Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Good Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan) adalah suatu subjek yang
memiliki banyak aspek. Salah satu topik utama dalam tata kelola perusahaan adalah
menyangkut masalah akuntabilitas dan tanggung jawab/ mandat, khususnya implementasi
pedoman dan mekanisme untuk memastikan perilaku yang baik dan melindungi kepentingan
pemegang saham. Fokus utama lain adalah efisiensi ekonomi yang menyatakan bahwa sistem
tata kelola perusahaan harus ditujukan untuk mengoptimalisasi hasil ekonomi, dengan
penekanan kuat pada kesejahteraan para pemegang saham. Ada pula sisi lain yang merupakan
subjek dari tata kelola perusahaan, seperti sudut pandang pemangku kepentingan, yang
menunjuk perhatian dan akuntabilitas lebih terhadap pihak-pihak lain selain pemegang
saham, misalnya karyawan atau lingkungan.
Sampai saat ini para ahli tetap menghadapi kesulitan dalam mendefinisikan GCG
yang dapat mengakomodasikan berbagai kepentingan. Tidak terbentuknya definisi yang
akomodatif bagi semua pihak yang berkepentingan dengan GCG disebabkan karena cakupan
GCG yang lintas sektoral. Definisi CGC menurut Bank Dunia adalah aturan, standar dan
organisasi di bidang ekonomi yang mengatur perilaku pemilik perusahaan, direktur dan
manajer serta perincian dan penjabaran tugas dan wewenang serta pertanggungjawabannya
kepada investor (pemegang saham dan kreditur). Tujuan utama dari GCG adalah untuk
menciptakan sistem pengendaliaan dan keseimbangan (check and balances) untuk mencegah
penyalahgunaan dari sumber daya perusahaan dan tetap mendorong terjadinya pertumbuhan
perusahaan. Inti dari kebijakan tata kelola perusahaan adalah agar pihak-pihak yang berperan
dalam menjalankan perusahaan memahami dan menjalankan fungsi dan peran sesuai
wewenang dan tanggung jawab. Pihak yang berperan meliputi pemegang saham, dewan
komisaris, komite, direksi, pimpinan unit dan karyawan.
Konsep Good Corporate Governance (GCG) adalah konsep yang sudah saatnya
diimplementasikan dalam perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, karena melalui
konsep yang menyangkut struktur perseroan, yang terdiri dari unsur-unsur RUPS, direksi dan
komisaris dapat terjalin hubungan dan mekanisme kerja, pembagian tugas, kewenangan dan
tanggung jawab yang harmonis, baik secara intern maupun ekstern dengan tujuan
meningkatkan nilai perusahaan demi kepentingan shareholders dan stakeholders.
Perkembangan ekonomi global yang semakin meningkat dewasa ini menuntut
perusahaan atau organisasi untuk mampu menangkap peluang bisnis baik secara lokal
maupun internasional. Perekonomian global dengan segala pernak-perniknya banyak
menawarkan dampak yang positif terutama terjadinya interaksi antara negara dengan
perekonomian yang telah maju dengan negara-negara dengan perekonomian yang sedang
berkembang. Interaksi tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk kerjasama ekonomi sehingga
mampu membawa manfaat seperti pengenalan teknologi baru, adanya akses ke pasar baru
dan terjadinya penciptaan industri baru. Kunci utama untuk memenangkan persaingan di
pasar global dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan adalah dengan
menciptakan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Selain itu juga dalam era
globalisasi suatu perusahaan juga dituntut untuk mampu melakukan praktek-praktek
manajemen yang berorientasi pada keterbukaan (transparancy), fokus pada perubahan,
berinovasi secara terus menerus dan mampu mengembangkan kepemimpinan yang bersifat
kolektif.
Untuk menjawab tantangan dan isu-isu global tersebut oleh perusahaan maka
diperlukan adanya sistem pengelolaan perusahaan yang baik dan setiap personil yang
mengedepankan etika, agar nantinya misi dan visi perusahaan yang telah digariskan mampu
tercapai. Bahkan GCG telah dijadikan bagian dari keunggulan bersaing (competitive
advantage) perusahaan guna memasuki pasar global dan meraih kepercayaan dari
para stakeholder (supplier, investor, konsumen, pemerintah, karyawan dan masyarakat). Isu
ini menjadi penting karena masyarakat internasional saat ini menuntut suatu perusahaan yang
ingin bersaing dipasar internasional harus mampu bersikap terbuka (transparency),
bertanggung jawab (responsibility), berkeadilan (fairness), mandiri (independency) dan
memiliki kredibilitas (accountability). Dengan demikian diharapkan dengan adanya
perubahan dan transformasi peran dan fungsi sumber daya manusia dari bersifat mendasar
dan tradisional menjadi peran dan fungsi bisnis dan strategis diharapkan akan mampu
mewujudkan sistem tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dan
mampu bertanggung jawab secara sosial (corporate social responsibility) sehingga dapat
membawa perusahaan mampu berbicara dan menjawab tantangan pasar global sekaligus
meningkatkan keunggulan bersaingnya (competitive advantage).
Negara-negara dan perusahaan-perusahaan yang tidak mengimplementasikan good
corporate governance, kecil kemungkinannya untuk memperoleh akses yang lancar terhadap
dana dari investor asing. Dengan semakin perlunya good corporate governance, kini
pemerintah dan perusahaan baik di Negara industry dan berkembang mulai mengembangkan
good corporate governance, salah satunya adalah Negara Jerman. Di Jerman, misalnya,
perwakilan karyawan atau buruh turut duduk dalam direksi maupun komisaris, sehingga
pengawasan dan kontrol terhadap pemegang saham mayoritas yang menguasai direksi bisa
dilakukan. Pada gilirannya, direksi akan didorong untuk memperhatikan kepentingan bukan
saja karyawan atau buruh, tetapi juga kepentingan publik.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Mengetahui perkembangan good corporate governance di Negara Jerman
2. Mengetahui contoh perusahaan yang telah menerapkan GCG dengan baik dan kurang baik
di Jerman

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui perkembangan Good Corporate Governance di Negara Jerman
2. Untuk mengetahui contoh perusahaan yang telah menerapkan GCG dengan baik dan
kurang baik di Jerman

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Good Corporate di Jerman


Banyak perusahaan privasi di jerman, memiliki struktur dimana pemilik dan manajer
masih individu yang sama. Yang dapat mengelakkan adanya agency problem. Bahkan
diperusahaan yang diperdagangkan secara umum, sering adanya pemegang saham yang
dominan, sama halnya dengan Amerika.
Menurut perkembangannya, bank telah menjadi pusat struktur corporate governance di
jerman, dan di negara lain di eropa seperti itali dan prancis. Sebagai pemberi pinjaman, bank
menjadi pemegang saham mayoritas ketika perusahaan yang mereka danai tersebut
membutuhkan tambahan sumber dana untuk pasar modal atau mereka tidak dapat melunasi
hutang. Terdapat 3 bank besar di jerman yaitu Deutche, Dresdner, dan Commerzbank, adalah
bank–bank yang biasanya memonitor dan mengontrol para manajer, baik sebagai pemberi
pinjaman ataupun si pemegang saham, bank memilih perwakilan untuk duduk di dewan
direksi suatu perusahaan.
Perusahaan–perusahaan di jerman menggunakan corporate governance dua tingkat.
Dengan menggunakan struktur ini, pengawasan terhadap para manajer terpisah dengan fungsi
lain dewan direksi. Sistem dua tingkatan yang dipakai jerman ini memungkinkan adanya
pengawasan dan pengendalian atas keputusan dan tindakan manajerial ditangan sebuah grup
yang terpisah dari grup lainnya.
Dikarenakan pengaruh dari pemerintah lokal dan kekuatan bank (melalui struktur
direksi), membuat pemegang saham khusus tidak bisa memiliki saham mayoritas. Selain itu
pemegang saham institusional besar seperti perusahaan pendanaan dan asuransi juga tidak
memiliki kepemilikan yang signifikan atas perusahaan di jerman. Dan menurut
perkembangannya, para manajer jerman belum mendedikasikan diri mereka untuk kekayaan
pemegang saham.
Namun secara keseluruhan corporate governance di jerman sedang mengalami
perubahan, setidaknya secara parsial. Dikarenakan adanya peningkatan bisnis globalisasi.
Menurut penelitian tradisional sistem yang dipakai jerman sebelumnya, bagaimanapun juga
menghasilkan biaya keagenan dikarenakan kurangnya pengawasan internal

Jenis perusahaan
Seperti di sebagian besar EU-legislasi, sebuah divisi formal perusahaan dalam
hukum Jerman antara perusahaan saham atau "Aktiengesellschaften" ("AG") dan perusahaan
terbatas swasta ("Gesellschaften mit beschränkter Haftung" atau "GmbH"). AG dan GmbH
diatur oleh tindakan yang berbeda, Aktiengesetz (Stock Corporation Act) 1 dan GmbH-
Gesetz (Perseroan Terbatas) 2, meskipun beberapa prinsip dasar hukum perusahaan berlaku
sama untuk kedua jenis. Pembagian antara perusahaan saham dan perseroan terbatas tidak
mengacu pada ukuran perusahaan-ada perusahaan besar dalam bentuk GmbH dan perusahaan
kecil milik keluarga dalam bentuk Aktiengesellschaft. Hanya saham dari perusahaan saham,
bagaimanapun, dapat terdaftar dan diperdagangkan di bursa saham. Perusahaan saham
daripada perseroan terbatas adalah bentuk hukum yang sesuai terutama untuk perusahaan
publik besar yang memiliki kepemilikan luas. Saat ini ada lebih dari 700.000 perseroan
terbatas (GmbH) dibandingkan dengan sekitar 4.200 perusahaan saham. Dari yang terakhir
sekitar 700 terdaftar di bursa saham. Itu berarti bahwa sebagian besar perusahaan saham juga
dimiliki secara pribadi. Laporan berikut mengacu pada perusahaan saham saja.
Sumber
Undang-undang dasar mengenai perusahaan saham, Stock Corporation Act,
dilengkapi oleh tindakan lain seperti Akta Penyelesaian, Kode Komersial dengan peraturan
tentang daftar komersial, akuntansi dan masalah lainnya, atau Securities Trading Act (dengan
ketentuan, inter alia, melawan transaksi orang dalam). Pengaturan diri yang paling penting
untuk perusahaan publik adalah Takeover-Code of 1995. Namun, tidak ada peraturan sendiri
("kode praktik terbaik") atau laporan semi-resmi mengenai tata kelola perusahaan yang
sebanding dengan berbagai kode. atau laporan di AS, Inggris, Prancis, Belgia, Belanda dan
Spanyol.

Fitur khusus: Sistem two-tier dan co-determination


Ciri khas hukum korporasi Jerman adalah pemisahan antara dewan manajemen
("Vorstand") dan dewan pengawas ("Aufsichtsrat"). Sistem papan dua tingkat ini berasal dari
tahun 1870-an. Pemisahan ini wajib bagi perusahaan saham dan perusahaan besar dengan
kewajiban terbatas. Dewan manajemen hanya terdiri dari direksi dan mengelola dan mewakili
perusahaan sebagaimana akan dijelaskan lebih rinci di bawah ini. Dewan pengawas memiliki
tugas untuk menunjuk dan mengawasi pengelolaan perusahaan. Ini secara eksklusif terdiri
dari direktur luar; anggota dewan manajemen tidak dapat berfungsi sebagai anggota dewan
pengawas dan sebaliknya. Karena tugas dan tugas anggota manajemen dan dewan pengawas
berbeda, kedua jenis dewan ini akan ditangani secara terpisah dalam hal-hal berikut. Fitur
spesifik lebih lanjut dari undang-undang perusahaan Jerman, rezim penentuan bersama,
berkaitan dengan dewan pengawas. Ini juga akan dijelaskan lebih detail di bawah ini.

Fungsi dan kekuatan dewan manajemen


1. Penunjukan, pemberhentian, gaji
Anggota dewan manajemen diangkat, paling banyak selama lima tahun, oleh dewan
pengawas dan dapat diberhentikan olehnya, meskipun hanya karena sebab. Pengangkatan
kembali, tentu saja, diizinkan. Remunerasi untuk anggota dewan manajemen juga
ditetapkan oleh dewan pengawas. Pembayaran berorientasi kinerja secara tradisional
terkait dengan angka-angka yang berasal dari laporan tahunan akun (seperti surplus
tahunan); hanya baru-baru ini memiliki instrumen berorientasi pasar seperti opsi saham
yang tertangkap.

2. Komposisi dan tugas


Mungkin ada ketua atau pembicara dewan pengelola. Jika demikian, dia tidak akan
memiliki posisi CEO ala AS atau PDG Prancis (dia tidak dapat memegang kursi ketua
dewan pengawas atau dia tidak bisa memutuskan melawan mayoritas anggota dewan
manajemen). Dewan pengurus mewakili perusahaan dalam urusan bisnis dan urusan
hukumnya. Dalam aturan pusat (§ 76), Kode Perusahaan Saham menyatakan bahwa
dewan manajemen "mengarahkan perusahaan di bawah tanggung jawabnya sendiri".
Aturan ini memiliki arti ganda: Pertama, tugas pengelolaan aktual urusan perusahaan
sebenarnya, terutama bisnis sehari-hari, eksklusif ke dewan manajemen. Meskipun
dewan pengawas harus memantau manajemen, "tugas manajemen" tidak dapat
diserahkan kepada dewan pengawas. Rapat pemegang saham juga dibatasi untuk
mengambil keputusan dasar; dapat memutuskan masalah manajemen reguler hanya atas
permintaan dewan manajemen.

3. Kepentingan para pemangku kepentingan


Kedua, kelonggaran yang diberikan kepada manajemen oleh § 76 AktG memungkinkan
dan bahkan mewajibkannya untuk mengambil kepentingan "pemangku kepentingan"
lainnya seperti karyawan, kreditor perusahaan dan masyarakat umum ke dalam akun.
Ada diskusi dalam literatur hukum Jerman tentang apakah perusahaan adalah
"perusahaan" dengan semua kelompok yang berkepentingan seperti karyawan, pemegang
saham, kreditur dan lain-lain sebagai "pemangku kepentingan", yang mana manajemen
kepentingan harus mengejar. Tetapi bahkan mereka yang tidak meluncur di atas es ini
sepakat bahwa manajemen tidak berkewajiban semata-mata dan eksklusif untuk
mengejar kepentingan pemegang saham saat ini. Tidak ada tugas untuk memaksimalkan
nilai saham; manajemen dapat dan harus mengambil kepentingan para karyawan,
kreditor, dan masyarakat secara luas ke dalam akun. Manajemen memiliki, atas nama
perusahaan, untuk bertindak sebagai "warga negara yang baik". Mungkin misalnya,
memberikan donasi ke universitas meskipun para pesaingnya dapat mengambil
keuntungan dari penelitian di sana. Ini dapat membuat ketentuan bagi karyawan akan
kehilangan pekerjaan mereka bahkan jika tidak ada manfaat dari ini untuk perusahaan
karena akan berhenti perdagangan sebagai akibatnya, misalnya, merger dengan
perusahaan lain atau shutdown.

4. Kelompok perusahaan
76 Stock Corporation Act juga berlaku dalam kelompok perusahaan. Dewan pengurus anak
perusahaan mungkin tidak mengikuti instruksi atau mengambil tindakan yang tidak untuk
kepentingan anak perusahaan dan tidak dapat atau tidak akan dikompensasikan oleh
perusahaan induk tersebut. Aturan yang berbeda hanya berlaku jika ada kesepakatan khusus
antara anak perusahaan dan perusahaan induk yang mengatur, antara lain, untuk kompensasi
pemegang saham anak perusahaan dan perlindungan kreditornya.

Kontrol perangkat
1. Kekuatan pasar dan suplemen peraturan
Teori mikroekonomi dan hukum modern melihat manajer sebagai "agen" dan pemilik
(atau "pemangku kepentingan") di perusahaan sebagai "kepala sekolah" mereka.
Pemisahan antara pelaku dan agen dapat menyebabkan masalah spesifik seperti - konflik
kepentingan tradisional, seperti, misalnya, kesepakatan diri yang tidak adil; lalai dari
manajer yang usahanya tidak dapat diamati; dan konflik posisional. Ini dapat terjadi
dalam berbagai macam cara: di antara tindakan-tindakan lain, manajer dapat
membuatnya sangat sulit untuk memantau kinerja mereka, memaksakan hambatan tinggi
untuk penghapusan mereka sendiri, berusaha untuk meningkatkan ukuran perusahaan
dan sebagainya.

Tentu saja ada kekuatan pasar yang membantu mengurangi masalah ini seperti tekanan dari
berbagai faktor pasar (produk, modal, tenaga kerja) sejauh ini kompetitif, dipantau oleh
kreditur dan persaingan di pasar untuk para manajer. Mekanisme pasar ini tidak akan -
kecuali untuk beberapa komentar pada apa yang disebut "pasar untuk kontrol perusahaan" -
diperlakukan sebagai berikut. Bagaimanapun juga, kekuatan pasar saja tidak dapat dengan
aman memperbaiki masalah yang disebutkan di atas. Oleh karena itu berbagai perangkat telah
dikembangkan untuk mendukung dan melengkapi kekuatan pasar untuk membantu
menyelaraskan kepentingan manajemen dengan para pemegang saham, karyawan dan
kreditor perusahaan. Yang utama adalah:
- insentif dalam kontrak, dengan kompensasi manajer terkait dengan kinerjanya;
- pemantauan manajemen oleh dewan pengawas dan oleh auditor. Perangkat "dewan
pengawas" institusional akan dijelaskan secara lebih rinci di bawah ini (VI.);
- Tanggung jawab pribadi dari para direktur;
- peraturan prosedur dan pengungkapan dalam hukum perusahaan dan ketentuan-ketentuan
yang bertentangan dengan perilaku kriminal dalam hukum pidana.
Tentu saja, tidak semua perangkat ini memiliki tujuan yang sama. Aturan tanggung jawab,
misalnya, lebih mementingkan perilaku yang salah seperti perilaku kepentingan sendiri oleh
manajemen, daripada dengan pemantauan efisiensi manajerial. Pernyataan berikut akan
terbatas untuk menjelaskan secara singkat peraturan tanggung jawab ini dan tempat mereka
dalam sistem tata kelola perusahaan Jerman. Bagian selanjutnya akan menangani komposisi
dan fungsi dewan pengawas dan "pasar untuk kontrol perusahaan". Bagian tentang undang-
undang baru-baru ini diakhiri.

2. Kewajiban mengelola direksi


Kewajiban praktis dari kewajiban direksi menurut hukum Jerman tampaknya terbatas:
Keputusan pengadilan relatif jarang terjadi, walaupun dengan kecenderungan naik dalam
beberapa tahun terakhir. Namun pertikaian pertanggungjawaban antara direktur dan
perusahaan mereka mungkin diselesaikan di luar ruang sidang, dan relatif kurangnya
keputusan pengadilan tidak mengatakan apa-apa tentang fungsi pencegahan dari aturan
tersebut. Direktur perusahaan adalah, terlepas dari kasus-kasus gugatan, secara hukum
bertanggung jawab kepada perusahaannya dalam kondisi berikut:
pelanggaran kewajiban kontraktual atau wajib yang dibayarkan kepada perusahaan;
(ii) bahwa pelanggaran ini terjadi baik secara sengaja atau lalai; dan
(iii) bahwa ini telah menyebabkan kerusakan pada perusahaan.
Setidaknya dalam teori hukum Jerman membedakan antara pelanggaran tugas (kontrak atau
wajib) dan pertanyaan apakah direktur telah bertindak lalai. Namun dalam praktiknya, kedua
aspek tersebut mengurangi sebagian besar kasus menjadi satu pertanyaan, yaitu bagaimana
seorang manajer yang bijaksana dan rajin akan bertindak. Itu adalah standar obyektif dan
relatif tinggi. Direksi tidak perlu mengambil semua perawatan mungkin tetapi lebih dari
perawatan biasa yang mungkin diharapkan dari manusia biasa. Seorang direktur juga tidak
akan berhasil dengan pembelaan bahwa ia telah bertindak dengan hati-hati seperti yang akan
ia terapkan dalam urusannya sendiri. Sistem hukum umum digunakan untuk membedakan
antara "tugas perawatan" dan "tugas"
loyalitas "Hukum Jerman juga tahu - setidaknya dalam praktik, seperti yang telah disebutkan
sebelumnya - sebuah" tugas perawatan "dan kewajiban kesetiaan (Treuepflicht). Rentang
tugas fidusia yang dikembangkan oleh, misalnya, sistem hukum Inggris tampaknya namun
agak lebih luas dan lebih berkembang daripada mitra Jerman-nya. Pengadilan Tinggi Sipil
Federal juga baru-baru ini secara eksplisit mengakui peraturan pengadilan bisnis dengan
pengesahan yudisial yang sesuai. Penetapan tugas direksi oleh pemegang saham sendiri
dianggap sulit oleh undang-undang Jerman. Vis-à-vis direktur pelaksana perusahaan
sahamnya diwakili oleh dewan pengurusnya, termasuk kekuatan untuk memulai tindakan
melawan direktur yang salah dalam nama perusahaan. Masalah dengan solusi ini adalah
sangat sering terjadi kesalahan direktur pelaksana, dewan pengawas sama-sama dapat
disalahkan karena tidak memenuhi tugas pengawasannya dengan benar, oleh karena itu
dewan pengawas biasanya akan bereluc tant untuk mengambil tindakan terhadap anggota
dewan manajemen. Baru-baru ini Pengadilan Tinggi Sipil Federal menyatakan bahwa
pengawas bahkan dapat diwajibkan untuk menuntut manajemen

VI. Komposisi dan fungsi dewan pengawas


1. Tugas
Dua tugas utama dewan pengawas telah disebutkan: Ini menunjuk dan memberhentikan
anggota dewan manajemen, dan mengawasi manajemen. Yang dimaksud dengan
"pengawasan" seharusnya tidak disalahpahami karena mengizinkan atau bahkan memesan
gangguan dengan bisnis sehari-hari perusahaan. Berdasarkan undang-undang perusahaan atau
dengan keputusan dewan pengawas, kategori tertentu dari transaksi dapat dikenai persetujuan
sebelumnya dari dewan pengawas.

2. Ukuran
Dewan pengawas atau Aufsichtsrat terdiri dari setidaknya tiga anggota dan paling banyak 21
anggota, tergantung pada modal perusahaan yang disebutkan. Rata-rata Aufsichtsrat memiliki
sekitar 13 anggota.30 Satu orang dapat memegang hingga sepuluh kursi di dewan pengawas
perusahaan lain, jumlah rata-rata 2-3 kursi per orang.

3. Penunjukan dan remunerasi


Para anggota dewan pengawas ditunjuk oleh rapat pemegang saham dengan pengecualian
perwakilan tenaga kerja di perusahaan di bawah rezim co-tekad. Pengaruh dewan manajemen
pada proses pemilihan pengawasnya sulit untuk dinilai. Itu tergantung pada bentuk hukum
(perusahaan yang dikodifikasi dan lainnya), komposisi di sisi pemegang saham (kepemilikan
yang didistribusikan secara luas vs perusahaan yang dipegang erat) dan apakah anggota
dewan manajemen sendiri memiliki kepemilikan saham yang cukup besar. Semua anggota
dewan pengawas berada di luar direksi karena mereka tidak dapat bekerja di dewan
manajemen dari perusahaan yang sama pada saat yang sama, dan bahwa perwakilan
pemegang saham biasanya bekerja hanya paruh waktu dalam kapasitas mereka sebagai
anggota dewan pengawas untuk perusahaan . Mereka dipilih untuk jangka waktu antara
empat dan lima tahun. Remunerasi untuk anggota dewan pengawas ditetapkan oleh rapat
umum pemegang saham. Bayaran rata-rata agak sederhana.

4. Perusahaan di bawah rezim co-determination


Ada tiga sistem partisipasi tenaga kerja yang berbeda di dewan perusahaan34. Model
partisipasi sepertiga untuk perusahaan dengan lebih dari 500 karyawan; model paritas penuh
untuk perusahaan batubara dan baja; dan quat-parity codetermination untuk perusahaan
dengan lebih dari 2.000 pekerja. Di bawah "Undang-Undang Dasar Industri"
(Betriebsverfassungsgesetz) tahun 1952, sepertiga dari anggota dewan pengawas perusahaan
saham dan perseroan terbatas dengan lebih dari 500 karyawan ditunjuk oleh karyawan dan
dua pertiga oleh para pemegang saham. Mayoritas hak suara yang jelas dipegang oleh
perwakilan pemegang saham, menempatkan perwakilan karyawan hanya dalam posisi
konseling belaka. Di perusahaan (perusahaan dan perseroan terbatas) di industri
pertambangan dan baja dengan lebih dari 1.000 karyawan, dewan pengawas terdiri dari
setidaknya sebelas anggota (maksimal 21, tergantung pada ukuran perusahaan). Pada dewan
dengan 11 anggota lima ditunjuk oleh karyawan (dari mereka, tiga oleh serikat), lima dipilih
oleh pemegang saham, dan anggota "netral" lainnya (dengan pemungutan suara) ditunjuk
oleh mayoritas kedua belah pihak. dewan pengawas.
Model ketiga didasarkan pada Statuta Penetapan Persatuan 1976. Di perusahaan dan
perseroan terbatas di luar industri besi dan batubara dengan lebih dari 2.000 karyawan,
setengah anggota dipilih oleh pemegang saham; separuh lainnya dipilih oleh karyawan dan
serikat pekerja. Misalnya, di sebuah perusahaan dengan tidak lebih dari 10.000 pemegang
saham karyawan akan memilih enam, karyawan (manajemen biru dan kerah putih serta
manajemen peringkat lebih rendah) empat, dan serikat pekerja dua anggota, jumlah tertinggi
dari semua anggota di dewan dari perusahaan terbesar menjadi 20. Jika ada jalan buntu dalam
pemungutan suara oleh dewan (sebuah kejadian langka), ketua, yang dipilih oleh pemegang
saham dan bukan oleh karyawan, memiliki suara pemungutan suara. Karena sedikit
keunggulan dari para pemegang saham, model ini biasanya digambarkan sebagai "quasiparity
co-determination". Namun dalam praktiknya, pemilihan tie-breaking ini jarang digunakan,
karena mendorong melalui keputusan penting dengan cara ini akan memperburuk hubungan
antara pemegang saham, manajemen dan tenaga kerja di luar dewan pengawas.
Dampak ekonomi dan dampaknya terhadap kinerja perusahaan telah banyak dibahas.
Meskipun secara teoritis diperselisihkan dan sering dianggap merugikan kinerja perusahaan,
praktik telah mendekati kesepakatan bersama, dan saat ini tidak dipertanyakan oleh pihak
manapun dalam politik Jerman.

5. Representasi bank
Sebuah fenomena yang lebih luas dan, pada saat yang sama, secara luas dikritik, fenomena
sistem tata kelola perusahaan Jerman adalah peran bank-bank dalam sistem36. Bank-bank
Jerman, khususnya empat atau lima saham ekuitas terbesar dan bahkan terkadang sangat
besar di banyak perusahaan publik, mereka mengendalikan mesin proxy dari sebagian besar
perusahaan publik dimana tidak ada pemegang saham pengendali, dan mereka diwakili di
dewan jerman paling besar. perusahaan publik. Gambaran umum telah, misalnya,
menunjukkan bahwa tiga Grossbanken (Deutsche Bank, Dresdner Bank, Commerzbank)
memegang 37 posisi, atau sekitar 16% dari sekitar 231 posisi yang dicadangkan untuk
pemegang saham di dewan pengawas dari 24 perusahaan industri non-keuangan yang terdiri
dari DAX 30 (indeks terkemuka perusahaan "blue chip" Jerman yang diperdagangkan secara
publik) 38. Tetapi akan terlalu dibesar-besarkan untuk berpendapat bahwa perusahaan-
perusahaan ini didominasi oleh bank. Faktor-faktor yang mengurangi pengaruh bank adalah
rezim codetermination dan interlocks pribadi di antara semua perusahaan yang dipegang
publik. Sejumlah kecil individu (sekitar 45) mengendalikan lebih dari setengah posisi yang
tersedia untuk perwakilan ekuitas (288) di dewan 30 perusahaan DAX. Oleh karena itu tidak
dapat dikatakan bahwa bank-bank saja secara numerik mendominasi dewan pengawas. Kasus
yang lebih kuat dapat dibuat bahwa jaringan individu yang bertugas di dewan firma publik
besar memiliki potensi itu. Kita mungkin berharap bahwa insentif mereka untuk saling
memantau satu sama lain tidak akan diucapkan. Namun kami masih kekurangan, studi yang
dapat diandalkan tentang efisiensi dan kinerja dewan pengawas kami.

6. Papan di tempat kerja


Dewan pengawas memiliki hak atas informasi komprehensif sehubungan dengan dewan
manajemen (§ 90 Stock Corporation Act). Ini termasuk laporan auditor tahunan yang harus
diperiksa dan dikomentari oleh dewan direksi. Namun dalam prakteknya, laporan auditor
belum disampaikan kepada anggota dewan pengawas biasa hanya di sebagian kecil
perusahaan. Sebagian besar perusahaan memiliki transaksi dan masalah penting tertentu yang
tercantum dalam peraturan mereka atau seperangkat aturan prosedur yang terpisah karena
memerlukan persetujuan dewan pengawas. Secara umum, dewan pengawas
mempertimbangkan tugas utama mereka sebagai nominasi anggota dewan manajemen baru,
mendiskusikan dan membantu mengembangkan strategi dan keuangan perusahaan jangka
panjang, meningkatkan kinerja operasional, dan meninjau kinerja dewan manajemen. Sejauh
mana dewan pengawas secara keseluruhan dan anggotanya yang anggotanya berkontribusi
terbuka untuk dipertanyakan, terutama jika seseorang mempertimbangkan pertemuan yang
agak jarang (rata-rata 4 kali per tahun rata-rata 4 jam). Panitia dewan akan lebih sering
berkumpul, walaupun komite tampaknya kurang luas daripada, misalnya, di perusahaan AS.

Ketua dewan pengawas memegang posisi yang sangat berpengaruh bahkan


telah ditekankan oleh Co-determination Act tahun 1976: di masing-masing perusahaan ketua
memiliki pemungutan suara pemutusan hubungan kerja.

Sebagai aturan umum, ketua berdiri dalam kontak dekat dengan dewan manajemen. Dia dapat
mempengaruhi informasi yang tersedia bagi dewan direksi dan menetapkan agendanya.
Asumsi yang tersebar luas adalah bahwa Undang-Undang Penentuan Pendamping tahun 1976
semakin mengurangi intensitas kendali dewan dan memperkuat posisi ketua.

7. Pasar untuk kontrol perusahaan


Ancaman pengambilalihan yang tidak diinginkan dapat berfungsi sebagai perangkat
pemantauan asalkan manajemen tidak mengakar. Hambatan struktural dan ketentuan
antitakeover statutory yang mungkin di bawah hukum Jerman telah sering dijelaskan. Selain
itu, opini publik dan politisi masih ditentang terutama untuk tawaran pengambilalihan yang
bermusuhan publik sedangkan beberapa bank besar tampaknya telah berubah pikiran. Hal ini
menjadi jelas baru-baru ini ketika Krupp-Hoesch AG mencoba untuk meluncurkan tawaran
pengambilalihan yang bermusuhan publik atas saham pesaingnya yang lebih besar, Thyssen
AG. Ledakan umum tuduhan terhadap penawar dan bank-bank yang melibatkan karyawan,
perwakilan serikat pekerja, politisi dari semua sisi spektrum politik, media dan tidak sedikit
manajemen target adalah konsekuensinya. Makanya tawaran itu macet sebelum dimulai
secara formal. Namun itu tidak berarti bahwa tidak ada pengambilalihan yang bermusuhan di
Jerman sama sekali. Di dalam perusahaan yang memegang kendali blokade akan berpindah
tangan terlepas dari penyumbatan manajemen incumbent. Tapi jam di perusahaan publik
besar terlihat berbeda.
Mengenai peraturan tersebut, tidak ada peraturan perundang-undangan yang eksplisit tentang
pengambilalihan publik di Jerman. Dalam upaya untuk memodernisasi pasar keuangan di
Jerman, komisi ahli yang diselenggarakan oleh Departemen Keuangan telah mengembangkan
peraturan tentang tawaran pengambilalihan publik. Ketentuan kode ini hanya rekomendasi
yang dimaksudkan untuk diakui secara sukarela oleh perusahaan yang terdaftar di bursa
saham. Mayoritas perusahaan-perusahaan ini sejauh ini menolak untuk melakukannya.

Partai Sosial Demokrat di Parlemen Federal telah mengajukan RUU yang memberikan
peraturan pengambilalihan hukum yang eksplisit termasuk tawaran wajib pada semua saham
yang beredar segera setelah pengakuisisi telah membeli blok pengendali. Peraturan
pengambilalihan menurut undang-undang akan diperlukan segera setelah Petunjuk
Ketigabelas UE mulai berlaku.

8. Perundang-undangan terbaru
Perundang-undangan baru mengenai tata kelola perusahaan telah diperkenalkan baru-baru ini.
Undang-Undang Kontrol dan Transparansi Perusahaan (KonTraG) mulai berlaku pada
tanggal 1 Mei 1998. Didorong oleh beberapa krisis perusahaan yang spektakuler yang terdiri
dari antara lain, Metallgesellschaft AG, dan oleh diskusi mengenai kondisi ekonomi Jerman,
tata kelola perusahaan telah menjadi bidang inisiatif legislatif. Tentu saja, tidak dapat
diharapkan bahwa struktur dasar (misalnya sistem dua-tier atau codetermination) akan
menjadi pembahasan. Oleh karena itu, KonTraG memberikan perubahan detail yang
sederhana dan tidak berarti perombakan total. Tujuan KonTraG adalah peningkatan kerja
dewan pengawas dan transparansi dan penguatan posisi pemegang saham. Perbedaan hak
suara dikurangi dan hambatan terhadap instrumen pembiayaan dan gaji modern dihapus.
Akhirnya, meningkatkan kualitas audit dan pandangan kritis terhadap peran bank dalam tata
kelola perusahaan juga merupakan bagian dari undang-undang baru tersebut.

Tugas, kewajiban, dan pembayaran manajemen


KonTraG menjelaskan tugas dewan manajemen. Sekarang secara eksplisit disediakan bahwa
ada manajemen risiko yang tepat. Secara khusus, diperlukan untuk menerapkan sistem
pengawasan untuk mendeteksi pada tahap awal perkembangan yang dapat membahayakan
keberadaan perusahaan saham.
Selain itu, akun tahunan harus mengidentifikasi risiko perkembangan masa depan untuk
perusahaan saham dan, dalam kasus perusahaan induk, seluruh kelompok. Hal ini juga
dijelaskan secara lebih rinci sehingga dewan manajemen melapor kepada dewan pengawas
mengenai kebijakan bisnis masa depan dan, khususnya, perencanaan yang berkaitan dengan
masalah keuangan, investasi dan personil.

Menegakkan tanggung jawab manajemen telah dibuat lebih mudah. Jika ada kecurigaan kuat
bahwa perusahaan telah dirusak oleh ketidakjujuran atau pelanggaran undang-undang yang
baru dibentuk § 147 III Stock Corporation Act menetapkan bahwa pemegang saham yang
memegang 5 persen dari modal saham atau saham dengan jumlah satu juta DM Jerman dapat
meminta bahwa dewan pengawas atau perwakilan khusus mengambil tindakan terhadap
managing director.

KonTraG membuat gaji berorientasi kinerja para manajer dengan memberikan opsi saham
lebih mudah. Alat insentif ini sebelumnya tidak pernah digunakan di Jerman karena ada
hambatan teknis dalam undang-undang tersebut. Sekarang ada dua cara baru untuk memenuhi
kontrak opsi dengan manajemen. Perusahaan dapat membeli kembali saham di pasar. Atau
mungkin meningkatkan modal saham dan menciptakan saham baru dengan syarat opsi saham
akan jatuh tempo dan dilaksanakan. Mantan cara yang lebih rumit - pemberian manajemen
dan obligasi konvertibel karyawan - akan, tentu saja, juga tetap layak di masa depan.

Memperkuat dewan pengawas


Karena beberapa kebangkrutan korporasi saham yang spektakuler, institusi dewan pengawas
telah menjadi subyek perdebatan panas. Pertentangan bahkan adalah bahwa dewan pengawas
secara struktural tidak mampu atau terhambat dalam melaksanakan tugas-tugas utamanya.
Salah satu keluhan yang lebih spesifik dalam konteks ini terkait dengan jumlah maksimum
keanggotaan di dewan pengawas yang mungkin dimiliki seseorang. Meskipun jumlah
maksimumnya tetap sepuluh, sekarang diberikan bahwa ketua dewan pengawas menghitung
dua kali lipat karena waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi tugas ini.
Agar pemegang saham dapat meneliti apakah calon dewan pengawas dapat memenuhi tugas
anggota dewan pengawas secara efektif dan tanpa benturan kepentingan, proposal
pengangkatan untuk jabatan sebagai anggota dewan maupun perusahaan `akun tahunan harus
mengidentifikasi pekerjaan profesional anggota (yang diusulkan). Usulan pengangkatan
anggota dewan pengawas perusahaan saham yang terdaftar juga harus mengidentifikasi
keanggotaan orang tersebut dari dewan pengawas lainnya dan badan serupa.
Untuk meningkatkan efisiensi dewan pengawas, disediakan agar memenuhi satu kuartal
sekali dan harus bertemu setiap setengah tahun sekali, atau jika perusahaan saham terdaftar di
bursa efek, dua kali masing-masing setengah tahun. Perubahan substansial juga telah dibuat
mengenai peran dewan pengawas dalam mengaudit. Salinan laporan auditor harus dikirim ke
setiap anggota dewan pengawas atau komite terkait. Dewan pengawas dari perusahaan induk
tidak hanya harus meneliti rekening tahunannya sendiri, tetapi juga akun gabungan dari grup
tersebut. Akhirnya, auditor harus menghadiri pertemuan dewan pengawas atau komite terkait
di mana akun tahunan dibahas.

2.2 Volkswagen

2.3 Symrise

Perbedaan Volkswagen dan Symrise

Prinsip-prinsip good corporate governance:

Transparency

Secara sederhana bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi. Dalam mewujudkan prinsip
ini, perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang cukup, akurat, tepat waktu
kepada segenap stakeholders-nya.
Berikut ini perbedaan prinsip transparency antara perusahaan Volkswagen dan Symrise:
Volkswagen Symrise
Grup Volkswagen mempublikasikan Perusahaan Symrise memfokuskan diri pada
kalender keuangan yang mencantumkan peningkatan transparansi dalam struktur
semua tanggal yang relevan untuk pemegang remunerasi perusahaan. Di banyak negara,
sahamnya dalam laporan tahunan dan laporan Symrise terikat oleh perjanjian upah. Di luar
interim serta di situs webnya di perjanjian upah ini, konsep pekerjaan
www.volkswagenag.com/ir. Antara lain, Symrise menetapkan struktur untuk gaji non-
undangan dan agenda untuk rapat pemegang tarif di berbagai negara. Sistem bonus dengan
saham dan setiap tanggapan yang diterima komponen remunerasi variabel performa dan
juga tersedia di situs web ini. Pada pertemuan successbased memungkinkan karyawan
pemegang saham, pemegang saham dapat untuk berbagi kesuksesan perusahaan.
menggunakan hak suara mereka sendiri, Dengan melatih manajernya, Symrise ingin
memiliki hak ini dilakukan atas nama mereka mempromosikan pengetahuan tentang sistem
oleh perwakilan pihak ketiga yang telah remunerasi dan membantu manajer
mereka tunjuk, atau menggunakan proxy perusahaan berada dalam posisi yang lebih
yang ditunjuk oleh Perusahaan yang baik untuk menjelaskan keputusan
memberikan suara atas nama mereka sesuai remunerasi kepada karyawan.
dengan pemungutan suara mereka instruksi.
Volkswagen juga memberikan para
pemegang saham mereka kesempatan untuk
menyaksikan pernyataan pengantar dari
Ketua Dewan Pengawas dan pidato Ketua
Dewan Manajemen di Internet. Selain itu,
berita dan informasi tentang Volkswagen
Group tersedia di situs web mereka. Siaran
pers dan informasi lainnya diterbitkan dalam
bahasa Inggris dan Jerman.
2. Accountability (akuntabilitas)
Yang dimaksud dengan akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, system dan
pertanggungjawaban elemen perusahaan. Apabila prinsip ini diterapkan secara efektif, maka
akan ada kejelasan akan fungsi, hak, kewajiban dan wewenang serta tanggung jawab antara
pemegang saham, dewan komisaris dan dewan direksi.

Berikut ini perbedaan prinsip akuntabilitas antara perusahaan Volkswagen dan Symrise:

Volkswagen Symrise
Volkswagen tidak mentoleransi setiap Symrise mengakui tanggung jawabnya
pelanggaran hukum atau kesalahan lainnya. terhadap lingkungan, karyawan dan
Kami sangat dan dengan tulus menyesali masyarakat luas. Dengan meningkatkan
perilaku yang memunculkan krisis solar. keberlanjutan terkait jejak, inovasi, sumber,
Pelanggaran seperti itu bertentangan dengan dan perhatian Symrise untuk meminimalkan
semua nilai yang disandang Volkswagen. risiko dan mempromosikan kesuksesan
Kami telah mengambil langkah signifikan ekonomi Symrise. Saat ini, Symrise
untuk memperkuat akuntabilitas, memperluas menganggap risiko hukumnya relatif kecil.
transparansi dan mencegah hal seperti ini Risiko ini biasanya dihasilkan dari area
terjadi lagi. Kepercayaan pelanggan kami, tanggung jawab produk, klaim garansi, dan
pemegang saham kami, mitra, karyawan dan hukum lingkungan. Untuk mengatasi risiko
masyarakat umum adalah aset kami yang ini dengan cara yang tepat dan awal, Symrise
paling penting. Grup secara substansial telah menganalisis potensi risiko secara
meningkatkan komitmennya untuk bekerja komprehensif dengan memasukkan
secara etis dan dengan integritas. departemen hukum perusahaan dan, jika
Volkswagen dapat dan akan menjadi contoh perlu, dengan melibatkan spesialis eksternal.
di tahun-tahun mendatang seperti bagaimana
perusahaan global yang besar mewujudkan
dan mengambil tanggung jawab sosialnya
secara serius.

Responsibility
Prinsip Responsibility adalah sebuah bentuk pertanggung jawaban perusahaan yaitu seperti
kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku, diantaranya; masalah pajak,
hubungan industrial, kesehatan dan keselamatan kerja, perlindungan lingkungan hidup,
memelihara lingkungan bisnis yang kondusif bersama masyarakat dan sebagainya. Dengan
menerapkan prinsip ini, diharapkan akan menyadarkan perusahaan bahwa dalam kegiatan
operasionalnya, perusahaan juga mempunyai peran untuk bertanggung jawab kepada
shareholder juga kepada stakeholders-lainnya.

Berikut ini adalah perbedaan prinsip responsibility antara perusahaan Volkswagen dan
Symrise :

Keterangan Volkswagen Symrise


Masalah Pajak Volkswagen sudah memenuhi Symrise memenuhi kewajiban
(Tax) kewajiban perpajakannya dengan perpajakannya dengan baik sesuai
baik sesuai dengan ketentuan dengan ketentuan perpajakan yang
perpajakan yang berlaku di berlaku di Jerman walaupun
Jerman. Selain itu tidak terdapat memiliki isu tax risk namun
isu buruk menyangkut Symrise telah melakukan tindakan
perpajakan. pencegahan dengan membuat
ketentuan untuk persiapan
timbulnya tax risk.
Perlindungan Terdapat isu gagal uji emisi Tahun 2016 Symrise mendapatkan
Lingkungan Hidup dalam produk Volkswagen penghargaan emas dalam CSR
(Corporate Social sehingga dalam mendukung CSR untuk kedua kalinya berturut-turut
Responsibility/CSR) dinilai belum cukup baik. Namun oleh lembaga pemeringkat
untuk memperbaiki hal tersebut EcoVadis selain itu pada German
Volkswagen telah merevisi Sustainability Award 2016,
konsep berkelanjutan yang Symrise merupakan salah satu dari
selama ini ada untuk memastikan perusahaan ‘most sustainable’
bahwa hal serupa tidak terjadi (paling berkelanjutan) di Jerman.
lagi. Untuk mewujudkan CSR
yang lebih baik lagi Volkswagen
telah membuat struktur
managemen khusus untuk
menangani CSR. Akan dibuat
group khusus yang kemudian
akan mendiskusikan,
menganalisis hingga kepada
pelaksanaannya.
kesehatan dan Volkswagen cukup Symrise cukup memperhatikan
keselamatan kerja memperhatikan kesehatan dan kesehatan dan keselamatan kerja
(Occupational keselamatan kerja karyawannya karyawannya yaitu dengan
Health and Safety) yaitu dengan mempunyai mempunyai peraturan dan
peraturan dan ketentuan khusus ketentuan khusus terkait hal ini
terkait hal ini selainnya itu setiap selainnya itu setiap karyawan
karyawan terdapat asuransi. terdapat asuransi.
Shareholder Hubungan antara perusahaan dan Hubungan antara perusahaan dan
pemegang saham (shareholder) pemegang saham (shareholder)
cukup diperhatikan khususnya cukup diperhatikan khususnya
dalam transparansi dan dalam transparansi dan
pemenuhan kewajiban-kewajiban pemenuhan kewajiban-kewajiban
yang harus dipenuhi oleh yang harus dipenuhi oleh Symrise
Volkswagen terhadap terhadap shareholder seperti
shareholder seperti melaporkan melaporkan annual report setiap
annual report setiap tahunnya, tahunnya, terdapat annual general
terdapat annual general meeting, meeting, hak voting, hingga
hak voting, hingga pembagian pembagian dividen sesuai dengan
dividen sesuai dengan ketentuan ketentuan yang berlaku.
yang berlaku. Selain itu secara
khusus shareholder diberikan
kesempatan untuk menyaksikan
pernyataan pengantar ketua
dewan pengawas dan pidato
ketua dewan manajemen di
internet.
Stakeholder Volkswagen cukup Symrise cukup memperhatikan
memperhatikan hubungannya hubungannya dengan stakeholder.
dengan stakeholder. Menurut Hubungan perusahaan dan
Volkswagen kunci utama dalam karyawan adalah dalam hal hak-
stakeholder ini adalah hubungan haknya seperti reward khusus jika
antara perusahaan dengan mencapai target perusahaan selain
karyawan, customer dan itu terdapat training, tutorial,
investor. Hubungan perusahaan edukasi-edukasi penting serta
dan karyawan adalah dalam hal jaminan keamanan dalam bekerja.
hak-haknya seperti reward Sedangkan dengan customernya
khusus jika mencapai target adalah dengan memberikan
perusahaan selain itu terdapat produk kualitas terbaik dan jika
training, tutorial, edukasi-edukasi dengan para Investornya yaitu
penting serta jaminan keamanan penjualan yang stabil,
dalam bekerja. Sedangkan pertumbuhan pendapatan, serta
dengan customernya adalah support social. Jika dibandingkan
dengan memberikan kualitas dengan Volkswagen, Symrise
produk terbaik dan servis kelas tidak banyak membahas terkait
satu dan jika dengan para Stakeholder.
Investornya yaitu penjualan yang
stabil, pertumbuhan pendapatan,
serta support social. Cukup
banyak dalam Annual Report
Volkswagen membahas terkait
stakeholder.

Independency

Prinsip ini mensyaratkan agar perusahaan dikelola secara profesional tanpa ada benturan
kepentingan dan tanpa tekanan atau intervensi dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, prinsip ini menuntut bertindak secara
mandiri sesuai peran dan fungsi yang dimilikinya tanpa ada tekanan.

Keterangan Volkswagen Symrise


Independency Volkswagen telah memberikan Symrise telah memberikan
pengakuan terhadap hak-hak pengakuan terhadap hak-hak
stakeholders yang ditentukan stakeholders yang ditentukan dalam
dalam undang-undang maupun undang-undang maupun peraturan
peraturan perusahaan. perusahaan.

Fairness

Prinsip ini menuntut adanya perlakuan yang adil dalam memenuhi hak stakeholder sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku. Diharapkan fairness dapat menjadi faktor
pendorong yang dapat memonitor dan memberikan jaminan perlakuan yang adil di antara
beragam kepentingan dalam perusahaan. Pemberlakuan prinsip ini di perusahaan akan
melarang praktek-praktek tercela yang dilakukan oleh orang dalam yang merugikan pihak
lain.

Keterangan Volkswagen Symrise


Fairness Volkswagen telah memberlakukan Symrise telah memberlakukan
stakeholder cukup adil dengan stakeholder cukup adil dengan
perhitungan-perhitungan yang perhitungan-perhitungan yang
cukup detail dan lengkap sesuai cukup detail dan lengkap sesuai
dengan peraturan yang ada dengan peraturan yang ada

Anda mungkin juga menyukai