Anda di halaman 1dari 4

Perbedaan antara Padatan Amorf dan Kristal

Padatan memiliki massa, volume dan bentuk yang pasti, karena posisi partikel penyusunnya
tetap. Amorf dan kristal adalah termasuk dua jenis padatan. Padatan amorf dan kristal berbeda
dalam sifat-sifat seperti memiliki sifat pembelahan, titik leleh, bentuk, anisotropi dll

Perbedaan antara padatan amorf dan kristal adalah sebagai berikut:

A. Padatan amorf:

1. Hanya ada suatu tatanan jarak dekat dalam padatan amorf

2. Padatan amorf tidak memiliki titik leleh yang jelas; mereka melunak dalam berbagai suhu.

3. Padatan amorf menjalani pemecahan tak teratur atau conchoidal

4. Padatan amorf yang isotrofik: sifat bebas dari arah di mana mereka diukur.

5. Kurang keras

Contoh padatan amorf: Serat kaca, Cellophane, Teflon, Polyurethane, Napthalene, Polyvinyl
chloride

B. Padatan kristal:

1. ada suatu tatanan jarak jauh dalam kristal.

2. Titik Lelehnya pada suhu yang jelas.

3. Padatan kristal dapat dibelah di sepanjang bidang tepat.

4. Padatan Kristal, pada umumnya anisotrofik (artinya, sifat-sifat mereka seperti konduktivitas
listrik, indeks bias, ekspansi termal dll pada arah yang berbeda).

5. Lebih keras

Contoh padatan Kristal: Tembaga, Kalium nitrat, asam benzoat


Kristal atau hablur adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas secara teratur
dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami
proses pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam
padatannya "terpasang" pada kisi atau struktur kristal yang sama, tetapi, secara umum, kebanyakan kristal
terbentuk secara simultan sehingga menghasilkan padatan polikristalin.

Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari suatu cairan tergantung pada kimia cairannya sendiri, kondisi
ketika terjadi pemadatan, dan tekanan ambien. Proses terbentuknya struktur kristalin dikenal
sebagai kristalisasi.
Meski proses pendinginan sering menghasilkan bahan kristalin, dalam keadaan tertentu cairannya bisa
membeku dalam bentuk non-kristalin. Dalam banyak kasus, ini terjadi karena pendinginan yang terlalu cepat
sehingga atom-atomnya tidak dapat mencapai lokasi kisinya. Suatu bahan non-kristalin biasa disebut bahan
amorf atau seperti gelas. Walaupun terkadang bahan seperti ini juga disebut sebagai padatan amorf, meskipun
ada perbedaan jelas antara padatan dan gelas. Proses pembentukan gelas tidak melepaskan kalor lebur jenis
(Bahasa Inggris: latent heat of fusion). Karena alasan ini banyak ilmuwan yang menganggap bahan gelas
sebagai cairan, bukan padatan. Topik ini kontroversial, silakan lihat gelas untuk pembahasan lebih lanjut.

Struktur kristal terjadi pada semua kelas material, dengan semua jenis ikatan kimia. Hampir semua ikatan
logam ada pada keadaan polikristalin; logam amorf atau kristal tunggal harus diproduksi secara sintetis,
dengan kesulitan besar. Kristal ikatan iondapat terbentuk saat pemadatan garam, baik dari lelehan cairan
maupun kondensasi larutan. Kristal ikatan kovalen juga sangat umum. Contohnya
adalah intan, silika dan grafit. Material polimer umumnya akan membentuk bagian-bagian kristalin, namun
panjang molekul-molekulnya biasanya mencegah pengkristalan menyeluruh. Gaya Van der Waals lemah juga
dapat berperan dalam struktur kristal. Contohnya, jenis ikatan inilah yang menyatukan lapisan-lapisan berpola
heksagonal pada grafit.
Kebanyakan material kristalin memiliki berbagai jenis cacat kristalografis. Jenis dan struktur cacat-cacat
tersebut dapat berefek besar pada sifat-sifat material tersebut.
Meskipun istilah "kristal" memiliki makna yang sudah ditentukan dalam ilmu material dan fisika padat, dalam
kehidupan sehari-hari "kristal" merujuk pada benda padat yang menunjukkan bentuk geometri tertentu, dan
kerap kali sedap di mata. Berbagai bentuk kristal tersebut dapat ditemukan di alam. Bentuk-bentuk kristal ini
bergantung pada jenis ikatan molekuler antara atom-atom untuk menentukan strukturnya, dan juga keadaan
terciptanya kristal tersebut. Bunga salju, intan, dan garam dapur adalah contoh-contoh kristal.
Beberapa material kristalin mungkin menunjukkan sifat-sifat elektrik khas, seperti efek feroelektrik atau
efek piezoelektrik. Kelakuan cahaya dalam kristal dijelaskan dalam optika kristal. Dalam
struktur dielektrik periodik serangkaian sifat-sifat optis unik dapat ditemukan seperti yang dijelaskan dalam
kristal fotonik.
Sistem Kristal
Kristal tunggal juga disebut sebagai monokristalin, yaitu suatu padatan kristal yang mempunyai kisi kristal
yang susunannya teratur secara kontinyu dan kisi-kisi kristal yang membentuk bingkai tersebut tidak rusak
atau tetap struktur-nya.[3] Menurut Milligan (1979)[4], kristal tunggal adalah suatu padatan yang atom-atom
dalam molekul-molekulnya diatur dalam keterulangan di mana sebagian padatan kristal tersusun dari jutaan
kristal tunggal yang disebut grain.
Dalam proses pembentukan struktur kristal tersebut, dalam ilmu kristalografi dijelaskan dengan dua jalan yaitu
hcp (hexagonal close-packed) di mana kristal terbentuk dengan urutan atom ABABAB dan seterusnya serta
urutan pembentukan kristal lainnya adalah ccp (cubic close-packed) di mana urutan atom pembentuknya
adalah ABCABC dan seterusnya.[5]
Dalam identifikasi kristal tunggal tidak akan lepas dengan kisi Bravais karena dengan mengetahui sistem
kristal atau kisi Bravais dapat diidentifikasi jenis dari kristal tunggal tersebut. Kisi Bravais merupakan sistem
kristal atau bentuk dasar dari kisi kristal. Terdapat empat belas kisi Bravais dan untuk sistem kristalnya
terdapat tujuh yang ditampilkan pada tabel di bawah. Keempatbelas kisi tersebut memiliki perbedaan dalam
bentuk dan ukuran unit sel. Perbedaan tersebut dilambangkan dengan huruf a, b, c dan sudut di antara huruf
tersebut dilambangkan dengan α, β, γ, di mana α adalah sudut di antara b dan c, β adalah sudut di
antara a dan c, dan γ adalah sudut di antara a dan b.[5]

Ketika belajar kimia dasar atau kimia anorganik, kita akan menemukan materi tentang kristal. Kristal
sebenarnya adalah zat padat. Ada banyak macam cara untukmengklasifikasikan zat padat ini, salah
satunya adalah padatan itu dibagi menjadi dua yaitu padatan kristalin dan amorf.

Tahukan kalian dasar pengklasifikasian padatan ke dalam padatan kristalin dan amorf? Mari kita cari
tahu ya!

Pengelompokan zat padat menjadi padatan kristalin dengan amorf didasarkan pada susunan partikel
penyusun zat padat.

Padatan Kristalin
Merupakan zat padat yang partikel penyusunnya tersusun dengan teratur sehingga kita bisa melihat
susunan itu dengan bantuan alat seperti mikroskop. Contoh zat padat yang termasuk ke dalam
padatan kristalin adalah garam dapur (NaCl), tembaga sulfat hidrat (yang berwarna biru kalau kita
praktikum senyawa hidrat) dan kuarsa (sejenis batuan untukmembuat gelas kuarsa).

Padatan kristalin tersusun dengan teratur sehingga kita bisa menyatakan partikel penyusunnya itu
(ion, atom atau molekul) dengan satuan terkecil yang disebut dengan kisi kristal. Setiap partikel
penyusun digambarkan melalui suatu titik yang disebut dengan titik kisi. Setiap pengulangan kisi
kristal disebut dengan sel satuan.

Perhatikanlah gambar yang menunjukkan satu sel satuan pada struktur padatan kristalin dibawah ini :

Satu sel satuan ditunjukkan oleh garis tebal pada gambar diatas. Satu sel satuan memiliki tiga sumbu.
Jarak antara satu titik sel dengan titik sel lain pada gambar ditunjukkan oleh a, b dan c. sedangkan
sudut yang dibentuk oleh ketiga sumbu dilambangkan dengan α,β,dan γ.

Dapat kalian lihat bahwa susunan partikel penysun padatan kristalin tersusun teratur membentuk sel
satuan dengan bentuk yang berulang. Pada tahun 1848, ahli kristalografer asal Peracin bernama
Auguste Bravais, mengklasifikasikan kisis kristal padatan kristalin ini menjadi 14 bentuk. Ia
mengklasifikasikan kisi kristal ini berdasarkan simetrinya.

Kisi – kisi kristal ini kemudian dinamakan kisi Bravais dimana 14 bentuk kisi kristal ini
dikelompokkan menjadi 7 sistem kristal seperti yangdapat kalian lihat pada gambar dibawah ini.
Padatan Amorf
Amorf merupakan kebalikan dari padatan kristalin, dimana partikel penyusunnya tidak tersusun
secara teratur, walaupun ada juga sebagian kecil yang tersusun teratur. Susunan dari partkel teratur
amorf tidak muncul di semua bagian seperti padatan kritalin.

Beberapa contoh amorf yang memiliki keteraturan sedang dan yang sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari – hari adalah gelas, karet dan polietena.

Struktur padatan amorf dapat juga dianggap sebagai intermediet (bentuk antara) dari padatan dan
cairan. Banyak amorf yang merupakan amorf sintetsis seperti fiber optik dan silikon amorf.

Perhatikanlah daftar berikut yang menunjukkan amorf yang memiliki ungsi penting dalam kehidupan
manusia :
1. Gelas kuarsa digunakan untuk serat optik.
2. Gelas khalkogenida digunakan pada membran selenium untuk mesin fotokopi.
3. Silikon amorf digunakan untuk membuat sel surya.
4. Amorf logam besi/kobalt digunakan sebagai bahan pembuat magnet (bahan magnetik).
5. Polimer digunakan pada polistrirena
6. Amorf karbon digunakan sebagai karbon aktif yang memiliki sifat adsobsi (sebagai adsorben).
7. Silika gel digunakan sebagai adsorben untuk menyerap uap air.

Nah, berdasarkan penjelasan dan contoh diatas, kalian sudah mengetahui buka perbendaan padatan
kristalin dengan amorf. Sebagaimana yang disebutkan, amorf dan padatan kristalin merupakan
klasifikasi sederhana dari zat padat.

Sumber : Takeuchi, Yashito.2006, Buku Teks Pengantar Kimia, Iwanami Shoten Publisher, Tokyo.

Anda mungkin juga menyukai