Anda di halaman 1dari 6

PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 3 NOMOR: 1 HAL: 1 - 154 ISSN: 2442-4480

14
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM DESA TERNAK MANDIRI
(DTM) DOMPET PEDULI UMAT DARUUT TAUHIID (DPU-DT) DI NESA
NEGLASARI KECAMATAN MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG

Oleh:
Fiki Hari Nugraha, Agus Wahyudi Riana, & Maulana Irfan

Email:
fikihari@gmail.com

ABSTRAK
Masalah sosial yang ada di Indonesia sangatlah banyak salah satunya yaitu fenomena kemiskinan,
kemiskinan disini terbagi menjadi 2 dimensi atau di katagori yaitu kemiskinan di kota dan kemiskinan
di desa. Contoh kemiskinan di desa salah satunya di Desa Neglasari Kecamatan Majalaya Kabupaten
Bandung, Desa Neglasari merupakan daerah basis ekonomi pertanian dan perternakan di daerah
majalaya yang sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan pertanian dan lahan ternak. Namun,
Desa Neglasari pun termasuk ke dalam penduduk miskin yang tinggi. Menurut data Desa Neglasari
memiliki 3.062KK yang mayoritas dari kalangan keluarga pra sejahtera Undang-undang No.10 tahun
1992 menyebutkan bahwa keluarga pra sejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya, belum mampu memenuhi kebutuhan makan minimal dua kali sehari, pakaian
yang berbeda untuk di rumah, bekerja, sekolah, dan berpergian, memiliki rumah yang bagian
lantainya bukan dari tanah, dan belum mampu untuk berobat di sarana kesehatan moderen. Hal ini
sesuai dengan keadaan penduduk Desa Neglasari yang mayoritas menjadi buruh tani dan buruh ternak
dengan penghasilan rata-rata Rp 35.000/hari, yang tentunya tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-
hari serta biaya pendidikan tanggungan keluarga lainnya. Dalam mengahadapi masalah kemiskinan,
salah satu pendekatan pemecahan masalah kemiskinan di pedesaan yang dapat dilakukan adalah
pemberdayaan masyarakat (community empowerment). Pemberdayaan masyarakat menjadi salah
satu pendekatan yang kini sering digunakan dalam meningkatkan kualitas kehidupan dan mengangkat
harkat martabat keluarga miskin. Selain pemerintah pun organisasi-organisasi pelayanan sosial pun
melakukan hal sama dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Desa Neglasari merupakan salah satu
sasasran DPU DT dalam melaksanakan program DTM wilayah Jawa Barat. Penentuan lokasi atau
sasaran penerima program tersebut melihat tingkat keluarga pra sejahtera yang tinggi, potensi
pertanian, perternakan, juga sumber daya peternak yang harus dikembangkan, serta berusaha
memperluas jaringan wilayah penerima program DTM di sekitar kabupaten Majalaya.

Key Words : Kemiskinan, Pemberdayaan Masyarakat, Partisipasi Masyarakat, DPU-DT, Desa


Ternak Mandiri.

PENDAHULUAN dasar seperti makanan, pakaian, tempat


berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan

95
PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 3 NOMOR: 1 HAL: 1 - 154 ISSN: 2442-4480

alat pemenuhan kebutuhan dasar, ataupun sulit dan yang lainnya lagi memahami dari sudut
akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. ilmiah yang telah mapan. Berikut adalah data
Kemsikinan merupakan masalah global. atau fakta mengenai kemiskinan di Jawa Barat
Sebagian orang memahami istilah ini secara yang memang memiliki jumlah yang cukup
subyektif dan komparatif, sementara yang besar bila di bandingkan dengan provinsi lain.
lainnya melihat dari segi moral dan evaluatif,
Tabel 1.1
Jumlah Penduduk Miskin Menurut Provinsi, September 2014
Jumlah Penduduk Miskin Persentase Penduduk Miskin (%)
Kota Desa Kota+Desa Kota Desa
Aceh 158,04 679,38 837,42 11,36 19,19
Sumatera Utara 667,47 693,13 1360,6 9,81 9,89
Sumatera Barat 108,53 246,21 354,74 5,41 7,84
Riau 159,53 338,75 498,28 6,53 8,93
Kepulauan Riau 91,27 32,9 124,17 5,61 10,54
Jambi 109,07 172,68 281,75 10,67 7,39
Sumatera Selatan 370,86 714,94 1085,8 12,96 13,99
Bangka Belitung 20,27 46,96 67,23 3,04 6,84
Bengkulu 99,59 216,91 316,5 17,19 17,04
Lampung 224,21 919,73 1143,93 10,68 15,46
DKI Jakarta 412,79 0 412,79 4,09 0
Jawa Barat 2554,06 1684,9 4238,96 8,32 10,88

Sumber : Bada Pusat Statistik 2013-2014


Tabel 1 menunjukan di Jawa Barat memiliki mayoritas dari kalangan keluarga pra sejahtera.
jumlah kemiskinan yang cukup besar bila di Undang-undang No.10 tahun 1992
bandingkan dengan Provinsi lain, khususnya menyebutkan bahwa keluarga pra sejahtera
kemiskinan di wilayah pedesaan menjadi salah adalah keluarga yang belum dapat memenuhi
satu permaslahan yang disebabkan minimnya kebutuhan dasarnya, belum mampu memenuhi
akses lapangan pekerjaan dan rendahnya kebutuhan makan minimal dua kali sehari,
kepemilikan modal, sehingga hal tersebut pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja,
menjadi sangat wajar terjadi di daerah sekolah, dan berpergian, memiliki rumah yang
pedesaan. Namun tingkat pendidikan yang bagian lantainya bukan dari tanah, dan belum
rendah dan minimnya keterampilan mampu untuk berobat di sarana kesehatan
menjadikan mereka tersisih dan hanya menjadi moderen. Hal ini sesuai dengan keadaan
beban perkotaan. penduduk Desa Neglasari yang mayoritas
menjadi buruh tani dan buruh ternak dengan
Kondisi diatas jelas memprihatinkan,
penghasilan rata-rata Rp 35.000/hari, yang
realita kemiskinan bukanlah permasalahan
tentunya tidak mencukupi untuk kebutuhan
yang mudah diatasi mengingat kondisi yang
sehari-hari serta biaya pendidikan tanggungan
harus di tanggulangi mencakup banyak segi.
keluarga lainnya.
Kepemilikan yang tidak merata dan
kemampuan masyarakat yang terbatas.
Desa Neglasari merupakan daerah KAJIAN PUSTAKA
basiss ekonomi pertanian dan perternakan di Dalam mengahadapi masalah
daerah Majalaya yang sebagian besar kemiskinan, salah satu pendekatan pemecahan
wilayahnya merupakan kawasan pertanian dan masalah kemiskinan di pedesaan yang dapat
lahan ternak. Namun, Desa Neglasari pun dilakukan adalah pemberdayaan masyarakat
termasuk ke dalam daerah yang memiliki (community empowerment). Pemberdayaan
penduduk miskin yang tinggi. Menurut data
masyarakat menjadi salah satu pendekatan
desa neglasari memiliki 3.062 KK yang yang kini sering digunakan dalam

96
PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 3 NOMOR: 1 HAL: 1 - 154 ISSN: 2442-4480

meningkatkan kualitas kehidupan dan Melihat fenomea di atas Dompet


mengangkat harkat martabat keluarga miskin. Peduli Umat Daruut Tauhiid (DPU-DT) atau
Konsep ini menjadi sangat penting terutama LAZNAS (Lembaga Amil Zakat Nasional)
karena memberikan perspektif positif terhadap merupakan lembaga nirbala milik masyarakat
orang miskin yang tidak lagi dipandang yang bergerak di bidang penghimpunan
sebagai orang yang serba kekurangan (fundraising) dan pendayagunaan dana ZIS (
melainkan sebagai orang yang memiliki Zakat, Infak, Sedekah) serta dana lainnya yang
beragam kemampuan yang dapat dimobilisasi halal dan illegal dari perorangan, kelompok,
untuk perbaikan hidupnya. perusahaan atau lembaga. Latar belakang
berdirinya Dompet Peduli Umat Daruut
Selain pemerintah pun organisasi-
Tauhiid (DPU-DT) adalah melihat Indonesia
organisasi pelayanan sosial pun melakukan hal
sebagai negara yang dengan jumlah penduduk
sama dalam konsep pemberdayaan
muslim terbesar di dunia memiliki potensi
masyarakat. Kehadiran program
zakat yang sangat besar. Hal lain yang juga
pemberdayaan masyarakat di Indonesia
menjadi perhatian adalah belum optimalnya
merupakan harapan bagi seluruh masyarakat
penggunaan dana zakat ini. Kadang,
terutama yang berada digaris kemiskinan.
penyaluran dana zakat hanya sebatas pada
Namun sebenarnya yang menjadi masalah
pemberian bantuan saja tanpa memikirkan
utama adalah bukan bagaimana program
kelanjutan dari kehidupan si penerima dana.
pemberdayaan terlaksana dan dapat
mengeluarkan masyarakat dari garis Dari sana peneliti melihat sebuah
kemiskinan, tetapi bagaimana porgram potensi yang besar yaitu dari penghimpunan
tersebut membuat mereka menjadi mandiri dan (fundraising) dana ZIS (Zakat, Infak, Sedekah)
tidak ketergantungan. Sehingga dengan dan tertarik untuk mengetahui lebih jauh lagi,
kemandirianya masyarakat dapat program yang di laksanakan oleh Dompet
berpartisipasi dalam setiap tahapan program Peduli Umat Daruut Tauhiid ini salah satu nya
yang dilakukan oleh organisasi-organisasi adalah pada program Desa Ternak Mandiri
pelayanan sosia dan berusaha keluar dari garis (DTM). Program Dompet Peduli Umat Daruut
kemiskinan juga membuat pogram tersebut Tauhiid (DPU-DT) yang khusunya pada Desa
berkelanjutan. Ternak Mandiri (DTM) bertujuan untuk upaya
penggemukan hewan ternak yang sasaranya
Seperti yang di ungkapkan oleh sastroepoetro
untuk memberdayakan peternak kecil di
(1988), 4 bentuk partisipasi masyarakat yaitu :
pedesaan. Dompet Peduli Umat Daruut Tauhid
1. Partisipasi pikiran, diberikan dalam (DPU-DT) memberikan modal kerja kepada
bentuk diskusi dalam pertemuan atau rapat dhuafa berupa kambing dan di tahap awalnya
2. Partisipasi tenaga, yaitu dalam berbagai mereka di beri dua sampai lima ekor kambing,
kegiatan yang dicirkan oleh hasil kerja selain itu juga pada program Desa Ternak
manusia untuk perbaikan dan pertolongan Mandiri (DTM) ini ingin memberdayakan
bagi orang lain masyarakat nya untuk mandiri dan tidak
ketergantungan, jadi apa-apa yang dikerjakan
3. Partisipasi keahlian atau keterampilan, oleh masyarakat di kembalikan lagi untuk
yaitu diberikan orang untuk mendorong masyarakat itu sendiri.
aneka ragam bentuk usaha dan industri.
Dompet Peduli Umat Daruut Tauhiid (DPU-
4. Partisipasi dengan materi, yaitu diberikan DT) pun memiliki tahapan-tahapan dalam
orang dalam berbagai kegiatan untuk pelaksanaan program Desa Ternak Mandiri
perbaikan dan pembangunan. yang di antaranya :
(Sastropoetro, 1988:56)
1) Tahap penyerahan proposal
2) Tahap pemetaan wilayah

97
PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 3 NOMOR: 1 HAL: 1 - 154 ISSN: 2442-4480

3) Tahap pemetaan personal motivation to contribute ( dorongan untuk


memberikan sumbangan), dan acceptance
4) Tahap rapat komite
of responbility (penerimaan tanggung
5) Tahap MOU jawab). Seorang ahli ekonomi kerakyatan,
6) Tahap pembentukan dan peresmian Mubyarto (1997) mengatakan, pengertian
komunitas dasar partisipasi adalah tindakan
mengambil bagian dalam kegiatan,
7) Tahap pendampingan rutin sedangkan pengertian partisipasi
8) Tahap penjualan masyarakat adalah keterlibatan
masyarakat dalam suatu proses
9) Tahap pemutusan kontrak bila sudah pembangunan di mana masyarakat ikut
mandiri terlibat mulai dari tahap penyusunan
program, perencanaan dan pembangunan,
perumusan kebijakan, dan pengambilan
Desa Neglasari merupakan salah satu
keputusan. Sementara itum sulaiman
sasasran DPU DT dalam melaksanakan
(1985: 6), seorang ahli pekerjaan sosial,
program DTM wilayah Jawa Barat. Penentuan
mengungkapkan partisipasi sosial sebagai
lokasi atau sasaran penerima program tersebut
keterlibatan aktif warga masyarakat secara
melihat tingkat keluarga pra sejahtera yang
perorangan, kelompok, atau dalam
tinggi, potensi pertanian, perternakan, juga
kesatuan masyarakat dalam proses
sumber daya peternak yang harus
pembuatan keputusan bersama,
dikembangkan, serta berusaha memperluas
perencanaan dan pelaksanaan program
jaringan wilayah penerima program DTM di
serta usaha pelayanan dan pembangunan
sekitar kabupaten Majalaya.
kesejahteraan sosial di dalam dan atau di
Oleh karena itu tujuan dari penilitian luar lingkungan masyarakat atas dasar rasa
ini apakah partisipasi masyarakat terhadap kesadaran tanggung jawab sosialnya.
program Desa Ternak Mandiri tersebut benar-
b. Ada tiga tradisi konsep partisipasi
benar mengurangi masalah kemsikinan yang
terutama jika dikaitkan dengan praktik
ada di Desa Neglasari Kecamatan Majalaya
pembangunan masyarakat yang
Kabupaten Bandung.
demokratis, sebagaimana dikemukakan
Partisipasi masyarakat adalah salah Gaventa dan Valderama dalam Suhirman
satu kunci keberhasilan untuk mengatasi (2003), yaitu : Pengelompokan Partisipasi
masalah kemiskinan, salah satunya yang di Masyarakat : 1) Partisipasi Politik :
lakukan oleh Dompet Peduli Umat Daarut representasi dalam demokratis Tujuannya
Tauhiid (DPU-DT), kunci dari keberhasilan untuk mempengaruhi dan mendudukan
yang dilakukan oleh DPU-DT adalah wakil rakyat dalam lembaga pemerintah
partisipasi masyarakat itu sendiri terhadap daripada melibatkan langsung masyarakat
program yang diberikan yaitu Desa Ternak dalam proses-proses pemerintahan. 2)
Mandiri. Beberapa hal yang menyangkut Partisipasi Sosial : keterlibatan
dengan partisipasi masyarakat adalah : masyarakat dalam proses pembangunan
a. Pengertian Partisipasi Masyarakat : Dari Masyarakat dipandang sebagai
rumusan tersebut, bisa diketahui, arti ‘beneficiary’ pembangunan dalam
partisipasi bukan hanya sekedar konsultasi atau pengambilan keputusan
mengambil bagian atau pengikutsertaan dalam semua tahapan siklus proyek
saja tetapi lebih dari itu pengertian pembangunan dari penilaian kebutuhan,
tersebut terkandung tiga gagasan pokok, perencanaan, pelaksanaan sampai
yaitu mental and emotional involvement pemantuan dan evaluasi program. Dengan
(keterlibatan mental dan emosi), demikian, partisipasi diletakan di luar
lembaga formal pemerintahan seperti

98
PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 3 NOMOR: 1 HAL: 1 - 154 ISSN: 2442-4480

forum warga. 3) Partisipasi Warga : orang untuk mendorong aneka ragam


pengembalian keputusan langsung dalam bentuk usaha industri. 4) Partisipasi
kebijakan publik Warga berpartisipasi Dengan Materi : diberikan orang dalam
secara langsung dalam pengambilan berbagai kegiatan untuk perbaikan dan
keputusan pada lembaga dan proses pembangunan.
pemerintah. Partisipasi menempatkan e. seperti dikutip Taher (1987:146-149) bisa
masyarakat tidak hanya sebagai penerima dilihat dari motif, yang masing-masing
(objek), tetapi sebagai subjek dari bisa bekerja sendirian maupun bekerja
kegiatan pembangunan yang dilakukan. bersamaan. Kelima motif tersebut adalah:
c. dikutip Soegijoko (2005), tingkatan
partisipasi (dari yang terendah sampai
tertinggi) sebagai berikut : 1) Berbagi Motif Partisipasi Masyarakat : 1) Motif
informasi bersama (sosialisasi) : Psikologi : kepuasan pribadi, pencapaian
pemerintah hanya menyebar luaskan prestasi, atau rasa telah mencapai sesuatu
informasi program yang akan (achievment) dapat merupakan motivasi yangk
direncakanan atau sekedar memberikan kuat bagi seseorang untuk melakukan kegiatan
informasi tentang program yang akan atau partisipasinya itu tidak akan
direncanakan atau sekedar memberikan menghasilkan keuntungan (baik berupa uang
informasi mengenai keputusan yang maupun materi). 2) Motif Sosial : ada dua sisi
dibuat dan mengajak warga untuk motif sosial, yakni untuk ng status sosial dan
melaksanakan keputusan tersebut. 2) untuk menghindarkan dari terkena
Konsultasi/ mendapatkan umpan balik : pengendalian sosial (social control) orang akan
pemerintah meminta saran dan kritik dari dengan suka hati berpartsi di dalam suatu
masyarakat sebelum suatu keputusan kegiatan (pembangunan) manakala
ditetapkan. 3) Kolaborasi/pembuatan keikutsertaanya itu akan membawa dampak
keputusan bersama : masyarakat bukan meningkatnya status sosialnya. Pada sisi yang
sebagai penggagas kolaborasi, tetapi negatirf, orang akan “terpaksa” berpartipasi
masyarakat dilibatkan untuk merancang dalam satu kegiatan (pembangunan) karena
dan mengambil keputusan bersama, “takut” terkena sanksi sosial (tersisih atau
sehingga peran masyarakat secara dikucilkan oleh warga masyarakat). Motif
signifikan dapat mempengaruhi semacam ini dikendalikan oleh norma-norma
hasil/keputusan. 4) Pemberdayaan/kendali sosial yang masih kuat di dalam masyarakat,
: masyarakat memiliki kekusaan dalam terutuma yang masih bersfiat paguyuban. 3)
mengawasi secara langsung keputusan Motif Keagamaan : Berbeda dengan motif
yang telah diambil dan menolak psikologi yang didasarkan pada pencapian
pelaksanaan keputusan yang bertentangan prestasi dan motif sosial berlandaskan status
dengan tujuan yang telah ditetapkan sosial dan pengendalian sosial, motif
dengan menggunakan prosedur dan keagamaan didasarkan pada kepercayaan
indikator kinerja yang mereka tetapkan kepada kekuatan yang ada di luar manusia
bersama. (Tuhan, sesuatu yang gaib, supernatural).
Agama sebagai ideologi sosial yang
d. Bentuk Partisipasi Masyarakat : 1) mempunyai berbagai macam fungsi bagi
Partisipasi Pikiran : diberikan dalam pemeluknya, yaitu fungsi-fungsi : inspiratif,
bentuk diskusi dalam pertemuan atau normatif, integratif, identifikatif, dan
rapat. 2) Partisipasi Tenaga : dalam operatif/motivatif. Melalui aktualisasi fungsi-
berbagai kegiatan yang dicirikan oleh fungsi itu agama dapat meningkatkan
hasil kerja manusia untuk perbaikan dan perananya di dalam proses pembangunan, dan
pertolongan bagi orang lain. 3) Partisipasi lebih dari itu agama dapat meningkatkan peran
Keahlian dan Keterampilan : diberikan

99
PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 3 NOMOR: 1 HAL: 1 - 154 ISSN: 2442-4480

para pemeluknyaa dalam proses http://digilib.uinsby.ac.id/7176/2/bab2.pdf (di


pembangunan. unggah pada tanggal 24 april 2015
pada pukul 21.00)
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus
PENUTUP
Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Kesimpulan yang dapat diambil ialah, Balai Pustaka, 2005) hal. 831
pengentasan kemiskinan tidak semata-mata
Soejono Soekanto, Kamus Sosiologi ( Jakarta;
fokus terhadap program yang konsumtif tetapi
Raja Grafindo Persada,1993), hal 355
lebih di tekankan program yang produktif.
Program produktif tersebut lebih di tekankan Loekman Soetrisno, Menuju Masyarkat
kepada pemberdayaan masyarakat, Partisipatif (Yogyakarta:
pemberdayaan yang dilakukan harus Kanisius,1995) hal.207
melibatkan partisipasi masyarakat seperti Desa Informan DPU-DT
Neglasari Kecamatan Majalaya Kabupaten
Bandung di berdayakan oleh DPU-DT dalam Jim Ife dan Frank Tesoreiro, Alternatif
program Desa Ternak Mandiri yang saat ini Pengembangan Masyarakat di Era
sudah banyak merubah kondisi yang Globalisasi Community Development
memprihatinkan ke pada kondisi yang lebih (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),
baik. hal. 296
Huraerah Abu, Pengorganisasian dan
Pengembangan Masyarkat (Bandung
DAFTAR PUSTAKA : Humaniora 2011)
http://e-journal.uajy.ac.id/97/3/2EP17033.pdf
(di unggah pada tanggal 24 april 2015
pada pukul 20.18 WIB.)

100

Anda mungkin juga menyukai