Manajemen Keuangan Bisnis
Manajemen Keuangan Bisnis
Terdapat dua metode untuk pelaporan arus kas dari operasi, yaitu :
1. Metode tidak langsung (Indirect Method).
Laba bersih disesuaikan dengan pos penghasilan (beban) nonkas dengan akrual
untuk menghasilkan arus kas dari operasi.
Keunggulan metode ini adalah adanya rekonsiliasi perbedaan antara laba bersih
dengan arus kas operasi. Rekonsiliasi ini dapat membantu pengguna laporan untuk
memprediksi arus kas melalui prediksi laba yang kemudian disesuaikan untuk jarak
antara laba besih dengan arus kas – akual nonkas.
2. Metode langsung (Direct Method).
Metode ini menyesuaikan setiap pos laporan laba rugi untuk akrual terkait,
sehingga menghasilkan format yang lebih baik untuk menilai jumlah arus kas
masuk (keluar) operasi.
Kedua metode tersebut menggunakan format yang sama untuk menghitung kas bersih
dari aktivitas investasi dan pendanaan. Yang berbeda hanyalah penyusunan arus kas bersih dari
aktivitas operasi.
Dalam dunia bisnis, ada beberapa pihak yag memerlukan laporan keuangan, yaitu pihak
internal perusahaan dan pihak eksternal perusahaan. Pihak internal perusahaan adalah para
manajer pada semua tingkat. Laporan keuangan itu dijadikan alat untuk mengambil keputusan
rutin dan keputusan khusus.
Keputusan rutin meliputi keputusan - keputusan yang berhubungan dengan kegiatan
operasi dan keputusan khusus meliputi keputusan - keputusan yang berhubungan dengan
investasi jangka panjang, misalnya mendirikan pabrik baru, memproduksi produk baru,
mendirikan anak perusahaan, riset pemasaran, dan sebagainya.
Pihak eksternal yang membutuhkan laporan keuangan antara lain adalah pemegang
saham, kantor pajak, pasar modal, lembaga keuangan, serikat buruh, dan sebagainya. Mereka
mempunyai kepentingan yang berbeda - beda dalam menggunakan informasi laporan keuangan.
Pemegang saham untuk menilai investasi, kantor pajak untuk menentukan besarnya pajak
penghasilan, pasar modal untuk memperkirakan harga saham, serikat buruh untuk
memperkirakan bonus yang akan diterimanya.
II. Bisnis, Pajak dan Lingkungan Keuangan
Dengan mempertimbangkan beberapa faktor di atas, maka diharapkan badan usaha yang
dipilih benar-benar mampu memenuhi harapan pemiliknya. Namun perlu dingat bahwa seiring
dengan perubahan yang setiap saat berubah, maka pemilihan badan usaha juga harus memiliki
visi yang jauh ke depan.
Ada tiga bentuk umum perusahaan menurut Sartono (2014: 15), yaitu perusahaan
perseorangan atau sole proprietorship, persekutuan atau partnership, dan perseroan terbatas
atau corporation. Meskipun perusahaan perseorangan mendominasi kegiatan perekonomian di
berbagai negara, namun perseroan sejauh ini merupakan bentuk dominan dalam hubungannya
dengan penerimaan dan laba bersih.
I. Perusahaan Perseorangan.
Perusahaan perseorangan merupakan bentuk badan hukum yang hanya dimiliki
oleh satu orang dan menanggung seluruh risiko secara pribadi. Manajemen perusahaan
dikelola pemilik yang berfungsi sebagai direktur atau manajer atau bahkan sekaligus
pelaksana harian di perusahaan tersebut. Pemilik merupakan aktor utama dalam
mengambil setiap kebijakan dan keputusan perusahaan.
Kemudian juga dalam hal pengelolaan aktivitas perusahaan sehari-hari, termasuk
melakukan hubungan dengan para pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan.Dalam hal pembayaran pajak perusahaan perseorangan tidak mengenal
pemisahan dalam pembayaran pajak, pemilik hanya perlu menambahkan keuntungan
atau mengurangi kerugian yang terjadi dalam usahanya pada saat perhitungan
penghasilan kena pajak pribadi. Bagi pemerintah bentuk perusahaan ini dilihat dari sisi
pajak sangat merugikan, hal ini disebabkan beberapa insentif tambahan seperti asuransi
dan biaya pengobatan tidak dimasukkan sebagai biaya perusahaan, sehingga tidak dapat
dikurangkan dalam perhitungan pajak penghasilan.
Adapun keuntungan yang dapat diperoleh jika memiliki perusahaan perseorangan
adalah sebagai berikut (Kasmir, 2013: 29-30):
Pendirian perusahaan sangat mudah dan tidak berbelit-belit. Mudah dalam
hal persyaratan pendirian karena tidak memerlukan syarat yang berat dan
cepat dari segi waktu.
Perusahaan perseorangan cocok untuk usaha yang relatif kecil, artinya bagi
mereka yang memiliki modal dan bidang usaha yang terbatas.
Tidak terlalu memerlukan akta formal (akta notaris) seperti hal bentuk badan
usaha lainnya, sehingga pemilik tidak perlu mengeluarkan biaya yang
berlebihan serta memenuhi syarat-syarat lainnya.
Memiliki keleluasaan dalam hal mengambil keputusan baik menentukan arah
perusahaan atau hal-hal yang berkaitan dengan keuangan perusahaan.
Dalam hal peraturan, tidak terlalu banyak peraturan pemerintah yang
mengatur perusahaan jenis ini, sehingga pemilik bebas untuk melakukan
aktivitasnya.
Dalam hal pajak, pemilik tidak perlu membayar pajak perseroan, walaupun
semua pendapatan harus bayar pajak perseorangan.
Semua keuntungan menjadi dan dimiliki oleh pemilik dan dapat digunakan
secara bebas oleh pemilik.
Sementara itu keterbatasan atau kerugian perusahaan perseorangan antara lain
dalam hal (Kasmir, 2013: 30-31):
Permodalan Relatif lebih sulit memperoleh modal, artinya jika perusahaan
memerlukan modal tambahan untuk melakukan kegiatan operasional
perusahaan atau investasi, maka memperoleh modal pinjaman dari pihak
terutama perbankan relatif sulit, terutama untuk jumlah yang besar.
Ikut tender Perusahaan perseorangan relatif sulit untuk mengikuti tender
yang diberikan oleh berbagai perusahaan. Kesulitan ini biasanya terletak pada
pemenuhan persyaratan kelengkapan dokumen yang dibutuhkan dan jumlah
dana yang tersedia.
Tanggung jawab Pemilik perusahaan bertanggung jawab terhadap utang
perusahaan secara penuh sampai harta pribadi jika harta perusahaan tidak
mencukupi untuk membayar utangnya.
Kelangsungan hidup Mayoritas kelangsungan hidup atau umur perusahaan
relatif lebih singkat walaupun ada yang sampai beberapa turunan. Hal ini
disebabkan kepemimpinan pemilik sulit ditularkan kepada keluarga, sehingga
terjadi kefakuman yang menyebabkan kelangsungan hidup perusahaan
berakhir. Hal ini disebabkan juga akibat pemiliknya meninggal dunia sulit
untuk mencari penggantinya.
Sulit berkembang Artinya, jika perusahaan ingin memperbesar usahanya akan
sulit kalau masih menggunakan badan hukum perseorangan. Hal ini
disebabkan kesulitan dalam hal mengelola usaha yang hanya berada dalam
satu tangan, sehingga jika ingin memperbesar usaha harus mengubah lebih
dahulu badan hukumnya.
Administrasi yang tidak terkelola secara baik Dalam menjalankan aktivitasnya
biasanya perusahaan perseorangan tidak mengelola administrasinya secara
baik, sehingga terkadang dokumentasi dari setiap transaksi sulit untuk dicari.
Bahkan terkadang setiap transaksi tidak didukung dengan dokumen yang
seharusnya dibutuhkan. Hal ini tentunya akan menyulitkan, bila terjadi klaim
dari berbagai pihak.
Seperti halnya jenis badan usaha lainnya untuk mendirikan PT juga diperlukan
berbagai persyaratan yang harus dipenuhi dan tahap-tahap pendiriannya. Berikut ini
syarat pendirian perseroan terbatas sesuai dengan Undang-Undang PT, yakni (Kasmir,
2013: 38-39):
Perseroan didirikan oleh dua orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat
dalam bahasa Indonesia.
Setiap pendiri Perseroan wajib mengambil bagian saham pada saat perseroan
didirikan.
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) tidak berlaku dalam rangka
peleburan.
Perseroan memperoleh status badan hukum pada tanggal diterbitkannya
keputusan menteri mengenai pengesahan badan hukum perseroan.
Setelah Perseroan memperoleh status badan hukum dan pemegang saham
menjadi kurang dari dua orang, dalam jangka waktu paling lama enam bulan
terhitung sejak keadaan tersebut pemegang saham yang bersangkutan wajib
mengalihkan sebagian sahamnya kepada orang lain atau perseroan
mengeluarkan saham baru kepada orang lain.
Dalam hal jangka waktu sebagaimana dimaksud pada Ayat (5) telah dilampaui,
pemegang saham tetap kurang dari dua orang, pemegang saham bertanggung
jawab secara pribadi atas segala rikatan dan kerugian perseroan, dan atas
permohonan pihak yang berkepentingan, pengadilan negeri dapat
membubarkan perseroan tersebut.
Ketentuan yang mewajibkan perseroan didirikan oleh dua orang atau lebih
sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), dan ketentuan pada Ayat (5), serta Ayat
(6) tidak berlaku jika: a. Persero yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara,
atau b. Perseroan yang mengelola bursa efek, lembaga kliring dan
penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, dan lembaga lain
sebagaimana diatur dalam UndangUndang tentang Pasar Modal.
B. Lingkungan Perpajakan.
Hukum perpajakan yang diterapkan dalam suatu negara berpengaruh terhadap manajer
keuangan dalam pengambilan keputusan. Hukum pajak yang terkait diantaranya:
1. Pajak Penghasilan.
Pajak penghasilan badan usaha di Indonesia didasarkan pada struktur bertingkat.
Penghasilan Kena Pajak suatu badan adalah penghasilan dikurangi semua biaya.
Tingkat pajak adalah sebesar persentase tertentu dari PKP yang harus dibayar
dalam bentuk pajak.
Tingkat pajak marginal adalah tingkat pajak yang dikenakan terhadap tingkat
penghasilan pajak tertentu, misalnya tambahan penghasilan di atas jumlah
tertentu.
Contoh: Misalkan tarif umum pajak orang pribadi dan badan dalam negeri.
2. Depresiasi.
Alokasi cost aktiva tetap berwujud sebagai biaya dalam periode yang menerima
manfaat, secara rasional dan sistematis. Depresiasi bersifat mengurangi penghasilan
kena pajak. Metode Depresiasi :
Garis lurus (straight line): mengalokasikan depresiasi dari tahun ke tahun,
besarnya sama.
Saldo menurun (double declining balance): mengalokasikan biaya depresiasi dari
persentase tetap dari nilai buku neto.
Modified accelerated cost recovery system (MACRS): metode depresiasi
dipercepat.
Dalam akuntansi, depresiasi diakui sebagai biaya sehingga mengurangi penghasilan
kena pajak. Biaya depresiasi digunakan untuk mengurangi hasil penjualan. Biaya
depresiasi adalah biaya yang tidak mengeluarkan kas, oleh karenanya laba setelah
pajak tidak mencerminkan aliran kas.
Beberapa hal yang perlu diketahui oleh manajer keuangan dalam lingkungan keuangan
antara lain:
Pasar uang dan pasar modal - Pasar uang berhubungan dengan pembelian dan
penjualan surat obligasi perusahaan swasta dan surat berharga yang dikeluarkan
pemerintah berjangka pendek. Contoh surat berharga berjangka pendek: commercial
paper, bankers acceptance, dan line of credit. - Pasar modal berhubungan dengan
pembelian dan penjualan surat ekuitas dan utang jangka panjang (saham, obligasi,
dll). - Pasar uang dan pasar modal: pasar primer dan pasar sekunder.
Return dan risiko pada pasar keuangan - Pasar keuangan mengalokasikan dana
berdasarkan harga (yang diekspresikan dengan return yang diharapkan dan risiko). -
Perbedaan dalam risiko kegagalan, marketability, maturity, dan taxibility
mempengaruhi return yang diharapkan.
Inflasi - Kenaikan harga secara menyeluruh. Semakin tinggi inflasi, semakin tinggi nilai
nominal suatu surat berharga.
III. Nilai Waktu Terhadap Uang.
Pemahaman konsep nilai waktu dari uang ini diperlukan manajer keuangan dalam
mengambil keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan
keputusan ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan dipilih. Apakah sejumlah
uang yang akan diterima dari hasil investasi pada akhir tahun ketiga misalnya, akan sama nilainya
dengan sejumlah uang yang sama yang kita miliki pada hari ini? Hal ini adalah menyangkut “nilai
waktu dari uang” (time value of money).
Apabila kita tidak memperhatikan nilai waktu dari uang maka uang sebesar Rp. 10.000,00
yang akan kita terima pada akhir tahun depan adalah sama saja nilainya dengan uang sebesar Rp.
10.000,00 yang kita miliki sekarang. Lain halnya kalau kita memperhatikan nilai waktu dari uang,
maka nilai uang Rp. 10.000,00 sekarang adalah lebih tinggi daripada uang Rp. 10.000,00 yang
akan kita terima pada akhir tahun depan. Sebab kalau kita memiliki uang sebesar Rp. 10.000,00
sekarang, dapat disimpan di bank dengan bunga misalnya 8% setahunnya, sehingga pada akhir
tahun uang tersebut akan menjadi Rp. 10.800,00. Jadi uang sebesar Rp. 10.000,00 sekarang
nilainya sama dengan Rp. 10.800,00 pada akhir tahun.
Konsep nilai waktu dari uang berhubungan dengan tingkat bunga yang digunakan dalam
perhitungan aliran kas. Sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kompensasi terhadap apa yang
dapat diperoleh dengan penggunaan uang tersebut ialah apa yang disebut “bunga”. Apabila
semua aliran kas di dunia usaha sudah pasti, maka tingkat bunga dapat digunakan untuk
menyatakan nilai waktu dari uang. Kenyataan dalam kehidupan bisnis terdapat ketidakpastian
aliran-aliran kas tersebut. Untuk itu perlu menambah suatu premi risiko pada tingkat bunga
sebagai kompensasi adanya ketidakpastian tersebut.
1. Bunga Sederhana.
Penggunaan faktor bunga untuk menilai jumlah uang tertentu dalam proses
pemajemukan dapat digunakan bunga sederhana atau bunga majemuk. Bunga sederhana
adalah bunga yang dibayarkan (dikenakan) hanya pada pinjaman atau tabungan atau
investasi pokoknya saja (Harjito dan Martono, 2014: 21). Jumlah uang dari bunga
sederhana merupakan fungsi dari variabel-variabel: pinjaman pokok, tingkat bunga per
tahun, dan jumlah waktu lamanya pinjaman. Rumus untuk menghitung jumlah bunga
sederhana adalah:
5. Anuitas (Annuity).
Anuitas adalah suatu rangkaian pembayaran uang dalam jumlah yang sama yang
terjadi dalam periode waktu tertentu (Harjito dan Martono, 2014: 27). Ada 2 macam
anuitas, yaitu anuitas biasa (ordinary annuity) dan anuitas jatuh tempo (due annuity).
Anuitas biasa atau juga disebut anuitas tertunda merupakan anuitas dari suatu
pembayaran yang dilakukan pada akhir periode untuk setiap periode tertentu. Apabila
kita akan membayar uang sebesar Rp. 8.000.000 per tahun selama 3 tahun, maka
rangkaian pembayaran menurut anuitas biasa dapat dilihat pada skema berikut:
Skema di atas menunjukkan aliran kas selama 3 tahun di mana setiap akhir tahun
sebesar Rp. 8.000.000. Garis waktu menunjukkan urutan aliran kas dari tahun 1 sampai
tahun ke-3 masing-masing sebesar Rp. 8.000.000,00. Apabila pembayaran dilakukan pada
awal periode, maka rangkaian pembayaran tersebut dinamakan anuitas jatuh tempo.
Konsep anuitas biasa dan anuitas jatuh tempo dapat diterapkan dengan konsep
pemajemukan baik untuk nilai yang akan datang (nilai masa depan) maupun nilai.
A. Anuitas Nilai Sekarang (Present Value of Annuity)
Nilai sekarang dari suatu anuitas (Present Value of Annuity, disingkat PVAn)
didefinisikan sebagai nilai anuitas majemuk saat ini (sekarang) dengan
pembayaran atau penerimaan periodik (R) dan n sebagai jangka waktu anuitas.
B. Anuitas Nilai Kemudian (Future Value of Annuity)
Nilai yang akan datang dari suatu anuitas (Future Value of Annuity disingkat FVAn)
didefinisikan sebagai nilai anuitas majemuk masa datang (masa depan) dengan
pembayaran atau penerimaan periodik (R) dan n sebagai jangka waktu anuitas
(Harjito dan Martono, 2014: 27-30).
6. Penentuan Tingkat Bunga.
Sampai saat ini kita mengasumsikan bahwa tingkat bunga diketahui. Dalam praktik
tidak jarang manajer keuangan dihadapkan pada pengambilan keputusan untuk
menentukan apakah tingkat keuntungan yang dihasilkan cukup rasional. Dengan
demikian manajer keuangan harus mencari berapa tingkat keuntungan minimal yang
menyamakan nilai sekarang aliran kas keluar dengan nilai sekarang kas masuk yang
diharapkan akan diperoleh di masa datang dan disebut juga dengan internal rate of
return. Terdapat tiga alternatif menurut Sartono (214: 61-64) kemungkinan aliran kas di
masa datang: terjadi hanya satu kali, anuitas, dan aliran kas yang terjadi berulang kali
dengan jumlah yang tidak sama besar.
Internal rate of return dapat dicari dengan menggunakan tabel nilai sekarang
faktor bunga yang sesuai atau mendekati dengan hasil perhitungan. Alternatif lain adalah
aliran kas yang terjadi berulang kali dengan jumlah yang sama untuk satu jangka waka
tertentu. Dengan menggunakan persamaan nilai sekarang anuitas kita dapat dengan
mudah mencari internal rate of return yang tidak lain sebesarnilai sekarang faktor bunga
anuitas.
7. Amortisasi Pinjaman.
Salah satu manfaat konsep nilai sekarang adalah untuk menentukan amortisasi
pinjaman. Pada umumnya pihak pemberi pinjaman meminta pembayaran yang sama
setiap periode. Pembayaran tersebut meliputi angsuran pokok pinjaman dan pembayaran
bunga yang dapat diperhitungkan secara bulanan, semesteran maupun satu tahun sekali.
Karena pembayaran pinjaman dilakukan dengan jumlah yang sama, maka konsep nilai
sekarang anuitas sangat cocok untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Sekali lagi dapat disimpulkan bahwa ide dasar dari konsep nilai waktu uang adalah
bahwa uang yang akan diterima di masa datang memiliki nilai yang lebih rendah dibanding
dengan penerimaan yang sama saat ini. Konsep ini menjadi sangat penting dalam
pengambilan keputusan keuangan karena adanya perbedaan dimensi waktu aliran kas.
Perusahaan melakukan investasi saat ini dengan harapan untuk memperoleh aliran kas di
masa mendatang. Perbedaan nilai terjadi karena perbedaan waktu penerimaan.