I. PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Kesehatan merupakan hal yang penting bagi masyarakat dimana menurut UU
No.36 tahun 2009 “Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual,
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi”. Upaya peningkatan kesehatan dapat dilakukan dengan adanya pelayanan
kesehatan. Upaya kesehatan ini dilakukan dengan tujuan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit, serta untuk memulihkan
kesehatan masyarakat.
Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai peran penting bagi
masyarakat yaitu apotek. Menurut PP 51 tahun 2009 bahwa Apotek merupakan sarana
pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker. Sesuai SK.
Menkes No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin
apotek bahwa apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada
masyarakat. Dimana pelayanan kefarmasian pada saat ini telah mengacu pada
Pharmaceutical Care. Selain apotek sebagai sarana pelayanan kesehatan, apotek juga
dapat sebagai lahan bisnis yaitu dari keuntungan yang didapat setelah apotek dapat
berjalan dengan lancar. Keuntungan ini wajar diperoleh karena modal yang ditanam
untuk pendirian apotek cukup banyak sehingga juga dapat meningkatkan kesejahteraan
sumber daya manusia (SDM) di apotek. Akan tetapi, aspek pelayanan kesehatan bagi
masyarakat lebih dikedepankan terlebih dahulu dibandingkan aspek bisnisnya.
Melalui apotek Purple Farma inilah kegiatan penyaluran perbekalan farmasi
seperti obat dan alat kesehatan dapat berjalan dengan bebasis pada Pharmaceutical Care
yang efektif dan tepat sasaran sehingga pasien atau masyarakat yang membutuhkan
mendapat kepuasan pelayanan kesehatan yang bermanfaat bagi mereka.
Dengan demikian, apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan perilaku agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien.
Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah melaksanakan pemberian informasi,
monitoring penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhirnya sesuai harapan dan
terdokumentasi dengan baik. Selain itu, apoteker juga harus bisa menjadi pemimpin yang
baik dan mempunyai kemampuan manajerial sebagai pengelola apotek. Apoteker di
sebuah apotek adalah seorang pemimpin yang senantiasa dijadikan teladan dan tempat
bertanya bagi para bawahannya selain itu harus dapat mengelola apotek mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan monitoring dan evaluasi palayanan
kefarmasian. Kemampuan manajerial sesuai kompetensi farmasis di apotek (manajerial
praktis) yaitu merancang, membuat, mengetahui, memahami dan melaksanakan regulasi
di bidang farmasi; merancang, membuat, melakukan pengelolaan apotek yang efektif dan
efisien; merancang, membuat, melakukan pengelolaan obat di apotek yang efektif dan
efisien; merancang organisasi kerja yang meliputi : arah dan kerangka organisasi, sumber
daya manusia, fasilitas, keuangan, termasuk sistem informasi manajemen; memonitor dan
evaluasi penyelenggaraan seluruh kegiatan operasional mencakup aspek manajemen
maupun asuhan kefarmasian yang mengarah pada kepuasan konsumen; dan merancang,
melaksanakan, memantau dan menyesuaikan struktur harga berdasarkan kemampuan
bayar dan kembalian modal serta imbalan jasa praktek kefarmasian.
B. Visi dan Misi
1. Visi
Meningkatkan kualitas hidup pasien dengan pelayanan kefarmasian yang
berkualitas dengan berbasis pada “Pharmaceutical Care” yang efektif, efisien dan
mengutamakan kesehatan pasien.
2. Misi
a. Memberikan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada “ Patient
Oriented” yang mengacu pada “Pharmaceutical Care” pada guna
meningkatkan kualitas hidup pasien.
b. Menyediakan obat, alat kesehatan, dan perbekalan farmasi lainnya yang
bermutu dan terjangkau bagi masyarakat.
c. Memberikan pelayanan prima pada pasien agar tercapainya “Kepuasan
Pasien”.
d. Memberikan swamedikasi pada pasien yang membutuhkan guna menjaga
kesehatan pasien.
e. Membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dalam pelayanan
kefarmasian dan meningkatkan kesejahteraan SDM yang dimiliki.
f. Memberikan pelayanan kefarmasian dengan mengamalkan “Seven Star Plus”
guna tercapainya pelayanan yang berkualitas dengan kompetensi yang dimiliki.
C. Tujuan
Tujuan pendirian “Apotek Purple Farma” antara lain :
1. Sebagai tempat pengabdian Apoteker yang telah mengucapkan sumpah apoteker.
2. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat setempat dan masyarakat umum.
3. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang cara penggunaan obat yang rasional
dalam sistem pengobatan sendiri atau swamedikasi.
4. Meningkatkan edukasi dan memberikan informasi pada pasien terhadap pengobatan
yang dilakukan.
5. Sebagai lahan bisnis yang mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat,
meningkatkan kesejahteraan seluruh SDM.
Apotek “Purple Farma” memiliki konsep dan berorientasi pada “Patient Oriented”
yang mengacu pada “Pharmaceutical Care” dimana dalam memberikan pelayanan
berpedoman pada Standard Operating Procedure (SOP) serta alur yang disahkan .
Berikut ini Standard Operating Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan pada saat rapat
dengan seluruh karyawan :
Standar Operating Procedure (SOP)
1. SOP bidang pelayanan
a. SOP Pelayanan OTC
1) Pasien datang,
2) Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa yang
dibutuhkan,
3) Tanyakan lebih dahulu keluhan atau penyakit yang diderita pasien, kemudian
bantu pasien untuk mendapatkan obat yang tepat,
4) Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga,
5) Bila sudah terjadi persetujuan, ambilkan obat yang diminta pasien sesuai dengan
permintaan meliputi : nama obat dan jumlah obat,
6) Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi
dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan dan
efek samping obat yang mungkin timbul setelah penggunaan obat, dan jika
diperlukan pengatasan pertama terhadap efek samping yang ditimbulkan.
7) Ucapkan terima kasih dan semoga lekas sembuh kepada pasien.
b. SOP Pelayanan OWA ( Khusus Apoteker )
1) Pasien datang,
2) Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa yang
dibutuhkan,
3) Tanyakan pada pasien apa keluhan yang dialamlinya dan gejala penyakitnya,
4) Tanyakan pada pasien apakah sebelumnya pernah menggunakan obat tertentu dan
bagaimana hasilnya (kondisi membaik atau bertambah parah),
5) Bila pasien telah menggunakan obat sebelumnya dan hasilnya tidak memuaskan
maka pilihkan obat lain yang sesuai dengan kondisi pasien, begitu juga untuk
pasien yang sama sekali belum pernah minum obat,
6) Menghitung harga dan minta persetujuan terhada nominal harga,
7) Setelah pasien setuju dengan harga obat, ambilkan obat diatas,
8) Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi :
dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan dan
efek samping obat yang mungkin timbul setelah penggunaan obat dan dan jika
diperlukan pengatasan pertama terhadap efek samping yang ditimbulkan,
9) Ucapkan terima kasih dan semoga lekas sembuh kepada pasien.
10) Catat nama pasien, alamat, no telp pasien, nama dan jumlah obat yang diserahkan.
11) Buat catatan khusus tentang pasien yang nantinya sebagai patien data record.
c. SOP Pelayanan Resep
1) menerima resep pasien,
2) Lakukan skrining resep meliputi adsministrasi, pharmaceutical dan klinik yang
mana ini dilakukan oleh Apoteker,
3) Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga,
4) Pasien diberi no antrian,
5) Tulis no struk (print out) pada resep dan satukan resep dengan printout
6) Cocokkan nama, jumlah dan kekuatan obat dalam resep denga print out,
7) Siapkan obat sesuai dengan resep,
8) Jika obat racikan maka patuhi SOP meracik,
9) Buat etiket dan cocokkan dengan resep,
10) Teliti kembali resep sebelum diserahkan pada pasien termasuk salinan resep dan
kuitansi (jika diminta oleh pasien),
11) Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi
dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan dan
efek samping obat yang mungkin timbul setelah penggunaan obat dan jika
diperlukan pengatasan pertama terhadap efek samping yang ditimbulkan. Ini
dilakukan oleh Apoteker,
12) Ucapkan terima kasih dan semoga lekas sembuh kepada pasien.
13) Catat nama pasien, alamat dan no telp pasien.
14) Buat catatan khusus tentang pasien.
d. SOP Meracik Obat
1) Siapkan alat yang akan digunakan dan bersihkan meja untuk meracik
2) Buatlah instruksi meracik meliputi : no resep, nama pasian, jumlah dan cara
mencampur.
3) Siapkan etiket dan wadah obat sertakan bersam obat dan instruksinya untuk
diracik.
4) Cucilah tangan bila perlu gunakan sarung tangan, masker.
5) Siapkan bat sesuai resep dan ccocokkan dengan yang tertera pada struknya
6) Jika ada bahan yang harus ditimbang makapersiapkan lebih dahulu.
7) Bacalah instruksi meracik dengan seksama dan lakukanlah hatihati.
8) Pastikan hasil racikan sesuai dengan instruksinya.
9) Masukkan dalam wadah yang telah disediakan dan beri etiket, kemudian serahkan
pada petugas lain untuk diperiksa dan diserahkan.
10) Bersihkan peralatan dan meja meracik setelah selesai.
11) Cucilah tangan sampai bersih.
e. SOP Menimbang
1) Bersihkan timbangan,
2) Setarakan timbangan terlebih dahulu sebelum mulai menimbang
3) Ambil bahan‐bahan sesuai dengan permintaan resep,
4) Ambil anak timbangan sesuai berat yang diminta dan letakkan pada ring
timbangan sebelah kiri (timbangan dalam keadaan off),
5) Bahan baku yang dikehendaki diletakkan secukupnya pada piring timbangan
sebelah kanan,
6) Buka dan on kan timbangan kemudian dilihat apakah timbangna sudah seimbang
atau belum,
7) Bahan ditambah atau dikurangi sampai diperoleh timbangan yang seimbang yang
ditunjukkan ole letak jarum pada posisi nol,
8) Ambil bahan yang sudah ditimbang kemudian diberi nama sesuai nama yang
tertera pada botol persediaan bahan,
9) Cek ulang anak timbangan apakah berat yang diminta sesuai dengan resep
kemudian dikembalikan ketempatnya,
10) Cek ulang apakah bahan yang diambi sudah sesuai dengan resep kemudian
dikembalikan ketempatnya.
f. SOP Konseling OTC
1) menanyakan keluhan pasien dan mengapa menggunakan obat tersebut dan sudah
berapa lama pasien mengalami keluhan tersebut,
2) menanyakan bagaiman kondisi pasien setelah menggunakan obat tersebut
3) apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan memberikan efek
seperti yang diharapkan maka obat boleh diberikan,
4) apabila obat yang diminta tidak sesuai dengan kondisi pasien maka pasien
dipilihkan obat yang tepat untuk kondisinya,
5) menanyakan tentang bagaiman pasien menggunakan obat tersebut, bila ada yang
kurang atau salah maka farmasis wajib membenarkan dan melengkapinya,
g. SOP Konseling OWA
1) Menanyakan keluhan pasien sehingga pasien menggunakan obat tersebut dan
sudah berapa lama pasien mengalami gejala tersebut,
2) Cocokkan kondisi pasien dengan obat yang diminta, bila obat kurang sesuai untuk
pasein maka rekomendasikan obat yang tepat untuk pasien,
3) Menanyakan tentang bagaimana pasien menggunakan obta tersebut meliputi
dosis, frekuensi, durasi,dan cara penggunaan; bila ada yang kurang atau salah mak
farmasis wajib membenarkan dan melengkapinya,
4) Menanyakan bagaimana kondisi pasien setelah menggunakan obat tersebut,
5) Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan memberikan efek
seperti yang diharapkan maka obat boleh diberikan, Apabila kondisi pasien tidak
membaik atau semakin memburuk makan sebaiknya dirujuk ke dokter,
6) Informasikan kepada pasien bahwa pasien diperbolehkan konsultasi dengan
apoteker untuk berdiskusi tentang terapi yang dijalani pasien.
h. SOP Konseling resep
1) Obat diserahkan pada pasien sekaligus dicocokkan dengan data pasien,
2) Mencocokkan obat dengan kondisi pasien dengan cara menanyakan pada pasien
tentang keluhan yang dialaminya,
3) Memberitahukan pada pasien tentang obat yang diberikan dan tujuan penggunaan
obat tersebut,
4) Memberikan innformasi pada pasien tentang aturan penggunaan obat (dosis,
frekuensi, durasi, cara penggunaan),
5) Menanyakan kembali tentang semua informasi yang telah disampaikan untuk
memastikan bahwa pasien telah paham dan mengerti tentang aturan penggunaan
obat,
6) Memberitahukan pada pasien tentang ESO obat yang mungkin terjadi dan cara
penanganan yang mungkin bisa dilakukan oleh pasien terhadap efek samping
yang terjadi,
7) Menyarankan pasien untuk pergi ke dokter bila dirasa ESO cukup berat dan
mengganggu,
8) Informasikan pada pasien tentang hal apa saja yang perlu dihindari atau yang
perlu dilakukan untuk menunjang keberhasilan riset,
9) Ucapkan terima kasih dan semoga lekas sembuh pada pasien,
10) Catat nama pasien dan no telp pasein,
11) Buat catatan khusus tentang pasien sebagai.
i. SOP Penerimaan dan Penyimpanan Barang
1) Saat barang datang dari PBF,
2) Cek kesesuaian antara SP dengan faktur dan barangnya (kecocokan tentang nama
barang, bentuk, jumlah sediaan, no batch dan tanggal ED),
3) Cek kondisi barang (rusak, pecah, tersegel atau tidak),
4) Faktur ditandatangani oleh apoteker atau asisten apoteker dilengkapi dengan no
SIK/SIA/NIP seta dibubuhi stempel apotek,
5) Faktur diambi 1 lembar untuk arsip apotek,
6) Serahkan faktur kapada bagian adsministrasi untuk diedit di komputer,
7) Cocokan harga yang sudah ada di computer dengan harga yang tertera pada faktur
baru, apakah ada kenaikan atau tidak,
8) Tandatangani faktur yang telah diedit di komputer,
9) Hargai barang‐barang/obat bebas dan letakkan sesuai dengan spesifikasinya.
Untuk obat keras langsung disimpan dalam almari sesuai dengan efek
farmakologinya atau berasarkan abjad, Arsip faktur sesuai dengan nama PBF
masing‐masing.
2. SOP bidang keuangan
a. SOP uang masuk dari umum
1) Kasir melakukan rekap kalkulasi pendapatan pada tiap shiftnya.
2) Kasir menyerahkan pendapatan tiap shift kepada petugas keuangan dengan
menandatangani berita acara penyerahan bersama dengan petugas keuangan.
3) Petugas keuangan melakukan pencatatan pada buku kas, untuk kemudian
melakukan penyimpanan uang pendapatan sesuai tanggung jawabnya.
b. SOP inkaso
1) Collector atau salesman minimal seminggu sebelum jatuh tempo harus sudah
menitipkan faktur tagihannya kepada petugas keuangan.
2) Petugas keuangan berdasarkan faktur tagihan yang sudah dititipkan melakukan
kalkulasi terhadap jumlah tagihan.
3) Petugas keuangan melaporkan total tagihan maksimal sehari sebelum hari inkaso
kepada APA disertai informasi yang dibutuhkan.
4) Petugas keuangan meminta persetujuan APA untuk melakukan penarikan
tabungan yang akan digunakan untuk inkaso.
5) Petugas keuangan membayar tagihan inkaso setiap hari kamis kepada supplier di
tempatnya sesuai yang dilaporkan.
6) Petugas keuangan membuat bukti pembayaran (kuitansi) yang ditandatangani oleh
collector atau salesman sebagai tanda LUNAS.
7) Petugas keuangan melakukan rekap pelunasan tagihan dan melaporkannya kepada
APA.
Catatan:
Dalam keadaan tertentu dimana harus membayar tagihan diluar yang dilaporkan,
dapat dilakukan dengan persetujuan APA.
c. SOP uang keluar (Operasional)
Petugas dapat menjamin kebenaran pengeluaran uang dengan adanya bukti seperti
nota, kuitansi, serta bukti lainnya.
Kasir berhak melakukan pembayaran operasional tanpa harus dengan persetujuan
petugas keuangan atau APA selama ada bukti yang jelas dengan nominal kurang
dari Rp. 10.000 setiap shiftnya.
Petugas keuangan melakukan pembayaran operasional atas persetujuan APA
dengan terlebih dahulu memberikan informasi serta data yang jelas.
Petugas keuangan melakukan rekapitulasi pengeluaran biaya pada buku kas.
d. SOP peminjaman uang
1) SDM yang hendak melakukan peminjaman uang mengajukan permohonan kepada
petugas keuangan.
2) Petugas keuangan meminta persetujuan APA disertai dengan bukti kuitansi
piutang.
3. SOP bidang Administrasi
a. SOP pelaporan Narkotika dan Psikotropika
1) Apoteker melakukan pencatatan terhadap penerimaan narkotika dan psikotropika
pada kartu stock untuk kemudian memberi tanda NKT (merah)/PSKT (biru) pada
faktur.
2) Apoteker memberikan tanda garis merah untuk resep Narkotika dan biru untuk
resep Psikotropika setiap hari dan melakukan pencatatan terhadap pengeluaran
obat-obat tersebut.
3) Apoteker melakukan rekap dan membuat laporan bulanan sebelum tanggal 5
bulan berikutnya.
4) Apoteker wajib melaporkannya kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten.
b. SOP pelaporan rugi laba dan neraca
1) Petugas keuangan melaporkan laporan rugi laba dan neraca setiap bulan kepada
APA.
2) Petugas keuangan meminta pengesahan laporan rugi laba dan neraca kepada APA.
c. Ketentuan pengarsipan resep
Petugas yang bertanggungjawab melakukan pengarsipan resep dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Resep yang telah diverifikasi dibendel urut tanggal dan nomor resep,
dilaksanakan setiap bulan.
2) Resep umum non dibendel setiap hari urut nomor resep.
3) Pisahkan resep yang mengandung psikotropik maupun narkotik dalam bendelan
tersendiri.
d. Ketentuan pengarsipan faktur barang datang
Salah satu copy faktur barang yang telah dicatat pada kartu stock diarsip dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Kelompokkan faktur barang datang sesuai dengan nama supplier nya.
2) Urutkan berdasarkan abjad supplier, dan urut tanggal faktur.
3) Arsipkan setiap hari dan dibendel setiap bulannya.
Satu copy faktur diserahkan pada bagian keuangan untuk crosscheck saat titip faktur.
Faktur yang telah lunas diarsip dengan ketentuan sebagai berikut:
Kelompokkan faktur sesuai nama supplier-nya.
Urutkan berdasarkan abjad supplier dan urut tanggal faktur.
Lakukan pengarsipan setiap selesai inkaso dan dibendel setiap bulannya
e. Ketentuan pencatatan kartu stock
1) Petugas yang bertanggungjawab melakukan pencatatan barang masuk dengan
berdasarkan faktur barang yang diterima dan lakukan setiap hari.
2) Petugas melakukan pencatatan barang keluar berdasarkan nota penjualan, resep
umum yang masuk dan dilakukan setiap hari
f. Ketentuan pencatatan OWA
Apoteker melakukan pencatatan OWA pada buku OWA berdasarkan nota penjualan
dan dilakukan setiap hari
g. Ketentuan penomoran dan pengarsipan surat keluar
1) Surat keluar dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu : Laporan, Undangan,
Pengumuman/Pemberitahuan
2) Ketentuan penomoran surat keluar adalah sebagai berikut:
No: …./APT. (Kategori surat)/Bulan/Tahun
Surat keluar dibendel dalam arsip tersendiri.
h. Ketentuan pengarsipan surat masuk
Surat masuk setelah dibaca oleh yang berwenang diarsip berdasarkan kategori surat
dan tanggal surat masuk.
Apoteker Pendamping
d. Perlengkapan administrasi
Blanko pesanan obat, Blanko faktur penjualan, Blanko nota penjualan, Blanko
salinan resep, Blanko laporan narkotik dan psikotropik, Buku catatan pembelian,
Buku catatan penjualan, Buku catatan keuangan, Buku catatan narkotik dan
psikotropik, Buku catatan racun dan bahan berbahaya, Kartu stok obat, Buku
pencatatan ED masing-masing obat, Kwitansi, Alat-alat kertas dan nota.
e. Kelengkapan buku pedoman
a) Buku standar yang wajib
Farmakope Indonesia Edisi terakhir dan buku peraturan Undang-Undang.
b) Buku lainnya
Buku MIMS / ISO petunjuk konsultasi edisi terbaru.
f. Perbekalan farmasi yang diperlukan
Obat keras ( obat dengan resep OWA), Obat bebas (OTC) dan bebas terbatas, alat
kesehatan : masker, verban, sarung tangan, termometer, alkes steril, perbekalan
rumah sakit, dan perlengkapan bayi.
Tabel. Pola penyakit, Jenis obat, dan Jumlah kebutuhan per Tahun
Lama Jumlah
Jenis Dosis / Jumlah
No Nama Obat Terapi Kebutuhan
Penyakit hari Obat/Terapi
(hari) Obat
1. ISPA Paracetamol 500 mg 3x1 15 6375
GG 100 mg 3x1 15 6375
Amoxicillin 500 mg 3x1 5 hari 15 6375
Vitamin C 50 mg 3x1 15 6375
DMP 3x1 15 6375
Perencanan pengadaan obat di apotek ini berdasarkan metode epidemiologi dan dihitung
dengan analisis VEN. Untuk jumlah pasien yang datang ke Apotek diperkirakan 30% dari
jumlah pasien per penyakit karena ada kompetitor apotek Nusa Farma dan Apotek Isha Farma
serta adanya sarana kesehatan Puskesmas Kebondalem yang sudah ada Apotek di dalamnya
dan adanya sebuah klinik praktek dokter.
Keterangan :
Buffer stok dihitung berdasarkan jenis obat Vital, Essensial, dan Non Essensial dimana
masing-masing 20%, 15%, dan 10% dari Jumlah Kebutuhan Obat (JKO).
4. Biaya Variabel
a. Pembelian Obat Resep
100/130 x Rp. 67.200.000,- Rp. 51.692.307,69,-
b. Pembelian OWA
100/120 x Rp. 100.800.000,- Rp. 84.000.000,00,-
c. Pembelian Obat Bebas dan Bebas Terbatas
100/115 x Rp. 184.800.000,- Rp.160.695.652,20,-
d. Pembelian Kosmetik
100/110 x Rp. 16.800.000,- Rp. 15.272.727,27,-
Jumlah Rp.311.660.687,2,-
5. Perkiraan Laba Rugi Tahun 1
Proyeksi Pendapatan Tahun 1 Rp. 369.600.000,-
Biaya Variabel Tahun 1 Rp. 299.880.000,-
Laba tahun 1 Rp. 57.939.312,8,-
Rp. 57.939.313,-
6. Perhitungan Pajak Tahun 1, BEP, ROI dan PP
a. Perhitungan pajak
Perhitungan pajak disini menggunakan sistem Norma dimana dihitung dengan
20% dari omzet yang didapat dan kemudian dikurangi dengan Penghasilan Tidak
Kena Pajak (PTKP) yaitu sebesar Rp. 15.840.000,-. Untuk perhitungannya sebagai
berikut :
Penghasilan 1 tahun = Rp. 369.600.000,-
Perhitungan pajak (20% x Rp. 369.600.000,-) Rp. 73.920.000,-
PTKP dimana wajib pajak kawin dg 1 anak :
Wajib Pajak Rp. 15.840.000,-
Suami Rp. 1.320.000,-
Anak (1 anak) Rp. 1.320.000,-
Rp. 18.480.000,-
Penghasilan Kena Pajak – PTKP
Rp. 73.920.000 – Rp 18.480.000,- Rp. 55.080.000,-
= 1 x Rp. 55.350.000,-
1 – Rp. 311.660.687,2,-
Rp. 369.600.000,-
= Rp. 353.082.544,7 per tahun
= Rp. 29.423.545,39 per bulan
= Rp. 1.050.840,9 per hari
X. KESIMPULAN
Penyusunan studi kelayakan Apotek PURPLE FARMA telah mengkaji dari
berbagai aspek yang tentunya akan mempengaruhi tumbuh kembangnya. Dengan
mempertimbangkan aspek-aspek tersebut dapat terlihat bahwa Apotek ini memliki
prospek pasar yang bagus, dan diharapkan mampu mencapai tujuan, visi, serta misinya.
Maka dengan adanya berbagai aspek tersebut maka apotek PURPLE FARMA layak
untuk didirikan.
LAMPIRAN
1. LOGO APOTEK
Pintu masuk
T4 majalah KURSI TUNGGU
TV
Meja
apoteker
Etalase Obat
Dibawah Rak
gudang
Meja racik
buku almari
Kamar Mandi
3. DENAH
PASAR
DOKTER SMA
PERUMAHAN GRIYA
PUSKES 7 MUH
5 MAS
PELUTAN INDAH
SD 06
3 PURPLE
SD 07
42
6 FARMA
1
PERUMAHAN
KEBONDALEM
4. COPY RESEP
p.c.c
paraf/tandatangan
cap apotek APA
5. ETIKET
X Sehari Tablet
Kapsul
bungkus
APOTEK PURPLE FARMA
JL. Cisadane No. 242 Kebondalem Pemalang
Telp (0284) 324769
APA : Eka Santi Nurhayati, S.Farm.,Apt
SIP : No. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
No Pemalang,
Obat Luar
6. LABEL
APOTEK PURPLE FARMA
KOCOK DAHULU
JL. Cisadane No. 242 Kebondalem Pemalang
Telp (0284) 324769
APA : Eka Santi Nurhayati, S.Farm.,Apt
SIP : No. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
SURAT PESANAN
No.
Kepada Yth :
Dengan Hormat,
Mohon dikirimkan kepada kami obat alkes berikut ini :
No Nama Obat/Alkes Jumlah Satuan
7. SURAT PESANAN
8. NOTA
Total
NOTA
Harga sudah termasuk PPn
Terima kasih atas kepercayaan dan kunjungan Anda
Pemalang,
Paraf karyawan
Cap Apotek
STUDI KELAYAKAN
APOTEK PURPLE FARMA
Jl. Cisadane No. 242 Kebondalem Pemalang
Disusun Oleh :