Anda di halaman 1dari 46

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia merupakan

sektor penggerak perekonomian bangsa, karena UMKM menyerap tenaga

kerja 97,22 persen dengan jumlah unit usaha 57,89 juta unit (BPS, 2016)

dan berkontribusi sebesar 60,34 persen terhadap total Produk Domestik

Bruto (PDB) Indonesia, atau setara dengan Rp. 5.440 Triliun (BPS, 2016).

Selain itu, UMKM juga memiliki peran penting dalam meningkatkan PAD

(Hapsari, 2014).

Meskipun UMKM menjadi salah satu sektor penggerak perekonomian

bangsa, UMKM masih menghadapi berbagai permasalahan (Ariawati,

2005), salah satunya adalah masalah modal (Ariawati, 2005). Terbatasnya

sumber modal mendorong UMKM untuk mengakses pembiayaan

eksternal, yaitu dengan kredit (Shefrin dan Thaler, 1988).

Tidak semua UMKM mampu mengakses kredit formal dari lembaga

keuangan formal (Hardinata, 2014). Seperti di Kabupaten Banyumas,

hanya UMKM yang memenuhi persyaratan kredit berupa jaminan yang

memadai saja yang dapat mengakses kredit (Adawiyah, 2013). Hal ini

menandakan terdapat beberapa faktor yang berpengaruh pada kondisi

sukses atau tidaknya UMKM dalam mengakses kredit formal (Kurniawan,

2015).
Kondisi sukses atau tidaknya UMKM dalam mengakses kredit formal

ditentukan oleh jaminan, jaringan, dan kompetensi manajerial (Kurniawan,

2015). Jaminan menentukan sukses atau tidaknya UMKM mengakses

kredit formal karena jaminan merupakan persyaratan kredit yang harus

dipenuhi UMKM dalam mengajukan kredit (Bougheas et al., 2005).

Semakin banyak jaminan yang diberikan kepada lembaga keuangan

formal, maka semakin mudah UMKM megakses kredit (Kurniawan,

2015).

Faktor lainnya yang penting dalam menentukan sukses atau tidaknya

UMKM dalam mengakses kredit formal adalah informasi bisnis dan

kompetensi manajemen (Kurniawan, 2015). Tanpa adanya informasi

bisnis seperti laporan keuangan, maka lembaga keuangan formal tidak

dapat menilai kondisi keuangan UMKM. Semakin jelas informasi bisnis,

maka semakin terbuka akses kredit formal bagi UMKM (Saraivanich dan

Kotey, 2006). Kompetensi manajemen juga menentukan sukses atau

tidaknya UMKM mengakses kredit formal. Semakin berkompeten seorang

manajer, maka semakin terbuka pula akses kredit (Hisrich dan Drnovsek,

2002).

Kondisi akses kredit formal tersebut menjadi latar belakang yang

menarik untuk diteliti, karena terdapat masalah keterbatasan akses pada

kredit formal, khususnya di daerah Kabupaten Banyumas. Selain itu, dapat

diketahui bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi sukses atau

tidaknya UMKM dalam mengakses kredit formal.


B. Perumusan Masalah Penelitian

Permodalan merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh

UMKM (Ariawati, 2005). Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah

tersebut UMKM butuh mengakses kredit dari lembaga penyedia kredit.

Hal tersebut sesuai dengan teori behavioural life-cycle (Shefrin dan

Thaler, 1988) yang menyatakan bahwa seseorang akan mengambil

pinjaman (kredit) ketika pendapatan mereka lebih rendah dari yang

diharapkan dan menyimpan ketika pendapatan mereka lebih tinggi dari

yang diharapkan.

Tidak semua UMKM mendapatkan kredit karena terdapat berbagai

faktor-faktor yang mempengaruhi akses kredit formal. Menurut

Nkundabanyanga, et al. (2014), salah satu hal yang mempengaruhi akses

kredit oleh UMKM yaitu persyaratan kredit seperti jaminan yang

ditawarkan oleh lembaga penyedia kredit formal sangat tinggi dan literasi

keuangan yang dimiliki oleh UMKM sangat rendah. Kurangnya literasi

keuangan menyebabkan lembaga penyedia kredit sulit mendapat informasi

bisnis, sehingga lembaga penyedia kredit tidak dapat menilai kinerja

keuangan UMKM (Kitindi, et al., 2007).

Hal lain yang menyebabkan permasalahan akses kredit formal terbatas

adalah hambatan (barriers) dalam memperoleh informasi produk kredit

dari lembaga penyedia kredit formal, sehingga UMKM jarang

menggunakan produk kredit dan UMKM tidak memiliki jaringan ke bank

(World Bank, 2010). Oleh karena itulah dibutuhkan adanya inklusi


keuangan untuk mengatasi hambatan informasi produk kredit (Demirgüç-

Kunt, et al., 2008).

Selain itu, pengalaman kredit juga dapat mempengaruhi akses kredit

oleh UMKM karena pada umumnya, lembaga penyedia kredit lebih

mempercayai UMKM yang memiliki manajemen berpengalaman serta

berkompeten daripada yang tidak berpengalaman (Mersha et al., 2016).

Bukti empiris tentang efek dari pengalaman pada akses ke lembaga

keuangan ditunjukkan oleh Ayalew dan Gashu (dalam Mersha, 2016)

mengenai studi mereka di Dilla Town, negara Ethiopia bahwa ditemukan

jumlah yang signifikan mengenai kredit yang ditolak karena kurangnya

pengalaman pemilik atau manajer.

Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan penelitian ini yaitu :

1. Apakah literasi keuangan, inklusi keuangan, dan persyaratan kredit

berpengaruh terhadap akses kredit formal UMKM bidang

perdagangan, restoran, dan hotel di Kabupaten Banyumas?

2. Apakah penambahan pengalaman kredit sebagai variabel kontrol

mampu meningkatkan akses kredit formal UMKM bidang

perdagangan, restoran, dan hotel di Kabupaten Banyumas?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh literasi keuangan, inklusi keuangan,

persyaratan kredit terhadap akses kredit formal UMKM bidang

perdagangan, restoran dan hotel di Kabupaten Banyumas.


2. Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan akses kredit formal

apabila terdapat penambahan variabel kontrol pengalaman kredit pada

UMKM bidang perdagangan, restoran, dan hotel di Kabupaten

Banyumas.

D. Ruang Lingkup

1. Indikator variabel literasi keuangan yang digunakan mengacu pada

penelitian Huston (2010) serta indikator variabel persyaratan kredit

dan akses kredit formal yang digunakan mengacu pada penelitian

Susan (2012).

2. Indikator variabel persyaratan kredit mengacu pada penelitian Susan

(2012).

3. Indikator variabel inklusi keuangan yang digunakan mengacu pada

kriteria keuangan inklusif Bank Indonesia, yaitu kualitas pelayanan

dan penelitian Gitaharie (2014). Sementara indikator pengalaman

kredit mengacu pada penelitian Mersha et al., (2016).

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis.

a. Bagi pemilik UMKM, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan gambaran bahwa mengakses kredit di lembaga

penyedia kredit formal dapat memenuhi kebutuhan modal jangka

panjang UMKM serta memberikan gambaran mengenai pentingnya

literasi keuangan dan pengalaman kredit pemilik UMKM.


b. Bagi lembaga penyedia kredit formal, hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai literasi

keuangan pemilik UMKM sebagai debitur, persepsi UMKM

mengenai persyaratan kredit pada lembaga penyedia kredit formal,

dan inklusi keuangan lembaga penyedia kredit formal di Kabupaten

Banyumas.

2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

tambahan untuk memperoleh pemahaman yang lebih lengkap mengenai

akses kredit formal dan tambahan referensi yang memadai untuk

penelitian lebih lanjut dengan objek kajian yang lebih mendalam

mengenai akses kredit formal.


II. TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Telaah Pustaka

1. Teori Behavioural Life-Cycle

Behavioral Life-Cycle Theory (Shefrin dan Thaler, 1988)

berkaitan dengan penggunaan pendapatan dalam perilaku konsumsi

seseorang. Menurut teori ini, seseorang tidak memperlakukan

kekayaan mereka dengan cara yang sama, tetapi sangat bergantung

bagaimana ia memandang uang yang dimilikinya sebagai current

income, current assets, atau future income. Behavioral Life-Cycle

Theory juga terkait dengan hipotesis pendapatan permanen

(Friedman, 1957 dalam Mahastanti, 2012) yang menunjukkan bahwa

seseorang akan mengambil pinjaman (kredit) ketika pendapatan

mereka lebih rendah dari yang diharapkan dan menyimpan ketika

pendapatan mereka lebih tinggi dari yang diharapkan. Keputusan

untuk mengambil pinjaman ketika pendapatan mereka lebih rendah

dari yang diharapkan adalah untuk tetap dapat memenuhi konsumsi

mereka.

2. Pengertian Kredit

Arti kata kredit dalam dunia perbankan bahwa kreditur baik suatu

lembaga keuangan memberikan pinjaman kepada debitur

berlandaskan kepercayaan (Tjoekam, 1999). Jika dikaitkan dengan


suatu kegiatan usaha, kredit berarti suatu kegiatan yang memberikan

nilai ekonomi kepada debitur berlandaskan kepercayaan, dan nilai

ekonomi yang sama akan dikembalikan oleh kreditur dalam jangka

waktu yang telah ditentukan oleh kedua pihak.

3. Macam-macam Kredit

Terdapat berbagai macam jenis kredit yang digunakan oleh UMKM.

Menurut Kasmir (2010), dari segi penggunaannya, kredit dibagi

menjadi :

a. Kredit Produktif

Kredit produktif adalah kredit yang digunakan untuk

peningkatan usaha atau produksi atau investasi. kredit ini

diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. sebagai

contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan

menghasilkan barang dan kredit pertanian akan menghasilkan

produk pertanian, kredit pertambangan menghasilkan bahan

tambang atau kredit industri akan menghasilkan barang industri.

b. Kredit Konsumtif

Kredit konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk

dikonsumsi secara pribadi. dalam kredit ini tidak ada

pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang

untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.


sebagai contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi,

kredit perabotan rumah tangga dan kredit konsumtif lainnya.

c. Kredit Perdagangan

Kredit perdagangan merupakan kredit yang diberikan kepada

pedagang dan digunakan untuk membeli aktivitas

perdagangannya seperti untuk membeli barang dagangan yang

pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan

tersebut. kredit ini sering diberikan kepada suplier atau agen-

agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah

besar. contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan impor.

4. Akses Kredit

Akses menurut Schlager dan Ostrom (2003) adalah hak untuk

memasuki, memakai, dan memanfaatkan kawasan atau zona-zona

tertentu. Jadi, akses kredit adalah hak untuk memakai dan

memanfaatkan kredit dari lembaga keuangan formal.

Dimensi yang digunakan dalam menjelaskan variabel akses kredit

formal yaitu keputusan pengajuan kredit dan penggunaan kredit

(Oktavianti, 2017).

5. Pengertian UMKM

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), terdapat beberapa


pengertian, yaitu usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah.

Berikut adalah penjelasannya.

a. Usaha Mikro

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha

Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, yaitu:

1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha; atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.

300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

b. Usaha Kecil

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha

yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik

langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kreiteria Usaha Kecil sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang ini.

Kriteria Usaha Kecil menurut UU No. 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Kecil yaitu :


1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.

500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha; atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.

2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah).

c. Usaha Menengah

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha

yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar

dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2008 Tentang UMKM.

Kriteria Usaha Menengah dalam dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut :

1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima

ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.

10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah

dan bangunan tempat usaha; atau


2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.

2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai

dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar

rupiah).

6. Literasi Keuangan

Menurut Huston (2010), literasi keuangan didefinisikan sebagai

pengetahuan keuangan dan aplikasi pengetahuan keuangan tersebut

dalam kehidupan sehari-hari. Maksud dari pengetahuan keuangan

adalah pengetahuan individu mengenai penggunaan produk

keuangan yang didapatkan melalui pendidikan atau pengalaman

yang pernah didapatkan. Aplikasi dari pengetahuan keuangan

tersebut didefinisikan sebagai kemampuan seseorang serta

kepercayaan diri seseorang dalam menggunakan pengetahuannya

untuk terampil menggunakan produk keuangan. Dimensi untuk

mengukur literasi keuangan, yaitu :

a. Literasi dasar (meliputi pengetahuan kredit dan produk kredit)

b. Aplikasi literasi keuangan (pemahaman pengelolaan kredit)

7. Inklusi Keuangan

Menurut Departemen Pengembangan Akses Keuangan dan

UMKM Bank Indonesia (2015) dalam Strategi Nasional Keuangan

Inklusif, Financial Inclusion didefinisikan sebagai hak setiap orang


untuk memiliki akses dan layanan penuh dari lembaga keuangan

secara tepat waktu, nyaman, informatif, dan terjangkau biayanya,

dengan penghormatan penuh kepada harkat dan martabatnya.

Indikator inklusi keuangan menurut Bank Indonesia adalah

kualitas (Quality), yaitu indikator untuk mengetahui apakah

ketersediaan atribut produk dan jasa keuangan telah memenuhi

kebutuhan pelanggan. Indikator kualitas adalah indikator yang

digunakan pada penelitian ini. Selain itu, indikator lain yang

digunakan untuk mengukur inklusi keuangan adalah hambatan

(Gitaharie, 2014). Hambatan adalah sesuatu yang mengganggu

masuknya inklusi keuangan kepada masyarakat (Demirgu¨ c¸-Kunt

et al., 2008). Hambatan (barriers) ini terdiri dari hambatan

demografi dan hambatan sosial-ekonomi (Gitaharie, 2014).

8. Persyaratan Kredit

Menurut Susan (2012), persyaratan kredit didefinisikan sebagai

sebuah standar yang ditetapkan oleh lembaga penyedia kredit yang

harus dipenuhi oleh debitur sebagai persyaratan untuk menentukan

atau mengetahui kemampuan debitur dalam membayar kredit.

Dimensi yang digunakan pada penelitian ini adalah nilai jaminan,

periode pembayaran kembali pinjaman, dan suku bunga (Susan,

2012).
9. Pengalaman Keuangan Manajer/pemilik

Pengalaman dari pemilik atau manajer memberikan dampak pada

akses keuangan baik dari sisi permintaan atau sisi penawaran.

Manajer atau pemilik yang sudah berpengalaman umumnya sangat

memahami bagaimana memenuhi kebutuhan keuangannya. Bagi

pemberi pinjaman, wirausahawan yang memiliki pengalaman kredit

lebih dipercaya daripada wirausahawan yang masih kurang

pengalamannya (Mersha et al., 2016).

B. Pengembangan Hipotesis Penelitian

1. Pengaruh Literasi Keuangan, Inklusi Keuangan dan Persyaratan

Kredit Formal terhadap Akses Kredit Formal.

Hasil penelitian literasi keuangan, yaitu penelitian

Nkundabanyanga, et al. (2014) dan Oktavianti (2017)

mengungkapkan bahwa literasi dan persyaratan kredit berpengaruh

terhadap akses kredit formal. Kemudian, hasil penelitian Mersha, et

al. (2016) membuktikan bahwa pengalaman berpengaruh terhadap

akses kredit formal di daerah Ethiopia. Hasil penelitian Lusardi

(2009) juga menunjukkan bahwa orang yang memiliki literasi

keuangan lebih akan berpengalaman daripada orang yang tidak

memiliki literasi. Selain itu, akses kredit formal juga dipengaruhi

oleh kualitas pelayanan (Sari, 2016) dan hambatan (barriers)

(Gitaharie, 2014). Berdasarkan rumusan tersebut, diajukan hipotesis


pertama penelitian adalah literasi keuangan, inklusi keuangan, dan

persyaratan kredit berpengaruh signifikan terhadap akses kredit

formal UMKM bidang perdagangan, restoran, dan hotel.

2. Pengalaman Kredit Mampu Meningkatkan Pengaruh Literasi

Keuangan, Inklusi Keuangan, dan Persyaratan Kredit Terhadap

Akses Kredit Fromal.

Hasil Penelitian Mersha, et.al (2016) mengungkapkan bahwa

pengalaman kredit berpengaruh terhadap akses kredit formal.

Penelitian Mersha, et.al (2016) tersebut didukung oleh penelitian

Lusardi (2009) mengenai keterkaitan literasi keuangan dan

pengalaman kredit. Pada penelitian Lusardi (2009) mengungkapkan

bahwa semakin besar literasi keuangan seseorang, maka semakin

besar pula pengalaman seseorang tersebut dalam mengambil kredit,

sehingga pengalaman kredit dapat meningkatkan pengaruh literasi

keuangan saat mengakses kredit formal. Penelitian Lusardi tersebut

didukung oleh penelitian Robb (2011). Selain itu, pengalaman kredit

juga dapat meningkatkan manajerial UMKM dalam mengakses

kredit, sehingga dapat memanajemen aset yang dapat dijadikan

jaminan (Awais et al., 2016). Berdasarkan rumusan tersebut,

diajukan hipotesis kedua penelitian adalah pengalaman kredit

mampu meningkatkan pengaruh literasi keuangan, inklusi keuangan,


dan persyaratan kredit terhadap akses kredit formal UMKM bidang

perdagangan, restoran, dan hotel.


III. METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA

A. Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode

pendekatan pembahasan secara deskriptif. Pendekatan deskriptif karena

bertujuan untuk menangkap fenomena yang ada pada masyarakat menjadi

sebuah obyek penelitian (Bungin, 2009).

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah persepsi responden mengenai literasi

keuangan, inklusi keuangan, pengalaman kredit, dan persyaratan kredit

terhadap akses kredit formal oleh UMKM di Kabupaten Banyumas.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Banyumas dalam rentang

waktu selama 4 bulan.

4. Populasi, Sampel, dan Responden Penelitian

a. Populasi

Populasi penelitian ini meliputi seluruh pemilik UMKM di

Kabupaten Banyumas yang bergerak di bidang perdagangan,

restoran, dan hotel. UMKM di bidang perdagangan, restoran, dan


hotel dipilih dengan pertimbangan UMKM di bidang tersebut

merupakan UMKM di Kabupaten Banyumas yang paling besar

jumlah pemiliknya di antara bidang lainnya, yaitu 36.014 pemilik

secara keseluruhan (Dinas Koperasi dan UMKM Banyumas, 2015).

b. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah pemilik UMKM di bidang

perdagangan, restoran, dan hotel yang mengambil kredit produktif

dari lembaga penyedia kredit. Teknik sampling yang digunakan

pada penelitian ini adalah non-probability sampling.

Jumlah sampel minimal pada penelitian ini ditentukan dengan

menggunakan rumus Zikmund. Rumus Zikmund digunakan karena

dalam penelitian ini karena jumlah sampel pemilik UMKM bidang

perdagangan, restoran, dan hotel yang mengambil produk kredit

produktif belum diketahui (Kuncoro, 2003). Berikut adalah rumus

Zikmund.

Keterangan:

n = Jumlah sampel

Z = Nilai yang sudah distandarisasi dengan derajat keyakinan


S = Deviasi standar sampel atau estimasi deviasi standar

populasi

E = Tingkat kesalahan yang ditolerir

Dari ketentuan tersebut, maka ukuran sampel minimal yang

ditetapkan dengan derajat keyakinan sebesar 95 persen yaitu Z =

1,96; standar deviasi sebesar 0,5; dan tingkat kesalahan yang

ditolerir sebesar 0,1. Berikut perhitungan sampel dengan

menggunakan rumus Zikmund (Kuncoro, 2003) :

2
 (1,96)(0,5) 
n 
 0,10 

𝑛 = 9,8 2

n = 96,04

Diperoleh angka yaitu 96,04 pada perhitungan di atas. Maka

sampel yang akan diambil dalam penelitian ini sejumlah 96

responden.

Berdasarkan data pada Dinas Koperasi dan UMKM tahun 2015,

UMKM terbagi menjadi beberapa kategori, di antaranya adalah

kategori perdagangan, restoran, dan hotel. Metode pengambilan

sampel pada penelitian ini yaitu menggunakan proportionate

stratified random sampling, yaitu teknik yang digunakan apabila

populasi memiliki strata dan pengambilan sampel dilakukan secara


sistematis (Sekaran, 2003). Perhitungan dapat dilakukan dengan

rumus sebagai berikut :

𝑁𝑖
𝑛𝑖 = 𝑛
𝑁

Keterangan :

ni = jumlah sampel kategori atau kelas

n = jumlah sampel

Ni = populasi kelas atau kategori

N = jumlah populasi secara keseluruhan

Berikut perhitungan sampel kategori dengan menggunakan

rumus proportionate stratified random sampling.

a) Sampel kategori Usaha Perdagangan :

35.041
𝑛𝑖 = 96 = 93,3
36.014

b) Sampel kategori Usaha Restoran :

741
𝑛𝑖 = 96 = 1,9
36.014

c) Sampel kategori Usaha Hotel :

232
𝑛𝑖 = 96 = 0,61
36.014

Berdasarkan pada rumus proportionate stratified random

sampling, diketahui bahwa usaha perdagangan diambil 93

responden dari 96 responden. Usaha restoran diambil 2 dari 96

responden, dan usaha di bidang hotel diambil 1 dari 96 responden.

Metode pengumpulan data menggunakan metode convenience


sampling. Convenience sampling digunakan dengan pertimbangan

untuk memilih pemilik UMKM yang paling mudah ditemui dan

sesuai kriteria sampel yang telah ditetapkan (Sekaran, 2003).

c. Responden

Responden yang dipilih adalah pemilik UMKM di bidang

perdagangan, hotel, dan restoran yang pernah menggunakan kredit

formal sebagai kredit produktif di Kabupaten Banyumas minimal

satu kali.

5. Sumber, Jenis, dan Metode Pengumpulan Data

a. Data Utama

Data utama penelitian ini berupa data jawaban dari pemilik

UMKM mengenai akses kredit formal. Data utama penelitian

ini bersumber pada pemilik UMKM di bidang perdagangan,

restoran, dan hotel yang memakai kredit produktif. Data

utama dari pemilik UMKM ini dikumpulkan dengan metode

kuisioner.

b. Data Pendukung

Data pendukung penelitian ini berupa penelitian terdahulu

yang berkaitan dengan akses kredit formal dan data jumlah

UMKM pada bidang perdagangan, hotel, dan restoran di

Kabupaten Banyumas. Data pendukung penelitian ini

bersumber dari jurnal-jurnal, buku, dan website yang


berkaitan dengan akses kredit formal. Data pendukung berupa

penelitian terdahulu dikumpulkan dengan metode studi

pustaka, sedangkan data pendukung berupa data jumlah

UMKM di bidang perdagangan, restoran, dan hotel

dikumpulkan dengan metode dokumentasi dan wawancara.

6. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel Penelitian

a. Persyaratan Kredit

1) Definisi Konseptual

Persyaratan kredit diartikan sebagai standar yang

ditetapkan oleh lembaga penyedia kredit yang harus

dipenuhi oleh debitur dimana persyaratan tersebut

digunakan untuk menentukan atau mengetahui

kemampuan debitur dalam membayar kredit kembali

(Susan, 2012).

2) Definisi Operasional

Persyaratan kredit merupakan hal yang harus

dipenuhi dalam pengajuan kredit produktif, yaitu seperti

jaminan (pebebanan jaminan dan ketersediaan jaminan),

suku bunga (pembebanan suku bunga), dan pembayaran

kembali. Indikator persyaratan kredit merujuk pada

penelitian Susan (2012) mengenai pengaruh persyaratan

kredit terhadap akses kredit di Kampala yang terdiri dari :


a) Jaminan : pembebanan jaminan, dan

ketersediaan jaminan.

b) Suku bunga : pembebanan suku bunga.

c) Jangka waktu pembayaran : pembebanan jangka

waktu pembayaran kembali.

Indikator persyaratan kredit tersebut pernah

digunakan pada penelitian Susan (2012) dan Oktavianti

(2017). Hasil jawaban responden menggunakan skala

likert lima tingkat.

b. Literasi Keuangan

1) Definisi Konseptual

Literasi keuangan adalah pengetahuan yang

mencakup mengenai konsep keuangan, kemampuan

memahami komunikasi mengenai konsep keuangan,

kecakapan mengelola keuangan pribadi/perusahaan

(Oktavianti, 2017).

2) Definisi Operasional

Penerapan literasi keuangan dikemukakan oleh

Huston (2010) denganiIndikator literasi keuangan yang

terdiri dari :

a) Literasi keuangan dasar : pengetahuan mengenai

produk kredit produktif, seperti risiko, denda,

hak dan kewajiban debitur.


b) Aplikasi literasi keuangan : pengetahuan

pengelolaan keuangan, seperti pencatatan,

pembuatan jurnal, dan pelaporan keuangan.

Indikator literasi keuangan tersebut pernah

digunakan pada penelitian Oktavianti (2017) dan

Demirgu¨ c¸-Kunt (2008). Hasil jawaban responden

menggunakan skala likert lima tingkat.

c. Inklusi Keuangan

1) Definisi Konseptual

Inklusi keuangan adalah suatu bentuk pendalaman

layanan keuangan (financial service deepening) yang

ditujukan kepada masyarakat in the bottom of pyramid

dengan meniadakan segala bentuk hambatan (barriers)

untuk memanfaatkan produk dan jasa keuangan formal

seperti menyimpan uang yang aman (keeping), transfer,

menabung maupun pinjaman dan asuransi (Bank

Indonesia, 2015).

2) Definisi Operasional

Implementasi inklusi keuangan merupakan

pelaksanaan pelayanan yang berkualitas dan bebas dari

hambatan-hambatan (barriers) (Gitaharie, 2014).

Indikator inklusi keuangan pada penelitian ini mengacu

pada indikator yang ditetapkan oleh AFI (Alliance for


Financial Inclusion) (2016). Selain itu, pada penelitian ini

juga memakai indikator dari penelitian Gitaharie (2014)

terdiri dari :

a) Kualitas pelayanan : keringkasan pelayanan,

pelayanan yang spesifik, kemudahan prosedur,

pelayanan yang dapat dipahami oleh debitur

(ringkas), dan adanya perbaikan.

b) Hambatan (barriers) : hambatan demografi

(usia, jenis kelamin, status perkawinan, dan

lokasi), serta hambatan sosial-ekonomi (status

pekerjaan).

Indikator inklusi keuangan ini pernah dipakai pada

penelitian Gitaharie (2014), Sari (2016) dan Fahmy

(2016). Hasil jawaban responden menggunakan skala

likert lima tingkat.

d. Pengalaman Kredit

1) Definisi Konseptual

Menurut Kamus Bahasa Indonesia pengalaman

dapat diartikan sebagai yang pernah dialami (dijalani,

dirasa, ditanggung, dan sebagainya).

Menurut John Dewey (2002), pengalaman tidak

menunjuk saja pada sesuatu yang sedang berlangsung di


dalam kehidupan batin, atau sesuatu yang berada di balik

dunia inderawi yang hanya dapat dicapai dengan akal budi

atau intuisi. Pandangan Dewey mengenai pengalaman

bersifat menyeluruh dan mencakup segala hal.

Pengalaman kredit digunakan sebagai variabel

kontrol. Variabel kontrol adalah variabel yang perlu

dikontrol, dipertahankan tetap, atau diacak sedemikian

rupa sehingga pengaruhnya dinetralisir, dikeluarkan, atau

disamakan bagi semua kondisi (Sujarweni, 2015).

2) Definisi Operasional

Implementasi pengalaman kredit saat mengakses

kredit formal sangat diperlukan oleh UMKM (Mersha et

al., 2016). Tanpa adanya pengalaman kredit, UMKM akan

kesulitan dalam mengakses kredit formal. Indikator

pengalaman kredit merujuk pada penelitian Mersha et. al

(2016), yaitu :

a) Konsistensi dalam menggunakan produk kredit

produktif : sikap konsistensi dan keyakinan

debitur terhadap produk kredit.

b) Pengambilan keputusan kredit : pengambilan

keputusan yang logis dan berdasar informasi.

Indikator pengalaman kredit ini pernah dipakai pada

penelitian Mersha et. al (2016) dan Lusardi (2009). Hasil


jawaban responden diukur dengan menggunakan skala

likert lima tingkat.

e. Akses Kredit

1) Definisi Konseptual

Akses menurut Schlager dan Ostrom (2003) adalah hak

untuk memasuki, memakai, dan memanfaatkan kawasan

atau zona-zona tertentu. Jadi, akses kredit adalah hak

untuk memakai dan memanfaatkan kredit dari lembaga

keuangan formal.

2) Definisi Operasional

Pertumbuhan akses kredit oleh UMKM dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selain bermanfaat

bagi negara agar bisa menstabilkan ekonomi, kredit juga

bermanfaat bagi UMKM sebagai sumber pendanaan yang

aman dan berkelanjutan (Oktavianti, 2017). Indikator

akses kredit formal merujuk pada penelitian Kakuru

(2008) yaitu sebagai berikut :

a) Penggunaan kredit : kredit yang digunakan

bermanfaat bagi debitur dalam menjalankan

kegiatan operasionalnya.

b) Perolehan kredit : kredit yang diperoleh debitur

sesuai dengan pertimbagan lembaga kredit

formal.
Indikator akses kredit formal ini pernah digunakan

pada penelitian Oktavianti (2017) dan Nkundabanyanga

(2014). Hasil jawaban responden menggunakan skala

likert lima tingkat.

B. Teknik Analisis Data

1. Uji Instrumen Penelitian

Uji instrumen penelitian ini dilakukan sebelum melakukan

penelitian agar dapat memperoleh data yang valid dan reliabel.

Pengujian ini untuk mengetahui ketepatan alat ukur yang digunakan

dan konsisten data yang dikumpulkan dari hasil penelitian. Uji

instrumen ini dilakukan pada 45 responden pemilik UMKM di

Kabupaten Banyumas yang mengambil kredit. Pemilihan 45 responden

tersebut terbagi menjadi 43 responden pemilik UMKM di bidang

perdagangan, 1 orang responden pemilik UMKM di bidang restoran,

dan 1 orang responden pemilik UMKM di bidang hotel. Pemilihan

responden menggunakan metode proportionate stratified random

sampling (Sekaran, 2003).

Penentuan jumlah responden sebanyak 45 didasarkan pada

pendapat Singarimbun dan Efendi (1995) bahwa jumlah minimal uji

coba kuisioner adalah minimal 30 responden. Data dikumpulkan

melalui studi pendahuluan dengan mendistribusikan kuisioner kepada


pemilik UMKM di bidang perdagangan, restoran, dan hotel yang

menggunakan kredit produktif. Teknik sampel yang dipakai adalah

convenience sampling. Convenience sampling digunakan dengan

pertimbangan untuk memilih pemilik UMKM yang paling mudah

ditemui dan sesuai kriteria sampel yang telah ditetapkan (Sekaran,

2003). Uji instrumen penelitian ini dilakukan hanya sekali (one shot)

untuk memperoleh data yang valid dan reliabel.

a. Uji Validitas

Validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

Untuk mengetahui item pertanyaan apakah valid atau tidak dalam

penelititan ini, maka digunakan uji validitas dengan menggunakan

rumus Pearson Product Moment (Suliyanto, 2011):

Keterangan :
r = Koefisien korelasi item dengan total pertanyaan

n = Jumlah responden

X = Skor pertanyaan

Y = Skor total

Derajat kebebasan (degree of freedom) (df) = (n-2) dan

tingkat signifikan 95 persen (α = 0,05) dengan kriteria :

Jika nilai rhitung > rtabel, berarti pernyataan tersebut dinyatakan valid
Jika nilai rhitung ≤ rtabel, berarti pernyataan tersebut dinyatakan tidak

valid.

b. Uji Reliabilitas.
Uji reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari

suatu skor atau skala pengukuran (Kuncoro, 2003). Uji reliabilitas

ini memfokuskan pada masalah konsistensi dan juga masalah

ketepatan. Uji reliabilitas kuisioner menggunakan teknik

Cronbach’s Alpha dengan rumus (Ghozali, 2011) :

𝑘 𝛴𝜎2 𝑏
rn= (𝑘−1) (1 − )
𝜎2

Keterangan:

rn = Reliabilitas instrumen

k = Banyak butir pertanyaan

σ2 = Ragam total

Σσ2b = Jumlah ragam butir

Instrumen penelitian dinyatakan reliabel jika nilai cronbach’s

alpha > 0,06.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas.

Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah populasi data

sudah berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2009). Uji

normalitas dilakukan dengan metode normal probability plot dan


Kolmogorov Smirnov. Menurut Razali & Wah (2011) pada uji

Kolmogorov Smirnov, data dinyatakan berdistribusi normal apabila

nilai signifikansi > 0,05 (α = 5%).

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2009), uji multikoleniaritas dilakukan untuk

mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variabel independen.

Variabel yang diuji pada regresi layak diuji ketika variabel tersebut

bersifat non multikolinearitas. Untuk mengetahui sifat

multikoleniaritas pada variabel penelitian dapat dilihat dari nilai

Variance Inflation Factor (VIF). Nilai yang dijadikan acuan untuk

menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance > 0,

10 atau dengan nilai VIF < 10. Jika kedua syarat tersebut terpenuhi

maka variabel bersifat non-multikolinearitas.

c. Uji Linearitas

Hair, et al. (2004) menjelaskan bahwa uji linearitas merupakan

salah satu pengujian asumsi klasik yang digunakan untuk

mengetahui apakah dalam model regresi terdapat hubungan antara

variabel dependen dan variabel independen. Uji linearitas

dilakukan dengan mencari persamaan garis regresi variabel

independen X terhadap variabel independen Y. Uji linearitas


dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut

(Budiyono, 2009) :

1) Hipotesis statistik :

H0 = hubungan antara X dan Y linier

H1 = hubungan antara X dan Y tidak linier

2) Taraf signifikansi α = 0,05.

3) Statistik uji yang digunakan :

𝑅𝐾𝐺𝑇𝐶
𝐹𝑜𝑏𝑠 =
𝑅𝐾𝐺𝑀

Dengan :

i. JKG (Jumlah Kuadrat Galat) = ΣY2 – a (ΣY) – b

(ΣXY).

ii. JKGM (jumlah kuadrat galat murni) = ∑ 𝑌 2 −


𝑡
∑ dengan dkGM = n – k.
𝑛

iii. JKGTC (jumlah kuadrat galat tuna cocok) = JKG –

JKGM dengan dkGC = k – 2.


𝐽𝐾𝐺𝑀
iv. RKGM (rata-rata kuadrat galat murni) = 𝑛−𝑘

𝐽𝐾𝐺𝑇𝐶
v. RKGTC (rata-rata kuadrat galat tuna cocok) = 𝑘−2

4) Daerah kritis :

DK = (F|F > Ftabel)

5) Keputusan uji :

H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel atau H0 diterima jika Fhitung <

Ftabel. Jadi apabila H0 ditolak berarti hubungan antara X dan


Y tidak linier, jika H0 diterima berarti hubungan antara X

dan Y linier.

d. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel-

variabel yang dioperasikan telah memiliki varian yang sama

(homogen) atau sebaliknya (heterogen). Untuk mendeteksi ada atau

tidaknya heteroskedastisitas digunaka metode Glejser. Metode ini

dilakukan dengan meregresikan nilai absolut residual terhadap

variabel bebas. Jika nilai probabilitasnya > α (0,05) maka dapat

dipastikan model tidak mengandung unsur heteroskedastisitas atau

thitung ≤ ttabel pada alpha 0,05 (Suliyanto, 2011).

3. Analisis Pengaruh

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh literasi keuangan,

inklusi keuangan, dan persyaratan kredit terhadap akses kredit formal

dinyatakan dengan model regresi linear berganda (Ghozali, 2008)

dengan persamaan :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε

Penelitian ini menggunakan variabel kontrol sebagai perbandingan,

maka dapat disusun model regresi linear berganda dengan persamaan

sebagai berikut (Ghozali, 2008) :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + βkXk + ε


Keterangan :

Y = Akses kredit formal

α = konstanta

β = koefisien regresi

X1 = literasi keuangan

X2 = inklusi keuangan

X3 = persyaratan kredit

Xk = pengalaman kredit

ε = Error

4. Uji Determinasi

Nilai koefisien determinasi berkisar 0 sampai dengan 1, apabila

nilai koefisien determinasi sama dengan atau mendekati 1 maka

pendekatan tersebut benar-benar sempurna karena menunjukkan

kuatnya kemampuan menjelaskan pengaruh variabel independen. Uji

koefisien determinasi dapat juga diinterpretasikan sebagai besaran

proporsi dari keragaman variabel dependen yang diterangkan oleh

model regresi atau untuk mengukur besarnya sumbangan variabel

independen terhadap variabel dependen. Adjusted R2 merupakan

koefisien determinasi yang telah terkoreksi dengan jumlah variabel dan

ukuran sampel sehingga dapat mengurangi bias jika terjadi

penambahan variabel (Suliyanto, 2011).


5. Uji Hipotesis

a. Uji Signifikansi Pengaruh Secara Simultan

Uji F dilakukan untuk menguji pengaruh simultan variabel-

variabel independen yaitu literasi keuangan, inklusi keuangan,

persyaratan kredit, dan pengalaman kredit terhadap akses kredit

formal. Nilai F (Suliyanto, 2011) dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

𝑅 2 /(𝑘 − 1)
𝐹=
1 − 𝑅 2 /(𝑛 − 𝑘)

Keterangan :

F = Nilai F hitung

R2 = Koefisien determinasi

K = Banyaknya variabel

n = Ukuran pengamatan

Hipotesis statistik :

H0 : b1 = b2 = b3 = 0 (literasi keuangan, inklusi keuangan, dan

persyaratan kredit, tidak berpengaruh signifikan terhadap akses

kredit formal).

Ha paling tidak, salah satu (b1 ; b2 ; b3 ) ≠ 0 (literasi keuangan,

inklusi keuangan, dan persyaratan kredit berpengaruh signifikan

terhadap akses kredit formal).

Level of significance (α) = 0,05 dan Degree of freedom (k-1),

(n-k), dengan kriteria pengujian ditentukan sebagai berikut :

H0 diterima jika : Fhitung ≤ Ftabel atau sig > α 0,05


Ha diterima jika : Fhitung ˃ Ftabel atau sig ≤ α 0,05

b. Uji Pengaruh Secara Parsial

Uji t dilakukan untuk menentukan signifikansi pengaruh

variabel bebas yang ada terhadap variabel terikat secara parsial. Uji

t yang digunakan adalah uji t satu arah, yaitu arah kanan dengan

pertimbangan konsisten pada hipotesis dan penelitian terdahulu

(Imran, 2012). Rumus untuk menghitung besaran t hitung

(Suliyanto, 2011) sebagai berikut :

𝑏𝑗
𝑡𝑖 = −
𝑆𝑏𝑗

Keterangan :

t = Nilai t hitung

bj = Koefisien regresi

Sbj = Standar error koefisien regresi

Hipotesis statistik sebagai berikut :

H0 : b1 ≤ 0 : Literasi keuangan tidak berpengaruh signifikan

terhadap akses kredit formal.

Ha : b1 > 0 : Literasi keuangan berpengaruh signifikan

terhadap akses kredit formal.


H0 : b2 ≤ 0 : Inklusi keuangan tidak berpengaruh signifikan

terhadap akses kredit formal.

Ha : b2 > 0 : Inklusi keuangan berpengaruh signifikan

terhadap akses kredit formal.

H0 : b3 ≤ 0 : Persyaratan kredit tidak berpengaruh

signifikan terhadap akses kredit formal.

Ha : b3 > 0 : Persyaratan kredit berpengaruh signifikan

terhadap akses kredit formal.

Level of significance (α) = 0,05 dan Degree of freedom (n-k),

dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

H0 diterima jika : thitung ≤ ttabel atau sig > 0,05

Ha diterima jika : thitung ˃ ttabel atau sig ≤ 0,05 dan arah koefisien

positif.

6. Uji Pengaruh Variabel Kontrol.

Variabel kontrol dianalisis dengan menggunakan analisis regresi

hirarki. Regresi hirarki adalah adalah analisis regresi yang dilakukan

secara berkali-kali dengan komposisi variabel yang berbeda, mungkin

ditambah, atau dikurangi (Harsono, 2012). Tujuannya adalah untuk

melihat perbedaan tingkat pengaruh di setiap tingkat (step) pengujian

(Harsono, 2012). Merujuk pada kerangka penelitian yang telah


disebutkan di muka, prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut

(Harsono, 2012) :

a. variabel kontrol dimasukkan ke dalam pengujian

b. variabel kontrol dan variabel utama dimasukkan ke dalam

pengujian, dilihat perubahan koefisien determinasi dan nilai F

nya.

Uji pengaruh secara simultan dengan variabel kontrol :

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 (literasi keuangan, inklusi keuangan,

persyaratan kredit, dan pengalaman kredit berpengaruh tidak

signifikan terhadap akses kredit formal).

Ha paling tidak ada salah satu (b1 ; b2 ; b3 ; b4) ≠ 0 (literasi

keuangan, inklusi keuangan, persyaratan kredit, dan pengalaman

kredit berpengaruh signifikan terhadap akses kredit formal).

Level of significance (α) = 0,05 dan Degree of freedom (k-1), (n-

k), dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

H0 diterima jika : Fhitung ≤ Ftabel atau sig > α 0,05

Ha diterima jika : Fhitung ˃ Ftabel atau sig ≤ α 0,05


DAFTAR PUSTAKA

Alliance for Financial Inclusion. 2016. Dimension of Financial Inclusion.


Retrieved December 12, 2016. From https://www.afi-
global.org/sites/default/files/publications/fidwg-core-set-measuring-fi.pdf.
diakses pada tanggal 10 Maret 2018.

Adawiyah, Wiwik R. 2013. Faktor Penghambat Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil


Menengah (UMKM): Studi di Kabupaten Banyumas. diakses
jp.feb.unsoed.ac.id/index.php/sca-1/article/viewFile/134/139 , , 10 Maret 2018.

Anggraeni, B. D. 2015. Pengaruh Tingkat Literasi Keuangan Pemilik Usaha


terhadap Pengelolaan Keuangan: Studi Kasus pada UMKM Depok. Jurnal
Vokasi Indonesia, 3(1), 22-30.

Ariawati. 2005. Usaha Kecil dan Peluang Kerja, diakses


http://jurnal.unikom.ac.id/vol4/art7.html, diakses tanggal 18 maret 2018.

Awais, Mustabsar, Fahab, L., and Nilofer, Rasheed. 2016. Impact of Financial
Literacy and Investment Experience on Risk Tolerance and Investment
Decision : Empirical Evidence from Pakistan. International Journal of
Economics and Financial Issues 6(1), pp.73-79.

Baas, T., and Schrooten, M. 2006. Relationship Banking and SMEs: A Theoritical
Analysis. Small Business Economics 27 (3), pp.80-90.

Badan Pusat Statistik. 2016. Kabupaten Banyumas dalam Angka 2016. Badan
Pusat Statistik.Banyumas.

Bank Indonesia. 2016. Bank Indonesia Berikan Penghargaan Bank Pendukung


UMKM 2016. Jakarta: Departemen Komunikasi Bank Indonesia.

Bank Indonesia. 2016. Kelayakan usaha. Retrieved October 12, 2016. from
http://www.bi.go.id/id/umkm/kelayakan/polapembiayaan/perikanan/Default.as
px diakses pada tanggal 11 Maret 2018.

Bank Indonesia. 2015. Skim Kredit Program yang Dikeluarkan Pemerintah.


Retrieved October 14, 2016. from
http://www.bi.go.id/id/umkm/kredit/skim/Contents/Default.aspx diakses pada
tanggal 10 Maret 2018.

Bank Negara Indonesia. 2014. OJK: Tingkat literasi keuangan masyarakat


Indonesia masih rendah. Retrieved Oktober 6, 2016. from
http://bnisecurities.co.id/2014/07/ojk-tingkat-literasi-keuangan-masyarakat-
indonesia-rendah/ diakses pada tanggal 10 Maret 2018.
Broad, M., and Newstorm, J. 1996. Transfer of Training. Addison-Wesley
Publishing.Massachuset.

Borden, L. M., Lee, S. A., Serido, J., and Collins, D. 2008. Changing college
students’ financial knowledge, attitudes, and behavior through seminar
participation. Journal of Family Economic Issues, 29(1) 23-40.

Bougheas, S., Mizen, P., & Yalcin, C. 2005. Access to external finance: Theory
and evidence on the impact of monetary policy and firm-specific
characteristics. Journal of Banking & Finance, 30(1), 199-227.

Bungin, B. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Kencana Perdana Media


Group.Jakarta.

Demirgu¨ c¸-Kunt, Asli, Thorsten Beck, and Maria Soledad Martinez Peria. 2008.
Banking Services for everyone? Barriers to Bank Access and Use Around The
World. The World Bank Economic Review 22 (3). pp. 397-430.

Demirgu¨ c¸-Kunt, Asli, and Leora Klepper. 2013. Measuring Financial Inclusion
: Explaining Variation in Use of Financial Service Across and Within
Countries. Brookings Institute.United States of America.

Departemen Komunikasi Bank Indonesia. (2016, March 8). Pengembangan dan


Pendalaman Pasar Keuangan Untuk Mendukung Pembiayaan Pembangunan
Nasional. (p. 1). Jakarta: Bank Indonesia.

Dinas Koperasi dan UMKM. 2013. Perkembangan UMKM dan Usaha Besar (UB)
tahun 2010 sampai dengan 2013. Dinas Koperasi dan UMKM .Jakarta.

Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Banyumas. 2015. Rekap Data UMKM
Kabupaten Banyumas. Dinas Koperasi dan UMKM. Kabupaten Banyumas.

Fahmy, OP. 2016. Pengaruh Keuangan Inklusif Terhadap Kredit yang Disalurkan
pada Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia. Universitas
Tanjungpura.Tanjungpura.

Fitriyanto, E. 2015. Pengaruh Persepsi Pemilik UMKM Mengenai Kredit Usaha


Rakyat (KUR) terhadap Modal Kerja dan NIlai Produk Usaha di Kabupaten
Wonosobo. Universitas Negeri Yogyakarta.Yogyakarta.

Ghozali, I. 2008. Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan


Program Amos 16.0 . Universitas Diponegoro.Semarang.

Ghozali, I. 2009. Ekonometrika, Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan SPSS 17.
Universitas Diponegoro.Semarang.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19
(5th ed.). Universitas Diponegoro.Semarang.

Gitaharie, B.Y. 2014. Financial Inclusion : Household Access to Credit in


Indonesia. Working Paper in Economics and Business, 4(01), 1-23.

Gurajati, D. N. 1997. Ekonometrika Dasar. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Hair, J. F., Anderson, R. E., Tatham, R. L., and Black, W. C. 1998. Multivariate
Data Analysis. Prentice Hall. New Jersey.

Hair, J. F., Black, W., Babin, B., and Anderson, R. E. 2014. Multivariate Data
Analysis (7th ed.).Pearson Prenctice-Hall. New Jersey.

Harsono, Mugi. 2012. Prosedur Pengujian Variabel Kontrol dan Moderator dalam
Penelitian Perilaku dengan Menggunakan SPSS 10.00. Retrieved December 12,
2012.Fromhttps://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/721/MjA4OQ==/Prosed
ur-pengujian-variabel-kontrol-dan-moderator-dalam-penelitian-perilaku
dengan-menggunakan-SPSS-1000-abstrak.pdf. diakses pada tanggal 11 April
2018.

Hisrich, R.D., and Mateja Drnovsek. 2002. Entrepreneurship and small business
research – a European perspective. Journal of Small Business and Enterprise
Development . Vol. 9 Issue: 2. pp.172-222.

Huston, S. J. 2010. Measuring Financial Literacy. The Journal of Consumer


Affairs. 44(2), 296-317.

Imran, Khoirul. 2012. Uji t satu arah dan dua arah. Retrieved November 21, 2012,
from http://jogja-olahdata.blogspot.co.id/2012/11/uji-t-satu-sampel-one-
sampel-t-test_24.html .

Kakuru, J. 2008. The Supply-Demand Factors Interface and Credit Flow to Small
and Micro Enterprises (SMEs). University of Stirling .Stirling.

Kasmir. 2010. Manajemen Perbankan Edisi ke 9. Rajawali Pers. Jakarta.

Kementrian Keuangan RI. 2015. Peran Penting UKM Dorong Perekonomian


Indonesia. Retrieved Oktober 1, 2017, from
http://www.kemenkeu.go.id/Berita/peran-penting-ukm-dorong-perekonomian-
indonesia

Kementrian Perdagangan RI. 2013. Analisis Peran Lembaga Pembiayaan dalam


Pembiayaan UMKM. Pusat Kebijakan Dalam Negeri Kemendagri.Jakarta.
Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga.
Jakarta.

Kurniawan. 2015. Faktor yang Mempengaruhi Akses Keuangan Pinjaman


UMKM di Kabupaten Brebes. STIE Islam Bumiayu. Bumiayu.

Lusardi, Annamalia. 2007. Financial Literacy and Retirement Planning : New


Evidence from the Rand American Life Panel. Darthmouth College. United
States of America.

Lusardi, Annamaria. 2008. Debt Literacy, Financial Experiences, and


Overindebtness. American Economic Review 98(2), pp. 431-417.

Lusimbo, N. E., and Muturi, W. 2015. Financial Literacy and The Growth of
Small Enterprises in Kenya: A Case of Kakamega Central Sub-Country,
Kenya. International Journal of Economics, Commerce and Management, pp.
828-845.

Madestam, A. 2014. Informal finance: a theory of moneylenders. Journal of


Development Economics, 157-174.

Mersha, Deresse, and Zerihun A. 2016. Determinant of Access to Formal


Financial Sources of Micro and Small Enterprises (MSEs) in West Oromia
Region, Ethiopia. International Journal of Business and Economics Research
6(5). Pp 100-110.

Michaelas, N., Chittenden, F., and Poutzlouris, P. 1998. A Model of Capital


Structure Decision Making in Small Firms. Journal of Small Business
Development, 5(3), 246-260.

Myers, S. C. 1984. The Capital Structure Puzzle. Journal of Finance, 39, pp. 575-
592.

Nkundabanyanga, K. S., Kasozi, D., and Nalukenge, I. 2014. Lending terms,


financial literacy, and formal credit accessibility. International Journal of
Social Economics, 41(5), pp. 342-361.

Oktavianti, Venny. 2014. Pengaruh Literasi Keuangan dan Persyaratan Kredit


Terhadap Akses Kredit Formal UMKM Surabaya. Institut Teknologi Surabaya
. Surabaya.

Otoritas Jasa Keuangan. 2013. Literasi Keuangan. from


http://www.ojk.go.id/id/kanal/edukasi-dan-perlindungan -
konsumen/Pages/Literasi-Keuangan.aspx, Diakses 6 Oktober 2017.
Razali, N. M., and Wah, Y. B. 2011. Power Comparison of Shapiro-Wilk,
Kolmogorov Smirnov, Lilliefors and Anderson-Darling Tests. Journal of
Statistical Modelling and Statistics, 2(1), pp. 21-33.

Riyanto, B. 2011. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan (4th ed.). BPFE.


Yogyakarta.

Robb, Cliff A., and Ann S. Woodyard. 2011. Financial Knowledge and Best
Practice Behaviour. Journal of Financial Counseling and Planning 22 (1) pp.
60-70.

Robb, Cliff A. 2011. Financial Knowledge and Credit Card Behaviour of College
Students. Journal of Financial Counseling and Planning 32, pp. 690-698.

Schlager, Edella, and Elinor Ostrom. 2003. How Types of Goods and Property
Rights Jointly Affect Collective Action. Journal of Theoritical Politics 15 (3)
pp. 22-37.

Sarapaivanich, N., and Kotey, B. 2006. The effect of financial information quality
on ability to access external finance and performance of SMEs in Thailand.
Journal of Enterprising Culture. 14(3), pp. 219-239.

Sari, Dessica Dinar. 2016. Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas


Pelayanan, terhadap Keputusan Pengambilan Kredit. Universitas Negeri
Yogyakarta.Yogyakarta.

Sawarjuwono, T. 2005. Bahasa Akuntansi dalam Praktik : Sebuah Critical


Accounting Study. http://tema.ub.ac.id/index.php/tema/article/viewFile/154/
diakses pada 16 Februari 2018.

Sekaran. 2003. Research Method of Business (2nd ed.). Willey & Sons Inc.New
York.

Shefrin, H.M., Richard, Thaler. 1988. The Behavioural Life Cycle Hypothesis.
Economic Inquiry Journal, Volume XXVI (3), pp. 609-643.

Singarimbun, Masri dan Sofyan, Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei, Edisi
Revisi. PT. Pustaka LP3ES. Jakarta.

Stiglitz, J., and Weiss, A.1981. Credit Rationing in Markets with Imperfect
Information. The American Economic Review, 71(3), 393-410.

Sudjana. 2005. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti.PT.
Tarsita.Bandung.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Alfabeta.
Bandung.

Sujarweni, Wiratna. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi. Pustaka


Baru Press. Yogyakarta.

Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan : Teori dan Aplikasi Dengan SPSS.


ANDI. Yogyakarta.

Susan, N. P. 2012. Credit Terms, Access to Finance and Financial Performance


of SMEs in Kampala. Makerere University. Kampala.

Tjiptono,F. 1997. Prinsip-Prinsip Total Quality Service. Penerbitan Andi.


Yogyakarta.

Trihendradi. 2011. Langkah Mudah Melalukan Analisis Statistik: Menggunakan


SPSS 19. Penerbitan ANDI. Yogyakarta.

Tjoekam, Moh. 1999. Perkreditan Bisnis Inti Bank Komersil: Konsep, Teknik &
Kasus. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan


Menengah.

Widiarso, Wahyu. 2015. Analisis dengan Variabel Kontrol diakses


http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/wp/ , diakses 5 April 2018.

World Bank. 2010. The Case for Financial Literacy in Developing Countries.
The World Bank.Washington DC.

Zeller, M. 1994. Determinants of Credit Rationing: A Study of Informal Lenders


and Formal Credit Groups in Madagascar. World Development, 22(12), 1895-
1907.

Anda mungkin juga menyukai