Anda di halaman 1dari 8

Dasar Teori

Di alam dikenal adanya organisme berdarah dingin (cold-blood animals) dan


organisme berdarah panas (warm-blood animals). Namun, ahli-ahli biologi lebih suka
menggunakan istilah eksoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber panas utama
tubuh organisme. Eksotern adalah organisme yang panas tubuhnya berasal dari lingkungan
(menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh organisme eksotern cenderung berfluktuasi,
tergantung pada suhu lingkungan. Sedangkan endotermnadalah organisme yang panas
tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh organisme ini lebih konstan (Tim
Penyusun Praktikum Biofisika, 2018 :12).
Manusia adalah homoioterm, artinya suhu tubuhnya konstan meskipun suhu
lingkungan berfluktuasi jauh di atas atau di bawah suhu tubuhnya. Kulit memegang peranan
penting dalam mempertahankan suhu tubuh. Di dalam kulit terdapat jaring-jaring pembuluh
darah dan kelenjar keringat yang dikendalikan oleh sistem saraf. Di samping itu terdapat
reseptor berbagai macam sensasi satu di antaranya adalah termoreseptor. Bila tubuh merasa
panas, ada kecenderungan tubuh meningkatkan kehilangan panas ke lingkungan. Bila tubuh
merasa dingin, maka kecenderungannya menurunkan kehilangan panas. Jumlah panas yang
hilang ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi-konveksi ditentukan oleh perbedaan suhu
antara kulit dan lingkungan eksternal. Bagian pusat tubuh merupakan ruang yang memiliki
suhu yang dijaga tetap sekitar 36 oC (Soewolo dkk, 2005: 286-287).
Organisme berdarah panas (homeoterm) memiliki organ pengatur suhu tubuh yaitu
hipothalamus agar suhu tubuh tetap pada kondisi optimal (sebagai contoh pada manusia suhu
optimalnya 37,10C). Pengaturan suhu badan (thermoregulasi) bertujuan agar panas yang
dihasilkan dari berbagai proses metabolisme dan yang diperoleh dari lingkungan sekitar harus
seimbang dengan banyaknya panas yang dikeluarkan dari tubuh. Proses regulasi atau
pengaturan panas badan yang paling banyak berperan adalah sel-sel syaraf hipothalamus
yang peka terhadap perubahan suhu badan internal terutama suhu darah. Proses pembebasan
panas dari tubuh dapat melalui berbagai cara antara lain lewat kulit, saluran pernafasan,
mulut, feses, dan urine. Kehilangan panas paling banyak terjadi lewat kulit yakni hampir
80%.
Mekanisme regulasi panas tersebut berlangsung secara tepat karena melibatkan sistem
syaraf dan hormon sehingga dapat neuro-endokrin. Regulasi panas badan menggunakan
sistem feedback (umpan balik negatif) artinya apabila panas badan melebihi suhu optimal,
maka hipothalamus akan berusaha menurunkan ke optimal dan sebaliknya. Sebagai ilustrasi
jika suhu lingkungan tinggi atau suhu badan meningkat 1-20C, maka kenaikan suhu tersebut
akan mempengaruhi sel-sel syaraf hipothalamus selanjutnya akan menginstruksikan lewat
neuro-endokrin ke syaraf perifer agar meningkatkan sirkulasi darah perifer yang berada di
bawah kulit dan meningkatkan perkeringatan sehingga panas badan banyak yang keluar.
Selanjutnya suhu darah yang telah turun tersebut akan ke hipothalamus dan menginstruksikan
agar aktifitas sel-sel syarafnya diturunkan sehingga suhu badan tetap dalam kondisi optimal
(Soedjono, 1998)
Pengaturan suhu tubuh manusia merupakan contoh suatu sistem homeo-stasis
kompleks yang fasilitasi oleh mekanisme umpan balik. Sel-sel saraf yang mengatur
termoregulasi, dan juga sel-sel saraf yang mengontrol banyak aspek lain dari homeostasis
terpusat di hipotalamus. Hipotalamus memiliki termofosfat yang merespon pada perubahan
suhu di atas dan di bawah kisaran suhu normal dengan cara mengaktifkan mekanisme yang
memperbanyak hilangnya panas atau perolehan panas (lihat gambar 1).
Gambar 1. Fungsi Termofosfat Hipotalamus Dan Mekanisme Umpan-Balik Pada
Termoregulasi Pada Manusia
Sumber: (Campbell et al. 2008)
Sel-sel saraf yang mengindera suhu tubuh terletak pada kulit, hipotalamus itu sendiri,
dan beberapa bagian lain sistem saraf. Beberapa diantaranya adalah reseptor panas yang
memberi sinyal kepada termofosfat hipotalamus ketika suhu kulit atau darah meningkat dan
reseptor dingin yang mensinyal termofosfat ketika suhu turun. Termofosfat itu merespon
terhadap suhu tubuh di bawah kisaran normal dan menghambat mekanisme kehilangan panas
serta mengaktifkan mekanisme penghematan panas seperti vasokonstriksi pembuluh
superfisial dan berdirinya bulu atau rambut, sementara merangsang mekanisme yang
membangkitkan panas (termogenesis melalui menggigil dan tanpa menggigil). Sebagai
respon terhadap suhu tubuh yang meningkat, termofosfat mematikan (menginaktifkan)
mekanisme penghematan panas dan meningkatkan pendinginan tubuh melalui vasodilatasi,
berkeringat, atau painting. (Campbell dkk, 2008: 106).
Pada proses termoregulasi, aliran darah kulit sangat berubah-ubah. Vasodilatasi
pembuluh darah kulit, yang memungkinkan peningkatan aliran darah panas ke kulit, akan
meningkatkan kehilangan panas. Sebaliknya, vaso-konstriksi pembuluh darah kulit
mengurangi aliran darah ke kulit, sehingga menjaga suhu pusat tubuh konstan, dimana darah
diinsulasi dari lingkungan eksternal, jadi menurunkan kehilangan panas. Respon-respon
vasomotor kulit ini dikoordinasi oleh hipotalamus melalui jalur sistem para simpatik.
Aktivitas simpatetik yang ditingkatkan ke pembuluh kutaneus menghasilkan penghematan
panas vasokonstriksi untuk merespon suhu dingin, sedangkan penurunan aktivitas simpatetik
menghasilkan kehilangan panas vasodilatasi pembuluh darah kulit sebagai respon terhadap
suhu panas (Soewolo dkk, 2005: 287-288).
Bila Hypotalamus bagian belakang menerima informasi suhu luar lebih rendah dari suhu
tubuh, maka pembentukan panas ditambah dengan meningkatkan metabolisme dan aktivitas
otot dengan cara menggigil dan pengeluaran panas dengan pembuluh darah kulit mengecil
dan pengurangan produksi keringat. Hal ini menyebabkan suhu tubuh tetap dipertahankan
normal. Namun sebaliknya, Hypotalamus bagian depan merupakan pusat pengatur suhu
tubuh yang bertugas mengeluarkan panas. Bila Hypotalamus bagian depan menerima
informasi suhu lebih tinggi dari suhu tubuh, maka pengeluaran panas ditingkatkan dengan
pelebaran pembuluh darah kulit dan menambah produksi keringat (Gibson, 2002).
Bila benda dingin ditempelkan langsung pada kulit, pembuluh darah makin berkontraksi
sampai suhu 15oC. Saat titik mencapai derajat konstriksi maksimum pembuluh darah mulai
berdilatasi. Dilatisi ini disebabkan oleh efek langsung pendinginan setempat terhadap
pembuluh itu sendiri. Mekanisme kontraksi dingin membuat hambatan impuls saraf datang ke
pembuluh tersebut pada suhu mendekati suhu 0oC sehingga pembuluh darah mencapai
vasodilatasi maksimum. Hal ini dapat mencegah pembekuan bagian tubuh yang terkena
terutama tangan dan telinga (Syaifuddin, 2009: 324).
Adanya mekanisme pengaturan panas badan yang berpusat pada hipotalamus melalui
saraf-saraf terutama saraf otonom. Di samping tentu adanya pengaruh kelenjar endokrin
walau masih belum jelas peranannya. Mekanisme pengaturan panas adalah dengan menjaga
adanya keseimbangan antara thermogenesis (produksi panas). Produksi panas tergantung dari
metabolisme, jadi tergantung pada proses kimia eksotermal, misalnya kerja otot, menggigil
dll. Pembuangan panas adalah dengan cara konduksi, radiasi, konveksi, penguapan dan
sebagian melalui feses dan urin. Energi panas yang hilang atau masuk ke dalam tubuh
melalui kulit ada tiga cara, yaitu Konduksi adalah pemaparan panas dari suatu obyek yang
suhunya lebih tinggi ke obyek lain dengan jalan kontak langsung. Agar terjadi konduksi
kedua obyek harus berbeda suhu dan harus saling berkontak misalnya pada keperawatan
mengukur suhu dengan menggunakan termometer air raksa di bagian tubuh manusia atau
permukaan tubuh kehilangan atau memperoleh panas melalui konduksi kontak langsung
dengan substasi lebih dingin atau lebih panas termasuk udara atau air. Yang kedua Konveksi,
adalah pemindahan panas melalui gas atau cairan yang bergerak. Aliran konveksi dapat
terjadi karena massa jenis udara panas sangat ringan dibandingkan udara dingin misalnya
orang telanjang yang duduk dalam ruangan yang kehilangan sekitar 12% panasnya dengan
cara konduksi ke udara menjauhi tubuh. yang ketiga Radiasi, adalah suatu energi panas dari
suatu permukaan obyek ke obyek lain tanpa mengalami kontak dari kedua obyek tersebut,
misalnya seseorang yang telanjang dalam ruangan dengan suhu kamar normal kehilangan
sekitar 60% panas total secara radiasi. Jika suhu tubuh naik, pusat kendali suhu di otak akan
melebar dan meningkatkan aliran darah ke permukaan kulit sambil membawa panas tubuh
(Gullon, 1997 : 87).
Temperatur kulit badan tidak sama di semua tempat, makin banyak berhubungan
dengan udara luar, temperature semakin dipengaruhi oleh temperature sekitar. Temperature
tubuh yang normal sekitar 36. Temperatur yang paling mendekati temperature tubuh
sebenarnya adalah temperature rektar (melalui dubur), tetapi kurang praktis dan tidak estetis.
Oleh karena itu, yang sering dikerjakan pengukuran temperature aksilar (melalui ketiak) atau
oral (mulut). Hewan homoioterm mempunyai variasi temperatur normal yang dipengaruhi
oleh faktor umur, faktor kelamin, faktor lingkungan, faktor panjang waktu siang dan malam,
faktor makanan yang dikonsumsi dan faktor jenuh pencernaan air. Berikut adalah faktor
faktor yang mempengaruhi suhu tubuh manusia
1. Usia
Regulasi suhu tidak stabil sampai anak – anak mencapai pubertas. Rentang suhu
normal turun secara berangsur sampai seseorang mendekati masa lansia. Lansia mempunyai
rentang suhu tubuh yang lebih sempit daripada dewasa awal. Suhu oral 35º C tidak lazim
pada lansia dalam cuaca dingin. Namun, rentang suhu tubuh pada lansia sekitar 35ºC.
Lansia terutama sensitive terhadap suhu eskrim, karena kemunduran mekanisme control,
terutama pada control vasomotor, penurunan jumlah jaringan subkutan, penurunan aktivitas
kelenjar, dan penurunan metabolism.
2. Olahraga
Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan pemecahan karbohidrat dan
lemak. Hal ini menyebabkan peningkatan metabolisme dan produksi panas. Segala jenis
olahraga dapat meningkatkan suhu tubuh. Olahraga berat lama, seperti lari jarak jauh dapat
meningkatkan suhu tubuh untuk sementara sampai 41ºC.
3. Kadar Hormon
Secara umum wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih besar daripada pria.
Variasi tubuh dapat digunakan untuk memperkirakan masa paling subur pada wanita untuk
hamil.
4.Irama Sirkadian
Suhu tubuh berubah secara normal 0,5 – 1 ºC selama periode 244 jam. Bagaimanapun
suhu merupakan irama paing stabil pada manusia. Tapi pola suhu tubuh tidak berubah secara
otomatis pada orang yang bekerja malam hari dan tidur siang hari. Perlu waktu 1 – 3 minggu
untuk perputaran tersebut berubah. Secara umum irama sirkadian tidak berubah secara usia.
5.Stres
Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan
persyarafan. Perubahan fisiologi tersebut meningkatkan panas. Klien yang cemas saat masuk
rumah sakit atau tempat praktik dokter, suhu tubuhnya dapat lebih tinggi dari normal.
6.Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Jika suhu dikaji dalam ruangan hangat klien
mungkin tidak mungkin meregulasi suhu tubuh melalui mekanisme pengeluaran panas dan
suhu tubuh akan naik. Jika klien berada diluar lingkungan luar tanpa baju hangat, suhu tubuh
mungkin rendah karena penyebaran yang efektif dan pengeluaran panas yang kondusif (
Potter dan Perry, 1997 ).
Selain itu menurut Sunardi (2008), suhu tubuh dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu:
1. Exercise: semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat 15x, sedangkan pada
atlet dapat meningkat menjadi 20 x dari basal rate-nya.
2. Hormon: Thyroid (Thyroxine dan Triiodothyronine) adalah pengatur pengatur utama basal
metabolisme rate. Hormon lain adalah testoteron, insulin, dan hormon pertumbuhan dapat
meningkatkan metabolisme rate 5-15%.
3. Sistem syaraf: selama exercise atau situasi penuh stress, bagian simpatis dari system syaraf
otonom terstimulasi. Neuron-neuron postganglionik melepaskan norepinephrine (NE) dan
juga merangsang pelepasan hormon epinephrine dan norephinephrine (NE) oleh medulla
adrenal sehingga meningkatkan metabolisme rate dari sel tubuh.
4. Suhu tubuh: meningkatnya suhu tubuh dapat meningkatkan metabolisme rate, setiap
peningkatan 1 % suhu tubuh inti akan meningkatkan kecepatan reaksi biokimia 10 %.
5. Asupan makanan: makanan dapat meningkatkan 10 – 20 % metabolisme rate terutama
intake tinggi protein.
6. Berbagai macam factor seperti: gender, iklim dan status malnutrisi

Penyesuaian fisiologi untuk mempertahankan temperatur tubuh sangat nyata perannya


pada binatang homeotherm. Pada hakikatnya, kondisi homeostatis temperatur tubuh bisa
tercapai karena adanya keseimbangan antara panas yang dihasilkan serta diterima oleh tubuh
(produksi panas) dan panas yang hilang dari tubuh masuk ke lingkungan luar (disipasi panas).

Panas dari dalam tubuh dapat ditransfer ke lingkungan luar. Demikian juga sebaliknya,
panas dari lingkungan luar dapat ditransfer ke dalam tubuh. Kecepatan transfer panas ke
dalam atau ke lingkungan luar tergantung pada 3 faktor:
1. Luas permukaan. Luas permukaan per gram jaringan berbandiing terbalik dengan
peningkatan massa tubuh.
2. Perbedaan suhu. Semakin dekat seekor hewan memelihara suhu tubuhnya ke lingkungan,
makan semakin sedikit panas yang mengalir ke dalam atau ke lingkungan luar.
3. Konduksi panas spesifik permukaan tubuh hewan. Permukaan jaringan poikiloterm
memiliki konduktansi panas yang tinggisehingga hewan ini memiliki suhu tubuh mendekati
suhu lingkungannya (Syamsiar, 1988)

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. 2008. Biologi. Jakarta: Erlangga


Gibson, John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta: EGC
Gullon, L.A dan John. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Potter, & Perry, A. G. 1997. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,. Proses, Dan
Praktik. Jakarta: EGC.
Soedjono. 1998. Pangantar Anatomi Fisiologi Hewan. Jakarta: LPTK.
Soewolo, 2005. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta: Depdiknas.
Syaifuddin. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
Syamsiar. 1988. Pengantar Fisiologi Manusia. Jakarta: Depdikbud.
Tim Penyusun Praktikum Biofisika. 2018. Diktat Praktikum Biofisika. Yogyakarta : FMIPA
UNY

TUGAS DISKUSI

1. Suhu manusia tidak dipengaruhi oleh lingkungan karena manusia termasuk kedalam
makhluk homoiterm, artinya suhu tubuhnya konstan meskipun suhu lingkungan berfluktuasi
jauh di atas atau di bawah suhu tubuhnya. Kulit memegang peranan penting dalam
mempertahankan suhu tubuh. Di dalam kulit terdapat jaring-jaring pembuluh darah dan
kelenjar keringat yang dikendalikan oleh sistem saraf. Di samping itu terdapat reseptor
berbagai macam sensasi satu di antaranya adalah termoreseptor. Bila tubuh merasa panas, ada
kecenderungan tubuh meningkatkan kehilangan panas ke lingkungan. Bila tubuh merasa
dingin, maka kecenderungannya menurunkan kehilangan panas. Organisme berdarah panas
(homeoterm) memiliki organ pengatur suhu tubuh yaitu hipothalamus agar suhu tubuh tetap
pada kondisi optimal. Pengaturan suhu badan (thermoregulasi) bertujuan agar panas yang
dihasilkan dari berbagai proses metabolisme dan yang diperoleh dari lingkungan sekitar harus
seimbang dengan banyaknya panas yang dikeluarkan dari tubuh.

2. Cara kerja tubuh manusia dalam mengatur suhunya menggunakan sistem feedback (umpan
balik negatif) artinya apabila panas badan melebihi suhu optimal, maka hipothalamus akan
berusaha menurunkan ke optimal dan sebaliknya. Sebagai ilustrasi jika suhu lingkungan
tinggi atau suhu badan meningkat 1-20C, maka kenaikan suhu tersebut akan mempengaruhi
sel-sel syaraf hipothalamus selanjutnya akan menginstruksikan lewat neuro-endokrin ke
syaraf perifer agar meningkatkan sirkulasi darah perifer yang berada di bawah kulit dan
meningkatkan perkeringatan sehingga panas badan banyak yang keluar. Selanjutnya suhu
darah yang telah turun tersebut akan ke hipothalamus dan menginstruksikan agar aktifitas sel-
sel syarafnya diturunkan sehingga suhu badan tetap dalam kondisi optimal. Pada proses
termoregulasi, aliran darah kulit sangat berubah-ubah. Vasodilatasi pembuluh darah kulit,
yang memungkinkan peningkatan aliran darah panas ke kulit, akan meningkatkan kehilangan
panas. Sebaliknya, vaso-konstriksi pembuluh darah kulit mengurangi aliran darah ke kulit,
sehingga menjaga suhu pusat tubuh konstan, dimana darah diinsulasi dari lingkungan
eksternal, jadi menurunkan kehilangan panas.

Anda mungkin juga menyukai