Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan keperawatan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini


disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
cepat sehingga informasi dengan cepat dapat diakses oleh semua orang.
Perkembangan era globalisasi yang menyebabkan keperawatan di Indonesia
harus menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan di Negara yang telah
berkembang, sosial ekonomi masyarakat semakin meningkat sehingga
masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, tapi dilain
pihak bagi masyarakat ekonomi lemah mereka ingin pelayanan kesehatan
yang murah dan terjangkau, sehingga memerlukan perawatan lebih lama di
rumah sakit.
Lama perawatan di rumah sakit telah menurun secara dramatis dalam
era peningkatan biaya keperawatan kesehatan, potongan anggaran yang besar,
perkembangan teknologi yang cepat, dan pemberian pelayanan yang maju.
Industri perawatan di rumah berkembang menjadi msalah yang kompleks dan
harus diatasi dengan perhatian yang besar bila salah satu tujuannya adalah
memberi hasil yang terbaik bagi setiap individu.
Home care adalah pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien,
individu dan keluarga, direncanakan, dikoordinasikan, dan disediakan oleh
pemberi pelayanan yamg diorganisir untuk member pelayanan di rumah
melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja atau kontrak
(Warola,1980 Dalam Perkembangan Modal Praktek Mandiri Keperawatan di
Rumah yang Disusun oleh PPNI dan DEPKES ). Untuk mengantisipasi
masalah yang mungkin muncul pada praktik home care maka dikeluarkan
aspek regulasi dan etik home care yang akan dibahas dalam makalah ini.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah aspek legal dan etik dalam home care ?
2. Bagaimanakah Perizinan dan akreditasi home care?
3. Bagaimanakah etik, moral dalam perawatan mandiri?
4. Bagaimanakah kebijakan home care di Indonesia.?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Mengetahui legal dan etik dalam home care.
2. Mengetahui perizinan dan akreditasi.
3. Mengetahui etik, moral dalam perawatan mandiri
4. Mengetahui kebijakan home care di Indonesia.

1.4. Manfaat Penulisan


1.4.1. Umum
Pembaca dapat mengetahui mengetahui aspek etik, legal, dan sosial
budaya dalam home care.
1.4.2. Khusus
1. Penulis dapat mengetahui aspek etik, legal, dan sosial budaya
dalam home caredari referensi dalam pembuatan makalah.
2. Melatih kemampuan penulis dalam diskusi dan pembuatan
makalah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Aspek Legal dan Etik dalam Home Care


Perawat professional harus memahami batasan legal yang mempengaruhi
praktik keseharian mereka. Hal ini berhubungan dengan dengan penilaian
yang baik dan menyuarakan pembuatan keputusan yang menjamin asuhan
keperawatn yang aman dan sesuai bagi klien. Pedoman legal yang harus
diikuti perawat dapat diperoleh dari undang-undang, hokum pengaturan, dan
hukum adat ( Potter & Perry, 2005).
Seorang perawat dikatakan legal dalam menjalankan praktik home care
apabila telah memiliki lisensi dan surat ijin praktik perawat (SIPP). Praktik
mandiri perawat dapat dilakukan melalui kolaborasi dengan tenaga kesehtan
lain dalam memberikan asuhan keperawatan (Fatchulloh, 2015).
Isu legal yang paling controversial dalam praktik perawatan di rumah
antara lain mencangkup hal-hal sebagai berikut :
1. Resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan prosedur dengan teknik
yang tinggi, seperti pemberian pengobatan dan transfusi darah melalui
IV di rumah. Aspek legal dari pendidikan yang diberikan pada klien
seperti pertanggungjawaban terhadap kesalahan yang dilakukan oleh
anggota keluarga karena kesalahan informasi dari perawat.
Pelaksanaan peraturan medicare atau peraturan pemerintah lainnya
tentang perawatan dirumah.
2. Aspek legal dari pendidikan yang diberikan pada klien seperti
pertanggungjawaban terhadap kesalahan yang dilakukan oleh anggota
keluarga karena kesalahan informasi dari perawat.
3. Alasan biaya yang sangat terpisah dan terbatas untuk perawatan di
rumah, maka perawat yang memberi perawatan di rumah harus
menentukan apakah pelayanan akan diberikan jika ada resiko
penggantian biaya yang tidak adekuat. Seringkali, tunjangan dari
medicare telah habis masa berlakunya sedangkan klien membutuhkan
perawatan yang terus-menerus tetapi tidak ingin atau tidak mampu

3
membayar biayanya. Beberapa perawat akan menghadapi dilema etis
bila mereka harus memilih antara menaati peraturan atau memenuhi
kebutuhan untuk klien lansia, miskin dan klien yang menderita
penyakit kronik. Perawat harus mengetahui kebijakan tentang
perawatan di rumah untuk melengkapi dokumentasi klinis yang akan
memberikan penggantian biaya yang optimal untuk klien.
Kode etik menurut ANA (1985) menyebutkan bahwa perawat menjaga hak
klien terhadap privasi dengan bijaksana melindungi informasi yang
bersifat rahasia. Kode etik keperawatan indonesia ( PPNI, 2000) yaitu
perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh
yang berwenang sesuai ketentuan hokum yang berlaku (Muhamad Mu’in,
2015).
Beberapa perawat akan menghadapi dilema etis bila mereka harus
memilih antara menaati peraturan atau memenuhi kebutuhan untuk klien
lansia, miskin dan klien yang menderita penyakit kronik. Perawat harus
mengetahui kebijakan tentang perawatan di rumah untuk melengkapi
dokumentasi klinis yang akan memberikan penggantian biaya yang
optimal untuk klien. Didalam praktik juga harus memperhatikan dimensi
politi, etika dan isu-isu seperti akses ke layanan atau alokasi sumber daya,
menajement kasus menjadi semakin pragmatis, serta berbagai tanggapan
dari masyarakat terhadap praktik mandiri (Kristin Bjornsdottir, 2009).
Pasal Krusial Dalam Kepmenkes 1239/2001 Tentang Praktik
Keperawatan :
1. Melakukan asuhan keperawatan meliputi Pengkajian, penetapan
diagnosa keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan dan
evaluasi.
2. Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan atas
permintaan tertulis dokter
3. Dalam melaksanakan kewenangan perawat berkewajiban :
 Menghormati hak pasien
 Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani.

4
 Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
 Memberikan informasi
 Meminta persetujuan tindakan yang dilakukan
 Melakukan catatan perawatan dengan baik
4. Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang ,
perawat berwenang melakukan pelayanan kesehatan di luar
kewenangan yang ditujukan untuk penyelamatan jiwa.
5. .Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus
mencantumkan SIPP di ruang praktiknya.
6. .Perawat yang menjalankan praktik perorangan tidak
diperbolehkan memasang papan praktik (sedang dalam proses
amandemen)
7. Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan dalam
bentuk kunjungan rumah.
8. Persyaratan praktik perorangan sekurang-kurangnya memenuhi :
 Tempat praktik memenuhi syarat.
 Memiliki perlengkapan peralatan dan administrasi
termasuk formulir /buku kunjungan, catatan tindakan dan
formulir rujukan (Fatchulloh, 2015).

2.2 Perizinan dan akreditasi home care


A. Fungsi Hukum dalam Praktik Perawat .
 Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan
mana yang sesuai dengan hukum.
 Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain.
 Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan
keperawatan mandiri.
 Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan
meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum.

5
B. Landasan Hukum :
 UU Kes.No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
 PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan
daerah
 UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
 UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
 Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik
perawat
 Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
 Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan
Perkesmas
 SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal
perawat.
 PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
 Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta

C. Perizinan
Perizinan home care diatur dalam Kep. Menkes no 148 tahun 210
tentang izin dan penyelenggaraan parktik perawat.dan permenkes 17/
2013. Perizinan diatur SSI peraturan yang ditetapkan pemerintah pusat
maupun daerah (Fatchulloh, 2015). Perizinan yang menyangkut
operasional pengelolaan pelayanan kesehatan rumah dan praktik yang
dilaksanakan oleh tenaga profesional dan non profesional diatur sesuai
dengan peraturan yang ditetapkan, baik oleh pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah. Persyaratan perizinan :
 Berbadan hukum yang ditetapkan di badan kesehatan akte notaris
tentang yayasan di badan kesehatan.
 Mengajukan permohonan izin usaha pelayanan kesehatan rumah
kepada Dinas Kesehatan Kota setempat dengan melampirkan:
- Rekomendasi dari organisasi profesi
- Surat keterangan sehat dari dokter yang mempunyai SIP
- Surat pernyataan memiliki tempat praktik

6
- Izin lingkungan
- Izin usaha
- Persyaratan tata ruangan bangunan melipti ruang direktur, ruang
manajemen pelayanan, gudang sarana dan peralatan, sarana
komunikasi, dan sarana transportasi
- Izin persyaratan tenaga meliputi izin praktik profesional dan
sertifikasi pelayanan kesehatan rumah.
 Memiliki SIP, SIK dan SIPP.
 Perawat dapat melaksankan praktik keperwatan pada saran
pelayanan kesehatan, praktik perorangan dan/atau berkelompok
 Perawat yang melaksanakan praktik keperawatan pada sarana
pelayanan kesehatan harus memiliki SIK
 Perawat yang praktik perorangan/berkelompok harus memiliki SIPP
 Mendapatkan rkomendasi dari PPNI

D. Akreditasi
Standar penilaian akreditasi oleh Komite Joint Commission
International (JCI)merupakan standar penilaian penerapan home care
berfokus pada pasien. Penilaian tersebut meliputi keselamatan pasien,
akses dan asesmen pasien, hak dan tanggung jawab pasien, perawatan
pasien dan kontinuitas pelayanan, manajemen obat pasien, serta
pendidikan pasien dan keluarga. Penilaian kembali terhadap mutu
pelayanan kesehatan yang diterima masyarakat, dilakukan baik oleh
pemerintah atau badan independen yang akan mengendalikan pelayanan
kesehatan rumah. Tujuan proses akreditasi, agar seluruh komponen
pelayanan dapat berfungsi secara optimal, tidak terjadi penyalahgunaan
serta penyimpangan. Komponen evaluasi meliputi:
 Pelayanan masyarakat
 Organisasi dan admnistrasi
 Program
 Staf/personal
 Evaluasi

7
 Rencana yang akan datang

Perawat yang memiliki peran advokasi bertanggung jawab


dalammempertahankan keamanan pasien, mencegah terjadinya kecelakaan
danmelindungi pasien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan.
Penerapanpendidikan bagi pasien dan keluarga perawat dapat memberikan
informasitambahan untuk pasien yang sedang berusaha memutuskan suatu
masalah,memberikan pendidikan kesehatan yang menunjang kesehatan
pasien. Hal – haltersebut diatas dapat ditunjang dengan pengetahuan perawat
terkait penerapan danpelaksanaan pendidikan pada pasien dak keluarga di
unit pelayanan home care (Fertin Mulyanasari, 2014).

2.3. Etik Moral Dalam Perawatan Mandiri

1. Membedakan apa yang baik dengan yang buruk , nilai benar dan salah,
yang layak dan tidak layak
2. Hak dan kewajiban moral (akhlak) , nilai yang berhubungan dengan
akhlak.
3. Etik & moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan
prinsip - prinsip yang menjadi penuntun dalam berperilaku serta
membuat keputusan untuk melindungi hak – hak klien.

A. Perawat dalam melaksanakan praktik berwenang untuk:


 Melaksanakan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian,
penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, melaksanakan
tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan
 Tindakan keperawatan sebagaiaman dimaksud ayat (1) meliputi:
terapi keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan
konseling kesehatan
 Tindakan medik sesuai permintaan tertulis dari dokter
 Pelaporan Dan Registrasi
 Perawat harus melaporakan dan diregistrasi terlebih dahulu
untuk mendapatkan SIP

8
B. Pendekatan Perilaku Etis Profesional :
Pendekatan Prinsip:
 Sebaiknya mengarah langsung untuk bertindak sebagai
penghargaan terhadap kapasitas otonomi setiap orang
 Menghindari berbuat suatu kesalahan
 Bersedia dengan murah hati memberikan sesuatu yang
bermanfaat dengan segala konsekuensinya
 Keadilan; menjelaskan tentang manfaat, resiko yang dihadapi
Pendekatan Berdasar Asuhan :
 Berpusat pada hubungan dalam asuhan
 Meningkatkan penghormatan/ penghargaan martabat klien
sebagai manusia
 Mau mendengarkan dan mengolah saran dari orang lain sebagai
tanggung jawab professional
 Mengingat kembali arti tanggung jawab moral yang meliputi
kebajikan seperti: kebaikan, kepedulian, empati, peran kasih
sayang dan menerima kenyataan

2.4. Kebijakan home care di Indonesia


 Perawat dalam melakukan praktek harus sesuai dengan kewenangan
yang diberikan, berdasarkan pendidikan dan pengalaman serta dalam
memberikan pelayanan berkewajiban mematuhi standar praktek
 Perawat dalam menjalankan praktek harus membantu program
pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
 Perawat dalam menjalankan praktik keperawatan harus senantiasa
meningkatkan mutu pelayanan profesinya, dengan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan
pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, baik diselenggarakan oleh
pemerintah maupun organisasi profesi.
 Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang/pasien, perawat
berwenang untuk melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenanga.
Pelayanan dalam keadaan darurat ditujukan untuk penyelamatan jiwa.

9
 Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus mencantumkan
SIPP diruang prakteknya. Perawat yang menjalankan praktek perorangan
tidak diperbolehkan memasang papan praktek.

Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan keperawatan dalam


bentuk kunjungan rumah. Perawat dalam melakukan asuhan keperawatan dalam
bentuk kunjungan rumah harus membawa perlengkapan perawatan sesuai
kebutuhan (Galuh Forestry Mentari, 2012). persyaratan, yang sesuai dengan
standar perlengkapan asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi
profesi:
1. Memiliki tempat praktik yang memenuhi syarat kesehatan.
2. Memiliki perlengkapan untuk tindakan asuhan.
3. .Keperawatan maupun kunjungan rumah.
4. Memiliki perlengkapan administrasi yang meliputi buku catatan
kunjungan, formulir catatan tindakan asuhan keperawatan, serta
formulir rujukan.

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa home care
merupakan bagian integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh
perawat dengan tujuan untuk membantu individu dan keluarga untuk
mencapai kemandirian. Dalam melaksanakan praktik home care, seorang
perawat harus memperhatikan aspek legal, etik yang ada agar praktik
berjalan dengan lancar tanpa adanya permaslahan baik dari masyarkat atau
tim penegak hukum.

3.2. Saran
Seorang perawat sudah seharusnya mempertimbangkan aspek legal etik
dalam praktik home care sehingga tidak akan ada lagi kejadian malpraktik
yang dapat merugikan pihak masyarakat. Disamping itu perawat yang taat
terhadap hokum akan terhindar dari jeratan hokum yang dapat merugikan
diri sendiri.

11
12

Anda mungkin juga menyukai