Aspek Legal Homecare
Aspek Legal Homecare
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah aspek legal dan etik dalam home care ?
2. Bagaimanakah Perizinan dan akreditasi home care?
3. Bagaimanakah etik, moral dalam perawatan mandiri?
4. Bagaimanakah kebijakan home care di Indonesia.?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
membayar biayanya. Beberapa perawat akan menghadapi dilema etis
bila mereka harus memilih antara menaati peraturan atau memenuhi
kebutuhan untuk klien lansia, miskin dan klien yang menderita
penyakit kronik. Perawat harus mengetahui kebijakan tentang
perawatan di rumah untuk melengkapi dokumentasi klinis yang akan
memberikan penggantian biaya yang optimal untuk klien.
Kode etik menurut ANA (1985) menyebutkan bahwa perawat menjaga hak
klien terhadap privasi dengan bijaksana melindungi informasi yang
bersifat rahasia. Kode etik keperawatan indonesia ( PPNI, 2000) yaitu
perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh
yang berwenang sesuai ketentuan hokum yang berlaku (Muhamad Mu’in,
2015).
Beberapa perawat akan menghadapi dilema etis bila mereka harus
memilih antara menaati peraturan atau memenuhi kebutuhan untuk klien
lansia, miskin dan klien yang menderita penyakit kronik. Perawat harus
mengetahui kebijakan tentang perawatan di rumah untuk melengkapi
dokumentasi klinis yang akan memberikan penggantian biaya yang
optimal untuk klien. Didalam praktik juga harus memperhatikan dimensi
politi, etika dan isu-isu seperti akses ke layanan atau alokasi sumber daya,
menajement kasus menjadi semakin pragmatis, serta berbagai tanggapan
dari masyarakat terhadap praktik mandiri (Kristin Bjornsdottir, 2009).
Pasal Krusial Dalam Kepmenkes 1239/2001 Tentang Praktik
Keperawatan :
1. Melakukan asuhan keperawatan meliputi Pengkajian, penetapan
diagnosa keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan dan
evaluasi.
2. Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan atas
permintaan tertulis dokter
3. Dalam melaksanakan kewenangan perawat berkewajiban :
Menghormati hak pasien
Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani.
4
Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Memberikan informasi
Meminta persetujuan tindakan yang dilakukan
Melakukan catatan perawatan dengan baik
4. Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang ,
perawat berwenang melakukan pelayanan kesehatan di luar
kewenangan yang ditujukan untuk penyelamatan jiwa.
5. .Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus
mencantumkan SIPP di ruang praktiknya.
6. .Perawat yang menjalankan praktik perorangan tidak
diperbolehkan memasang papan praktik (sedang dalam proses
amandemen)
7. Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan dalam
bentuk kunjungan rumah.
8. Persyaratan praktik perorangan sekurang-kurangnya memenuhi :
Tempat praktik memenuhi syarat.
Memiliki perlengkapan peralatan dan administrasi
termasuk formulir /buku kunjungan, catatan tindakan dan
formulir rujukan (Fatchulloh, 2015).
5
B. Landasan Hukum :
UU Kes.No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan
daerah
UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik
perawat
Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan
Perkesmas
SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal
perawat.
PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta
C. Perizinan
Perizinan home care diatur dalam Kep. Menkes no 148 tahun 210
tentang izin dan penyelenggaraan parktik perawat.dan permenkes 17/
2013. Perizinan diatur SSI peraturan yang ditetapkan pemerintah pusat
maupun daerah (Fatchulloh, 2015). Perizinan yang menyangkut
operasional pengelolaan pelayanan kesehatan rumah dan praktik yang
dilaksanakan oleh tenaga profesional dan non profesional diatur sesuai
dengan peraturan yang ditetapkan, baik oleh pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah. Persyaratan perizinan :
Berbadan hukum yang ditetapkan di badan kesehatan akte notaris
tentang yayasan di badan kesehatan.
Mengajukan permohonan izin usaha pelayanan kesehatan rumah
kepada Dinas Kesehatan Kota setempat dengan melampirkan:
- Rekomendasi dari organisasi profesi
- Surat keterangan sehat dari dokter yang mempunyai SIP
- Surat pernyataan memiliki tempat praktik
6
- Izin lingkungan
- Izin usaha
- Persyaratan tata ruangan bangunan melipti ruang direktur, ruang
manajemen pelayanan, gudang sarana dan peralatan, sarana
komunikasi, dan sarana transportasi
- Izin persyaratan tenaga meliputi izin praktik profesional dan
sertifikasi pelayanan kesehatan rumah.
Memiliki SIP, SIK dan SIPP.
Perawat dapat melaksankan praktik keperwatan pada saran
pelayanan kesehatan, praktik perorangan dan/atau berkelompok
Perawat yang melaksanakan praktik keperawatan pada sarana
pelayanan kesehatan harus memiliki SIK
Perawat yang praktik perorangan/berkelompok harus memiliki SIPP
Mendapatkan rkomendasi dari PPNI
D. Akreditasi
Standar penilaian akreditasi oleh Komite Joint Commission
International (JCI)merupakan standar penilaian penerapan home care
berfokus pada pasien. Penilaian tersebut meliputi keselamatan pasien,
akses dan asesmen pasien, hak dan tanggung jawab pasien, perawatan
pasien dan kontinuitas pelayanan, manajemen obat pasien, serta
pendidikan pasien dan keluarga. Penilaian kembali terhadap mutu
pelayanan kesehatan yang diterima masyarakat, dilakukan baik oleh
pemerintah atau badan independen yang akan mengendalikan pelayanan
kesehatan rumah. Tujuan proses akreditasi, agar seluruh komponen
pelayanan dapat berfungsi secara optimal, tidak terjadi penyalahgunaan
serta penyimpangan. Komponen evaluasi meliputi:
Pelayanan masyarakat
Organisasi dan admnistrasi
Program
Staf/personal
Evaluasi
7
Rencana yang akan datang
1. Membedakan apa yang baik dengan yang buruk , nilai benar dan salah,
yang layak dan tidak layak
2. Hak dan kewajiban moral (akhlak) , nilai yang berhubungan dengan
akhlak.
3. Etik & moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan
prinsip - prinsip yang menjadi penuntun dalam berperilaku serta
membuat keputusan untuk melindungi hak – hak klien.
8
B. Pendekatan Perilaku Etis Profesional :
Pendekatan Prinsip:
Sebaiknya mengarah langsung untuk bertindak sebagai
penghargaan terhadap kapasitas otonomi setiap orang
Menghindari berbuat suatu kesalahan
Bersedia dengan murah hati memberikan sesuatu yang
bermanfaat dengan segala konsekuensinya
Keadilan; menjelaskan tentang manfaat, resiko yang dihadapi
Pendekatan Berdasar Asuhan :
Berpusat pada hubungan dalam asuhan
Meningkatkan penghormatan/ penghargaan martabat klien
sebagai manusia
Mau mendengarkan dan mengolah saran dari orang lain sebagai
tanggung jawab professional
Mengingat kembali arti tanggung jawab moral yang meliputi
kebajikan seperti: kebaikan, kepedulian, empati, peran kasih
sayang dan menerima kenyataan
9
Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus mencantumkan
SIPP diruang prakteknya. Perawat yang menjalankan praktek perorangan
tidak diperbolehkan memasang papan praktek.
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa home care
merupakan bagian integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh
perawat dengan tujuan untuk membantu individu dan keluarga untuk
mencapai kemandirian. Dalam melaksanakan praktik home care, seorang
perawat harus memperhatikan aspek legal, etik yang ada agar praktik
berjalan dengan lancar tanpa adanya permaslahan baik dari masyarkat atau
tim penegak hukum.
3.2. Saran
Seorang perawat sudah seharusnya mempertimbangkan aspek legal etik
dalam praktik home care sehingga tidak akan ada lagi kejadian malpraktik
yang dapat merugikan pihak masyarakat. Disamping itu perawat yang taat
terhadap hokum akan terhindar dari jeratan hokum yang dapat merugikan
diri sendiri.
11
12