,18

Tarek dan Shady juga memperkenalkan sistem klasifikasi baru yang

dimodifikasi dari Leveuf dan Pais, yaitu berdasarkan besarnya kemampuan fleksi

lutut secara pasif, dimana lebih sesuai untuk memilih pilihan pengobatan. Grade 1

bila besarnya fleksi pasif > 90 derajat. Grade 2 bila besarnya fleksi pasif 30 - 90

derajat. Sedangkan Grade 3 bila besarnya fleksi pasif <30 derajat.7

2.7 Manifestasi Klinis

Congenital Dislocation of The Knee atau hiperekstensi lutut (genu

recurvatum) adalah kondisi lepas atau tidak terpasangnya sendi lutut secara

normal dan memberikan manifestasi kelainan adanya hiperekstensi yang

berlebihan pada sendi lutut19. Beberapa manifestasi yang khas pada Congenital

Dislocation of The Knee antara lain:

1. Look: Terlihat adanya deformitas pada lutut. Deformitas dalam berdiri

dan gaya berjalan dengan posisi ekstensi sendi lutut ke arah posterior.

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 20


2. Feel: Sering didapatkan adanya perubahan posisi patela yang

mengikatkan patela ke permukaan tibia. Tidak didapatkan nyeri tekan

pada lutut.

3. Move: Ketidakmampuan dalam melakukan fleksi pada sendi lutut.

Mobilisasi dapat tidak bermasalah, walau terdapat kelainan pada gaya

berjalan.19

Gambar 8. CKD unilateral dan bilateral.18,7

2.8 Diagnosis

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 21


Diagnosa Congenital Dislocation of The Knee cukup sederhana. Menurut

Gregory et ai. (2016) biasanya dikenali oleh adanya genu recurvatum, dimple atau

lipatan yang dalam di bagian anterior lutut dan tidak adanya suprapatellar pouch.7

Sedangkan menurut Tajdar dan Victo (2012) temuan radiografi dasar yang bisa

ditemukan pada Congenital Dislocation of The Knee adalah pemendekan tendon

quadriceps, kapsul sendi lutut anterior yang rapat dan hilangnya suprapatellar

pouch.16

Sonogram of the left knee, DFE : distal femoral epiphysis, DFM : distal
femoral metaphysis, P : patella, SF : suprapatellar pouch fluid.16

Gambar 9. Hasil ultrasonografi CKD

Obliterasi suprapatellar pouch atau fibrosis otot quadriceps, pemendekan

otot quadriceps terutama vastus intermedius dengan atau tanpa disertai fibrosis,

kapsul sendi anterior yang rapat, perpindahan ke anterior otot hamstrings di sisi

medial mengubah fungsinya menjadi otot ekstensor, anomali dari Anterior

Cruciate Ligament baik tidak adanya atau pemanjangan, perataan kondilus

femoralis, dan perubahan pada kemiringan posterior permukaan tibia16,3. Meskipun

sekarang diketahui bahwa semua poin di atas bukanlah poin diagnostik yang

selalu ditemukan pada Congenital Dislocation of The Knee. Temuan patologis

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 22


pada poin di atas adalah perubahan sekunder yang disebabkan oleh Congenital

Dislocation of The Knee.16

Tidak adanya fibrosis pada otot dan tendon quadriceps atau adanya

suprapatellar pouch yang terlihat pada ultrasonografi adalah temuan penting.

Meskipun fibrosis otot dan tendon quadriceps atau tidak adanya suprapatellar

pouch adalah hasil adanya Congenital Dislocation of The Knee, dan bukan

sebagai penyebabnya, seperti yang disebutkan di atas. Adanya suprapatellar

pouch merupakan tanda prognosis yang baik dan bahwa tatalaksana konservatif

akan berhasil.16 Oleh karena itu, pemeriksaan ultrasonografi lebih berguna dalam

mengevaluasi Congenital Dislocation of The Knee. Pemeriksaan ini memberikan

pandangan langsung tentang struktur anatomis dan lesi patologis, selain tidak

invasif dan aman. Hal ini juga berguna dalam mengevaluasi perbaikan Congenital

Dislocation of The Knee setelah manipulasi secara konservatif atau perawatan

bedah.2, 20

Gambar 10. Hasil MRI CKD.21

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 23


Sedangkan hasil dari Magnetic Resonance Imaging (MRI) dari pasien

Congenital Dislocation of The Knee yang terlambat mendapatkan perawatan

menunjukkan femur membungkuk di medial, metafisis berbentuk trompet dan

epifisis kecil, subluksasi posterior lutut, kapsul sendi yang melebar, serta

penipisan Anterior Cruciate Ligament dan Posterior Cruciate Ligament (PCL).21

2.9 Tatalaksana

2.9.1 Tatalaksana non-operatif

Pengobatan Congenital Dislocation of The Knee secara non-operatif harus

dimulai sesegera mungkin pada masa bayi. Setelah mengevaluasi posisi

radiologis, fleksibilitas dari kontraktur quadriceps dinilai dengan memberikan

traksi pada tibia dan fleksi pada sendi lutut. Pada kasus hiperekstensi, posisi ini

distabilkan dengan menggunakan plester atau long-leg cast. Manipulasi yang

agresif kontraindikasi untuk prosedur ini demi menghindari risiko rusaknya

epifisis kartilago atau fraktur proksimal tibia. Pemeriksaan radiografi setelah

direduksi harus dilakukan. Saat lutut bisa difleksikan sampai 90 derajat, plastic

slab bisa dibuka untuk melakukan latihan gerak. Jika pasien memiliki CHD

ipsilateral, setelah lutut dapat difleksi, penggunaan Pavlik dapat diterapkan untuk

menatalaksana dislokasi pinggul.22

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 24


Gambar 11. Pemakaian Strap

2.9.2 Tatalaksana Bedah

Pengurangan lutut secara terbuka dengan metode pemendekan femur di

indikasikan untuk kasus yang tidak respons dengan teknik non-operatif. Pada bayi

berusia 6 bulan dianjurkan supaya operasi ditunda hingga femur cukup kuat

untuk mencapai fiksasi internal yang efektif. Dalam kasus bilateral, prosedur

mungkin harus dipercepat dengan alasan waktu anestesi serta risiko kehilangan

darah pada anak-anak yang sangat muda. Lutut yang respon dengan tindakan

konservatif masih memerlukan operasi jika ketidakstabilan / subluksasi

berulang.22

Kontraktor dinilai dengan menerapkan traksi lembut ke tibia dan pasien

mencoba melenturkan lutut. Pengurangan konsentris dapat disimpulkan jika tibia

akan melibatkan femur distal dan menerjemahkan ke posterior dengan daya tarik

dan fleksi, dan rasa artikulasi yang teraba stabil. Dalam deformitas hiperekstensi

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 25


sederhana (kelas 1), perawatan dengan manipulasi dan fleksi lutut, menggunakan

opleter slab panjang telah cukup. 22

Gambar 12. Congenital Dislocation of The Knee pada bayi baru lahir. Condylus
Femoral teraba dalam fossa poplitea (A). Kasus Neglected, pasien
harus di ambulasi (digerakkan) pada keempat bagian (B). Radiografi
kasus B (C).

Secara historis, pengobatan Congenital Dislocation of The Knee yang tidak

dapat direduksi termasuk paha depan V-Y quadricepsplasty untuk memperpanjang

mekanisme paha depan yang dikontrak, bersamaan dengan mobilisasi struktur

perkamen periartikular lainnya (pita TI, paha belakang) yang memungkinkan

fleksi dan pengurangan lutut (1). Selain itu, fleksi lutut akut secara intraoperatif

menghasilkan ketegangan ekstrem di permukaan anterior lutut dan patella, yang

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 26


menyebabkan nekrosis kulit dan luka dehiscence, atau penerimaan kurang dari

tingkat fleksi yang diinginkan sehingga mengurangi penutupan luka yang tidak

rata.

Yang terakhir namun tidak kalah pentingnya, tidak ada upaya untuk

melakukan capsulorrhaphy posterior dipertimbangkan dalam pendekatan

tradisional, yang dalam kasus laxity/ syndromic terutama adalah pengawasan

serius.

Untuk menghindari komplikasi dan hasil fungsional yang buruk dari

kuadranepplasti V-Y, pemendekan femoralis dengan arthrotomy yang lebih

terbatas dan capsulorrhaphy posterior sekarang merupakan prosedur yang

disarankan dengan asumsi bahwa manajemen non operatif gagal.

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 27


BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada bab kedua, maka terdapat beberapa hal yang

bisa penulis simpulkan dari Congenital Dislocation of The Knee.

1. Congenital Dislocation of The Knee adalah hiperekstensi (recurvatum),


subluksasi, dislokasi dan keterbatasan fleksi lutut pada bayi yang baru

lahir. Congenital Dislocation of The Knee merupakan malformasi yang

jarang terjadi dan dengan penyebab yang belum diketahui secara pasti.

Diagnosis Congenital Dislocation of The Knee dapat ditegakkan tepat

setelah kelahiran, yaitu dari posisi rekurvatum lutut yang khas dan

dikonfirmasi oleh pemeriksaan radiografi. Tatalaksana yang bisa

diberikan pada Congenital Dislocation of The Knee dapat secara

konservatif dengan pemasangan long-leg cast atau melalui prosedur

operasi pada kasus tertentu.


2. Temuan radiologis yang bisa ditemukan pada Congenital Dislocation of
The Knee adalah perubahan posisi (subluksasi atau dislokasi) dari tulang
femur dan tibia, sehingga epifisis tibia proksimal tampak mengarah ke
anterior kondilus femoralis. Selain pada femur dan tibia, pada

pemeriksaan
juga dapat ditemukan adanya kelainan pada soft tissue di sekitar lokasi
subluksasi atau dislokasi.

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 28


DAFTAR PUSTAKA

1. Cheng CC, Jih-Yang Ko JY. Early reduction for congenital dislocation of


the knee within twenty-four hours of birth. Chang Gung Med J. 2010; 33
(3): 266-73.
2. Abdelaziz HT, Samir S. Congenital dislocation of the knee: A Protocol For
Management Based on Degree of Knee Flexion. Child Orthop. 2011; 5:
143-9.
3. Roth S, Sestan B, Gruber B, Ledic D, Ostojic Z, Rakovac I. Bilateral
congenital dislocation of the knee with ipsilateral developmental dysplasia
of the hip – report of three patients. Coll. Antropol. 2010; 34 (Suppl 1):
299-305.
4. Lumongga F. Sendi Lutut. FK USU; 2004. Cited:
http://library.usu.ac.id/download/fk/anatomi-fitriani.pdf
5. Snell RS. Anatomi klinik - Bagian 2. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 1997.
6. Mettler FA. Essentials of Radiology. Edisi ke-2. New Meksiko:Saunders;
2007.
7. Gregory OO,Effiong AJ,Ebegi AI, Micheal E, Martin UA. Congenital
Knee Dislocation: Challenges in Management in A LowResource Center.
IOSR Journal of Dental and Medical Sciences (IOSR-JDMS). 2016;
15(12) : 78 -82
8. Dare C.J., Clarke N.M.P. Orthopaedic Problems in the Neonate. In: Rennie
JM, ed.
Robertson’s Textbook of Neonatology. St. Louis, MO: Elsevier Limited
2005: 971-72
9. Fernàndez-Palazzi F, Silva JR. Congenital dislocation of the knee. Int
Orthop 1990 ; 14 : 17-19.
10. Niebauer J, King E.  Congenital Dislocation of the knee. J Bone Joint
Surg 1960 ; 42-A : 207-225.
11. Duraiswami, P. K. (1955) : Comparison Of Congenital Of Congenital
Defects Induced In Developing Chickens By Certain Teratogenic Agents
With Those Caused By Insulin. Journal of Bone and Joint surgery, 37-A,
277
12. Jacobsen  K, Vopalecky  F.  Congenital dislocation of the
knee. Acta Orthop Scand 1985 ; 56 : 1-7.
13. Shattock, S. G. (1891) : Genu Recurvatum in a foetus at Term.
Transactions of the Pathological Society of London, 42, 280.
14. Mayer, L. (1913) : Congenital Anterior Subluxation of the Knee. American
Journal of Orthopedic Surgery, 10, 411
15. Shah KRP, Shipra C, Abul K, Prakash S, Ranjiv J, Sanjaya S. Congenital
Genu Recurvatum With Dislocation Of Knee: A Case Report. Jornal of
Nobel Medical College. 2011; 1 (1): 68-70.
16. Tajdar F, Victo J. Unilateral congenital dislocation of the knee and hip: a
case report. Acta Orthop. Belg. 2012; 78: 134-138

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 29


17. Rössig S, Lazovic D, Rühmann O. Ultrasound imaging of congenital
knee joint dislocation: Value in diagnosis and therapy. Ultraschall Med.
1998; 19 (5): 234-40.
18. Elmadağ M, Ceylan HH, Erdil M, İmren Y, Bilsel K, Tuncay I. Congenital
Dislocation of Knee. Eur J Gen Med. 2013;10(3):164-166.
19. Noor Z. Buku ajar gangguan muskuloskeletal. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika; 2016.
20. Alurkar S, Walter S. Congenital dislocation of the knee joint. Infant. 2008;
4 (2): 50.
21. Kumar J, Dhammi IK, Jain AK. Neglected surgically intervened bilateral
congenital dislocation of knee in an adolescent. Indian J Orthop. 2014; 48
(1): 96-99.
22. Congenital Knee Dislocation, Charles E. Johnston II, Jun 13, 2016.
https://musculoskeletalkey.com/congenital-knee-dislocation/

Gambaran Radiologis Congenital Dyslocation of The Knee 30

Anda mungkin juga menyukai