Anda di halaman 1dari 34

KEMENTERIAN K EUA NGAN

APBN
TAHUN 2018
Konferensi Pers

25 Oktober 2017

1
Perekonomian Dunia Diperkirakan Terus Tumbuh, Meskipun Masih Terdapat Beberapa
Tantangan Dan Risiko
Pertumbuhan Ekonomi Global (%) • China economic
8
rebalancing
7
6.4
• Low Commodity
Indonesia
Prices
6.2
6.0

Tantangan & Risiko


6
5.6

• Monetary
5.4
5.2
5.0 5.0
4.9
5

Emerging Economies 4.9


Normalisation
4.6

• Ageing Population
4

3.6 3.7
3 World
• Protectionism
2
2.2
2.0 • Security & Geopolitic
Climate
1
Advanced Economies

0
Source: WEO Oct 2017 & MoF • Change & Natural
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017p 2018p Disaster
2
Volume Perdagangan dunia dan harga komoditas diperkirakan akan meningkat seiring
membaiknya pertumbuhan ekonomi dunia.
Namun di 2018 diperkirakan melambat seiring dengan berlanjutnya moderasi Tiongkok dan bayangan
proteksionisme.

Pertumbuhan Volume Perdagangan Dunia (%) Indeks Komoditas Global


5 200

175
4 4.2
4.0
3.8
3.6 150

2.8 125

2.4
2
100

1
75
Indeks Komoditas Global Energi
Pertanian Logam
0 50
2013 2014 2015 2016 2017p 2018p 2013 2014 2015 2016 2017p 2018p

3
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi di Tahun
SNAPSHOT PERTUMBUHAN
2017 Sehat Dan Stabil SEMESTER 1 2017

YoY (%) Tahunan (%) Permintaan domestik masih menjadi motor

5.12 5,0
5.17 5.18 5,0 5,0%
Konsumsi RT tumbuh
5.05 5.01 5.01 5.01
PMTB tumbuh 5,1%
4.94 4.93 4,9 4.92 4.94
4.82
4.74 4.77

Kinerja perdagangan internasional positif, ekspor


tumbuh 5,8% dan impor tumbuh 2,8%

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2014 2015 2016 2017 Sektor primer tumbuh baik, dengan sektor pertambangan yang
Sum ber: BPS, diolah
mencatatkan pertumbuhan positif
Pertumbuhan PDB per Sektor 2016 2017
(%, YoY) S1 Y Q1 Q2 S1 Sektor konstruksi tumbuh tinggi 6,5%, sejalan dengan
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2.5 3.3 7.1 3.3 5.1 akselerasi infrastruktur
Pertambangan dan Penggalian 1.2 1.1 -0.6 2.2 0.8
I ndustri Pengolahan 4.7 4.3 4.2 3.5 3.9 Sektor jasa melanjutkan tren peningkatan terutama transportasi
Konstruksi 5.9 5.2 5.9 7.0 6.5 dan informatika, yang juga terdorong oleh percepatan infrastruktur
Perdagangan Besar dan Eceran 4.1 3.9 5.0 3.8 4.4
Transportasi & Pergudangan 7.4 7.7 8.0 8.4 8.2
I nformasi dan Komunikasi 8.5 8.9 9.1 10.9 10.0 Sektor industri pengolahan tumbuh melambat 3,9%, menguatkan
Jasa Keuangan dan Asuransi 11.4 8.9 6.0 5.9 6.0 perlunya revitalisasi
Jasa-Jasa Lainnya 5.7 4.8 4.0 3.4 3.7
PDB 5.1 5.0 5.0 5.0 5.0
4
Inflasi Terkendali
Harga pangan bergejolak dapat dikendalikan dan mengurangi tekanan inflasi
Komponen Pembentuk Inflasi 2017 (yoy)

12.0%
IHK Core Inflation Administered Price Volatile Food
10.0% 9.3%

8.0%

6.0% 5.9%
4.8%
3.7%
4.0% 4.0%
3.1%
3.4%
3.0% 3.0%
2.0%

0.4% 0.2%
0.0% 0.5%
S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S
-2.0% 2015 2016 2017
Sumber: BPS, diolah

Sept’ Januari – September Selama Januari hingga September 2017


YoY Ytd Rata-rata YoY • Berakhirnya penyesuaian tarif listrik di akhir semester I
2017 menyebabkan tekanan inflasi administered price
IHK 3,72% 2,66% 3,91% sedikit menurun.
• Core inflation masih dapat terjaga pada kisaran 3%
Core Inflation 3,00% 2,51% 3,27% (yoy).
• Inflasi volatile food masih dapat terjaga pada tingkat
Administered Price 9,32% 7,51% 7,77%
yang rendah dengan rata-rata Januari-September 2017
mencapai 2,47% (yoy).
Volatile Food 0,47% -1,56% 2,47%
• Koordinasi kebijakan fiskal, moneter, dan sektor riil 5
Kinerja sektor eksternal sepanjang 2017 terus menunjukkan perbaikan
Neraca Perdagangan Mencatatkan Surplus Negara Tujuan Ekspor Non Migas Utama di 2017
2015 Surplus 2016 Surplus Jan – Sep 2017
1. Tiongkok 13,0%
USD 7,6 Bn USD 8,8 Bn Surplus USD 10,9 Bn
2. Amerika Serikat 11,5%
3. Jepang 9,5%
3
4. India 9,1%
5. Singapura 6,0%
2.5

• Seiring dengan perbaikan ekonomi negara mitra


1.5
dagang utama dan perbaikan harga komoditas,
1
kinerja perdagangan internasional
Indonesia meningkat.
• Neraca Perdagangan September 2017 tercatat
0.5

0
mengalami surplus sebesar USD1,76 miliar,
tercatat sebagai surplus tertinggi sejak tahun
-0.5 2012.

-1
• Secara kumulatif, Neraca Perdagangan Indonesia
MIGAS NONMIGAS TOTAL
tercatat surplus sebesar USD10,87 miliar,
-1.5 melampaui surplus setahun di tahun 2016
201 6-J

201 7-J
J

J
N

F
D

S
O

yang sebesar USD9,53 miliar.

4
Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke FAKTOR PENDORONG
PERTUMBUHAN:
Depan Sangat Baik dan Berpotensi di atas Tren
Global Di tahun 2016, pertumbuhan ekonomi
Indonesia sudah menemukan momentum
Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi (%,yoy)
8
pemulihan, di saat tren global masih
melambat
7
6.2 6.2
6.0
6 5.6
5.4
5.2 Ke depan, pertumbuhan akan
5.0 4.9 5.0
5
2018f; 4,9 melanjutkan tren peningkatan a.l.
4 didukung sektor domestik yang sehat dan
2018f; 3,7 dukungan pemerintah pada aktivitas yang
3 menunjang produktivitas (e.g.
infrastruktur)
2 2018f; 2.0

0 Risiko perekonomian global masih harus


2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016f 2017f 2018f
terus diwaspadai agar sektor eksternal
Indonesia Dunia Negara Maju Negara Berkembang kondusif dan confidence terjaga
Sumber: WEO Oct 2017 & Kemenkeu

7
NILAI TUKAR rupiah diperkirakan stabil pada level 13.400/US$

Faktor yang mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah


13,392 13,400 13,400
13,307
Nilai Tukar (Rp/US$) • Kinerja perekonomian nasional yang relatif baik:
11,878
akselerasi proyek infrastruktur, keberhasilan program
10,460 pengampunan pajak, terjaganya tingkat inflasi,
9,384 positifnya neraca pembayaran, terkendalinya defisit
transaksi berjalan, dan kuatnya cadangan devisa.
• Kebijakan stabilitasi nilai Rupiah secara terukur sesuai

12,500

13,900
13,500
10,500
11,600

11,900

13,300
13,400
8,800
9,000

9,300
9,600

dengan fundamental ekonomi oleh Bank Indonesia


dan penurunan suku bunga acuan BI
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
• Peningkatan sovereign rating ke investment grade
Asumsi APBN Asumsi APBN-P Realisasi Outlook (BBB-).
Sumber: Kementerian Keuangan
• Perbaikan ekonomi AS serta pengurangan balance
sheet the Fed.
• Masih diberlakukannya quantitative easing oleh ECB
dan BoJ,
Rataan 2017
(23 Okt) • Pelaksanaan kebijakan perdagangan AS di bawah
Rp13.335
pemerintahan baru (proteksionisme),
• Rebalancing ekonomi Tiongkok, dan ketidakpastian
permasalahan geopolitik, terutama antara AS dengan
Sumber: Kementerian Keuangan Korea Utara dan krisis Qatar.

8
Berbagai Pengakuan atas Reformasi Ekonomi & Struktural diperoleh
Dari perbaikan creditworthiness, doing business, kepercayaan pada pemerintah, hingga daya saing

Ease of Doing Business 2017 Investment Grade dari Standard and Poor’s

naik Posisi Indonesia naik dari 106 Kini Indonesia sudah


menjadi 91, dan Indonesia masuk

15 BBB-
mendapat peringkat
dalam jajaran Top Improvers. investment grade dari seluruh
Saat ini posisi Indonesia berada di lembaga rating: S&P, Moody’s
atas India, Brazil, dan Philippines dan Fitch.
peringkat

Galup World Poll Global Competitiveness Index 2017-2018


Indonesia bersama dengan Swiss
meraih predikat negara dengan naik Posisi Indonesia naik dari 41 menjadi 36.

#1 tingkat kepercayaan publik tertinggi


kepada Pemerintah
5
9 dari 12 pilar penilaian mendapatkan kenaikan
skor antar lain: Institution, Infrastructure,
macroeconomic, health and primary education,
technological readiness, business sophistication
peringkat

9
Indikator Ekonomi makro yang menjadi basis perhitungan 2018
APBNP Realisasi s.d RAPBN APBN
2017 Sep 2017 2018 2018

5,2 5,01* 5,4 5,4


4,3 3,7 3,5 3,5
13.400 13.331 13.500 13.400
5,2 5,0 5,3 5,2
48 48,9 48 48
815 794,2** 800 800
1.150 1.112,8** 1.200 1.200

Cost Recovery dalam APBN 2018 sebesar 10,0 miliar USD, lebih rendah dari RAPBN
2018 sebesar 10,7 miliar USD.
*) Realisasi Semester I
**) Realisasi s.d Agustus 10
ARAH DAN STRATEGI KEBIJAKAN FISKAL 2018
TEMA RKP 2018
Memacu investasi dan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan

TEMA KEBIJAKAN FISKAL 2018


Pemantapan pengelolaan fiskal untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan
Produktif Efisien Berdaya tahan Risiko Terkendali

Pendapatan Belanja Pembiayaan


Optimalisasi: Penguatan kualitas belanja: Keberlanjutan dan efisiensi
1. Tax ratio 1. Peningkatan kualitas belanja modal pembiayaan:
2. Pengelolaan SDA dan 2. Efisiensi belanja non prioritas (belanja barang 1. Defisit dan rasio utang
Aset dan subsidi tepat sasaran) terkendali dan diupayakan
3. Sinergi antara program yang relevan (program menurun dalam jangka
perlindungan sosial) menengah
4. Menjaga dan refocusing anggaran prioritas 2. Keseimbangan primer
(infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan) menuju positif
5. Penguatan kualitas desentralisasi fiskal 3. Mengembangkan creative
financing

11
Indikator kesejahteraan sosial menunjukan perbaikan
namun akselerasi penurunan kemiskinan & ketimpangan perlu dioptimalkan di tahun 2018

TANTANGAN
Pengentasan Kemiskinan (%)
- Akses pangan, kesehatan, dan pendidikan bagi
Target Tingkat Kemiskinan orang miskin
9,5% - 10% - Perubahan iklim  harga pangan

Penurunan Ketimpangan
- Disparitas akses permodalan
Target Indeks gini ratio - Akses pangan, kesehatan, dan pendidikan bagi
0,38 orang miskin
- Kondisi geografis
Target Tingkat pengangguran
Peningkatan Produktivitas
5% - 5,3%
dan dan Daya Saing
.
Target tingkat pengangguran 5%-5,3% - Perubahan ekonomi  struktur lapangan kerja
CONTENT TITLE - Skill mismatch
IPM 71,5
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur
- 4th Industrial Revolution (automasi, artifical
intelligence)
adipiscing elit.

12
FOKUS APBN 2018
THE COMPANY PRESENTATION TEMPLATE NAME

EFISIENSI DAN OPTIMALISASI DAN JAGA MOMENTUM


KUALITAS BELANJA REFORMASI EKONOMI DAN
PRIORITAS PENERIMAAN KEPERCAYAAN
NEGARA RAKYAT
Pengurangan Kemiskinan Pajak
Keberlanjutan Pembiayaan
Pengurangan Kesenjangan Kepabeanan dan Cukai
Penciptaan Kesempatan Kerja PNBP Utang terkendali

Pertumbuhan lebih baik


Defisit APBN tahun 2018 turun dari tahun sebelumnya
2016 2017 2018
Uraian
(triliun Rupiah) Realisasi Outlook RAPBN APBN Selisih

A. PENDAPATAN NEGARA 1.555,9 1.736,1 1.878,4 1.894,7 16,3


I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.546,9 1.733,0 1.877,3 1.893,5 16,3
1. PENERI M AAN PERPAJAKAN 1.285,0 1.472,7 1.609,4 1.618,1 8,7
a.l. a. Pendapat an DJP 1.069,9 1.241,8 1.379,4 1.385,9 6,5
b. Pendapat an DJBC 179,0 189,1 194,1 194,1 0,0
2. PENERI M AAN NEGARA BUKAN PAJAK 262,0 260,2 267,9 275,4 7,6
II. PENERIMAAN HIBAH 9,0 3,1 1,2 1,2 0,0
B. BELANJA NEGARA 1.864,3 2.098,9 2.204,4 2.220,7 16,3
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1.154,0 1.343,1 1.443,3 1.454,5 11,2
1. Belanja K/L 684,2 769,2 814,1 847,4 33,4
2. Belanja Non K/L 469,8 573,9 629,2 607,1 (22,2)
II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 710,3 755,9 761,1 766,2 5,1
1. Transfer ke Daerah 663,6 697,7 701,1 706,2 5,1
a.l. a. Dana Bagi Hasil 90,5 95,4 87,7 89,2 1,54
b. Dana Alokasi Umum 385,4 398,6 398,1 401,5 3,4
C. KESEIMBANGAN PRIMER (125,6) (144,3) (78,4) (87,3) (9,0)
D. SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN (A - B) (308,3) (362,9) (325,9) (325,9) (0,0)
% Surplus/ (Defisit) Anggaran terhadap PDB (2,49) (2,67) (2,19) (2,19) (0,00)
E. PEMBIAYAAN ANGGARAN (I + II + III + IV + V) 334,5 362,9 325,9 325,9 0,0
I. PEMBIAYAAN UTANG 403,0 427,0 399,2 399,2 (0,0)
a. Surat Berharga Negara (net o) 407,3 433,0 414,7 414,5 (0,2)
b. Pinjaman (net o) (4,3) (6,0) (15,5) (15,3) 0,2
a.l. - Pinjaman Tunai 35,3 20,1 13,5 13,4 (0,1)
- Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman LN (68,7) (65,2) (70,1) (69,8) 0,3
II. PEMBIAYAAN INVESTASI (89,1) (59,7) (65,7) (65,7) 0,0
III. PEMBERIAN PINJAMAN 1,7 (3,7) (6,7) (6,7) 0,0
IV. KEWAJIBAN PENJAMINAN (0,7) (1,0) (1,1) (1,1) 0,0
V. PEMBIAYAAN LAINNYA 19,6 0,3 0,2 0,2 0,0

14
Penerimaan Perpajakan naik Rp8,7 T dari RAPBN tahun 2018
(PPN Rp6,5 T. PPh Migas Rp2,2 T)
• Perbaikan iklim investasi dunia usaha, termasuk
pemberian insentif (triliun rupiah)
• Mengoptimalkan potensi ekonomi dan langkah Langkah Perbaikan Perpajakan
Target 2018
reformasi perpajakan Automatic Exchange of Information (AEoI)
2018:
1.618,1
1.618,1 • meningkatkan basis pajak
RAPBN:1.609,4 • mencegah praktik penghindaran pajak dan erosi
2017: perpajakan (Base Erosion Profit Shifting)
Outlook 2017: .
1.472,7 10 1.472,7
2016: Data Dan Sistem Informasi Perpajakan
1.285,0 14,6 up to date dan terintegrasi a.l. melalui
2015: e-filing, e-form dan e-faktur.
Penerimaan Pajak Kepabeanan
1.240,4
& Cukai
Kepatuhan Wajib Pajak
2014:
3,6
1.424,0 194,1 membangun kesadaran pajak (sustainable
1.146,9 compliance) a.l. melalui e-service, mobile tax
8,2
unit, KPP Mikro, dan outbond call.
PPh Migas Pajak Nonmigas
6,5
38,1 1.385,9 Insentif Perpajakan
• tax holiday dan tax allowance
• reviu kebijakan exemption tax pada
Pertumbuhan (%) beberapa barang kena PPN.

SDM dan regulasi


Tax Ratio Peningkatan Pelayanan dan efektifitas
Termasuk SDA migas &
tambang
organisasi 15
PNBP naik Rp7,6 T dari RAPBN tahun 2018 (a.l. SDA Migas Rp3,2 T,
SDA non migas Rp1,2 T, dan PNBP lainnya Rp1,8 T)
Didukung Langkah Efisiensi Dan Efektifitas Pengelolaan
(triliun rupiah)
SDA, serta perbaikan pelayanan publik
Langkah Kebijakan PNBP
2014

398,6 2018
Target 2018 Penyempurnaan peraturan
2017 275,4
275,4 Revisi UU PNBP dan PP tentang jenis
2016
2015
262,0 260,2
255,6 RAPBN : 267,9
dan tarif PNBP.
5,8
Outlook 2017: 260,2
2,5 -0,7 Peningkatan Pengawasan
12,4 5
,
pengelolaan
Pertumbuhan (%)
8 • Penyetoran sesuai penerimaannya
2, • Penagihan piutang
-35,8 5 • Menindaklanjuti hasil audit

Pendapatan SDA
Pendapatan dari PNBP Lainnya Pendapatan Optimalisasi PNBP
Kekayaan Negara yang
Dipisahkan
BLU • Efisiensi dan efektifitas pengelolaan SDA
103,7 83,8 43,3 • Peningkatan kinerja BUMN
44,7 • Efisiensi operasional PNBP
3 K/L dengan
• Revisi kontrak  efisiensi cost recovery
SDA Migas Bagian Pemerintah 3 K/L
80,3
atas Laba BUMN: Pendapatan BLU • Menggali potensi baru
Terbesar:
Terbesar:
SDA 23,3 Kemkominfo 15,7
Nonmigas
Kemenkeu 13,9 Perbaikan Pelayanan Publik
Perbankan 10,9
Minerba 17,9 Kehutanan 4,2 Polri 9,3 • Tranparansi dan kemudahan
Kemenkes
Non Perbankan 33,8
11,1 • Pemanfaatan IT
Panas bumi 0,7 Perikanan 0,6 Kemenhub 7,3 • Perbaikan pengelolaan PNBP
Kemenristek
Dikti 6,6 16
Belanja Pemerintah Pusat naik Rp11,2 T dari usulan RAPBN tahun 2018 (kenaikan
Belanja K/L Rp33,4 T dan penurunan belanja non K/L Rp22,2 T)
diarahkan untuk pembangunan infrastruktur, (triliun rupiah)

pengurangan kemiskinan dan pengangguran, dalam


rangka pemerataan pembangunan dan perbaikan Alokasi 2018
konektivitas 1.454,5 (RAPBN: 1.443,3)
Outlook 2017: 1.343,1
2018:
1.454,5
Belanja K/L 847,4 (RAPBN: 814,1)
8,3 • Perbaikan perencanaan dengan berbasis kinerja sejalan dengan prioritas
2014: pembangunan
1.203,6 Outlook 2017: • Efisiensi belanja operasional
• Monitoring dan ev aluasi pelaksanaan
1.343,1 • Proses pelelangan yang lebih aw al
16,4
2015:

5,8
1.183,3
16,4
Belanja Non K/L 607,1 (RAPBN: 629,2)

Antara lain:
(1,7)
2016:
Bunga Utang Subsidi Energi Subsidi Nonenergi
1.154,0
(2,5) Efisiensi biaya Lebih tepat sasaran Integrasi subsidi nonenergi
• Pengendalian beban • Diarahkan untuk • Sinergi dengan bansos dan
biaya bunga masyarakat miskin transfer ke daerah
Pertumbuhan (%) • Memperdalam pasar SBN • Pengendalian inflasi • Pengendalian kebutuhan pokok
• Pengendalian tambahan • Peningkatan produktifitas
utang pangan
17
Belanja Pemerintah untuk Pembangunan Nasional naik, terutama
bidang infrastruktur Rp1,7 T serta bidang pertahanan keamanan dan
demokrasi naik Rp19,2 T
(triliun rupiah)

Kemiskinan dan Pertahanan Keamanan dan


Aparatur Negara dan Pelayanan
Kesenjangan Infrastruktur Sektor Unggulan Demokrasi
Masyarakat
1) 3) 4)
283,7 410,7 2)
34,8 365,8 220,8 5)

Program perlindungan Pembangunan Pertanian Peningkatan reformasi Pertahanan


sosial (PKH) --> Naik dari • Peningkatan Produksi
Jalan birokrasi untuk
6 juta menjadi 10 juta pangan dan Pencapaian MEF
meningkatkan kualitas
Keluarga Penerima 865 km pembangunan sarpras tahap 2 dan
pelayanan publik
Manfaat • Pengembangan pengembangan
Pembangunan hortikultura industri pertahanan
Perluasan Bantuan Irigasi 781 km Kesejahteraan
Pangan non Tunai Pariwisata aparatur dan 4) Keamanan
(BPNT) dari rastra • Pengembangan 10 pensiunan Pemeliharaan
Rasio Elektrifikasi destinasi w isata keamanan dan
• Peningkatan Kenaikan uang lauk pauk ketertiban dan
95,15 % TNI/Polri  penyelidikan/
wisatawan
Pelayanan penyidikan pidana
• Promosi pariw isata Rp5 ribu dari
KesehatanPBI
Rp55.000 menjadi
92,4 juta jiw a Perikanan Rp60.000/org/hari
Pembangunan Rusun • Peningkatan daya saing
produk olahan Perbaikan sistem dan Demokrasi
Pendidikan 13.405 unit perikanan manfaat pensiun Penyelenggaran
Program Indonesia
• Bantuan kapal nelayan aparatur negara pilkada 2018 dan
Pintar 19,7 juta siswa
1048 unit persiapan pemilu
Bidik misi  401,5 ribu
• Kelestarian lingkungan 2019
mahasisw a

1) T er masuk Dana Desa dan subsidi 2 ) A ngka sementara, 4 ) T ermasuk pensiunan aparat pemda 5) Alokasi Kemenhan,
ter masuk T kDD dan P embiayaan 3 ) A lokasi Kementan, Polri, KPU, dan Bawaslu
( di luar subsidi pajak) KKP , dan Kemenpar
18
Beberapa K/L Mengalami Kenaikan dari RAPBN 2018 yang
diusulkan (terutama Kemensos, Kemenhan, Polri, dan BIN)

Kementerian

Kemenhan Kemenag Kemenkes Kemenhub Kemenristek Kemenkeu Kementan


Kemen Kemensos Kemendikbud
PUPR Dikti

107,7 (105,7) 107,4 62,2 59,1 48,2 41,3 (34,0) 41,3 40,1 32,9 23,8
114,2 102,7 60,9 54,2 36,7 17,2 36,9 37,8 27,8 23,7
Tidak termasuk BLU
Sawit dan LPDP

APBN 2018
RAPBN 2018
OUTLOOK 2017
10 K/L Terbesar
Lembaga

Polri KPU MA Kejaksaan DPR Bawaslu BKKBN BPS BPK


BIN

95,0 (77,8) 12,5 8,3 6,4 5,7 5,6 5,6 5,5 4,8 2,8
96,3 3,3 8,2 5,2 3,8 9,8 1,9 2,2 4,0 2,7

19 19
Upaya untuk meningkatkan
Kualitas belanja pemerintah

Penajaman Prioritas Perbaikan Pelaksanaan


Pembangunan Anggaran
Mengacu kepada prioritas Pelelangan lebih awal
dalam RKP 2018 Perencanaan
Koordinasi antar penganggaran lebih
kegiatan dan stakeholder matang
Dilakukan monitoring dan
Penyelesaian proyek-
proyek strategis evaluasi lebih ketat
Tetap dilakukan efisiensi
belanja

20
Subsidi turun sebesar Rp16,2 T dari RAPBN tahun 2018 (subsidi energi
turun Rp8,8 T, dan subsidi pangan 7,3 karena peralihan ke bantuan pangan)
• Mendukung pengendalian inflasi;
• Mempertahankan daya beli masyarakat (triliun rupiah)
• Meningkatkan produksi pangan

2014: Alokasi 2018


392,0
10,4 2015:
2016:
2018:
156,2 156,2
Outlook 2017: 168,9
174,2 2017:
186,0 168,9
Pertumbuhan (%)
2,1
-52,6
-6,3
-3,1 -7,5

Subsidi Energi 94,5 Subsidi Non Energi 61,7


Subsidi BBM & LPG 46,9 antara lain:
• Perbaikan penyaluran untuk memperbaiki
ketepatan sasaran Subsidi Bunga
Subsidi Pupuk 28,5
• Subsidi tertutup untuk LPG tabung 3 kg Kredit Program 18,0 • Penyempurnaan data
penerima dengan NIK.
• Akses permodalan UMKM • volume pupuk 9,5 juta ton
• perumahan bagi MBR
Subsidi Listrik 47,7
• Subsidi tepat sasaran untuk pelanggan yang PSO 4,4
belum mampu (450 VA dan 900 VA) • Pelayanan publik
• LKBN Antara

21
Anggaran Pendidikan naik Rp3,2 T Alokasi 2018
dari usulan RAPBN tahun 2018 444,1
(triliun rupiah)

• meningkatkan akses, distribusi, dan kualitas pendidikan

2018:
444,1 Pusat Transfer ke daerah Pembiayaan
2017: 149,7 279,5 15,0
419,8
2015:
390,1 2016: Sasaran Target (sementara)
2014: 370,4
353,4 Program Indonesia 19,7 Juta Jiwa
Pintar
Bantuan Operasional 56 juta jiwa
Sekolah
Beasiswa 401,5 ribu
Bidik Misi mahasiswa
Pertumbuhan (%)
Pembangunan/Rehab
8,6
Sekolah/Ruang Kelas 61,2 ribu
6,3 10,4 -5,1 13,3 5,8 Tunjangan Profesi Guru
• Non PNS 435,9 ribu guru
• PNS 257,2 ribu guru
Arah kebijakan • PNSD 1,2 juta guru
1.Meningkatkan akses, distribusi, dan kualitas pendidikan.
Indikator Pendidikan
2.Memperbaiki kualitas sarana dan prasarana sekolah.
3.Sinergi Pemerintah Pusat dengan Pemda. Angka Partisipasi 89,7% Angka 65,3 %
4.Memperkuat pendidikan kejuruan dan sinkronisasi kurikulum SMK Kasar (APK) 88,1% Partisipasi 63,4%
(link and match). Pendidikan Murni (APM)
5.Sinergi program peningkatan akses (BOS, PKH, PIP, Bidik Misi dan Menengah Pendidikan
DPPN) untuk sustainable education. Menengah
6.Meningkatkan akses pendidikan bagi siswa miskin.
2017 2018 22
Anggaran Kesehatan naik Rp0,8 T dari usulan
(triliun rupiah)
RAPBN tahun 2018
• meningkatkan supply side dan layanan, upaya kesehatan promotif Alokasi 2018
preventif, serta menjaga keberlanjutan JKN 111,0
2018:
2017: 111,0 Pusat Transfer ke daerah
2016: 104,9
92,3 81,5 29,5
2015:
65,9
2014:
59,7
Sasaran Target (sementara)
Program Indonesia Sehat 92,4 juta jiwa
Kesertaan ber-KB melalui
peningkatan akses dan kualitas 1,8 juta orang
pelayanan KBKR
0 Penyediaan sarana fasilitas 49 RS/Balkes
0 0 0 kesehatan yang berkualitas
0 0 Pertumbuhan (%)
8,6 Imunisasi untuk anak
92,5%
usia 0-11 bulan
Sertifikasi obat dan makanan 74,0 ribu
29,6 10,3
10,3 40,1
40,1 13,7
29,6 13,7 5,8
5,8
Indikator Kesehatan 2017 2018
Arah kebijakan
1.Meningkatkan dan memperbaiki distribusi faskes dan tenaga kesehatan. Stunting 28,8% Persalinan di 82%
fasilitas kesehatan
2.Penguatan program promotif dan preventif yang diarahkan untuk 29,6% 81%
penyakit tidak menular dan program untuk ibu hamil & menyusui.
Ketersediaan obat dan
3.Meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan program JKN. 86%
vaksin di puskesmas
4.Meningkatkan peran Pemda untuk supply side dan peningkatan mutu 83%
layanan.
23
Penanggulangan Kemiskinan dan Dukungan pada Masyarakat
Berpendapatan Rendah terus diperkuat (triliun rupiah)

melalui program bantuan sosial, subsidi, dan Dana


Desa
Alokasi 2018
283,7

Subsidi *) PKH Program JKN bagi Bantuan Bidik Dana


145,5 17,3 Indonesia warga Pangan Misi Desa
Pintar miskin/PBI 20,8 4,1 60,0
*) diluar subsidi pajak
10,5 25,5

Sasaran (sementara)
Program Keluarga Harapan Penerima Bantuan Iuran Program Indonesia
10 juta RTS dalam rangka JKN Pintar
92,4 juta jiwa 19,7 juta siswa
Bantuan Pangan
Penyediaan Bantuan Kelompok Dana Desa
• 15,6 juta Keluarga Penerima Manfaat
(KPM) Usaha Ekonomi Produktif Dana Desa 74.958 Desa
• Perluasan Bantuan pangan non tunai (pengalihan 117,7 rb KK
dari subsidi rastra ke bansos)

24
Anggaran Infrastruktur naik Rp1,7 T dari usulan RAPBN tahun 2018
untuk pemerataan pembangunan dan perbaikan konektivitas
Mengejar ketertinggalan (gap) Indonesia terhadap 2018:
Alokasi 2018 (triliun rupiah)
penyediaan infrastruktur. 2017 (outlook): 410,7
2016:
269,1
388,3
410,7 *)

2015 :
256,1 Kemen PUPR Kemenhub
2013: 107,4 **)
48,2 **)
2014:
155,9 154,7 DAK Investasi Pemerintah
(PMN & LMAN)
33,9 41,5
* ) angka sementara
7,2% -0,8% * * ) total pagu
7,2 -0,8 65,6 5,1 44,3
44,3% 5,8 Pertumbuhan (%)

Sasaran (sementara)
Pembangunan dan Preservasi
Pembangunan LRT (lanjutan) Penyediaan dan Peningkatan
Jalan 23 km’sp
• Pembangunan Jalan 865 km kualitas Perumahan Masyarakat
Baru Pembangunan bandara udara baru Berpenghasilan Rendah
• Pembangunan jalan tol 25 km 8 lokasi (penyelesaian dan lanjutan)
• Pembangunan 13.405 unit
• Pembangunan
8.695 m Rusun
Jembatan Informasi dan • Bantuan Stimulan
Pembangunan jalur KA Telekomunikasi (peningkat an/ 180,0 ribu unit
620 km’sp • Pembangunan desa broadband terpadu 100 lokasi pembangunan)
• Pembangunan BTS di daerah
blankspot, terutama daerah 3T 380 lokasi

25
Transfer ke Daerah dan Dana Desa naik Rp5,1 T dari RAPBN 2018 karena
(triliun rupiah)

meningkatnya pendapatan negara yang dibagihasilkan Alokasi 2018


Fokus untuk meningkatkan kualitas layanan
publik di daerah, menciptakan kesempatan
kerja, mengentaskan kemiskinan, dan
766,2
2018:
mengurangi ketimpangan antardaerah.
766,2 1.Transfer ke Daerah 706,2
Outlook Dana Bagi Hasil 89,2 DAK Fisik 62,4
2017: 1,4 • Memperluas penggunaan DBH Cukai Hasil
Tembakau; • Mengejar ketertinggalan infrastruktur layanan
755,9 publik;
• DBH Dana Reboisasi (DR) selain utk Rehabilitasi
• Afirmasi kepada daerah tertinggal, perbatasan,
Hutan & Lahan, jg penanganan kebakaran hutan,
2016: kepulauan, dan transmigrasi.
penataan batas kawasan & pembenihan.
710,3 • 25% untuk belanja infrastruktur.
DAK Nonfisik 123,5
2015: 6,4
Dana Alokasi Umum 401,5 Mengurangi beban masyarakat terhadap
623,1 • Pagu bersifat dinamis; pelayanan publik terutama perbaikan kualitas pendidikan,
• Bobot wilayah laut naik menjadi 100%; kesehatan, serta pelayanan pemerintah
14,0
2014: • 25% untuk belanja infrastruktur. • BOS untuk 47,4 juta siswa;
573,7 • TPG 1,2 juta guru;
• BOK 9.785 Puskesmas.
8,6
Dana Insentif Daerah 8,5 Dana Otsus dan Keistimewaan 21,1
• Memacu perbaikan kinerja pengelolaan DIY
keuangan, pelayanan pemerintahan umum, Percepatan pembangunan infrastruktur Papua &
11,8 pelayanan dasar publik, dan kesejahteraan. Papua Barat, pendanaan pendidikan, sosial, dan
6,8 kesehatan di Aceh, serta mendukung kewenangan
Pertumbuhan (%) keistimewaan dan pembangunan di DIY.

2. Dana Desa • Melakukan evaluasi pelaksanaan s.d. tahun 2017


• Penyaluran berdasarkan kinerja penyerapan anggaran dan capaian output

60,0 • Reformulasi dengan semakin fokus untuk pengentasan kemiskinan, memerhatikan pemerataan dan keadilan:
 Penurunan porsi alokasi yang dibagi merata & peningkatan alokasi formula;
 Pemberian bobot yang lebih besar kepada jumlah penduduk miskin;
 Afirmasi kepada desa tertinggal dan sangat tertinggal dengan jumlah penduduk miskin tinggi;
 Memperbaiki ketimpangan antardesa dalam alokasi dana desa dengan indeks gini yang rendah. 26
Dana Alokasi Khusus Fisik untuk mengejar (triliun rupiah)

ketertinggalan pembangunan di daerah


Alokasi 2018
62,4
1. Rehab Ruang Kelas: 1. Pembangunan/
1. Prasarana dan Sarana
SD : 39,2 ribu unit peningkatan jaringan
Rumah Sakit dan
SMP : 13,4 ribu unit irigasi seluas 51 ribu
Pendidikan Puskesmas : 15,7 ribu unit
SMA/K : 5,8 ribu paket Irigasi Ha.
2. Alat peraga dan Buku: 2. Alat kesehatan: RS dan
& Pertanian 2. Rehabilitasi Jaringan
SD : 19,5 ribu unit Kesehatan Puskesmas : 26,4 ribu unit
Irigasi seluas 771,9 ribu
SMP : 10,3 ribu unit 3. Kefarmasian: 2,3 ribu Ha.
SMA/K : 8,8 ribu paket paket.
3. Ruang Kelas Baru: 3. Perbaikan sumber air
SD : 5,7 ribu unit 8,2 ribu unit.
1. Penyediaan sumber air
SMP : 4,1 ribu unit 4. Jalan Usaha Tani 600
minum layak bagi 510,4 ribu
SMA/K : 4,5 ribu paket Km.
rumah tangga.
2. Penyediaan sumber air Fasilitasi stimulan
1. Pembangunan 127,5 ribu pembangunan baru
Air Minum minum layak bagi 716,4 ribu
Sambungan untuk Sistem
rumah tangga melalui
Perumahan maupun peningkatan
Pengelolaan Air Limbah pembangunan 448 unit kualitas 225,8 ribu
Sanitasi (SPAL) terpusat; rumah tangga.
Sistem Penyediaan Air Minum
2. Pembangunan 1,7 ribu unit (SPAM).
SPAL Terpusat; Kemantapan Jalan:
3. Penyediaan sumber air Provinsi sebesar 73,38%
3. Penyediaan sarana sanitasi minum layak bagi 243,2 ribu Jalan Kab/Kota sebesar 62,88%
individual perdesaan rumah tangga.
sebanyak 2,1 juta unit.

27
Dana Alokasi Khusus Nonfisik untuk perbaikan kualitas pendidikan, kesehatan, (triliun Rupiah)

serta pelayanan pemerintah. Alokasi 2018


123,5
Bantuan Operasional Sekolah ► Rp46,7 T Tunjangan Profesi Guru ► Rp58,3 T
Mempercepat pencapaian wajib belajar 12 tahun dan Meningkatkan profesionalisme guru.
pencapaian Standar Pelayanan Minimal.
 1,23 juta guru
 47,43 juta siswa
Tambahan Penghasilan Guru ► Rp1,0 T
Bantuan Operasional Penyelenggaraan PAUD ► Rp4,1 T Meningkatkan profesionalisme guru melalui peningkatan
Meringankan biaya pendidikan bagi anak tidak mampu. kesejahteraan guru.
 6,18 juta peserta didik  265 ribu guru

Tunjangan Khusus Guru ► Rp2,1 T


Bantuan Operasional Kesehatan ► Rp8,5 T Memberikan kompensasi atas kesulitan hidup dalam
melaksanakan tugas di daerah khusus.
Meringankan beban pembiayaan kesehatan, khususnya
pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas dan dinas  50,1 ribu guru
kesehatan. Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah,
 9.785 Puskesmas serta Ketenagakerjaan (PK2UKM) ► Rp0,1 T
Meningkatkan kapasitas SDM koperasi, usaha kecil dan
Bantuan Operasional KB ► Rp1,8 T menengah melalui pelatihan dan pendampingan.
Operasional kegiatan bagi Balai Penyuluhan KB, dalam upaya  23.545 peserta dan 1.500 pendamping
pencapaian tujuan program Kependudukan, KB dan
Pembangunan Keluarga secara Nasional. Pelayanan Adminduk ► Rp0,8 T
Mendukung penyelenggaraan program dan pelayanan
 5.157 balai dan 24.312 faskes
administrasi kependudukan.
 34 Prov dan 508 Kab/Kota 28
Dana Desa Alokasi
Direformulasi untuk mendukung percepatan pengentasan kemiskinan dgn memberikan afirmasi
pada desa tertinggal dan sangat tertinggal dgn jumlah penduduk miskin tinggi
Rp60 T
PRIORITAS
REFORMULASI PENGALOKASIAN : PENGGUNAAN DANA DESA

PEMBANGUNA N DESA

Sarana Prasarana, Pelayanan Sosial Dasar, Sarana


Ekonomi Desa, Pembangunan Embung, Pelestarian
Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana
Alam.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Peningkatan Kualitas Pelayanan Sosial Dasar,


Pengelolaan Sumber Daya Lokal, Pengelolaan
Usaha Ekonomi Produktif, Penguatan Kapasitas
terhadap Bencana, Pelestarian Lingkungan Hidup
dan Penguatan Tata Kelola Desa yang Demokratis.

PRIORITAS PELAKSANAAN
TENAGA KERJA SETEMPAT
Dana desa di Desa Tertinggal Rp8,4 T Rp11,3 T
dan Desa Sangat Tertinggal Rata-rata/desa Rp0,76 M Rata-rata/desa Rp1,15 M BAHAN BAKU LOKAL
Alokasi: Alokasi:
dengan JPM tinggi Min: Rp0,75 M Min: Rp0,84 M
Max: Rp2,06 M Max: Rp3,42 M SWAKELOLA

DANA DESA PERKAPITA


PENYALURAN
Berdasarkan pada kinerja penyerapan anggaran dan
capaian output yang dilakukan melalui KPPN setempat.

29
Pembiayaan Anggaran tetap  menjaga defisit 2,19 (triliun rupiah)

persen 2017:
Alokasi 2018
362,9
Penerbitan SBN (neto) turun dari outlook 2017 2016:
2018:
325,9 (RAPBN: 325,9)
2015: 334,5
325,9 Outlook 2017: Rp362,9 T
323,1
8,5
2014:
248,9
3,5
29,8
-10,2

4,8

Pertumbuhan (%)

Pembiayaan Utang 399,2 Pembiayaan Investasi (65,7)


414,5 (RAPBN: 414,7) • BUMN: 3,6 • Lembaga Lainnya: 2,5
• SBN (neto)
• Pinjaman (neto) (15,3) • Organisasi/LKI/BUI: 2,1
• BLU: 57,4

Pemberian Pinjaman (6,7) Kewajiban Penjaminan (1,1)


Pinjaman kepada BUMN Pemda (neto)

Pembiayaan Lainnya 0,2

30
Pembiayaan Utang diupayakan turun 500,0
Perkembangan SBN, 2014 - 2018
36,9 40,0

(triliun rupiah) 450,0 35,0

 diarahkan untuk kegiatan: 400,0 433,0 30,0

Alokasi 2018
407,3 414,5
350,0 25,0
• Produktif 17,8
362,3

triliun Rupiah
399,2
300,0 20,0

• Efisien 250,0
264,6
12,4 15,0

 dikelola secara hati-hati


200,0 6,3 10,0
150,0 5,0
 mempertimbangkan a.l. biaya penerbitan dan risiko pasar 100,0 (4,3) 0,0

keuangan global dan domestik 50,0


0,0
-5,0
-10,0
LKPP LKPP LKPP OUTLOOK APBN
2014 2015 2016 2017 2018

Surat Berharga Negara (Neto) Growth

Arah Kebijakan :
Produktif Efisiensi Hati-hati
pemanfaatan utang untuk kegiatan produktif: Rasio pembayaran bunga utang terhadap menjaga rasio utang terhadap PDB.
Mengakselerasi prioritas pembangunan nasional, outstanding utang rendah.
Pendidikan, kesehatan, infrastruktur Pembangunan
+/- 5,0% <30%
daerah
5,6% 56%
18,0% 81%

Strategi :
Menjaga rasio utang terhadap PDB di Defisit keseimbangan primer (primary
bawah 30%. balance) turun.
Pengembangan dan pendalaman pasar keuangan guna memenuhi Fokus pada sumber pendanaan
pembiayaan pada tingkat biaya dan risiko yang minimal. dalam negeri.

31
Pembiayaan Investasi Tahun 2018 untuk mendukung pembangunan
infrastruktur, perbaikan kualitas pendidikan, dan kegiatan UMKM (triliun rupiah)

(triliun rupiah)
2016
89,1
2018
65,7
Alokasi 2018
65,7
2015 2017
49,3
59,7 59,7 9,9

2014 569,6
-32,9

8,9
-47,3

Pertumbuhan (%)

Dana Pengembangan Pendidikan Nasional PMN untuk PT KAI : 3,6


BLU LMAN : 35,4
Pembebasan lahan untuk
(DPPN): 15,0 Mendukung pembangunan
Peningkatan akses masyarakat untuk infrastruktur transportasi
prioritas pembangunan nasional
pendidikan dan keberlanjutan
pengembangan pendidikan
PMN kepada TAPERA : 2,5 BLU Perumahan (PPDPP) : 2,2 BLU PIP: 2,5
Modal awal pembentukan BP Peningkatan akses pendanaan Mendorong pembiayaan
Tapera dan pembiayaan perumahan bagi yang kreatif dan inovatif
MBR
BLU Kehutanan (P2H) : 0,5
Dana Bantuan Internasional 1,0 BLU Perikanan (LPMUKP) : 0,9
Pengelolaan dana dan Penguatan modal usaha Pembiayaan kepada UMKM
pemberian bantuan kelautan dan perikanan untuk industri ramah
internasional lingkungan
32
KESIMPULAN

Menjaga Momentum Menjaga kepercayaan masyarakat


Ekonomi tahun 2018
pelayanan pemerintah dan birokrasi yang
Menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
lebih tinggi.

Penerimaan Negara diperkuat Defisit APBN 2018 terjaga dan


Didukung langkah-langkah reformasi Utang yang Terukur
yang solid dan terukur. menjaga fiscal sustainability dan
pengelolaan utang yang transparan dan
akuntabel

Belanja Negara lebih Fokus


untuk pemerataan pembangunan,
penyelesaian proyek strategis, dan
perlindungan kepada masyarakat
menengah ke bawah.
33
TERIMA
KASIH

34

Anda mungkin juga menyukai