37 3210 1 SM
37 3210 1 SM
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA
antara siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat
(STM) berbantuan media visual dengan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran
konvensional berbantuan media visual pada kelas V Sekolah Dasar Gugus I Dalung
Kuta Utara Tahun Pelajaran 2013/2014. Rancangan penelitian ini menggunakan
eksperimen semu dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus I Dalung Kuta Utara
Tahun Pelajaran 2013/2014 sebanyak 490 siswa. Sampel diambil dengan teknik random
sampling. Data yang dikumpulkan adalah hasil belajar IPA dengan menggunakan tes
objektif berbentuk pilihan ganda biasa. Data dianalisis dengan uji-t.Berdasarkan hasil uji-
t didapat thitung = 3,74 dan ttabel dengan dk = 78 pada taraf signifikansi 5% = 1,99. Dari
kriteria pengujian thitung > ttabel = 3,74 > 1,99 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA
antara siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat
(STM) berbantuan media visual dengan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran
konvensional berbantuan media visual. Rerata hasil belajar IPA kelas eksperimen lebih
besar dari siswa kelas kontrol = 76,71 > 70,97. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) berbantuan media visual
berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus I Dalung
Kuta Utara Tahun Pelajaran 2013/2014.
Abstract
The aimed of this study was to determine whether there was a significant differences in
sains learning outcomes between students who followed Sains Teknologi Masyarakat
(STM) model assisted visual media with students who took conventional learning
assisted visual media in fifth grade of Sekolah Dasar Gugus I Dalung North Kuta
academic year 2013/2014. This study was a quasi experimental research with
Nonequivalent Control Group Design. The population of this study were the fifth grade
students of Sekolah Dasar Gugus I Dalung North Kuta academic year 2013/2014 which
consisted of 490 students. The samples of this study were determined by means of
random sampling technique.The data taken from the result of the sains learning process
were collected by multiple choice. The data were analyzed by using t-test. Based on the
result of the t-test was found tobs = 3,74 and ttab with degrees of freedom 78 with
significance level of 5% = 1,99. From the criteria of examination was tobs > ttab = 3,74 >
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
1,99 so that Ho was rejected and Ha was accepted.The result of study showed that the
significant differences in sains learning outcomes between students who followed Sains
Teknologi Masyarakat (STM) model assisted visual media with students who took
conventional learning assisted visual media.The average scores of sains learning in
experiment class more than control class = 76,71 > 70,97. Based on these results it can
be concluded that the Sains Teknologi Masyarakat (STM) model assisted visual media
influenced the sains learning outcomes of the fifth grade students of Sekolah Dasar
Gugus I Dalung North Kuta Academic Year 2013/2014.
berbeda dan juga dari faktor guru yang pembelajaran berarti menempatkan siswa
mengajar. pada posisi sentral dalam keseluruhan
Berdasarkan hasil observasi pada program pembelajaran. Pertanyaan-
siswa kelas V SD Gugus I Dalung pertanyaan yang muncul digunakan sebagai
khususnya pada mata pelajaran IPA dasar diskusi, investigasi, dan kegiatan
ditemukan bahwa hasil belajar siswa rendah kelas/laboratorium (Putra, 2013:148).
karena guru kurang melibatkan siswa dalam Adapun empat tahap strategi dalam
proses pembelajaran. Guru lebih dominan pembelajaran dengan memperhatikan
memberikan informasi dan pemberian tugas konstruktivisme yaitu (a) invitasi yang
sehingga siswa kurang aktif dalam meliputi hal yang menarik disekitar dan
pembelajaran. Selama ini guru kurang mengajukan pertanyaan, (b) eksplorasi
inovatif dalam mengemas pembelajaran yang meliputi saran alternatif yang sesuai
IPA. Alangkah baiknya jika guru membuat dengan informasi yang akan dicari,
suatu inovasi baru dengan cara mengobservasi fenomena khusus,
menggunakan berbagai metode-metode mengumpulkan data, pemecahan masalah,
seperti diskusi dan eksperimen serta dan analisis data, (c) pengajuan penjelasan
dikombinasikan dengan model dan solusi yang meliputi penyampaian
pembelajaran yang sesuai dalam kegiatan gagasan, menyusun model, membuat
pembelajaran IPA. Agar proses penjelasan baru, membuat solusi, sekaligus
pembelajaran IPA dapat menarik minat memadukan solusi dengan teori dan
siswa dan dapat menciptakan suasana baru pengalaman, (d) menentukan langkah yang
dalam pembelajaran tidak ada salahnya meliputi membuat keputusan,
diperlukan penerapan suatu model menggunakan pengetahuan dan
pembelajaran lain salah satunya adalah keterampilan, berbagi informasi dan
model pembelajaran Sains Teknologi gagasan, sekaligus mengajukan pertanyaan
Masyarakat (STM) yang nantinya akan lanjutan yaitu membuat saran kegiatan
memperkenalkan siswa dengan masalah- positif baik individu maupun masyarakat
masalah yang ada dilingkungan masyarakat (Putra, 2013:149).
sehingga proses pembelajaran dapat Dengan penerapan model
menjadi bermakna. pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat
Sains Teknologi Masyarakat (STM) (STM) dalam pembelajaran dapat
merupakan suatu model pembelajaran yang mengembangkan keterampilan kognitif,
mengaitkan antara sains dan teknologi serta keterampilan afektif dan keterampilan
pemanfaatannya bagi masyarakat luas. psikomotor. Selain itu dengan menerapkan
Adapun tujuan dari model pembelajaran ini model pembelajaran Sains Teknologi
yaitu untuk membentuk individu yang Masyarakat (STM) siswa dapat mengaitkan
memiliki literasi sains dan teknologi serta kegunaan sains dalam kehidupan sehari-
memiliki kepedulian terhadap masalah hari melalui berbagai produk teknologi
masyarakat dan lingkungannya. Teori sehingga siswa akan merasa bahwa
belajar yang mendasari model konsep-konsep sains bermanfaat untuk
pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dipelajari, dan tidak hanya hafalan belaka
(STM) adalah teori belajar konstruktivisme. (Poedjiadi, 2005: 123). Adapun beberapa
Filosofi konstruktivisme memandang bahwa keunggulan model pembelajaran Sains
pengetahuan seseorang tidak dapat Teknologi Masyarakat (STM) yaitu siswa
dipindahkan begitu saja, melainkan perlu memiliki kreativitas yang lebih tinggi,
dibangun sendiri oleh siswa dengan cara kepedulian terhadap masyarakat dan
mengaitkan dengan pengetahuan awal lingkungan lebih besar, lebih mudah
yang sudah mereka miliki dalam struktur mengaplikasikan konsep-konsep yang
kognitifnya (Muslichach, 2006:27). dipelajari untuk kebutuhan masyarakat, dan
Menerapkan konstruktivisme dalam memiliki kecenderungan untuk mau
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
perlakuan secara pasti atau dapat dikatakan pada akhir penelitian, baik untuk kelompok
bahwa peneliti tidak bermaksud dan tidak eksperimen maupuan kelompok kontrol.
memiliki kemampuan untuk mengubah Secara umum populasi adalah
kelas dan kondisi yang sudah ada. seluruh individu atau unit atau peristiwa
yang ditetapkan sebagai objek penelitian.
Desain eksperimen semu yang Populasi yang ditetapkan dalam penelitian
digunakan adalah noneqivalent control ini adalah seluruh siswa kelas V Sekolah
group design atau sering dikenal dengan Dasar Gugus I Dalung Kuta Utara Tahun
intac group (Emzir, 2007:102). Dalam Pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 13
noneqivalent control group design terdapat kelas. Setelah menentukan populasi
dua kelompok yang dipilih, salah satu langkah selanjutnya adalah menentukan
sebagai kelas eksperimen dan kelas sampel. Sampel adalah sebagian dari
kontrol, kemudian diberikan pretest untuk populasi yang memiliki ciri-ciri atau sifat
mengetahui keadaan awal kedua kelompok yang sama dengan populasinya. Darmadi
tersebut. (2011:14) menyatakan bahwa sampel
Penelitian ini terdiri dari 3 tahapan adalah sebagian dari populasi yang
pelaksanaan yaitu tahap persiapan dijadikan objek penelitian Pada pemilihan
eksperimen, tahap pelaksanaan sampel penelitian ini tidak dilakukannya
eksperrimen, dan tahap akhir eksperimen. pengacakan individu, karena tidak bisa
Pada tahap awal kegiatan yang dilakukan mengubah kelas yang telah terbentuk
yaitu; (1) menyusun rencana pelaksanaan sebelum dilakukan penelitian. Kelas dipilih
pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan sebagaimana telah terbentuk tanpa campur
kurikulum, silabus, dan model pembelajaran tangan peneliti. Hal ini untuk menghindari
yang akan digunakan, (2) menyusun kemungkinan pengaruh-pengaruh dari
instrumen penilaian berupat tes pilihan keadaan subjek mengetahui dirinya
ganda pada ranah kognitif untuk dilibatkan dalam eksperimen sehingga
mengetahui tingkat hasil belajar siswa yang penelitian ini benar-benar menggambarkan
akan diberikan di awal penelitian (pre-test) pengaruh perlakuan yang diberikan.
dan di akhir penelitian (post-test), (3) Dalam penelitian ini, setiap kelas
Mengadakan validitas instrumen penelitian memperoleh hak yang sama untuk dapat
yaitu tes hasil belajar IPA. Pada saat dipilih menjadi sampel. Pengambilan
pelaksanaan eksperimen langkah-langkah sampel dilakukan dengan teknik random
yang dilakukan yaitu: (1) menentukan sampling dengan cara mengundi.
sampel penelitian berupa kelas dari Pengundian yang dilakukan adalah
populasi yang tersedia dengan cara mengundi kelas bukan individu. Siswa kelas
memberikan pre-test terhadap sampel yang VB SD 1 Dalung dan siswa kelas VA SD 2
ada (2) untuk menentukan kelas Dalung merupakan dua kelompok yang
eksperimen dan kelas kontrol dilakukan terpilih menjadi sampel.
dengan cara mengundi (3) melaksanakan Fokus objek pada penelitian ini adalah
penelitian yaitu memberikan treatment variabel. Variabel penelitian pada dasarnya
(perlakuan) pada kelas eksperimen berupa adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
model pembelajaran Sains Teknologi saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Masyarakat (STM) berbantuan media visual dipelajari sehingga diperoleh informasi
sedangkan untuk kelas kontrol tentang hal tersebut, kemudian ditarik
menggunakan pembelajaran konvensional kesimpulannya (Sugiyono, 2012:60). Dalam
berbantuan media visual. Treatment penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu
(perlakuan) akan dilaksanakan sebanyak 6 variabel bebas dan variabel terikat. Variabel
kali pertemuan. Pada tahap akhir bebas sering disebut sebagai variabel
eksperimen langkah-langkah yang independen. Variabel bebas merupakan
dilakukan adalah memberikan post-test variabel yang mempengaruhi atau yang
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
78 3,74 1,99
2 Kelompok kontrol 40 70,97 40,99
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Koyan, I Wayan. 2011. Asesmen dalam Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan
Pendidikan. Singaraja: Undiksha. Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Munawar, Indra. 2009. “Definisi Hasil
Belajar”. Tersedia pada Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran
http://indramunawar.blogspot.com/200 Inovatif Berorientasi Konsrtuktivisme.
9/06/hasil-belajar-penegrtian-dan Jakarta: Prestasi Pustaka.
definisi.html (diakses tanggal 13
Desember 2013). _____. 2009. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Muslichach, Asy’ari. 2006. Penerapan Surabaya: Kencana.
Pendekatan Sains Teknologi
Masyarakat. Jakarta: Depdiknas. _____. 2010. Pengantar Penelitian
Pendidikan Bagi Pengembangan
Poedjiadi, Anna. 2005. Sains Teknologi Profesi Pendidikan dan Tenagan
Masyarakat. Bandung: Remaja Kependidikan. Jakarta: Kencana
Rosdakarya. Prenada Media Group.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. _____. 2011. Model Pembelajaran Terpadu.
Yogyakarta: Pustaka Belajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Putra, Rizema. 2013. Desain Belajar Uno, Hamzah dan Nurdin Mohamad. 2011.
Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Belajar dengan Pendekatan
Yogyakarta: DIVA Press. PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.