Oleh :
KELOMPOK 8
Muhammad Roziqin, S.Kep 131723143023
Yumiati Tuwa Ringu, S.Kep 131723143044
Ezra L.S. Sinaga, S.Kep 131723143050
Akhmad Ismail, S.Kep 131723143081
Tuti Kurniati, S.Kep 131723143092
1
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui
Mengetahui,
Kepala Ruangan
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Karsinoma laring adalah keganasan pada laring yang berasal dari sel
epitel laring. Lebih dari 90% penderita karsinoma laring memiliki gambaran
dan buruk.
pertengahan dan usia tua dengan puncak insiden terjadi pada dekade
keenam sampai dekade kedelapan (Ratiola, 2000). Pada tahun 2009 dan
2011 di Inggris, 25% dari kasus didiagnosis pada usia 75 tahun keatas, dan
Insiden tertinggi karsinoma laring ini lebih banyak terjadi pada laki-
laki dibandingkan dengan perempuan yaitu sekitar 5:1 (Lee, 2003). Menurut
Cancer Research UK tahun 2014, ditemukan kasus baru pada tahun 2011
sebanyak 1.932 (82%) pada laki-laki dan 428 (18%) pada perempuan
enam kasus baru karsinoma laring untuk setiap 100.000 laki-laki dan 1
1
2
Virus) pada sebagian kecil kasus (Maitra dan Kumar, 2007). Menurut
sruktur laring yang terkena (Johnson, 2012). Tanda dan gejala klinis yang
atau tumpang tindih lebih dari satu area (transglotis) sehingga sulit untuk
terbentuk pada glotis sering menyebabkan suara serak atau perubahan suara
yang dapat ditemukan pada stadium dini. Sedangkan untuk karsinoma laring
perubahan pada suara, dan karena itu lebih sering ditemukan pada stadium
lanjut saat telah menyebar ke glotis dan kelenjar getah bening (American
keadaan yang buruk, serta tatalaksana yang tidak terjangkau oleh pasien,
dilakukan
diagnosa.
TINJAUAN PUSTAKA
saling dihubungkan oleh ligament, membran dan otot serta disusun oleh
yaitu thyroid, cricoid, dan epiglottis serta tiga lainnya merupakan kartilago
terdiri dari dua lamina yang bersatu di bagian depan dan mengembang
merupakan tulang rawan yang paling bawah dari laring. Di setiap sisi tulang
krikoidea.
5
6
glossoepiglotica.
kartilago cricoidea, dan dapat dibagi menjadi tiga bagian; (1) bagian atas
arytenoidea.(3,4)
plica vocalis. Plica vocalis bewarna putih dan berisi ligamentum vocale.
Rima glottides adalah celah di antara plica vocalis di depan dan prosessus
laryngeus dan ditutupi oleh epitel silindris bersilia. Namun, pada plica
7
dan (2) intrinsik. Otot-otot ekstrinsik dapat dibagi dalam dua kelompok
dan m.momohyoideus. Kerja otot-otot ini dibantu oleh daya pegas trakea
yang elastis.
vocalis. Terdapat dua sphincter pada laring yaitu (1) pada aditus larynges
dan (2) pada rima glottis. Sphincter pada aditus larynges hanya berfungsi
antara lidah dan palatum durum, laring tertarik ke atas di bawah bagian
epiglottis atau turun ke bawah lewat alur pada sisi-sisi aditus larynges, yaitu
dan dalam waktu yang sama plica vocalis mendadak adduksi. Pelepasan
partikel asing atau mucus dari saluran pernapasan dan selanjutnya masuk ke
naik dari diafragma dicegah oleh adanya udara yang tertahan di saluran
suara. Frekuensi atau tinggi suara ditentukan oleh perubahan panjang dan
atas laring, yaitu faring, mulut dan sinus paranasalis. Kualitas dikendalikan
oleh otot-otot palatum molle, lidah, dasar mulut, pipi, bibir, dan rahang.
gigi, dan bibir. Bunyi vokal biasanya murni dari mulut dengan palatum
molle terangkat; yaitu udara disalurkan melalui mulut dan bukan melalui
10
pelepasan udara ekspirasi yang lebih lama lewat plica vocalis yang
Maka secara ringkas dapat dikatakan terdapat satu otot abduktor, tiga
aduktor dan tiga otot tensor seperti yang diberikan seperti berikut:
mukosa laring di atas plica vocalis dan berasal dari n.laryngeus internus,
dimana garis pemisah adalah korda vokalis sejati. Disebelah superior, aliran
pretrakeales (satu kelenjar terletak tepat didepan krikoid dan disebut nodi
2. Daerah bagian bawah pita suara sejati bergabung dengan sistem limfe
berikut:
1. Fungsi Fonasi.
konstan dan adanya interaksi antara udara dan pita suara. Nada suara
mulut, udara dalam paru-paru, trakea, faring, dan hidung. Nada dasar
dengan mengubah bentuk dan massa ujung- ujung bebas dan tegangan
2. Fungsi Proteksi.
reflek otot otot yang bersifat adduksi, sehingga rima glotis tertutup.
3. Fungsi Respirasi.
Proses ini dipengaruhi oleh tekanan parsial CO2 dan O2 arteri serta
CO2 darah dan pH darah berperan dalam mengontrol posisi pita suara.
4. Fungsi Menelan.
esofagus.
bagian supra glotik, glotik dan sub glotik (Suddart and Bunner,2001).
Dimana ditemukan 60-65% merupakan tipe glotik, 30-35% supra glotik dan
Karsinoma sel skuamosa merupakan jenis tumor ganas laring primer yang
2. Karsinogen lingkungan
timbul pada karsinoma laring sesuai dengan lokasi tumor tersebut. Berikut
1. Tumor supraglotik
Terbatas pada daerah mulai dari tepi atas epiglotis sampai batas atas
glotis termasuk pita suara palsu dan ventrikel laring. Keluhan yang
2. Tumor glotik
intrinsik pita suara. Oleh karena itu, tumor glotik dapat mengenai 1
atau kedua pita suara, dapat meluas ke subglotik sejauh 10 mm, dan
adalah dysphonia.
3. Tumor subglotik
Tumbuh lebih dari 10 mm di bawah tepi bebas pita suara asli sampai
jalan nafas.
mengenai pita suara asli dan pita suara palsu, atau meluas ke subglotik
lebih dari 10 mm. keluhan yang mungkin timbul adalah gabungan dari
jalan nafas.
19
Gambar 1.7 Gambaran letak tumor dan gejala yang biasa timbul dari
letaknya (Deschler DG. 2013)
dini tumor pita suara. Hal ini disebabkan karena gangguan fungsi
glotik, besar pita suara, ketajaman tepi pita suara, kecepatan getaran
dan ketegangan pita suara.Pada tumor ganas laring, pita suara gagal
laring tergantung pada letak tumor. Apabila tumor laring tumbuh pada
pita suara asli, serak merupakan gejala dini dan menetap. Apabila
merupakan gejala akhir atau tidak timbul sama sekali. Pada kelompok
ini, gejala pertama tidak khas dan subjektif seperti perasaan tidak
suara bergumam.
dan dapat timbul pada tiap tumor laring. Gejala ini disebabkan oleh
secret maupun oleh fiksasi pita suara. Pada tumor supraglotik dan
2.6 PATOFISIOLOGI
faktor risiko utama terjadinya karsinoma pada laring. Kombinasi dari rokok
dan konsumsi alkohol memberi efek karsinogenik yang lebih besar pada
laring. Faktor risiko lain telah diketahui. Infeksi laring yang disebabkan oleh
dimana berawal dari jinak, tetapi terkhusus tipe 16 dan 18 ternyata diketahui
defisiensi nutrisi, serta riwayat radiasi leher juga memiliki hubungan dengan
karsinoma laring.
asbes, dll) menyebabkan injuri epitel dan memicu terjadinya respon berupa
langsung laring, pita suara dan hipofaring dengan alat bantu optic.
3. Pemeriksaan radiologik.
a. Foto toraks; diperlukan untuk menilai keadaan paru, ada atau tidaknya
proses spesifik dan metastasis diparu. Foto jaringan lunak (soft tissue)
operasi.
dari bahan biopsi laring, dan biosi jarum-halus pada pembesaran kelenjar
2.8 PENATALAKSANAAN
1. PEMBEDAHAN
a. LARINGEKTOMI
meningkat.
binawicara.
2. RADIOTERAPI
90%). Keuntungan dengan cara ini adalah laring tidak cedera sehingga
3. KEMOTERAPI
ataupun paliatif. Pilihan obat bat yang bisa diberikan adalah cisplatinum
mg/m2.
27
4. REHABILITASI SUARA
proses belajar atau dengan bantuan alat bantu suara semacam vibrator
disimpulkan menjadi 2 faktor utama, ialah faktor fisik dan faktor psiko-
sosial.
2.9 PROGNOSIS
kecakapan tenaga ahli. Secara umum dikatakan five years survival rate pada
FAKTOR RESIKO :
Karsinoma laring
B1 B2 B3
Keluhan berlanjut,
terjadi hypoxia berat
Post op
Kesulitan menelan General weakness
makanan padat & fatigue
MK. Resiko Infeksi
1. FOKUS PENGKAJIAN
a. KELUHAN UTAMA
b. RIWAYAT KESEHATAN
terus-menerus.
c. PEMERIKSAAN FISIK
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Total Laringectomy)
supraglotik)
trakeostomy/Laringectomy)
(Trakeostomy/Laringectomy)
di rumah)
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
yang tertahan
32
Kreteria Hasil:
Intervensi Keperawatan:
Airway Management:
(trakeostomy)
Airway suction
suksion nasotrakeal
Kreteria Hasil:
mencari bantuan)
manajemen nyeri
nyeri)
Intervensi Keperawatan:
Pain Management
dukungan
Tingkatkan istirahat
35
tidak berhasil
Analgesic Administration:
pemberian obat
teratur
pertama kali
Kreteria Hasil:
Intervensi Keperawatan:
mengulangi permintaan
stimulus komunikasi
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering
disebut sebga kontak suara dan terdiri dari epiglotis, glotis, kartiligo tiroid,
buah kartilago tunggal yang besar (epiglotis, tiroid, krikoid), dan tiga pasang
melekat pada tulang tiroid di sebelah atas dan di sebelah bawah melekat pada
trakea oleh otot dan ligamen, untuk struktur ini mencegah laring mengalami
Secara umum, suara serak yang berlangsung lebih dari 2 minggu harus
dievaluasi. Serak terjadi ketika tumor menginvasi otot dan kartilago di sekitar
perubahan suara.
37
38
4.2 Saran
pasien kanker laring di rumah sakit melalui pasien dan keluarga maupun
Cohen James I. 1997. Anatomi dan Fisiologi laring. Boies Buku Ajar Penyakit
THT. Edisi ke-6. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC. P. 369-76
Deschler DG, Day T. 2013. TNM Staging of Head and Neck Cancer and Neck
Dissection Classification. In: Descher DG, Day T, editors. Pocket Guide to
TNM Staging of Head and Neck Cancer and Neck Dissection Classification:
Head and Neck Surgery Commitee. p. 11-23.
Dhillon RS, East CA. 2001. Laryngeal Neoplasia. In: Dhillon RS, East CA,
editors. Ear, Nose and Throat and Head and Neck Surgery. 3 ed: Elsevier.
p.98-101.
Moorhead, Sue., Johnson Marion., Mass Meridean, L., Swanson, Elisabeth, 2013,
Nursing Outcomes Classification (NOC), fifth edition, United Kingdom,
Elsevier.
Netter FH. 2006. Head and Neck. In: Brueckner JK, Carnichael SW, editors. Atlas
of Human Anatomy. 4 ed. Pennysylvania: Elsevier. p. 69-79.
Sasaki CT, Kim Y-H. 2003. Anatomy and Physiology of the Larynx. In: Snow JB,
Ballegner JJ, editors. Ballenger's Otolaryngology Head and Neck Surgery.
16 ed. London: Becker Inc. p. 1090-107.
Simarak S, Breslow N, Dahl CJ. 1997. Cancer of the Oral Cavity, Pharynx/larynx
and Lung in North Thailand: Case-Control Study and Analysis of Cigar
Smoke. British Journal of Cancer; 36(130):1-11.
PPNI. 2015. Standart diagnosis Keperawatan Indonesia, Edisi Satu, Jakarta, DPP
PPNI
39