Anda di halaman 1dari 17

I.

Manajemen Keuangan Bisnis


A. Pengertian Manajemen Keuangan Bisnis
Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk
memperoleh sumber modal yang semurah - murahnya dan menggunakannya seefektif, seefisien,
seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba. Manajemen keuangan berhubungan dengan
bagaimana cara menciptakan dan menjaga nilai ekonomis atau kesejahteraan.
Semua pengambilan keputusan dalam perusahaan harus di fokuskan pada penciptaan
kesejahteraan, karena tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kesejahteraan
pemegang saham dengan cara memaksimalkan nilai saham perusahaan. Berikut ini merupakan
aktivitas dari kegiatan manajemen keuangan bisnis diantaranya adalah :
1. Aktivitas Pembiayaan (Financing Activity).
Aktivitas pembiayaan adalah kegiatan pemilik dan manajemen perusahaan untuk
mencari sumber modal (sumber eksternal dan internal) untuk membiayai kegiatan
bisnis. Yang termasuk sumber eksternal dan internal antara lain :
a. Sumber Eksternal :
1. Modal Pemilik atau modal sendiri (Owner Capital atau Owner Equity). Atau
modal saham (Capital Stock) yang terdiri dari : Saham Istimewa (Preferred
Stock) dan Saham Biasa (Common Stock).
2. Utang (Debt), Utang Jangka Pendek (Short-term Debt) dan Utang Jangka
Panjang (Long-term Debt).
3. Lain-lain, misalnya hibah.
b. Sumber Internal :
1. Laba Ditahan (Retained Earning).
2. Penyusutan, amortisasi, dan Deplesi ( Depreciation, Amortization, dan
Deplention).
3. Lain-lain, misalnya penjualan harta tetap yang tidak produktif.
2. Aktivitas Investasi (Investment Activity).
Aktivitas investasi adalah kegiatan penggunaan dana berdasarkan pemikiran hasil
yang sebesar-besarnya dan resiko yang sekecil - kecilnya. Aktivitas itu meliputi :
a. Modal Kerja (Working Capital) atau harta lancar (Current Assets).
b. Harta Keuangan (Finacial Assets) yang terdiri : Investasi pada saham (stock)
dan Obligasi (Bond)
c. Harta Tetap (Real Assets) yang terdiri dari : Tanah, gedung, peralatan.
d. Harta Tidak Berwujud (Intangible Assets) terdiri dari : Hak Paten, Hak
Pengelolaan Hutan, Hak Pengelolaan Tambang, Goodwill.
3. Aktivitas Bisnis (Business Activity)
Aktivitas bisnis adalah kegiatan untuk mencari laba melalui efektivitas penjualan
barang atau jasa efisiensi biaya yang akan menghasilkan laba. Aktivitas itu dapat
dilihat dari laporan Laba-Rugi, yang terdiri dari unsur :
a. Pendapatan (Sales atau Revenue).
b. Beban (Expenses).
c. Laba-Rugi (Profit-Loss).
Aktivitas perusahaan ditinjau dari sudut manajemen keuangan menjadi tugas
manajer keuangan. Tugas manajer keuangan antara lain adalah sebagai berikut :
a. Perolehan dana dengan biaya murah.
b. Penggunaan dana efektif dan efisien.
c. Analisis laporan keuangan.
d. Analisis lingkungan Internal dan eksternal yang berhubungan dengan
keputusan rutin dan khusus.
Maka berdasarkan tugas tersebut, manajemen keuangan memiliki tujuan antara
lain adalah memaksimalkan nilai perusahaan, membina relasi dengan pasar modal dan
pasar uang. Selain itu tujuan adanya manajer keuangan, yaitu untuk mengelola dana
suatu perusahaan secara umum dan tujuan akhirnya untuk memaksimalkan dana
perusahaan.

B. Fungsi Manajemen Keuangan.


Berikut penjelasan singkat masing-masing fungsi manajemen keuangan :
1. Perencanaan Keuangan.
Membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan - kegiatan lainnya
untuk periode tertentu.
2. Penganggaran Keuangan.
Tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan
pemasukan.
3. Pengelolaan Keuangan.
Menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan
berbagai cara.
4. Pencarian Keuangan.
Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan
perusahaan.
5. Penyimpanan Keuangan.
Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan aman.
6. Pengendalian Keuangan.
Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada
paerusahaan.
7. Pemeriksaan Keuangan.
Melakukan audit internal (tingkat manajer dan supervisor/pengawas) atas keuangan
perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
Secara umum, informasi keuangan membantu untuk menilai kemampuan peusahaan
dalam memenuhi kewajibannya, membayar dividen, meningkatkan kapasitas, dan mendapatkan
pendanaan, membantu dalam menilai kualitas laba dan ketergantungan laba pada estimasi dan
asumsi tentang arus kas di masa depan. Informasi keuangan dapat di tulis melalui sebuah laporan
yaitu laporan arus kas.
Tujuan laporan arus kas adalah menyediakan informasi arus kas masuk dan arus kas
keluar untuk satu periode. Laporan arus kas melaporkan ukuran arus kas untuk tiga aktivitas
utama dalam bisnis yaitu :
1. Operating Activities.
Merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba. Selain pendapatan dan
beban yang disajikan dalam laporan laba rugi, aktivitas operasi juga meliputi arus kas
masuk dan arus kas keluar bersih yang berasal dari aktivitas operasi terkait, seperti
pemberian kredit kepada pelanggan, investasi dalam persediaan, dan perolehan kredit
dari pemasok. Aktivitas operasi terkait dengan pos - pos laporan laba rugi dan dengan pos
- pos operasi neraca.
2. Investing Activities.
Merupakan cara untuk memperoleh dan menghentikan aktivitas nonkas. Aktivitas
ini meliputi aktiva yang diharapkan untuk menghasilkan pendapatan bagi perusahaan.
Aktivitas ini juga meliputi pembelian pinjaman dan penagihan pokok pinjaman.
3. Financing Activities.
Merupakan cara untuk mendistribusikan, menarik, dan mendapatkan dana untuk
mendukung aktivitas bisnis. Aktivitas ini meliputi perolehan pinjaman dari kreditor dan
pembayaran pokok pinjaman. Aktivitas ini juga meliputi kontribusi dan penarikan oleh
pemilik serta pengembalian atas investasi (dividen).

Terdapat dua metode untuk pelaporan arus kas dari operasi, yaitu :
1. Metode tidak langsung (Indirect Method).
Laba bersih disesuaikan dengan pos penghasilan (beban) nonkas dengan akrual
untuk menghasilkan arus kas dari operasi.
Keunggulan metode ini adalah adanya rekonsiliasi perbedaan antara laba bersih
dengan arus kas operasi. Rekonsiliasi ini dapat membantu pengguna laporan untuk
memprediksi arus kas melalui prediksi laba yang kemudian disesuaikan untuk jarak
antara laba besih dengan arus kas – akual nonkas.
2. Metode langsung (Direct Method).
Metode ini menyesuaikan setiap pos laporan laba rugi untuk akrual terkait,
sehingga menghasilkan format yang lebih baik untuk menilai jumlah arus kas
masuk (keluar) operasi.
Kedua metode tersebut menggunakan format yang sama untuk menghitung kas bersih
dari aktivitas investasi dan pendanaan. Yang berbeda hanyalah penyusunan arus kas bersih dari
aktivitas operasi.
Dalam dunia bisnis, ada beberapa pihak yag memerlukan laporan keuangan, yaitu pihak
internal perusahaan dan pihak eksternal perusahaan. Pihak internal perusahaan adalah para
manajer pada semua tingkat. Laporan keuangan itu dijadikan alat untuk mengambil keputusan
rutin dan keputusan khusus.
Keputusan rutin meliputi keputusan - keputusan yang berhubungan dengan kegiatan
operasi dan keputusan khusus meliputi keputusan - keputusan yang berhubungan dengan
investasi jangka panjang, misalnya mendirikan pabrik baru, memproduksi produk baru,
mendirikan anak perusahaan, riset pemasaran, dan sebagainya.
Pihak eksternal yang membutuhkan laporan keuangan antara lain adalah pemegang
saham, kantor pajak, pasar modal, lembaga keuangan, serikat buruh, dan sebagainya. Mereka
mempunyai kepentingan yang berbeda - beda dalam menggunakan informasi laporan keuangan.
Pemegang saham untuk menilai investasi, kantor pajak untuk menentukan besarnya pajak
penghasilan, pasar modal untuk memperkirakan harga saham, serikat buruh untuk
memperkirakan bonus yang akan diterimanya.
II. Bisnis, Pajak dan Lingkungan Keuangan

A. Jenis-jenis Perusahaan dan Hubungannya dengan Manajemen Keuangan


Aktivitas berbagai perusahaan yang beroperasi secara formal haruslah memiliki badan
hukum tertentu. Hal ini agar perusahaan tersebut memiliki legalitas untuk menjalankan
kegiatannya. Lebih dari itu tiap-tiap dari jenis badan hukum yang dipilih memiliki batasan tugas,
wewenang, dan tanggung jawab masing-masing. Kemudian juga memiliki keleluasaan dalam
menjalankan aktivitasnya termasuk tanggung jawabnya terhadap pihak yang berkepentingan
dengan perusahaan.
Pendirian suatu badan hukum perusahaan, haruslah memenuhi persyaratan yang telah
diterapkan. Tentunya dengan memerhatikan kelebihan dan kekurangan jenis dari badan hukum
yang dipilih. Khususnya untuk badan hukum yang akan didirikan oleh pihak swasta jumlahnya
cukup beragam. Ada beberapa faktor untuk memilih badan usaha yang akan dijalankan. Menurut
Kasmir (2013: 27), dalam praktiknya pertimbangan utama pemilihan bentuk badan hukum
perusahaan antara lain:
a. Keleluasaan untuk beraktivitas.
b. Batas wewenang dan tanggung jawab pemilik.
c. Kemudahan pendirian.
d. Kemudahan memperoleh modal.
e. Kemudahan untuk memperbesar usaha.
f. Kelanjutan usaha.
g. Pertimbangan lainnya.

Dengan mempertimbangkan beberapa faktor di atas, maka diharapkan badan usaha yang
dipilih benar-benar mampu memenuhi harapan pemiliknya. Namun perlu dingat bahwa seiring
dengan perubahan yang setiap saat berubah, maka pemilihan badan usaha juga harus memiliki
visi yang jauh ke depan.
Ada tiga bentuk umum perusahaan menurut Sartono (2014: 15), yaitu perusahaan
perseorangan atau sole proprietorship, persekutuan atau partnership, dan perseroan terbatas
atau corporation. Meskipun perusahaan perseorangan mendominasi kegiatan perekonomian di
berbagai negara, namun perseroan sejauh ini merupakan bentuk dominan dalam hubungannya
dengan penerimaan dan laba bersih.
I. Perusahaan Perseorangan.
Perusahaan perseorangan merupakan bentuk badan hukum yang hanya dimiliki
oleh satu orang dan menanggung seluruh risiko secara pribadi. Manajemen perusahaan
dikelola pemilik yang berfungsi sebagai direktur atau manajer atau bahkan sekaligus
pelaksana harian di perusahaan tersebut. Pemilik merupakan aktor utama dalam
mengambil setiap kebijakan dan keputusan perusahaan.
Kemudian juga dalam hal pengelolaan aktivitas perusahaan sehari-hari, termasuk
melakukan hubungan dengan para pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan.Dalam hal pembayaran pajak perusahaan perseorangan tidak mengenal
pemisahan dalam pembayaran pajak, pemilik hanya perlu menambahkan keuntungan
atau mengurangi kerugian yang terjadi dalam usahanya pada saat perhitungan
penghasilan kena pajak pribadi. Bagi pemerintah bentuk perusahaan ini dilihat dari sisi
pajak sangat merugikan, hal ini disebabkan beberapa insentif tambahan seperti asuransi
dan biaya pengobatan tidak dimasukkan sebagai biaya perusahaan, sehingga tidak dapat
dikurangkan dalam perhitungan pajak penghasilan.
Adapun keuntungan yang dapat diperoleh jika memiliki perusahaan perseorangan
adalah sebagai berikut (Kasmir, 2013: 29-30):
 Pendirian perusahaan sangat mudah dan tidak berbelit-belit. Mudah dalam
hal persyaratan pendirian karena tidak memerlukan syarat yang berat dan
cepat dari segi waktu.
 Perusahaan perseorangan cocok untuk usaha yang relatif kecil, artinya bagi
mereka yang memiliki modal dan bidang usaha yang terbatas.
 Tidak terlalu memerlukan akta formal (akta notaris) seperti hal bentuk badan
usaha lainnya, sehingga pemilik tidak perlu mengeluarkan biaya yang
berlebihan serta memenuhi syarat-syarat lainnya.
 Memiliki keleluasaan dalam hal mengambil keputusan baik menentukan arah
perusahaan atau hal-hal yang berkaitan dengan keuangan perusahaan.
 Dalam hal peraturan, tidak terlalu banyak peraturan pemerintah yang
mengatur perusahaan jenis ini, sehingga pemilik bebas untuk melakukan
aktivitasnya.
 Dalam hal pajak, pemilik tidak perlu membayar pajak perseroan, walaupun
semua pendapatan harus bayar pajak perseorangan.
 Semua keuntungan menjadi dan dimiliki oleh pemilik dan dapat digunakan
secara bebas oleh pemilik.
Sementara itu keterbatasan atau kerugian perusahaan perseorangan antara lain
dalam hal (Kasmir, 2013: 30-31):
 Permodalan Relatif lebih sulit memperoleh modal, artinya jika perusahaan
memerlukan modal tambahan untuk melakukan kegiatan operasional
perusahaan atau investasi, maka memperoleh modal pinjaman dari pihak
terutama perbankan relatif sulit, terutama untuk jumlah yang besar.
 Ikut tender Perusahaan perseorangan relatif sulit untuk mengikuti tender
yang diberikan oleh berbagai perusahaan. Kesulitan ini biasanya terletak pada
pemenuhan persyaratan kelengkapan dokumen yang dibutuhkan dan jumlah
dana yang tersedia.
 Tanggung jawab Pemilik perusahaan bertanggung jawab terhadap utang
perusahaan secara penuh sampai harta pribadi jika harta perusahaan tidak
mencukupi untuk membayar utangnya.
 Kelangsungan hidup Mayoritas kelangsungan hidup atau umur perusahaan
relatif lebih singkat walaupun ada yang sampai beberapa turunan. Hal ini
disebabkan kepemimpinan pemilik sulit ditularkan kepada keluarga, sehingga
terjadi kefakuman yang menyebabkan kelangsungan hidup perusahaan
berakhir. Hal ini disebabkan juga akibat pemiliknya meninggal dunia sulit
untuk mencari penggantinya.
 Sulit berkembang Artinya, jika perusahaan ingin memperbesar usahanya akan
sulit kalau masih menggunakan badan hukum perseorangan. Hal ini
disebabkan kesulitan dalam hal mengelola usaha yang hanya berada dalam
satu tangan, sehingga jika ingin memperbesar usaha harus mengubah lebih
dahulu badan hukumnya.
 Administrasi yang tidak terkelola secara baik Dalam menjalankan aktivitasnya
biasanya perusahaan perseorangan tidak mengelola administrasinya secara
baik, sehingga terkadang dokumentasi dari setiap transaksi sulit untuk dicari.
Bahkan terkadang setiap transaksi tidak didukung dengan dokumen yang
seharusnya dibutuhkan. Hal ini tentunya akan menyulitkan, bila terjadi klaim
dari berbagai pihak.

II. Perusahaan Persekutuan.


Persekutuan atau firma adalah bentuk usaha di mana dua orang atau lebih yang
secara bersama-sama membentuk satu badan usaha. Untuk menghindari
kesalahpahaman di masa datang masing-masing pihak biasanya menandatangani
perjanjian tertulis secara formal.
Perjanjian formal tersebut memuat: tanggal perjanjian, nama usaha, jenis usaha,
tempat operasi usaha, nama pihak-pihak yang terlibat, jumlah investasi, cara pembagian
keuntungan dan kerugian, tanggung jawab dan wewenang masing-masing pihak,
tenggang waktu berlakunya perjanjian dan isu penting yang perlu dicantumkan. Anggota
persekutuan ada yang aktif artinya turut mengelola perusahaan tetapi ada pula yang pasif
dan hanya menyetorkan modal saja.
Untuk mendirikan firma terdiri dari dua cara. Pertama melalui akta resmi dan yang
kedua akta di bawah tangan. Jika melalui akta resmi, maka proses selanjutnya harus
sampai di berita negara. Namun jika memilih akta di bawah tangan proses tersee tidak
perlu, cukup melalui kesepakatan pihak-pihak terlibat.
Kepemimpinan firma berada sepenuhnya di tangan pemilik sekaligus bertanggung
jawab terhadap segala risiko yang mungkin timbul, seperti masalah utang piutang. Modal
firma diperoleh dari mereka yang terlibat dalam firma dan besarnya tergantung
kesepakatan dari para pihak yang terlibat.
Mendirikan perusahaan dalam bentuk firma banyak memberikan keuntungan jika
dibandingkan dengan perusahaan perseorangan. Adapun keuntungan menurut Sartono
(2014: 16) dengan pendirian perusahaan dalam bentuk firma antara lain:
 Mudah dalam pembentukannya,
 Dapat mengumpulkan dana relatif lebih mudah dibandingkan dengan bentuk
usaha perseorangan,
 Tersedianya keahlian manajerial yang lebih banyak, dan
 Tingkat pajak penghasilan yang rendah.
Sementara itu kelemahan bentuk usaha semacam ini adalah:
 Tanggung jawab terhadap utang perusahaan yang tidak terbatas,
 Usia perusahaan yang terbatas karena apabila salah satu anggotanya
meninggal atau keluar, maka usaha tersebut bubar,
 Kesulitan dalam pemindahan kepemilikan atau kurangnya fleksibilitas untuk
penambahan anggota, dan
 Kemungkinan timbul masalah yang lebih kompleks dibandingkan dengan
bentuk perseorangan.

III. Perseroan Terbatas.


Perseroan terbatas (PT) adalah badan hukum yang merupakan persekutuan
modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar
yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
Berikut ini ciri utama dari perusahaan yang berbentuk badan hukum perseroan
terbatas, yaitu (Kasmir, 2013: 36):
 Kewajiban kepada pihak luar, terbatas hanya kepada modal yang
disetorkannya. Artinya, jika perusahaan harus menanggung utang kama
kewajiban pemilikhanya terbatas kepada modal yang disetor. Artinya, harta
pribadi tidak ikut dijaminkan untuk membayar kewajiban tersebut.
 Kemudahan alih kepemilikan, (transfer kepemilikan), artinya jika seseorang
memegang saham perusahaan tersebut kemudian ingin menjualnya dengan
berbagai sebab, maka dengan mudah dapat dipindahtangankan atau dijual
kepada pihak lain.
 Usia PT tidak terbatas, artinya perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas
memiliki usia yang tidak terbatas, selama masih mampu untuk beroperasi
atau walaupun pemilik atau manajemennya meninggal dunia dapat
dilanjutkan pemilik saham lainnya.
 Kemampuan untuk menghimpun dana dalam jumlah besar, artinya jika
perusahaan ingin memperolah modal dalam jumlah yang besar, maka dengan
mudah pihak kreditor untuk memercayainya (tentu dengan syarat layak untuk
dibiayai).
 Kebebasan untuk melakukan berbagai aktivitas bisnis, baik jenis atau bidang
usaha maupun wilayah operasinya yang lebih luas dan beragam.
Kemudian untuk menjalankan aktivitasnya setiap perseroan terbatas memiliki Organ
Perseroan, yaitu:
 Rapat Umum Pemegang Saham.
 Direksi.
 Dewan Komisaris.
Dalam praktiknya kita mengenal berbagai macam jenis-jenis perseroan terbatas.
Masing - masing jenis memiliki kelebihan masing-masing serta syarat-syarat tertentu.
Berikut ini jenis perseroan terbatas dilihat dari berbagai sudut pandang, dilihat dari segi
kepemilikan. Artinya, siapa saja yang menjadi pemilik dari saham perusahaan tersebut
apakah warga negara Indonesia, asing, atau pemerintah.
 Perseroan Terbatas Biasa Merupakan PT di mana para pendiri, pemegang
saham dan pengurusnya adalah warga negara Indonesia dan badan hukum
Indonesia (dalam pengertian tidak ada modal asing).
 Perseroan Terbatas Terbuka Merupakan PT yang didirikan dalam rangka
penanaman modal dan dimungkinkan warga negara asing dan/atau badan
hukum asing menjadi pendiri, pemegang saham, dan/atau pengurusnya dari
PT tersebut.
 Perseroan Terbatas PERSERO Merupakan PT yang dimiliki oleh pemerintah
melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Perseroan terbatas jenis ini
sebagian besar pengaturannya tunduk pada ketentuan tentang Badan Usaha
Milik Negara. Biasanya perusahaan jenis ini, kata persero ditulis di belakang
nama perseroan terbatas tersebut. Contohnya: PT. Telkom (Persero).
Kemudian dilihat dari segi status perseroan terbatas dibagi dalam:
 Perseroan Tertutup Perseroan tertutup merupakan Perseroan Terbatas yang
modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau
perseroan dan tidak melakukan penawaran umum.
 Perseroan Terbuka Perseroan terbuka maksudnya adalah perseroan yang
modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau
perseroan yang melakukan penawaran umum, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal. Pemberian nama PT jenis ini
biasanya disertai dengan singkatan “Tbk.” di belakang nama PT tersebut.
Sebagai contoh PT. Multy Marindo, Tbk.

Seperti halnya jenis badan usaha lainnya untuk mendirikan PT juga diperlukan
berbagai persyaratan yang harus dipenuhi dan tahap-tahap pendiriannya. Berikut ini
syarat pendirian perseroan terbatas sesuai dengan Undang-Undang PT, yakni (Kasmir,
2013: 38-39):
 Perseroan didirikan oleh dua orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat
dalam bahasa Indonesia.
 Setiap pendiri Perseroan wajib mengambil bagian saham pada saat perseroan
didirikan.
 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) tidak berlaku dalam rangka
peleburan.
 Perseroan memperoleh status badan hukum pada tanggal diterbitkannya
keputusan menteri mengenai pengesahan badan hukum perseroan.
 Setelah Perseroan memperoleh status badan hukum dan pemegang saham
menjadi kurang dari dua orang, dalam jangka waktu paling lama enam bulan
terhitung sejak keadaan tersebut pemegang saham yang bersangkutan wajib
mengalihkan sebagian sahamnya kepada orang lain atau perseroan
mengeluarkan saham baru kepada orang lain.
 Dalam hal jangka waktu sebagaimana dimaksud pada Ayat (5) telah dilampaui,
pemegang saham tetap kurang dari dua orang, pemegang saham bertanggung
jawab secara pribadi atas segala rikatan dan kerugian perseroan, dan atas
permohonan pihak yang berkepentingan, pengadilan negeri dapat
membubarkan perseroan tersebut.
 Ketentuan yang mewajibkan perseroan didirikan oleh dua orang atau lebih
sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), dan ketentuan pada Ayat (5), serta Ayat
(6) tidak berlaku jika: a. Persero yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara,
atau b. Perseroan yang mengelola bursa efek, lembaga kliring dan
penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, dan lembaga lain
sebagaimana diatur dalam UndangUndang tentang Pasar Modal.

Dalam pendirian perseroan terbatas diperlukan sejumlah modal tertentu yang


dipersyaratkan. Artinya besarnya modal sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam
praktiknya modal perseroan terbatas terdiri dari (Kasmir, 2013: 39-40):
 Modal dasar (authorized capital) Modal dasar perseroan terdiri atas seluruh
nilai nominal saham dan merupakan modal yang pertama kali dan tertera
dalam akta notaris pada saat perseroan terbatas tersebut didirikan. Besarnya
modal dasar perseroan paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah).
 Modal ditempatkan atau dikeluarkan (issued capital) Merupakan modal yang
telah ditempatkan atau dikeluarkan para pemegang saham. Besarnya modal
ditempatkan minimal 25% dari modal dasar.
 Modal setor (paid-up capital) Merupakan modal yang harus sudah disetor
oleh pemegang saham yang jumlahnya paling sedikit 25% dari modal dasar
harus ditempatkan dan disetor peuh. Modal ditempatkan dan disetor penuh
dibuktikan dengan bukti penyetoran yang sah.

Dalam perseroan terbatas terdapat pemisahan antara pemilik dan manajer.


Pemisahan ini memberikan perseroan terbatas keuntungan berupa:
 tanggung jawab terhadap utang perusahaan yang terbatas,
 usia perusahaan tidak terbatas artinya perusahaan akan terus beroperasi
meskipun pendirinya meninggal atau keluar dari perusahaan,
 pemindahan kepemilikan yang mudah dengan cara menjual saham di bursa,
 mudah untuk mengumpulkan dana dalam jumlah yang besar melalui
penjualan saham atau obligasi, dan
 lebih mudah memperoleh manajemen yang profesional.
Meskipun memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan bentuk perseorangan
maupun persekutuan, perseroan terbatas juga memiliki kelemahan seperti misalnya:
 pemilik perusahaan harus membayar pajak yang lebih besar,
 biaya pembentukan yang lebih mahal dan masalah yang lebih kompleks,
 kemungkinan timbulnya agency problem atau konflik antar kelompok dalam
perusahaan semakin besar, dan
 lebih banyak campur tangan pemerintah dan memerlukan biaya yang sangat
besar untuk memenuhi peraturan pemerintah terutama yang berkaitan
dengan pasar modal.

B. Lingkungan Perpajakan.
Hukum perpajakan yang diterapkan dalam suatu negara berpengaruh terhadap manajer
keuangan dalam pengambilan keputusan. Hukum pajak yang terkait diantaranya:
1. Pajak Penghasilan.
Pajak penghasilan badan usaha di Indonesia didasarkan pada struktur bertingkat.
 Penghasilan Kena Pajak suatu badan adalah penghasilan dikurangi semua biaya.
 Tingkat pajak adalah sebesar persentase tertentu dari PKP yang harus dibayar
dalam bentuk pajak.
 Tingkat pajak marginal adalah tingkat pajak yang dikenakan terhadap tingkat
penghasilan pajak tertentu, misalnya tambahan penghasilan di atas jumlah
tertentu.
 Contoh: Misalkan tarif umum pajak orang pribadi dan badan dalam negeri.

2. Depresiasi.
Alokasi cost aktiva tetap berwujud sebagai biaya dalam periode yang menerima
manfaat, secara rasional dan sistematis. Depresiasi bersifat mengurangi penghasilan
kena pajak. Metode Depresiasi :
 Garis lurus (straight line): mengalokasikan depresiasi dari tahun ke tahun,
besarnya sama.
 Saldo menurun (double declining balance): mengalokasikan biaya depresiasi dari
persentase tetap dari nilai buku neto.
 Modified accelerated cost recovery system (MACRS): metode depresiasi
dipercepat.
Dalam akuntansi, depresiasi diakui sebagai biaya sehingga mengurangi penghasilan
kena pajak. Biaya depresiasi digunakan untuk mengurangi hasil penjualan. Biaya
depresiasi adalah biaya yang tidak mengeluarkan kas, oleh karenanya laba setelah
pajak tidak mencerminkan aliran kas.

3. Amortisasi dan Deplesi


Amortisasi aktiva tetap tidak berwujud adalah alokasi biaya aktiva tetap tidak
berwujud sebagai biaya dalam periode yang menerima manfaatnya secara rasional
dan sistematis. Deplesi (amortisasi) adalah alokasi biaya aktiva sumber daya alam
sebagai biaya dalam periode yang menerima manfaatnya secara rasional. Deplesi
mengurangi pajak.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:


i. Untuk deplesi: pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan (kecuali hak
penambangan minyak dan gas bumi) dan hak pengusahaan hutan dideplesi dengan
menggunakan metode satuan produksi dengan tarif maksimum 20%
ii. Pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan minyak dan gas bumi dideplesi
dengan menggunakan satuan produksi dan tanpa tarif batasan.

4. Pembiayaan dengan Utang dan penghasilan Dividen


Selain ekuitas pembiayaan perusahaan dapat dibelanjai dengan utang. Pembelanjaan
dengan hutang dapat mengurangi PKP (penghematan pajak), sedangkan pembiayaan
yang dibelanjai dengan saham baik saham biasa maupun saham preferen tidak
mengurangi PKP. Hal ini dikarenakan bahwa biaya bunga yang dikeluarkan akan
mengurangi PKP sedangkan pembayaran dividen berasal dari laba setelah pajak
(terlihat dalam laporan laba rugi).
C. Lingkungan Keuangan.
Terdiri dari sejumlah lembaga keuangan dan pasar yang melayani perusahaan, bisnis,
individu, dan pemerintah. Lembaga keuangan yang dimaksud adalah bank komersial,
lembaga tabungan, perusahaan asuransi, dll.
Tujuan pasar keuangan adalah mengalokasikan tabungan kepada para pemakai akhir
secara efisien. Secara skematis aliran dana dan mekanisme pasar keuangan dilihat pada
gambar di bawah ini.

Beberapa hal yang perlu diketahui oleh manajer keuangan dalam lingkungan keuangan
antara lain:
 Pasar uang dan pasar modal - Pasar uang berhubungan dengan pembelian dan
penjualan surat obligasi perusahaan swasta dan surat berharga yang dikeluarkan
pemerintah berjangka pendek. Contoh surat berharga berjangka pendek: commercial
paper, bankers acceptance, dan line of credit. - Pasar modal berhubungan dengan
pembelian dan penjualan surat ekuitas dan utang jangka panjang (saham, obligasi,
dll). - Pasar uang dan pasar modal: pasar primer dan pasar sekunder.
 Return dan risiko pada pasar keuangan - Pasar keuangan mengalokasikan dana
berdasarkan harga (yang diekspresikan dengan return yang diharapkan dan risiko). -
Perbedaan dalam risiko kegagalan, marketability, maturity, dan taxibility
mempengaruhi return yang diharapkan.
 Inflasi - Kenaikan harga secara menyeluruh. Semakin tinggi inflasi, semakin tinggi nilai
nominal suatu surat berharga.
III. Nilai Waktu Terhadap Uang.
Pemahaman konsep nilai waktu dari uang ini diperlukan manajer keuangan dalam
mengambil keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan
keputusan ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan dipilih. Apakah sejumlah
uang yang akan diterima dari hasil investasi pada akhir tahun ketiga misalnya, akan sama nilainya
dengan sejumlah uang yang sama yang kita miliki pada hari ini? Hal ini adalah menyangkut “nilai
waktu dari uang” (time value of money).
Apabila kita tidak memperhatikan nilai waktu dari uang maka uang sebesar Rp. 10.000,00
yang akan kita terima pada akhir tahun depan adalah sama saja nilainya dengan uang sebesar Rp.
10.000,00 yang kita miliki sekarang. Lain halnya kalau kita memperhatikan nilai waktu dari uang,
maka nilai uang Rp. 10.000,00 sekarang adalah lebih tinggi daripada uang Rp. 10.000,00 yang
akan kita terima pada akhir tahun depan. Sebab kalau kita memiliki uang sebesar Rp. 10.000,00
sekarang, dapat disimpan di bank dengan bunga misalnya 8% setahunnya, sehingga pada akhir
tahun uang tersebut akan menjadi Rp. 10.800,00. Jadi uang sebesar Rp. 10.000,00 sekarang
nilainya sama dengan Rp. 10.800,00 pada akhir tahun.
Konsep nilai waktu dari uang berhubungan dengan tingkat bunga yang digunakan dalam
perhitungan aliran kas. Sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kompensasi terhadap apa yang
dapat diperoleh dengan penggunaan uang tersebut ialah apa yang disebut “bunga”. Apabila
semua aliran kas di dunia usaha sudah pasti, maka tingkat bunga dapat digunakan untuk
menyatakan nilai waktu dari uang. Kenyataan dalam kehidupan bisnis terdapat ketidakpastian
aliran-aliran kas tersebut. Untuk itu perlu menambah suatu premi risiko pada tingkat bunga
sebagai kompensasi adanya ketidakpastian tersebut.
1. Bunga Sederhana.
Penggunaan faktor bunga untuk menilai jumlah uang tertentu dalam proses
pemajemukan dapat digunakan bunga sederhana atau bunga majemuk. Bunga sederhana
adalah bunga yang dibayarkan (dikenakan) hanya pada pinjaman atau tabungan atau
investasi pokoknya saja (Harjito dan Martono, 2014: 21). Jumlah uang dari bunga
sederhana merupakan fungsi dari variabel-variabel: pinjaman pokok, tingkat bunga per
tahun, dan jumlah waktu lamanya pinjaman. Rumus untuk menghitung jumlah bunga
sederhana adalah:

Si = jumlah bunga sederhana


Po = pinjaman atau tabungan pokok
I = tingkat bunga per periode waktu dalam persen
n = jangka waktu
2. Bunga Majemuk.
Nilai majemuk (“compound value” atau “ending amount”) dari sejumlah uang
adalah adalah penjumlahan dari uang pada permulaan periode atau jumlah modal pokok
dengan jumlah bunga yang diperoleh selama periode tersebut (Riyanto, 2015: 106) dan
secara aljabar dapat diformulasikan sebagai berikut:

P = jumlah uang pada permulaan periode, atau modal pokok


i = suku/tingkat bunga
I = jumlah bunga dalam uang yang diperoleh selama periode tertentu
V = jumlah akhir atau jumlah dari P + I
Secara umum rumusnya ditulis:

3. Nilai Sekarang (Present Value).


Menurut Riyanto (2015: 108-109) kalau “compound value” dimaksudkan untuk
menghitung jumlah uang pada akhir suatu periode di waktu mendatang, maka “present
value” sebaliknya dimaksudkan untuk menghitung besarnya jumlah uang pada permulaan
periode atas dasar tingkat bunga tertentu dari suatu jumlah yang akan diterima beberapa
waktu kemudian.
Sebagaimana diuraikan di muka kalau kita memperhatikan nilai waktu dari uang,
uang sebesar Rp. 1.000,00 yang akan kita terima pada akhir tahun depan atas dasar
tingkat bunga tertentu, nilainya pada permulaan periode adalah lebih kecil dari Rp.
1.000,00 atau dengan kata lain, nilai sekarangnya (“present value”-nya) lebih kecil dari
Rp. 1.000,00.
Dengan demikian kalau “nilai majemuk” menghitung jumlah akhir pada akhir
periode dari sejumlah uang yang kita miliki sekarang atas dasar tingkat bunga tertentu,
“nilai sekarang” menghitung nilai pada waktu sekarang jumlah uang yang baru akan kita
miliki beberapa waktu kemudian. Dengan demikian maka cara menghitung “present
value”, adalah sebaliknya dari cara menghitung “compound value”, yaitu dengan rumus:
A. Nilai Sekarang Apabila Bunga Dihitung Lebih dari Satu Kali dalam Satu Periode
Dalam praktik sehari-hari, kita menjumpai bahwa bunga diperhitungkan lebih
dari satu kali dalam satu periode atau satu tahun. Seperti lazimnya bunga
diperhitungkan setiap hari, mingguan, bulanan, semesteran dan sekali dalam setahun.
Apabila bunga diperhitungkan lebih dari satu kali dalam satu periode, maka dengan
mudah dapat dicari nilai sekarang dengan menggunakan tabel nilai sekarang faktor
bunga.
Namun demikian menurut Sartono (2014: 57-58) sering timbul masalah apabila
hasil pembagian tingkat bunga dengan frekuensi penghitungan ternyata tidak berupa
bilangan bulat seperti dalam tabel. Secara sederhana nilai sekarang aliran kas (FVn)
apabila bunga dihitung sebanyak m kali selama periode n dapat dinyatakan dalam
bentuk persamaan:

4. Nilai Kemudian (Future Value).


Misalkan saudara saat ini berumur 25 tahun dan memulai menyimpan setiap
tahun Rp. 20.000,00 dalam bentuk tabungan dengan bunga 15% per tahun. Pada saat
saudara berusia 65 tahun atau 40 tahun kemudian, berapakah nilai simpanan saudara
kalau saudara tidak mengambil mengambil sekalipun? Coba pilih mana yang benar: Rp.
8.000.000,00, Rp. 9.000.000,00, atau Rp. 10.000.000,00 semua alternatif tersebut adalah
salah. Simpanan saudara akan berjumlah Rp. 35.580.000,00.
Mengapa dapat menjadi begitu besar, karena nilai waktu uang memungkinkan
simpanan saudara menghasilkan bunga dan bunga tersebut akan menambah pokok
simpanan; Pokok simpanan yang setiap tahun menjadi semakin besar sehingga simpanan
saudara menjadi berlipat ganda.
Nilai kemudian atau future value dapat diperoleh dengan mengalikan tingkat
bunga dengan pokok pinjaman untuk periode tertentu. Tingkat bunga dapat dihitung
setiap bulan, kuartalan, enam bulan atau satu tahun sekali. Bahkan dalam dunia
perbankan di negara kita, dikenal dengan simpanan bunga harian meskipun tingkat bunga
ditetapkan setiap satu tahun.
A. Nilai Kemudian Apabila Bunga Dihitung Lebih dari Satu Kali dalam Satu Periode.
Seperti halnya dalam penghitungan nilai sekarang, apabila bunga
diperhitungkan lebih dari sekali dalam satu periode maka kita pun dapat dengan
mudah mencari nilai kemudian dengan membagi ting bunga dengan frekuensi
perhitungan bunga dalam satu periode, kemudian memangkatkannya dengan tingkat
bunga kali frekuensi perhitungan bunga (Sartono, 2014: 49-50).

5. Anuitas (Annuity).
Anuitas adalah suatu rangkaian pembayaran uang dalam jumlah yang sama yang
terjadi dalam periode waktu tertentu (Harjito dan Martono, 2014: 27). Ada 2 macam
anuitas, yaitu anuitas biasa (ordinary annuity) dan anuitas jatuh tempo (due annuity).
Anuitas biasa atau juga disebut anuitas tertunda merupakan anuitas dari suatu
pembayaran yang dilakukan pada akhir periode untuk setiap periode tertentu. Apabila
kita akan membayar uang sebesar Rp. 8.000.000 per tahun selama 3 tahun, maka
rangkaian pembayaran menurut anuitas biasa dapat dilihat pada skema berikut:

Skema di atas menunjukkan aliran kas selama 3 tahun di mana setiap akhir tahun
sebesar Rp. 8.000.000. Garis waktu menunjukkan urutan aliran kas dari tahun 1 sampai
tahun ke-3 masing-masing sebesar Rp. 8.000.000,00. Apabila pembayaran dilakukan pada
awal periode, maka rangkaian pembayaran tersebut dinamakan anuitas jatuh tempo.
Konsep anuitas biasa dan anuitas jatuh tempo dapat diterapkan dengan konsep
pemajemukan baik untuk nilai yang akan datang (nilai masa depan) maupun nilai.
A. Anuitas Nilai Sekarang (Present Value of Annuity)
Nilai sekarang dari suatu anuitas (Present Value of Annuity, disingkat PVAn)
didefinisikan sebagai nilai anuitas majemuk saat ini (sekarang) dengan
pembayaran atau penerimaan periodik (R) dan n sebagai jangka waktu anuitas.
B. Anuitas Nilai Kemudian (Future Value of Annuity)
Nilai yang akan datang dari suatu anuitas (Future Value of Annuity disingkat FVAn)
didefinisikan sebagai nilai anuitas majemuk masa datang (masa depan) dengan
pembayaran atau penerimaan periodik (R) dan n sebagai jangka waktu anuitas
(Harjito dan Martono, 2014: 27-30).
6. Penentuan Tingkat Bunga.
Sampai saat ini kita mengasumsikan bahwa tingkat bunga diketahui. Dalam praktik
tidak jarang manajer keuangan dihadapkan pada pengambilan keputusan untuk
menentukan apakah tingkat keuntungan yang dihasilkan cukup rasional. Dengan
demikian manajer keuangan harus mencari berapa tingkat keuntungan minimal yang
menyamakan nilai sekarang aliran kas keluar dengan nilai sekarang kas masuk yang
diharapkan akan diperoleh di masa datang dan disebut juga dengan internal rate of
return. Terdapat tiga alternatif menurut Sartono (214: 61-64) kemungkinan aliran kas di
masa datang: terjadi hanya satu kali, anuitas, dan aliran kas yang terjadi berulang kali
dengan jumlah yang tidak sama besar.
Internal rate of return dapat dicari dengan menggunakan tabel nilai sekarang
faktor bunga yang sesuai atau mendekati dengan hasil perhitungan. Alternatif lain adalah
aliran kas yang terjadi berulang kali dengan jumlah yang sama untuk satu jangka waka
tertentu. Dengan menggunakan persamaan nilai sekarang anuitas kita dapat dengan
mudah mencari internal rate of return yang tidak lain sebesarnilai sekarang faktor bunga
anuitas.

7. Amortisasi Pinjaman.
Salah satu manfaat konsep nilai sekarang adalah untuk menentukan amortisasi
pinjaman. Pada umumnya pihak pemberi pinjaman meminta pembayaran yang sama
setiap periode. Pembayaran tersebut meliputi angsuran pokok pinjaman dan pembayaran
bunga yang dapat diperhitungkan secara bulanan, semesteran maupun satu tahun sekali.
Karena pembayaran pinjaman dilakukan dengan jumlah yang sama, maka konsep nilai
sekarang anuitas sangat cocok untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Sekali lagi dapat disimpulkan bahwa ide dasar dari konsep nilai waktu uang adalah
bahwa uang yang akan diterima di masa datang memiliki nilai yang lebih rendah dibanding
dengan penerimaan yang sama saat ini. Konsep ini menjadi sangat penting dalam
pengambilan keputusan keuangan karena adanya perbedaan dimensi waktu aliran kas.
Perusahaan melakukan investasi saat ini dengan harapan untuk memperoleh aliran kas di
masa mendatang. Perbedaan nilai terjadi karena perbedaan waktu penerimaan.

Anda mungkin juga menyukai