APOTEK MANDIRI
Disusun Oleh :
Viola Anggraeni
Disusun Oleh :
Viola Anggraeni
i
HALAMAN PENGESAHAN
Nama :
Viola Anggraeni
Telah melakukan kegiatan prakerin dari tanggal 1 Februari 2018 – 31 Maret 2018 dengan
serangkaian kegiatan dalam laporan ini.
ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia-Nya kepada saya, sehingga saya sebagai penulis Laporan Praktik
Kerja Industri (PRAKERIN) di Apotek Mandiri dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari semua pihak.
Untuk itu saya sebagai penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Totok Turdiyanto, S.Si.,Apt., selaku Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah
3 Purbalingga.
2. Ibu Lien Sugiasih, S.Pd., selaku pembimbing yang selalu terinci, tertib dan disiplin
dalam memberikan arahan dalam pembuatan Laporan Prakerin ini.
3. Mira Ahtus Solikhah DIT, S.Farm., Apt., selaku apoteker Apotek Mandiri.
4. Seluruh Karyawan Apotek Mandiri.
5. Kedua orang tua yang telah mendukung penuh dan memberikan semangat kepada
saya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 15
LAMPIRAN ..................................................................................................................................... 16
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
C. Tujuan Penulisan Laporan Prakerin
Penyusunan laporan ini sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir
Sekolah(UAS), Ujian Kenaikan Kelas (UKK), dan Ujian Nasional (UN), serta sebagai
bukti bahwa telah melaksanakan Praktek Kerja Industri (Prakerin).
Laporan ini berisi semua kegiatan siswa SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga yang
melaksanakan Prakerin ditempat yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Dengan
adanya kegiatan Prakerin ini siswa dapat menambah pengalaman dan wawasan
pengetahuan serta dapat merasakan secara langsung dunia kerja sebagia Tenaga Teknis
Kefarmasian.
2
BAB II
TINJAUAN UMUM APOTEK
B. Persyaratan Apotek
Untuk mendapat izin Apotek, Apoteker atau Apteker Pengelola Apotek bekerjasama
dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat,
perlengkapan dan perbekalan farmasi yang merupakan milik sendiri atau milik pihak
lain. Tempat dan perlengkapan disesuaikan dengan kebutuhan untuk pelayanan
kefarmasian. Perbekalan farmasi sekurang-kurangnya terdiri dari obet generic sesuai
dengan daftar obat esensial untuk OWA(Obat Wajib Apotek).
C. Pengelolaan Apotek
Pengelolaan Apotek meliputi:
1. Pembuatan, pengolahan, peracikan, perubahan bentuk , pencampuran, penyimpanan
dan penyerahan obat atau bahan obat.
2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan sediaan farmasi bermutu
baik dan keabsahannya terjamin. Sediaan farmasi yang karena sesuatu hal tidak
dapat dapat digunakan, harus dimusnahkan dengan cara dibakar atau ditanam atau
dengan cara lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan (MenKes).
3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi.
D. Pelayanan Apotek
1. Jam buka Apotek untuk melayani masyarakat dari 07.00 – 21.00 WIB
2. Apotek wajib melayani resep Dokter, Dokter gigi dan Dokter hewan.
3. Pelayanan resep sepenuhnya atas tanggung jawab Apoteker pengelola apotek.
4. Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian
profesionya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat. Apoteker tidak diizinkan
3
untuk mengganti obat generic yang ditulis didalam resep dengan obat paten. Dalam
hal pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis didalam resep, Apoteker wajib
berkonsultasi dengan Dokter untuk pemilihan obat yang lebih lanjut.
5. Apoteker wajib memberikan informasi :
a. Yang berkaitan dengan penggunaan obat yang diserahkan kepada pasien.
b. Penggunaan obat secara tepat, aman, rasional atas permintaan masyarakat.
6. Apabila Apoteker menganggap bahwa dalam resep ada kekeliruan atau penulisan
resep yang tidak tepat, Apoteker harus memberitahu kepada Dokter penulis resep.
Bila Dokter penulis resep tetap pada pendiriannya.
7. Dokter wajib membubuhkan tanda tangan yang lazim diatas resep atau menyatakan
secara tertulis.
8. Salinan resep harus ditandatangani oleh Apoteker.
9. Resep harus dirahasiakan dan disimpan di Apotek dengan baik dalam jangka waktu
3 tahun.
10. Resep atau salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada Dokter penulis resep
atau yang merawat penderita , penderita yang bersangkutan. Petugas kesehatan atau
petugas lain yang berwenang menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4
BAB III
TINJAUAN APOTEK
Personalia :
Personalia sebaiknya diterdiri dari :
Apoteker
Apoteker Pendamping
Asisten Apoteker
Tenaga Administarasi, Juru racik, dan Keamanan
5
B. Pengelolaan Perbekalan Farmasi
1. Perencanaan dan Pengadaan Barang
a. Perencanaan
Perencanaan dan pengadaan barang di Apotek dilakukan setiap hari, serta
berdasarkan benyaknya item obat yang sering dikeluarkan (metode konsumsi)
dan berdasarkan pola penyakit (metode epidemilogi).
b. Pengadaan Barang
Pengadaan dan pemesanan perbekalan farmasi di Apotek meliputi obat bebas,
obat bebas terbatas, narkotika, psikotropika, dan alat kesehatan. Pemesanan
perbekalan farmasi dilakukan dengan magnacu buku defekta, buku defekta
adalah buku yang digunakan untuk mencatat perbekalan farmasi yang sudah
mencapai stok minimum/habis. Pemesanan ke PBF tergantung Apoteker
dengan pertimbangan dana yang tersedia dan kecepatan perputaran barang
(Slow moving atau Fast moving).
6
Pembayaran dari barang tersebut hanya berdasarkan jumlah barang yang
laku terjual.
Pemesanan barang atau obat kepada PBF yang dilakukan Apotek adalah sebagai
berikut :
a. Cek persediaan barang
b. Kosong/menipis dicatat dibuku defekta.
c. Memisahkan jenis barang/obat yang akan dipesan per PBF yang akan dituju.
d. Siapkan SP berikan kepada sales, lakukan negosiasi harga, diskon/bonus dan
masa pembayaran (kredit/tunai).
e. Jika sales tidak datang/kebutuhan obat mendesak, catat obat yang akan dipesan
di SP dan bisa dilakukan pemesanan melalui telepon ke PBF/SMS ke Sales.
f. Jika hal diatas terjadi, SP asli disimpan dan diserahkan kepada pihak PBF
ketika barang datang.
g. Pemesanan dilakukan oleh APA/harus sepengetahuan APA.
7
a. Berdasarkan golongan obat, yaitu dipisahkan penyimpanannya antara obat
bebas, narkotika, dan psikotropika (disimpan dilemari khusus yaitu pintu dua
untuk narkotik dan pintu satu untuk psikotropika).
b. Berdasarkan bentuk sediaan obat, yaitu antara sediaan tetes mata, hidung, dan
telinga, sediaan semipadat seperti krim dan salep, sediaan cair seperti sirup dan
injeksi, sediaan untuk bayi dan sediaan yang disimpan dilemari pendingin
seperti Suppositoria, ovula dan sediaan yang harus disimpan di lemari
pendingin.
c. Berdasarkan farmakologi, seperti obat flu dan batuk, serta multivitamin.
d. Setiap kelompok obat disusun secara alfabetis untuk memudahkan pencarian.
Sistem pengeluaran barang menggunakan sistem FIFO (First in first out) dan FEFO
(First expired first out).
8
yang dikumpulkan sebagai tanda bukti penjualan. Setiap pengambilan/pemasukan
barang digudang dicatat dalam kartu stok, untuk mengetahui banyaknya barang
yang terjual dan jumlah persediaan.
5. Pengendalian Mutu
Demi terjaminnya mutu dan khasiat obat, senantiasa dilakukan pengecekan tanggal
kadaluarsa dan penerapan FIFO (first in first out) yaitu barang yang diterima lebih
dahulu dijual lebih dahulu. Barang yang rusak, ED, ditarik dari perusahaan dapat
ditukar kepada PBF ataupun dimusnahkan dengan membuat laporan pemusnahan.
Tiap 1 tahun sekali di Apotek diadakan “STOCKOPNAME” atau menghitung
kembali kekayaan apotek dengan tujuan untuk mengetahui batas obat yang masih
memenuhi syarat meliputi : obat bebas, bebas terbatas, OWA, Narkotika,
Psikotropika, obat generic, alat kesehatan, maupun kosemtika.
6. Administrasi dan Pelaporan Apotek
Administrasi dan pelaporan di Apotek meliputi dua hal :
1) Pelaporan ke dalam
a. Adminstrasi penjualan obat bebas, bebas terbatas.
b. Administrasi resep harian (resep tunai).
c. Laporan keuangan baik awal maupun akhir shift setiap hari.
d. Laporan keuangan.
2) Pelaporan ke luar
Laporan tiap 1 bulan sekali meliputi : Obat narkotika, obat Psikotropika dan
obat precursor.
C. Pengelolaan SDM
1. Jam Kerja Apotek
Sebelum kerja dimulai dan pada pergantian shift dilakukan :
- Penyerahan dan pencatatan keuangan
- Pencatatan resep dan penjualan tunai bebas
Di Apotek Mandiri terbagi 2 shift yaitu :
1) Pagi : Pukul 07.00 – 14.00 WIB
2) Sore : Pukul 14.00 – 21.00 WIB
Pada hari minggu dan hari libur, Apotek Mandiri tetap buka seperti bisaa.
9
2. Budaya Apotek
1) Visi
Mewujudakan Pelayanan Kefarmasian yang bermutu dengan menjadikan
Apotek Mandiri sebagai sarana kesehatan yang ebrbasis “Pharmaceurical
Care” untuk mewujudkan service excellence demi meningkatkan kepuasan
pasien.
2) Misi
a. Memberikan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada “Customer
satisfaction” meningkatkan kualitas hidup pasien menuju tercapainya
derajat kesehatan yang optimal.
b. Membentuk sumber manusia yang ebrkualitas untuk mendukung
terlaksananya pelayanan kefarmasian yang optimal dan meningaktkan
kesejahteraannya.
c. Menyediakan obat, alat kesehatan dan perbekalan farmasi yang ebrkualitas
dan terjangkau masyarakat.
d. Menjalin kerjasama dengan berbagai institusi baik dalam rangka
mendukung program Pemerintah dibidang kesehatan maupun dalam rangka
memberikan pelayanan kefarmasian.
e. Berperan aktif bersama tenaga kesehatan lainnya dalam meningkatkan
kemajuan dibidang kefarmasian khususnya.
3) Motto
Memberikan pelayanan yang unggul menuju pelayanan kefarmasian yang baik.
D. Pengelolaan Resep
Enam langkah prosedur layanan resep :
1. Penerimaan resep
a. Pemeriksaan keabsahan dan kelengkapan resep.
b. Nama, alamat, No. SIP, tanda tangan, paraf dokter penulis resep.
c. Nama obat, dosis, jumlah, dan aturan pakai.
d. Nama pasien, umur, alamat, dan nomor telepon.
e. Pemberian nomor resep.
f. Penetapan harga.
g. Pemeriksaan ketersediaan obat.
10
2. Perjanjian dan Pembayaran
a. Pengambilan obat semua atau sebagian.
b. Ada atau tidak pergantian obat atas persetujuan dokter atau pasien.
c. Pembayaran tunai.
d. Validasi dan penyerahan nomor resep.
e. Pemberian kuitansi dan salinan resep.
3. Peracikan
a. Penyiapan etiket/ penandaan obat dan kemasan.
b. Peracikan obat (hitung dosis, timbang, campur, kemasan)
c. Penyajian hasil akhir peracikan.
4. Pemeriksaan Akhir
a. Kesesuaian hasil peracikan dengan resep :
Nomor resep
Nama obat, bentuk dan jenis sediaan, dosis, jumlah dan aturan pakai
Nama pasien, umur dan alamat, serta nomor telepon.
b. Keseusaian salinan resep dengan resep asli.
c. Kebenaran kuitansi.
5. Penyerahan Obat dan Pemberian Onformasi
a. Penyerahan obat harus disertai dengan penjelasan informasi tentang :
Nama obat, bentuk, dan jenis sediaan dosis, jumlah dan aturan pakai.
Cara penyimpanan.
Efek samping yang mungkin akan timbul dan cara emgnatasinya.
b. Tenda terima pasien atau penerima obat.
E. Pelayanan Resep
Secara umum prosedur pelayanan resep di Apotek Mandiri adalah sebagai berikut :
Penerimaan resep
Perjanjian dan pembayaran
Peracikan
Pemeriksaan akhir
Penyerahan obat dan pemberian informasi
11
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Pasien
Untuk menjamin kepuasan di Apotek dan mempertahankan pelayanan Apotek
melayani penjual secara langsung, yaitu pasien datang sendiri ke APotek. Pada hari
minggu/hari libur Apotek Mandiri tetap terbuka untuk melayani pasien/konsumen.
12
Penyebab kesalahan di Apotek umumnya dikarenakan :
1) Kurang pengetahuan tentang undang-undang farmasi, farmakologi, singkatan
latin dalam resep.
2) Tata kerja yang kurang teliti.
13
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungsi Apotek adalah menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan oleh masyarakat
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dari fungsi yang pertama ini seorang
farmasis harus hadir dengan wajah yang sangat social, penuh etika dan moral.
Tugas dan Fungsi Apotek :
1. Tempat pengabdian tenaga teknis kefarmasian
2. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,
dan penyerahan obat dan bahan obat.
3. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yagn
diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.
B. Saran
1. Untuk SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga, pelaksanaan Prakerin sebaiknya
dilaksanakan waktu yang lebih lama lagi agar siswa-siswi semakin memahami
perannya dibidang kefarmasian sebagai seorang asisten apoteker.
2. Diharapkan kegiatan seperti ini berlangsung seterusnya guna memberikan bekal
tambahan bagi siswa-siswa SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga agar mampu
bersaing dalam dunia kerja dan mampu mencetak siswi-siswi yang professional di
bidang kefarmasian sehingga memberikan nama baik bagi sekolah.
3. Kerjasama antara Apotek Mandiri dengan SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
agar terus dikembangkan serta terus dipertahankan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Google maps
(diakses pada 25 Maret 2018. 15.00)
Dekiduck.blogspot.com
(diakses pada 25 Maret 2018. 15.20)
Gudanglaporan.blogspot.com
(diakses pada 25 Maret 2018. 16.00)
Ruli Setya Hapsari,S.Si..Apt; 2014 : Undang-undang Kesehatan untuk SMK Farmasi:
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
15
LAMPIRAN
16
Lampiran 2 : Denah Bangunan (Lay out) Institusi
Perlengkapan Bayi
Etalase Obat Luar
17
Lampiran 3 : Contoh Etiket yang digunakan Institusi
18
Lampiran 4 : Contoh Surat Pesanan Obat dan LPLPO
19
Lampiran 5 : Contoh Surat Pesanan Psikotropika
20
Lampiran 6 : Contoh Surat Pesanan Narkotika
21
Lampiran 7 : Contoh Kwitansi
22
Lampiran 8 : Contoh Surat Pengantar Laporan Narkotika dan Psikotropika
23
Lampiran 9 : Contoh Laporan Penggunaan Narkotika
24
Lampiran 9 : Contoh Laporan Penggunaan Psikotropika
25