Anda di halaman 1dari 2

Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan

(BPOM) nomor 00386/C/SK/II/90 tentang zat warna tertentu yang dinyatakan


sebagai bahan berbahaya dalam obat, makanan dan kosmetika, salah satunya
adalah rhodamin B (merah K11) (Ananda, dkk, 2014).

Rhodamin B merupakan pewarna yang dipakai untuk industri cat, tekstil dan
kertas. Rodamin B merupakan zat warna sintetis berbentuk serbuk kristal, tidak
berbau, berwarna merah keunguan, dalam bentuk larutan berwarna merah terang
berpendar (berfluoresensi). Zat warna ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran
pernapasan, merupakan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker, dan
jika dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada hati (Mamoto
dan Citraningtyas, 2013).

Metode standar adisi adalah suatu teknik analisis yang dilakukan dengan
menambah larutan standar sampel penelitian, dengan tujuan menyamakan matrik
antara sampel dan standar. Suatu kenyataan menunjukkan bahwa tidak pernah
ditemukan matriks yang sama antara standard an sampel. Perbadaan tersebut
dapat menyebabkan kesalahan dalam menentukan konsentrasi analit dalam
sampel. Kesalahan yang ditimbulkan oleh matriks tersebut dapat diperkecil
dengan cara standar adisi (Sunarto, 1996)

Adapun penambahan analit sampel dalam larutan standar menyebabkan


konsentrasi rhodamin dalam larutan standar bertambah sehingga sinyal yang
terukur juga bertambah. Hal ini menyebabkan sensitivitas metode standar adisi
lebih baik daripada sensitivitas metode kalibrasi. Inilah keunggulan metode adisi
standar karena mampu menentukan kadar analit yang sangat rendah
(Sulistyaningrum, dkk, 2014).

Paparan jangka pendek penggunaan rhodamin B pada kulit dapat menyebabkan


iritasi pada kulit. Rhodamin B dapat berikatan dengan protein dan makromolekul
organik sehingga kulit dapat berfungsi sebagai reservoir (tempat penyimpanan)
dari rhodamin B. Karena jumlah rhodamin B yang meningkat pada kulit maka
dapat terjadi penyerapan sistemik rhodamin B (Rubin, 1997).
Metode standar adisi ini merupakan salah satu analisis yang menggunakan
spektrofotometri UV-Vis. Spektrofotometri UV-Vis adalah penyerapan sinar
tampak atau ultraviolet oleh suatu molekul yang dapat menyebabkan eksitasi
electron dalam orbital molekul tersebut dari tingkat energy dasar ke tingkat energi
yang lebih tinggi. Sedangkan, Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu
analisis kualitatif dari suatu sampel yang ingin dideteksi dengan memisahkan
komponen-komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran Kromatografi
Lapis Tipis (Khopkar, S. M., 1990).

DAFTAR PUSTAKA

Ananda, RW., Kristiningrum,N., Retnaningtyas, Y. 2014. Validasi dan Penetapan


Kadar Rhodamin B pada Lipstik yang Beredar di Sekitar Universitas Jember
dengan Metode KLT-Densitometri. e-Jurnal Pustaka Kesehatan, 2(1) : 105-
110.

Khopkar, S.M.1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press

Mamoto, LV., Citraningtyas, FG. 2013. Analisis Rhodamin B Pada Lipstik yang
Beredar di Pasar Kota Manado. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi, 2(2) : 61-
66.

PT.Gramedia.

Rubin L. 1997. Use and Assesment of Marker Dyes :Rhodamine B. Newyork:


Syracuse Environmental Research

Sulistyaningrum,I., Utami, MPG., dan Istiningrum, RB. 2014. Perbandingan


Metode Kalibrasi dan Adisi Standar untuk Penentuan Timbal Terlarut dalam
Air Bak Kontrol Candi Borobudur Secara Spektrofotometri Serapan Atom
(SSA)-Nyala . Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur, 8(2) 62-67.

Sunarto, 1996. Kelebihan Metode Standar Adisi dalam Menentukan Tingkat


Pencemaran Lingkungan. Cakrawala Pendidikan, 2(16) : 95-101.

Anda mungkin juga menyukai