Anda di halaman 1dari 36

STUDI KELAYAKAN

APOTEK “PURPLE FARMA”


Jl. Cisadane No. 242 Kebondalem Pemalang

I. PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Kesehatan merupakan hal yang penting bagi masyarakat dimana menurut UU
No.36 tahun 2009 “Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual,
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi”. Upaya peningkatan kesehatan dapat dilakukan dengan adanya pelayanan
kesehatan. Upaya kesehatan ini dilakukan dengan tujuan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit, serta untuk memulihkan
kesehatan masyarakat.
Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai peran penting bagi
masyarakat yaitu apotek. Menurut PP 51 tahun 2009 bahwa Apotek merupakan sarana
pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker. Sesuai SK.
Menkes No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin
apotek bahwa apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada
masyarakat. Dimana pelayanan kefarmasian pada saat ini telah mengacu pada
Pharmaceutical Care. Selain apotek sebagai sarana pelayanan kesehatan, apotek juga
dapat sebagai lahan bisnis yaitu dari keuntungan yang didapat setelah apotek dapat
berjalan dengan lancar. Keuntungan ini wajar diperoleh karena modal yang ditanam
untuk pendirian apotek cukup banyak sehingga juga dapat meningkatkan kesejahteraan
sumber daya manusia (SDM) di apotek. Akan tetapi, aspek pelayanan kesehatan bagi
masyarakat lebih dikedepankan terlebih dahulu dibandingkan aspek bisnisnya.
Melalui apotek Purple Farma inilah kegiatan penyaluran perbekalan farmasi
seperti obat dan alat kesehatan dapat berjalan dengan bebasis pada Pharmaceutical Care
yang efektif dan tepat sasaran sehingga pasien atau masyarakat yang membutuhkan
mendapat kepuasan pelayanan kesehatan yang bermanfaat bagi mereka.
Dengan demikian, apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan perilaku agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien.
Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah melaksanakan pemberian informasi,
monitoring penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhirnya sesuai harapan dan
terdokumentasi dengan baik. Selain itu, apoteker juga harus bisa menjadi pemimpin yang
baik dan mempunyai kemampuan manajerial sebagai pengelola apotek. Apoteker di
sebuah apotek adalah seorang pemimpin yang senantiasa dijadikan teladan dan tempat
bertanya bagi para bawahannya selain itu harus dapat mengelola apotek mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan monitoring dan evaluasi palayanan
kefarmasian. Kemampuan manajerial sesuai kompetensi farmasis di apotek (manajerial
praktis) yaitu merancang, membuat, mengetahui, memahami dan melaksanakan regulasi
di bidang farmasi; merancang, membuat, melakukan pengelolaan apotek yang efektif dan
efisien; merancang, membuat, melakukan pengelolaan obat di apotek yang efektif dan
efisien; merancang organisasi kerja yang meliputi : arah dan kerangka organisasi, sumber
daya manusia, fasilitas, keuangan, termasuk sistem informasi manajemen; memonitor dan
evaluasi penyelenggaraan seluruh kegiatan operasional mencakup aspek manajemen
maupun asuhan kefarmasian yang mengarah pada kepuasan konsumen; dan merancang,
melaksanakan, memantau dan menyesuaikan struktur harga berdasarkan kemampuan
bayar dan kembalian modal serta imbalan jasa praktek kefarmasian.
B. Visi dan Misi
1. Visi
Meningkatkan kualitas hidup pasien dengan pelayanan kefarmasian yang
berkualitas dengan berbasis pada “Pharmaceutical Care” yang efektif, efisien dan
mengutamakan kesehatan pasien.
2. Misi
a. Memberikan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada “ Patient
Oriented” yang mengacu pada “Pharmaceutical Care” pada guna
meningkatkan kualitas hidup pasien.
b. Menyediakan obat, alat kesehatan, dan perbekalan farmasi lainnya yang
bermutu dan terjangkau bagi masyarakat.
c. Memberikan pelayanan prima pada pasien agar tercapainya “Kepuasan
Pasien”.
d. Memberikan swamedikasi pada pasien yang membutuhkan guna menjaga
kesehatan pasien.
e. Membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dalam pelayanan
kefarmasian dan meningkatkan kesejahteraan SDM yang dimiliki.
f. Memberikan pelayanan kefarmasian dengan mengamalkan “Seven Star Plus”
guna tercapainya pelayanan yang berkualitas dengan kompetensi yang dimiliki.
C. Tujuan
Tujuan pendirian “Apotek Purple Farma” antara lain :
1. Sebagai tempat pengabdian Apoteker yang telah mengucapkan sumpah apoteker.
2. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat setempat dan masyarakat umum.
3. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang cara penggunaan obat yang rasional
dalam sistem pengobatan sendiri atau swamedikasi.
4. Meningkatkan edukasi dan memberikan informasi pada pasien terhadap pengobatan
yang dilakukan.
5. Sebagai lahan bisnis yang mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat,
meningkatkan kesejahteraan seluruh SDM.

II. PENGELOLAAN FUNGSI APOTEK


1. Fungsi apotek sebagai tempat pengabdian seorang apoteker/farmasis
2. Pengelolaan apotek menurut Permenkes Nomor 922/MENKES/PER/X/1993 pasal 10,
meliputi :
a. Pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk pencampuran,
penyimpanan, penyaluran dan penyerahan obat atau bahan obat.
b. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan pembekalan farmasi
lainnya.
c. Pelayanan informasi mengenai pembekalan informasi.
Pelayanan informasi yang dimaksudkan dalam pasal 10 huruf c meliputi :
- Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi lainnya yang
diberikan baik kepada dokter dan tenaga kesehatan lainnya maupun kepada
masyarakat.
- Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai khasiat , keamanan, bahaya,
dan atau mutu obat dan perbekalan farmasi lainnya.
3. Fungsi apotek sebagai sarana yang memberikan kesempatan atau lapangan pekerjaan
bagi masyarakat.

III. FAKTOR DALAM PENDIRIAN APOTEK


Faktor yang harus dilakukan dalam pendirian suatu apotek meliputi :
1. Pemilihan lokasi
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi apotek :
a. Letaknya strategis
b. Mudah dijangkau oleh konsumen (transportasi tidak sulit)
c. Daerah dekat dengan keramaian
d. Luas tanah sesuai dengan model apotek, yang sesuai dengan peraturan
e. Resiko kecil ( tidak dekat dengan pembuangan sampah, bebas banjir)
f. Tidak banyak kompetitor di dekatnya
g. Sesuai dengan profil penduduk sekitar

2. Syarat pendirian Apotek berdasarkan PerMenkes No.1332/MenKes/SK/X/2002


meliputi :
a. Fotocopy SIK atau SIP.
b. Fotocopy KTP dan surat Pernyataan tempat tinggal secara nyata.
c. Fotocopy denah bangunan (dibuat sendiri)
d. Surat keterangan atau sertifikat yang menyatakan status bangunan dalam bentuk
akte hak milik.
e. Daftar tenaga Asisten Apoteker (AA) dengan mencantumkan nama, alamat,
tanggal lulus dan nomor SIK.
f. Daftar rincian perlengkapan apotek(asli dan fotocopy).
g. Surat pernyataan APA tentang : tidak bekerja di perusahaan farmasi lain atau
menjadi APA di apotek lain.
h. Surat Ijin dari atas langsung (untuk pegawai negeri atau ABRI).
i. Fotocopy akte perjanjian dengan PSA (bila bekerjasama dengan PSA).
j. Surat pernyataan PSA tentang : tidak pernah melanggar peraturan perundang-
undangan di bidang obat (bila bekerja sama dengan PSA).

IV. ANALISIS TEKNIS


Nama apotek yang akan didirikan adalah “APOTEK PURPLE FARMA” yang
terletak di Jl. Cisadane No 242 Kebondalem Pemalang.
Apoteker Pengelola Apotek juga bertindak sebagai Pemilik Sarana Apotek (PSA).
1. Apoteker Pengelola Apotek (APA)
Nama : Eka Santi Nurhayati, S.Farm. Apt
Alamat : Jl.Dorang I No. 77 Rt.01 Rw. XII Perum. Sugihwaras Kec. Pemalang Kab.
Pemalang
2. Pemilik Sarana Apotek (PSA)
Nama : Eka Santi Nurhayati, S.Farm. Apt
Alamat : Jln. Dorang I No. 77 Rt.01 Rw. XII Perum. Sugihwaras Kec. Pemalang
Kab. Pemalang
NPWP : 39.736.400.4-543.000
Lokasi apotek strategis yang akan menentukan keberhasilan apotek dan erat
hubungannya dengan aspek pasar. Daerah mudah dijangkau oleh masyarakat sekitar dan
terletak dengan balai pengobatan (Puskesmas Kebondalem), praktek dokter, dan praktek
mantri, serta bidan. Terletak juga dekat dengan area pendidikan (SD kebondalem 1, SD
kebondalem 7, SD kebondalem 6, dan SMA Muhammadiyah 1 Pemalang serta Pondok
Al-Mannar Pemalang.
1. Denah lokasi apotek yang akan didirikan (terlampir)
2. Data-data Pendukung :
a. Kepadatan Penduduk
Lokasi “Apotek Purple Farma” berada pada daerah yang mempunyai
kepadatan penduduk yang tinggi dimana dekat dengan pemukiman atau
perumahan penduduk dari 4 desa, dekat dengan area pendidikan, dekat dengan
area pasar (pasar Tanglok Kebondalem).
b. Tingkat sosial dan ekonomi
Tingkat pendidikan masyarakat relatif tinggi mengingat letak Apotek
“Purple Farma” yang berada di lingkungan sekolah, perkantoran, perumahan
penduduk, dan pasar. Dengan demikian tingkat kesadaran masyarakat akan
pentingnya keselamatan cukup baik. Keadaan ekonomi secara relativ cukup baik.
c. Pelayanan Kesehatan Lain
Adanya pelayanan kesehatan lain yaitu Puskesmas Kebondalem
Pemalang, dan Dokter dengan dispensing obat. Sehingga tidak terlalu
mengganggu dalam jalannyaa apotek.
d. Kompetitor
Adanya 2 kompetitor yaitu Apotek Nusa Farma dan Apotek Isha Farma.
Namun, jaraknya tidak berdekatan dengan Apotek Purple Farma yang akan
didirikan.
V. STRATEGI PENGEMBANGAN APOTEK
Dalam rangka mengembangkan usaha peraapotekan ini maka diperlukan strategi
khusus, sehingga nantinya diharapkan mampu mempertahankan eksistensi apotek
“Purple Farma” dan mampu memajukan apotek. Adapun strategi yang ditempuh, yaitu
sebagai berikut :
1. Memberikan informasi dan konsultasi mengenai obat secara gratis pada pasien yang
membutuhkan.
2. Menjamin bahwa seluruh proses terapi obat yang diberikan merupakan terapi obat
yang aman, efektif, nyaman, bermutu, dan aman bagi pasien atau konsumen.
3. Memberikan terapi obat yang berkualitas dan efektif namun dengan biaya yang
efisien yaitu dengan menerapkan farmakoekonomi pada pasien yang membutuhkan.
Jika obat yang dibutuhkan pasien tidak ada maka berusaha mengambil di apotek lain,
dan diusahakan agar pasien pulang mendapat obat yang diperlukan tanpa copy resep.
4. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pengobatan pasien. Monitoring
dilakukan terhadap pasien via telepon, terutama untuk pasien dengan penyakit kronis.
Hal ini dilakukan untuk mengontrol keadaan pasien dan meningkatkan kepercayaan
pasien terhadap pelayanan apotek.
5. Melayani sistem delivery order (pesan antar) terhadap pasien yang sudah biasa
berlangganan ke apotek namun rumahnya jauh.
6. Fasilitas yang menarik. Ruang tunggu dibuat senyaman mungkin dengan fasilitas TV,
tempat duduk yang nyaman, dan majalah kesehatan. Serta adanya penjualan komoditi
lain seperti minuman ringan.
7. Memberikan pelayanan kefarmasian yang baik, sopan, dan ramah agar terciptanya
rasa kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan.
8. Memberikan pelayanan kepada pasien atau masyarakat yang ingin melakukan
pengobatan mandiri (swamedikasi).
9. Merancang SOP (standart operating procedure) dan standar organisasi kerja.
10. Memberlakukan sistam reward dan punishment bagi seluruh karyawan.

VI. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)


Untuk dapat mengelola sebuah apotek memerlukan tenaga kerja yang sesuai
bidangnya, oleh karena itu diperlukan sumber daya manusia yang efektif dan efisien
sehingga dapat tercapainya tujuan yang diinginkan. Adapun tenaga kerja yang menjadi
sumber daya manusia di apotek “Purple Farma” yaitu :
Apoteker Pengelola Apotek (APA) : 1 orang
Apoteker Pendamping (APend) : 1 orang
Asisten Apoteker (AA) : 1 orang
Akuntan : 1 orang
Dasar pertimbangan perekrutan karyawan tersebut adalah :
1. Jam kerja :08.00‐22.00, dibagi menjadi 2 shift (masing‐masing 7 jam), yaitu jam
08.00‐15.00 dan jam 15.00‐22.00 (buka setiap hari).
Asisten Apoteker bekerja dari jam 08.00 sampai jam 21.00
Jika tidak berhalangan hadir dan tidak sibuk maka APA setidaknya datang ke apotek
dari pukul 08.00-22.00. Namun, jika kesibukan yang tidak memungkinkan untuk
datang ke apotek maka APA wajib memenuhi jam kerja pada shift pagi (jam 08.00-
15.00).
2. Volume pekerjaan
Perkiraan Jumlah pasien setiap hari : 33 pasien
setiap pasien membutuhkan waktu : 20 menit
waktu untuk 33 pasien : 20 x 33 = 660menit = 11 jam
3. Berdasarkan dana yang tersedia.
4. Sumber daya manusia merupakan aset terbesar dari apotek itu sendiri. Kerjasama
antar karyawan harus diiaga sehingga dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif
serta mampu memberikan kenyamanan pada pasien. Karenanya diperlukan adanya
pembagian tugas, wewenang, hak dan kewajiban serta rasa memiliki terhadap
apotekdari para karyawan. Untuk itu kemampuan manajerial dari apoteker sangat
diperlukan.
Masing-masing tenaga kerja mempunyai tugas, kewajiban, tanggung jawab, dan
wewenang sesuai perannya. Hal ini dapat diatur dengan menerapkan job description dari
masing-masing SDM agar mampu bekerjasama, memiliki kesamaan visi serta misi demi
tercapainya tujuan apotek “Purple Farma”.
A. Apoteker Pengelola Apotek
Tugas dan kewajiban pengelola apotek antara lain :
1. Memimpin seluruh kegiatan apotek
2. Berkewajiban serta bertanggungjawab penuh untuk mengelola apotek yang
meliputi beberapa bidang antara lain :
a. Pelayanan kefarmasian (termasuk konseling terhadap pasien)
b. Administrasi dan Keuangan
c. Ketenagaan atau Personalia
d. Bidang lainnya yang berkaitan dengan tugas dan fungsi apotek
3. Melakukan langkah-langkah untuk mengembangkan hasil dari kualitas
apotek
Tanggung jawab pengelola apotek yaitu :
APA bertanggungjawab atas kelancaran segala bidang dalam apotek serta
bertanggungjawab terhadap kelancaran hidup apotek yang dipimpinnya.
B. Apoteker Pendamping
Tugas dan kewajiban :
1. Melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban APA bilamana APA berhalangan
selama jam kerja apotek.
2. Dalam melaksanakan segala tindakan, terutama dalam hal-hal penting yang
mendasar dan strategis, harus mendapat persetujuan dari APA.
Tanggungjawab dan wewenang :
Apoteker Pendamping bertanggungjawab penuh kepada APA dan
melaksanakan tugas dan fungsi sebagai apoteker pendamping sesuai dengan
petunjuk dan atau instruksi dari APA.
C. Asisten Apoteker
Tugas dan kewajiban:
1. Melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya sebagai asisten
apoteker, yaitu meliputi :
a. Pelayanan kefarmasian (pelayanan obat bebas dan obat dengan resep)
sesuai petunjuk pimpinan apotek.
b. Mengerjakan pengubahan bentuk, pembuatan sediaan racikan dan
meracik.
c. Menyusun, membendel dan menyimpan resep dengan baik.
d. Mencatat laporan penggunaan obat dan perbekalan farmasi (narkotik,
psikotropik, statistik resep dan OGB, OWA) dan waktu kadaluwarsa.
e. Mendata kebutuhan obat dalam defekta dan membantu kelancaran
kegiatan pembelian.
f. Menerima barang pesanan, memeriksa dan menandatangani faktur,
mencatat ke dalam buku pembeliaan (komputer) dan menjaga agar
daftar harga tetap up to date.
g. Memelihara kebersihan, kerapihan serta keteraturan ruang pelayanan
dan peracikan obat.
h. Mengelompokan dan menata obat sesuai abjadnya.
2. Dalam keadaan tertentu dapat menggantikan tugas kasir, reseptir dan lain
sebagainya.
Tanggungjawab dan wewenang :
Bertanggungjawab kepada pimpinan apotek atas segala kebenaran tugas yang
diselesaikannya. Berwenang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai
petunjuk dan atau instruksi pimpinan apotek.
D. Akuntan
Tugas dan Kewajiban :
1. Mengurus semua yang berkaitan dengan perhitungan jumlah uang dan
perhitungan faktur.
2. Mengurus dan melayani jumlah harga yang harus dibayarkan pasien dalam
membeli obat (kasir).
Tanggungjawab dan wewenang :
Bertanggungjawab kepada pemimpin apotek atas segala kebenaran tugas yang
diselesaikannya. Berwenang menjaga stabilitas keuangan apotek sesuai petunjuk dan
atau instruksi pimpinan apotek.
Catatan :
Semua karyawan apotek berkewajiban menjaga kebersihan lingkungan apotek
termasuk dalam penimbuangan sampah pada tempat yang telah disediakan.

Apotek “Purple Farma” memiliki konsep dan berorientasi pada “Patient Oriented”
yang mengacu pada “Pharmaceutical Care” dimana dalam memberikan pelayanan
berpedoman pada Standard Operating Procedure (SOP) serta alur yang disahkan .
Berikut ini Standard Operating Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan pada saat rapat
dengan seluruh karyawan :
Standar Operating Procedure (SOP)
1. SOP bidang pelayanan
a. SOP Pelayanan OTC
1) Pasien datang,
2) Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa yang
dibutuhkan,
3) Tanyakan lebih dahulu keluhan atau penyakit yang diderita pasien, kemudian
bantu pasien untuk mendapatkan obat yang tepat,
4) Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga,
5) Bila sudah terjadi persetujuan, ambilkan obat yang diminta pasien sesuai dengan
permintaan meliputi : nama obat dan jumlah obat,
6) Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi
dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan dan
efek samping obat yang mungkin timbul setelah penggunaan obat, dan jika
diperlukan pengatasan pertama terhadap efek samping yang ditimbulkan.
7) Ucapkan terima kasih dan semoga lekas sembuh kepada pasien.
b. SOP Pelayanan OWA ( Khusus Apoteker )
1) Pasien datang,
2) Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa yang
dibutuhkan,
3) Tanyakan pada pasien apa keluhan yang dialamlinya dan gejala penyakitnya,
4) Tanyakan pada pasien apakah sebelumnya pernah menggunakan obat tertentu dan
bagaimana hasilnya (kondisi membaik atau bertambah parah),
5) Bila pasien telah menggunakan obat sebelumnya dan hasilnya tidak memuaskan
maka pilihkan obat lain yang sesuai dengan kondisi pasien, begitu juga untuk
pasien yang sama sekali belum pernah minum obat,
6) Menghitung harga dan minta persetujuan terhada nominal harga,
7) Setelah pasien setuju dengan harga obat, ambilkan obat diatas,
8) Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi :
dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan dan
efek samping obat yang mungkin timbul setelah penggunaan obat dan dan jika
diperlukan pengatasan pertama terhadap efek samping yang ditimbulkan,
9) Ucapkan terima kasih dan semoga lekas sembuh kepada pasien.
10) Catat nama pasien, alamat, no telp pasien, nama dan jumlah obat yang diserahkan.
11) Buat catatan khusus tentang pasien yang nantinya sebagai patien data record.
c. SOP Pelayanan Resep
1) menerima resep pasien,
2) Lakukan skrining resep meliputi adsministrasi, pharmaceutical dan klinik yang
mana ini dilakukan oleh Apoteker,
3) Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga,
4) Pasien diberi no antrian,
5) Tulis no struk (print out) pada resep dan satukan resep dengan printout
6) Cocokkan nama, jumlah dan kekuatan obat dalam resep denga print out,
7) Siapkan obat sesuai dengan resep,
8) Jika obat racikan maka patuhi SOP meracik,
9) Buat etiket dan cocokkan dengan resep,
10) Teliti kembali resep sebelum diserahkan pada pasien termasuk salinan resep dan
kuitansi (jika diminta oleh pasien),
11) Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi
dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan dan
efek samping obat yang mungkin timbul setelah penggunaan obat dan jika
diperlukan pengatasan pertama terhadap efek samping yang ditimbulkan. Ini
dilakukan oleh Apoteker,
12) Ucapkan terima kasih dan semoga lekas sembuh kepada pasien.
13) Catat nama pasien, alamat dan no telp pasien.
14) Buat catatan khusus tentang pasien.
d. SOP Meracik Obat
1) Siapkan alat yang akan digunakan dan bersihkan meja untuk meracik
2) Buatlah instruksi meracik meliputi : no resep, nama pasian, jumlah dan cara
mencampur.
3) Siapkan etiket dan wadah obat sertakan bersam obat dan instruksinya untuk
diracik.
4) Cucilah tangan bila perlu gunakan sarung tangan, masker.
5) Siapkan bat sesuai resep dan ccocokkan dengan yang tertera pada struknya
6) Jika ada bahan yang harus ditimbang makapersiapkan lebih dahulu.
7) Bacalah instruksi meracik dengan seksama dan lakukanlah hatihati.
8) Pastikan hasil racikan sesuai dengan instruksinya.
9) Masukkan dalam wadah yang telah disediakan dan beri etiket, kemudian serahkan
pada petugas lain untuk diperiksa dan diserahkan.
10) Bersihkan peralatan dan meja meracik setelah selesai.
11) Cucilah tangan sampai bersih.
e. SOP Menimbang
1) Bersihkan timbangan,
2) Setarakan timbangan terlebih dahulu sebelum mulai menimbang
3) Ambil bahan‐bahan sesuai dengan permintaan resep,
4) Ambil anak timbangan sesuai berat yang diminta dan letakkan pada ring
timbangan sebelah kiri (timbangan dalam keadaan off),
5) Bahan baku yang dikehendaki diletakkan secukupnya pada piring timbangan
sebelah kanan,
6) Buka dan on kan timbangan kemudian dilihat apakah timbangna sudah seimbang
atau belum,
7) Bahan ditambah atau dikurangi sampai diperoleh timbangan yang seimbang yang
ditunjukkan ole letak jarum pada posisi nol,
8) Ambil bahan yang sudah ditimbang kemudian diberi nama sesuai nama yang
tertera pada botol persediaan bahan,
9) Cek ulang anak timbangan apakah berat yang diminta sesuai dengan resep
kemudian dikembalikan ketempatnya,
10) Cek ulang apakah bahan yang diambi sudah sesuai dengan resep kemudian
dikembalikan ketempatnya.
f. SOP Konseling OTC
1) menanyakan keluhan pasien dan mengapa menggunakan obat tersebut dan sudah
berapa lama pasien mengalami keluhan tersebut,
2) menanyakan bagaiman kondisi pasien setelah menggunakan obat tersebut
3) apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan memberikan efek
seperti yang diharapkan maka obat boleh diberikan,
4) apabila obat yang diminta tidak sesuai dengan kondisi pasien maka pasien
dipilihkan obat yang tepat untuk kondisinya,
5) menanyakan tentang bagaiman pasien menggunakan obat tersebut, bila ada yang
kurang atau salah maka farmasis wajib membenarkan dan melengkapinya,
g. SOP Konseling OWA
1) Menanyakan keluhan pasien sehingga pasien menggunakan obat tersebut dan
sudah berapa lama pasien mengalami gejala tersebut,
2) Cocokkan kondisi pasien dengan obat yang diminta, bila obat kurang sesuai untuk
pasein maka rekomendasikan obat yang tepat untuk pasien,
3) Menanyakan tentang bagaimana pasien menggunakan obta tersebut meliputi
dosis, frekuensi, durasi,dan cara penggunaan; bila ada yang kurang atau salah mak
farmasis wajib membenarkan dan melengkapinya,
4) Menanyakan bagaimana kondisi pasien setelah menggunakan obat tersebut,
5) Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan memberikan efek
seperti yang diharapkan maka obat boleh diberikan, Apabila kondisi pasien tidak
membaik atau semakin memburuk makan sebaiknya dirujuk ke dokter,
6) Informasikan kepada pasien bahwa pasien diperbolehkan konsultasi dengan
apoteker untuk berdiskusi tentang terapi yang dijalani pasien.
h. SOP Konseling resep
1) Obat diserahkan pada pasien sekaligus dicocokkan dengan data pasien,
2) Mencocokkan obat dengan kondisi pasien dengan cara menanyakan pada pasien
tentang keluhan yang dialaminya,
3) Memberitahukan pada pasien tentang obat yang diberikan dan tujuan penggunaan
obat tersebut,
4) Memberikan innformasi pada pasien tentang aturan penggunaan obat (dosis,
frekuensi, durasi, cara penggunaan),
5) Menanyakan kembali tentang semua informasi yang telah disampaikan untuk
memastikan bahwa pasien telah paham dan mengerti tentang aturan penggunaan
obat,
6) Memberitahukan pada pasien tentang ESO obat yang mungkin terjadi dan cara
penanganan yang mungkin bisa dilakukan oleh pasien terhadap efek samping
yang terjadi,
7) Menyarankan pasien untuk pergi ke dokter bila dirasa ESO cukup berat dan
mengganggu,
8) Informasikan pada pasien tentang hal apa saja yang perlu dihindari atau yang
perlu dilakukan untuk menunjang keberhasilan riset,
9) Ucapkan terima kasih dan semoga lekas sembuh pada pasien,
10) Catat nama pasien dan no telp pasein,
11) Buat catatan khusus tentang pasien sebagai.
i. SOP Penerimaan dan Penyimpanan Barang
1) Saat barang datang dari PBF,
2) Cek kesesuaian antara SP dengan faktur dan barangnya (kecocokan tentang nama
barang, bentuk, jumlah sediaan, no batch dan tanggal ED),
3) Cek kondisi barang (rusak, pecah, tersegel atau tidak),
4) Faktur ditandatangani oleh apoteker atau asisten apoteker dilengkapi dengan no
SIK/SIA/NIP seta dibubuhi stempel apotek,
5) Faktur diambi 1 lembar untuk arsip apotek,
6) Serahkan faktur kapada bagian adsministrasi untuk diedit di komputer,
7) Cocokan harga yang sudah ada di computer dengan harga yang tertera pada faktur
baru, apakah ada kenaikan atau tidak,
8) Tandatangani faktur yang telah diedit di komputer,
9) Hargai barang‐barang/obat bebas dan letakkan sesuai dengan spesifikasinya.
Untuk obat keras langsung disimpan dalam almari sesuai dengan efek
farmakologinya atau berasarkan abjad, Arsip faktur sesuai dengan nama PBF
masing‐masing.
2. SOP bidang keuangan
a. SOP uang masuk dari umum
1) Kasir melakukan rekap kalkulasi pendapatan pada tiap shiftnya.
2) Kasir menyerahkan pendapatan tiap shift kepada petugas keuangan dengan
menandatangani berita acara penyerahan bersama dengan petugas keuangan.
3) Petugas keuangan melakukan pencatatan pada buku kas, untuk kemudian
melakukan penyimpanan uang pendapatan sesuai tanggung jawabnya.
b. SOP inkaso
1) Collector atau salesman minimal seminggu sebelum jatuh tempo harus sudah
menitipkan faktur tagihannya kepada petugas keuangan.
2) Petugas keuangan berdasarkan faktur tagihan yang sudah dititipkan melakukan
kalkulasi terhadap jumlah tagihan.
3) Petugas keuangan melaporkan total tagihan maksimal sehari sebelum hari inkaso
kepada APA disertai informasi yang dibutuhkan.
4) Petugas keuangan meminta persetujuan APA untuk melakukan penarikan
tabungan yang akan digunakan untuk inkaso.
5) Petugas keuangan membayar tagihan inkaso setiap hari kamis kepada supplier di
tempatnya sesuai yang dilaporkan.
6) Petugas keuangan membuat bukti pembayaran (kuitansi) yang ditandatangani oleh
collector atau salesman sebagai tanda LUNAS.
7) Petugas keuangan melakukan rekap pelunasan tagihan dan melaporkannya kepada
APA.
Catatan:
Dalam keadaan tertentu dimana harus membayar tagihan diluar yang dilaporkan,
dapat dilakukan dengan persetujuan APA.
c. SOP uang keluar (Operasional)
 Petugas dapat menjamin kebenaran pengeluaran uang dengan adanya bukti seperti
nota, kuitansi, serta bukti lainnya.
 Kasir berhak melakukan pembayaran operasional tanpa harus dengan persetujuan
petugas keuangan atau APA selama ada bukti yang jelas dengan nominal kurang
dari Rp. 10.000 setiap shiftnya.
 Petugas keuangan melakukan pembayaran operasional atas persetujuan APA
dengan terlebih dahulu memberikan informasi serta data yang jelas.
 Petugas keuangan melakukan rekapitulasi pengeluaran biaya pada buku kas.
d. SOP peminjaman uang
1) SDM yang hendak melakukan peminjaman uang mengajukan permohonan kepada
petugas keuangan.
2) Petugas keuangan meminta persetujuan APA disertai dengan bukti kuitansi
piutang.
3. SOP bidang Administrasi
a. SOP pelaporan Narkotika dan Psikotropika
1) Apoteker melakukan pencatatan terhadap penerimaan narkotika dan psikotropika
pada kartu stock untuk kemudian memberi tanda NKT (merah)/PSKT (biru) pada
faktur.
2) Apoteker memberikan tanda garis merah untuk resep Narkotika dan biru untuk
resep Psikotropika setiap hari dan melakukan pencatatan terhadap pengeluaran
obat-obat tersebut.
3) Apoteker melakukan rekap dan membuat laporan bulanan sebelum tanggal 5
bulan berikutnya.
4) Apoteker wajib melaporkannya kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten.
b. SOP pelaporan rugi laba dan neraca
1) Petugas keuangan melaporkan laporan rugi laba dan neraca setiap bulan kepada
APA.
2) Petugas keuangan meminta pengesahan laporan rugi laba dan neraca kepada APA.
c. Ketentuan pengarsipan resep
Petugas yang bertanggungjawab melakukan pengarsipan resep dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Resep yang telah diverifikasi dibendel urut tanggal dan nomor resep,
dilaksanakan setiap bulan.
2) Resep umum non dibendel setiap hari urut nomor resep.
3) Pisahkan resep yang mengandung psikotropik maupun narkotik dalam bendelan
tersendiri.
d. Ketentuan pengarsipan faktur barang datang
Salah satu copy faktur barang yang telah dicatat pada kartu stock diarsip dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Kelompokkan faktur barang datang sesuai dengan nama supplier nya.
2) Urutkan berdasarkan abjad supplier, dan urut tanggal faktur.
3) Arsipkan setiap hari dan dibendel setiap bulannya.
Satu copy faktur diserahkan pada bagian keuangan untuk crosscheck saat titip faktur.
Faktur yang telah lunas diarsip dengan ketentuan sebagai berikut:
 Kelompokkan faktur sesuai nama supplier-nya.
 Urutkan berdasarkan abjad supplier dan urut tanggal faktur.
 Lakukan pengarsipan setiap selesai inkaso dan dibendel setiap bulannya
e. Ketentuan pencatatan kartu stock
1) Petugas yang bertanggungjawab melakukan pencatatan barang masuk dengan
berdasarkan faktur barang yang diterima dan lakukan setiap hari.
2) Petugas melakukan pencatatan barang keluar berdasarkan nota penjualan, resep
umum yang masuk dan dilakukan setiap hari
f. Ketentuan pencatatan OWA
Apoteker melakukan pencatatan OWA pada buku OWA berdasarkan nota penjualan
dan dilakukan setiap hari
g. Ketentuan penomoran dan pengarsipan surat keluar
1) Surat keluar dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu : Laporan, Undangan,
Pengumuman/Pemberitahuan
2) Ketentuan penomoran surat keluar adalah sebagai berikut:
No: …./APT. (Kategori surat)/Bulan/Tahun
Surat keluar dibendel dalam arsip tersendiri.
h. Ketentuan pengarsipan surat masuk
Surat masuk setelah dibaca oleh yang berwenang diarsip berdasarkan kategori surat
dan tanggal surat masuk.

Tujuan dari pembuatan SOP ini adalah :


a. Sebagai pedoman praktek apoteker dalam menjalankan profesi
b. Untuk melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak professional
c. Melindungi profesi dalam menjalankan praktek kefarmasian
Manfaat dari pembuatan SOP ini adalah :
a. Memastikan bahwa praktek yang lebih baik dapat tercapai setiap saat
b. Adanya pembagian tugas dan wewenang
c. Memberikan panduan untuk tenaga kesehatan lain yang bekerja di apotek
d. Dapat digunakan untuk melatih staff yang baru
e. Membantu proses audit dan atau investigasi

Struktur organisasi di apotek “Purple Farma” adalah sebagai berikut :

Apoteker Pengelola Apotek

Apoteker Pendamping

Asisten Apoteker Akuntan


VII. SARANA DAN PRASARANA APOTEK
1. Bangunan
a. Tanah dan bangunan milik sendiri
b. Luas bangunan 15x12 m2
2. Ruangan
a. Ruang konseling dan ruang kerja apoteker
b. Ruang tunggu pasien
c. Ruang peracikan obat
d. Ruang penerimaan dan penyerahan resep
e. Tempat cuci alat dan kamar mandi
3. Fasilitas
a. Sumber air
b. Almari pendingin untuk tempat soft drink
c. Sumber penerangan
d. Ventilasi
e. Tempat sampah
f. Papan nama APA
g. Billboard nama apotek
h. Pemadam api
4. Perlengkapan kerja
a. Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan
 Gelas ukur 100 ml dan 5 ml
 Labu erlenmeyer
 Beker glass
 Literan plastik 1 dan 2 liter
 Corong
 Timbangan dan anak timbangan (g/mg)
 Termometer
 Sudip
 Mortir dan stamper
 Batang pengaduk
 Dispenser
 Rak tempat pengeringan alat
b. Wadah
 Kertas puyer
 Streples
 Etiket(biru dan putih)
 Wadah pengemas, dan pembungkus untuk penyerahan obat (tas plastik)
 Plastik klip
 Pot salep
c. Tempat penyimpanan
 Lemari/rak obat
 Lemari narkotik lemari psikotropik
 Lemari pendingin
 Botol berbagai ukuran
 Pot plastik berbagai ukuran

d. Perlengkapan administrasi
Blanko pesanan obat, Blanko faktur penjualan, Blanko nota penjualan, Blanko
salinan resep, Blanko laporan narkotik dan psikotropik, Buku catatan pembelian,
Buku catatan penjualan, Buku catatan keuangan, Buku catatan narkotik dan
psikotropik, Buku catatan racun dan bahan berbahaya, Kartu stok obat, Buku
pencatatan ED masing-masing obat, Kwitansi, Alat-alat kertas dan nota.
e. Kelengkapan buku pedoman
a) Buku standar yang wajib
Farmakope Indonesia Edisi terakhir dan buku peraturan Undang-Undang.
b) Buku lainnya
Buku MIMS / ISO petunjuk konsultasi edisi terbaru.
f. Perbekalan farmasi yang diperlukan
Obat keras ( obat dengan resep OWA), Obat bebas (OTC) dan bebas terbatas, alat
kesehatan : masker, verban, sarung tangan, termometer, alkes steril, perbekalan
rumah sakit, dan perlengkapan bayi.

VIII. PERENCANAAN PENGADAAN OBAT DI APOTEK


Perencanaan pengadaan obat di apotek “Purple Farma” menggunakan metode
Epidemiologi yaitu mengacu pada profil 10 besar penyakit yang ada di daerah sekitar
apotek “Purple Farma”.
Profil 10 besar penyakit yang ada di daerah sekitar apotek “Purple Farma” :
No Nama Penyakit Jumlah Pasien
1. ISPA 425
2. Infeksi Kulit 216
3. Arthritis 210
4. Penyakit gusi dan jaringan peroid 205
5. gastritis 183
6. Diare 111
7. Alergi kulit 105
8. Hipertensi 96
9. Myalgia 80
10. Asma 65
Jumlah Total 1696
Keterangan :
Jumlah pasien sudah dihitung 30% dari pasien yang dating ke Puskesmas Kebondalem.
Jumlah penduduk utuk masing-masing desa adalah sebagai berikut :
- Desa Kebondalem
Laki-laki : 12.386 orang
Perempuan : 12.614 orang
Total : 25.000 orang

Tabel. Pola penyakit, Jenis obat, dan Jumlah kebutuhan per Tahun
Lama Jumlah
Jenis Dosis / Jumlah
No Nama Obat Terapi Kebutuhan
Penyakit hari Obat/Terapi
(hari) Obat
1. ISPA Paracetamol 500 mg 3x1 15 6375
GG 100 mg 3x1 15 6375
Amoxicillin 500 mg 3x1 5 hari 15 6375
Vitamin C 50 mg 3x1 15 6375
DMP 3x1 15 6375

2. Infeksi Gentamicin salep 3x 1 tube 216


Oksitetrasiklin 3x 3 hari 1 tube 216
kulit
Tetrasiklin 4x1 12 2592
3. Arthritis Piroxicam 2x1 6 1260
Ibuprofen 3x1 3 hari 9 1890
Kalk 1x1 3 630
4. Penyakit Amoxicillin 500 mg 3x1 9 1845
Asam Mefenamat 3x1 3 hari 9 1845
gusi dan
Dexamethason 3x1 9 1845
jaringan
peroid
5. Gastritis Antasida 3x1 15 2745
Ranitidin 2x1 5 hari 10 1830
CPZ 3x1 15 2745
6. Diare Metronidazol 500 mg 3x1 15 1665
Ekstrak Belladon 10 mg 3x1 5 hari 15 1665
Cotimoxazol 480 mg 2x1 10 1110
Oralit 3x1 15 1665
7. Alergi CTM 4 mg 3x1 9 945
Loratadin 10 mg 1x1 3 hari 3 315
Kulit
Prednison 5 mg 3x1 9 945
8. Hipertensi Captopril 2x1 14 1344
HCT 3x1 7 hari 21 2016
Clonidin 3x1 21 2016
9. Myalgia Antalgin 500 mg 3x1 9 720
Vit B1 100 mg 1x1 3 hari 3 240
Vit B6 1x1 3 240
Vit B12 1x1 3 240
10. Asma Salbutamol 4 mg 3x1 18 1170
Aminofillin 200 mg 3x1 6 hari 18 1170
Prednison 3x1 18 1170
Dexamethason 0,5 mg 3x1 18 1170

Perencanan pengadaan obat di apotek ini berdasarkan metode epidemiologi dan dihitung
dengan analisis VEN. Untuk jumlah pasien yang datang ke Apotek diperkirakan 30% dari
jumlah pasien per penyakit karena ada kompetitor apotek Nusa Farma dan Apotek Isha Farma
serta adanya sarana kesehatan Puskesmas Kebondalem yang sudah ada Apotek di dalamnya
dan adanya sebuah klinik praktek dokter.

Table.Rekapitulasi kebutuhan obat (analisis VEN)


Kelompok Nama obat Jumlah Buffer JKO + Harga Biaya Total
obat kebutuhan stock (BS) BS satuan (Rp)
obat (JKO) (Rp)
Vital Paracetamol 6375 1275 7650 70,29 537718,5
Piroksikam 1260 252 1512 75 113400
GG 100 mg 6375 1275 7650 35 267750
Cotrimoxazol 1110 222 1332 150 199800
Prednisone 2115 423 2538 38,10 96697,8
Captopril 1344 268 1612 70 112840
HCT 2016 403 2419 22 53218
Antasida 2745 549 3294 91,17 300313,98
CTM 945 189 1134 10 11340
Salbutamol 1170 234 1404 88,45 119340
DMP 6375 1275 7650 85 650250
Essensial CPZ 2745 411 3156 110 347160
Amoxicillin 8220 1233 9453 180 1701540
Aminofillin 1170 176 1346 65 87490
Tetrasiklin 2592 389 2981 185,94 554287,14
Gentamicin 216 32 248 1650 409200
salep
Oksitetrasiklin 216 32 248 1675 415400
salep kulit
Metronidazol 1665 250 1915 116,28 222676,2
Ibuprofen 1890 283 2173 160 347680
Kalk 630 94 724 50 36200
As.Mefenamat 1845 267 2112 130 274560
Dexamethason 1845 267 2112 57,45 121334,4
Ranitidine 1830 274 2104 200 420800
Loratadin 315 47 362 200 72400
Clonidin 2016 403 2419 194 469286
Antalgin 720 108 828 120 99360
Non .Ess Vit C 6375 637 7012 50 350600
Oralit 1665 166 1831 350 640850
Vit B1 240 24 264 23,88 6304
Vit B6 240 24 264 18,57 4902,48
Vit B12 240 24 264 12,36 3263,04
Total 9047916,54
Total Rp.9.070.000,-

Keterangan :
Buffer stok dihitung berdasarkan jenis obat Vital, Essensial, dan Non Essensial dimana
masing-masing 20%, 15%, dan 10% dari Jumlah Kebutuhan Obat (JKO).

IX. ASPEK KEUANGAN


1. Modal
Modal Tetap
a. Tanah dan Bangunan
Biaya untuk renovasi dan pengecatan ulang Rp. 17.500.000,-
Pada saat akan dipakai
b. Perlengkapan Apotek
Perlengkapan Fisik, meliputi :
- Counter dari kayu Rp. 4.000.000,-
- Etalase kaca 1,80 x1,0x0,3 m Rp. 800.000,-
- Etalase kaca 1,25x1,0x0,3 m Rp. 1.000.000,-
- Etalase kaca 2,00x1,0x0,3 m Rp. 1.250.000,-
- Etalase kaca 2,50x1,0x0,3 m Rp. 1.550.000,-
- Etalase kaca 3,00x1,0x0,3 m Rp. 2.000.000,-
- Almari narkotik& psikotropik Rp. 550.000,-
- Papan nama Rp. 100.000,-
- Meja peracikan Rp. 1.250.000,-
- Kursi duduk Rp. 1.700.000,-
- Kursi tunggu (panjang) Rp. 2.200.000,-
- Rak bahan baku Rp. 1.200.000,-
- Telepon Rp. 500.000,-
- Lemari es Rp. 1.500.000,-
- Komputer IP4+Program Rp. 4.500.000,-
- Priter canon IP41200 Rp. 400.000,-
- Jam dinding+kalender Rp. 30.000,-
- Wastafle Rp. 150.000,-
- Kipas angin Rp. 200.000,-
- TV 21’’ Rp. 1.800.000,-
Jumlah Rp. 26.680.000,-
Perlengkapan Administrasi & biaya perijinan Rp. 2.750.000,-
Perlengkapan Pelayanan Resep & Peracikan Rp. 5.000.000,-
Total Biaya Perlengkapan Rp. 34.430.000,-
Total Modal Tetap Rp. 51.930.000,-
Modal Operasional
a. Obat utuk 10 besar penyakit Rp. 9.070.000,-
b. Obat bebas dan bebas terbatas Rp. 9.000.000,-
c. OWA Rp. 5.000.000,-
d. Alkes Rp. 5.000.000,-
e. Kosmetika Rp. 3.000.000,-
f. Gaji
1 Apoteker Pengelola Apotek Rp. 1.700.000,-
1 Apoteker Pendamping Rp. 1.200.000,-
1 Asisten Apoteker Rp. 500.000,-
1 Akuntan Rp. 500.000,-
Jumlah Rp. 3.900.000,-
Jadi dalam 1 tahun (dikali 12 bulan ) Rp. 46.800.000,-
g. THR Rp. 1.950.000,-
h. Biaya isidental Rp. 100.000,-
Total Modal Operasional Rp. 79.920.000,-
Cadangan modal Rp. 18.150.000,-
Total Modal Rp. 150.000.000,-
2. Rencana Anggaran Pendapatan Tahun 1
Biaya Rutin Per tahun 1
Gaji SDM Rp. 46.800.000,-
THR Rp. 1.950.000,-
Biaya Lain-lain :
Biaya Administrasi Rp. 200.000,-
Biaya Listrik, air dan telepon Rp. 250.000,-
Biaya Penyusutan Rp. 50.000,-
Biaya Pemeliharaan Rp. 50.000,-
Jumlah Biaya lain-lain Rp. 550.000,-
Jumlah biaya lain-lain per tahun (dikali 12 bulan) Rp. 6.600.000,-
Jumlah biaya rutin per tahun Rp. 55.350.000,-
3. Proyeksi Pendapatan Tahun 1
a. Penjualan resep 1 tahun
5 lembar x 28 hari x 12 bulan x Rp. 40.000,- Rp 67.200.000,-
Keuntungan 30%
b. Penjualan OWA
28 hari x 12 bulan x Rp. 300.000,- Rp. 100.800.000,-
Keuntungan 20%
c. Penjualan Obat Bebas dan bebas terbatas
28 hari x 12 bulan x Rp. 550.000,- Rp.184.800.000,-
Keuntungan 15 %
d. Penjualan Kosmetik
28 hari x 12 bulan x Rp. 50.000,- Rp. 16.800.000,-
Keuntungan 10%
e. Penjualan Alat Kesehatan
28 hari x 12 bulan x Rp. 100.000,- Rp. 33.600.000,-
Jumlah Rp. 369.600.000,-

4. Biaya Variabel
a. Pembelian Obat Resep
100/130 x Rp. 67.200.000,- Rp. 51.692.307,69,-
b. Pembelian OWA
100/120 x Rp. 100.800.000,- Rp. 84.000.000,00,-
c. Pembelian Obat Bebas dan Bebas Terbatas
100/115 x Rp. 184.800.000,- Rp.160.695.652,20,-
d. Pembelian Kosmetik
100/110 x Rp. 16.800.000,- Rp. 15.272.727,27,-
Jumlah Rp.311.660.687,2,-
5. Perkiraan Laba Rugi Tahun 1
Proyeksi Pendapatan Tahun 1 Rp. 369.600.000,-
Biaya Variabel Tahun 1 Rp. 299.880.000,-
Laba tahun 1 Rp. 57.939.312,8,-
Rp. 57.939.313,-
6. Perhitungan Pajak Tahun 1, BEP, ROI dan PP
a. Perhitungan pajak
Perhitungan pajak disini menggunakan sistem Norma dimana dihitung dengan
20% dari omzet yang didapat dan kemudian dikurangi dengan Penghasilan Tidak
Kena Pajak (PTKP) yaitu sebesar Rp. 15.840.000,-. Untuk perhitungannya sebagai
berikut :
Penghasilan 1 tahun = Rp. 369.600.000,-
Perhitungan pajak (20% x Rp. 369.600.000,-) Rp. 73.920.000,-
PTKP dimana wajib pajak kawin dg 1 anak :
Wajib Pajak Rp. 15.840.000,-
Suami Rp. 1.320.000,-
Anak (1 anak) Rp. 1.320.000,-
Rp. 18.480.000,-
Penghasilan Kena Pajak – PTKP
Rp. 73.920.000 – Rp 18.480.000,- Rp. 55.080.000,-

Maka pajak terhitung dengan tarif :


5 % x Rp. 50.000.000,- Rp. 2.500.000,-
15 % x Rp. 5.080.000,- Rp. 762.000,-
Pajak yang wajib dibayar per Tahun Rp. 3.262.000,-
Laba bersih = laba kotor – pajak
= Rp. 57.939.313,- – Rp. 3.262.000,- Rp. 54.677.313,-

b. Return Of Invesment (ROI)


lababersih
ROI = x 100 %
mod al
= Rp. 54.677.313,- x 100%
Rp. 150.000.000,-
= 36,45%

c. Break Event Point (BEP)


1
BEP = 1 biaya var iabel x biaya tetap
pendapa tan

= 1 x Rp. 55.350.000,-
1 – Rp. 311.660.687,2,-
Rp. 369.600.000,-
= Rp. 353.082.544,7 per tahun
= Rp. 29.423.545,39 per bulan
= Rp. 1.050.840,9 per hari

d. Pay Back Period (PP)


Pay Back Periode = Modal Awal
Laba bersih
= Rp. 150.000.000,-
Rp. 54.677.313,-
= 2,25 tahun

X. KESIMPULAN
Penyusunan studi kelayakan Apotek PURPLE FARMA telah mengkaji dari
berbagai aspek yang tentunya akan mempengaruhi tumbuh kembangnya. Dengan
mempertimbangkan aspek-aspek tersebut dapat terlihat bahwa Apotek ini memliki
prospek pasar yang bagus, dan diharapkan mampu mencapai tujuan, visi, serta misinya.
Maka dengan adanya berbagai aspek tersebut maka apotek PURPLE FARMA layak
untuk didirikan.

LAMPIRAN

1. LOGO APOTEK
Pintu masuk
T4 majalah KURSI TUNGGU

TV

Etalase obat bebas konseling Tempat penyerahan


kasir
obat
Etalase obat

Meja
apoteker

Etalase Obat

Dibawah Rak
gudang
Meja racik

buku almari

2. RUANG APOTEK narkotik

wastafle Rak Buku Pintu keluar

Kamar Mandi
3. DENAH
PASAR

DOKTER SMA
PERUMAHAN GRIYA
PUSKES 7 MUH
5 MAS
PELUTAN INDAH

SD 06
3 PURPLE
SD 07
42
6 FARMA
1
PERUMAHAN
KEBONDALEM

APOTEK PURPLE FARMA


JL. Cisadane No. 242 Kebondalem Pemalang
Telp (0284) 324769
APA : Eka Santi Nurhayati, S.Farm.,Apt
SIP : No. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Pemalang ,
COPY RESEP
Resep dari dokter :
Resep untuk :
Tanggal ditulisnya R/ :
Tanggal dibuatnya :
Keterangan :
No :
1.Alun- alun pemalang
2. Rumah makan
R/
3. Masjid agung
4. Warung makan
5. Apotek Nusa Farma
6. Apotek Isha Farma
7. sawah

4. COPY RESEP

p.c.c
paraf/tandatangan
cap apotek APA
5. ETIKET

APOTEK PURPLE FARMA


JL. Cisadane No. 242 Kebondalem Pemalang
Telp (0284) 324769
APA : Eka Santi Nurhayati, S.Farm.,Apt
SIP : No. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
No Pemalang,

X Sehari Tablet
Kapsul
bungkus
APOTEK PURPLE FARMA
JL. Cisadane No. 242 Kebondalem Pemalang
Telp (0284) 324769
APA : Eka Santi Nurhayati, S.Farm.,Apt
SIP : No. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
No Pemalang,

Obat Luar

6. LABEL
APOTEK PURPLE FARMA
KOCOK DAHULU
JL. Cisadane No. 242 Kebondalem Pemalang
Telp (0284) 324769
APA : Eka Santi Nurhayati, S.Farm.,Apt
SIP : No. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
SURAT PESANAN
No.
Kepada Yth :
Dengan Hormat,
Mohon dikirimkan kepada kami obat alkes berikut ini :
No Nama Obat/Alkes Jumlah Satuan

7. SURAT PESANAN

Untuk keperluan Apotek Purple Farma


Pemalang,
APA

(Eka Santi N, S.Farm.,Apt)


APOTEK PURPLE FARMA
JL. Cisadane No. 242 Kebondalem Pemalang
Telp (0284) 324769
APA : Eka Santi Nurhayati, S.Farm.,Apt
SIP : No. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
No. Kepada Yth :

No. Jumlah Nama Barang Harga (Rp)

8. NOTA

Total

NOTA
Harga sudah termasuk PPn
Terima kasih atas kepercayaan dan kunjungan Anda
Pemalang,
Paraf karyawan
Cap Apotek
STUDI KELAYAKAN
APOTEK PURPLE FARMA
Jl. Cisadane No. 242 Kebondalem Pemalang
Disusun Oleh :

EKA SANTI NURHAYATI, S.Farm 1108020065

PROGRAM PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2012

Anda mungkin juga menyukai