Anda di halaman 1dari 4

Catatan 24

Gas Bose-Einstein

Dalam bab ini akan dibahas mengenai gas Bose-Einstein yang memenuhi statistic Bose-Einstein. Photon dan phonon
termasuk di dalamnya. Untuk saat ini hanya photon yang akan dibahas.

Bila molekul-molekul dalam suatu gas biasa memiliki momentum angular integral dalam satuan h/2π maka, dapat
dikatakan dengan sangat, bahwa molekul-molekul tersebut adalah boson dan akan mematuhi statistik Bose-Einstein.

24.1 Distribusi Molekul Gas

Distribusi molekul-molekul gas meliputi berbagai tingkat energi diberikan oleh

𝑔𝑗
𝑁𝑗 =
𝑒 −𝛼 𝑒 𝜖𝑗 /𝑘𝑇 −1

Dimana

𝐴 = 𝑒𝛼

Karena setiap keadaan energi yang diperbolehkan membutuhkan suatu volume h3 dalam ruang fasa, bobot suatu
tingkat energi, atau keadaan-keadaan yang dapat dipertimbangkan memenuhi suatu volume 𝑑Γ dalam ruang fasa
akan menjadi

𝑑Γ
𝑔𝑗 ≡
ℎ3

Dengan menggunakan bahwa elemen ruang fasa enam-dimensi bahwa

𝑑Γ = (dV)(d𝑉𝑝 ) = (𝑑𝑥𝑑𝑦𝑑𝑧)(𝑑𝑝𝑥 𝑑𝑝𝑦 𝑑𝑝𝑧 )

maka dapat dituliskan, apabila momentum dilihat dalam koordinat polar, menjadi

𝑑Γ = 4π𝑉𝑝2 𝑑𝑝

Dengan hanya memperhitungkan energi kinetic

𝑝2
𝜖= ⇒ 𝑝 = √2𝑚𝜖
2𝑚
dapat diperoleh bahwa

2𝑚𝑑𝜖 = 2𝑝𝑑𝑝

Substitusi Persamaan (24.7) dan (24.6) ke dalam Persamaan (24.5) akan memberikan

3 1
𝑑Γ = 2π V (2m)2 𝜀 2 𝑑𝜀

Dengan demikian Persamaan (24.3), dengan substitusi dari Persamaan (24.8), akan menjadi

3 1
𝑑Γ 2π V (2m)2 𝜀2 𝑑𝜀
𝑔(𝜖)𝑑𝜀 = 3
= 3
ℎ ℎ
yang menyatakan jumlah keadaan energi yang tersedia dalam rentang energy antara 𝜖 dan 𝜖 + 𝑑𝜖 untuk suatu
volume V . Di sini 𝑔(𝜖) adalah kerapatan keadaan energi (density of states).

Jumlah molekul-molekul yang memiliki energi dalam rentang 𝜖 dan 𝜖 + 𝑑𝜖 diberikan oleh Persamaan (24.1) dan
(24.10), yaitu

3 1
2π V (2m)2 𝜀2 𝑑𝜀 1
𝑁(𝜀) 𝑑𝜀 = 3
ℎ 𝑒 −𝛼 𝑒 𝜖/𝑘𝑇 − 1

Nilai parameter A atau α untuk distribusi ini dapat ditentukan untuk kondisi bahwa

∫ 𝑁(𝜀) 𝑑𝜀 = 𝑁
0

dengan N adalah jumlah total molekul dalam volume V

Secara umum bentuk integral dalam Persamaan (24.11) sulit untuk dipecahkan secara eksak, akan tetapi dapat
dilihat, bahwa dalam beberapa kasus praktis, nilai A untuk gas cukup kecil sehingga menyebabkan suku bernilai 1
pada penyebut dalam Persamaan (24.10) dapat diabaikan. Bila kondisi ini dipenuhi distribusi akan mendekati
distribusi Maxwell-Boltzmann, dan karena molekulmolekul gas akan tersebar di antara keadaan-keadaan energi, gas
dikatakan tidak terdegenerasi. Dengan demikian integrasi Persamaan (24.10) akan menghasilkan seperti integrasi
dalam distribusi Maxwell-Boltzmann yang memberikan

𝑁 ℎ3
𝐴= 3
𝑉 (2𝑚𝑘𝑇)2

Dan

𝑁 ℎ3
𝛼 = ln 𝐴 = ln ( 3)
𝑉 (2𝑚𝑘𝑇)2

Dikarenakan nilai 𝑒 𝜀/𝑘𝑇 selalu lebih besar (atau setidaknya sama dengan) satu untuk semua nilai energi kondisi yang
akan didekati oleh Persamaan (24.10) untuk menjadi distribusi klasik adalah membuat A ≪ 1.

Bila digunakan nilai-nilai N, V , dan m untuk helium maka akan diperoleh nilai
A untuk tekanan atmosfer, yaitu
A ≃ 3 × 10−6 untuk T = 300 K, dan
A ≃ 1.5 × 10−1 untuk T = 4 K.
1
Jadi bahkan untuk temperaturn 4 K pun, kondisi ( ) 𝑒 𝜀/𝑘𝑇 ≫ 1 tetap terpenuhi dan gas helium akan berlaku, untuk
𝐴
suatu aproksimasi yang baik, sebagai suatu gas klasik.

24.2 Gas Foton dan Radiai Benda Hitam

Radiasi elektromagnetik yang berada dalam suatu ruang tertutup bertemperatur tetap dapat dipertimbangkan sebagai
suatu sistem foton-foton dengan berbagai nilai energi. Dan karena foton-foton memiliki momentum angular integral
dalam satuan h/2π maka mereka akan secara alami berkelakuan sebagai boson dan dapat diasumsikan bahwa suatu
gas foton akan memiliki distribusi energi yang diberikan oleh statistik Bose-Einstein. Akan tetapi, terdapat dua hal
yang harus diperhatikan.

Pertama, foton dapat diserap dan dipancarkan kembali oleh dinding lingkungan tertutup yang
bertemperatur tetap, dengan demikian jumlah foton dalam lingkungan tersebut tidaklah tetap. Dengan
demikian kondisi ∑𝑗 𝑁𝑗 = 𝑁 atau ∑𝑗 𝑑𝑁𝑗 = 0 dalam

𝑑 ln 𝑊 + 𝛼 ∑ 𝑑𝑁𝑗 + 𝛽 ∑ 𝜖𝑗 𝑑𝑁𝑗 = 0
𝑗 𝑗

tidak dapat terpenuhi. Agar Persamaan (24.14) masih dapat berlaku maka perlu dipilih bahwa α = 0 sehingga A = 1.

Kedua, energi foton berbentuk hν, di mana ν adalah frekuensi radiasi. Oleh karena itu lebih memudahkan apabila
distribusi energi diungkapkan dalam freku-ensi atau panjang gelombang foton.

Dengan menggunakan rumusan panjang gelombang de Broglie


𝜆=
𝑝
Maka


𝑑𝑝 = − 𝑑𝜆
𝜆2

Persamaan (24.5) akan menjadi

2
ℎ 2 ℎ ℎ3
𝑑Γ = 4π𝑉𝑝 𝑑𝑝 = 4π𝑉 ( ) (− 2 𝑑𝜆) = −4π𝑉 4 𝑑𝜆
𝜆 𝜆 𝜆

Selanjutnya karena setiap foton memiliki kemungkinan polarisasi pada dua arah maka jumlah keadaan energi yang
diperbolehkan atau mode, dalam rentang antara λ dan λ + dλ, untuk setiap satuan volume adalah (dengan mengambil
nilai positifnya)

𝑑Γ 1 1 ℎ3 𝑑𝜆
𝑔(𝜆)𝑑𝜆 = 3
= ( ) (2) ( 3
) (4π𝑉 4
𝑑𝜆) = 8π 4
ℎ 𝑉 ℎ 𝜆 𝜆

Kemudian dengan menggunakan 𝜖 = hcλ dalam Persamaan (24.1) akan diperoleh bahwa
8π 𝑑𝜆
𝑁(𝜆)𝑑𝜆 = 4
λ 𝑒ℎ𝑐/𝜆𝑘𝑇
−1

Rumusan untuk E(λ) dapat diperoleh dengan mengalikan Persamaan (24.19) dengan hc/λ sehingga diperoleh

8πhc 𝑑𝜆
𝐸(𝜆)𝑑𝜆 =
𝜆5 (𝑒ℎ𝑐/𝜆𝑘𝑇 − 1)

Ekspresi dalam Persamaan (24.20) dikenal sebagai hukum radias Planck untuk distribusi energi spektral dari energi
radiasi dalam suatu lingkungan tertutup bertemperatur konstan. Ilustrasi distribusi energi spektral dapat dilihat
dalam Gambar 24.1.

𝑐2 −1
Gambar 24.1: Distribusi energi terhadap panjang gelombang E(λ) untuk fungsi 𝑐1𝜆−5 (𝑒 𝑇𝜆 − 1) dengan c1 = 25 dan c2 =
4 × 10−4, untuk berbagai temperature : T1 = 250K, T2 = 300K, dan T3 = 330K.

Beberapa pengamatan dapat dibuat terkait dengan Persamaan (24.20).

24.3 Hukum Radiasi Wien

Ekspresi untuk E(λ) dalam bentuk

1
𝐸(𝜆) = ( 5 ) 𝑓(𝜆𝑇)
𝜆

diprediksikan oleh hukum radiasi Wien yang hanya berdasarkan argumenargumen termodinamika. Aproksimasi
Persamaan (24.20) pada daerah panjang gelombang dengan nilai kecil, di mana ehc/λkT ≫ 1, yang akan menghasilkan
formula distribusi Wien

8𝜋ℎ𝑐 − ℎ𝑐
𝐸(𝜆)𝑑𝜆 ≅ 𝑒 𝜆𝑘𝑇 𝑑𝜆
𝜆5

yang awalnya diusulkan sebagai suatu pencocokan empiris terhadap dapat eksperimen pada pengukuran di daerah
panjang gelombang kecil.

Anda mungkin juga menyukai