Oleh:
OLEH :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2016/2017
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN PERIODE ANTENATAL (ANC)
3. PATHWAY
Terlampir
4. KLASIFIKASI
Klasifikasi pada periode Antenatal ini dibedakan secara kategori
kehamilan yang akan diberikan asuhan antenatal adalah :
a. Kehamilan normal
Ibu sehat dan tidak ada riwayat obstetri buruk, ukuran uterus sama/sesuai
usia kehamilan. Pemeriksaan fisik dan laboraturium lengkap.
b. Kehamilan dengan masalah khusus
Seperti masalah keluarga atau psikososial, kekerasan dalam rumah tangga
dan kebutuhan financial.
c. Kehamilan dengan masalah kesehatan yang membutuhkan rujukan untuk
konsultasi dan atau kerjasama penanganannya, seperti hipertensi, anemia
berat, preeklamsia, pertumbuhan janin terhambat, infeksi saluran kemih,
penyakit kelamin dan kondisi lain-lain.
d. Kehamilan dengan kondisi kegawatdaruratan yang membutuhkan rujukan
segera, seperti pendarahan, eklamsia, ketuban pecah dini atau kondisi-
kondisi kegawatdaruratan lain pada ibu dan bayi.
(Buku Panduan Pelayanan Kesehatan maternal dan neonatal,2001)
6) Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan),
tapi setelah itu nafsu makan muncul lagi.
7) Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang
membesar keluar rongga panggul.
8) Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh
pengaruh hormone estrogen.
9) Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
10) Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
a) Pipi : - Cloasma gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
b) Perut : - Striae livide
Striae albican, Linea alba makin menghitam
c) Payudara : - hipepigmentasi areola mamae
Varises atau penampakan pembuluh vena. Karena pengaruh
estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah
vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia
eksterna, kaki dan betis serta payudara.
b. Probabilitas (Bukti Objektif)
1) Pertumbuhan dan perubahan uterus
2) Tanda hegar’s (melunaknya segmen bawah uterus)
3) Ballotement (lentingan janin dalam uterus saat palpasi)
4) Braxton hick’s (kontraksi selama kehamilan)
5) Perubahan abdomen
6) Pembesaran abdomen
3) Ovarium
Ovulasi terhenti dan pada trimester pertama ditemukan corpus luteum
graviditas. Pada bulan keempat corpus tersebut mengkisut.
4) Dinding Perut
a) Striae Gavidarum
Yaitu garis-garis pada abdomen yang berwarna putih ke abuan,
terjadi akibat peregangan pada jaringan bawah kulit. Kondisi ini juga
terdapat di payudara, paha, abdomen dan pantat.
b) Striae Lividae
Yaitu garis-garis seperti striae gravidarum namun warnanya
membiru dan sering terjadi pada primi gravida.
c) Striae Albicans
Yaitu garis-garis serupa namun berwarna putih.
d) Striae Gravidarum yang menjadi “cicatrix” (jaringan perut) karena
multigravida.
e) Enlargement of the abdomen yaitu pembesaran abdomen
5) Kulit (Skin Pigmentasi Change)
Hiperpigmentasi pada areolamammae, papilla mamae dan linea alba
(garis berwarna putih) dan linea nigra (garis berwarna gelap/hitam). Pada
kulit muka (pipi) disebut chloasma gravidarum (bintik-bintik hitam pada
wajah).
6) Payudara
a) Pembesaran payudara
b) Puting susu-susu biasanya membesar dan
lebih tua warnanya dan mengeluarkan cairan kuning yang disebut
“kolostrum”.
7) Berat Badan
a) Wanita yang hamil bertambahnya berat
b) Dalam triwulan pertama penambahan beratnya ± 1 kg
c) Dalam triwulan kedua penambahan beratnya ± 5 kg
d) Dalam triwulan ketiga penambahan beratnya ± 5,5 kg
Penambahan ini disebabkan oleh :
a) Berat janin (3 kg), plasenta (0,5 kg), air
ketuban (1 kg)
b) Berat rahim (dari 30 gr menjadi 1 kg)
c) Penimbunan lemak seperti di payudara,
pantat, dan lainnya ( ± 1,5 kg)
d) Penimbunan zat putih telur (2 kg)
e) Retensio air (1,5 kg), edema kaki (lama
berdiri/penyempitan pembuluh darah karena pembesaran rahim)
Penimbangan berat badan pada pemeriksaan kehamilan sangat
penting, kenaikan berat badan yang terlalu banyak menandakan retensi
air yang berlebihan dan merupakan gejalanya dini dari toksemia
gravidarum. Sebalikmya, kurang naiknya berat badan dapat menandakan
gangguan pertumbuhan janin.
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein
sedangkan dalam darah kadar zat lemak naik, kecenderungan ada pada
ketosis. Kebutuhan akan kalsium dan phosphor bertambah untuk
pembuatan tulang-tulang janin begitu pula akan ferrum untuk
pembentukan Hb janin.
7. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan Umum
1) Bagaimana keadan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk badan
dan kesadaran
2) Apakah anemis, sianosis, ikterus, atau dispnea
3) Keadaan jantung dan paru-paru
4) Adakah oedema :
Oedema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxaemia gravidarum
atau oleh karena tekanan rahim yang membesar pada vena-vena dalam
panggul yang mengalirkan darah dari kaki. Dapat juga disebabkan oleh
hipovitaminase B1, hipoproteinanemia dan jantung.
5) Reflex
Terutama reflex lutut, reflex negative pada kekurangan vitamin B 1 dan
penyakit urat.
6) Tensi (tekanan darah )
Tekanan drah pada otrang hamil tidak boleh mencapai 140 sistolik atau 90
diastolik. Juga perubahan 30 sistolik dan 15 diastolk diatas tekanan darah
sbelum hamil menandakan toxanemia gravidarum.
7) Berat badan
Yang dialami oleh penderita adalah perubahan berat badan (BB) setiap kali
ibu memeriksakan diri.
BB dalam triwulan ke-3 tidak boleh bertambah lebih dari 1 kg seminggu
atau 3 kg dalam sebulan. Penambahan yang lebih dari batas-batas tersebut
di atas disebabkan karena penimbunan (retensi) air dan disebut
“praxoedema”.
b. Pemeriksaan Kebidanan (Status Obstetricus)
1) Inspeksi
a) Muka
Adanya edema, chloasma gravidarum (bintik-bintik hitam pada
wajah), selaput mata pucat dan merah, keadaan lidah dan gigi.
b) Leher
Apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit jantung),
apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfe membengkak.
c) Dada
Bentuk buah dada, pigmentasi puting susu, keadaan puting susu,
adakah coloctrum.
d) Perut
Perut membesar ke depan atau ke samping (pada acites biasanya
membesar ke samping), keadaan pusat, pigmentasi dilinea alba,
Nampak gerakan janin atau kontraksi rahim, adakah striae gravidarum
atau bekas luka.
e) Vulva
Keadaan perineum, adakah asites, tanda Chadwick.
f) Anggota bawah
Cari varises, oedema, luka, cicatrik pada lipatan paha
2) Palpasi
Untuk menentukan :
a) Besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan
(UK)
b) Menentukan letaknya anak dalam rahim
c) Adakah tumor dalam rongga perut, kista, mioma, limpa yang
membesar
Pemeriksaan Leopold :
a) LEOPOLD I
Tujuan : Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian yang
terdapat di fundus.
Gambar 1. Pemeriksaan Leopold I
Caranya :
1) Kaki klien difleksikan pada lutut dan lipat paha
2) Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita dan melihat kea rah
muka penderita
3) Rahim di bawah ke tengah
4) Kedua tangan diletakkan pada bagian atas uterus dengan
mengikuti bentuk uterus
5) Lakukan palpasi secara lembut untuk menentukan bentuk,
ukuran konsistensi dan gerakan janin
6) Tentukan tinggi fundus uteri
7) Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus.
a. Bila kepala : bulat, keras dan dapat digerakkan
(baloemen).
b. Bila bokong : lunak, bentuk tidak spesifik, lebih
besar dan lebih lunak dari kepala,
tidak dapat digerakkan serta fundus
terasa penuh.
c. Bila letak lintang : palpasi di daerah fundus akan terasa
kosong.
8) Pemeriksaan usia kehamilan dari tingginya fundus uteri :
Sebelum bulan ke 3 fundus uteri belum dapat diraba dari luar
Gambar 2. Tinggi
Pusat fundus menurut
usia
Symphisis kehamilannormal
dengan satu janin
a. Akhir bulan III (12 mg) : tinggi fundus uteri 1 – 2 jari di atas
symphisis
b. Akhir bulan IV (16 mg) : tinggi fundus uteri pertengahan
symphisis
c. Akhir bulan V (20 mg) : tinggi fundus uteri 3 jari di bawah
pusat
d. Akhir bulan VI (24 mg) : tinggi fundus uteri setinggi pusat
e. Akhir bulan VII (28 mg) : tinggi fundus uteri 3 jari di atas
pusat
f. Akhir bulan VIII (32 mg) : tinggi fundus uteri pertengahan
prosesus xipoideus dan pusat
g. Akhir bulan IX (36 mg) : tinggi fundus uteri 3 jari di bawah
prosesus xipoideus
h. Akhir bulan X (40 mg) : tinggi fundus uteri pertengahan
antara prosesus xipoideus dan
pusat
Jadi, fundus uteri paling tinggi pada akhir bulan IX (36
mg), setelah bulan ke 8 fundus uteri pada primigravida turun lagi
karena kepala mulai turun ke dalam rongga panggul. Pada
seorang multigravida yang berbaring, fundus uteri tetap setinggi
arcus costarium dan menonjol ke depan.
Untuk mengikuti pertumbuhan anak dengan cara mengikuti
pertumbuhan rahim maka seorang sering ukuran rahim ditentukan
dalam cm, yang diukur ialah tingginya fundus uteri dan perimeter
umbilical (lingkaran perut setinggi pusat).
b) LEOPOLD II
Tujuan : Untuk menentukan di mana letaknya punggung anak dan
di mana letaknya bagian-bagian kecil
c) LEOPOLD III
Tujuan : Untuk menentukan apakah bagian bawah sudah masuk PAP
(Pintu Atas Panggul) atau belum.
d) LEOPOLD IV
Tujuan: Untuk menentukan seberapa jauh bagian terendah masuk PAP
Caranya :
1) Pemeriksa menghadap kearah
kaki klien
2) Kedua lutut ibu masih pada posisi fleksi
3) Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen
dan coba untuk menekan kea rah pintu atas panggul
4) Tentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu
atas panggul (PAP), dan berapa masuknya bagian bawah ke
rongga panggul.
5) Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba dari luar dan :
a) Kedua tangan convergent, hanya bagian kecil dari kepala
turun ke dalam rongga
b) Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala
masuk ke rongga panggul
c) Jika kedua tangan divergen, maka bagian terbesar dari
kepala masuk ke dalam rongga panggul dan ukuran
terbesar dari kepala sudah melewati pintu atas panggul
(PAP).
3) Auskultasi
Dilakukan dengan menggunakan stetoskop monoaural dan ultrasound
(doptone). Dengan stetoskop dapat didengar bermacam-macam bunyi
yang berasal :
a) Dari anak
(1) Bunyi jantung anak (frekuensi bunyi jantung 120-140 kali per
menit) dengan stetoskop monoral pada akhir bulan kelima.
Dengan stetoskop ultrasound (doptone) pada akhir bulan ketiga.
Kalau bunyi jantung <120 kali permenit atau >160 kali permenit
atau tidak teratur, maka anak dalam asphyxia (kekurangan
oksigen). Cara menghitung bunyi jantung adalah dengan
mendengarkan bunyi jantung selama 3 x 5 detik kemudian
dikalikan 4.
Misalnya :
b) Dari ibu
(1) Bising rahim
Bersifat bising dan frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu.
Disebabkan arteria uterina.
(2) Bunyi aorta
Frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu.
(3) Bising usus
Sifatnya tak teratur, tergantung udara dan cairan dari dalam usus
ibu. (Mohctar, 2008)
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan rontgen dilakukan setelah bulan ke VI, karena sebelumnya
rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi –
kondisi diperlukan tanda pasti hamil,letak anak tidak dapat ditentukan dengan
jelas dengan palpasi,mencari sebab dari hidraamnion dan untuk menentukan
kelainan anak.
b. Pemeriksaan USG
Kegunaannya :
1) Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
2) Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
3) Mengetahui posisi plasenta
4) Mengetahui adanya IUFD
5) Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin.
(Marjati dkk, 2010)
c. Pemeriksaan laboratorium
1) Darah (Hb, Gol darah, glukosa, VDRL)
Tes Lab Nilai Normal Nilai TidakDiagnosis Masalah
Normal Terkait
Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia
Protein Urin Terlacak/negatif Protein urine
Bening/negative
Glukosa Warna hijau Kuning, orange,Diabetes
dalam urin coklat
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Faktor rhesus Rh + Rh- Rh sensitization
Golongan A B O AB - Ketidakcocokan ABO
Darah
HIV - + AIDS
Rubella Negatif Positif Anomali pada janin jika
ibu terinfeksi
Feses untuk Negatif Positif Anemia akibat cacing
ova/telur
cacing dan
parasit
9. DIAGNOSIS/KRITERIA DIAGNOSIS
Untuk menentukan diagnosis kehamilan yang harus diperhatikan adalah tanda
pasti kehamilan :
a. Adanya DJJ
Terdeteksi umur kehamilan 10 minggu dengan doppler sedangkan dengan
funandoskop umur kehamilan 18-20 minggu. (DJJ rendah 110-120 kali
permenit, tinggi 150-160 kali permenit).
b. Fetal movement, dengan palpasi trimester ketiga
Gerakan janin ini lebih cepat diketahui dengan USG.
c. Dengan USG (100% reliable) pada umur kehamilan 5-6 minggu nyata adanya
kehamilan.
Untuk memberikan pelayanan kepada Ibu hamil yang harus dilakukan oleh bidan
atau tenaga kesehatan, standar pelayanan antenatal ini yang dikenal dengan 10 T
yang sudah direkomendasikan oleh dinas kesehatan RI sejak tahun 2009. Pelayanan
atau asuhan standar minimal 10 T adalah sebagai berikut :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Pemeriksaan Tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan aTas)
4. Pemeriksaan Tinggi fundus uteri (puncak rahim)
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
bila diperlukan.
7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8. Test laboratorium (rutin dan khusus)
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (bimbingan konseling), termasuk juga Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Abdul, Bari Saiffudin, ed. 2002. Buku Panduan Praktek Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustak Sarwono Prawirohardjo
Doenges, Marilynn E., 2001. Rencana Perawatan Maternal Atau Bayi. Edisi 2. Jakarta :
EGC
Mitayani. 2009, Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba medika
Mochtar, Rusman. 2008. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Obstetri Patologi. Jakarta: EGC