Anda di halaman 1dari 21

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Risiko Keuangan

Risiko keuangan (financial risk) adalah sejauh mana perusahaan bergantung pada
pembiayaan external (termasuk pasar modal dan bank) untuk mendukung operasi yang
sedang berlangsung. Risiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca,
transaksi off-balance sheet, kewajiban kontrak, jatuh tempo pembayaran utang, likuiditas, dan
hal lainnya yang mengurangi fleksibilitas keuangan. Perusahaan yang mengandalkan pada
pihak eksternal untuk pembiayaan berisiko lebih besar daripada yang menggunakan dana
sendiri yang dihasilkan secara internal.

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola


ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko
dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil
antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi
efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.untuk
mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan
sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada
pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian
atau semua konsekuensi resiko tertentu.

2.2. Komponen Utama Risiko Mata Uang Asing


Untuk meminimalkan eksposur yang dihadapi atas volatilitas kurs valuta asing, harga
komoditas, tingkat suku bunga, dan harga sekuritas, industri jasa keuangan banyak
menawarkan produk lindung nilai keuangan, seperti swap, suku bunga, dan juga opsi.
Kebanyakan instrument keuangan tersebut diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca oleh
sejumlah perusahaan yang melakukan pelaporan keuangan secara internasional. Akibatnya,
risiko-risiko yang terkait dengan penggunaan instrument ini sering kali tertutupi, dan sampai
sekarang pembuat standar akuntansi dunia melakukan pembahasan atas prinsip pengukuran
dan pelaporan yang tepat untuk produk-produk keuangan ini. Materi pembahasan ini salah
satunya adalah membahas pelaporan internal dan masalah pengendalian yang terkait dengan
masalah yang sangat penting

1
Ada beberapa komponen utama dalam risiko mata uang asing, yaitu:

 Accounting risk (risiko akuntansi): Risiko bahwa perlakuan akuntansi yang lebih
disukai atas suatu transaksi tidak tersedia.
 Balance sheet hedge (lindung nilai neraca) : Mengurangi eksposur valuta asing yang
dihadapi dengan membedakan berbagai aktiva dan kewajiban luar negeri suatu
perusahaan.
 Counterparty (pihak lawan) : Individu/lembaga yang terpengaruh dengan suatu
transaksi.
 Credit risk (risiko kredit) : Risiko bahwa pihak lawan mengalami gagal bayar atas
kewajibannya.
 Derivatif : Perjanjian kontraktual yang menimbulkan hak atau kewajiban khusus
dengan nilai yang berasal dari instrument atau komoditas keuangan lainnya.
 Economic exposure (eksposur ekonomi) : Pengaruh perubahan kurs valuta asing
terhadap biaya dan pendapatan perusahaan di masa depan.
 Exposure management (manajemen eksposur) : Penyusunan strukturdalam
perusahaan untuk meminimalkan pengaruh buruk perubahan kursterhadap laba.
 Foreign currency commitment (komitmen mata uang asing) : Komitmen
penjualan/pembelian perusahaan yang berdenominasi dalam mata uang asing.
 Inflation differential (perbedaan inflasi): Perbedaan dalam laju inflasi antar dua
negara atau lebih.
 Liquidity risk (risiko likuiditas) : Ketidakmampuan untuk melakukan perdagangan
suatu instrument keuangan dengan tepat waktu.
 Market discontinuities (diskontinuitas pasar) : Perubahan nilai pasar secara mendadak
dan signifikan.
 Market risk (risiko pasar) : Risiko kerugian akibat perubahan tak terduga dalam harga
valuta asing, kredit komoditas, dan ekuitas.
 Net exposed asset position (risiko potensial posisi aktiva bersih) : Kelebihan posisi
aktiva terhadap posisi kewajiban (juga disebut sebagai posisi positif).
 Net exposed liability position (risiko potensial posisi kewajiban bersih) : Kelebihan
posisi kewajiban terhadap posisi aktiva (juga disebut sebagai posisi negatif).
 Net investment (investasi bersih) : Suatu posisi aktiva atau kewajiban bersih yang
terjadi pada suatu perusahaan.
 National amount (jumlah nasional) : Jumlah pokok yang dinyatakan dalam kontrak
untuk menentukan penyelesaian.
 Operational hedge (lindung nilai operasional) : Perlindungan risiko valutaasing yang
memfokuskan pada variabel yang mempengaruhi pendapatandan beban suatu
perusahaan dalam mata uang asing.
 Option (opsi) : Hak (bukan kewajiban) untuk membeli atau menjual suatu kontrak
keuangan sebesar harga yang ditentukan sebelum atau pada saat tanggal tertentu di
masa datang.
 Regulatory risk (risiko regulator) : Risiko bahwa suatu undang-undang public akan
membatasi maksud penggunaan suatu produk keuangan.
 Risk mapping (pemetaan risiko) : Mengamati hubungan temporal berbagai risiko
pasar dengan berbagai variabel laporan keuangan yang mempengaruhi nilai
perusahaan dan menganalisis kemungkinan terjadinya.
 Structural hedges (lindung nilai struktural) : Pemilihan atau relokasi operasi untuk
mengurangi keseluruhan eksposur valuta asing suatu perusahaan.
 Tax risk (risiko pajak) : Risiko bahwa tidak adanya perlakuan pajak yang diinginkan.

2
 Translation exposure (eksposur translasi) : Mengukur pengaruh dalam mata uang
induk perusahaan atas perubahan valuta asing terhadap aktiva, kewajiban, pendapatan,
dan beban dalam mata uang asing.
 Transaction potential risk (risiko potensial transaksi) : Keuntungan ataukerugian
valuta asing yang timbul dari penyelesaian atau konversitransaksi dalam mata uang
asing.
 Value at risk (nilai atas risiko) : Risiko kerugian atas portofolio perdagangan suatu
perusahaan yang disebabkan oleh perubahan dalam kondisi pasar.
 Value driver (pemicu nilai) : Akun-akun neraca dan laporan laba rugi
yangmempengaruhi nilai perusahaan.

2.2. Tujuan Manajemen Risiko Keuangan

Mengapa Mengelola Resiko Keuangan?


a) Pertumbuhan jasa manajemen resiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat
meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan resiko keuangan.
b) Adanya harapan yang besar dari investor pihak-pihak berkepentingan lainya, agar
manajer keuangan mampu mengidentifikasikan dan mengelola resiko pasar yang dihadapi
secara aktif.
Jika nilai perusahaan menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensial
resiko yang aktif dapat dibenarkan dengan beberapa alasan :
1. Manajemen eksposur membantu dalam menstabilkan ekspetasi arus kas perusahaan.
Aliran arus kas yang stabil dapat meminimalkan kejutan laba, sehingga meningkatkan nilai
kini ekspektasi arus kas. Laba yang stabil juga mengurangi kemungkinan resiko gagal bayar
dan kebangkrutan atau resiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi pembayaran jasa
utang kontraktual.
2. Manajemen eksposur yang aktif memungkinkanperushaan untuk berkonsentrasi pada
resiko bisnisnya yang utama. Dengan demikian, suatu perusahaan manufaktur dapat
melakukan lindung nilai resiko suku bunga dan mata uang dan berkonsentrasi pada prosuksi
dan pemasaran.
3. Para pemberi pinjaman, karyawan dan pelanggan juga memperoleh manfaat dari
manajemen eksposur. Pemberi pinjaman umumnya memiliki toleransi resiko yang lebih
rendah dibandingkan dengan pemegang saham, sehingga membatasi eksposur perusahaan
untuk menyeimbangkan kepentingan pemegang saham dan pemegang obligasi.
Produk derivative juga memungkinkan dana pensiun yang dikelolah pemberi kerja
memperoleh imbalan yang lebih tinggi dengan memberi kesempatan untuk berinvestasi
dalam instrumen tertentu tanpa harus membeli atau menjual instrument terkait secara nyata.
Akhirnya, karena kerugian yang ditimbulkan oleh resiko harga dan suku bunga tertentu

3
dialihkan kepada pelanggan dalam bentuk harga yang lebih tinggi, manajemen eksposur
membatasi resiko yang dihadapi oleh konsumen.

Tujuan utama manajemen resiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi


kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas
dan equitas. Resiko volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal sebagai resiko pasar. Resiko
pasar terdapat dalam berbagai bentuk. Meskipun fokus terhadap volatilitas harga atau tingkat,
akuntan manajemen perlu mempertimbangkan resiko lainnya seperti :

 Resiko liquiditas timbul karena tidak semua produk manajemen resiko keuangan
dapat diperdagangkan secara bebas.
 Diskontinuitas pasar mengacu pada resiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan
perubahan harga secara bertahap.
 siko kredit merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen
resikotidak dapat memenuhi kewajibannya.
 Resiko regulasi adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas publik melarang
penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu.
 Resiko pajak merupakan resiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat
memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan.
 Resiko akuntansi adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat
dicatat sebagai bagian dari transaksi yang hendak dilindungi nilai.

Pertumbuhan jasa manajemen resiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat
meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan resiko keuangan. Jika perusahaan
menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensi resiko yang aktif dapat
dibenarkan dalam beberapa alasan. Laba yang stabil mengurangi kemungkinan resiko gagal
bayar dan kebangkrutan atau resiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi layanan jasa
utang kontraktual.

Peranan Akuntansi

Akuntansi manajemen memainkan peran yang penting dalam proses risiko


manajemen. Mereka membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi
keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko alternative, mengukur potensi yang

4
dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan
mengevaluasi program lindung nilai.

1.Identifikasi Risiko Pasar


Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasikan berbagai jenis risiko
market yang berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan
pengamatan atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan
pesaingnya. Dan biasanya disebut sebagai kubus pemetaan risiko. Istilah pemicu nilai
mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang
mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan
suku bunga, serta risiko harga komoditas dan eukuitas. Dimensi ketiga dari kubus pemetaan
risiko, melihat kemungkinan hubungan antara risiko pasar dan pemicu nilai untuk masing-
masing pesaing utama perusahaan.
Jika seorang pesaing membeli topi bisbol dari luar negeri dan mata uang negara sumber
pembelian mengalami penurunan nilai relatif terhadap mata uang negara anda, maka
perubahan ini dapat menyebabkan pesaing anda mampu untuk menjual dengan harga yang
lebih rendah daripada anda. Ini disebut sebagai risiko kompetitif mata uang yang dihadapi.

2. Menguantifikasi Penyeimbangan
Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen risiko meliputi proses
kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternatif strategi respons risiko. Akuntan
harus mengukur manfaat dari lindung dinilai dan dibandingkan dengan biaya plus biaya
kesempatan berupa keuntungan yang hilang dan berasal dari spekulasi pergerakan pasar

3. Manajemen Risiko di Dunia dengan Kurs Mengambang


Risiko kurs valuta asing (valas) adalah salah satu bentuk risiko yang paling umum dan akan
dihadapi oleh perusahaan multinasional. Dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko
mencakup :
1) antisipasi pergerakan kurs,
2) pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan,
3) perancangan strategi perlindungan yang memadai, dan
4) pembuatan pengendalian manajemen risiko internal.
Peramalan atas perubahan kurs

5
Dalam mengembangkan program manajemen resiko nilai tukar, manajer keuangan
harus memiliki informasi mengenai kemungkinan arah, waktu, dan magnetudo
perubahan kurs. Karena menyadari prospek kurs sebelumnya, manajemen keuangan
dapat menyusun ukuran-ukuran defensif memadai dengan lebih efesiensi dan efektif.
Namun demikian apakah mungkin untuk memprediksi pergerakan mata uang dengan
akurat tetaplah sebuah masalah. Jika peramalan kurs tidak mungkin atau terlalu mahal
dilakukan, maka manajer keuangan dan akuntan harus mengatur masalah-masalah
perusahaan mereka sedemikian rupa untuk meminimalkan pengaruh buruk perubahan
kurs. Proses ini dikenal sebagai manajemen potensi resiko.

Informasi yang sering kali digunakan dalam membuat peramalan kurs berkaitan
dengan perubahan dalam faktor-faktor berikut ini:

 Perbedaan inflasi (inflation differential)


 Kebijakan Moneter (monetary policy)
 Neraca perdagangan (balance of trade)
 Neraca Pembayaran (balance of payment)
 Cadangan moneter dan kapasitasnluar negeri (international monetary reserues
and debt capacity)
 Anggaran nasional (natonal budget)
 Kurs forward (forward exchange quotation)
 Kur tidak resmi (unofficial rates)
 Perilaku mata uang terkait (behavior of relate currencies)
 Perbedaan suku bunga (interest rate differential)
 Harga opsi ekuitas (foreign equity option prices)

2.3. Mendefinisikan dan menghitung resiko translasi dan menghitung resiko transaksi.

Manajemen Potensi Resiko

Potensi terhadap resiko valas timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai aktiva
bersih,laba dan arus kas perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko
valas ini berpusat pada dua jenis potensi resiko: translasi dan transaksi

Potensi Resiko Translasi


Potensi resiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai equivalen
mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh
6
perusahaan
aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing menghadapi poternsi resiko kurs jika suatu
perubahan dalam kurs menyebabkan nilai ekuivalen dalam mata uang induk perusahaan
berubah. Berdasarka definisi ini, pos-pos neraca dalam mata uang asing yang terpapar resiko
adala pos-pos yang ditransalasi berdasarka kurs kini (dan bukan kurs historis). Denga
demikian, potensi risiko transalasi diukur dengan berdasarkan perbedaan antara aktiva dan
kewajiban perusahaan dalam mata uang asing yang terpapar.

Kelebihan antara aktiva terpapar resiko dengan kewajiban terpapar menyebabkan timbulnya
posisi aktiva terpapar bersih.posisi ini sering disebut dengan potensi risiko posistif. Devaluasi
mata uang asing relative terhadap mata uang pelaporan menimbulkan kerugian transalasi.
Revaluasi mata uang asing menghasilkan keuntungan transalasi. Sebaliknya, jika perusahaan
memiliki posisi kewajiban terpapar bersih atau potensi risiko negatif apabila kewajiban
terpapar melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus ini, devaluasi mata uang asing menyebabakan
timbulnya keuntungan transalasi. Revaluasi mata uang asing menyebabkan kerugian
transalasi.

Proses Potensi Risiko Transalasi terdapa pada gambar dibawah ini:

Aktiva Terpaparkewajiban Terpapar = Potensi Risiko Positif

Nilai mata uang asing Nilai mata uang asing

menurun meningkat

Kerugian translasi Keuntungan Transalasi

aktiva TerpaparKewajiban Terpapar=Potensi Resiko Negatif

Nilai mata uang asing Nilai mata uang meningkat

menurun meningkat

7
Keuntungan transalasi Kerugian transalasi

b. Potensi Risiko Transaksi

Potensi terhadap risiko valas timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai
aktiva bersih, laba, dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap
potensi risiko valas ini berpusat pada dua jenis potensi risiko: translasi dan transaksi.
Potensi risiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen
mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh
perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan ke dalam nilai
ekuivalen mata uang domestik untuk tujuan pengawasan manajemen atau pelaporan
keuangan eksternal, pengaruh translasi itu menimbulkan dampak langsung terhadap laba
yang diinginkan. Kelebihan antara aktiva terpapar resiko dengan kewajiban terpapar (yaitu
pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini) menyebabkan
timbulnya posisi aktiva terpapar bersih. Posisi ini sering disebut potensi risiko positif.
Devaluasi mata uang asing relatif terhadap mata uang pelaporan menimbulkan kerugian
translasi. Revaluasi mata uang asing menghasilkan keuntungan translasi. Sebaliknya, jika
perusahaan memiliki posisi kewajiban terpapar bersih atau potensi risiko negatif apabila
kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus ini, devaluasi mata uang asing
menyebabkan timbulnya keuntungan translasi. Revalusi mata uang asing menyebabkan
kerugian translasi.
Potensi Risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta
asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Ti
dak seperti keuntungan dan kerugian translasi, keuntungan dan kerugian transaksi memiliki d
ampak langsung terhadap arus kas.

Kontrol pusat terhadap keseluruhan potensi risiko mata uang suatu perusahaan masih
dimungkinkan. Agar terlaksana, masing-
masing perusahaan afiliasi luar negeri harus mengirimkan laporan potensi risiko multi mata u
ang kepada kantor pusat perusahaan secara terus menerus. Sekali potensi risiko telah digabun
gkan berdasarkan mata uang dan negara, perusahaan dapat melakukan kebijakan lindung nila
i terkoordinasi secara terpusat untuk menghilangkan kerugian potensial.

8
2.4. Akuntansi Vs Eksposur ekonomi
Eksposur ekonomi adalah dampak dari perubahan nilai mata uang terhadap kinerja
dan arus kas perusahaan di masa yang akan datang. Dari waktu ke waktu semakin banyak
perusahaan yang membedakan antara pemajanan yang statis dan pemajanan yang mengalir
alami.
Dugaan eksposur ekonomi mengakui bahwa perubahan nilai tukar berdampak pada
posisi kompetitif perusahaan dengan mengubah harga-harga input dan output yang
berhubungan dengan harga-harga perusahaan asing pesaingnya. Misalnya, sebuah perusahaan
Filipina mendapatkan buruh dan bahan produksinya dari dalam negeri. Devaluasi Filipina
terhadap mata uang asing lainnya dapat meningkatkan posisi anak perusahaan. Anak
perusahaan ini dapat meningkatkan ekspornya ke Australian dan Amerika Serikat karena
peso yang mengalami devaluasi akan membuat barang-barang produksinya lebih murah
dalam dolar Australia dan AS. Penjualan dalam negeripun dapat meningkat karena devaluasi
peso akan membuat barang-barang impor lebih mahal dari mata uang lokal.
Teknologi pencegahan risiko sangat dibutuhkan untuk mengatasi kerugian translasi.
Ada beberapa teknologi baru untuk pencegahan risiko:
1. Memilih untuk memindahkan tempat produksi untuk mengurangi pemajanan operasional
bisnis, namun kegiatan ini membutuhkan skala ekonomi yang forgoing, yang dapat
mengurangi nilai pendapatan bisnis yang diharapkan.
2. Perusahaan induk menggunakan portofolio untuk mengurangi risiko dengan memilih
bisnis yang memiliki pemajanan pengganti kerugian.

2.5. Strategi Perlindungan Nilai Tukar dan Perlakuan Akuntansi yang Diperlukan
Setelah mengidentifikasi potensi risiko, selanjutnya adalah merancang strategi
lindung nilai untuk meminimalkan atau bahkan menghilangkan potensi risiko tersebut. Hal
ini dapat dilakukan dengan lindung nilai neraca, operasional, dan kontraktual.

Strategi ini mencakup :


A.Lindung Nilai Neraca
Dapat mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan dengan menyesuaikan tingkatan
dan nilai denominasi moneter aktiva dan kewajiban perusahaan yang terpapar. Metode
lindung nilai potensi risiko perusahaan positif lainnya dalam sebuah anak perusahaan yang
berlokasi di negara yang rentan terhdap devaluasi meliputi :

9
1. Mempertahankan saldo kas dalam mata uang lokal sebesar tingkat minimum yang
diperlukan untuk mendukung operasi yang berjalan.
2. Mengembalikan laba yang di atas jumlah yang diperlukan untuk ekspansi modal kepada
induk perusahaan.
3. Mempercepat (memastikan-leading) penerimaan dan piutang dagang yang beredar dalam
mata uang lokal.
4. Menunda (memperlambat-lagging) pembayaran utang dalam mata uang lokal.
5. Mempercepat pembayaran utang dalam mata uang asing.
6. Menginvestasikan kelebihan utang tunai ke dalam persediaan dan aktiva lainnya dalam
mata uang lokal yang tidak terlalu terpengaruh oleh kerugian devaluasi.
7. Berinvestasi dalam aktiva di luar negeri dengan mata uang yang kuat.

B.Lindung Nilai Operasional


Lindung Nilai Operasional Bentuk perlindungan risiko ini berfokus pada variabel variabel
yang mempengaruhi pendapat dan beban dalam mata uang asing. Pengendalian biaya yang
lebih ketat memungkinkan margin keselamatan yang lebih besar terhadap potensi kerugian
mata uang.

C.Lindung Nilai Struktural


Lindung Nilai Struktural Lindung nilai ini mencakup relokasi tempat manufaktur untuk
mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan atau mengubah negara yang menjadi
sumber bahan mentah atau komponen manufaktur.

D.Lindung Nilai Kontraktual


Lindung Nilai Kontraktual, Berbagai instrumen lindung nilai kontraktual telah dikembangkan
untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola
potensi risiko valuta asing yang dihadapi.
Kebanyakan instrumen keuangan ini adalah derivatif , dan bukan merupakan
instrumen dasar. Instrumen keuangan dasar, seperti perjanjian pembelian kembali (piutang),
obligasi, dan modal saham, memenuhi definisi akuntansi konvensional untuk aktiva,
kewajiban, dan ekuitas pemilik. Instrumen derivatif merupakan perjanjian kontraktual yang
memberikan hak atau kewajiban khusus dan memperoleh nilainya dan instrumen keuangan
atau komoditas lainnya. Banyak di antaranya didasarkan pada peristiwa yang bersifat
kontijensi. Akibatnya, kebanyakan tidak memiliki banyak untuk dipertimbangkan.

10
Akuntansi untuk produk lindung nilai
Produk lindung nilai kontraktual merupakan kontrak atau instrument keuangan yang
memungkinkan penggunanya untuk mengurangi, menghilangkan, atau sebaliknya
mnegalihkan risiko pasar kepada orang lain.
Pengetahuan tentang aturan-aturan menejemen akuntansi berkenaan dengan derivative
merupakan hal yang penting ketika kita sedang merancang strategi lindung nilai yang efektif
untuk perusahaan.
Tinjauan komponen laporan keuangan
Penghasilan operasional xxx
-biaya operasional xxx
=pendapatan operasional xxx
+pendapatan lainnya xxx
-biaya lainnya xxx
=pendapatan bersih xxx
Para analisis biaya berfokus pada pendapatan operasional dalam mengevaluasi
seberapa baik manajemen dalam menjalankan bisnis intinya. Pendapatan bersih terdiri atas
dampak pembauran dari kejadian-kejadian yang tidak biasa.
Perlakuan akuntansi pada derivatif keuangan yang mendapat sambutan secara
operasional adalah menandai produk untuk dipasarkan dengan keuntungan atau kerugian
yang dianggap sebagai komponen pendapatan non-operasional.
Masalah akuntansi terkait dengan produk lindung nilai terkait dengan valuta asing
memiliki hubungan dengan pengakuan, pengukuran dan pengungkapan. Pengakuan memiliki
arti apakah instrumen lindung nilai harus dianggap sebagai asset atau kewajiban dalam
laporan keuangan.
Provisi dasar standar ini adalah:

1. Instrument-instrumen derivatif dicatat pada neraca sebagai aktiva dan kewajiban.


Instrumen derivatif dicatat sebesar nilai wajarnya, termasuk yang melekat pada
kontrak utama yang tidak dicatat sebesar nilai wajarnya.

11
2. Keuntungan atau kerugian dari perubahan dalam nilai wajar instrument derivatif,
bukan termasuk aktiva atau kewajiban, namun diakui sebagai laba jika direncanakan
sebagai lindung nilai.
3. Lindung nilai haruslah sangat efektif agar layak mendapatkan perlakuan akuntansi
khusus, yaitu keuntungan atau kerugian atas instrument lindung nilai secara tepat
harus mengimbangi keuntungan atau kerugian sesuatu yang dilindung nilai.
4. Hubungan lindung nilai harus terdokumentasi secara lengkap demi manfaat pembaca
laporan.
5. Keuntungan/kerugian dari investasi bersih dalam mata uang asing (posisi aktiva atau
kewajiban terpapar bersih) pada awalnya dicatat dalam laba komprehensif lainnya.
Selanjutnya direklasifikasikan ke dalam laba berjalan jika anak perusahaan tersebut
dijual atau dilikuidasi.
6. Keuntungan/kerugian dari lindung nilai terhadap arus kas masa depan yang belum
pasti, seperti perkiraan penjualan ekspor, pada awalnya diakui sebagai bagian dari
laba komprehensif. Keuntungan/kerugian diakui dalam laba apabila transaksi yang
diperkirakan terjadi itu mempengaruhi laba.

Namun, meskipun aturan penuntun yang dikeluarkan FASB dan IASB telah banyak
mengklarifikasi pengakuan dan pengukuan derivatif, masih saja terdapat beberapa masalah.
Yang pertama berkaitan dengan nilai wajar. Kompleksitas pelaporan keuangan juga semakin
meningkat jika lindung nilai dianggap sangatlah tidak efektif untuk mengimbangi risiko
valas. Perlakuan akuntansi untuk devariativ keuangan yang telah diterima secar internasional
adalah menetapkan nilai produk menurut pasar dengan timbul keuntungan atau kerugian yang
diakui sebagai bagian laba non-operasi. Terdapat pengecualian dalam bebrapa kasus jika
transaksi memenuhi kriteria lindung nilai yang memadai, mencakup hal-hal berikut:
1. Pos-pos yang dilindungi nilai menimbulkan risiko pasar yang harus dihadapi
perusahaan
2. Perusahaan mendeskrisikan strategi lindung nilai.
3. Perusahaan menentukan instrument yang akan digunakan untuk lindung nilai
4. Perusahaan mencatat alasannya mengapa lindung nilai yang dilakukan kemungkinan
besar akan efektif dilakukan
Produk ini mencakup antara lain Contract Forward, future, SWAP, dan Opsi mata uang,
berikut penjelasannya:
a.Kontak Valuta Asing Berjangka (Kontrak Farward valas )

12
Pengimpor dan pengekspor biasanya menggunakan kontrak valuta asing berjangka
ketika barang-barang yang akan difaktur dalam mata uanag asing dibeli dari atau dijual
kepada pihak asing. Kontrak berjangka ini menjadi kompensasi atas risiko keuntungan atau
kerugian transaksi ketika nilai tukar turun naik antara tanggal transaksi dan penyelesaian.
Kontak valuta asing berjangka adalah kesepakatan untuk mengirim atau menerima
sejumlah mata uang asing untuk ditukar dengan mata uang dalam negeri, di tanggal yang
akan datang, dengan nilai tukar yang ditentukan yang disebut dengan nilai berjangka.
Perlakuan akuntansi pada kontrak berjangka
Untung / rugi Diskon/ premi

Transaksi mata uang asing Diakui dalam pemasukan saat ini Diakui dalam pemasukan saat
yang belum diselesaikan ini
kesepakatan mata uang asing
yang dapat diidentifikasi posisi
aset(kewajiban) bersih terbuka
Diungkap dalam komponen
a. Mata uang asing adalah mata
terpisah dari ekuitas terkonsolidasi Perlakuan yang sama seperti
uang fungsional
untung/rugi yang berhubungan,
b. Mata uang induk adalah mata
Diakui dalam pemasukan saat ini atau pemasukan kini
uang fungsional spekulasi

Diakui dalam pemasukan saat


ini

b.Opsi keuangan ( Future Keuangan )


Kontrak ijon keuangan adalah hal yang serupa dengan kontrak berjangka. Seperti
halnya kontrak berjangka, kontrak ijon merupakan kesepakatan untuk membeli atau
mengirim sejumlah mata uang asing pada tanggal di masa yang akan datang dengan harga
yang ditetapkan. Kemungkinan lainnya adalah, kontrak ijon dapat memungkinkan
penyelesaian kas dari pada pengiriman dan dapat dibatalkan sebelum pengiriman dengan
membuat kontrak koompensasi untuk instrumen kuangan yang sama.
Cara kerja kontrak ijon, jika alpha corporation meminjam yen selama 3 bulan dan
ingin melindungi dirinya dari apresiasi yen sebelum jatuh tempo, perusahaan ini dapat
membeli kontrak ijon untuk menrima jumlah yen yang setara dalam 90 hari. Apresiasi yen ini
dapat menyebabkan keuntungan pada kontrak ijon, menjadi kompensasi kerugian pinjeman
yen.
c.Opsi mata uang

13
Opsi mata uang memberikan hak pada pembeli untuk membeli (tarif) atau menjual
(tawar) mata uang dari penjual (penulis) sebelum tanggal yang ditentukan (strike). Opsi tipe
eropa hanya dapat dilaksanakan pada tanggal berakhirnya. Opsi tipe Amerika dapat
dilaksanakan kapan pun hingga dan termasuk tanggal berakhirnya.
Pembeli hak tarik membayar premi untuk opsi dan keuntungan jika harga aset pokok
melebihi harga pangacau pada saat jatuh tempo. Pembeli hak tawar memperoleh keuntungan
jika harga jatuh dibawah harga pengacau pada akhir periode.Opsi mata uang juga bisa
digunakan untuk mengatur pendapatan. Anggaplah bahwa seorang penjual opsi meyakini
bahwa nilai euro akan naik dalam waktu tertentu.
d.Swap Mata Uang
Swap mata uang terdiri atas perubahan kini dan nanti dari dua mata uang yang
berbeda pada kurs yang ditetapkan sebelumnya. Swap mata uang memungkinkan perusahaan
untuk mengakses pasar modal yang tadinya tidak dapat diakses dengan biaya yang layak.
Swap mata uang juga memungkinkan sebuah perusahaan untuk menjalankan lindung nilai
terhadap risiko nilai tukar yang muncul dari bisnis internasional.
Alpha Corporation (perusahaan multinasional yang berpusat di Inggris) ingin
meningkatkan 10.000.000 daru utang nilai tetap dalam poundsterling Inggris untuk
membiayai perusahaan baru yang didirikan di London, Alpha secara relatif belum dikenal
oleh investor Inggris. Hal yang sama juga terjadi pada Beta Company yang berlokasi di
Inggris. Perusahaan ini ingin membiayai anak perusahaan yang ada di New York dengan
jumlah modal dolar yang serupa. Dalam situasi ini Bank Gamma dapat mengakomodasi dua
perusahaan tersebut dengan melakukan swap mata uang dolar AS/ poundsterling Inggris.
Jika nilai tukar swap 1,00 dolar = 0,66 poundsterling (keduanya pada masa awal dan masa
jatuh tempo); waktu swap tersebut adalah 5 tahun, dan swap ini menentukan suku bunga
sebanyak 10% dalam poundsterling dan 8% dalam dolar. Pola arus kas, pada masa awal
Alpha Corporation menukar 10.000.000 dolar untuk 6.600.000 poundsterling daru Beta
Company. Anggaplah bunga yang dibayar pertahun. Alpha membayar 660.000 poundsterling
pada Beta setiap tahun. Dan beta membayar 800.000 dolar pada Alpha.
Dengan cara swap tersebut kedua perusahaan memperoleh kemudahaan dalam
mengakses dana dalam pasar yang secara relatif tidak bisa diakses, dan keduanya bisa
mengakses biaya tanpa mengeluarkan biaya risiko nilai tukar. Perusahaan berutang pada
keuntungan-keutungan komparatifnya saat melakukan pnjaman di pasar dalam negerinya,
sehingga kedua perusahaan telah mendapatkan pinjaman mata uang asing dengan harga yang
lebih rendah dari pada degan cara lain.

14
Perlakuan Akuntansi
FASB menerbitkan FAS No.133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April
2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang konfeherensif atas akuntansi untuk
transaksi derivatif dan lindung nilai. IFRS No.39 yang baru saja direvisi, bersisi panduan
yang untuk pertama kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap akuntansi
derivatif keuangan. Meskipun kedua standar ini memiliki nada yang sama, terhadap
perbedaan diantara keduanya dalam hal banyaknya detail tuntunan implementasi.

Provisi dasar standar ini adalah:

a. Instrument-instrumen derivatif dicatat pada neraca sebagai aktiva dan kewajiban.

Instrumen derivatif dicatat sebesar nilai wajarnya, termasuk yang melekat pada kontrak

utama yang tidak dicatat sebesar nilai wajarnya.

b. Keuntungan atau kerugian dari perubahan dalam nilai wajar instrument derivatif, bukan

termasuk aktiva atau kewajiban, namun diakui sebagai laba jika direncanakan sebagai

lindung nilai.

c. Lindung nilai haruslah sangat efektif agar layak mendapatkan perlakuan akuntansi khusus,

yaitu keuntungan atau kerugian atas instrument lindung nilai secara tepat harus mengimbangi

keuntungan atau kerugian sesuatu yang dilindung

nilai.

d. Hubungan lindung nilai harus terdokumentasi secara lengkap demi manfaat pembaca

laporan.

e. Keuntungan/kerugian dari investasi bersih dalam mata uang asing (posisi aktiva atau

kewajiban terpapar bersih) pada awalnya dicatat dalam laba komprehensif lainnya.

Selanjutnya direklasifikasikan ke dalam laba berjalan jika anak perusahaan tersebut dijual

atau dilikuidasi.

f. Keuntungan/kerugian dari lindung nilai terhadap arus kas masa depan yang belum pasti,

15
seperti perkiraan penjualan ekspor, pada awalnya diakui sebagai bagian dari laba

komprehensif. Keuntungan/kerugian diakui dalam laba apabila transaksi yang diperkirakan

terjadi itu mempengaruhi laba.

Lindung Nilai Investasi Bersih Dalam Operasi Luar Negeri sebuah perusahaan anak luar
negeri yang memiliki posisi aktiva bersih terpapar hendak dikonosolidasikan dengan induk
perusahaan, maka timbul kerugian transaksi jika nilai mata uang asing mengalami penurunan
relative terhadap mata uang induk perusahaan. Kerugian translais juga terdiri jika anak
perusahaan luar negeri memilki memiliki posisi kewajiban bersih terpapar dan nilai mata
uang asing meningkat relative terhadap mata uang induk perusahaan. Salah satu cara untuk
meminimalkan kerugian relative ini adalah dengan membeli kontrak forwad. Strategi ini
berarti menggunakan keuntungan transaksi dari kontrak forwad untuk mengimbangi krugian
translasi.
Isu Praktik
Meskipun aturan penuntun yang dikeluarkan oleh FASB dan IASB telah banyak
mengklarifikasi pengakuan dan pengukuran derivatif, masih saja terdapat beberapa masalah.
Yang pertama berkaitan dengan penentuan nilai wajar. Wallance menyebutkan terdapat 64
kemungkinan perhitungan untuk mengukur perubahan dalam nilai wajar atas resiko yang
sedang dilindungi nilai dan atas instrumen lindung nilai.

Bersepekulasi Dalam Mata Unag Asing


Perlakuan akuntansi untuk instrumen mata uang asing lainnya yang dibahas adalah
mirip dengan perlakuan untuk kontrak forward. Perlakuan akuntansi yang dibahas di sini
berdasarkan pada sifat aktifitas lindung nilai yaitu apakah derivatif melindungi nilai
komitmen perusahaan, transaksi yang akan terjadi, investasi bersih pada operasi luar negeri,
dansebagainya.
Pengungkapan
Sebelum dikeluarkannya standar seperti FAS 133 dan IAS 39, pengungkapan keuangan
perusahaan tidak memberi tahu kepada pembaca sejauhman manajemen telah menggunakan
kontrak derivative terhadap kinerja yang dilaporakan dan terhadap karakteristik risiko suatu
perusahaan merupakan hal yang sukar dilakukan. Pengungkapan yang di wajibkan oleh FAS
133 dan IAS 39 sedikit banyak telah menyelesaikan masalah ini. Pengungkapan itu antara
lain:
Tujuan dan strategi manajemen risiko untuk melakukan transaksi linfung nilai

16
1. Deskripsi pos-pos dilindung nilai
2. Identifikasi risiko pasar dan pos-pos yang dilindung nilai
3. Deskripsi mengenai instrument lindung nilai
4. Jumlah yang tidak dimasukan dalam penilaian efektivitas lindung nilai
5. Justifikasi awal (apriori) bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan sangat efektif untuk
meminimalkan risiko pasar
6. Penilaian berjalan mengenai efektifitas lindung nilai actual dari seluruh derivatif yang
digunakan selama periode berjalan.
LINDUNG NILAI ASET DAN KEWAJIBAN YANG DIAKUI ATAU
KESEPAKATAN PERUSAHAAN YANG TIDAK DIAKUI
Keuntungan atas kontrak forward secara efektif telah mengimbangi devaluasi nilai
peso. Perkiraan margin kotor dan laba operasi dapat dibuat. Diskon kontrak forward
merupakan biaya atas lindung nilai risiko valas.
Perlakuan akuntansi yang sama dapat terjadi jika eksportir kanada tersebut melakukan
perjanjian penjualan pada tanggal 1 September untuk mengirimkan barang dan menerima
pebayaran sebesar Rp 1.000.000 dari importir Meksiko dalam 3 bulan ke depan, dan untuk
mengirimkan barang segera dan menunggu beberapa saat untuk menerima pembayaran. Jenis
kontrak wajib ini dikenal sebagai komitmen mata uang asing.
Di lain pihak, tampilan di atas juga dapat terjadi dalam bentuk perkiraan akan
dilakukan penjualan ekspor. Harapan ini bukanlah hasil dari transaksi masa lalu ataupun juga
bukan hasil dari komitmen penjualan perusahaan. Ini merupakan bentuk arus kas masa depan
yang tidak pasti (antisipasi transaksi). Dengan demikian, keuntungan atau kerugian atas
kontrak forward untuk melakukan lindung nilai terhadap perkiraan penerimaan dalam peso
pada awalnya akan dicatat dalam ekuitas sebagai bagian dari laba komprehensif. Jumlah ini
akan direklasifikasikan menjadi laba kini di dalam periode saat penjualan ekspor benar-benar
dilakukan.
Jika pada tanggal 1 Sep sebuah perusahaan Kanada menjual dengan angsuran barang-
barang kepada importir Meksiko sebesar 1 juta peso Meksiko (MXP). Perubahan nilai tukar
Kanada/ Peso adalah sebesar CAD 0,13 = MXP 1. Pada 1 Des menjadi CAD 0,11 = MXP 1.
Eksportir Kanada berharap menerima CAD 140.000 untuk MXP 1.000.000 yang diutangkan
jika nilai spot tetap tidak berubah hingga 1 Des. Untuk menghindari menerima kurang dari
CAD 140.000 jika peso sebelum 1 Des kehilangan nilai, eksportir Kanada melakukan kontrak
berjangka pada 1 Sep untuk mengirimkan MXP 1.000.000 untuk dolar Kanada pada 1 Des
dengan nilai berjangka sebesar CAD 0,13 = MXP 1.

17
LINDUNG NILAI INVESTASI BERSIH DALAM OPERASIONAL ASING
Ketika anak perusahaan asing dengan posisi asset terbuka bersih dikonsolidasi dengan
perusahaan induknya, kerugian translasi akan terjadi jika mata uang asing kehilangan nilai
terhadap mata uang yang digunakan perusahaan induk. Kerugian translasi juga muncul jika
anak perusahaan di luar negeri memiliki posisi kewajiban terbuka bersih dan nilai mata uang
asingnya meningkat terhadap mata uang induk. Satu cara untuk mengurangi kerugian
semacam ini adalah dengan membeli kontrak berjangka. Strateginya adalah untuk
mendapatkan keuntungan transaksi yang dicapai pada kerugian translasi kompensasi kontrak
berjangka.
Sebagai contoh anggaplah bahwa anak perusahaan AS yang berlokasi di Jepang
memiliki posisi kewajiban terbuka bersih senilai JYP 135.000.000 pada 30 Sep. mata uang
fungsionalnya adalah dolar. Untuk memperkecil terjadinya kerugian translasi yang dipicu
oleh apresiasi yen yang tidak terduga, perusahaan induk AS membeli kontrak berjangka
untuk menerima 135.000.000 yen dalam 90 hari pada nilai berjangka sebesar $0,008570.
Nilai tukar pada akhir tahun adalah sebagai berikut:
30 september spot = $ 0,008505
30 september 90 hari berjangka= $0,008570
31 Des spot = $0,008640
BERSPEKULASI DALAM MATA UANG ASING
Terdapat peluang untuk meningkatkan laba di laporkan dengan menggunakan kontrak
forward dan opsi pada dalam pasar valas
Peluang muncul untuk mempertinggi pendapatan yang dilaporkan dengan
menggunakan kontrak berjangka dan kontrak opsi dalam pasar valuta asing.kontrak
berjangka yang dibeli ketika spekulasi dicatat di awal pada nilai berjangka. Nilai berjangka
adalah indikator terbaik dari nilai spot yang akan berlaku ketika jatuh tempo. Perlakuan
akuntansi untuk instrumen mata uang asing lainnya yang dibahas adalah mirip dengan
perlakuan untuk kontrak forward. Perlakuan akuntansi yang dibahas di sini berdasarkan pada
sifat aktifitas lindung nilai yaitu apakah derivatif melindungi nilai komitmen perusahaan,
transaksi yang akan terjadi, investasi bersih pada operasi luar negeri, dan sebagainya.

18
Manajemen resiko keuangan

Perusahaan menggunakan instrument keuangan devariarif terutama untuk mengurangi


potensi resiko kami terhadap fluktuasi dalam tingkat suku bunga dan kurs valuta asing yang
merugikan, dan dalam beberapa hal, fluktuasi harg komiditas yang merugikan dan risiko
pasar lainnya. Karena tingginya korelasi antara instrument lindung nilai dan potensi resiko
yang mendasari, fluktuasi dalam nilai instrument umumnya diimbangi dengan perubahan
resiprokal dalam nilai potensi resiko yang terkait.

Kendali Keuangan

Setiap strategi manajemen risiko keuangan harus mengevaluasi efektifitas program


lindung nilai. Umpan balik dari system evaluasi yang berjalan akan membantu untuk
menyusun pengalaman kelembagaan dalam praktik manajemen risiko. Penilaian kinerja
program manajemen risiko juga memberikan informasi mengenai kapan strategi yang ada
sudah tidak lagi tepat untuk dilakukan.

Poin-Poin Pengendalian Keuangan


Sistem evaluasi kinerja terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini
mencakup tetapi tidak terbatas pada bagian treasuri perusahaan, pembelian dan anak
perusahaan luar negeri. Kontrol terhadap bagian treasuri perusahaan mencakup pengukuran
kinerja seluruh program manajemen risiko nilai tukar, mengidentifikasikan lindung nilai yang
digunakan dan pelaporan hasil lindung nilai. Sistem evaluasi tersebut juga mencakup
dokumentasi atas bagaimana dan sejauh apa bagian tresuryperusahaan membantu unit usaha
lainnya dalam organisasi itu.
Tolok Ukur yang Sesuai
Objek dari manajemen resiko adalah untuk mencapai keseimbangan antara
pengurangan resiko dan biaya. Dengan demikian standar yang tepat yang digunakan untuk
menilai kinerja aktual merupakan bagian yang diperlukan dalam setiap sistem penilaian
kinerja. Acuan ini perlu diperjelas dibagian awal sebelum pembuatan program perlindungan
dan harus didasarkan pada konsep biaya kesempatan.
Sistem Pelaporan
Sistem pelaporan resiko keuangan harus dapat merekonsiliasikan sistem pelaporan
internal dan eksternal. Kegiatan manajemen resiko memiliki orientasi kedepan. Namun pada

19
akhirnya mereka harus merekonsiliasikan dengan pengukuran potensi resiko dan akun-akun
keuangan untuk keperluan pelaporan eksternal.
BAB II

PENUTUP

Kesimpulan

Manajemen risiko keuangan adalah suatu pendekatan terstruktur/ metodologi dalam


mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk: penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko
dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumber daya. Manajemen risiko keuangan
dalam tingkatan risikoindividu bertujuan untuk mengurangi peluang meningkatnya kerugian
yang berasal dari perubahan-perubahan yang tidak diperkirakan pada harga mata uang, kredit,
komoditas, dan ekuitas.

Akuntan manajemen memerankan peran penting dalam proses manajemen risiko.


Mereka membantu mengenali risiko pasar yang mungkin terjadi, mengukur trade off,
memberikan penjelasan atas produk-produk pencegahan risiko tertentu dan menilai
keefektifan program pencegahan risiko ini. Ada beberapa strategi untuk mengatasi pemajanan
valuta asing yaitu: pencegahan risiko neraca, operasional, dan kontraktual.

Pengungkapan yang diwajibkan oleh FAS 133 dan IAS 39 sangatlah membantu
proses perkiraan ini. Pengungkapan itu antara lain:

Tujuan dan strategi manajemen resiko untuk melakukan transaksi lindung nilai

·Deskripsi pos – pos yang nilainya dilindungi.

·Pengenalanrisiko pasar sebuah perusahaan yang dicegah.

·Deskripsi mengenai instrumen lindung nilai.

·Jumlah yang tidak dimasukkan dalam pengkajian keefektifan lindung nilai.

·Pembenaran apriori bahwa hubungan perlindungan nilaiakan sangat efektif untuk


meminimalkan risiko pasar.

·Pengkajian perlindungan nilai yang berkelanjutan dari semua derivatif yang digunakan
selama periode ini.

20
Daftar Pustaka
Choi D.S. Frederick & Meek K. Gary. 2005. Akuntansi Internasional, Edisi 5 Buku 1.
Jakarta: Salemba Empat
http://achinanderimz.blogspot.com/2011/07/manajemen-risiko-keuangan.html
http://asriwandi.wordpress.com/2012/06/25/makalah-manajemen-resiko-keuangan-
internasional/
http://ykrespati.wordpress.com/2013/04/28/manajemen-risiko-keuangan-bab-10/
Diposka

21

Anda mungkin juga menyukai