Pembahasan - Kelompok 8 Manajemen Biaya
Pembahasan - Kelompok 8 Manajemen Biaya
KELOMPOK 8
BAB I
PENDAHULUAN
Di dalam persaingan bisnis yang pesat seperti sekarang ini, perusahaan di tuntut untuk
menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain tuntutan akan bersaing,
perusahaan juga di tuntut untuk memiliki keunggulan yang membedakan dengan perusahaan lainnya.
Hanya perusahaan yang mempunyai keunggulan yang mampu memuaskan atau memenuhi kebutuhan
konsumen, mampu menghasilkan produk yang bermutu, dan cost effective (Srimindarti, 2004).
Perubahan-perubahan tersebut mendorong perusahaan untuk mempersiapkan diri agar bisa diterima di
lingkungan global. Kunci persaingan dalam pasar global adalah kualitas total yang mencakup
penekanan-penekanan pada kualitas produk, kualitas biaya atau harga, kualitas pelayanan, kualitas
penyerahan tepat waktu, dan kepuasankepuasan lain yang terus berkembang guna memberikan kepuasan
terus menerus kepada pelanggan. Dengan adanya persaingan global, perusahaan dihadapkan pada
penentuan strategi dalam pengelolaan usahanya. Penentuan strategi akan dijadikan sebagai landasan dan
kerangka kerja untuk mewujudkan sasaran-sasaran kerja yang telah ditentukan oleh manajemen. Oleh
karena itu dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja sehingga dapat diketahui sejauh mana strategi
dan sasaran yang telah ditentukan dapat tercapai.
Penilaian kinerja memegang peranan penting dalam dunia usaha, dikarenakan dengan
dilakukanya penilaian kinerja dapat diketahui efektivitas dari penetapan suatu strategi dan penerapannya
dalam kurun waktu tertentu. Penilaian kinerja dapat mendeteksi kelemahan atau kekurangan yang masih
terdapat dalam perusahaan, untuk selanjutnya dilakukan perbaikan dimasa mendatang. Masalah
Pengukuran kinerja merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan pengukuran kinerja
suatu perusahaan dapat memanfaatkan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan
operasional, sebagai dasar pendistribusian penghargaan, membantu dalam upaya pertimbangan dan
pengambilan keputusan serta mengidentifikasikan berbagai kebutuhan pelatihan dan pengembangan
sumber daya personel (Mulyadi dan Setyawan,1997).
Ada prinsip yang “ if you can’t measure it, you can’t manage it” sistem pengukuran yang di
terapkan perusahaan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perilaku manusia di dalam
maupun di luar organisasi. Untuk berhasil dan tumbuh dalam persaingan abad informasi, perusahaan
harus menggunakan sistem pengukuran manajemen yang di turunkan dari strategi dan kapabilitas yang
di miliki perusahaan.
Lingkungan operasi baru (New Operating Environment) perusahaan abad informasi dibangun
dengan seperangkat asumsi operasi yang baru, yaitu (Kaplan & Norton, 2000) :
1
Manajemen biaya
KELOMPOK 8
a) Lintas Fungsi (Cross Function), para manajer tidak semata-mata memperhatikan fungsinya, tetapi
menerapkan integrasi fungsi yang bertujuan untuk mengurangi friksi dan konflik, mempercepat
proses produksi, cepat menanggapi dan mengatasi keluhan pelanggan.
b) Hubungan Pelanggan dan Pemasok (Links to Customer and Supplier), perusahaan berhubungan
dengan pelanggan dan pemasok melalui transaksi bisnis yang wajar.
c) Segmentasi Pelanggan (Customer Segmentation), perusahaan harus belajar menyediakan produk dan
jasa yang sesuai dengan pesanan segmen pelanggan yang berbeda, tanpa harus dibebani pengeluaran
biaya operasi perusahaan yang tinggi, karena produksi yang sangat bervariasi dan bervolume rendah.
d) Skala Global (Global Scale), persaingan pokok antara perusahaan domestik dengan perusahaan
internasional adalah pada sistem informasi.
e) Inovasi (Inovation), penemuan baru dan pembaharuan merupakan faktor yang sangat penting bai
perusahaan. Penelitian dan pengembangan menjadi sangat penting untuk mewujudkan keunggulan
kompetitif (competitive advantage).
f) Knowledge Worker, semua pekerja harus memberikan kontribusi nilai sesuai dengan apa yang
mereka ketahui. Melakukan investasi, mengelola dan mengembangkan pengetahuan setiap pekerja
menjadi sangat penting bagi keberhasilan perusahaan.
Selama ini pengukuran yang sering di gunakan oleh perusahaan adalah sistem pengukuran
tradisional, yang hanya menitik beratkan pada sektor keuangan saja.
Tekanan pengukuran kinerja pada ukuran, yang merupakan “language of business” ternyata
tidak mampu mengukur kinerja harta-harta tidak tampak (intangible asset) dan harta-harta intelektual
(sumber daya manusia) perusahaan (Kaplan & Norton, 2000). Oleh karena itu di perlukan pengukuran
kinerja terpadu, yaitu ukuran keuangan dan non keuangan. Salah satu pengukuran kinerja terpadu adalah
balanced scorecard. Pearson & Robinson (2007) mendefinisikan balanced scorecard sebagai salah satu
kumpulan dari empat ukuran yang berkaitan langsung dengan strategi suatu perusahaan yaitu kinerja
keuangan, pengetahuan mengenai pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan
pertumbuhan.
1) Komprehensif
2
Manajemen biaya
KELOMPOK 8
2) Koheren
3) Berimbang
4) Terukur
2. Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Kinerja Personel
Dalam penulisan makalah ini kami menggunakan metode kajian pustaka baik dari buku maupun
sumber lain seperti internet.
3
Manajemen biaya
KELOMPOK 8
BAB II
PEMBAHASAN
Kendali (control) mengacu pada kumpulan prosedur, alat, dan sistem yang digunakan perusahaan
untuk mencapai tujuan mereka. Sistem kendali dan akuntansi manajemen(management accounting and
control system) merupakan sistem inti pengukur kinerja perusahaan. Kendali operasional(operational
control) berfokus pada kinerja operasional jangka pendek. Kendali finansial (financial control) terdiri
dari perbandingan antara hasil yang sebenarnya dengan hasil finansial yang dianggarkan. Selisih
(variances) merupakan perbedaan antara anggaran dengan jumlah finansial yang sebenarnya.
Mengembangkan Sistem Kendali Operasional: Lima Langkah Strategis Pembuatan Keputusan untuk
Schmidt Machinery
Tujuan penting finansial jangka pendek bagi perusahaan adalah untuk mencapai laba operasional
yang dianggarkan untuk satu periode. Perbedaan antara laba operasional aktual dengan laba operasional
anggaran induk disebut jumlah selisih laba operasional (operating-income variance). Selisih ini juga
mengacu pada selisih anggaran induk—statis (master—static—budget variance) untuk satu periode.
Anggaran Fleksibel
Anggaran fleksibel (flexible budget) merupakan anggaran yang disesuaikan dengan pendapatan dan
pengeluaran pada tingkat hasil yang telah dicapai aktual. Anggaran fleksibel berguna untuk menaksir
kinerja finansial jangka pendek. Anggaran fleksibel berbeda dengan anggaran induk dalam hal yang
berhubungan dengan jumlah unit yang dibuat pada anggaran. Anggaran fleksibel dalam tiga langkah:
Langkah 1.Tentukan hasil dari satu periode.
4
Manajemen biaya
KELOMPOK 8
Langkah 2. Gunakan harga jual dan data biaya variabel per unit dari anggaran induk untuk menghitung
laba atas penjualan yang telah dianggarkan dan pengeluaran tidak tetap yang telah dianggarkan berturut-
turut untuk hasil pada satu periode dan hitung margin kontribusi anggran fleksibel.
Langkah 3. Tentukan jumlah anggaran dari biaya variabel lalu menghitung laba operasional anggaran
fleksibel.
Ringkasan jumlah penjualan dan jumlah pengeluaran untuk anggaran tetap dihitung dengan
menggunakan rumus ini.
Jumlah penjualan = Jumlah unit aktual terjual x Harga penjualan yang
telah dianggarkan per unit
Jumlah pengeluaran tidak tetap = Jumlah unit yang sebenarnya terjual x Biaya variabel
yang telah dianggarkan per unit
Jumlah pengeluaran tetap = Jumlah pengeluaran tetap pada anggaran induk
Total selisih anggaran fleksibel(total flexible budget variance) dari satu periode merupakan perbedaan
antara laba operasional anggaran fleksibel dengan laba opearasional yang diperoleh selama satu
periode.
Total selisih anggaran Laba operasional Laba operasional anggaran
= -
fleksibel yang diperoleh belanja fleksibel
Laba atas penjualan yang sebenarnya = unit terjual x harga jual aktual per unit
Laba atas penjualan anggaran fleksibel = unit terjual x harga jual yang telah
dianggarkan per unit
Laba atas Laba atas
Selisih harga
= penjuala - penjualan
jual
aktual anggaran
Harga jual per unit
Harga jual per
= Unit terjual x - Unit terjual x yang telah
unit aktual
dianggarkan
Harga jual per
Harga jual per unit yang
= - x Unit terjual
unit aktual telah
dianggarkan
= Selisih harga jual
Jumlah Selisih Biaya Variabel Anggaran Fleksibel merupakan total selisih anggaran fleksibel dari
semua biaya-biaya variabel dan pengeluaran, mencakup selisih-selisih anggaran fleksibel untuk bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung, beban tidak tetap, dan penjualan tidak tetap serta pengeluaran
administrasi.
6
Manajemen biaya
KELOMPOK 8
Jumlah selisih
Jumlah Jumlah selisih Jumlah selisih Jumlah
penjualan tidak
selisih biaya bahan baku tenaga kerja selisih beban
tetap dan
variabel = langsung + langsung + tidak tetap +
pengeluaran
anggaran anggaran anggaran anggaran
administrasi
fleksibel fleksibel fleksibel fleksibel
anggaran fleksibel
TAMPILAN 14.7
Model Umum
Untuk Menganalisis
Penyimpangan
Biaya variabel
7
Manajemen biaya
KELOMPOK 8
Selisih harga bahan baku langsung dapat dihasilkan dari kegagalan mengambil potongan harga
pembelian, perubahan harga bahan baku yang tidak dapat diprediksi, perubahan dalam biaya
pengangkutan, perbedaan kualitas bahan baku, atau alasan-alasan lainnya. Rasio pemakaian bahan
baku(material usage ratio) merupakan rasio kuantitas yang digunakan saat pembelian.
Selisih Pemakaian
Selisih pemakaian bahan baku langsung(direct labor efficiency variance) mengacu pada efisiensi
dengan setiap bahan baku mentah yang digunakan selama satu periode.
Jumlah kuantitas
Selisih Jumlah
standar bahan Biaya standar
pemakaian kuantitas bahan
= - baku langsung x per unit bahan
bahan baku baku langsung
untuk unit yang baku langsung
langsung yang digunakan
diproduksi
8
Manajemen biaya
KELOMPOK 8
TAMPILAN 14.11
Analisis Penyimpangan
Bahan Baku Langsung
ketika Kualitas Pembelian
dan Kuantitas yang
Digunakan Berbeda
Biaya standar (standard cost) merupakan biaya yang ditentukan secara hati-hati oleh perusahaan
atau perusahaan untuk menetapkan biaya operasioanal perusahaan atau perusahaan harus diadakan
untuk operasional.
Tipe-tipe Standar
Standar Ideal
Standar ideal(ideal standards) menggambarkan efisiensi yang maksimum pada setiap aspek
operasi. Standar peningkatan yang berkelanjutan(continuous-improvement standards) merupakan salah
satu standar yang makin berkembang.
Standar yang Dapat Dicapai Saat Ini
Standar yang dapat dicapai saat ini(currently attainable standards) mengatur kriteria kinerja pada
tingkat seseorang dengan latihan yang tepat dan berpengalaman sehingga dapat mencapai banyak waktu
tanpa mengerahkan tenaga berlebih. Standar yang dicapai saat ini menekankan normalitas dan
memperbolehkan beberapa ketidaksempurnaan dan ketidakefisienan.
Pemilihan Standar
Standar yang dapat dicapai sekarang ini mungkin membantu ketidakefisiensian mereka.
Memperbolehkan ketidakefisiensian strategi yang kurang bijaksana jika perusahaan beroperasional pada
saat suasana kompetisi sangat tinggi.
9
Manajemen biaya
KELOMPOK 8
2.5 Pencatatan Arus Biaya dan Selisih pada Sistem Biaya Standar
TAMPILAN 14.12 Arus Biaya Produksi Standar (Tenaga Kerja Langsung dan Bahan Baku Langsung)
10
Manajemen biaya
KELOMPOK 8
Catatan jurnal pada akhir bulan mencatat pengeluaran bahan baku langsung, setelah hasil untuk satu
periode dapat ditentukan, lihat bentuk catatan jurnal beriku ini.
Penyelesaian Produksi
11
Manajemen biaya
KELOMPOK 8
Bagaimanapun juga, akuntan manajemen harus mengenal batasan utama penggunaan biaya-biaya
standar dan selisih analisis untuk tujuan kendali operasioanal.
Karena indikator kinerja asli jangka pendek, para pekerja dan pembuat keputusan mungkin
mengambil tindakan yang meningkatkan kinerja finansial jangka pendek pada kinerja pengeluaran
jangka panjang.
Berfokus pada selisih-selisih individu mungkin menghasilkan optimalisasi individu tapi bukan
kinerja global.
Personel operasional mungkin tidak bisa mengartikan atau pura-pura dalam indikator kinerja
finansial.
Pada dasarnya indikator kinerja finansial merupakan ukuran yang melihat ke belakang.
Dari sudut desain sistem, pembangunan, penerapan, dan penggunaan sistem biaya standar mungkin
memerlukan biaya yang tinggi.
Proses Bisnis
Ada banyak proses bisnis yang digunakan perusahaan. Proses bisnis yang biasa mencakup: proses
operasional, proses manajemen pelanggan, proses inovasi, dan proses sosial/penetapan.
Proses Operasional
Proses operasional mencakup semua aktivitas, seperti pemerolehan bahan baku mentah dari pemasok,
hasil produksi (yaitu, jasa atau produk) dan pengiriman produk atau jasa kepada para pelanggan.
12
Manajemen biaya
KELOMPOK 8
13
Manajemen biaya
KELOMPOK 8
Model respon pelanggan(customer response time—CRT) merupakan ukuran kinerja operasional yang
digambarkan sebagai waktu yang lalu antara waktu tempat pemesanan pelanggan dengan waktu
penerimaan pesanan pelanggan.
TAMPILAN 14.14
Model Waktu
Respons Pelanggan
Untuk tujuan pengendalian biaya, kita menghitung volume total dari anggaran fleksibel dan
kemudian meneruskan penjelasan mengenai selisih volume total ini dengan menjumlahkan selisih harga
jual. Selisih biaya tetap dan total selisih anggaran fleksibel untuk biaya produksi langsung. Kemudian
kita membagi kembali selisih untuk pekerja langsung dan bahan baku kedalam harga dan komponen
efisien.
14
Manajemen biaya
KELOMPOK 8
Untuk overhead variabel perusahaan,model yang mendasari untuk tujuan pengendalian biaya
adalah sama,seperti digambarkan pada Tampilan 15.1. kita memproduksi kembali sebagaimana pada
Tampilan 15.2 biaya produksi merupakan sebagian dari biaya standar yang tercatat untuk Schmidt
Machinery Company yang dijelaskan dalam Bab 14.
TAMPILAN 15.1
Overhead Variabel
Produksi: Pembiayaan
Produk versus Tujuan
Pengendalian
TAMPILAN 15.2
Bagaimanapun, situasi untuk biaya tetap itu berbeda, sebagaimana digambarkan dalam grafik
Tampilan 15.3 untuk tujuan pengendalian biaya, kita dapat melihat anggaran (lump-sum) overhead tetap
digunakan. Pada akhir periode, sevolume anggaran ini dibandingkan dengan overhead tetap yang
sebenarnya terjadi. Perbedaan hasil ini disebut selisih pengeluaran. Biaya untuk overhead tetap seiring
berjalan dengan pengeluaran untuk biaya tetapnonproduksi, yang digunakan untuk menjelaskan
sebagian dari anggaran utama untuk periode tersebut.
TAMPILAN 15.3
Biaya Overhead
Produksi Tetap:
Biaya Produk vs
Pengendalian
15
Manajemen biaya
KELOMPOK 8
Untuk tujuan biaya produk, selisih overhead total untuk periode yang (juga disebut total
under/overapllied) adalah sama dengan perbedaan antara biaya tetap aktual yang terjadi dan biaya
overhead standar diterapkan untuk produksi. Untuk Schmidt, total selisih overhead untuk Oktober 2010
adalah $30.880U,sebagaimana dijelaskan berikut ini .
Total selisih overhead = Total overhead sebenarnya - Total overhead yang diterapkan
= (Total biaya overhead variabel + Total biaya overhead tetap) - (Tingkat overhead
aplikasi x standar jam yang memungkinkan untuk produksi periode ini)
= ($40.630 + $130.650) - [$36/jam x (780 unit x 5 jam/unit)]
= $171.280 - $140.400 = $30.880U (yaitu, $30.880 overhead underapplied )
16
Manajemen biaya
KELOMPOK 8
17
Manajemen biaya
KELOMPOK 8
Penawaran Berbasis Definisi Kapasitas. Kapasitas teoritis (theoritical capacity), yaitu tingkat
maksimum aktivitas atau output berdasarkan kapasitas tersedia, atau kapasitas praktis (practical
capacity), yaitu kapasitas teoritis dikurangi waktu istirahat normal karyawan, downtime mesin untuk
pemeliharaan, dan penyebab lain yang “diharapkan atas” hilangnya output.
Penawaran Berbasis Kapasitas Definisi. Utilisasi kapasitas yang dianggarkan (budgeted capacity
utilization), yaitu tingkat yang diharapkan dari kegiatan atau output untuk periode mendatang, biasanya
satu tahun, atau kapasitas normal (normal capacity), yaitu tingkat rata-rata permintaan produk
perusahaan yang diproyeksikan melalui volume tingkat tengah tahun ke waktu mendatang, katakanlah,
tiga sampai lima tahun.
18
Manajemen biaya
KELOMPOK 8
Langkah 4: Hitung tingkat aplikasi penetapan biaya overhead tetap awal. Langkah terakhir dalam
proses ini adalah untuk membagi overhead tetap pabrik yang dianggarkan untuk periode yang diberikan
oleh tingkat aktivitas denominator. Selisih volume produksi overhead tetap adalah perbedaan antara
overhead anggaran tetap untuk periode tersebut dan standar overhead tetap yang diaplikasikan untuk
produksi (menggunakan tingkat alokasi overhead tetap).
Selisih belanja tetap = Biaya overhead anggaran tetap perusahaan - Biaya Overhead
standar yang dibuat overhead ke produksi
Atau
= SP x (Jam kegiatan denominator - SQ)
19
Manajemen biaya
KELOMPOK 8
TAMPILAN 15.7 Schmidt Machinery Company, Analisis Selisih Beban, Bulan Oktober 2010
20
Manajemen biaya
KELOMPOK 8
21
Manajemen biaya
KELOMPOK 8
Selisih Disposisi
Untuk tujuan sementara, selisih biaya standar yang dihitung dalam bab ini dan Bab 14 biasanya
tidak dibuang. Artinya, akun selisih diteruskan pada neraca dengan asumsi bahwa, selama tahun, selisih
sementara yang menguntungkan dan tidak menguntungkan akan mengimbangi satu sama lain. Jika
laporan keuangan sementara disusun, selisih biaya dapat ditunjukkan dalam sementara akun tersebut
menunggu disposisi akhir pada akhir tahun. Pada akhir tahun, perlakuan yang paling baik untuk selisih
biaya standar bergantung pada ukuran selisih neto.
22
Manajemen biaya
KELOMPOK 8
dan HPP. Selisih overhead pengeluaran tetap harus dialokasikan untuk empat tanggungan; Persediaan
Barang Setengah Jadi, Persediaan Barang Jadi, HPP, dan Selisih Volume Produksi. Selisih Volume
Produksi, jika dialokasikan akan dibagi antara Persediaan Barang Setengah Jadi, Persediaan Barang
Jadi, dan HPP. Beberapa perusahaan mengambil pendekatan yang lebih sederhana untuk keputusan
alokasi selisih.
Disposisi akuntansi dari selisih total produksi pada dasarnya menyediakan manajemen dengan
kesempatan memperhalus, atau megelola, penghasilan yang ditetapkan berdasarkan penyerapan biaya.
Dalam penyerapan biaya, sebagian dari biaya overhead produksi tetap baik diserap ke dalam atau
dikeluarkan dari persediaan, bergantung pada hubungan antara volume produksi dan volume penjualan
selama periode tersebut. Untuk tingkat penjualan tertentu, penyerapan biaya penghasilan mengalami
penurunan seperti halnya produksi.
Sistem biaya standar memfasilitasi perencanaan dan pengendalian keuangan dan membantu
manajer dalam pengambilan keputusan. Manfaat ini, bagaimanapun, tidak terbatas pada perusahaan
produksi. Semua perusahaan berpotensi bisa mendapatkan keuntungan dari penggunaan sistem biaya
standar.
Analisis Anggaran Fleksibel di Bawah ABC ketika Ada Ukuran Standar Batch untuk Kegiatan
Produksi
Pengaturan Biaya Tetap di Bawah ABC
Komponen biaya jangka pendek tetap biaya pengaturan dikendalikan dengan menggunakan
prosedur serupa yang telah dibahas sebelumnya dalam bab ini. Artinya, perbedaan antara pengaturan
23
Manajemen biaya
KELOMPOK 8
biaya tetap sebenarnya dan pengaturan anggaran biaya tetap disebut selisih pembelanjaan. Perbedaan
antara biaya pengaturan tetap yang dialokasikan untuk produksi dan anggaran biaya pengaturan tetap
disebut selisih total produksi.
Selisih biaya yang tercakup dalam bab ini diarahkan pada apa yang bisa disebut pengendalian
keuangan. Busur selisih ini dihitung melalui penggunaan informasi biaya standar dan penggunaan
anggaran yang fleksibel. Tujuan keseluruhan selisih ini adalah untuk memberitahu manajemen apakah
perusahaan adalah memenuhi tujuan jangka pendek keuangan.
teknis ataupun secara finansial,dan seringkali dianggap sebagai selisih tidak terkendali. Selisih
sistematis (systematic variances) adalah selisih yang terjadi sampai terkoreksi dan mungkin
berkelanjutan. Kesalahan prediksi (prediction errors) adalah deviasi dari standar karena perkiraan
yang tidak akurat. Kesalahan pemodelan (modeling errors) adalah kegagalan dalam tidak
menyerahkan semua variabel atau memasukkan variabel yang salah atau tidak relevan. Kesalahan
pengukuran (measurement errors) adalah penggunaan angka yang tidak benar dikarenakan sistem
akuntansi atau prosedur yang tidak akurat. Kesalahan pelaksanaan (implementation errors) adalah
deviasi dari standar terkait kesalahan operator.
25
Manajemen biaya
KELOMPOK 8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada umumnya suatu perusahaan memiliki target atau tujuan untuk dicapai, salah satu
tujuan tersebut adalah untuk mendapatkan laba yang tinggi dengan meminimalkan pengeluaran
biaya-biaya yang terjadi dalam proses produksi. Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai
ukuran untuk menilai kinerja suatu perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk
laba adalah pendapatan dan biaya. Biaya merupakan salah satu sumber informasi yang paling
penting dalam analisis strategik perusahaan. Proses penentuan dan analisis biaya pada
perusahaan dapat menggambarkan suatu kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Pada
dasarnya masalah yang sering timbul dalam suatu perusahaan adalah perencanaan biaya oleh
suatu perusahaan tidak sesuai dengan apa yang terjadi sesungguhnya (realisasi biaya). Oleh
sebab itu untuk dapat mencapai produksi yang efisien, maka diperlukan suatu pengendalian
terhadap biaya produksi yang akan dikeluarkan. Pengendalian biaya produksi merupakan
penggunaan utama dari akuntansi dan analisis biaya produksi.
Komponen biaya utama yaitu upah, bahan baku dan overhead pabrik perlu dipisahkan
menurut jenis biaya dan juga menurut pertanggungjawaban. Pengendalian terhadap biaya dapat
diukur dengan tingkat efisiensi biaya yang dianggarkan dengan biaya sesungguhnya. Efisiensi
biaya dapat diukur dengan cara membandingkan antara biaya sesungguhnya dengan biaya yang
dianggarkan selanjutnya disebut biaya standar (Carter Usry, 2006 : 12). Dalam hal ini biaya
standar yang telah ditetapkan perusahaan akan dibandingkan dengan biaya realisasi (biaya
sesungguhnya yang terjadi) selama proses produksi. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Menurut Ibnu Subiyanto (1993 :
39) bahan langsung adalah bahan yang digunakan untuk produksi yang dapat diidentifikasikan
dengan produk, mudah ditelusur ke produk, dan merupakan biaya yang besar atas produk.
Dalam suatu kegiatan produksi perusahaan harus dapat mempertimbangkan biaya yang terdapat
didalamnya salah satunya adalah biaya bahan baku. Biaya bahan baku harus dapat diefisienkan
agar tidak terjadi pemborosan dalam penggunaan bahan baku, cara yang digunakan yaitu dengan
analisis selisih biaya bahan baku. Menurut Abdul Halim (2010 :278) “Analisa selisih biaya
bahan baku adalah selisih biaya bahan baku yang disebabkan oleh adanya biaya bahan baku
standar dengan biaya bahan baku yang sesungguhnya”. Efisiensi biaya bahan baku dapat
diketahui dengan cara membandingkan antara hasil dari analisis selisih biaya bahan baku biaya
dengan bahan baku sesungguhnya.
Selain biaya bahan baku perusahaan memiliki faktor utama lain untuk menjalankan
kegiatan produksinya yaitu tenaga kerja. Menurut Ralph S. Polimeni (1985 : 44) Tenaga kerja
merupakan daya fisik atau mental yang dikerahkan untuk menghasilkan suatu produk. Dalam
proses produksi, tenaga kerja memerlukan biaya dalam menjalankan kegiatannya, dalam hal ini
digunakan untuk pemberian gaji, upah maupun bonus kepada tenaga kerja yang ada dalam
perusahaan. Menurut Ibnu Subiyanto (1993 : 42) biaya tenaga kerja langsung adalah
kompensasi yang diberikan kepada semua karyawan yang terlibat langsung dalam pengolahan
produk, mudah ditelusur ke produk tertentu, dan merupakan biaya yang besar atas produk yang
dihasilkan. Pengendalian atas biaya tenaga kerja langsung dalam suatu perusahaan perlu
dilakukan agar laba yang maksimal dapat dicapai yaitu dengan cara melakukan analisis selisih
biaya tenaga kerja langsung. Menurut Abdul Halim (2010 : 286) “Analisa selisih biaya tenaga
kerja langsung adalah selisih biaya tenaga kerja langsung yang disebabkan oleh adanya biaya
tenaga kerja langsung standar dengan biaya tenaga kerja langsung yang sesungguhnya”.
26
Manajemen biaya
KELOMPOK 8
Efisiensi biaya tenaga kerja langsung dapat diketahui dengan cara membandingkan antara hasil
dari analisis selisih biaya tenaga kerja langsung dengan biaya tenaga kerja langsung
sesungguhnya.
Selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja juga terdapat biaya overhead pabrik.
Menurut Abdul Halim (2010 : 90) biaya overhead pabrik (BOP) adalah seluruh biaya produksi
yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai biaya bahan baku langsung atau biaya tenaga kerja
langsung. Dalam suatu perusahaan biaya overhead pabrik juga perlu diefisienkan untuk
memperoleh laba yang maksimal yaitu dengan cara analisis selisih biaya overhead pabrik.
Menurut Abdul Halim (2010 : 293) “Selisih biaya overhead pabrik adalah selisih biaya yang
disebabkan adanya perbedaan antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dengan
overhead pabrik standar”. Efisiensi biaya overhead pabrik dapat diketahui dengan cara
membandingkan antara hasil dari analisis selisih biaya overhead pabrik dengan biaya overhead
pabrik sesungguhnya.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari
makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka
makalah.
27
Manajemen biaya
KELOMPOK 8
DAFTAR PUSTAKA
28