417197
MULTINATIONAL FINANCE
ANALISIS EXCHANGE RATE , BOP DAN SEKTOR RIIL CHINA 2012-2016
China melakukan reformasi ekonomi pada tahun 1980 an dan beberapa kali
melakukan penyesuaian sistem nilai tukar yuan renmimbi terhadap dolar US. Pengaturan
sistem mata uang tersebut dilakukan untuk menjaga kestabilan yuan renmimbi terhadap mata
uang negara lain, khususnya dolar AS. Pada tahun 2008 adanya krisis di Amerika tidak
memiliki dampak terhadap neraca perdangangan China dan mengalami surplus pada neraca
perdagangan dan peningkatan cadangan devisanya.
Trade unit 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Import of Bln 883.6 1.240.0 1.579.1 1.661.9 1789.6 1.808.7 1566.6 1.495.4
good USD
Export of Bln 1.119.1 1.478.1 1.807.8 1.973.5 2.148.6 2.243.8 2.142.8 1.989.5
good USD
Good Bln 235.5 238.1 228.7 311.6 359.0 435.0 576.2 494.1
trade USD
Balance
Import of Bln 158.9 193.4 247.8 281.3 330.6 432.9 435.7 452.6
service USD
Export of Bln 143.6 178.3 201.0 201.6 207.0 219.1 217.4 208.4
service USD
Current % 4.8 3.9 1.8 2.5 1.5 2.3 2.7 1.8
account Of
balance GDP
Sumber : www.oecd-ilibrary.org
Terlihat pada tabel dibawah Current Account Balance baik barang dan jasa nya
mengalami surplus setiap tahunnya mulai dari tahun 2009 hingga tahun 2016. Jika dilihat dari
importnya cenderung meningkat dari tahun 2009 hingga tahun 2014, namun pada tahun 2015
dan 2016 importnya cenderung mengalami penurunan disebabkan oleh menurunnya
permintaan dosmetik. Sedangkan dari sisi ekspornya pada tahun 2009 hingga 2014 cenderung
meningkat namun pada tahun 2015 dan 2016 mengalami penurunan disebabkan adanya
perlambatan ekonomi China dan adanya kecaman dari mitra dagang China akibat tuduhan
membuang kelebihan produksi industri mereka di pasar global. Walaupun current account
cenderung surplus, namun nilainya cenderung menurun.
Dilihat dari suku bunga China pada tahun 2012 hingga tahun 2016 Bank sentral China
memutuskan untuk menurunkan suku bunganya. Adanya kekhawatiran akan pertumbuhan
ekonomi China, serta adanya kejatuhan pasar ekuitas China yang terjadi pada tahun tersebut
membuat bank sentral china memutuskan untuk menurunkan suku bunga nya. Adanya
penurunan suku bunga tidak berdampak pada sektor riil china, walaupun sektor riil dari tahun
ke tahun cenderung menurun.
Berdasarkan tabel FDI diatas diketahui bahwa Foreign Direct Investment China dari
tahun 2012 hingga 2016 terus mengalami pertumbuhan. Adanya penurunan suku bunga
berdampak pada, cost of capital China mengalami penurunan juga. Hal ini memberikan
dampak yang positif yakni adanya penurunan cost of capital akan berdampak pada tingkat
investasi yang bergairah. Investor akan cenderung menyukai investasi di China akibat cost of
capital yang murah sehingga menciptakan iklim investasi yang cukup kondusif. Dengan
adanya penurunan cost of capital, diharapkan iklim investasi dapat tumbuh dan meningkatkan
AJENG SEKAR KRISANTI
417197
MULTINATIONAL FINANCE
performa sektor riil China. Berdasarkan data yang ada diketahui bahwa sektor riil dibidang
pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor industri mengalami penurunan, sedangkan sektor
konstruksi, sektor perdagangan, transportasi, akomodasi dan jasa makanan mengalami
peningkatan. Sedangkan sektor keuangan cenderung mengalami peningkatan seperti sektor
keuangan dan asuransi.
Untuk mengetahui exchange rate real di setiap tahun maka bisa melakukan
pendekatan dengan menggunakan rumus purchasing power parity dengan persamaan sebagai
berikut :
(1+𝑖ℎ)𝑡
et = eo (1+𝑖𝑓)𝑡
Dari data 2012 hingga 2016 diketahui bahwa dolar tahun 2012 hingga 2014 dolar
melemah dan pada 2014 hingga 2016 dolar menguat terhadap Yuan. Yang berarti bahwa pada
tahun 2014 hingga 2016 Yuan melemah terhadap dolar. Pelemahan yuan ini terjadi kaena
meningkatnya kekhawatiran perlambatan ekonomi China, Ekonomi China memang tumbuh
namun pergerakannya cenderung melambat serta adanya rencana kenaikan suku bunga bank
sentral Amerika serikat. Pada tahun 2015 China melakukan kebijakan devaluasi yuan pada
nilai tukar harian sebesar 1,9%. Kebijakan ini dilakukan untuk mencegah penurunan ekspor
China lebih dalam lagi. Pada tahun 2014 dan 2015 Ekspor china mengalami penurunan dan
menyebabkan yuan mengalami depresiasi. Beberapa Alasan yang mendasari kebijakan
devaluasi ini adalah posisi yuan pada 2012 hingga 2014 menguat terhadap dolar. Agar dapat
memperthankan apresiasi yuan secara bertahap saat dollar menguat dengan cepat maka China
mengambil kebijakan untuk mendevaluasi mata uangnya. Agar mata uang nya dapat bersaing
dengan partner dagangnya seperti Amerika, selain itu juga diharapkan untuk mendongkrak
ekspor dari China
Terlihat pada tabel current Account China pada tahun 2014 dan 2015 mengalami
penurunan pada sisi ekspor dan impor nya walaupun mengalami surplus. Berdasarkan data
real exchange rate nilai yuan mengalami overvalued dengan nilai real overvalued sebesar
79,02%. Yuan yang overvalued menyebabkan barang barang yang dihasilkan China menjadi
mahal dan tidak kompetitif. Sehingga keputusan devaluasi adalah solusi yang tepat.