Anda di halaman 1dari 12

BAB III

BAHAN & PERALATAN

3.1. Bahan-bahan yang Digunakan

Dalam sebuah proyek pekerjaan konstruksi, penyediaan bahan dan

peralatan kerja memerlukan menejemen yang baik untuk menunjang

standar dan kondisi dilapangan. Bahan yang digunakan juga harus sesuai

dengan RKS (Rencana kerja dan syarat-syarat teknis) dan telah mendapat

persetujuan dari pengawas dinas dan konsultan dengan menunjukan

contoh bahannya. Pihak konsultan memerikasa bahan dan material yang

datang secara langsung. Apakan bahan itu sesuai dengan contoh atau

tidak. Jika disetujui, maka pekerjaan dapat dilanjutkan, namun jika tidak

maka diganti sesuai dengan permintaan konsultan atau sesuai dengan

RKS.

Adapun bahan material yang digunakan pada proyek pembangunan

jalan LC (Lean Clearing) Meri Jayanegara Kota Mojokerto adalah :

3.1.1. Sirtu (Pasir Batu)

Sirtu berasal dari dua bagian batu, yang berukuran besar merupakan

material dari batuan beku, metamorf dan sedimen. Sedangkan berukuran

halus terdiri pasir dan lempung. Seluruh material tersebut tererosi dari

batuan induknya bercampur menjadi satu dengan material halus. Kuatnya

proses pelapukan batuan dan jauhnya transportasi sehingga material

batuan berbentuk elip atau bulat dengan ukuran mulai kerikil sampai

bongkah. Pada proyek pembangunan jalan LC (Lean Clearing) Meri

Jayanegara Kota Mojokerto untuk urugan di bawah lapis pondasi bawah

17
18

menggunakan sirtu dari Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokero. Untuk

berm menggunakan tanah dari Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokero .

3.1.2. LPA Kelas A dan LPB

Lapis pondasi atas menggunakan sirtu dengan butiran pecah

tertahan ayakan 3/8’’, abrasi agregat kasar 0 – 40 %, gumpalan lempeng

dan butiran-butiran mudah pecah maksimal 25%. Sedangkan untuk lapis

pondasi bawahnya abrasi agregat kasar maksimal 40 % dengan gumpalan

lempeng dan butiran-butiran mudah pecah min 0 dan maksimal 5%.

3.1.3. Lapisan Resep Pengikat - Aspal

Lapisan pengikat menggunakan aspal semen penetrasi 80/100 atau

penetrasi 60/70 memenuhi AASHTO M20, diencerkan dengan minyak

tanah (korosen), dengan perbandingan pemakaian minyak tanah pada

percobaan pertama harus dari 80 - 85 bagian minyak per 100 bagian aspal

semen (80 pph - 85 pph). Takaran pemakaian per m², 0,4 sampai 1,3 liter

per m² persegi.

3.1.4. Lapisan Perekat – Aspal

Lapaisan perekat menggunakan aspal semen penetrasi 60/70 atau

penetrasi 80/100 yang memenuhi ketentuan R-SNI S-01-2003., diencer

dengan 25 - 30 bagian minyak tanah per 100 bagian aspal (25 pph - 30

pph). Takaran pemakaian Per m² :

- Permukaan baru atau aspal atau beton lama yang licin : 0,15 ltr

- Permukan porous dan terekpos cuaca : 0,15 - 0,35 ltr

- Permukaan berbahan pengikat semen : 0,2 - 1,0 ltr


19

3.1.5. Laston Lapis Antara Asphalt Concrete – Binder Course (AC-

BC)

Lapisan ini merupakan lapisan perkerasan yang terletak dibawah

lapisan aus (Wearing Course) dan di atas lapisan pondasi (Base Course).

Lapisan ini tidak berhubungan langsung dengan cuaca, tetapi harus

mempunyai ketebalan dan kekakuan yang cukup untuk mengurangi

tegangan/regangan akibat beban lalu lintas yang akan diteruskan ke

lapisan di bawahnya yaitu Base dan Sub Grade (Tanah Dasar).

Karakteristik yang terpenting pada campuran ini adalah stabilitas.

Ukuran agregat yang digunakan maksimum 19 mm, 25,4 mm dan

37,5 mm. Kadar aspal efektif 5,60% , penyerapan aspal 1,20% dan

kepadatannya 98% Standar Kerja (Job Standard Density).

3.1.6. Lapis Aus ( HRS - AC )

HRS (Hot Rolled Sheet) biasanya digunakan pada jalan dengan

beban lalu lintas yang sedang. Lapisan ini berada diatas lapis AC –BC.

Pada proyek pembangunan jalan LC (Lean Clearing) Meri Jayanegara Kota

Mojokerto menggunakan HRS lapis aus dengan ukuran agregat maksimum

19 mm, kadar aspal efektif 7,30 %, penyerapan aspal 1,70% dan

kepadatannya 97 % Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density).

3.1.7. U-Ditch

U-ditch adalah saluran dari beton bertulang dengan bentuk

penampang huruf U dan biasanya diberi tutup (Cover U-ditch). Umumnya

digunakan untuk saluran drainase atau irigasi. pada proyek pembangunan

jalan LC (Lean Clearing) Meri Jayanegara Kota Mojokerto menggunakan


20

U–Ditch ukuran 400 x 400 x 1200 mm CU 40 Gander 10 Ton dan ukuran

600 x 600 x 1200 CU 60 Gander 10 Ton, Mutu beton K-350, mutu besi wire

ro 50, BTD 40 BJTP 24 dengan system sambungan But joint.

3.2. Peralatan yang Digunakan

Peralatan kerja yang digunakan terdiri dari alat-alat berat dan alat-

alat pelengkap lainnya. Pemilihan jenis peralatan yang akan digunakan

dalam suatu pekerjaan merupakan faktor penting yang mempengaruhi

proses penyelesaian suatu pekerjaan secara cepat dan tepat. Adapun

peralatan yang digunakan pada proyek pembangunan jalan LC (Lean

Clearing) Meri Jayanegara Kota Mojokerto adalah sebagai berikut:

3.2.1. Theodolite

Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk

menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak.

Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di

dalam theodolite sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon

(detik). Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara

peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa

sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat

(piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga

memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga

dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar mengelilingi sumbu

horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua

sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi

(Farrington 1997). Gambar theodolite dapat dilihat pada Gambar 3.1.


21

Gambar 3.1. Theodholite


(Sumber : Dokumentasi lapangan)

3.2.2. Dozer

Dozer adalah suatu alat berat yang memakai track untuk pekerjaan

serbaguna yang memiliki kemampuan traksi yang tinggi. Bisa digunakan

untuk mendorong, menggusur, meratakan, menarik beban, menimbun, dll.

Kendaraan ini dapat beroperasi di daerah yang lunak maupun keras dan

mampu beroperasi di daerah sudut kemiringan tertentu. Jarak dorong

efisien berkisar antara 25-40 meter. Jarak mundur tidak boleh terlalu jauh

bila perlu gerakan mendorong dilakukan secara estafet. Mendorong di

daerah turunan lebih efesien jika dibandingkan dengan tanjakan. Gambar

dozer dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Dozer


(Sumber : Dokumentasi lapangan)
22

3.2.3. Excavator

Excavator adalah alat yang digunakan untuk pekerjaan galian dan

timbunan tanah. Excavator ini memiliki lengan (arm) yang dapat berputar,

sehingga dapat lebih mudah untuk menggali tanah dengan kedalaman

tertentu.

Pada proyek konstruksi jalan, Excavator digunakan untuk menggali

tanah dalam pekerjaan cut and fill lahan proyek, gambar excavator dapat

dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Excavator


(Sumber : Dokumentasi lapangan)

3.2.4. Dump Truck

Dump truck adalah sebuah truk yang mempunyai bak material yang

dapat dimiringkan sehingga untuk menurunkan material hanya dengan

memiringkan bak materialnya sehingga muatan akan dapat meluncur ke

bawah. Pada proyek konstruksi jalan, Dump truck digunakan untuk

mengangkut material seperti agregat pondasi kelas A dan material

timbunan. Gambar dump truck dapat dilihat pada Gambar 3.4.


23

Gambar 3.4. Dump truck


(Sumber : Dokumentasi lapangan)

3.2.5. Water Tanker Truck

Water tanker truck digunakan untuk mengangkut air, yang digunakan

untuk pekerjaan pemadatan lapis pondasi agregat kelas A, setelah

penghamparan material selesai kemudian dipadatkan dan disiram air

menggunakan water tanker truck. Water tanker truck yang di gunakan

proyek ini memiliki kapasitas sebesar 4000 liter.

Pada proyek ini, water tanker truck di datangkan langsung dari

kontraktor. Gambar water tanker truck dapat di lihat pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5. Water tanker truck


(Sumber : Dokumentasi lapangan)
24

3.2.6. Vibratory Roller

Vibratory roller adalah alat pemadat yang menggabungkan antar

tekanan dan getaran. Vibratory roller mempunyai efisiensi pemadatan yang

baik. Alat ini memungkinkan digunakan secara luas dalam tiap jenis

pekerjaan pemadatan. Akibat sama efek ditimbulkan oleh vibratory roller

adalah gaya dinamis terhadap tanah cenderung mengisi bagian-bagian

kosong terdapat diantara butir-butirnya sehingga akibatnya tanah menjadi

padat, dengan susunan yang lebih kompak.

Pada proyek ini, alat penggilas Vibratory roller yang digunakan

adalah sewa. Gambar alat berat Vibratory roller dapat di lihat pada Gambar

3.6. di bawah ini.

Gambar 3.6. Vibratory roller


(Sumber : Dokumentasi lapangan)

3.2.7. Motor Grader

Sebagai bagian dari alat berat, motor grader berfungsi sebagai alat

perata atau penghampar yang biasanya digunakan untuk meratakan dan

membentuk permukaan tanah. Selain itu, dimanfaatkan pula untuk

mencampurkan dan menebarkan tanah dan campuran aspal.


25

Pada proyek ini motor grader yang digunakan untuk menghamparkan

material lapis pondasi agregat kelas A (LPA). Alat tersebut didatangkan

adalah sewa. Gambar alat berat motor grader dapat di lihat pada Gambar

3.7. dibawah ini.

Gambar 3.7. Motor Grader


(Sumber : Dokumentasi lapangan)

3.2.8. Pneumatic Tire Roller

Untuk pneumatic tire roller, alat terdiri atas roda-roda ban karet yang

dipompa (pneumatic) maka area pekerjaan juga perlu dibebaskan dari

benda-benda tajam yang dapat merusak roda. Susunan dari roda muka

dan roda belakang selang-seling sehingga bagian yang tidak tergilas oleh

roda bagian muka maka akan digilas oleh roda bagian belakangnya. Alat

ini baik sekali digunakan pada penggilasan bahan yang bergranular, juga

baik digunakan pada penggilasan lapisan hot mix sebagai “penggilas

antara”. Gambar alat pemadat pneumatic tire roller dapat di lihat pada

gambar 3.8. di bawah ini

Gambar 3.8. Pneumatic tire Roller


(Sumber : Dokumentasi lapangan)
26

3.2.9. Tandem roller

Tandem roller adalah alat penggilas atau pemadat terdiri atas

berporos 2 (two axle) dan berporos 3 (three axle tandem rollers).

Penggunaan dari penggilas ini umumnya untuk mendapatkan permukaan

yang agak halus, misalnya pada penggilasan aspal beton dan lain-

lain. Tandem roller ini memberikan lintasan yang sama pada masing-

masing rodanya, beratnya antara 8 - 14 ton, penambahan berat yang

diakibatkan oleh pengisian zat cair (ballasting) berkisar antara 25% - 60%

dari berat penggilas.

Untuk mendapatkan penambahan kepadatan pada pekerjaan

penggilasan biasanya digunakan three axle tandem roller. Sebaiknya

tandem roller jangan digunakan untuk menggilas batu-batuan yang keras

dan tajam karena akan merusak roda-roda penggilasnya. Pada

proyek ini, alat penggilas tandem roller di datangkan langsung dari

kontraktor. Gambar alat berat tandem roller dapat di lihat pada Gambar 3.9.

di bawah ini.

Gambar 3.9. Tandem Roller


(Sumber : Dokumentasi lapangan)
27

3.2.10. Asphalt finisher

Alat ini berfungsi untuk menghamparkan aspal olahan dari mesin

pengolah aspal, serta meratakan lapisannya. Konstruksi Asphalt Finisher

cukup besar sehingga membutuhkan trailer untuk mengangkut alat ini ke

medan proyek. Asphalt Finisher memiliki roda yang berbentuk kelabang

atau disebut dengan crawler track dengan hopper yang tidak beralas.

Sedangkan di bawah hopper tersebut terdapat pisau yang juga selebar

hopper. Pada saat proses penghamparan, awalnya dimulai dengan

memasukkan aspal ke hopper. Kemudian aspal akan langsung turun ke

permukaan dan disisir oleh pisau. Untuk mendapatkan tingkat kerataan

yang diinginkan akan diatur oleh pisau tersebut. Gambar asphalt finisher

dapat di lihat pada Gambar 3.10. di bawah ini.

Gambar 3.10. Asphalt Finisher


(Sumber : Dokumentasi lapangan)

3.2.11. Alat-Alat konvensional

Alat-alat konvensional adalah peralatan sederhana yang digunakan

untuk membantu pekerjaan yang dilakukan oleh para tukang. Alat-alat

konvensional tersebut seperti sekop tangan, sapu lidi, garuk, traffic cone,
28

kereta dorong dan lainnya. Gambar alat-alat konvensional dapat dilihat

pada Gambar 3.11. di bawah ini.

Gambar 3.11. Alat-alat Konvensional


(Sumber : Dokumentasi lapangan)

Anda mungkin juga menyukai