PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Badan Kesehatan Dunia ( WHO ) dalam Kemenkes RI No.
1116 tahun 2003 tentang pedoman penyelenggaraan Sistem Surveilans
Epidemiologi Kesehatan menyebutkan bahwa Surveilans adalah proses
pengumpulan, pengolahan, analisis, interpretasi data secara sistematik dan
terus menerus serta melakukan penyebaran informasi kepada unit yang
membutuhkan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau
kebijakan (Mahfidhoh, 2015)
Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator,
yang meliputi indikator angka harapan hidup, angka kematian, angka
kesakitan, dan status gizi masyarakat sehingga banyak program-program
kesehatan yang dilakukan pemerintah terutama pada penduduk usia rentan,
seperti program Safe Motherhood initiative, Program Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA), program Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE), dan
Program Pemberantasan Penyakit Menular (DepKes RI, 2010).
Penyakit menular masih merupakan masalah utama kesehatan
masyarakat indonesia, disamping mulai meningkatnya masalah penyakit tidak
menular. Penyakit menular tidak mengenal batasan-batasan daerah
administratif, sehingga pemberantasan penyakit menular memerlukan
kerjasama antar daerah, misalya antar propinsi, kabupaten/kota bahkan antar
negara. Beberapa penyakit menular yang menjadi masalah utama di
indonesia adalah diare, malaria, demam berdarah dengue, influensa, tifus
abdominalis, saluran pencernaan dan penyakit lainnya. Beberapa penyakit
menular yang menunjukan kecenderungan peningkatan adalah penyakit
jantung koroner, hipertensi, kanker, diabetes melitus, kecelakaan dan
sebagainya (Kemenkes, 2003).
Pada tahun 1987 telah dikembangkan Sistem Surveilans Terpadu
(SST) berbasis data, Sisten Pencatatan Pelaporan Terpadu Puskesmas
(SP2TP), dan Sistem Pelaporan Rumah Sakit (SPRS), yang telah mengalami
1
beberapa kali perubahan dan perbaikan. Disamping keberadaan SST telah
juga dikembangkan beberapa Sistem Surveilans khusus penyakit
Tuberkulosa, penyakit malaria, penyakit demam berdarah, penyakit campak,
penyakit saluran pernapasan dan lain sebagainya. Sistem Surveilant tersebut
perlu dikembangkan dan disesuaikan dengan ketetapan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010 Tentang
Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangan, Keputusan Menteri Kesehatan NO.
1116/MENKES/SK/VIII/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan
SistemSurveilans Epidemiologi Kesehatan, Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Surveilans Kesehatan serta kebutuhan informasi epidemiologi untuk
mendukung upaya pemberantasan penyakit menular dan penyakit tidak
menular (Kemenkes, 2003)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pelaksanaan surveilans di Rumah Sakit
Bhayangkara Sespimma Polri.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pelaksanaan surveilans epidemiologi di Rumah Sakit
Bhayangkara Sespimma Polri berdasarkan proses pengumpulan data.
b. Mengetahui pelaksanaan surveilans epidemiologi di Rumah Sakit
Bhayangkara Sespimma Polri berdasarkan proses pengolahan data.
c. Mengetahui pelaksanaan surveilans epidemiologi di Rumah Sakit
Bhayangkara Sespimma Polri berdasarkan proses analisis data dan
interpretasi data.
C. Manfaat Penelitian
1. Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi Rumah sakit
Bhayangkara Sespimma Polri mengenai pelaksanaan surveilans,
sehingga program yang telah di susun dapat terlaksana dengan baik.
2
2. Dapat dijadikan sebagai sarana untuk pengambilan kebijakan dalam
perencanaan dan pengambil keputusan program pencegahan masalah
penyakit menular dan tidak menular melalui kegiatan surveilans
epidemiologi.
3. Dapat memperkaya ilmu pengetahuan mengenai sistem surveilans
epidemiologi kesehatan dan sebagai bahan informasi peneliti selanjutnya
dengan penelitian ini.
D. Ruang Lingkup
1. Lokasi penelitian dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Sespimma Polri.
2. Pada penelitian ini variabel bebas yang digunakan yaitu pengumpulan
data, pengolahan data, analisis data, dan diseminasi informasi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
WHO mendefinisikan surveilans adalah pengukuran sistematis kesehatan
dan lingkungan parameter, rekaman dan transmisi data/perbandingan dan
interpretasi data untuk mendeteksi kemungkinan perubahan dalam status
kesehatan dan lingkungan penduduk (Arwanti, 2016).
Menurut WHO, surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan,
analisis dan interpretasi data secara sistematik dan terus menerus serta
penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk mengambil
tindakan.
Mencermati pemahaman seperti tersebut diatas, Kementerian Kesehatan
(Indonesia) menekankan pentingnya Surveilans sebagai suatu kegiatan
analisis atau kajian epidemiologi serta pemanfaatan informasi epidemiologi,
tanpa melupakan pentingnya kegiatan pengumpulan data dan pengolahan
data. Surveilans epidemiologi didefinisikan sebagai kegiatan anlisis secara
sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah
kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan
penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat
melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui
proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi
epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan (Imari, 2011)
Surveilans Kesehatan didefinisikan sebagai kegiatan pengamatan yang
sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian
penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk
memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien (Permenkes, 2014)
4
B. Tujuan Surveilans Epidemiologi
1. Tujuan Umum
Memperoleh informasi epidemiologi penyakit tertentu dan
mendiskripsikan informasi tersebut kepada pihak terkait, pusat kajian, dan
pusat penelitian serta unit surveilans yang lain untuk bisa ditindaklanjuti.
2. Tujuan Khusus
a. Mengumpulkan data kesakitan, data laboratorium dan Kejadian Luar
Biasa (KLB) penyakit dan keracunan di puskesmas, rumah sakit, dan
laboratorium sebagai sumber data Surveilans Terpadu Penyakit (STP).
b. Mendistribusikan data kesakitan, data laboratorium, serta KLB penyakit
dan keracunan tersebut kepada unit surveilans Dinas kesehatan
Kabupaten/Kota, Propinsi, dan Ditjen P2MPL.
c. Melaksanakan pengolahan dan penyajian data penyakit dalam bentuk
tabel, grafik, peta, dan analisis epidemiologi lebih lanjut pada
surveilans Dinas kesehatan Kabupaten/Kota, Propinsi, dan Ditjen
P2MPL.
d. Mendistribusikan hasil pengolahan dan penyajian data penyakit
beserta hasil analisis epidemiologi lebih lanjut dan rekomendasi
program terkait di puskesmas, rumah sakit, laboratorium,
kabupaten/Kota, propinsi, nasional, pusat penelitian, pusat kajian,
perguruan tinggi, dan sektor terkait lainnya. (Weraman, 2010)
5
pemberantasan penyakit menular. Menurut 14 Permenkes (2014)
Surveilans penyakit menular yang dilakukan meliputi :
1) Surveilans penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (AFP,
Campak, Hepatitis B, Diptheri, Pertusis, Tetanus)
2) Surveilans penyakit demam berdarah
3) Surveilans penyakit filariasis
4) Surveilans penyakit tuberculosis
5) Surveilans penyakit diare
6) Surveilans penyakit tifoid
7) Surveilans penyakit kecacingan dan penyakit perut lainnya
8) Surveilans penyakit kusta
9) Surveilans penyakit frambusia
10)Surveilans penyakit HIV/AIDS
11) Surveilans penyakit Hepatitis
12)Surveilans penyakit menular seksual
13) Surveilans penyakit pneumonia, termasuk penyakit infeksi
saluran pernapasan akut berat (severe acute respiratory
infection)
b. Surveilans epidemiologi penyakit tidak menular Merupakan analisis
terus menerus dan sistematis terhadap penyakit tidak menular dan
faktor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit tidak
menular. Menurut Permenkes (2014) Surveilans tidak penyakit menular
yang dilakukan meliputi :
1) Surveilans penyakit jantung dan pembuluh darah
2) Surveilans diabetes mellitus dan penyakit metabolic
3) Surveilans penyakit kanker
4) Surveilas kronis dan degeneratif
5) Surveilans gangguan mental
6) Surveilans gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.
c. Surveilans epidemiologi kesehatan lingkungan dan perilaku Merupakan
analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit dan faktor
risiko untuk mendukung program penyehatan lingkungan.
6
d. Surveilans epidemiologi masalah kesehatan Merupakan analisis terus
menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan faktor risiko
untuk mendukung program-program kesehatan tertentu.
e. Surveilans epidemiologi kesehatan matra Merupakan Analisis terus
menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan faktor risiko
untuk upaya mendukung program kesehatan matra.
10
BAB III
TATA LAKSANA
D. Pengolahan Data
11