Pengertian
serta melibatkan semua kelompok ras dan etnik di dunia. Penyakit ini
menunjukkan gejala penyakit kronik yang hilang timbul, yang jika tidak diobati
genetik, hormon sex, infeksi dan umur telah diketahui berpengaruh kuat dalam
a) Rheumatoid arthritis klasik pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda
dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit
b) Rheumatoid arthritis defisit pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda
dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit
1
2
c) Probable rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda
dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit
d) Possible rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda
dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit
a. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang
b. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi
c. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,
B. Etiologi
penyakit ini.Hal ini terbukti dari terdapatnya hubungan antara produk kompleks
penyakit ini.
remisi pada wanita yang sedang hamil menimbulkan dugaan terdapatnya faktor
Sejak tahun 1930, infeksi telah diduga merupakan penyebab AR. Dugaan
penyakit ini terjadi secara mendadak dan timbul dengan disertai oleh gambaran
isolasi suatu mikroorganisme dari jaringan sinovial, hal ini tidak menyingkirkan
virus.
(60 sampai 90 kDa) yang dibentuk oleh sel seluruh spesies sebagai respons
4
terhadap stress.Walaupun telah diketahui terdapat hubungan antara HSP dan sel
Adapun Faktor risiko yang akan meningkatkan risiko terkena nya artritis
reumatoid adalah;
1. Jenis Kelamin.
adalah 2-3:1.
1. Umur.
Namun penyakit ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak
2. Riwayat Keluarga.
3. Merokok.
C. Patofisiologi
yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan turut terkena karena serabut otot
kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau
sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara
setempat.
6
adanya masa serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang
sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Namun
pada sebagian kecil individu terjadi progresif yang cepat ditandai dengan
kerusakan sendi yang terus menerus dan terjadi vaskulitis yang difus (Long,
1996).
Pathway
1. Nyeri persendian
3. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari
4. Terbatasnya pergerakan
6. Demam (pireksia)
7. Anemia
9. Kekuatan berkurang
F. Komplikasi
2. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
4. Terjadi splenomegali.
8
G. Pemeriksaan Penunjang
lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan
perkembangan panas.
6. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau
yang simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta
H. Penatalaksanaan
1. Medis
a) Fisioterapi
b) Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat,(diet yang tepat pada
penderita
AR)
minggu.
yang terjadi atau efek samping dari pengguna obat anti inflamasi
c) Pemberian Obat-obatan :
13
dapat mengembalikan fungsi dari sendi anda yang telah rusak. Prosedur
mempertahankan
tangan.
persendian.
3. Keperawatan
c. Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang,
I. Diagnosa Keperawatan
H. Rencana Keperawatan
1 Nyeri b.d agen pencedera, Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji keluhan nyeri, catat
distensi jaringan oleh keperawatan selama 2 x 24 jam lokasi dan intensitas (skala
akumulasi cairan/ proses diharapkan tidak ada keluhan 0-10). Catat faktor-faktor
inflamasi, destruksi sendi nyeri. yang mempercepat dan
tanda-tanda rasa sakit non
Dengan Kriteria Hasil : verbal
Indikator IR ER 2. Berikan matras/ kasur keras,
1. Menunjukkan bantal kecil,. Tinggikan linen
nyeri hilang / tempat tidur sesuai
terkontrol kebutuhan
2. Terlihat rileks, 3. Tempatkan/ pantau
dapat penggunaan bantal, karung
tidur/beristirahat pasir, gulungan trokhanter,
dan berpartisipasi bebat, brace
dalam aktivitas 4. Dorong untuk sering
sesuai mengubah posisi,. Bantu
kemampuan untuk bergerak di tempat
3. Mengikuti tidur, sokong sendi yang
program sakit di atas dan bawah,
farmakologis hindari gerakan yang
yang diresepkan menyentak
4. Menggabungkan 5. Anjurkan pasien untuk
keterampilan mandi air hangat atau mandi
relaksasi dan pancuran pada waktu bangun
aktivitas hiburan dan/atau pada waktu tidur
ke dalam 6. Sediakan waslap hangat
program kontrol untuk mengompres sendi-
nyeri. sendi yang sakit beberapa
16
kali sehari
7. Pantau suhu air kompres, air
mandi, dan sebagainya.
8. Berikan masase yang lembut
9. Ajarkan teknik non
farmakologi (relaksasi,
distraksi, relaksasi progresif)
10. Kolaborasi: Berikan obat-
obatan sesuai petunjuk
(mis:asetil salisilat)
11. Berikan kompres dingin jika
dibutuhkan
2 Intoleransi aktivitas b.d Setelah dilakukan tindakan ACTIVITY THERAPY
tirah baring keperawatan selama 2x24 jam 1. Menentukan penyebab
diharapkan mobilitas fisik baik. intoleransi aktivitas
Dengan Kriteria Hasil : 2. Berikan periode istirahat
Indikator IR ER 3. Pantau respon kardio
1. Saturasi oksigen 4. Jika memungkinkan
dalam rentang tingkatkan aktivitas secara
yang diharapkan bertahap
saat beraktivitas 5. Pastikan perubahan posisi
2. HR dalam klien secara perlahan dan
rentang yang di monitor gejala dari
harapkan saat intoleransi aktivitas
beraktivitas
3. RR dalam
rentang yang di
harapkan saat
17
beraktivitas
4. TD dalam
rentang yang di
harapkan saat
beraktivitas
kebutuhan
perawatan diri.
3. Mengidentifikasi
.
sumber-sumber
pribadi/ komunitas
yang dapat
memenuhi
kebutuhan
perawatan diri
1. Klien terbebas
dari cidera
2. Klien mampu
menjelaskan
cara/metode
untuk mencegah
terjadinya
injury/cidera
3. Mampu
mengenali
perubahan status
kesehatan
5 Ansietas b.d rasa nyeri Setelah dilakukan tindakan 1. Gunakan pendekatan yang
yang meningkatkan keperawatan x 24 jam menenangkan
ketidakberdayaan diharapkan ansietas dapat teratasi. 2. Temani pasien untuk
memberikan keamanan dan
Dengan Kriteria Hasil : mengurangi takut
Indikator IR ER 3. Dengarkan dengan penuh
1. Klien mampu perhatian
mengidentifikasi 4. Bantu pasien mengenal
dan situasi yang menimbulkan
mengungkapkan kecemasan
gejala cemas 5. Dorong pasien untuk
2. Mengidentifikasi mengungkapkan perasaan,
, ketakutan, persepsi
mengungkapkan 6. Instrusikan pasien
dan menggunakan teknik
menunjukkan relaksasi
20
tehnik untuk
mengontrol
cemas
3. Vital sign dalam
batas normal
4. Postur tubuh,
ekspresi wajah,
bahasa tubuh
dan tingkat
aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kerusakan bagian dalam sendi. Tanda dan gejala pada pada umumnya berupa
nyeri pada persendian, bengkak (rheumatoid nodule), dan kekakuan pada sendi
B. Saran
lansia namun tidak menutup kemungkinan untuk menyerang usia muda, maka
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Kedokteran
Aesculapius
Mosby
27