1. Tema:
Greater Ways for Greater Indonesia
BSM meningkatkan kapabilitas secara dinamis melalui
implementasi cara-cara baru yang diyakini akan
meningkatkan pertumbuhan bisnisnya.
2. Cover
a. Photo Utama:
Menggambarkan 2 (dua) anak sekolah (laki-laki
dan perempuan) di persawahan yang subur dengan
pemandangan pegunungan nampak di kejauhan.
Dewan Komisaris
Achmad Marzuki
Komisaris Utama dan Komisaris Independen
Direksi
Yuslam Fauzi
Direktur Utama
46,20%
21,86%
11,42%
11,24%
Pembiayaan Laba Neto
Dana Pihak Aset
Ketiga
- -
2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012
30 29,00 500
418,52
19,34 400
20 290,94
300
200
10
100
- -
2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012
Greater Ways
1
for Greater Better Legacy
Indonesia for Better Indonesia
2010
2 Better Ways
for Better Indonesia
2011
2012
Greater Ways
for Greater Indonesia
“BSM meningkatkan kapabilitas secara dinamis melalui implementasi cara-cara baru yang
diyakini akan meningkatkan pertumbuhan bisnisnya.”
BSM mengimplementasikan cara-cara baru yang diyakini akan meningkatkan pertumbuhan
bisnis BSM, diantaranya adalah new core banking system, new business process, dan
sejumlah proyek Corplan lainnya. Cara-cara baru yang akan meningkatkan pertumbuhan
BSM ini kita sebut dengan Greater Ways.
Sebagai perusahaan anak dari Bank Mandiri yang mayoritas dimiliki oleh negara, BSM
memiliki kesadaran sebagai “cucu” negara yang harus pula berkontribusi bagi tanah air yang
kita cintai. Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSM meyakini bahwa pertumbuhan
BSM akan memberi kontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi bangsa. Dengan demikian,
Greater Ways yang dicanangkan BSM ketika bersinergi dengan pihak lain akan menciptakan
Greater Indonesia di masa depan.
Greater Ways
Ways adalah cara dan jalan. BSM mencanangkan banyak
cara dan jalan yang akan dibangun lebih baik daripada yang
selama ini sudah ditempuh. Ada cara atau jalan yang terkait
dengan paradigma, filosofi, strategi bisnis, operasional bisnis,
struktur organisasi dan pengelolaan pegawai. Inilah yang BSM
maksud dengan greater ways.
G r e a t e r Wa y s
Corporate Plan
Re-engineering IT
Environment
Greater Indonesia
Integrasi kapabilitas dengan Bank Mandiri: IT, Risk Management, Audit, and
Micro Banking.
G r e a t e r Wa y s
New Organization
& Processes
Spirituality at Work
Human Capital
Corporate Social
Responsibility
Central Operation
BSM Fellowship Program: beasiswa anak yatim pegawai BSM yang meninggal
dunia.
4
•
•
Informasi Keuangan Luar Biasa
dan Jarang Terjadi
Komponen Substansi dari
131
131
Pendapatan dan Beban Lain-lain
Greater Ways for Greater 8
Indonesia • Materialitas Peningkatan 131
Pendapatan Usaha
Daftar Isi 14
16
• Dampak Perubahan Harga 131
• Identitas Perusahaan 18 Selama 2 Tahun Terakhir
• Sejarah Singkat 20 • Informasi yang Terjadi setelah 132
Sekilas
• Struktur Organisasi 22 Tanggal Neraca
Tentang
Perusahaan • Kepemilikan Saham Dalam Bank 24 • Metode Perhitungan Bagi Hasil 132
32
• Kinerja Posisi Keuangan 34 • Prospek Usaha Perusahaan 132
• Kinerja Laba Rugi 36
• Aspek Pemasaran 133
Kilas • Corporate Event 42
Kinerja • Kebijakan Dividen 135
• Daftar Penghargaan 44
48
• Realisasi Perolehan dan 135
• Visi dan Misi 50 Penggunaan Dana Hasil
• BSM Shared Values 51 Penawaran Umum
Nilai • Informasi Material Mengenai 135
Perusahaan • Sasaran dan Strategi 54
Ekspansi, Divestasi, Akuisisi,
56
• Laporan Dewan Komisaris 58 dan Restrukturisasi
• Laporan Dewan Pengawas 72 • Informasi Material yang 135
Laporan Syariah Mengandung Benturan
Manajemen • Laporan Direksi 76 Kepentingan
140
• Market Share Dana Pihak Ketiga 93 • Dasar dan Penerapan GCG 142
Prospek Usaha
• Market Share Pembiayaan 94 • Kelengkapan Kebijakan Dan 144
96
Tata Kelola Manual GCG
• Pendanaan 98 Perusahaan • Hasil Penilaian Implementasi 144
• Pembiayaan 105 GCG Tahun 2012
Tinjauan
Operasional • Jasa (Fee Based Income) 116 • Mekanisme dan Struktur GCG 147
(per segmen • Rapat Umum Pemegang 149
usaha) Saham
118
• Perkembangan Laporan Posisi 120 • Dewan Komisaris 150
Keuangan
• Dewan Pengawas Syariah 164
Tinjauan • Laba Rugi Komprehensif 124
• Direksi 169
Keuangan • Laporan Arus Kas 126
• Komite-komite 179
• Rasio Keuangan Utama 127
• Corporate Secretary 188
• Rasio Penyisihan Penghapusan 128
Aset Produktif dan Kolektibilitas • Hubungan Keluarga Diantara 191
Anggota Dewan Komisaris,
• Struktur dan Manajemen Modal 129 Direksi atau Pemegang Saham
• Tingkat Kesehatan Bank dan 130 • Assessment Dewan Komisaris 192
Solvabilitas Bank dan Direksi
• Ikatan yang Material untuk 131 • Remunerasi dan Fasilitas Lain 194
Investasi Barang Modal
256
• Profil Karyawan 258
Obligation
• Rekrutmen 259
• Akuntan Perseroan 199
Pengembangan • Organisasi dan Jabatan 259
• Pendapatan Non-Halal Dan 200 Sumber Daya
Penggunaannya Manusia • Sistem Remunerasi 260
• Pengadaan Barang dan Jasa 201 • Penilaian Pegawai 261
• Sistem Prosedur dan Teknologi 202 • Kebijakan Reward dan 261
Informasi Punishment
• Pengembangan GCG 206 • Model Kompetensi BSM 262
• Nilai-Nilai Perusahaan 210 • Pengembangan dan Pelatihan 264
Pegawai
• Etika Bisnis (Code of Conduct) 212
• E-Learning 267
• Whistleblowing System 214
• Implementasi Knowledge 268
270
• Penerapan Kepatuhan BSM 272
Sistem • Piagam Audit Internal 219 Tahun 2012
Pengendalian
• Visi dan Misi Unit Kerja Audit 219 • Indeks Kepatuhan (Compliance 272
Internal Laporan
Intern Index)
Kepatuhan
• Tujuan Unit Kerja Audit Intern 219 • Pengawasan Kepatuhan 273
• Fungsi Unit Kerja Audit Intern 219 (Compliance Supervision)
• Tanggung Jawab Profesi Auditor 220 • Sistem Kepatuhan 274
• Struktur Organisasi Unit Kerja 220 • Monitoring dan Supporting 276
Internal Audit & Anti Fraud • Satuan Kerja Anti Pencucian 278
Division 2012 Uang (APU) dan Pencegahan
• Sertifikasi Profesi dan 221 Pendanaan Terorisme (PPT)
280
Pengembangan SDM Auditor • Pejabat Eksekutif 282
• Pelaksanaan Kegiatan Unit 221
Kerja Audit Intern Data • Jaringan Kantor 286
• Kegiatan Pemantauan 224 Perusahaan
dan Tindakan Koreksi
Penyimpangan
Laporan Keuangan beserta 300
• Riwayat Singkat Kepala Satuan 224 Laporan Auditor Independen
Kerja Audit Internal
226
• Kerangka Kerja Manajemen 228
Risiko
Manajemen • Penerapan Manajemen Risiko 231
Risiko • Profil Risiko 234
• Rencana Pengembangan 235
Sistem Manajemen Risiko
Nama
Identitas PT Bank Syariah Mandiri
Perusahaan
Alamat
Wisma Mandiri I Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta
10340 – Indonesia
Telepon
(62-21) 2300 509, 3983 9000 (hunting)
Call Center
BSM Call 14040
(021) 2953 4040
Faksimili
(62-21) 3983 2989.
Website
www.syariahmandiri.co.id
Email
dkh@syariahmandiri.co.id
Media Sosial
Bank Syariah Mandiri
@syariahmandiri
Tanggal Berdiri
25 Oktober 1999
Mulai Beroperasi
Sejak 1 November 1999
Modal Dasar
Rp2.500.000.000.000 ,-
Modal Disetor
Rp1.458.243.565.000,-
Ekuitas
Rp4.180.690.176.525,-
Jaringan ATM
Total ATM sebanyak 109.686 jaringan meliputi:
• ATM Syariah Mandiri,
• ATM Mandiri,
• ATM BERSAMA,
• ATM Prima, dan
• Malaysia Electronic Payment System
(MEPS).
Jumlah Pegawai
15.999 orang
Pemeringkatan
AA+ (idn), Pefindo 2012
Sejarah
K
risis multi-dimensi yang melanda Indonesia pada tahun
1997-1998 membawa hikmah tersendiri bagi tonggak
sejarah sistem perbankan syariah di Indonesia. Disaat
Singkat bank-bank konvensional terkena imbas dari krisis ekonomi,
saat itulah berkembang pemikiran mengenai suatu konsep
yang dapat menyelamatkan perekonomian dari ancaman krisis
yang berkepanjangan.
Struktur
Organisasi
Komaruddin Hidayat
M. Syafii Antonio
Mohamad Hidayat
Financing
Pawning (PWD)
Recovery (FRD) Treasury & International
Banking (TID)
Dadang Hernawan
Jefry Prayana
Tutuy Guntara
Operation (OPD)
Alternate Channel (ALD)
Network (NWD)
Retail Customer
Management (RCD) Procurement & Services
Firman Jatnika
(PSD)
Dewa Bagus Ivan Baruna
Subki Matsyah
Remittance
Business & Region I-V Corporate
Transfer (RBD) Secretary (CSD)
Branchs
Audit
Committee
President
Board of Commissioners Nomination &
Director Remuneration Committee
Achmad Marzuki
Abdillah
Yuslam Fauzi Ramzi A. Zahdi
Tardi
Lilis Kurniasih Risk Monitoring Committee
Putu Rahwidhiyasa
IT Operation (IOD) Human Capital
(HCD)
Learning Center
Accounting (ACD)
(LCD)
Planning
Development
Retail, Micro and Small Risk
& Performance
Assessment (RAD)
Management (PMD)
1. PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. memiliki 99,99999966% saham Bank,
atau sebanyak 291.648.712 lembar saham.
2. PT Mandiri Sekuritas. Memiliki 0,00000034% saham
Bank, atau sebanyak 1 lembar saham.
Lainnya
Alamat: Komplek Ruko Mutiara Faza Blok RD/4 Jl.
Raya Condet No. 27, Jakarta 13760
Notaris: Efran Yuniarto, SH, MKn.
Alamat: Casablanca Mansion GF 10 Jl. Raya
PT Bank Syariah Mandiri merupakan perusahaan tertutup Casablanca Kav.9 Jakarta Selatan
(private company) yang tidak menjual sahamnya kepada Notaris: Ati Mulyati, SH, MKn
publik, sehingga tidak tersedia informasi kronologis Alamat: Jl. Setia Budi Selatan Kav. 16-17, Jakarta
pencatatan efek lainnya dan jenis tindakan korporasi yang Selatan.
menyebabkan perubahan jumlah efek lainnya tersebut.
b. Konsultan Hukum
Konsultan Hukum: Hanafiah Ponggawa &
Partners.
Alamat: Wisma 46, Lt.41 Jl. Jend. Sudirman Kav. 1,
Jakarta 10220
Konsultan Hukum: Tasrif-Arfah-Panggabean
Advokat & Penasehat Hukum.
Alamat: Jl. Palbatu Raya No. 7, Jakarta 12870
Konsultan Hukum: Widiani-Sulistiono & Partners
Alamat: Jl. Gandaria II No. 12 B. Kebayoran Baru
Jakarta
dan Perusahaan umum antara Bank Mandiri dan AXA Group. MAGI secara
resmi diluncurkan pada tanggal 27 Oktober 2011 dan
Produk Pendanaan l
BSM Giro
Simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau alat perintah
bayar lainnya dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah.
l BSM Tabungan
Tabungan dalam mata uang rupiah dengan akad l BSM Giro US Dollar
Mudharabah Mutlaqah yang penarikannya sesuai syarat Simpanan dalam mata uang dollar Amerika yang
tertentu yang disepakati. penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan prinsip
wadiah yad adh-dhamanah.
l BSM Tabungan Berencana
Tabungan berjangka dengan nisbah bagi hasil berjenjang l BSM Giro Singapore Dollar
serta kepastian bagi penabung maupun ahli waris untuk Simpanan dalam mata uang dollar Singapore yang
memperoleh dananya sesuai target waktu dan dengan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan prinsip
perlindungan asuransi gratis. wadiah yad adh-dhamanah.
BSM Inkaso
BSM Autosave
Penagihan warkat bank lain di mana bank tertariknya Produk layanan pemindahbukuan otomatis antar
berbeda wilayah kliring atau berada di luar negeri, rekening giro dan rekening tabungan dengan
hasilnya penagihan akan dikredit ke rekening nasabah. memelihara saldo tertentu.
Kinerja
Laba Rugi
Kinerja Rasio
Kinerja Non
Keuangan
Kinerja
Keuangan
Uraian
2012
Laporan Posisi Keuangan
Aset
Aset Produktif
Pembiayaan yang Diberikan
Liabilitas
Dana Syirkah Temporer
Surat Berharga yang Diterbitkan
Dana Pihak Ketiga
a. Giro
b. Tabungan
c. Deposito
Ekuitas
1. Sampai dengan akhir tahun 2012, 60,00 Aset (dalam Rp triliun) 54,23
BSM belum melakukan aktivitas 48,67
50,00
perdagangan saham di Bursa
Efek Indonesia, sehingga tidak 40,00
32,48
terdapat informasi yang memuat
30,00
harga saham tertinggi, terendah 22,04
17,067
dan tertutup serta volume saham 20,00
12,88
yang diperdagangkan. 8,27 9,55
10,00 6,87
3,42
-
2. Sampai dengan akhir tahun 2012, 2003 2004 2005 2006 2007 2008
2009 2010
2011 2012
BSM belum melakukan aktivitas
penerbitan obligasi, sukuk atau
obligasi konvertibel. Sehingga
tidak ada informasi yang memuat
tentang jumlah obligasi/sukuk/
obligasi konversi yang beredar,
tingkat bunga, tanggal jatuh
tempo dan peringkat obligasi/ Aset
sukuk.
54,23 triliun
11,42%
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
3.422 6.870 8.273 9.555 12.885 17.066 22.037 32.482 48.672 54.229
3.155 6.404 7.971 8.913 12.269 16.399 21.319 30.744 44.918 50.640
795 325 1.373 780 670 1.305 2.381 3.412 4.850 3.125
2.171 5.296 5.848 7.415 10.326 13.278 16.063 23.968 36.727 44.755
575 1.420 1.700 2.658 2.647 2.343 3.273 5.010 7.041 9.169
2.398 4.901 5.940 6.200 9.427 13.315 16.963 25.251 37.858 40.380
200 200 200 200 400 200 200 200 700 500
2.629 5.725 7.037 8.220 11.106 14.898 19.338 28.998 42.618 47.409
298 981 1.261 2.054 1.846 1.812 2.591 4.015 4.669 6.434
753 1.536 1.958 2.668 3.872 5.284 7.163 9.873 14.424 19.148
1.578 3.208 3.818 3.498 5.388 7.802 9.584 15.110 23.525 21.827
450 549 633 697 811 1.208 1.600 2.021 3.073 4.181
50.00 Pembiayaan (dalam Rp triliun) 50,00 Dana Pihak Ketiga (dalam Rp triliun) 47,41
44,75
45,00 36,73 45,00 42,62
40,00 40,00
35,00 35,00
23,97 29,00
30,00 30,00
25,00 25,00
16,06 19,34
20,00 20,00
13,28 14,90
15,00 10,33 15,00 11,11
10,00 7,41 10,00 7,04 8,22
5,30 5,85 5,72
2,17 2,63
5.00 5,00
- -
2003 2004 2005 2006 2007 2008
2009 2010
2011 2012 2003 2004 2005 2006 2007 2008
2009 2010
2011 2012
Pembiayaan DPK
44,75 triliun 47,41 triliun
21,86% 11,42%
Kinerja
Laba Rugi
Uraian
2012 Pendapatan Pengelolaan Dana Oleh Bank Sebagai Mudharib
Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer
Pendapatan Pengelolaan Dana Oleh Bank Sebagai Mudharib - Bersih
Fee Based Income
Laba Usaha
Laba Sebelum Manfaat/(Beban) Pajak Penghasilan
Laba Neto
Laba Komprehensif
Laba Bersih Per Saham Dasar
1.500
934 1.197
865
1.000 584
500 279
-
2003 2004 2005 2006 2007 2008
2009 2010
2011 2012
Pendapatan
4.685 miliar
24,24%
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
279 584 865 934 1.197 1.736 2.071 2.768 3.771 4.685
148 269 386 455 512 768 902 1.162 1.781 1.914
131 315 479 479 685 968 1.169 1.606 1.990 2.771
- - - - - - - - 553 807
221 1.443 1.169 914 1.611 1.759 2.210 3.179 3.376 3.382
1.200 Laba Usaha (dalam Rp miliar) 900 Laba Neto (dalam Rp miliar)
1.119 806
761 800
1.000
700
551
800 600
580
500
600 419
426 400
283 291
400 300 196
167
101 200
141 137 103 84 115
200
23 100 65
16
- -
2003 2004 2005 2006 2007 2008
2009 2010
2011 2012 2003 2004 2005 2006 2007 2008
2009 2010
2011 2012
Kinerja Uraian
Rasio Rasio - Rasio Utama
2012
Pemenuhan Modal Minimum (CAR)
Pembiayaan Terhadap Dana Pihak Ketiga (FDR)
Pembiayaan Bermasalah Terhadap Total Pembiayaan (NPF NET)
Pembiayaan Bermasalah Terhadap Total Pembiayaan (NPF GROS)
Pendapatan Bagi Hasil Bersih Terhadap Aktiva Produktif (NIM)
Aset Lancar Terhadap Kewajiban Lancar
Liabilitas Terhadap Ekuitas (DER)
Liabilitas Terhadap Aset (DAR)
14,57%
15,00% 13,82%
12,43% 12,66% 12,39%
11,88% 12,56%
10,57% 10,60%
10,00%
5,00%
0,00%
2003 2004 2005 2006 2007 2008
2009 2010
2011 2012
CAR
13,82%
20,87% 10,57% 11,88% 12,56% 12,43% 12,66% 12,39% 10,60% 14,57% 13,82%
1,04% 2,86% 1,83% 1,10% 1,53% 1,83% 2,23% 2,21% 1,95% 2,25%
3,61% 22,28% 14,56% 10,23% 16,05% 21,34% 21,40% 25,05% 24,24% 25,05%
82,57% 92,50% 83,09% 90,21% 92,96% 89,12% 83,07% 82,54% 86,03% 94,40%
2,32% 1,97% 2,68% 4,64% 3,39% 2,37% 1,34% 1,29% 0,95% 1,14%
2,89% 2,42% 3,50% 6,94% 5,64% 5,66% 4,84% 3,52% 2,42% 2,82%
7,12% 6,91% 6,83% 5,63% 6,31% 6,73% 6,62% 6,57% 7,48% 7,25%
427,24% 162,26% 207,16% 118,60% 171,09% 225,37% 209,34% 202,90% 262,62% 155,26%
127,79% 258,78% 268,79% 381,16% 326,19% 193,87% 204,53% 247,94% 229,11% 219,31%
16,79% 20,67% 20,55% 27,81% 20,54% 13,73% 14,85% 15,42% 14,47% 16,91%
3,50% Imbal Hasil Rata-Rata Aset (ROA) - 30,00% Imbal Hasil Rata-Rata Ekuitas (ROE) -
Sebelum Pajak Setelah Pajak 25,05%
25,05%
3,00% 2,86% 24,24%
25,00% 22,28%
21,40%
2,23% 2,21% 2,25% 21,34%
2,50%
20,00%
1,83% 1,95%
2,00% 1,83% 16,05%
1,53% 14,56%
15,00%
1,50%
1,10% 10,23%
10,00%
1,00%
5,00% 3,61%
0,50%
1,04%
0,00% 0,00%
2003 2004 2005 2006 2007 2008
2009 2010
2011 2012 2003 2004 2005 2006 2007 2008
2009 2010
2011 2012
ROA ROE
2,25% 25,05%
Kinerja Uraian
2012
Pegawai
Jaringan ATM (BSM, Bank Mandiri, ATM Bersama, ATM Prima, MEPS)
0 0
2003 2004 2005 2006 2007 2008
2009 2010
2011 2012 2003 2004 2005 2006 2007 2008
2009 2010
2011 2012
1.377 1.913 2.127 2.032 3.003 3.493 4.544 7.902 11.788 15.999
2.133 7.733 13.709 13.291 22.187 27.199 34.924 47.000 65.118 109.686
208.596 344.000 490.377 658.307 896.692 1.100.404 1.423.725 1.989.927 2.864.087 3.873.043
Corporate
Event 28
Januari
BSM Leader
Vision
22
Februari
Pembiayaan
Mikro
Pengadaan
air bersih
Masyarakat
Kudus
22
Maret
BSM
International
Business
Model
Competition
5
April
Mandiri DPLK &
BSM
20 6
Juni Oktober
RUPS Tahunan Indonesia Human
Capital Study 2012
23 1
Juli Nopember
Triple A Awards 2012 Temenos,
Islamic Finance Anabatic &
BSM Alliance in
Building Islamic
Model Bank for
Indonesia.
10 7
Agustus Desember
Investor Awards Indonesia
Best Syariah 2012 Most Trusted
Companies 2012
maupun luar negeri. 6. Anugerah Perbankan Indonesia 2012 Perbanas Institute dan Woman Review
7. Anugerah Perbankan Indonesia 2012 Perbanas Institute dan Woman Review
8. Anugerah Perbankan Indonesia 2012 Perbanas Institute dan Woman Review
9. Anugerah Perbankan Indonesia 2012 Perbanas Institute dan Woman Review
10. Anugerah Perbankan Indonesia 2012 Perbanas Institute dan Woman Review
Indonesian Human Capital Study Award
11. Dunamis
2012
Indonesian Human Capital Study Award
12. Dunamis
2012
Indonesian Human Capital Study Award
13. Dunamis
2012
14. Infobank Sharia Finance Award Majalah Infobank
Penghargaan untuk Most Trusted Company Based on Corporate Governance Perception Index (CGPI) 19 Desember 2012
Penghargaan untuk The Best Bank 2012 kategori Bank Syariah 13 Desember 2012
Penghargaan untuk The Best CEO 13 Desember 2012
Penghargaan untuk The Best Bank 2012 in Compliance 13 Desember 2012
Penghargaan untuk The Best Bank 2012 in Corporate Communication 13 Desember 2012
Penghargaan untuk The Best Bank 2012 in Financial Aspects 13 Desember 2012
Penghargaan untuk The Best Bank 2012 in Human Capital 13 Desember 2012
Penghargaan untuk The Best Bank 2012 in Marketing 13 Desember 2012
Penghargaan untuk The Best Bank 2012 in Risk Management 13 Desember 2012
Penghargaan untuk The Best for Employee Net Promoter Score (financial industry) 11 Oktober 2012
Penghargaan untuk The Best for All Criteria (across industries) 11 Oktober 2012
Bank yang berpredikat Sangat Bagus atas kinerja keuangan tahun 2011 4 Oktober 2012
Penghargaan untuk Indonesia Best Brand Award 6 kali berturut-turut (Platinum) 20 September 2012
Juara I ARA 2011 untuk kategori Private Keuangan Non Listed 18 September 2012
Penghargaan Bank Syariah Terbaik dengan pengukuran kinerja keuangan 18 Juli 2012
Bank yang berpredikat Sangat Bagus atas kinerja keuangan tahun 2011 17 Juli 2012
Bank yang berpredikat Sangat Bagus atas kinerja keuangan tahun 2011 17 Juli 2012
Bank yang berpredikat Sangat Bagus atas kinerja keuangan tahun 2011 17 Juli 2012
Bank yang berpredikat Sangat Bagus atas kinerja keuangan tahun 2011 13 Juli 2012
For achieving excellent total service quality satisfaction based on customer perception survey ISSI 2012 10 Mei 2012
Penghargaan kepada Bank Syariah Mandiri sebagai Bank syariah terbaik di Indonesia. 15 Februari 2012
Top of mind awareness paling tinggi diantara para pesaingnya 31 Januari 2012
Indeks brand equity paling tinggi yang diukur berdasarkan 3 (tiga) parameter yaitu brand awareness index, brand image
31 Januari 2012
index, dan brand loyalty index
Award
Selama tahun 2012, BSM telah
meraih beragam penghargaan
dari berbagai lembaga, baik dalam
maupun luar negeri. Penghargaan-
penghargaan tersebut mencerminkan
kepercayaan masyarakat kepada
PT Bank Syariah Mandiri.
30
2012
29
2011
16
2010
12
2009
10
2008
2007
5
2006
2012
AA+(idn)
2011
FitchRating
AA-(idn) AA-(idn)
2009 2010
2007 2008
A(idn)
FitchRating FitchRating
2006
id BBB+ FitchRating
2005
D
alam rangka mendukung penciptaan tujuan 2) Integritas
perusahaan, maka BSM memandang perlu untuk BSM mengimplementasikan dengan menaati kode
menetapkan Visi dan menguatkan Misi Perusahaan. etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji. Hal
Penguatan Misi perusahaan dilakukan dengan cara ini sesuai dengan landasan normatif diantaranya sbb:
menyesuaikan rumusan Misi yang ada sebelumnya dengan “Allah tidak menyukai orang-orang yang
kondisi saat ini. membuat kerusakan” (Al Maidah (5): 64)
T I
(Teamwork) (Integrity)
H
(Humanity)
Excellence (Imtiyaaz) : Berupaya mencapai Integrity (Shidiq) : Memahami dan menaati kode etik
kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji.
dan berkesinambungan.
Customer Focus (Tafdhiilu Al-‘Umalaa) : Memahami
Teamwork (‘Amal Jama’iy) : Mengembangkan dan memenuhi kebutuhan pelanggan (eksternal
lingkungan kerja yang saling bersinergi. dan internal) untuk menjadikan BSM sebagai mitra
yang terpercaya dan menguntungkan.
Humanity (Insaaniyah) : Menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan yang religius.
U
ntuk mendukung pencapaian Visi dan Misi Perusahaan,
BSM merumuskan nilai-nilai utama (Shared Values)
perusahaan yang disebut BSM Shared Values melalui
Surat Edaran Direksi No. 10/001/UMM tanggal 30 Januari
2008 tentang Visi, Misi dan BSM Shared Values “ETHIC”.
1. Trust: Mengembangkan sikap saling percaya yang Mengerti serta memahami visi, misi, nilai Tidak peduli pada tujuan perusahaan
didasari pikiran dan perilaku positif. serta strategi perusahaan Buruk sangka, negative thinking
2. Result: Memiliki orientasi pada hasil dan nilai tambah Selalu positive thinking Bersikap subjektif (like and dislike)
bagi stakeholders. Bersikap objektif Menganggap tugas sebagai beban
3. Respect: Menghargai pendapat dan kontribusi orang lain. Menganggap tugas sebagai amanah dan Rendahnya motivasi kerja
4. Effective Communication: Mewujudkan iklim lalu- tantangan Materialistis
lintas pesan yang lancar dan sehat, serta menghindari Motivasi bekerja untuk kebaikan
kegagalan dengan selalu meningkatkan keterampilan
berkomunikasi
1. Sincerity: Meluruskan niat untuk mendapatkan ridha Sederhana Pamrih
Allah. Ikhlas Egois
2. Universality: Mengembangkan nilai-nilai kebaikan yang Berbagi pada sesama Tidak peduli pada orang lain
secara umum diterima oleh seluruh umat manusia. Peduli pada sesama Tidak Amanah
3. Social responsibility: Memiliki kepedulian terhadap Dapat menjaga amanah
lingkungan sosial tanpa mengabaikan tujuan perusahaan.
1. Honesty: Menjunjung tinggi kejujuran dalam setiap Jujur Pembohong
perilaku Sedikit bicara yang tidak berguna Banyak bicara kosong
2. Discipline: Melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai Amanah Munafik
dengan ketentuan dan tuntutan perusahaan serta nilai- Dapat menerima kritik Mudah tersinggung
nilai syariah. Bekerja sebaik mungkin untuk Perilaku cari muka
3. Responsibility: Menerima tugas sebagai amanah dan menghasilkan sesuatu yang positif
menjalankannya dengan penuh tanggung jawab
1. Good Governance: Melaksanakan tata kelola organisasi Memisahkan kepentingan pribadi dan Conflict of interest
yang sehat. perusahaan. Tidak responsive
2. Innovation: Proaktif menggali dan mengimplementasikan Responsive Tidak ada atau lambat follow up
ide-ide baru untuk memberikan layanan lebih baik dan Cepat dan tanggap Lempar tanggung jawab
lebih cepat dibandingkan competitor. Mengerjakan secara tim Mental ikut-ikutan
3. Customer Satisfying: Mengutamakan pelayanan dan Inovatif dan out of the box
kepuasan pelanggan.
Sasaran dan
P
enentuan sasaran dan strategi BSM diselaraskan
dengan bisnis yang dijalankan, sehingga membentuk
suatu sinergi yang berkesinambungan. Sasaran dan
Strategi strategi BSM tersebut tercermin dalam 5 (lima) program kerja
utama.
Laporan
Dewan Pengawas
Syariah
Laporan Direksi
Achmad Marzuki
Komisaris Utama dan Komisaris Independen
Dewan Komisaris menilai bahwa PT Bank Syariah Mandiri (BSM) telah berhasil
mencapai laba, rasio-rasio keuangan yang baik, dan CASA (Current Account and
Saving Account) terhadap target yang ditetapkan dalam rencana bisnis Bank (RBB)
tahun 2012.
Para Pemangku Kepentingan yang Dewan Komisaris berpendapat bahwa Bank telah
Terhormat, menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, memiliki
sistem pengendalian intern yang cukup, dan Satuan Kerja
Audit Intern yang telah berjalan efektif dan independen.
Penilaian Terhadap
Kinerja Direksi
Secara umum Dewan Komisaris
dalam mengelola Bank pada suatu berada pada Peringkat 3 (tiga), hal ini
berpendapat bahwa selama tahun
periode tertentu dibawah kondisi mencerminkan kemampuan likuditas
2012, Direksi telah menunjukkan upaya
perekonomian dan industri keuangan. Bank untuk mengantisipasi kebutuhan
serius untuk mencapai kinerja terbaik
Adapun penilaian self assesment likuiditas dan penerapan manajemen
dan merealisasikan rencana bisnis
Tingkat Kesehatan Bank pada tahun risiko likuiditas cukup baik.
bank yang telah ditetapkan. Bank
2012 adalah 2 (dua) untuk penilaian
berhasil mencapai target Laba yang
peringkat faktor finansial dan peringkat Selama tahun 2012, rasio sensitivitas
ditetapkan oleh Pemegang Saham.
faktor manajemen. terhadap risiko pasar sangat baik
dengan Peringkat 1 (satu). Rasio
Dewan Komisaris menilai bahwa Bank
Rasio kecukupan pemenuhan modal tersebut menunjukkan risiko pasar
telah berhasil mencapai laba, rasio-
minimum (KPMM) Bank selama tahun Bank sangat rendah dan penerapan
rasio keuangan yang baik, dan CASA
2012 berada pada Peringkat 1 (satu) manajemen risiko pasar dilaksanakan
(Current Account and Saving Account)
atau Sangat Baik. Rasio KPMM per 31 secara efektif dan konsisten.
terhadap target yang ditetapkan dalam
Desember 2012 sebesar 13,84% atau
rencana bisnis Bank (RBB) tahun
di atas rasio minimum sebesar 8,00%. Nilai komponen manajemen pada
2012. Namun dilihat dari pertumbuhan
manajemen umum dan manajemen
volume bisnis pembiayaan dan dana
Bank telah mendapatkan tambahan risiko selama tahun 2012 tidak
pihak ketiga lebih rendah dibandingkan
modal disetor sebesar Rp300 miliar mengalami perubahan (tetap), dimana
target RBB tahun 2012.
pada tanggal 28 Desember 2012. Di rasio manajemen umum yaitu A
sisi lain, seluruh laba tahun lalu tidak dengan Peringkat 1 (satu) dan rasio
Dewan Komisaris juga berpendapat
dibagikan atau menjadi laba ditahan manajemen risiko dan manajemen
bahwa Bank telah menerapkan
(Retained Earnings). kepatuhan yaitu B dengan Peringkat 2
tata kelola perusahaan yang baik,
(dua).
memiliki sistem pengendalian intern
Rasio Kualitas aset selama tahun 2012
yang cukup, dan Satuan Kerja Audit
berada pada Peringkat 2 (dua) atau Rasio manajemen risiko selama
Intern yang telah berjalan efektif dan
Baik. periode tahun 2012 adalah B. Hal ini
independen.
terutama diakibatkan oleh peningkatan
Rasio rentabilitas selama tahun 2012 jumlah sumber daya manusia dan
berada pada Peringkat 2 (dua) atau jaringan kantor yang cukup signifikan.
Perkembangan Tingkat Baik. Rasio rentabilitas selama tahun Namun peningkatan risiko-risiko
Kesehatan Bank 2012 berkisar antara 2,05% sampai tersebut dapat diiringi Bank dengan
dengan 2,41%, di mana rasio tertinggi memperkuat infrastruktur manajemen
Berdasarkan PBI Nomor 9/1/
yaitu 2,42% berada pada bulan risiko dan sistem pengendalian intern.
PBI/2007 tanggal 21 Januari 2007
Desember 2012.
tentang Sistem Penilaian Tingkat
Rasio manajemen kepatuhan pada
Kesehatan Bank Umum Berdasarkan
Rasio likuiditas selama tahun 2012 peringkat “B”, dipengaruhi antara lain:
Prinsip Syariah, Bank melakukan
cenderung berfluktuatif antara
penilaian Tingkat Kesehatan 1. Proses core banking system
peringkat 2 (dua) dan peringkat 3
secara self assessment. Tingkat yang masih dalam proses
(tiga). Rasio likuiditas per 31 Desember
Kesehatan Bank digunakan untuk penyempurnaan dan
2012 yaitu sebesar 18,52% atau
mengukur kemampuan manajemen pengembangan;
unit kerja kepatuhan. Nilai atau rasio terhadap target yang ditetapkan dalam
yang menjadi perhatian adalah index rencana bisnis Bank (RBB) tahun
kepatuhan. 2012. Namun dilihat dari pertumbuhan
volume bisnis pembiayaan dan dana
Pada index kepatuhan yang menjadi pihak ketiga lebih rendah dibandingkan
perhatian Dewan Komisaris antara target RBB tahun 2012.
lain pencapaian beberapa parameter
seperti Corporate Compliance Di sisi lain, Dewan Komisaris berpendapat
Index (CCI), Compliance Risk Index bahwa Bank telah menerapkan tata
(CRI), Compliance Certificate (CC), kelola perusahaan yang baik, memiliki
Compliance Self Assessment (CSA), sistem pengendalian intern yang cukup,
Zero Defect Index (ZD), Regulation dan Satuan Kerja Audit Intern yang telah
index (RI), Division Compliance Index berjalan cukup baik.
(DCI), Branch Compliance Index (BCI),
PKP Performance, APU & PPT Index, Berdasarkan hasil pengawasan
Compliance Procedure Index, Code of atas realisasi kinerja, pelaksanaan
Conduct, dan GCG Index. program kerja Bank, dan dalam
rangka mendukung pertumbuhan yang
Secara predikat tingkat kepatuhan berkelanjutan (suistainable growth),
pada Desember 2012 sebesar 90,38% Dewan Komisaris menyampaikan
atau predikat kepatuhan tinggi. beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian manajemen dalam upaya
perbaikan dan peningkatan kinerja bank
antara lain sebagai berikut:
a. merealiasikan rencana
Dewan Komisaris melakukan penambahan modal pemegang
monitoring secara rutin (harian) saham sesuai target waktunya.
terhadap neraca harian dan Posisi b. menyalurkan dana pada aktiva
Devisa Netto (PDN). Selama periode produktif dengan bobot ATMR
tahun 2012 tidak terdapat pelanggaran yang rendah.
atau pelampauan PDN. Selain itu
Dewan Komisaris juga memonitor 2. Dalam upaya meningkatkan
perkembangan asset dan liability pertumbuhan pembiayaan yang
melalui laporan keuangan harian. berkesinambungan (suistainable
growth) dan meningkatkan
kualitas aktiva produktif, Bank
Kesimpulan Penilaian Kinerja perlu melanjutkan langkah-
langkah secara lebih konkrit dan
Dewan Komisaris berpendapat berkesinambungan diantaranya:
bahwa selama tahun 2012, Bank
a. me-review kembali organisasi
telah berhasil mencapai laba, rasio-
pembiayaan, termasuk
rasio keuangan yang baik, dan CASA
mengimplementasikan proses
a. Memberikan pembiayaan/
piutang secara prudent dan d. Meningkatkan kompetensi dan Penerapan tata kelola perusahaan
sehat; capability pegawai bank; telah dilaksanakan oleh Bank
b. Memberikan pembiayaan f. Melakukan penyelesaian berlandaskan pada lima prinsip
kepada sektor ekonomi yang terhadap Core Banking System dasar (transparansi, akuntabilitas,
sangat menarik atau menarik; dan Project Saturn; pertanggungjawaban, profesional, dan
c. Menghindari memberikan g. Mengidentifikasi risiko inheren kewajaran). Pelaksanaan prinsip tata
pembiayaan yang memerlukan pada setiap risiko bank; kelola perusahaan antara lain:
keahlian khusus yang tidak h. Mengidentifikasi top ten risk
dimiliki bank; pada setiap unit kerja guna 1. Transparansi
d. Menyalurkan pembiayaan memudahkan pelaksanaan Bank telah mengembangkan
secara prudent dan sehat mitigasi risiko oleh masing- sistem akuntansi berdasarkan
dengan stressing pembiayaan masing unit kerja. standar akuntansi syariah yang
pada segmen retail dan mikro; berlaku untuk menghasilkan
e. Memastikan kelancaran laporan keuangan yang
pembayaran kewajiban dengan Implementasi Tata Kelola berkualitas dan telah melakukan
monitoring pembiayaan yang Perusahaan sosialisasi laporan keuangan
efektif; Bank, menginformasikan produk-
f. Meningkatkan pendapatan fee Pelaksanaan fungsi Pengawasan produk Bank kepada nasabah,
based income; oleh Dewan Komisaris antara lain menerapkan prosedur pengadaan
g. Mengendalikan overhead dilaksanakan melalui: Rapat Direksi barang dan jasa pihak ketiga
dengan menjaga disiplin dan Dewan Komisaris (Radirkom), untuk kebutuhan operasional
anggaran dan efisiensi pada Rapat Dewan Komisaris dan Direksi Bank melalui suatu proses dan
seluruh aktivitas. (Rakomdir). mekanisme yang dilakukan secara
Achmad Marzuki
Komisaris Utama dan Komisaris Independen
Abdillah Tardi
Komisaris Independen Komisaris
Profil
Dewan
Komisaris
Warga Negara Indonesia. Umur 74 tahun, Warga Negara Indonesia. Umur 66 tahun,
lahir di Palembang 25 Juli 1939. Lulusan lahir di Brebes, 21 Februari 1947. Lulusan
Administrasi Negara, Fakultas Sosial Politik Universitas Indonesia 1977.
Universitas Gajah Mada Tahun 1964. Beliau
Pengalaman Kerja
juga Lulusan Fakultas Hukum Universitas
Sebelum menjabat sebagai Komisaris
Indonesia Tahun 1980.
Independen BSM, beliau pernah menjabat
Pengalaman Kerja sebagai anggota Komite Audit BSM, Ketua
Sebelum menjabat sebagai Komisaris Pengawas Yayasan Kesejahteraan PT Bumi
Utama sekaligus Komisaris Independen Daya, Komisaris PT Estika Sedaya Finance,
BSM, ybs pernah menjabat sebagai Senior Ketua Badan Pengawas Yayasan THT PT
Advisor Dewan Komisaris BSM, Komisaris Bank Bumi Daya (Persero), dan Kepala
Utama PT Bumi Daya Plaza, Direktur Urusan Pengawasan Intern PT Bank Bumi
Utama PT Bank Pembangunan Indonesia Daya (Persero) .
(Persero) dan Direktur PT Bank Bumi Daya
Pendidikan dan Pelatihan
(Persero).
Training yang pernah diikuti antara lain:
Pendidikan dan Pelatihan l Kursus Financial Accounting l Kursus
Training yang pernah diikuti antara lain: Audit Inspection and Control l Seminar
l Business Workshop, Supervised Management Accounting l Kursus Asset
Achievement Motivation Training & Liability Management l Top Management
Consultant, Insurance and Development Program dan Sertifikat Qualified Internal
Banking, Course on Development and Auditor (QIA). BSMR: The 4th Jakarta Risk
Promotion Small Enterprises oleh EDI/IBRD Management Convention “Global Financing
l Seminar Kejahatan Ekonomi di Bidang Crisis: What, Went, Wrong & What We
Perbankan, Top Management Program of Learned”. l Sertifikasi Manajemen Risiko
Asian Institute, Risk Management in Retail Tingkat I l Sertifikasi manajemen Risiko
Banking. Tingkat II l Seminar Kesiapan Perbankan
Indonesia Menghadapi Masyarakat
Penugasan Khusus: Ketua Komite
Ekonomi Asean (MEA) dan Mengantisipasi
Remunerasi dan Nominasi BSM
Program MP3EI. Annual Risk Consolidation
Dasar Pengangkatan Pertama kali: RUPS Conference.
tanggal 19 Juni 2008
Penugasan Khusus: Ketua Komite Audit
PT BSM
Warga Negara Indonesia. Umur 61 Warga Negara Indonesia. Umur 49 tahun, Warga Negara Indonesia. Umur 55 tahun,
tahun, lahir di Jambi, 5 Mei 1952. Lulusan lahir di Sukoharjo, 12 Mei 1964. Lulusan lahir di Bandung, 13 Januari 1958. Lulusan
Universitas Gajah Mada tahun 1972 dan Universitas Negeri Sebelas Maret dan Institut Pertanian Bogor 1981. Berbagai
Meraih Master di IOWA State University Pasca Sarjana di Universitas Padjajaran. kursus dan pelatihan yang pernah diikuti
tahun 1989. antara lain:
Pengalaman Kerja
Pengalaman Kerja Sebelum menjabat sebagai Anggota Dewan Pengalaman Kerja
Sebelum menjabat sebagai Komisaris BSM, beliau pernah menjabat sebagai Sebelum menjabat sebagai Anggota Dewan
Independen BSM, beliau pernah menjabat Group Head Credit Recovery II PT Bank Komisaris BSM, beliau pernah menjabat
sebagai Direktur DPbS Bank Indonesia Mandiri (Persero) Tbk, Dept. Head Loan sebagai Commercial Banking Center
dan Direktur Keuangan PT Mekar Prana Collection I PT Bank Mandiri (Persero) Manager PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,
Indah. Saat ini beliau juga masih menjadi Tbk, Dept. Head Loan Disbursement PT Operations Manager PT Bank Mandiri
dosen Program Kajian Studi Timur Tengah Bank Mandiri (Persero) Tbk, Dept. Head (Persero) Tbk, Kepala Divisi Pembiayaan
Islam (PKSTTI) (Magister) Universitas Consumer Loan Disbursement PT Bank Korporasi PT Bank Syariah Mandiri, Wakil
Indonesia. Mandiri (Persero) Tbk, Credit Operation Kepala Cabang Kebayoran PT Bank Exim
& Control Loan Operations Development dan Kepala Bagian Kredit Menengah
Pendidikan dan Pelatihan
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan Group Bandung Lapangan Raya PT Bank Exim.
Training yang pernah diikuti antara lain:
Head pada Credit Operation & Control
l Jakarta, 2003: Couching & Counselling Pendidikan dan Pelatihan
Credit Administration PT Bank Mandiri
Skill (Manajemen IMMI) l Washington DC, Training yang pernah diikuti antara lain:
(Persero) Tbk.
2004: KRD-Credits for Reporting Purposes l Analisa Kredit l Asset dan Liabilities,
(Institute of Internal Auditors) l Jakarta, Pendidikan dan Pelatihan Investment Management l Advance
2004: Manajemen Risiko (Bank Indonesia) Training yang pernah diikuti antara lain: Financial Analysis l Quality Service
l Bandung, 2008: Total Image (Lembaga l Loan Syndication Workshop l Pendidikan Delivery l Sertifikasi Management Risiko-1
Pendidikan Duta Bangsa) l London, 2008: Ketrampilan Manajerial l Training Debt l Assesment Perkreditan l Negotiation
MNJ-Advanced Leadership On Central Restructuring and Loan SYN, Credit Training Skill l SOS Implementasi Basel II & ERM
Bank MGT & Poli (BSMR) l Jakarta, 2008: for Lending, Marketing Analysis, Strategy& l Operation Risk Management dan Leaders
Strategi Penataan SDM (Daya Dimensi MPD l Sertifikasi Management Risiko-1 Forum.
Indonesia) l Jakarta, 2011: Certificate of dan 2 l Risk Management in Banking dan
Penugasan Khusus: Anggota Komite
Competence (Badan Nasional Sertifikasi Leaders Forum.
Pemantau Risiko
Profesi) l Jakarta, 20011: Workshop
Penugasan Khusus: Anggota Komite
Assesor Kompetensi (LSPP) l Frankfrut, Dasar Pengangkatan Pertama kali : RUPS
Remunerasi dan Nominasi
2012: Risk Management Certification tanggal 19 Juni 2008
Refreshment Program Level 3-level 5. Dasar Pengangkatan Pertama kali : RUPS
tanggal 19 Juni 2008
Penugasan Khusus: Ketua Komite
Pemantau Risiko
Profil
Dewan
Pengawas
Syariah
Warga Negara Indonesia. Umur 59 tahun, Warga Negara Indonesia. Umur 46 tahun, Warga Negara Indonesia. Umur 46 tahun,
lahir di Magelang, 18 Oktober 1953. lahir di Sukabumi, 12 Mei 1967. lahir di Jakarta, 3 Mei 1967.
Yuslam Fauzi
Direktur Utama
Kinerja Non
Aktualisasi GCG sebagai sebuah sistem dilakukan melalui Keuangan 2012
proses internal yang melibatkan Dewan Komisaris, Direksi,
Dewan Pengawas Syariah dan seluruh pegawai. Manajemen mengucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak yang
memberikan apresiasi kepada
Perseroan. Pada tahun 2012,
Listed. Salah satu aspek penilaian Perseroan meraih 30 penghargaan
yang memiliki porsi penilaian tertinggi dari pihak eksternal, baik dari dalam
adalah aspek Tata Kelola Perusahaan maupun luar negeri. Manajemen
yang Baik (GCG). Ajang penghargaan menilai penghargaan ini sebagai
ini diselenggarakan atas kerjasama penilaian objektif sekaligus sebagai
beberapa lembaga, yaitu Bapepam- pendorong bagi Perseroan untuk
LK dengan Direktorat Jenderal Pajak, terus meningkatkan kinerja di masa
Kementerian BUMN, Bank Indonesia, yang akan datang. Penghargaan-
Bursa Efek Indonesia, Komite Nasional penghargaan tersebut yaitu:
Yuslam Fauzi
Direktur Utama
Profil
Direksi
Warga Negara Indonesia. Umur 53 Warga Negara Indonesia. Umur 49 Warga Negara Indonesia. Umur 52
tahun, lahir di Jakarta, 28 Agustus 1959. tahun, lahir di Jakarta, 3 Desember 1963. tahun, lahir di Kediri, 19 November
Alumnus Fakultas Ekonomi, Universitas Lulus dari Fakultas Pertanian Jurusan 1960. Lulusan dari Universitas Negeri
Indonesia tahun 1986. Meraih gelar MBA Agribisnis, Institut Pertanian Bogor pada Jember 1985, dan menyelesaikan pasca
tahun 1992 dari Arizona State University, tahun 1986. Meraih gelar MM dari Institut sarjana dari Universitas Muhammadiyah
USA. Saat ini sedang menyelesaikan S-3 Pendidikan Manajemen Prasetya Mulya Jakarta tahun 2003. Saat ini sedang
di Universitas Indonesia. (Jakarta, 1999). menyelesaikan S-3 di Universitas 17
Agustus Surabaya.
Pengalaman Kerja Pengalaman Kerja
l Regional Manager Wilayah IX l Direktur Pembiayaan Konsumer, Pengalaman Kerja
Banjarmasin Bank Mandiri. l Direktur Komersial Cabang dan Pengembangan l Kepala Divisi Pengembangan Jaringan
Kepatuhan dan Manajemen Risiko Bank Produk PT Bank Syariah Mandiri. PT Bank Syariah Mandiri. l Regional
Syariah Mandiri. l Kepala Bagian Kredit l Direktur Kepatuhan, Manajemen Resiko Manager of East Java, Bali dan Mataram
Menengah Bank Bumi Daya. Produk dan IT Bank Syariah Mandiri. PT Bank Syariah Mandiri. l Regional
l Hub Manager Jakarta Fatmawati Manager of Middle Java PT Bank
Pendidikan dan Pelatihan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Muamalat Indonesia. l Coordinator of
l CEO Roundtable Meeting-Netherlands- l Departemen Head Front End Collection Corporate Business Restructure Financing
Indonesia Financial Sector Expertise PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. l Group Unit PT Bank Muamalat Indonesia.
Exchange Programme (NIFSEEP). Head Credit Recovery di PT Bank Mandiri l Branch Manager di Fatmawati - Jakarta
l Assesment Center Bank Mandiri. (Persero) Tbk. l Assistant Relationship PT Bank Muamalat Indonesia. l Head of
Leadership Forum Bank Mandiri. Manager Credit Corporate Bank Dagang Commercial Financing di Surabaya PT
l Training Service Strategy untuk Senior Negara. l Analis kredit perusahaan Bank Muamalat Indonesia.
Management Bank Mandiri. l Interest berskala menengah Bank Dagang
Rate Paradox & Peluncuran Buku Negara. Pendidikan dan Pelatihan
“Indonesia Banking Watch 2012 – 2013”. l Seminar Financial Inclusion Peran
l Mandiri CFO Forum 2012. Tema: Pendidikan dan Pelatihan Perbankan untuk memperluas akses
Creating Optimum Growth Through l Seminar “Gadai Emas Diantara Bank masyarakat terhadap jasa keuangan.
Efficiency Management. l USINDO Syariah antara Investasi dan Spekulasi”. l Half Day Workshop Great Leader
“Indonesia as a ‘Global Swing State’: l Seminar “Jakarta Muslim Executive Program Bank Mandiri. l Workshop
What does it mean for US-Indonesia Forum”. l Konferensi APM-RCG &IIICE Great Leader Program Bank Mandiri
Relations?”. l Great Leader Program 2012 MP3EI. l Workshop Penerapan Day 2. l Institutional Investor Forum.
Bank Mandiri. l Franchise Review Mid Transaksi Murabahah pada perbankan l Training Service Excellent untuk Senior
Year 2012. l Half Day Workshop Great Syariah. l Training Competitive Strategy. Management - PT Bank Mandiri.
Leader Program Bank Mandiri. l Seminar Inovasi Produk.
Dasar Pengangkatan Pertama kali:
Dasar Pengangkatan Pertama kali: RUPS tanggal 19 Juni 2008
Dasar Pengangkatan Pertama kali:
RUPS tanggal 22 Juni 2005
RUPS tanggal 22 Juni 2005
Warga Negara Indonesia. Umur 47 Warga Negara Indonesia. Umur 47 tahun, Warga Negara Indonesia. Umur 49
tahun, lahir di Jakarta, 1 Desember 1965. lahir di Jakarta, 27 Juli 1965. Alumnus th, lahir di Ngawi, 24 Oktober 1964.
Lulus dari Fakultas Ekonomi, Jurusan Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Lulus dari Fakultas Teknik Sipil Jurusan
Manajemen, Universitas Trisakti, Jakarta Bogor tahun 1989. Meraih gelar MBA Transportasi, Institut Teknologi 10
tahun 1989. tahun 1998 dari International University Of November Surabaya (ITS) tahun 1989.
Japan, Nigata, Japan.
Pengalaman Kerja Pengalaman Kerja
l Kepala Divisi Korporasi PT Bank Pengalaman Kerja l Kepala Divisi Perencanaan,
Syariah Mandiri. l Kepala Divisi l Regional Risk Management III & V, Pengembangan dan Manajemen Kinerja
Pembiayaan & Investment Banking PT Bank Mandiri. l Dept. Head, Commercial PT Bank Syariah Mandiri. l Kepala
Bank Syariah Mandiri. l Kepala Divisi Risk Mgt Group, Bank Mandiri. l Dept. Bagian Relation Manager Retail I, Divisi
Treasury dan Dana PT Bank Syariah Head, Retail Credit Risk Mgt. Group, Pemasaran & Pembinaan Cabang PT
Mandiri. l Kepala Divisi Pembiayaan Bank Mandiri. l Group Head CRM Retail, Bank Syariah Mandiri. l Kepala Cabang
Menengah dan Ritel PT Bank Syariah Bank Mandiri. lKetua Tim, KP. Urusan Surabaya PT Bank Syariah Mandiri.
Mandiri. l Kepala Cabang Utama Bank Pengawasan Kredit, BDN l Kepala Cabang Pembantu Kalimalang,
Susila Bakti Bandung. l Account Officer Bank Susila Bakti. l Kepala Operasi KCP
Bank Susila Bakti Bandung Pendidikan dan Pelatihan Rawamangun, Bank Susila Bakti. l Staf
Badan Penelitian & Pengembangan
l Indonesian International Banking
Pendidikan dan Pelatihan Perhubungan Darat, Departemen
Convention 2012. l Workshop Akad
l Indonesia Investment Forum. l Seminar Perhubungan RI.
Pembiayaan untuk Financing Operation
Nasional IBI “Economis Outlook 2013:
Center (FOC). l Kegiatan Kick Off
Dalam Perspektif Ekonomi Global Pendidikan dan Pelatihan
Service Excellence 2012. l Temenos
yang Penuh Ketidakpastian”.l Seminar l Seminar Perbankan Indonesia
Community Forum (TCF) 2012. l Annual
Nasional Perhajian. Menghadapi Berlakunya Masyarakat
Risk consolidation Conference 2012.
Ekonomi ASEAN & MP3EI. l Service
l Workshop Great Leader Program
Dasar Pengangkatan Pertama kali: Workshop For Group Head & Service
Bank Mandiri. l Workshop Great Leader
RUPS tanggal 19 Juni 2007 Mindset. l Risk Management Cert.
Program Bank Mandiri. l Investment
Refreshment PROG.LVL.3-5. l Improving
Forum- PT Bank Mandiri, Tbk. l Seminar
Compliance Competency. l Kesiapan
on Banking Industry in An Extremely
Perbankan Menghadapi Pembatasan
Dynamic World: Becoming prosperious
Kepemilikan Saham Bank Umum. l ICA
& profer. l Program Assessmen Great
International Advance Certificate in
Leader Bank Mandiri.lSeminar E-Payment
Compliance & Financial Crime of the
& Security.
International Compliance association.
Dasar Pengangkatan Pertama kali:
RUPS tanggal 29 Juni 2010 Dasar Pengangkatan Pertama kali:
RUPS tanggal 19 Juni 2007
88
88 Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
BSM terus
menunjukkan
kinerja yang
semakin
membaik,
sebagai bank
syariah dengan
market share
terbesar di
Indonesia.
P
ada tahun 2012, kinerja Bank Syariah Mandiri (BSM) impor, dan ekspektasi inflasi tetap terkendali. Selain itu,
menunjukkan performance yang semakin baik sebagai terjaganya inflasi juga didukung oleh koordinasi yang
bank syariah dengan market share terbesar di Indonesia. semakin intensif antara Bank Indonesia dan Pemerintah.
Inflasi kelompok volatile food dan administered prices
Aset BSM menunjukkan pertumbuhan sebesar Rp5,56 tahun 2012 cukup terkendali. Inflasi volatile food
triliun atau 11,42%, sedangkan laba bersih tumbuh sebesar terkendali pada level 5,7% (yoy), terutama dipengaruhi
Rp254,62 miliar atau 46,20% dibandingkan dengan tahun oleh peningkatan produksi pangan domestik dan
sebelumnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa kinerja BSM kelancaran distribusi. Inflasi administered prices cukup
meningkat secara konsisten dari tahun ke tahun. rendah yaitu 2,7% (yoy). Inflasi administered prices
terutama disumbang oleh kenaikan harga rokok.
Komoditas administered prices lainnya seperti bahan
bakar rumah tangga dan bensin memberikan sumbangan
A. Perekonomian Indonesia dan yang minimal terhadap inflasi. BI memperkirakan selama
Prospek Usaha Perbankan tahun 2013 inflasi IHK berada pada kisaran 4,5±1%.
Ekonomi global di tahun 2012 melambat dari 3,9% di Nilai tukar rupiah mengalami tekanan depresiasi
tahun 2011 ke 3,2% di tahun 2012 yang disebabkan sepanjang tahun 2012, terkait dengan dinamika
krisis di negara maju. Pertumbuhan ekonomi di negara perekonomian dunia dan berdampak pada kinerja
maju terutama disebabkan oleh kinerja ekonomi negara- perekonomian domestik. Nilai tukar rupiah secara rata-
negara di kawasan Eropa yang masih dihadapkan rata melemah 6,3% (ytd) dari Rp8.768 per dolar AS di
pada permasalahan utang, kontraksi fiskal, terbatasnya tahun 2011 ke level Rp9.358 per dolar AS di tahun 2012.
ruang kebijakan moneter, tingkat pengangguran yang Sementara itu, secara point-to-point, rupiah mengalami
meningkat tajam, rapuhnya sektor keuangan, serta depresiasi 5,9% dari level Rp9.068 per dolar AS di tahun
merosotnya kepercayaan pasar. Permasalahan tersebut 2011 ke level Rp9.638 per dolar AS di tahun 2012.
menyebabkan pemulihan krisis Zona Eropa berjalan
lambat. Perlambatan ekonomi di negara maju yang BI Rate di akhir tahun 2011 berada di level 6,00%,
berdampak pada melambatnya pertumbuhan ekonomi di kemudian BI Rate turun di Februari 2012 menjadi 5,75%
negara-negara emerging market. Pertumbuhan ekonomi sampai dengan Desember 2012. Kinerja ekonomi
China dan India sebagai motor penggerak perekonomian Indonesia yang relatif membaik dan stabil mendorong BI
di negara emerging market mengalami perlambatan untuk menetapkan BI Rate di akhir tahun 2012 berada
terutama di pertengahan tahun 2012. pada level 5,75%. Bank Indonesia memandang bahwa
Rate 5,75% masih konsisten dengan pencapaian sasaran
Perekonomian Indonesia tahun 2012 relatif baik yaitu inflasi dan tetap kondusif untuk menjaga stabilitas
tumbuh sebesar 6,2%, namun melemah dibandingkan keuangan dan mendorong intermediasi perbankan,
pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2011 yang sehingga sisi suplai dapat merespon akselerasi di sisi
sebesar 6,5%. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh permintaan secara memadai.
kinerja konsumsi rumah tangga dan kinerja investasi.
1.
Perbankan Nasional
Tekanan inflasi sampai dengan tahun 2012 relatif tinggi.
Secara tahunan, inflasi Indeks Harga Konsumen di tahun
Aset perbankan nasional tahun 2012 adalah
2012 mencapai 4,30% (yoy) atau lebih tinggi dari inflasi di
Rp4.262,59 triliun, tumbuh sebesar Rp610 triliun
tahun 2011 yang mencapai 3,79% (yoy). Inflasi sepanjang
atau 16,69% (yoy) terhadap posisi aset tahun 2011
tahun 2012 tetap berada pada kisaran sasaran inflasi
sebesar Rp3.652,83 triliun. Pertumbuhan aset
sebesar 4,5%±1%. Hal in didorong oleh inflasi inti yang
perbankan tersebut lebih rendah dari pertumbuhan
stabil, inflasi volatile food yang terkendali, dan inflasi
aset tahun 2011 yaitu 21,40% (yoy). Penghimpunan
administered prices yang rendah.
dana pihak ketiga (DPK) tumbuh Rp440,29 triliun
atau 15,81% (yoy) dari Rp2.784,91 triliun di 2011
Inflasi inti yang stabil didukung oleh penerapan strategi
ke Rp3.225,20 triliun di 2012. Pertumbuhan DPK
bauran kebijakan moneter dan makroprudensial sehingga
sampai dengan Desember 2012 tersebut lebih
tekanan inflasi dari sisi permintaan, harga komoditas
rendah dibandingkan pertumbuhan DPK tahun 2011
sebesar 19,07% (yoy).
(yoy). Perkembangan pembiayaan perbankan Selama tahun 2012 total aset BSM meningkat 11,42%
syariah di tahun 2012 naik sebesar Rp44,85 triliun atau Rp5,56 triliun dari Rp48,67 triliun tahun 2011 ke
atau 43,69%, dari Rp102,66 triliun di tahun 2011 Rp54,23 triliun tahun 2012. Dengan demikian BSM
ke Rp147,51 triliun di tahun 2012. Pangsa pasar memberikan kontribusi sebesar 11,22% terhadap
pembiayaan perbankan syariah terhadap perbankan pertumbuhan industri perbankan syariah di tahun 2012.
umum adalah 5,45% di tahun 2012. Sementara itu
rasio Non Performing Financing (NPF) membaik
semula 2,52% di tahun 2011 menjadi 2,22% di tahun
2012. Grafik Market Share Aset BSM terhadap Perbankan
Syariah
Tabel Market Share Aset BSM terhadap Perbankan Syariah (dalam Rp miliar)
Tabel Market Share DPK BSM terhadap Perbankan Syariah (dalam Rp miliar)
BSM
2011
BSM 2012 32,14%
Non BSM 36,93% Non BSM
63,07% 67,86%
D. Market Share Pembiayaan
2. Market Share Growth Deposito
Sepanjang tahun 2012, pembiayaan BSM tumbuh
Deposito BSM tumbuh negatif Rp1,70 triliun dari 21,86% atau Rp8,09 triliun dari Rp36,66 triliun di tahun
Rp23,52 triliun di tahun 2011 ke Rp21,83 triliun di 2011 ke Rp44,75 triliun tahun 2012. Pada saat yang
tahun 2012 atau tumbuh -7,22%. Pertumbuhan sama pembiayaan perbankan syariah tumbuh 43,69%
deposito BSM tersebut memberikan kontribusi dari Rp102,66 triliun pada tahun 2011 ke Rp147,51 triliun
-12,19% dari pertumbuhan deposito perbankan pada tahun 2012.
syariah yang mencapai Rp13,93 triliun. Akibatnya
pangsa pasar deposito BSM terhadap deposito Pertumbuhan pembiayaan BSM yang melampaui
perbankan syariah turun dari 33,23% di tahun 2011 pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah tersebut
ke 25,76% di tahun 2012. tidak mendorong kenaikan pangsa pasar pembiayaan
BSM terhadap pembiayaan perbankan syariah dari
35,72% tahun 2011 ke 30,34% tahun 2012.
Tabel Market Share Growth Deposito BSM terhadap
Perbankan Syariah (dalam Rp miliar)
Share
Deposito 2011 2012
Growth
BSM BSM
2011 35,78% 2012 30,34%
Non BSM Non BSM
64,22% 69,66%
B
ank Syariah Mandiri (BSM) senantiasa berkomitmen Pertumbuhan DPK yang cukup signifikan ini diikuti dengan
untuk memenuhi harapan nasabah dalam bisnis pertumbuhan jumlah rekening sebanyak 1.208.974 rekening
perbankan syariah. atau naik 38,98% semula 3.101.255 rekening di tahun
2011 menjadi 4.310.229 rekening di akhir 2012.Rata-rata
Tahun 2012, BSM menawarkan produk-produk inovatif yang pertumbuhan DPK perbulan pada tahun 2012 sebesar
terus berkembang. BSM memiliki beberapa kelompok produk 100.748 rekening.
yaitu:
Komposisi Dana
A. Pendanaan
Pada tahun 2012, porsi pendanaan untuk konsumer
mengalami kenaikan menjadi 59,25% dibandingkan tahun
Komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) sebelumnya sebesar 53,95%.Sedangkan pendanaan
untuk institusi mengalami penurunan menjadi 40,75%,
Total penghimpunan dana pihak ketiga sampai dengan
dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 46,05%.
akhir Desember 2012 mencapai Rp47,41 triliun, tumbuh
sebesar Rp4,79 triliun atau 11,24% terhadap total DPK
tahun 2011 sebesar Rp42,62 triliun. DPK berasal dari
tabungan, giro dan deposito.
(dalam
Pertumbuhan Rp Juta)
2011-2012
Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
Nominal %
Tabungan 7.163 9.873 14.424 14.424 19.148 4.724 32,75
Giro 2.591 4.015 4.669 4.669 6.434 1.765 37,80
Deposito 9.584 15.110 23.525 23.525 21.827 (1.698) (7,22)
Jumlah 19.338 28.998 42.618 42.618 47.409 4.791 11,24
Tabungan Tabungan
40,39% 33,84%
Deposito Deposito
2012 2011
46,04% 55,20%
Giro
Giro 10,96%
13,57%
Growth
Keterangan 2011 Komposisi 2012 Komposisi
Nominal %
Konsumer 22,990 53.95% 28,092 59.25% 5,102 22.19%
Institusi 19,628 46.05% 19,317 40.75% -311 -1.58%
Total 42,618 100.00% 47,409 100.00% 4,791 11.24%
Grafik Komposisi Dana Periode 2011-2012 Rincian Dana Pihak Ketiga (DPK)
1. Tabungan
Komposisi dana murah mengalami kenaikan menjadi Pertumbuhan terbesar secara nominal disumbang
53,96% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar oleh Tabungan BSM (Mudharabah) yaitu sebesar
44,80%. Sedangkan pendanaan untuk deposito Rp3,39 triliun. Jumlah NoA Tabungan sampai
mengalami penurunan menjadi 46,04%, dibandingkan dengan akhir tahun 2012 mencapai 4.155.632
tahun sebelumnya sebesar 55,20%. rekening, meningkat sebanyak 1.177.492 rekening
atau 39,54% dibandingkan tahun 2011 sebanyak
2.978.140.
Tabel Komposisi Dana Murah (dalam Rp Juta)
Pertumbuhan 2011-2012
Uraian 2011 Komposisi 2012 Komposisi
Nominal %
Dana Murah 19.093 44.80% 25.582 53.96% 6.489 33.99%
Deposito 23.525 55.20% 21.827 46.04% -1.698 -7.22%
Jumlah 42.618 100.00% 47.409 100.00% 4.791 11.24%
Deposito 2011
Dana Deposito 2012
Dana
55,20% Murah 46,04% Murah
44,80% 53,96%
Pertumbuhan 2011-2012
No Uraian 2011 2012
Nominal %
1 BSM Tabungan Berencana 125.515 147.581 22.066 17,58
2 BSM Tabungan Investa Cendikia 196.340 246.351 50.011 25,47
3 TabunganKu 197.246 308.198 110.952 56,25
4 BSM Tabungan Simpatik 315.094 593.326 278.232 88,30
5 BSM Tabungan Mabrur 1.800.534 2.674.435 873.901 48,54
6 Tabungan BSM (Mudharabah) 11.789.098 15.178.086 3.388.988 28,75
Jumlah 14.423.827 19.147.977 4.724.150 32,75
Growth posisi tabungan pada tahun 2012 memiliki BSM (Mudharabah) sebesar Rp3,39 triliun. Program
pertumbuhan sebesar 32,75% apabila dibandingkan BSM Gelegar Hadiah, Gathering, program Sahabat serta
dengan posisi tahun 2011 yang sebesar Rp14,42 beberapa program lainnya merupakan faktor-faktor yang
triliun. Kenaikan Growth tabungan pada tahun menyebabkan meningkatnya Tabungan BSM.
2012 didukung oleh pertumbuhan BSM Tabungan
Berencana 17,58%, BSM Tabungan Simpatik Jumlah NoA Tabungan BSM (Mudharabah) sampai
88,30%, BSM Tabungan Mabrur 48,54%, Tabungan dengan akhir tahun 2012 adalah sebesar 2.268.876
BSM (Mudharabah) 28,75%, BSM Tabungan Investa rekening. Jumlah NoA Tabungan BSM (Mudharabah)
Cendikia 25,47% dan TabunganKu 56,25%. meningkat sebesar 436.235 rekening atau 23,80%
dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 1.832.641
Tabungan BSM memberikan kontribusi sebesar rekening.
37,88% terhadap pertumbuhan Tabungan Perbankan
syariah yang tumbuh sebesar Rp12,47 triliun. 2) BSM Tabungan Mabrur
Selama 2012, kinerja BSM Tabungan Mabrur mencapai
Rincian produk tabungan di BSM diantaranya adalah sebagai sebesar Rp2,67 triliun. Growth BSM Tabungan Mabrur
berikut: pada tahun 2012 memiliki pertumbuhan sebesar Rp874
miliar atau sebesar 48,54% terhadap posisi tahun 2011
yang sebesar Rp1,80 triliun. Jumlah NoA BSM Tabungan
1) Tabungan BSM (Mudharabah)
Mabrur mencapai sebanyak 779.012 rekening, tumbuh
Tabungan BSM sampai dengan akhir tahun 2012
sebesar 204.235 rekening atau 35,53% dibanding tahun
mencapai Rp15,18 triliun. Kenaikan Growth Tabungan
2011 sebesar 574.777 rekening.
5) BSM Tabungan Simpatik Jumlah NoA Deposito sampai dengan akhir tahun
Kinerja BSM Tabungan Simpatik pada tahun 2012 2012 mencapai 101.263 rekening. NoA deposito
mencapai Rp593,33 miliar, mengalami peningkatan pada tahun 2012 memiliki pertumbuhan sebanyak
dibandingkan dengan tahun 2011. Growth BSM Tabungan 19.940 rekening atau sebesar 24.52% terhadap
Simpatik pada tahun 2012 memiliki pertumbuhan sebesar posisi tahun 2011 sebanyak 81.323 rekening.
Rp278,23 miliar atau sebesar 88,30% terhadap Posisi
tahun 2011 yang sebesar Rp315,09 miliar.
Giro BSM berkontribusi sebesar 30,95% terhadap Jumlah NoA BSM Giro USD sampai akhir
pertumbuhan giro Perbankan Syariah yang tumbuh tahun 2012 sebanyak 8.068 rekening, lebih
sebesar Rp5,70 triliun. tinggi sebanyak 403 rekening atau 5,26%
dibandingkan tahun 2011 sebanyak 7.665
Uraian mengenai produk Giro BSM adalah sebagai rekening.
berikut:
Selama 2012, kinerja BSM Giro Wadiah Yad Selama 2012, Kinerja BSM Giro Singapore
Dhamanah (IDR) mencapai sebesar Rp5,25 Dollar mencapai sebesar Rp3,96 miliar. Kinerja
triliun. Growth BSM Giro Rupiah pada tahun BSM Giro Singapore Dollar meningkat sebesar
2012 memiliki pertumbuhan sebesar Rp1,42 Rp2,55 miliar atau 181,12% dibandingkan tahun
triliun atau sebesar 37,10% terhadap Posisi sebelumnya sebesar Rp1,40 miliar.
tahun 2011 yang sebesar Rp3,83 triliun. Jumlah
NoA BSM Giro Rupiah sampai akhir tahun 2012 Sedangkan jumlah NoA BSM Giro Singapore
sebanyak 45.170 rekening, meningkat sebanyak Dollar sampai akhir tahun 2012 sebanyak 65
11.127 rekening atau 32.69% dibandingkan rekening, meningkat sebanyak 6 rekening atau
tahun 2011 sebanyak 34.043 rekening. 10,17% dibandingkan tahun 2011 sebanyak 59
rekening.
2) BSM Giro Euro
Selama tahun 2012, BSM melakukan beberapa
Selama 2012, Kinerja Giro BSM Euro mencapai
program dalam rangka meningkatkan kinerja Dana
Rp2,73 miliar. Growth BSM Giro Euro pada
Pihak Ketiga (DPK) sehingga mampu memenuhi
tahun 2012 mengalami penurunan sebesar
harapan nasabah antara lain:
Rp572 juta atau sebesar -17,35% terhadap
Posisi tahun 2011 yang sebesar Rp3,30 miliar.
1. Cash Management
Jumlah NoA Giro BSM Euro sampai akhir
tahun2012 sebanyak 31 rekening, meningkat Cash Management adalah program untuk
sebanyak 6 rekening atau 24,00% dibandingkan memudahkan nasabah Institusi untuk mengelola
tahun 2011 sebanyak 25 rekening. dananya. Produk yang ditawarkan adalah
Pooling Fund, Multi Level Acount, Batch Transfer
dan Payroll. Kerja sama lain yang bisa dilakukan 7. Gathering Jamaah Haji melalui KBIH dan
adalah Co-branding, Multi Bank Payment dan PIHK
Multi Chanel Payment.
Pada tahun 2012 BSM melakukan gathering
jamaah haji melalui KBIH dan PIHK di 100
BSM Sahabat merupakan program member get
KC dan 150 KCP. Pada pelaksanaannya BSM
member, dimana peserta program mengajak
memprioritaskan gathering di cabang-cabang
orang lain menjadi nasabah BSM. Peserta
potensial haji dan umrah.
program (pemberi referensi) mendapatkan
insentif uang berdasarkan volume dana dari
8. Program BSM You & Friends
nasabah yang tereferensi. BSM Sahabat juga
Program BSM You & Friends adalah program
merupakan upaya pemasaran berbasis word of
akuisisi nasabah baru BSM Priority dengan
mouth.
cara referral. Setiap nasabah BSM Priority yang
memberikan referensi maupun nasabah baru
2. BSM Mitra Kerja
BSM Priority hasil referral dengan penempatan
BSM Mitra Kerja merupakan program komunitas dana minimal Rp250 juta akan mendapat hadiah
yang bekerjasama dengan BSM. berupa voucher.
Pertumbuhan 2011-2012
Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
Nominal %
Pembiayaan 13.278 16.063 23.968 36.727 44.755 8.028 21,86
Pertumbuhan pembiayaan BSM sedikit lebih rendah dari Pembiayaan dan Komposisi
pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah. Hal ini,
secara posisi pangsa pasar pembiayaan BSM terhadap 1. Pembiayaan Per Jenis Skim
pangsa pasar pembiayaan perbankan syariah mengalami
penurunan dari 35,78% tahun 2011 ke 30,34% tahun Portofolio pembiayaan per akhir tahun 2012
2012. didominasi pembiayaan dengan skim murabahah
(jual-beli berbasis margin) sebesar Rp27,55 triliun atau
Produk pembiayaan BSM dikelompokkan dalam 61,56%, meningkat dibandingkan porsi pembiayaan
beberapa bagian antara lain: dengan skim murabahah pada akhir tahun 2011
1. Pembiayaan per skim antara lain: pembiayaan sebesar Rp19,77 triliun atau 53,84%. Sedangkan
murabahah, mudharabah, musyarakah dan lainnya. porsi pembiayaan dengan skim musyarakah sebesar
2. Pembiayaan per sektor ekonomi antara lain: Rp6,34 triliun atau 14,16%, lebih rendah dibandingkan
pembiayaan pertanian, pertambangan, industri, akhir tahun 2011 sebesar Rp5,43 triliun atau 14,78%.
listrik, gas, air, konstruksi, perdagangan, transportasi Komposisi pembiayaan dengan skim mudharabah dan
dan komunikasi, jasa dunia usaha, jasa sosial dan lainnya mengalami penurunan dari semula sebesar
lain-lain. 12,72% dan 18,66% pada akhir tahun 2011 menjadi
3. Pembiayaan per segmen antara lain: pembiayaan sebesar 9,55% dan 14,74% pada akhir tahun 2012.
korporasi, komersial, usaha mikro kecil dan
konsumer.
45.000 44.755
40.000
36.727
35.000
30.000
23.968
25.000
20.000
16.063
15.000 13.278
10.000
5.000
0
2008 2009 2010 2011 2012
2011 2012
Uraian
Nominal Share Nominal Share
Murabahah 19.773.813 53,84% 27.549.264 61,56%
Mudharabah 4.671.140 12,72% 4.273.760 9,55%
Musyarakah 5.428.201 14,78% 6.336.769 14,16%
Lainnya 6.853.525 18,66% 6.595.015 14,74%
Jumlah Pembiayaan Per Skim 36.726.679 100,00% 44.754.808 100,00%
Tahun Pertumbuhan
Keterangan
2011 2012 Nominal %
Korporasi 9.302.732 10.000.429 697.697 7.50
Komersial (Menengah) 6.254.763 7.773.363 1.518.600 24.28
Usaha Mikro dan Kecil 5.128.505 7.355.784 2.227.279 43.43
Konsumer 16.040.679 19.625.232 3.584.553 22.35
Jumlah 36.726.679 44.754.808 8.028.129 21.86
Uraian pembiayaan per segmen usaha adalah sebagai Kinerja Pembiayaan Korporasi
berikut:
Selama tahun 2012, BSM telah menyalurkan
a. Pembiayaan Korporasi pembiayaan korporasi dengan pertumbuhan sebesar
Rp697,70 miliar atau 7,50%, semula Rp9,30 triliun di
Bentuk dukungan BSM dalam meningkatkan tahun 2011 menjadi sebesar Rp10,00 triliun.
pertumbuhan bank syariah nasional adalah dengan
membantu nasabah korporasi melalui penyaluran Pembiayaan korporasi diarahkan untuk
pembiayaan untuk ekspansi bisnis maupun pengembangan dan integrasi bisnis maupun modal
peningkatan modal kerja pada sektor-sektor industri kerja. Fokus pembiayaan korporasi ditujukan kepada
penting dengan pertumbuhan positif dan menarik 3 (tiga) sektor besar antara lain: sektor jasa dunia
sesuai dengan risiko yang diterima. usaha sebesar Rp9,29 triliun atau 20,77%, sektor
perdagangan sebesar Rp4,83 triliun atau 10,80%
Tahun 2012, BSM menfokuskan pembiayaan dan sektor konstruksi sebesar Rp3,24 triliun atau
terutama untuk sektor-sektor riil seperti: perkebunan 7,25%.
dan pabrik kelapa sawit, pertambangan, batu
bara, pembangkit listrik, gas, telekomunikasi. Pembiayaan Khusus dan Sindikasi
Penyaluran pembiyaan ini dilakukan dengan tetap
memperhatikan prinsip kehati-hatian. Selain itu Untuk mendukung penyaluran pembiayaan korporasi,
penyaluran pembiayaan korporasi juga bertujuan BSM menyalurkan pembiayaan yang sehat melalui
melayani nasabah korporasi dengan kebutuhan pembiayaan sindikasi syariah dan club deal serta
finansial yang terus berkembang. membangun agency profesional yang dapat memberi
kontribusi kepada pertumbuhan fee based income
BSM secara proaktif melakukan komunikasi yang BSM. Melalui pembiayaan sindikasi ini, BSM
berkesinambungan dan kunjungan yang lebih intensif diharapkan dapat menjadi penggerak pembiayaan
dengan nasabah korporasi dalam upaya-upaya BSM sindikasi perbankan syariah dan pembiayaan yang
menjaga keberlangsungan pembiayaan korporasi membutuhkan dana cukup besar. Dalam hal ini
yang telah berjalan, sehingga permasalahan yang prinsip kehati-hatian tetap menjadi keutamaan bagi
dihadapi dapat terdeteksi lebih awal dan mampu BSM.
diselesaikan dengan baik.
BSM menyalurkan pembiayaan sindikasi selama digunakan untuk tujuan modal kerja sebesar 58,29%
2012 dengan pertumbuhan sebesar Rp385 miliar dan sisanya sebesar 41,71% digunakan untuk
atau 53% semula Rp724 miliar di tahun 2011 menjadi investasi.
Rp1.109 miliar di tahun 2012. Di tengah persaingan
bisnis yang ketat, BSM tetap berusaha untuk dapat
Skim Pembiayaan Komersial
mencapai target.
Komposisi pembiayaan komersial BSM berdasarkan
Dalam usianya yang relatif muda, kontribusi yang skim pembiayaannya dapat dibagi menjadi 3 skim
telah diberikan Bank tidak dapat dipandang sebelah besar yaitu murabahah, musyarakah, musyarakah
mata. Demikian juga peran BSM terhadap dunia PDB. Realisasi pembiayaan dengan skim murabahah
Perbankan Syariah khususnya dalam pembiayaan sebesar 61,77% dari total pembiayaan komersial,
sindikasi. meningkat dibandingkan dengan realisasi tahun
2011 sebesar 54,57%. Pembiayaan dengan skim
musyarakah sebesar 26,23% dari total pembiayaan
b. Pembiayaan Komersial (Menengah) komersial. Kondisi ini meningkat dari komposisi
tahun 2011 sebesar 21,51% dari total pembiayaan
Tahun 2012 BSM menjalankan proyek Corporate komersial. Sementara itu pembiayaan Musyarakah
Plan 2011-2015 (Corplan). Salah satu item proyek PDB pada tahun 2012 mencapai 11,21% atau turun
yang dijalankan adalah perubahan kebijakan dalam komposisinya dari tahun 2011 sebesar 23% terhadap
hal kriteria segmentasi pembiayaan komersial. total pembiayaan komersial.
Dampak dari perubahan kriteria segmentasi
pembiayaan tersebut, maka terjadi perubahan posisi
Pembiayaan Komersial pada Sektor
pembiayaan komersial di BSM dari semula sebesar
Ekonomi
Rp5,372 triliun di akhir tahun 2011 menjadi sebesar
Rp2,658 triliun di awal tahun 2012 atau berpindah BSM menyalurkan pembiayaan komersial di
sebesar Rp2,712 triliun ke segmen pembiayaan beberapa sektor ekonomi. Berdasarkan sektor
komersial kecil. Selain itu pada tahun 2012, BSM ekonomi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia,
melakukan penguatan risk management melalui pembiayaan komersial BSM pada tahun 2012
penerapan four eyes principles dan segregation of didominasi oleh penyaluran pada sektor Real
duties dalam proses pembiayaan. Estate, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar
25,87%. Dominasi ini berbeda dibandingkan dengan
Sepanjang tahun 2012, BSM merealisasikan penyaluran pembiayaan tahun 2011 yang didominasi
pertumbuhan pembiayaan komersial sebesar oleh sektor ekonomi Perdagangan Barang Eceran
Rp1,084 Triliun atau turun sebesar 22% dari realisasi sebesar 29,85%. Selengkapnya data pembiayaan
pertumbuhan pembiayaan komersial tahun 2011 per sektor ekonomi disajikan pada tabel.
sebesar Rp1,390 Triliun. Penurunan ini antara lain
disebabkan oleh proses penyesuaian unit bisnis dan Non Performing Financing Pembiayaan
risk dalam menerapkan mekanisme proses baru Komersial
pembiayaan berdasarkan Corplan.
BSM selama tahun 2012, berhasil mengendalikan
NPF nasabah pembiayaan komersial menjadi
Tujuan Penyaluran Pembiayaan Komersial sebesar Rp136,9 Milyar membaik jika dibandingkan
Komposisi pembiayaan yang disalurkan oleh BSM NPF pada tahun 2011 sebesar Rp244,135
berdasarkan tujuan penggunaannya terbagi menjadi milyar. Posisi tersebut sebesar 3,66% terhadap
untuk tujuan modal kerja dan investasi. Pada total pembiayaan komersial BSM membaik jika
tahun 2012, pembiayaan komersial BSM mayoritas dibandingkan tahun 2011 sebesar 4,54% dari total
disalurkan untuk tujuan investasi sebesar 52,51%, pembiayaan komersial BSM.
sedangkan sisanya sebesar 47,49% digunakan
untuk modal kerja. Komposisi ini berbeda dari tahun
2011, dimana pembiayaan komersial BSM mayoritas
2011 2012
Uraian
Nominal Share Nominal Share
KUR 948 18.49% 1.552 21,10%
Linkage Program 1.491 29.08% 1.360 18,49%
Warung Mikro 912 17.78% 1.591 21,63%
DNS KLH 44 0.86% 32 0,44%
Kecil Komersial 1.508 29.41% 2.524 34,33%
Lainnya 225 4.39% 295 4,01%
Total 5.128 100,00% 7.355 100,00%
BSM menyalurkan pembiayaan usaha mikro dan b) Meningkatkan capacity building nasabah mikro-
kecil selama tahun 2011 dengan pertumbuhan kecil dan mitra linkage agar lebih mampu dan
sebesar Rp2,23 triliun atau 43,43%, semula Rp5,13 dapat berkembang dalam melayani nasabah
triliun di akhir tahun 2011 menjadi Rp7,35 triliun di mikro-kecil. Untuk meningkatkan capacity
akhir tahun 2012. building mitra linkage khususnya LKMS, BSM
bekerja sama dengan beberapa lembaga
Upaya menjangkau nasabah segmen mikro kecil pendamping LKMS dalam bentuk pelatihan,
sering terkendala oleh keterbatasan pengusaha pendampingan dan supervisi.
segmen tersebut, baik yang berasal dari faktor c) Melakukan kerjasama pembiayaan program
internal maupun eksternal pengusaha. Faktor internal dengan pemerintah untuk mendapatkan fasilitas
adalah lemahnya wawasan dan pengetahuan pelaku penjaminan, likuiditas atau bantuan lainnya
usaha mikro-kecil untuk mengakses pembiayaan untuk meningkatkan pembiayaan ke segmen
bank, serta terbatasnya jaminan dan modal sendiri mikro-kecil.
yang bisa disediakan oleh pengusaha mikro- d) Melakukan kerjasama pola kemitraan, dimana
kecil. Faktor eksternal adalah masih banyaknya BSM berfungsi sebagai fasilitator usaha mikro-
ketidaksesuaian skim pembiayaan dengan kecil dengan pengusaha besar dalam pola
kebutuhan nasabah mikro-kecil. Di samping itu, kemitraan Inti-Plasma, dimana perusahaan inti
infrastruktur bank yang ada juga tidak siap untuk menjamin pasar dan pendampingan teknologi.
menjangkau nasabah mikro-kecil yang tersebar di
e) Membuka outlet khusus yang melayani Usaha b) Pembiayaan dengan Dana Bergulir Syariah
Mikro dengan brand Warung Mikro BSM yang (DBS), dengan total plafon/dana pembiayaan
berlokasi di sekitar komunitas usaha mikro. sampai saat ini sebesar Rp82,98 miliar. Skema
f) Mengembangkan sistem monitoring pembiayaan ini merupakan keikutsertaan BSM
pembiayaan mikro kecil berbasis teknologi dalam program kerja sama dengan Kantor
untuk mengefektifkan dan menurunkan biaya Menteri Negara Koperasi dan UKM dalam
monitoring pembiayaan. memberdayakan usaha mikro melalui program
Perkuatan Permodalan Koperasi Jasa Keuangan
Syariah (KJKS) atau Unit Jasa Keuangan
Skim Pembiayaan Mikro-Kecil Syariah (UJKS) sebagai Lembaga Keuangan
Mikro Syariah (LKMS) dengan pola Dana
Sebagai bank syariah yang memiliki misi Bergulir Syariah (DBS) yang tujuan akhirnya
keberpihakan kepada segmen ekonomi mikro dan untuk memperkuat akses permodalan usaha
kecil, Bank Syariah Mandiri (BSM) terus menerus mikro bagi kegiatan usaha produktif. Jumlah
berupaya untuk meningkatkan peranannya dalam koperasi yang mendapat fasilitas pembiayaan
pemberdayaan usaha mikro dan kecil melalui dengan skema ini adalah sebanyak 1.022
berbagai pembiayaan program. koperasi;
Pembiayaan program yang disalurkan oleh BSM c) Pembiayaan dengan dana DNS-KNLH adalah
merupakan kerja sama BSM dengan beberapa pembiayaan program kerja sama antara BSM
instansi pemerintah yakni Kementerian Koperasi, dengan Kementerian Negara Lingkungan Hidup
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian (KNLH) untuk pembiayaan usaha mikro dan
Pertanian dan Kementerian Lingkungan Hidup. kecil dengan memanfaatkan Debt for Nature
Swap (DNS) di sektor lingkungan. Penggunaan
Skema pembiayaan program yang telah disalurkan pembiayaan DNS-KNLH pada umumnya untuk
oleh BSM selama tahun 2012 terdiri atas: pembiayaan investasi. Total plafon/dana yang
dikelola BSM untuk pembiayaan ini sebesar
a) Pembiayaan dengan dana SUP 005 adalah Rp71,69 miliar dengan nasabah saat ini
pembiayaan untuk pengembangan usaha mikro sebanyak 158 nasabah. Jenis-jenis pembiayaan
dan kecil, dengan total plafon/dana sebesar investasi yang dapat dibiayai dengan skema ini
Rp197 miliar. Keikutsertaan BSM dalam ialah:
menyalurkan dana SUP 005 dalam rangka
meningkatkan perkuatan akses permodalan (1) Peralatan pencegahan pencemaran:
usaha mikro dan kecil bagi kegiatan usaha
Peralatan Produksi Bersih: energi
produktif, merupakan salah satu bentuk peran
efisiensi dan perubahan teknologi;
serta wujud keberpihakan kepada segmen
Peralatan pencegahan lapisan ozon.
ekonomi mikro dan kecil sesuai dengan visi dan
misi BSM. Penggunaan skema pembiayaan (2) Industri daur ulang yaitu seluruh peralatan
ini adalah untuk pembiayaan investasi dan yang dapat digunakan untuk menghemat
pembiayaan modal kerja. Jumlah usaha mikro sumber daya alam dan mengurangi limbah
dan kecil yang mendapat fasilitas dengan skim (daur ulang limbah, plastik, logam dan kayu);
pembiayaan ini sebanyak 2.129 nasabah. (3) End-of-pipe technologies:
Sejak Juli 2012 Dana SUP 005 telah Instalasi pengolahan air limbah;
dikembalikan kepada Pemerintah melalui Bank Instalasi pengendalian pencemaran
Mandiri, nasabah program SUP 005 yang belum udara;
melunasi kewajibannya pada saat pengembalian Instalasi pengolahan sampah.
dana tersebut dialihkan menjadi nasabah (4) Peralatan laboratorium:
pembiayaan Komersial BSM.
Peralatan untuk analisis emisi untuk
perbaikan kendaraan bermotor;
Target utama pasar Warung Mikro adalah 2012 dan telah menyelesaikan seluruhnya per
perorangan/badan usaha yang membutuhkan Februari 2013 sesuai dengan permintaan BI.
pembiayaan investasi/modal kerja s.d. Rp100 juta
untuk kegiatan produktif. Contoh nasabah kategori ini Ketentuan tersebut juga mengatur pembatasan fitur
adalah pedagang di pasar tradisional, usaha bengkel gadai emas di perbankan syariah seperti Financing
sepeda motor, industri rumah tangga, pedagang To Value (FTV), Harga Dasar Emas (HDE) dan
kelontong dan sebagainya. jangka waktu. Hal ini memberikan dampak negatif
terhadap kemampuan BSM dalam melakukan
Sesuai Pedoman Pembiayaan, Warung Mikro akuisisi pembiayaan gadai yang baru. Selain itu,
juga dapat membiayai pembiayaan multiguna s.d. periode freeze selama Jan s.d. Maret mengakibatkan
Rp100 juta. Produk dan persyaratan pembiayaan portofolio gadai Rp250 juta kebawah mengalami
mikro disesuaikan dengan karakteristik usaha mikro penurunan sebesar Rp439 miliar, dari Rp1,07 triliun
tersebut. Saat ini usaha mikro mempunyai 3 kategori per 2011 menjadi Rp632 miliar. Setelah pembukaan
produk yaitu: kembali, BSM berhasil menyalurkan pembiayaan
gadai dengan pertumbuhan sebesar Rp402 miliar
a) Pembiayaan Tunas (plafond Rp2 Juta s.d. 10 menjadi Rp1,03 triliun per Desember 2012.
Rp10 juta)
b) Pembiayaan Madya (plafond > Rp10 juta s.d. Total pembiayaan gadai BSM mengalami penurunan
Rp50 juta) sebesar 3,46% atau Rp37 miliar, dari Rp1,07 triliun
c) Pembiayaan Utama (plafond > Rp50 juta sd menjadi Rp1,03 triliun.
Rp100 juta)
d) Pembiayaan KUR Warung Mikro (plafond Penurunan baki debet tersebut diikuti dengan
maksimum Rp20 juta) menurunannya FBI gadai sebesar 48,43% atau
e) Pembiayaan Multiguna (plafond maksimum Rp146,57 dari Rp302,62 menjadi Rp156,05 miliar per
Rp50 juta.) Desember 2012.
Melalui pelayanan Warung Mikro, diharapkan akses Jumlah outlet gadai juga mengalami peningkatan
usaha pengusaha mikro terhadap pembiayaan BSM dengan tumbuh sebanyak 35 outlet, semula 318
akan semakin terbuka. outlet di akhir tahun 2011 menjadi 353 outlet di akhir
tahun 2012.
Pembiayaan Gadai BSM a) Program Pengembangan Bisnis
BSM mencanangkan program-program untuk
Bisnis gadai emas Perbankan Syariah tahun
meningkatkan portofolio pembiayaan gadai,
2012 mengalami perubahan signifikan dengan
antara lain:
dikeluarkannya ketentuan oleh BI melalui Surat
Edaran Bank Indonesia No.14/7/DPbs tanggal 29 (1) Program Sahabat Emas yaitu program yang
Februari 2012 perihal Produk Qardh Beragun Emas diperuntukkan bagi perorangan yang dapat
Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah. Salah mereferensikan nasabah untuk menggadai di
satu dampak dari pelaksanaan ketentuan tersebut BSM.
adalah setiap bank syariah harus menyelesaikan (2) Program eduEmas, Program Ketupat Emas
pembiayaan gadai nasabahnya yang memiliki Merdeka dan Program Rejeki Milad BSM.
baki debet di atas Rp250 juta menjadi maksimal Program ini memberikan keuntungan bagi
hanya Rp250 juta per nasabah. Dari total portofolio peserta program antara lain memperoleh
pembiayaan gadai BSM sebesar Rp2,95 triliun pada keringanan biaya gadai, suvenir maupun
tahun 2011, porsi pembiayaan gadai dengan baki bingkisan lainnya.
debet di atas Rp250 juta cukup besar mencapai
64,07% atau Rp1,89 triliun. Walaupun demikian, b) Aliansi
BSM telah berhasil menurunkan jumlah tersebut Untuk meningkatkan jangkauan layanan gadai,
menjadi hanya tinggal Rp12,26 miliar per Desember BSM membuka channel distribusi dengan pihak
adalah tersedianya layanan untuk beneficiary yang murah karena BSM menyediakan fasilitas L/C UPAS
tidak memiliki rekening di bank. Beneficiary cukup bekerjasama dengan berbagai financing bank di
mempunyai hand phone dan pengambilan uang luar negeri yang telah dikenal luas. Kerjasama ini
dilakukan melalui kantor pos terdekat. saling menguntungkan kedua belah pihak yang pada
akhirnya berdampak positif bagi nasabah BSM.
BSM juga melayani transaksi remittance melalui
Western Union yang memberikan kemudahan bagi Penyediaan bank note USD dan SAR tersedia di
nasabah yang menginginkan penerimaan dana cabang cabang BSM. BSM sebagai bank terbesar
dalam waktu cepat. kedua dari 21 bank konvensional maupun bank
syariah yang menangani aktifitas haji menyediakan
Transaksi ekspor di BSM memberikan kemudahan bank note SAR untuk calon jemaah haji yang
bagi nasabah karena tidak adanya sejenis in transit membutuhkan. Selama musim pemberangkatan haji
interest dalam proses negosiasi L/C sight. tahun 2011, konter-konter layanan SAR BSM dibuka
di berbagai embarkasi haji di seluruh Indonesia. BSM
Transaksi impor tumbuh sekitar 140% berkat menyediakan bank note SAR dari nominal paling
kepercayaan nasabah yang menyalurkan transaksi kecil SAR1 sampai dengan SAR100.
impornya melalui BSM. Dukungan lebih dari 200
bank koresponden di berbagai penjuru dunia mampu
memberikan layanan yang terbaik untuk nasabah
BSM. Komitmen bank-bank koresponden yang C. Jasa (Fee Based Income)
memberikan trade line facility hampir tidak mengalami
perubahan dibandingkan tahun sebelumnya setelah Sampai akhir tahun 2012, realisasi pendapatan dari
mereka melihat performance BSM yang tetap solid sektor jasa/fee based income (FBI Murni) meningkat
sepanjang tahun 2012. Biaya yang dikenakan bank- menjadi Rp883,15 miliar, tumbuh sebesar Rp23,80 miliar
bank koresponden yang sempat naik pada awal tahun atau 2,77% dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp859,35
2012 berangsur-angsur turun dan kembali mendekati miliar. Peningkatan tersebut ditopang oleh fee Haji yang
normal mulai pertengahan tahun 2012. tumbuh sebesar Rp119,79 miliar, fee transaksi luar negeri
tumbuh sebesar Rp10,37miliar dan fee sindikasi dan
L/C Usance Payable At Sight (UPAS) merupakan obligasi tumbuh sebesar Rp7,79 miliar.
salah satu produk untuk melaksanakan transaksi
impor barang yang dibutuhkan nasabah. Berbagai Pertumbuhan pendapatan dari haji menunjukkan
barang yang diimpor selama tahun 2011 mencakup keseriusan BSM dalam menggarap segmen haji. Hal
antara lain baja karbon, pipa baja, kompresor, ini dilakukan dengan memberikan pelayanan yang baik
peralatan telekomunikasi, bahan baku industri kimia, kepada calon jamaah haji dan bekerjasama dengan
suku cadang, generator dan mesin cetak. Nasabah Kelompok Bimbingan Jamaah Haji (KBIH). Sedangkan
importir dapat menikmati fasilitas ini untuk memenuhi untuk pendapatan dari operasional ditopang oleh
kebutuhan impor barang dengan biaya yang relatif meningkatnya jumlah transaksi yang diikuti dengan
peningkatan jumlah nasabah BSM.
Pertumbuhan Kontribusi
FBI 2011 2012
Nominal % %
International Banking 45,53 55,91 10,38 22,80 6,33
Haji 324,98 444,77 119,79 36,86 50,36
Pembiayaan Mikro 14,25 7,02 (7,23) (50,74) 0,79
Sindikasi dan Obligasi 9,22 17,00 7,78 84,38 1,93
Operasional 465,37 358,45 (106,92) (22,98) 40,59
Total 859,35 883,15 23,80 2,77 100,00
Tinjauan Keuangan
Buku besar - Koleksi Museum Mandiri
B
SM membukukan pertumbuhan Laba Komprehensif seluruh liabilitas tepat waktu, menjaga likuiditas dan
sebesar Rp254,78 miliar atau 46,10% semula Rp552,65 memperoleh pendapatan yang memadai pada level risiko
miliar di tahun 2011 menjadi Rp807,43 miliar di tahun yang dapat diterima.
2012.
a) NPF Gross dari 2,42% ke 2,82% Posisi Fasilitas Simpanan Bank Indonesia
b) NPF Nett dari 0,95% ke 1,14% Syariah (FASBIS) dan Reverse Repo SBSN
c) Rasio PPAP tersedia/PPAP wajib per 31 Desember 2012 sebesar Rp3,18
dibentuk dari 107,66% ke 110,08% triliun atau turun 35,76% dibandingkan posisi
d) Cash PP Aset Produktif dari 103,42% ke FASBIS akhir tahun 2011 sebesar Rp4,95
101,19% triliun.
e) Cash PP Pembiayaan dari 109,81% ke
100,06% 5). Giro dan Penempatan pada Bank Lain
c. Sumber Dana dan Komposisi Dana Simpanan dari bank lain per 31 Desember 2012
Pihak Ketiga mencapai Rp37,98 miliar, lebih rendah sebesar
Rp40,85 miliar atau 51,82% terhadap posisi
BSM berhasil menghimpun dana masyarakat simpanan dari bank lain di akhir tahun 2011
selama tahun 2012 sebesar Rp47,41 triliun, sebesar Rp78,83 miliar.
e. Laba Neto
a. Arus Kas dari Aktivitas Operasi b. Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas
operasi selama tahun 2012 sebesar -Rp1,69 investasi selama tahun 2012 sebesar Rp79,21
triliun turun sebesar Rp2,78 triliun terhadap tahun miliar menurun sebesar Rp158.38 miliar atau
2011 sebesar Rp1,09 triliun. Hal ini dipengaruhi 66,66% terhadap tahun 2011 sebesar Rp237,59
faktor secara signifikan antara lain: menurunnya miliar. Hal ini terutama disebabkan adanya
kenaikan dana syirkah temporer, meningkatnya pembelian aset tetap, meskipun terdapat
penurunan aset usaha, dan penyaluran penerimaan dari surat berharga tetapi dengan
pembayaran zakat. nominal yang masih lebih rendah.
(Dalam Rp miliar)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Periode 2011-2012
2011 2012
Uraian
Nominal Prosentase Nominal Prosentase
Liabilitas 7.041 14,47% 9.168 18,84%
Surat berharga subordinasi 700 1,44% 500 1,03%
Dana Syirkah Temporer 37.858 77,78% 40.380 82,96%
Ekuitas 3.073 6,31% 4.181 8,59%
Total 48.672 100,00% 54.229 111,42%
A B C D E
BSM melakukan pemasaran produk bersifat Above The Strategi Pengembangan Produk
Line (ATL) dan juga produk yang bersifat Below The Line Tahun 2012
BSM melakukan pemasaran produk bersifat Above The
Line (ATL) dan juga produk yang bersifat Below The Line Perkembangan industri perbankan syariah yang semakin
(BTL). mendapatkan tempat di masyarakat, memunculkan
berbagai peluang bisnis bagi BSM. Dalam rangka
BSM melaksanakan program promosi terkait produk menyambut peluang-peluang bisnis tersebut, BSM
perbankan yang bersifat Above The Line (ATL) melalui senantiasa melakukan pengembangan dan inovasi
media promosi sebagai berikut:
Liabilitas
Liabilitas segera (Kewajiban Lain-lain) 99.074.290.311 112.812.995.821
Simpanan wadiah 1.270.429.356.269 43.585.618.633
Simpanan dari bank lain 2.161.483.231 6.391.071.948
Pembiayaan diterima 450.000.000.000 600.000.000.000
Surat berharga subordinasi yang diterbitkan 172.000.000.000 75.000.000.000
Jumlah 1.993.665.129.811 837.789.686.402
Persentase terhadap jumlah liabilitas 28.31% 9.14%
Bank telah menerapkan standar akuntansi berikut pada 1. PSAK No. 24 (Revisi 2010) “Imbalan Kerja”. PSAK
tanggal 1 Januari 2012. revisi ini mengatur akuntansi dan pengungkapan
1. PSAK No. 101 (Revisi 2011) mengatur penyajian imbalan kerja dan mensyaratkan pengakuan liabilitas
laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, dan beban jika pekerja telah memberikan jasanya dan
komponen laporan keuangan, penyajian secara entitas menikmati manfaat ekonomik yang dihasilkan
wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, dari jasa tersebut.
perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar
dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, 2. PSAK No. 16 (Revisi 2011) “Aset Tetap”. PSAK ini
informasi komparatif, konsistensi penyajian, dan mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, sehingga
memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, pengguna laporan keuangan dapat memahami
sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, informasi mengenai investasi entitas dalam aset tetap
pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif dan perubahan dalam investasi tersebut. Masalah
lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi utama dalam akuntansi aset tetap adalah pengakuan
keuangan, dan pernyataan kepatuhan. aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan
penyusutan, dan rugi penurunan nilainya.
Perubahan signifikan yang ditimbulkan standar
akuntansi tersebut terhadap Bank adalah sebagai 3. PSAK No. 46 (Revisi 2010) “Akuntansi Pajak
berikut: Penghasilan”. Mengatur perlakuan akuntansi untuk
- Laporan keuangan terdiri dari Laporan Posisi pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi
Keuangan, Laporan Laba Rugi Komprehensif, pajak kini dan masa depan untuk pemulihan
Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa
Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi depan yang diakui pada laporan posisi keuangan;
Hasil, Laporan Sumber dan Penyaluran Dana serta transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain
Zakat, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan.
Kebajikan, dan Catatan atas Laporan Keuangan
dan Penambahan Laporan Posisi Keuangan 4. PSAK No. 56 (Revisi 2011) “Laba per Saham”.
yang menunjukkan Saldo Awal (dalam hal terjadi PSAK revisi ini menetapkan prinsip penentuan dan
reklasifikasi atau penyajian kembali). Sedangkan penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan
sebelumnya, laporan terdiri dari Neraca, Laporan daya banding kinerja antar entitas yang berbeda pada
Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan periode pelaporan yang sama, dan antar periode
Arus Kas, Laporan rekonsiliasi pendapatan dan pelaporan berbeda untuk entitas yang sama.
bagi hasil, Laporan sumber dan penyaluran dana
zakat, Laporan sumber dan Catatan atas Laporan 5. ISAK No. 15 “PSAK No. 24 “Batas Aset Imbalan Pasti,
Keuangan. Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”.
Memberikan pedoman bagaimana menilai
- Tambahan pengungkapan yang diperlukan, pembatasan jumlah surplus dalam program imbalan
contohnya adalah pengelolaan permodalan dan pasti yang dapat diakui sebagai aset dalam PSAK No.
pengungkapan kepatuhan terhadap standar 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”.
akuntansi.
P
elaksanaan tata kelola perusahaan (Good Corporate dengan proses bisnis Bank, namun selain itu juga Bank
Governance) di Bank Syariah Mandiri (BSM) berpedoman pada ketentuan internal dan peraturan
diterapkan secara menyeluruh di berbagai lapisan perundangan-undangan yang berlaku lainnya seperti :
organisasi. Manajemen Bank memberikan semangat dalam 1. Undang-undang Republik Indonesia No.40 tahun 2007
menginternalisasikan penerapan prinsip-prinsip Good tentang Perseroan Terbatas;
Corporate Governance (GCG), dengan berbagai upaya 2. Undang-undang Republik Indonesia No.21 tahun 2008
meningkatkan awareness jajaran Bank terhadap prinsip-prinsip tentang Perbankan Syariah;
GCG. 3. Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/3/PBI/2009
tentang Bank Umum Syariah;
Penerapan GCG secara konsisten dan menyeluruh 4. PBI No.11/25/PBI/2009 tentang perubahan PBI
memberikan kekuatan bagi Bank dalam memperoleh No.5/8/PBI/2003 mengenai Implementasi Manajamen
kepercayaan dan dukungan Stakeholders dalam upaya Risiko pada Bank Umum
operasional berkelanjutan. 5. PBI No. 11/28/PBI/2009 tentang Penerapan Anti
Pencucian Uang (APU) & Pencegahan Pendanaan
Perbaikan dan pembenahan dalam rangka implementasi Terorisme (PPT);
penerapan GCG terus menerus dilakukan. Bank telah 6. PBI No.11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 dan
melakukan pemisahan fungsi antara operasional/bisnis dengan SEBI No.12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 tentang
fungsi pengawasan/manajemen risiko/pendukung pada level Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank
Direksi guna menghindari adanya benturan kepentingan dalam Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS).
kegiatan bank. 7. PBI No.13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011
tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum.
Direksi Bank menekankan kedisiplinan pegawai dalam 8. Anggaran Dasar PT Bank Syariah Mandiri;
menegakkan nilai-nilai utama ETHIC (Excellence, Teamwork, 9. Board Manual PT Bank Syariah Mandiri;
Humanity, Integrity, Customer Focus) dalam mencapai tujuan 10. Kebijakan dan Prosedur Kepatuhan Bank Syariah
perusahaan. Menginternalisasikan ETHIC ke dalam dada setiap Mandiri;
insan BSM. 11. Kebijakan Kepatuhan PT Bank Syariah Mandiri
12. Pedoman Pelaksanaan Penerapan APU & PPT Bank
Perusahaan memiliki komitmen yang tinggi dalam upaya Syariah Mandiri.
menghindarkan kegiatan yang mungkin dapat menimbulkan 13. Surat Keputusan Bersama (SKB) No.12/002-SKB/
terjadinya benturan kepentingan antara lain dengan Kom.Dir tanggal 27 Desember 2010 tentang Piagam
pemberlakuan formulir hubungan keluarga antara sesama GCG (Good Corporate Governance Charter).
pegawai dan/atau calon pegawai BSM. 14. Surat Edaran (SE) Self Assessment Pelaksanaan
Good Corporate Governance (SA GCG).
15. SE Kewajiban Melaksanakan Prinsip-prinsip GCG
TARProF.
A. Dasar dan Penerapan GCG
Pelaksanaan tata kelola perusahaan di BSM tetap
berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No.11/33/ 1. Konsistensi dan Komitmen
PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 tentang Pelaksanaan Penerapan GCG
Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah
(BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) yaitu penerapan 5 Penerapan GCG di BSM pada tahun 2012 terus
prinsip dasar TARProF yaitu: Keterbukaan (Transparency), membaik terbukti dengan penghargaan yang
Akuntabilitas (Accountability), Pertanggungjawaban diperoleh Bank untuk ketiga-kalinya pada Annual
(Responsibility), Profesional (Professional) dan Kewajaran Report Award (ARA) yakni pada periode 2009,
(Fairness). 2010 dan 2011 atas Laporan Keuangan Tahunan
Perusahaan Terbaik Kategori Swasta Keuangan Non
Dalam melaksanakan praktik GCG, Bank senantiasa Listed yang diselenggarakan oleh BI, Bapepam-LK,
mengacu pada ketentuan dan peraturan baik yang Kementerian BUMN, Direktorat Jendral Pajak, Bursa
mengatur tentang pelaksanaan GCG maupun yang terkait Efek Indonesia, KNKG dan IAI.
GCG dalam Perspektif Risiko merupakan tema Penghargaan ini diperoleh Bank untuk ketiga
CGPI yang pertama kali diikuti Bank. Program kalinya. Salah satu aspek penilaian yang memiliki
CGPI melalui 4 (empat) tahap penilaian yaitu: porsi penilaian tertinggi adalah aspek Tata
Kelola Perusahaan yang Baik (GCG). Ajang
a. Self Assessment, sebuah proses penilaian
penghargaan ini diselenggarakan atas kerjasama
obyektif dari Bank atas diri sendiri yang
Bapepam-LK dengan Direktorat Jenderal Pajak,
berkaitan dengan penegakan GCG dalam
Kementerian BUMN, Bank Indonesia, Bursa
perspektif risiko melalui pengisian kuesioner
Efek Indonesia, Komite Nasional Kebijakan
oleh responden stakeholders (internal dan
Governance, dan Ikatan Akuntan Indonesia.
eksternal).
b. Kelengkapan dokumen; Bank disyaratkan
melengkapi dokumen-dokumen terkait
penerapan GCG dan pengelolaan risiko B. Kelengkapan Kebijakan Dan
perusahaan.
c. Pembuatan makalah; Bank disyaratkan
Manual GCG
membuat makalah yang memaparkan refleksi
Optimalisasi penerapan GCG BSM terus dilakukan
upaya Bank dalam menegakkan GCG dalam
dengan penguatan infrastruktur untuk mencapai praktik
perspektif risiko.
terbaik, pengujian keandalan serta penyesuaian sistem
d. Observasi; kunjungan formal tim penilai CGPI
dan prosedur sesuai dengan perkembangan bisnis dan
ke Bank untuk mengklarifikasi dan memastikan
regulasi/ketentuan perbankan syariah untuk mendukung
temuan data dan informasi yang didapat pada
pelaksanaan GCG yang semakin efektif.
3 tahap penilaian sebelumnya.
Tabel Kesimpulan Umum Hasil Self Assessment Pelaksanaan GCG tahun 2012 berdasarkan Penilaian BI
4 Pelaksanaan Tugas 0,200 – Sesuai 2 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah (DPS)
dan Tanggung Jawab telah berjalan sesuai dengan ketentuan. DPS telah memastikan Bank
Dewan Pengawas menjalankan usahanya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. DPS melakukan
Syariah uji petik ke beberapa cabang untuk memastikan pelaksanaan proses
penghimpunan dan penyaluran dana telah sesuai dengan prinsip syariah.
5 Pelaksanaan 0,100 – Sesuai 2 Seluruh produk pernghimpunan dana, penyaluran dana maupun jasa yang
prinsip syariah diluncurkan oleh Bank telah melalui opini DPS atas kesesuaian produk
dalam kegiatan dengan prinsip syariah. DPS melakukan uji petik dengan baik ke beberapa
penghimpunan dana cabang atas pelaksanaan prinsip syariah. Temuan dilapangan berdasarkan
dan penyaluran dana hasil uji petik secara umum bukan mengarah kepada produk yang
serta pelayanan jasa diluncurkan melainkan lebih kepada dispute pendapat atau pemahaman
atas sebuah transaksi, atas temuan tersebut Bank segera menyelesaikan
sesuai arahan DPS.
BSM telah memiliki kebijakan dan aturan internal dalam mengatur
6 Penanganan 0,200 – Sesuai 2
penanganan benturan kepentingan yang sesuai dengan ketentuan berlaku.
benturan
Tindakan tegas diterapkan dengan baik oleh manajemen Bank atas setiap
kepentingan
pelanggaran benturan kepentingan untuk memberikan efek jera kepada
pihak yang melanggar.
7 Penerapan fungsi 0,100 – Sesuai 2 BSM telah memiliki Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan
kepatuhan Bank yang concern dalam melaksanakan fungsi kepatuhan Bank. Bank juga
telah didukung oleh satuan kerja kepatuhan yang menjalankan fungsi
kepatuhan secara independen terhadap satuan kerja operasional. Bank
terus meningkatkan pemenuhan personil Satuan Kerja Kepatuhan guna
mendukung penerapan fungsi kepatuhan.
8 Penerapan fungsi 0,100 – Sesuai 2 BSM telah melaksanakan fungsi audit intern yang independen terhadap
audit intern satuan kerja operasional dan didukung oleh personil yang memiliki
kompetensi dibidangnya. Kompetensi dari setiap personil Satuan Kerja Audit
Intern terus ditingkatkan untuk mendukung perkembangan usaha Bank.
9 Penerapan fungsi 0,050 – Sangat Sesuai 1 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ditunjuk adalah KAP Purwantono,
audit ekstern Suherman & Surja afiliasi KAP Ernst & Young yang telah melalui proses
seleksi antara Accounting Division, Komite Audit, Direksi dan Komisaris
sebelum diajukan dalam RUPS.
KAP yang ditunjuk memiliki kompetensi yang sangat baik dibidangnya dan
telah menyampaikan management letter tepat waktu serta mampu bekerja
secara professional.
10 Batas Maksimum 0,050 – Sangat Sesuai 1 BSM telah menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang
Penyaluran Dana baik dalam memberikan penyaluran dana kepada pihak terkait (related
party) dengan sangat baik.
BSM telah memiliki kebijakan dan prosedur tentang penyediaan dana
kepada pihak terkait yang pelaksanaannya telah dijalankan dengan baik.
11 Transparansi kondisi 0,300 - Sesuai 2 BSM telah menyampaikan laporan kondisi keuangan dan non-keuangan
keuangan dan non kepada stakeholders sesuai ketentuan yang berlaku.
keuangan, laporan Laporan internal BSM telah di dukung oleh pengembangan aplikasi MIS
pelaksanaan GCG & Datawarehouse oleh tenaga-tenaga professional IT Operation Division
dan pelaporan (IOD) dan IT Strategy Assurance Division (ISD).
internal
Struktur/Organ Inti
RUPS
Dewan Pengawas
Dewan Syariah
Pengawas Syariah Direksi
Direksi Dewan
DewanKomisaris
Komisaris
Boards of Shariah Supervisory Board Of Directors Board of Commissioners
Komite
Struktur/Organ Pendukung
Komite
CSR SKAI Pemantau Risiko
Komite
Corporate Values Manajemen Risiko Remunerasi & Nominasi
Communication Compliance
Status
Nama Jabatan Saham di BSM Saham di Perusahaan Lain
Independensi
3. Susunan Anggota Dewan Komisaris Berdasarkan hasil pengawasan atas realisasi kinerja,
pelaksanaan program kerja Bank, dan dalam rangka
Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS dengan mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan, Dewan
terlebih dahulu mengikuti tahap fit and proper test Komisaris merekomendasikan beberapa hal yang
(uji kepatutan dan kelayakan) sesuai perundang- perlu terus-menerus mendapat perhatian manajemen
undangan dan peraturan Bank Indonesia yang dalam upaya perbaikan dan peningkatan kinerja Bank
berlaku. antara lain sebagai berikut:
Periode Pengangkatan
No Nama Jabatan Dasar Hukum
Periode I Periode II
1. Achmad Marzuki
Komisaris Utama dan • Akta No. 10, RUPS tanggal 19 Juni 2008 Juni 2008 s.d. Jun-11
Juni 2011 s.d.
Komisaris Independen • Akta No. 19, RUPS tanggal 28 Juni 2011 Jun-16
2. Abdillah Komisaris Independen • Akta No. 10, RUPS tanggal 19 Juni 2008 Juni 2008 s.d. Jun-11
Juni 2011 s.d.
• Akta No. 19, RUPS tanggal 28 Juni 2011 Jun-16
5. Ramzi A. Zuhdi Komisaris Independen • Akta No. 16, RUPS tanggal 29 Juni 2010 Juni 2010 s.d. Jun-15
3. Tardi Komisaris • Akta No. 10, RUPS tanggal 19 Juni 2008 Juni 2008 s.d. Jun-11
Juni 2011 s.d.
• Akta No. 19, RUPS tanggal 28 Juni 2011 Jun-16
4. Lilis Kurniasih Komisaris • Akta No. 10, RUPS tanggal 19 Juni 2008 Juni 2008 s.d. Jun-11
Juni 2011 s.d.
• Akta No. 19, RUPS tanggal 28 Juni 2011 Jun-16
e) Memastikan kompetensi staf dan pejabat yang s) Melakukan penagihan door to door kepada
terkait pembiayaan telah memenuhi kompetensi nasabah retail, baik yang masih lancar maupun
minimal yang dibutuhkan, sehingga setiap proses yang sudah menunggak;
pembiayaan dapat dilakukan secara cepat, tepat, t) Memonitor nasabah pembiayaan bukan saja dari
dan prudent. rekening pembiayaannya, tetapi rekening giro dan
f) Meningkatkan fungsi pengawasan dan kepatuhan tabungan nasabah sebagai sumber pelunasan
prosedur, ketertiban administrasi pembiayaan, sekaligus memonitor aktifitas rekening nasabah.
dan efektifitas pengendalian intern pada proses u) Memperkuat pengendalian intern, dengan
pemberian pembiayaan; melengkapi kebijakan dan/atau standar prosedur
g) Menyalurkan pembiayaan kepada sektor-sektor dengan flow chart yang juga mencantumkan
yang menarik dan netral; tugas dan tanggung jawab setiap petugas
h) Memonitor kondisi nasabah pembiayaan secara sehingga dapat memudahkan pemahaman
periodik; mengenai tugas dan tanggung jawab pegawai;
i) Mengimplementasikan manajemen risiko dalam v) Ketegasan dan/atau kecepatan dalam mengambil
proses pembiayaan dengan penerapan metode keputusan atas pegawai yang berbuat fraud
four eye principles secara optimal; sehingga dapat menimbulkan efek jera;
j) Meminta adanya early warning signal per segmen w) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
dan sektor untuk mengantisipasi penurunan pegawai bank terhadap implementasi prinsip
kolektibilitas nasabah lancar; syariah.
k) Memberikan pembiayaan/piutang secara prudent
dan sehat;
l) Memberikan pembiayaan kepada sektor ekonomi
5. Rangkap Jabatan Dewan Komisaris
yang sangat menarik atau menarik;
Dewan Komisaris tidak ada yang melanggar
m) Menghindari memberikan pembiayaan yang
ketentuan rangkap jabatan. Rangkap Jabatan oleh
memerlukan keahlian khusus yang tidak dimiliki
anggota Dewan Komisaris yang saat ini terjadi masih
bank;
diperbolehkan oleh ketentuan Rangkap Jabatan yaitu
n) Menyalurkan pembiayaan secara prudent dan
2 (dua) orang anggota Komisaris merangkap sebagai
sehat dengan fokus pembiayaan pada segmen
Pejabat pada 1 (satu) perusahaan yang merupakan
retail dan mikro;
pemegang saham Bank.
o) Memastikan kelancaran pembayaran kewajiban
dengan monitoring pembiayaan yang efektif;
p) Meningkatkan pendapatan fee based income; 6. Rapat Dewan Komisaris
q) Mengendalikan biaya overhead dengan menjaga
disiplin anggaran dan efisiensi pada seluruh Dewan Komisaris telah menyelenggarakan Rapat
aktivitas; Dewan Komisaris minimal sebulan sekali. Hal ini
r) Mengidentifikasi risiko inheren pada setiap risiko telah sejalan dengan PBI No.11/33/PBI/2009 tentang
bank dan mengidentifikasi top ten risk pada Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank
setiap unit kerja guna memudahkan pelaksanaan Umum Syariah, Pasal 14, di mana Dewan Komisaris
mitigasi risiko oleh masing-masing unit kerja; diwajibkan menyelenggarakan rapat paling kurang 1
(satu) kali dalam 2 (dua) bulan.
1 Komisaris 13 13 13 13 10 9
2 Komisaris- Direksi 8 7 8 7 8 6
3 Komisaris- DPS 1 1 1 1 - 1
4 Direksi- Komisaris 13 13 13 12 9 10
Total 35 34 35 33 27 26
1. Remunerasi 5 2.386.899.216
2. Fasilitas lainnya*) :
Total 5 10.006.373.758
2) Rapat Dewan Komisaris dan Direksi (Rakomdir) sumber daya manusia, dan action plan
penyelesaian. Dewan Komisaris meminta
Dalam tahun 2012 agenda khusus oleh Dewan kepada Direksi diantaranya agar dapat
Komisaris dan Direksi atau Direktur Bidang adalah: memperkuat organisasi penanganan
pembiayaan bermasalah, membuat action
plan penyelesaian, melaporkan kepada
a) Operational Risk Dewan Komisaris secara periodik tentang
progress action plan dan meningkatkan
Terkait dengan Infrastruktur Sistem Teknologi (Core kompetensi pegawai khususnya dalam
Banking System), Dewan Komisaris memberi bidang pembiayaan.
dukungan penuh terhadap pengembangan Core
Banking Sytem (CBS). Pada tahun 2012, Bank telah (3) 15 Nasabah Besar Pembiayaan
mengimplementasikan CBS tahap I pada tanggal Dewan Komisaris concern terhadap rasio
06 Februari 2012. Dalam penerapannya, Dewan penyaluran pembiayaan terhadap debitur
Komisaris concern terhadap implementasi CBS inti. Dewan Komisaris meminta Direksi agar
tahap I tersebut dan melihat masih terdapat kendala- memperkuat organisasi, meningkatkan
kendala yang masih harus diperbaiki diantara yaitu monitoring terhadap nasabah pembiayaan
Performance dan saldo Deffered Account yang besar dengan memperhatikan kecukupan sumber
dan belum terselesaikan. daya manusia, kompetensi pegawai, dan
pelaksanaan analisa watch list secara
Dalam menyelesaikan hal tersebut, Dewan Komisaris berkesinambungan.
memberikan masukan kepada Direksi, antara
lain dengan berkoordinasi dengan vendor untuk c) Kinerja Divisi Audit Internal
melakukan investigasi terhadap performance CBS,
membentuk Tim Khusus Penyelesaian Deffered Dewan Komisaris meminta kepada Direksi untuk
Account, merinci secara terpisah saldo per transaksi memperkuat fungsi audit internal diantaranya
debet dan transaksi kredit, membuat langkah- peningkatan kompetensi auditor sehingga hasil
langkah penyelesaian disertai dengan target waktu pemeriksaan dapat disampaikan secara optimal,
yang ditetapkan, melaporkan progress penyelesaian meminta dilakukannya performance audit pada
kepada Dewan Komisaris secara priodik setiap bulan. beberapa unit kerja, dan memastikan terdapat
pemahaman dan persepsi mengenai risiko terkait
b) Credit Risk pelaksanaan Risk-Based audit antara Audit Internal
dengan Auditee ataupun Auditor Eksternal.
(1) Penerapan Manajemen Risiko pada
Proses Pembiayaan dengan Metode Four
3) Rapat Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas
Eye Principles.
Syariah
Dewan Komisaris concern terhadap proses
baru pembiayaan dengan metode Four
Dewan Komisaris concern terhadap kepatuhan
Eye Principles. Hal ini dilakukan dalam
prinsip syariah. Salah satu cerminan concern
rangka meningkatkan prinsip kehati-hatian
Dewan Komisaris yaitu melakukan rapat koordinasi
dan mitigasi risiko kredit dalam proses
dengan Dewan Pengawas Syariah dengan tujuan
pembiayaan. Dewan Komisaris meminta
mengoptimalisasi pengawasan terhadap kepatuhan
Direksi agar dilakukan evaluasi berkala,
pelaksanaan prinsip syariah pada kegiatan usaha
sehingga terdapat sinergi yang kuat antara
bank.
unit kerja bisnis dengan unit kerja risk
assessment guna menghasilkan proses
pembiayaan yang prudent dan cepat. Dalam rangka menjaga dan meningkatkan kepatuhan
terhadap prinsip syariah, Dewan Komisaris meminta
(2) Penanganan Pembiayaan Bermasalah
kepada Direksi agar terus meningkatkan pengetahuan
Dewan Komisaris concern terhadap
dan pemahaman pegawai bank terhadap
penanganan pembiayaan bermasalah yang
implementasi prinsip syariah khususnya di bidang
termasuk di dalamnya struktur organisasi,
d) Profesional: Bank telah mempunyai aturan yang upaya perbaikan dan peningkatan kinerja bank antara
memisahkan antara kepentingan kedinasan lain sebagai berikut:
dan pribadi serta mampu mengambil keputusan 1) Permodalan Bank harus mampu mendukung
secara obyektif dan bebas dari tekanan rencana ekspansi bisnis dan pertumbuhan yang
pihak manapun, Bank telah memperkuat dan ingin dicapai. Walaupun posisi permodalan (CAR)
kompetensi dan capability pegawai melalui masih dalam kondisi aman, namun Bank perlu
pelatihan (internal dan eksternal), kompetensi. mengupayakan hal-hal sebagai berikut:
e) Kewajaran: Dewan Komisaris dan Direksi telah a) Merealiasikan rencana penambahan modal
melaksanakan wewenang dan tangung jawab pemegang saham sesuai target waktunya.
sesuai batasan-batasan yang ditentukan dalam b) Menyalurkan dana pada aktiva produktif
Anggaran Dasar dan ketentuan-ketentuan dengan bobot ATMR yang rendah.
perundang-undangan yang berlaku, Bank telah
memberikan penghargaan (reward) untuk setiap 2) Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan
prestasi dan menjatuhkan hukuman (punishment) pembiayaan yang berkesinambungan
yang obyektif dan bersifat mendidik bagi setiap (suistainable growth) dan meningkatkan kualitas
pelanggaran. aktiva produktif, Bank perlu melanjutkan
langkah-langkah secara lebih konkrit dan
b. Tata Tertib Dewan Komisaris berkesinambungan dalam hal:
a) Me-review kembali organisasi pembiayaan,
Dewan Komisaris telah memenuhi action plan sesuai termasuk penguatan four eyes principle dalam
PBI tentang GCG antara lain pembuatan Pedoman memutus pembiayaan, segregation of duty,
dan Tata Tertib Dewan Komisaris BSM yang disahkan proses supervisi, dan pemberian wewenang.
tanggal 11 Mei 2010 yang merupakan penyempurnaan b) Meningkatkan fungsi pengawasan dan
dari Pedoman dan Tata Tertib Dewan Komisaris kepatuhan prosedur, ketertiban administrasi
sebelumnya. Pedoman tersebut mengatur tugas pembiayaan, dan efektifitas pengendalian
pokok, struktur organisasi, etika kerja, waktu kerja, dan intern pada proses pemberian pembiayaan.
penyelenggaraan rapat Dewan Komisaris. c) Memonitor kondisi nasabah pembiayaan
secara periodik
d) Membuat crash program untuk menyelesaikan
c. Kesimpulan pembiayaan bermasalah dengan membentuk
organisasi remedial account/financing recovery.
Dewan Komisaris berpendapat bahwa selama tahun
e) Meminta adanya early warning signal/system
2012, Bank telah berhasil mencapai laba, rasio-rasio
(watch list) per segmen dan sektor untuk
keuangan yang baik, dan CASA terhadap target yang
mengantisipasi penurunan kolektibilitas
ditetapkan dalam rencana bisnis Bank (RBB) tahun
nasabah lancar.
2012. Namun dilihat dari pertumbuhan volume bisnis
pembiayaan dan dana pihak ketiga lebih rendah
3) Bank agar mempertahankan dan meningkatkan
dibandingkan target RBB tahun 2012.
rentabilitas, melalui hal-hal sebagai berikut:
a) Memberikan pembiayaan/piutang secara
Di sisi lain, Dewan Komisaris berpendapat bahwa
prudent dan sehat
Bank telah menerapkan tata kelola perusahaan yang
b) Memberikan pembiayaan kepada sektor
baik, memiliki sistem pengendalian intern yang cukup,
ekonomi yang sangat menarik atau menarik.
dan Satuan Kerja Audit Intern yang telah berjalan
c) Menghidari memberikan pembiayaan yang
cukup baik.
memerlukan keahlian khusus yang tidak
dimiliki bank.
Berdasarkan pengawasan atas realisasi kinerja,
d) Memastikan kelancaran pembayaran
pelaksanaan program kerja Bank, dan dalam rangka
kewajiban dengan monitoring pembiayaan
mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan
yang efektf.
(suistainable growth), Dewan Komisaris
e) Meningkatkan pendapatan fee based income.
menyampaikan beberapa hal yang perlu terus-
menerus mendapat perhatian manajemen dalam
Warga Negara Indonesia. Umur 74 tahun, lahir di Palembang 25 Juli 1939. Lulusan
Administrasi Negara, Fakultas Sosial Politik Universitas Gajah Mada Tahun 1964. Beliau juga
Lulusan Universitas Indonesia Tahun 1980.
Sebelum menjabat sebagai Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen BSM, beliau
pernah menjabat sebagai, Senior Advisor Dewan Komisaris BSM, Komisaris Utama PT Bumi
Daya Plaza, Direktur Utama PT Bank Pembangunan Indonesia (Persero) dan Direktur PT
Achmad Marzuki Bank Bumi Daya (Persero).
Komisaris Utama sekaligus
Komisaris Independen Training yang pernah diikuti antara lain l Business Workshop l Supervised Achievement
Motivation Training & Consultant l Insurance and Development Banking l Course on
Development and Promotion Small Enterprises oleh EDI/IBRD l Seminar Kejahatan Ekonomi
di Bidang Perbankan l Top Management Program of Asian Institute l Risk Management in
Retail Banking.
Penugasan Khusus: Ketua Komite Remunerasi dan Nominasi BSM
Dasar Pengangkatan Pertama kali: RUPS tanggal 19 Juni 2008
Warga Negara Indonesia. Umur 66 tahun, lahir di Brebes, 21 Februari 1947. Lulusan
Universitas Indonesia 1977.
Sebelum menjabat sebagai Komisaris Independen BSM, beliau pernah menjabat sebagai
Anggota Komite Audit BSM, Ketua Pengawas Yayasan Kesejahteraan PT Bumi Daya,
Komisaris PT Estika Sedaya Finance, Ketua Badan Pengawas Yayasan THT PT Bank Bumi
Daya (Persero), Kepala Urusan Pengawasan Intern PT Bank Bumi Daya (Persero) .
Abdillah Training yang pernah diikuti antara lain l Kursus Financial Accounting l Kursus Audit
Komisaris Independen Inspection and Control l Seminar Management Accounting l Kursus Asset Liability
Management l Top Management Program dan Sertifikat Qualified Internal Auditor (QIA).
BSMR: The 4th Jakarta Risk Management Convention “Global Financing Crisis: What, Went,
Wrong & What We Learned”. Sertifikasi Manajemen Risiko Tingkat I l Sertifikasi manajemen
Risiko Tingkat II l Seminar Kesiapan Perbankan Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA) dan Mengantisipasi Program MP3EI. Annual Risk Consolidation Conference.
Penugasan Khusus: Ketua Komite Audit PT BSM
Dasar Pengangkatan Pertama kali: RUPS tanggal 19 Juni 2008
Warga Negara Indonesia. Umur 61 tahun, lahir di Jambi, 5 Mei 1952. Lulusan Universitas
Gajah Mada tahun 1972 dan Meraih Master di IOWA State University tahun 1989.
Sebelum menjabat sebagai Komisaris Independen BSM, beliau pernah menjabat sebagai
Direktur DPbS Bank Indonesia dan Direktur Keuangan PT Mekar Prana Indah. Saat ini beliau
juga masih menjadi dosen Program Kajian Studi Timur Tengah Islam (PKSTTI) (Magister)
Universitas Indonesia.
Training yang pernah diikuti antara lain l Jakarta, 2003: Couching & Counselling Skill
Ramzi A. Zuhdi (Manajemen IMMI) l Washington DC, 2004: KRD-Credits for Reporting Purposes (Institute
Komisaris Independen of Internal Auditors) l Jakarta, 2004: Manajemen Risiko (Bank Indonesia) l Bandung, 2008:
Total Image (Lembaga Pendidikan Duta Bangsa) l London, 2008: MNJ-Advanced Leadership
On Central Bank MGT & Poli (BSMR) l Jakarta, 2008: Strategi Penataan SDM (Daya
Dimensi Indonesia) l Jakarta, 2011: Certificate of Competence (Badan Nasional Sertifikasi
Profesi) l Jakarta, 20011: Workshop Assesor Kompetensi (LSPP) l Frankfrut, 2012: Risk
Management Certification Refreshment Program Level 3-level 5 (BARA).
Warga Negara Indonesia. Umur 49 tahun, lahir di Sukoharjo, 12 Mei 1964. Lulusan Universitas
Negeri Sebelas Maret dan Pasca Sarjana di Universitas Padjajaran.
Sebelum menjabat sebagai Anggota Dewan BSM, beliau pernah menjabat sebagai Group
Head Credit Recovery II PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Dept. Head Loan Collection I PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk, Dept. Head Loan Disbursement PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,
Dept. Head Consumer Loan Disbursement PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Credit Operation
Tardi & Control Loan Operations Development PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Group Head pada
Komisaris Credit Operation & Control Credit Administration PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Training yang pernah diikuti antara lain l Loan Syndication Workshop l Pendidikan
Ketrampilan Manajerial l Training Debt Restructuring and Loan SYN l Credit Training for
Lending l Marketing Analysis l Strategy & MPD l Sertifikasi Management Risiko-1 dan 2
l Risk Management in Banking l Leaders Forum.
Sebelum menjabat sebagai Anggota Dewan Komisaris BSM, beliau pernah menjabat sebagai
Commercial Banking Center Manager PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Operations Manager PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk, Kepala Divisi Pembiayaan Korporasi PT Bank Syariah Mandiri,
Wakil Kepala Cabang Kebayoran PT Bank Exim, Kepala Bagian Kredit Menengah Bandung
Lilis Kurniasih Lapangan Raya PT Bank Exim.
Komisaris
Training yang pernah diikuti antara lain l Analisa Kredit l Asset dan Liabilities l Investment
Management l Advance Financial Analysis l Quality Service Delivery l Sertifikasi
Management Risiko-1 l Assesment Perkreditan l Negotiation Skill l SOS Implementasi Basel
II & ERM l Operation Risk Management l Leaders Forum.
Teddy Hidayat
Sekretaris Dewan Komisaris
Tugas dan tanggung jawab Sekretaris Dewan 5. Mendorong pelaksanaan GCG Dewan Komisaris
Komisaris: dan Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
1. Memastikan diikutinya Rakom, Rakomdir,
6. Memberikan masukan terhadap permasalahan-
Radirkom.
permasalahan yang terjadi berkaitan dengan
2. Memastikan terdistribusinya keputusan Rakom ke
temuan Dewan Komisaris atas pelaksanaan
seluruh Komisaris.
tugas, wewenang, dan tanggung jawab supervisi
3. Memastikan terpantaunya hasil Rakom dan
Dewan Komisaris terhadap Direksi dan Bank.
Rakomdir oleh seluruh Komisaris.
4. Membuat laporan kepada pihak internal maupun
eksternal Bank sebagaimana tugas dan tanggung
jawab Dewan Komisaris.
1. Remunerasi 3 726.451.613
2. Fasilitas lainnya*) :
a. yang dapat dimiliki 579.054.935
b. yang tidak dapat dimiliki
Total 3 1.305.506.548
Nama dan
Biografi
Jabatan
Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta, 3 Mei 1967. Lulus dari Fakultas Syariah IAIN Jakarta
tahun 1991, S-2 MBA dari IPWI Jakarta dan S-2 dari Sekolah Tinggi Ilmu Hukum IBLAM Jakarta
tahun 2003.
Saat ini tengah menyelesaikan pendidikan S-3 di bidang Islamic Economic and Finance di
Drs. H. Mohamad
Universitas Trisakti, Jakarta.
Hidayat, MBA., MH.
Anggota Dewan Sebelum menjabat sebagai Anggota Dewan Pengawas Syariah BSM, beliau pernah menjabat
sebagai Anggota Badan Pengurus Harian Dewan Syariah Nasional MUI, Dosen S-2 Program PSTTI
Pengawas Syariah
Universitas Indonesia dan Dosen S-2 Program IEF Universitas Trisakti.
Training yang pernah diikuti antara lain Kursus Financial Accounting, Kursus Audit Inspection and
Control, Seminar Management Accounting, Kursus Asset Liability Management, Top Management
Program dan Sertifikat Qualified Internal Auditor (QIA).
Warga Negara Indonesia, lahir di Sukabumi, 12 Mei 1967. Meraih gelar PhD di bidang Micro
Dr. M. Syafii Antonio, Finance, dari University of Melbourne Australia tahun 2004. Gelar Master di bidang Ekonomi
M.Ec, International Islamic University (IIU), Malaysia tahun 1992.
Anggota Dewan Sebelum menjabat sebagai Anggota Dewan Pengawas Syariah BSM, beliau pernah menjabat
Pengawas Syariah sebagai Komite Ahli Pengembangan Perbankan Syariah pada Bank Indonesia, Anggota Badan
Pengurus Harian Dewan Syariah Nasional MUI dan Dosen Tazkia.
Alumnus Fakultas Syariah Jurusan Perdata Pidana Islam Institut Agama Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1999. Saat ini sedang menempuh S-2
Jurusan SDM di Program Magister Manajemen STIE Kusuma Negara Jakarta
Rahmat Hidayat Timur. Karirnya sebagai Executive Secretary Officer dimulai pada Juli 2010.
Sekretaris Dewan Pengawas Seminar yang pernah diikuti Legal Aspects of Islamic Asset Securitisation &
Syariah Insolvency Regims, 5th IFSB.
Periode Pengangkatan
No Nama Jabatan Dasar Hukum
Periode I Periode II Periode III
1. Yuslam Fauzi Direktur • Akta No. 83, RUPS Juni 2005 s.d. Juni 2008 s.d. Juni 2011 s.d.
Utama tanggal 22 Juni 2005 Juni 2008 Juni 2011 Juni 2016
• Akta No. 10, RUPS
tanggal 19 Juni 2008
• Akta No. 19, RUPS
tanggal 28 Juni 2011
2. Hanawijaya Direktur • Akta No. 83, RUPS Juni 2005 s.d. Juni 2008 s.d. Juni 2011 s.d.
tanggal 22 Juni 2005 Juni 2008 Juni 2011 Juni 2016
• Akta No. 10, RUPS
tanggal 19 Juni 2008
• Akta No. 19, RUPS
tanggal 28 Juni 2011
3. Sugiharto Direktur • Akta No. 10, RUPS Juni 2008 s.d. Juni 2011 s.d.
tanggal 19 Juni 2008 Juni 2011 Juni 2016
• Akta No. 19, RUPS
tanggal 28 Juni 2011
4. Zainal Fanani Direktur • Akta No. 119, RUPS Juni 2007 s.d. Juni 2010 s.d.
tanggal 19 Juni 2007 Juni 2010 Juni 2015
• Akta No. 16, RUPS
tanggal 29 Juni 2010
5. Achmad Syamsudin Direktur • Akta No. 16, RUPS Juni 2010 s.d.
tanggal 29 Juni 2010 Juni 2015
6. Amran P. Nasution Direktur • Akta No. 119, RUPS Juni 2007 s.d. Juni 2010 s.d.
tanggal 19 Juni 2007 Juni 2010 Juni 2015
• Akta No. 16, RUPS
tanggal 29 Juni 2010
2. Kepemilikan Saham
Nama Jabatan Saham di BSM Saham di Bank lain Saham di Perusahaan Lain
Yuslam Fauzi Direktur Utama Nihil Nihil Nihil
Hanawijaya Direktur Nihil Nihil Nihil
Sugiharto Direktur Nihil Nihil Nihil
Zainal Fanani Direktur Nihil Nihil Nihil
Achmad Syamsudin Direktur Nihil Nihil Nihil
Amran P. Nasution Direktur Nihil Nihil Nihil
1) Direktur Utama:
2) Direktur Bisnis Korporasi &Treasury
a) Menjalankan visi BSM dengan menetapkan
a) Menetapkan strategi dan kebijakan di
strategi dan kebijakan BSM.
bidang pembiayaan korporasi dan treasury
b) Melaksanakan evaluasi secara berkala
berdasarkan prinsip syariah, serta kebijakan
terhadap realisasi pencapaian target dan
pendukung lain yang berkaitan dengan
menetapkan langkah-langkah peningkatan
pelaksanaan tugasnya.
kinerja yang perlu dilakukan
b) Memimpin dan mengkoordinir seluruh unit
c) Mengkoordinasikan kegiatan kerja seluruh
kerja di Direktorat Pembiayaan Korporasi
anggota Direksi dan EVP berikut aparat
&Treasury meliputi bidang Pembiayaan
dibawahnya untuk mencapai hasil yang
Korporasi & Investasi, Pembiayaan Korporasi
optimal.
Cabang, Pembiayaan Khusus dan Sindikasi,
d) Menyelenggarakan aktivitas Divisi Audit
Treasury dan Perbankan Internasional sesuai
Intern dan Komite Manajemen Risiko
dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam
yang berada langsung di bawahnya untuk
rencana kerja tahunan dengan tetap menjaga
mencapai rencana kerja yang ditetapkan
prinsip-prinsip syariah dan kehati-hatian.
e) Menciptakan hubungan yang harmonis
antara Dewan Komisaris, Direksi, Pemegang
3) Direktur Bisnis Mikro-Kecil
Saham, Pegawai, Nasabah, dan Pemerintah/
a) Menetapkan strategi dan kebijakan di bidang
Bank Indonesia dalam tatanan pelaksanaan
pembiayaan Mikro dan Kecil berdasarkan
Good Corporate Governance.
prinsip syariah, serta kebijakan pendukung
f) Menyelenggarakan pengelolaan Manajemen
lain yang berkaitan dengan pelaksanaan
Risiko di BSM sesuai dengan kebijakan yang
tugasnya.
telah ditetapkan.
b) Memimpin dan mengkoordinir seluruh unit
g) Mengkoordinasikan pembinaan terhadap
kerja di Direktorat Pembiayaan Mikro – Kecil
seluruh Kepala Divisi/Unit/Tim Kerja dan
meliputi bidang Pembiayaan Kecil, Mikro
Cabang.
dan Program, Pembiayaan Konsumer,
Pegadaian, Mass Banking, Bisnis Remittance
1 8 Januari 2012 BSM Fun Walk Dihadiri Direksi, Komisaris dan seluruh Karyawan BSM
4 6 Februari 2012 Relokasi cabang Palembang Dihadiri Komut Bpk. Achmad Marzuki
6 29 Februari 2012 Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Dihadiri Direksi dan Peg. KP BSM
9 18 April 2012 Press Conference Laporan Kinerja BSM 2011 Dihadiri Direksi
11 28 April 2012 PKS BSM dengan Universitas Ahmad Dahlan Dihadiri Direktur Utama dan Rektor
18 5 Juli 2012 Peringatan Isra Miraj Dihadiri Direksi, Komisaris dan Pegawai KP BSM
19 10 Agustus 2012 Buka Puasa bersama 1000 Anak Yatim Dihadiri Direksi
22 7 September 2012 Halal Bihalal stakeholders Syariah Dihadiri Direksi dan Menteri Keuangan RI
23 10 September 2012 Penutupan Milad BSM ke- 12 Dihadiri Direksi dan Panitia
30 30 November 2012 PKS Dewan Masjid Indonesia& ASBISINDO Dihadiri Direktur Utama dan Yusuf Kalla
31 3 Desember 2012 PKS BSM dengan Departemen Kelautan Dihadiri Direktur Bpk. Hanawijaya
2012
2. Hanawija (Direktur) 45 11 56
5. Sugiharto (Direktur) 45 10 55
19. Seminar Nasional IBI “Economis Outlook 2013: Dalam Perspektif Ekonomi Global yang
12 Des 2012
Penuh Ketidakpastian”
20. Seminar Nasional Perhajian 22 Des 2012
21. Seminar Financial Inclusion Peran Perbankan untuk memperluas akses masyarakat terhadap
23 Mei 2012
jasa keuangan, Penyelenggara IBI
22. Half Day Workshop Great Leader Program Bank Mandiri-PT Bank Mandiri, Tbk 27 Juli 2012
23. Workshop Great Leader Program Bank Mandiri Day 2-PT Bank Mandiri, Tbk 28 Juli 2012
24. Undangan Institutional Investor Forum 17-18 Sept 2012
25. Training Service Excellent untuk Senior Management - PT Bank Mandiri 22 Nov 2012
26. Seminar Perbankan Indonesia Menghadapi Berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN &
26 April 2012.
MP3EI
27. Service Workshop For Group Head & Service Mindset 24 Mei 2012.
28. Risk Management Cert.Refreshment Prog.LVL.3-5”LSPP 9-10 Juli 2012.
29. Improving Compliance Competency, Penyelenggara FKDKP 3 - 5 Okt 2012
30. Kesiapan Perbankan Menghadapi Pembatasan Kepemilikan Saham Bank Umum,
13 Sept. 2012
Penyelenggara FKDKP
31. ICA International Advance Certificate In Compliance & Financial Crime of the International
8 Okt. 2012.
Compliance association
32. Indonesian International Banking Convention 2012 16 Feb. 2012
33. Workshop Akad Pembiayaan untuk Financing Operation Center (FOC) 14 April 2012
34. Kegiatan Kick Off Service Excellence 2012, 19 April 2012 19 April 2012
35. Temenos Community Forum (TCF) 2012 20-28 Mei 2012
36. Annual Risk consolidation Conference 2012 5-6 Juli 2012.
37. Workshop Great Leader 27 & 28 Juli 2012
38. Investment Forum 17-18 Sept 2012
39. Seminar on Banking Industry in An Extremely Dynamic World: Becoming prosperious &
26 Sept 2012
profer
40. Program Assessment Great Leader dari Bank Mandiri 5 Okt 2012
41. Seminar E-Payment & Security hr pertama 24-25 Okt 2012
Warga Negara Indonesia. Umur 53 tahun, lahir di Jakarta, 28 Agustus 1959. Alumnus Fakultas
Ekonomi, Universitas Indonesia tahun 1986. Meraih gelar MBA tahun 1992 dari Arizona State
University, USA. Saat ini sedang menyelesaikan S-3 di Universitas Indonesia.
Perjalanan karir:
• Regional Manager Wilayah IX Banjarmasin Bank Mandiri.
• Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Bank Syariah Mandiri.
• Kepala Bagian Kredit Menengah Bank Bumi Daya.
Warga Negara Indonesia Lahir di Jakarta, 3 Desember 1963. Lulus dari Fakultas Pertanian Jurusan
Agribisnis, Institut Pertanian Bogor. Meraih gelar MM dari Institut Pendidikan Manajemen Prasetya Mulya
(Jakarta, 1999).
Perjalanan karir:
• Hub Manager Jakarta Fatmawati PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
• Departement Head Front End Collection PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
• Group Head Credit Recovery di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Analis kredit perusahaan berskala menengah Bank Dagang Negara.
Hanawijaya
Direktur Training yang diikuti:
• Seminar “Gadai Emas Di antara Bank Syariah antara Investasi dan Spekulasi” Training Kredit Analisis
Bidang Agribisnis, IPB, 11 April 2012, Kampus Bumi LPPI Kemang.
• Seminar “Jakarta Muslim Executive Forum”, 28 Mei 2012, Auditorium Paramadina Graduate
Schools.
• Konferensi APM-RCG & IIICE 2012 MP3EI, 30 Agustus 2012, JCC.
• Workshop Penerapan Transaksi Murabahah pada perbankan Syariah, 31 Oktober 2012, Bank
Indonesia.
• Training Competitive Strategy, 21-25 Oktober 2012, Kellog School of Management, Chicago.
• Seminar Inovasi Produk, 13 Desember 2012, Bidakara.
Warga Negara Indonesia. Lahir di Jakarta,1 Desember 1965. Lulus dari Fakultas Ekonomi, Jurusan
Manajemen, UniversitasTrisakti, Jakarta tahun 1989.
Perjalanan karir:
• Kepala Divisi Korporasi PT Bank Syariah Mandiri
• Kepala Divisi Pembiayaan & Investment Banking PT Bank Syariah Mandiri
• Kepala Divisi Treasury dan Dana PT Bank Syariah Mandiri
• Kepala Divisi Pembiayaan Menengah dan Ritel PT Bank Syariah Mandiri
Amran P. Nasution
• Kepala Cabang Utama Bank Susila Bakti Bandung
Direktur
• Account Officer Bank Susila Bakti Bandung
Warga Negara Indonesia. Lahir di Kediri, 19 November 1960. Lulusan dari Universitas Negeri Jember
1985, dan menyelesaikan pascasarjana dari Universitas Muhammadiyah Jakarta tahun 2003. Saat ini
sedang menyelesaikan S-3 di Universitas 17 Agustus Surabaya.
Perjalanan karir:
• Kepala Divisi Pengembangan Jaringan PT Bank Syariah Mandiri
• Regional Manager of East Java, Bali dan Mataram PT Bank Syariah Mandiri
Sugiharto • Regional Manager of Middle Java PT Bank Muamalat Indonesia
Direktur • Coordinator of Corporate Business Restructure Financing Unit PT Bank Muamalat Indonesia
• Branch Manager di Fatmawati - Jakarta PT Bank Muamalat Indonesia
• Head of Commercial Financing di Surabaya PT Bank Muamalat Indonesia.
Warga Negara Indonesia. Lahir di Ngawi, 24 Oktober 1964. Lulus dari Fakultas Teknik Sipil Jurusan
Transportasi, Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) tahun 1989.
Perjalanan karir:
• Kepala Divisi Perencanaan, Pengembangan dan Manajemen Kinerja PT Bank Syariah Mandiri
• Kepala Bagian Relation Manager Retail I, Divisi Pemasaran & Pembinaan Cabang PT Bank Syariah
Mandiri
• Kepala Cabang Surabaya PT Bank Syariah Mandiri
• Kepala Cabang Pembantu Kalimalang, Bank Susila Bakti
• Kepala Operasi KCP Rawamangun, Bank Susila Bakti
Zainal Fanani • Staff Badan Penelitian & Pengembangan Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan RI.
Direktur
Training yang diikuti:
• Seminar Perbankan Indonesia Menghadapi Berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN & MP3EI, 26 April
2012.
• Service Workshop For Group Head & Service Mindset,24 Mei 2012.
• Risk Management Cert. Refreshment Program LVL. 3-5” LSPP, 9-10 Juli 2012.
• Improving Compliance Competency, Penyelenggara FKDKP, 3 - 5 Oktober 2012 di Hotel Sultan Jakarta.
• Kesiapan Perbankan Menghadapi Pembatasan Kepemilikan Saham Bank Umum, Penyelenggara
FKDKP, 13 September 2012 di Hotel Intercontinental Jakarta.
• ICA International Advance Certificate In Compliance & Financial Crime of the International Compliance
Association, tanggal 8 Oktober 2012.
Warga Negara Indonesia. Lahir di Jakarta, 27 Juli 1965. Alumnus Fakultas Pertanian,Institut Pertanian
Bogor tahun 1989. Meraih gelar MBA tahun 1998 dari International University Of Japan, Nigata, Japan.
Perjalanan karir:
• Regional Risk Management III & V, Bank Mandiri
• Dept. Head, Commercial Risk Mgt Group, Bank Mandiri
• Dept. Head, Retail Credit Risk Mgt. Group, Bank Mandiri
• Group Head CRM Retail, Bank Mandiri
• Ketua Tim, KP. Urusan Pengawasan Kredit, BDN
c. Laporan Kerja Komite Audit 2012, Juni 2012, Agustus 2012, September
2012, Oktober 2012, 30 November 2012.
Selama tahun 2012, Komite Audit BSM telah g) Menyusun telaah Atas Laporan Auditor
me-review berbagai Laporan Hasil Pemeriksaan Independen Atas Kepatuhan PT Bank
yang terdiri dari kelompok audit reguler dan Syariah Mandiri Terhadap Pengendalian
audit khusus, yang disampaikan oleh Internal Intern Per Tanggal 31 Desember 2011.
Audit maupun hasil audit Kantor Akuntan h) Menyusun telaah Pelaksanaan Sosialisasi
Publik. Analisa dan hasil pemeriksaan tersebut Sistem Pengendalian Intern dan Anti Fraud
disampaikan pada Rapat Dewan Komisaris. Pada Kanwil II Jakarta Oleh Internal Audit
Division.
Kegiatan Komite Audit dalam tahun 2012 i) Menyusun telaah Penyelesaian DMTL Hasil
dilakukan dalam bentuk Rapat Komite Audit. Pemeriksaan Khusus Teknologi Informasi
Mekanisme Rapat Komite Audit dilaksanakan Oleh Bank Indonesia Posisi 31 Mei 2012.
melalui pertemuan dalam rangka mengikuti j) Rapat Komite Audit PT Bank Syariah Mandiri
RADIRKOM dan RAKOMDIR serta pada saat tentang Hasil Audit Divisi Audit Intern (DAI)
membahas hasil telaah Komite Audit dan hasil Tahun 2011.
pertemuan Komite Audit dengan satuan-satuan k) Rapat Komite Audit dengan Divisi Akuntansi
kerja serta pembahasan hasil kegiatan lainnya. Tentang Proses Penyusunan Laporan
Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan Komite Keuangan PT Bank Syariah Mandiri.
Audit dalam tahun 2012 meliputi sebagai berikut: l) Rapat Komite Audit dengan Divisi Audit Intern
PT Bank Syariah Mandiri Tentang Hasil Audit
a) Menyusun telaah Rencana Kerja Divisi Divisi Audit Intern (DAI) Tahun 2011.
Audit Intern (DAI) 2012 dan Perkembangan
Penyelesaian DMTL.
b) Menyusun telaah Resume Kegiatan dan d. Rapat Komite Audit
Hasil Pemeriksaan Divisi Audit Intern Tahun
2011, Triwulan I Tahun 2012, Triwulan II Komite Audit mengadakan rapat secara berkala,
Tahun 2012, Triwulan III Tahun 2012. sebagaimana ditetapkan dalam Piagam Komite
c) Menyusun telaah Rencana Audit Tahunan Audit Rapat dilakukan sedikitnya 1 (satu)
(RAT) Divisi Audit Intern (DAI) Tahun 2012. bulan sekali. Selama tahun 2012 Komite Audit
d) Menyusun telaah Laporan Keuangan mengadakan rapat lebih dari 12 (dua belas) kali
Publikasi PT Bank Syariah Mandiri Posisi dengan tingkat kehadiran masing-masing anggota
31 Desember 2011, 31 Maret 2012, 30 Juni Komite Audit tercantum pada tabel di bawah.
2012, 30 September 2012.
e) Menyusun telaah Usulan Penunjukan KAP Tabel Jumlah Rapat dan Kehadiran Komite Audit
Purwantono, Suherman & Surja (KAP PSS)
dan Sdr. Benyanto Suherman Sebagai Nama Jumlah Rapat Tingkat Kehadiran
Lahir di Bandung, Jawa Barat, 17 Desember 1957. Lulusan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Padjadjaran Bandung tahun 1985 dan S2 Magister Manajemen Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta tahun 1994. Berpengalaman dalam bidang Akuntansi Perbankan (Konvensional
dan Syariah), Teknologi Informasi, Jasa Konsultasi Sarbanes Oxley Act 404 - Readiness, Jasa
Konsultasi Internal Audit dan Komite Audit. Mengikuti berbagai training/seminar dalam bidang
Perbankan (Konvensional dan Syariah), Akuntansi (PSAK, IFRS), Teknologi Informasi, Komite
Audit dan Manajemen Risiko. Memulai karir di Bank Bumi Daya 1986 hingga 2000 dalam bidang
Teknologi Informasi dan Akuntansi, kemudian di Prasetio Strategic Consulting - Andersen, Ernst
Tjeppy Kustiwa & Young Advisory Services, Center for Investment and Business Advisory, anggota Komite Audit
Anggota, Pihak Independen, Ahli PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) dan saat ini sebagai anggota Komite Audit PT Bank Syariah
Bidang Perbankan Syariah Mandiri.
Lahir di Jakarta 29 April 1955 lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia jurusan Akuntansi
Jakarta tahun 1983. Pernah mengikuti pelatihan di luar negeri antara lain di National Institute
of Bank Management, Pune India, Merrill Lynch New Jersey Amerika dan berbagai training /
seminar di dalam negeri antara lain dibidang yang berkaitan dengan tugas Komite Audit, Strategy
for Excellent Customer Service, Market Analysis /Strategy Marketing and Product Development,
Workshop Treasury, Prime Bank Instrument Frauds. Memulai karier di PT 3M Indonesia sebagai
Senior Cost Accountant, Kepala Tim Kredit Bapindo Samarinda, Kabag Keuangan Bapindo
Surabaya dan Bapindo S. Parman Jakarta, Kepala Cabang Bapindo Tarakan, Senior Manager
Ferry Firmansyah Marketing & Regional Internal Control Bank Mandiri (Persero) Tbk, saat ini sebagai anggota Komite
Anggota, Pihak Independen, Ahli Audit BSM.
Bidang Akuntansi Keuangan
Ramzi A Zuhdi 16 16
d. Rapat Komite Pemantau Risiko
• Lahir di Cirebon tanggal 14 Juni 1954. Lulus Sarjana Akuntansi Universitas Padjadjaran
Bandung 1983 dan lulus Magister Manajemen Keuangan STIE IPWI Jakarta tahun 1998.
• Memulai karir di Bank Dagang Negara (BDN) tahun 1983 hingga tahun 1998.
• Tahun 1998 -1999 bergabung dengan Tim Merger Bank Mandiri sebagai Ketua Tim/
Koordintor Akuntansi Eks BDN.
• Tahun 1999, sebagai Anggota Working Committee Konversi Bank Susila Bakti menjadi
Bank Syariah Mandiri.
• Tahun 2000 - 2001 bergabung dengan Divisi Accounting PT Bank Mandiri (Persero)
sebagai Group Head Accounting and Operation Control. Tahun 2001 – 2003 bergabung
dengan Divisi Financial Control Project PT Bank Mandiri (Persero) sebagai Department
Head Legacy System & Accounting Support.
• Tahun 2003 - 2010 bergabung dengan PT Bank Syariah Mandiri, sebagai Kepala Divisi
Operasi dan Akuntansi.
• Tahun 2010 - 2011 menjabat sebagai Kepala Divisi Operasi PT Bank Syariah Mandiri.
• Tahun 2012 sampai dengan sekarang, Dosen Manajemen Keuangan Syariah dan
Ateng Suhaeni
Analisis Laporan Keuangan Syariah di Unversitas Al Azhar Indonesia (UAI) Jakarta.
Anggota,
• Kursus dan pelatihan yang pernah diikuti antara lain Branch Management Course,
Pihak Independen, Ahli
Akuntansi Perbankan, Perpajakan, Workshop Letter of Credit, Overview Implementasi
Bidang Perbankan Syariah
Perbankan Syariah dan Sertifikasi Manajemen Risiko Level 4.
• Sejak April 2012 sampai dengan sekarang, sebagai Anggota Komite Pemantau Risiko PT
Bank Syariah Mandiri.
Komite Remunerasi dan Nominasi dibentuk untuk Selama tahun 2012, Komite Remunerasi
membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan dan Nominasi telah melakukan telaah dan
tugas pengawasan terhadap Perseroan, khususnya rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai
untuk memastikan bahwa sistem/kebijakan kebijakan remunerasi dan nominasi Bank,
remunerasi dan nominasi Perseroan telah disusun diantaranya:
dan dilaksanakan berdasarkan asas keadilan a. Membahas tentang susunan Komite-Komite;
dan transparansi serta patuh kepada peraturan b. Membahas materi RUPS, antara lain:
perundang-undangan yang berlaku. remunerasi Pengurus dan Pegawai Bank,
asuransi kesehatan purna tugas Dewan
a. Tugas dan Tanggung jawab Komite Komisaris, Remunerasi Dewan Pengawas
Remunerasi dan Nominasi Syariah (DPS);
1) Melakukan evaluasi terhadap kebijakan c. Membahas Tindak lanjut RUPS;
remunerasi. d. Membahas Remunerasi Pegawai Organik
2) Memberikan rekomendasi kepada Dewan BSM dan Pegawai Outsourcing.
Komisaris mengenai:
a. Kebijakan remunerasi bagi Dewan d. Rapat-rapat Komite Remunerasi dan Nominasi
Komisaris dan Direksi untuk disampaikan
kepada RUPS. Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi
b. Kebijakan remunerasi bagi Pejabat dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
Eksekutif dan pegawai secara dalam 3 (tiga) bulan. Selama tahun 2012, Komite
keseluruhan untuk disampaikan kepada Remunerasi dan Nominasi telah melakukan 8
Direksi melalui Dewan Komisaris. (delapan) kali rapat, dengan tingkat kehadiran
3) Menyusun dan memberikan rekomendasi Komite sebagai berikut:
mengenai sistem serta prosedur pemilihan
dan/atau penggantian anggota Dewan
Komisaris dan Direksi kepada Dewan Tingkat
Nama Jumlah Rapat
Kehadiran
Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS.
Achmad Marzuki
4) Memberikan rekomendasi mengenai calon 8 8
(Ketua, Komisaris Independen)
anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi
kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan Abdillah
8 8
(anggota, Komisaris Independen)
kepada RUPS.
Tardi
8 8
(anggota, Komisaris)
b. Struktur Komite Remunerasi dan Nominasi
Eka B. Danuwirana
8 8
(anggota, Pejabat Eksekutif Bank)
Sampai dengan 31 Desember 2012, susunan
keanggotaan Komite Remunerasi dan Nominasi Achmad Fauzi
8 8
(anggota, Pejabat Eksekutif Bank)
PT Bank Syariah Mandiri berjumlah 5 (lima)
orang, sebagai berikut:
Menjabat sebagai Head of Human Capital Division (HCD) sejak 19 Desember 2012.
Sebelum di HCD menjabat sebagai Head of Corporate Secretary Division (CSD). Lahir
di Kuningan Jawa Barat tanggal 4 November 1965. Lulus dari Fakultas Ekonomi Unkris
tahun 1989 dan Magister Hukum Bisnis Universitas Padjadjaran, Bandung tahun 2002.
Bergabung dengan BSM sejak tahun 2005.
Achmad Fauzi
Anggota Komite Remunerasi
& Nominasi
CSD
Secretarial
Nama 4. Riwayat
RiwayatSingkat
singkat Corporate Secretary
Taufik Machrus
Head of Corporate Secretary
Division
1. Layani Haji, Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri Gandeng Garuda Indonesia 20 Januari 2012
2. BSM Hadir dalam Sharia Economics Day 30 Januari 2012
3. BSM Raih The Best Islamic Bank 15 Februari 2012
4. BSM dan USAID Kerjasama Pengadaan Akses Air Bersih di Kudus 22 Februari 2012
5. BSM Bantu Minibank Yasporbi 24 Februari 2012
6. BSM Jalin Kerjasama dengan IPHI 7 Maret 2012
7. BSM Gandeng Victoria Syariah Layani Haji dan Pengiriman Uang 27 Maret 2012
8. Dirut BSM Pimpin Asbisindo 29 Maret 2012
9. Laba BSM Naik 31,67% 18 April 2012
10. BSM Luncurkan Layanan Remitansi di Singapura 22 April 2012
11. BSM Jalin Kerjasama dengan Univ Asy Syafiiyah 30 Maret 2012
12. BSM Hadir di Indonesia Forum IFN, Redmoney 17 Maret 2012
13. Laba Bersih BSM Triwulan I 2012 Rp192,72 Miliar 18 Mei 2012
14. BSM Gandeng Korean Community 12 Mei 2012
15. BSM Kerjasama dengan Metland 26 Juni 2012
16. BSM Gandeng Waralaba Autobridal 27 Juni 2012
17. Bank Syariah Dorong Industri Kreatif 28 Juni 2012
18. BSM Gandeng Asosiasi Muhammadiyah 1 Juni 2012
19. BSM Gelar Nobar dengan Anak Yatim 20 Juni 2012
20. Peringkat BSM AA+ 6 Juni 2012
21. BSM Bank Syariah terbaik ABFI Perbanas-Tempo 19 Juli 2012
22. Gelar Safari Ramadhan, BSM Serahkan Bantuan Modal Kerja 8 Agustus 2012
23. Laba Bersih BSM Semester I Tumbuh 46,98% 13 Agustus 2012
24. BSM Serahkan Bantuan Beasiswa Senilai 8 Milyar dan 1000 Buku Dalam Acara Buka Puasa Bersama Anak Yatim 10 Agustus 2012
25. BSM Raih Bank Syariah Terbaik Investor Daily 25 Agustus 2012
26. BSM Raih Annual Report Award ke-3 Kali 14 September 2012
27. BSM Peroleh The Best Islamic Bank Asiamoney 27 September 2012
28. BSM Dirikan Sharia Corner UGM 16 September 2012
29. BSM Gelar Pelatihan BMT 12 Oktober 2012
30. BSM raih Indonesia Human Capital Study Award 14 Oktober 2012
31. BSM Peringati Milad ke-13 1 November 2012
32. Temenos, Anabatic and Bank Syariah Mandiri Establish Islamic Model Bank Core Banking Solution for Indonesia 6 November 2012
33. Laba Bersih BSM Triwulan III 2012 Tumbuh 45,29% 7 November 2012
34. Dirut BSM Raih The Best Islamic Banker of The Year 20 November 2012
35. BSM Tandatangani MoU dengan BNP2TKI 21 November 2012
36. BSM Gelar UMKM Awards 2012 7 Desember 2012
37. BSM Raih Most Trusted Companies 28 Agustus 2012
38. BSM Serahkan Hadiah BSM Education Award 16 Desember 2012
Hal-hal yang telah dilakukan Dewan Komisaris dan 3. Direksi telah menyampaikan pesan spirit kepada
Direksi BSM tahun 2012 insan BSM melalui buku “Memaknai Kerja” yang
merupakan pesan Direktur Utama BSM agar dapat
Hasil penilaian penerapan GCG yang menjadi tugas dan
membangun BSM longness dan sustainable untuk
tanggung jawab Dewan Komisaris telah berjalan baik
menjadi soko guru dan pengusung peradaban
dengan praktik sebagai berikut:
spiritual di masa yang akan datang. Membangun
1. Dewan Komisaris telah memiliki tata tertib kerja dengan nilai-nilai perusahaan yang kuat dan
2. Dewan Komisaris telah memiliki Komite Audit, seragam dan terinternalisasi kepada insan BSM.
Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi & 4. Direksi telah memegang amanah sebagai ketua
Nominasi yang membantu pelaksanaan tugas dan pada beberapa lembaga maupun asosiasi antara
tanggung jawab Dewan Komisaris dengan keahlian lain penetapan Direktur Utama BSM sebagai Ketua
di bidang masing-masing. Umum ASBISINDO. Hal tersebut, merupakan wujud
3. Dewan Komisaris telah melakukn pengawasan tanggung jawab sosial Direksi khususnya Direktur
terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Utama BSM terhadap kemajuan, keberhasilan
Direksi, pengawasan atas kebijaksanaan Direksi sistem keuangan syariah di Indonesia.
serta memberikan nasihat kepada Direksi. 5. Direksi telah melaksanakan program
4. Dewan Komisaris telah memantau dan pengembangan diri dan kompetensi melalui
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis pelatihan, workshop maupun seminar yang relevan
bank. dengan fungsi dan tugas Direksi.
5. Dewan Komisari telah menindaklanjuti hal-hal yang 6. Direksi telah menyusun dan Rencana Bisnis Bank
perlu mendapat perhatian dan persetujuan Dewan (RBB) dan strategi pencapaian bisnis dengan baik.
Komisaris atas kegiatan bank sesuai dengan 7. Direksi telah memberikan pengarahan dan nasihat
ketentuan yang berlaku, misal Dewan Komisaris langsung kepada jajaran BSM melalui forum doa
memberikan persetujuan pembiayaan kepada pagi setiap hari senin dan media lain (intranet,
Pihak Terkait. bbm).
6. Dewan Komisaris telah menjalankan komunikasi 8. Direksi telah memberikan kesempatan kepada
yang efektif dengan Direksi dan Dewan Pengawas jajaran BSM untuk mengembangkan diri dan
Syariah (DPS) melalui pelaksanaan rapat Dewan kompetensi dalam menunjang pelaksanaan tugas
Komisaris dan Direksi (Rakomdir), rapat Direksi dan dan tanggung jawab melalui kehadiran Direksi saat
Dewan Komisaris (Radirkom) serta rapat Dewan pembukaan pelatihan kepegawaian, workshop dan
Komisaris dan DPS dengan agenda kepatuhan, lain-lain.
pelaksanaan prinsip syariah pada kegiatan usaha
bank.
7. Dewan Komisaris telah melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis Bank (RBB). M. Remunerasi dan Fasilitas Lain
8. Dewan Komisaris telah melakukan pengawasan
aktif terhadap fungsi kepatuhan.
1. Kebijakan Remunerasi dan
Fasilitas Lain
Hasil penilaian penerapan GCG yang menjadi tugas dan
tanggung jawab Direksi telah berjalan baik dengan praktik Kebijakan remunerasi dan fasilitas lainnya
sebagai berikut: (remuneration package) ditetapkan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) bagi Dewan Komisaris,
1. Direksi telah menjalankan tugas dan tanggung Direksi, dan Dewan Pengawas Syariah (DPS).
jawab masing-masing sesuai bidang Kebijakan remunerasi dan fasilitas lainnya yang
2. Direksi telah memisahkan pembidangan ditetapkan RUPS antara lain meliputi:
fungsi antara operasional/bisnis dengan fungsi
pengawasan/manajemen risiko/pendukung dalam a. Remunerasi yaitu penghasilan dalam bentuk
struktur organisasi bank guna menghindari adanya keuangan (non natura) antara lain gaji, tunjangan
benturan kepentingan (Conflict of Interest). (benefit), kompensasi dalam bentuk saham,
bonus dan bentuk remunerasi lainnya; dan
Sedangkan rasio gaji tertinggi dan terendah dengan Benturan Kepentingan adalah kondisi dimana jajaran Bank
skala perbandingan sebagai berikut: memiliki kepentingan lain selain kepentingan perusahaan
yaitu kepentingan untuk diri sendiri, keluarga maupun
pihak-pihak tertentu. Jajaran Bank wajib mengetahui dan
menghindari kegiatan yang dapat menimbulkan benturan 3. Larangan kepada pejabat eksekutif menjadi pemutus
kepentingan. proses penyediaan dana kepada anggota keluarga
(dua derajat).
Jajaran Bank wajib untuk menghindari segala bentuk 4. Komitmen jajaran BSM untuk menjalankan Kode Etik
benturan kepentingan yang dapat timbul dalam Bankir, Code of Conduct BSM, sumpah jabatan dan
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sesuai seluruh peraturan yang berlaku.
dengan peraturan yang berlaku. Peraturan yang mengatur 5. Pengisian pernyataan tahunan (Annual Disclosure)
kondisi benturan kentingan diatur dalam Surat Keputusan oleh jajaran BSM setiap tahunnya pada aplikasi GIS
Bersama Direksi dan Komisaris No.4/002/DIR.KOM, (GCG Information System)
tentang Code of Conduct PT Bank Syariah Mandiri, 6. Pemberlakuan formulir hubungan keluarga khususnya
tanggal 26 November 2002. bagi pegawai baru untuk menghindari benturan
kepentingan dari penempatan di satu wilayah unit kerja.
Dalam rangka mengoptimalkan penerapan Code of Conduct
(CoC), Direksi telah mencanangkan gerakan La Risywah,
No Kick Back, dan No Special Payment. Gerakan tersebut P. Perkara Penting yang sedang
dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran seluruh jajaran
Bank agar senantiasa bekerja secara profesional. Seluruh
Dihadapi oleh Perusahaan,
jajaran dan pihak terafiliasi Bank dilarang menerima hadiah/ Entitas Anak, Anggota Direksi
imbalan dan bingkisan dalam bentuk apapun dari pihak dan/atau Anggota Dewan
nasabah/rekanan atau pihak ketiga lainnya. Penerapan
komitmen La Risywah, No Kick Back, dan No Special
Komisaris
Payment tersebut berlaku untuk setiap aspek kegiatan Bank
termasuk di bidang pembiayaan. Perkara hukum adalah permasalahan hukum perdata dan
pidana yang dihadapi BSM selama periode tahun laporan
Pada proses pembiayaan, Bank wajib menyampaikan dan telah diajukan melalui proses hukum.
surat pernyataan La Risywah kepada nasabah mengenai
penegasan bahwa jajaran BSM tidak boleh menerima Perkara hukum yang dihadapi Bank tahun 2012
bingkisan dalam bentuk apapun baik berupa uang atau Jumlah
barang terkait proses pembiayaan nasabah. Surat PermasalahanWW Hukum
Perdata Pidana
pernyataan tersebut ditanda-tangani kepala unit kerja dan
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan
nasabah guna mendukung gerakan La Risywah, No Kick - 1
hukum yang tetap)
Back, dan No Special Payment. Dalam proses penyelesaian 13 -
Total 13 1
Gerakan tersebut diatur dalam Surat Edaran Internal BSM
yang menjadi komitmen bagi jajaran BSM untuk tidak
menerima segala macam bentuk pemberian dari nasabah, Perkara hukum antara Bank dan
konsultan, vendor ataupun rekanan untuk menjaga PT Atriumasta Sakti
profesionalitas kerja. Peraturan yang mengatur gerakan
La Risywah, No Kick Back, dan No Special Payment Pada tanggal 12 Januari 2009, PT Atriumasta Sakti (PT
ini disosialisaikan kepada seluruh nasabah, konsultan, AS) menggugat Bank melalui Badan Arbitrase Syariah
vendor, ataupun rekanan BSM baik melalui surat resmi Nasional (BASYARNAS) dengan register perkara No.16/
dan pemasangan poster “La Risywah” di setiap unit kerja. Tahun2008/BASYARNAS/Ka.Jak. Para pihak dalam
perkara ini adalah PT AS sebagai Pemohon dan Bank
BSM juga telah membuat aturan untuk menghindarkan sebagai Termohon.
diri dari benturan kepentingan untuk lingkungan internal,
diantaranya: Status Penyelesaian Perkara, Pengaruh dan Sanksi
1. Tata tertib dalam pelaksanaan tugas dan tanggung Administrasi
jawab nggota Dewan Komisaris, Direksi, Pemegang
Saham dan anggota DPS. Dari proses persidangan, pada tanggal 16 September
2. Keharusan melengkapi formulir tambahan persetujuan 2009, Majelis Arbitrase BASYARNAS telah memutuskan
Dewan Komisaris atas penyediaan dana kepada pihak antara lain menghukum Bank untuk mengembalikan
terkait.
Selanjutnya pada tahun 2010, pemerintah telah Pada tahun 2012, Bank Indonesia menerbitkan Surat
menerbitkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Edaran (SE) BI No.14/7/DPbS mengenai “Produk
Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Qardh Beragun Emas Bagi Bank Syariah dan Unit
RI No. 47 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan Usaha Syariah“ yang berlaku sejak 29 Pebruari 2012
dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010 yang berlaku yang mengatur bahwa untuk menjalankan bisnis Qardh
sejak tanggal 25 Mei 2010. Pada pasal 3 ayat 2 poin b beragun emas, Bank harus menurunkan secara bertahap
dari undang-undang tersebut dan paragraf penjelasannya pembiayaan nasabah yang memiliki saldo diatas Rp250
disebutkan bahwa pengenaan PPN atas transaksi juta, membatasi rasio financing to value (FTV) maksimum
murabahah terhadap beberapa bank syariah tertentu sebesar 80% dari rata-rata harga jual 100 gram emas PT
ditanggung oleh pemerintah. Berdasarkan paragraf ANTAM (Persero) Tbk dan membatasi jumlah portofolio
penjelasan dari pasal 3 ayat 2 tersebut jumlah PPN rahn maksimal sebesar jumlah terkecil antara 20% dari
Bank yang ditanggung oleh pemerintah adalah sebesar jumlah seluruh pembiayaan atau 150% dari modal bank
Rp25.542.431.822 dari jumlah SKPKB dan STP yang (KPMM).
diterima Bank sebesar Rp37.649.329.708 sebagaimana
dijelaskan dalam paragraf sebelumnya. Bank Indonesia juga menerbitkan SE BI No.14/16/DPbS
yang berlaku sejak 31 Mei 2012 mengenai “Produk
Manajemen berkeyakinan bahwa selisih antara jumlah Pembiayaan Kepemilikan Emas (PKE) Bagi Bank Syariah
PPN yang ditanggung oleh pemerintah dan jumlah SKPKB dan Unit Usaha Syariah“. Untuk menjalankan produk PKE
dan STP yang diterima oleh Bank tidak akan ditagihkan tersebut Bank dilarang mengenakan biaya penyimpanan
kepada Bank sesuai maksud dan tujuan dari Undang- dan pemeliharaan atas emas yang dijadikan agunan.
Undang tersebut. Jumlah PKE maksimum Rp150 juta per nasabah. Nasabah
dimungkinkan memperoleh PKE dan Rahn secara
Pada tanggal 15 Oktober 2009, pemerintah telah bersamaan dengan jumlah saldo secara keseluruhan
menerbitkan Undang-Undang RI No.42 tahun 2009 tentang Rp250 juta dan jumlah saldo PKE maksimum sebesar
Perubahan Ketiga atas Undang-Undang RI No. 8 tahun Rp150 juta.
1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang berlaku Manajemen yakin bahwa efek dari SE BI ini tidak akan
mulai tanggal 1 April 2010. Undang-Undang RI tersebut mempunyai dampak material terhadap laporan keuangan
menegaskan bahwa jasa pembiayaan berdasarkan prinsip per 31 Desember 2012.
syariah termasuk kelompok jasa yang tidak dikenai PPN.
Penerapan Metode Anuitas dalam Murabahah
Penghentian Sementara Penerimaan Nasabah Baru
untuk Bisnis Rahn Pada tanggal 21 Desember 2012 Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) mengeluarkan fatwa
Pada tanggal 30 November 2011, Bank Indonesia (BI) No.84/DSN-MUI/XII/2012 tentang Metode Pengakuan
telah menghentikan sementara kegiatan Bank dalam Keuntungan Tamwil Bi Al-Murabahah (pembiayaan
penerimaan nasabah rahn baru dan penambahan murabahah) di Lembaga Keuangan Syariah. Fatwa
pembiayaan nasabah rahn yang sudah ada pada tanggal tersebut mengatur bahwa pengakuan keuntungan
tersebut. Menurut BI, penghentian ini karena kebijakan murabahah dalam bisnis yang dilakukan oleh lembaga
dari operasional rahn Bank mengandung risiko yang cukup keuangan syariah boleh dilakukan secara proporsional
tinggi dan telah dimanfaatkan untuk tujuan spekulasi. atau secara anuitas selama sesuai dengan kebiasaan
yang berlaku di kalangan lembaga keuangan syariah.
Bank telah mengambil tindakan korektif dengan penurunan
saldo portofolio pembiayaan rahn, memperbaiki dan Atas dasar fatwa tersebut, pada tanggal 16 Januari 2013,
merubah kebijakan operasional rahn, sehingga Bank Dewan Standar Akuntansi Syariah - Ikatan Akuntan
Indonesia memperbolehkan penyaluran kembali Indonesia (DSAS-IAI) menerbitkan Buletin Teknis No. 9
pembiayaan Rahn sesuai dengan surat Bank Indonesia untuk mengatur dan menyeragamkan penerapan metode
No. 14/410/DPbS tanggal 14 Maret 2012. anuitas dalam transaksi murabahah. Berdasarkan Buletin
Teknis No.9, transaksi murabahah yang dilakukan oleh
sebagian lembaga keuangan syariah secara substansi
Dalam akad Murabahah, Lembaga Keuangan Syariah Bank tidak melakukan buy back shares maupun buy back
(LKS) menerima pendapatan diluar marjin keuntungan obligasi selama tahun 2012.
seperti biaya administrasi dan biaya lain terkait
pembiayaan. LKS juga dapat menanggung beban yang
terkait langsung dengan pembiayaan seperti biaya komisi, R. Akuntan Perseroan
biaya survei dan biaya lain. Perlakuan pendapatan
dan beban langsung ini belum seragam dilakukan oleh Pemilihan KAP didasarkan pada daftar KAP di Bank
Lembaga Keuangan Syariah, apakah diakui sekaligus Indonesia. KAP baru terpilih selama 4 (empat) tahun.
dimuka sebagai pendapatan/biaya atau diakui sebagai Proses pemilihan KAP telah dibakukan dengan
pendapatan/biaya selama masa akad. menerbitkan SE No.10/012/UMM, tanggal 24 Desember
2008 perihal Pedoman Pelaksanaan Seleksi Kantor
Kondisi ini menjadi pertimbangan bagi DSAS-IAI dalam Akuntan Publik. Pelaksanaan pemilihan KAP di Bank
menerbitkan Buletin Teknis No.5 untuk mengatur perlakuan telah melalui proses seleksi oleh Tim Pengadaan Jasa
pendapatan dan biaya yang terkait langsung dengan Audit dibantu Unit Kerja Accounting Division, Komite Audit,
transaksi murabahah. Berdasarkan Buletin Teknis No.5, Direksi dan Komisaris sebelum diajukan dalam RUPS.
seluruh pendapatan dan biaya tersebut diakui selaras
dengan pengakuan keuntungan murabahah sebagaimana BSM telah menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP)
diatur dalam PSAK 102. Purwantono, Suherman & Surja (afiliasi auditor
internasional Ernst & Young (E&Y)) dengan Akuntan
Saat ini Bank sedang mengevaluasi Buletin Teknis No.5 Publik: Benyanto Suherman (Izin Akuntan Publik No.
tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap 05.1.0973), yang beralamatkan Gedung Indonesia Stock
laporan keuangan. Exchange Building Tower 2, Lt.7 Jl. Jend. Sudirman Kav.
b. Perorangan atau lembaga yang pengurusnya Kenaikan (penurunan) dana kebajikan 275.788.196
memiliki hubungan keluarga dengan Pengurus Saldo awal dana kebajikan 3.161.873.304
Bank, Dewan pengurus Syariah maupun Pejabat Saldo akhir dana kebajikan 3.437.661.500
Eksekutif Bank.
3. Implementasi Prinsip GCG dalam e. Surat Perintah Kerja (SPK) diterbitkan selalu ada
pernyataan sebagai berikut:
Proses Pengadaan Barang & Jasa
“Perlu kami tegaskan kepada Saudara, bahwa
a. Pakta Integritas seluruh jajaran Bank Syariah Mandiri tidak
Dimana seluruh vendor berkomitmen dengan akan menerima imbalan jasa berupa apapun
penyataan sebagai berikut: sehubungan dengan penunjukkan perusahaan
Saudara sebagai pelaksanaan pengadaan
Kami berkomitmen untuk mewujudkan sistem tersebut di atas”.
pengelolaan perusahaan yang baik (Good
Corporate Governance) dengan tidak memberi
dan atau menerima hadiah dalam bentuk apapun,
langsung atau tidak langsung berkenaan dengan
hubungan kerjasama yang dijalani.
dilakukan dan dikembangkan guna kesejahteraan Bank untuk terus menguatkan pelaksanaan GCG
bersama. Penguatan CSR secara berkesinambungan di Jajaran Bank dan memiliki keunggulan kompetitif
dan berkelanjutan diharapkan dapat memberikan yang berkesinambungan (sustainable competitive
dampak positif bagi Bank. Kedepannya, Bank akan advantage) dengan memberikan sumber daya terbaik,
membentuk bagian tersendiri guna mengoptimalkan ide terbaik, strategi terbaik, model bisnis terbaik,
peranan CSR menuju BSM ”Clean dan Go Green” kolaborasi terbaik dan sebagainya.
mendukung negeri tercinta ini untuk mewujudkan
”Green Banking” dalam wujud nyata.
3. Penerapan Prinsip-Prinsip GCG
2. Corporate Governance Perception Pada hakekatnya optimalisasi dan pengembangan
Index (CGPI) prinsip-prinsip GCG yang diterapkan BSM mencakup
5 (lima) azas yaitu Transparency, Accountability,
Pada tahun 2012 Bank mengikuti program Responsibility, Professional dan Fairness (TARProF),
Corporate Governance Perception Index (CGPI) sebagai berikut:
yang diselenggarakan oleh The Indonesian Institute
Corporate Governance (IICG) dengan mengangkat a. Transparency;
tema “GCG dalam Perspektif Risiko”. Program CGPI 1) Pengelolaan Homepage;
merupakan program penilaian persepsi stakeholders 2) Penggunaan sarana intranet dan forum doa
atas pelaksanaan GCG di BSM yang dilakukan secara pagi setiap Senin untuk seluruh jajaran BSM;
independen. Bank memandang perlu untuk mengikuti 3) Pengembangan Tim Mediasi Perbankan
program tersebut untuk mengetahui bagaimana BSM;
persepsi stakeholders atas pelaksanaan GCG di 4) Publikasi Laporan Keuangan &Self
BSM secara objektif. Program CGPI dilaksanakan Assessment pelaksanaan GCG pada media
melalui jajak pendapat terhadap stakeholders, kriteria massa, Annual Report dan homepage Bank;
penilaian yang dilakukan IICG terbagi atas: 5) Publikasi laporan keuangan dan perhitungan
bagi hasil secara berkala melalui brosur/
a. Self Assessment; proses penilaian obyektif
leaflet untuk nasabah;
terkait penegakkan GCG dalam perspektif
6) Pengungkapan remunerasi pengurus BSM
risiko melalui pengisian kuesioner oleh
dalam laporan GCG;
responden yang meliputi stakeholders
7) Tata tertib kerja bagi anggota Dewan
perusahaan baik internal maupun eksternal.
Komisaris dan anggota Dewan Pengawas
b. Kelengkapan dokumen; persyaratan
Syariah (DPS);
pemenuhan dokumen terkait penerapan GCG
8) Up dating ketentuan internal dalam Bank
dan pengelolaan risiko Bank.
SE di intranet yang dapat di akses seluruh
c. Pembuatan makalah; paparan yang
jajaran BSM;
merefleksikan upaya perusahaan dalam
9) Pengungkapan internal fraud > Rp100 juta
menegakkan GCG dalam perspektif risiko.
dalam laporan GCG.
d. Observasi; tahapan kunjungan formal dari tim
penilai CGPI untuk melakukan klarifikasi dan
b. Accountability;
memastikan temuan data dan informasi yang
1) Pelaksanaan RUPS (Tahunan dan Luar
didapatkan pada 3 tahapan penilaian CGPI
Biasa);
kepada organ Bank dan manajemen terkait
2) Rapat-rapat internal Pengurus, Komite-komite,
kondisi faktualnya.
Pejabat Eksekutif dan pihak terkait;
3) Penerapan Balanced Scorecard (BSC) untuk
Program CGPI 2012 merupakan program penilaian
pengelolaan kinerja;
eksternal pertama kali yang BSM ikuti. Pada
4) Cost Efficiency di seluruh unit kerja;
kesempatan pertama kalinya keikutsertaan BSM
5) Penilaian bulanan dan triwulanan melalui
dalamprogram CGPI BSM langsung memperoleh
monitoring realisasi Rencana Bisnis Bank
predikat “The Most Trusted Company” atau predikat
(RBB) untuk tingkat unit kerja Kantor Pusat
Sangat Terpercaya”. Hasil ini memacu semangat
dan Cabang;
diperdengarkan pula oleh seluruh pegawai Kanwil, darah, dan sebagainya yang dilaksanakan
Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu. oleh Kantor Pusat dan Cabang di berbagai
daerah.
2. Pesan-pesan manajemen dalam setiap pertemuan. c. BSM Lets Read.
Secara rutin BSM kantor pusat melalui
3. Tema-tema dalam Rapat Kerja dan Kegiatan Readers Club mengadakan acara bedah buku
besar BSM. dengan beraneka ragam topik atau tema.
Bedah buku juga diadakan secara berkala di
4. Modul-modul training pegawai. kantor-kantor cabang dan cabang pembantu.
Salah satu kegiatan BSM Lets Read yang
5. BSM Front Liners Competition. bersejarah adalah menyelenggarakan Bedah
Buku secara serentak di Kantor Pusat dan
Merupakan kompetisi untuk front liner di seluruh
123 Kantor Cabang. Kegiatan ini memperoleh
Indonesia dari mulai Teller, Customer Service
predikat Rekor Dunia MURI sebagai “Bedah
sampai Security. BSM Front Liners Competition
Buku Serentak di Tempat Terbanyak”
memberi penghargaan bagi para front liners BSM
e. BSM Edu Award.
yang telah memberikan pelayanan terbaik bagi
Memberikan penghargaan kepada para
nasabah maupun pihak ke tiga lainnya.
pendidik yang memiliki kontribusi dan manfaat
bagi pendidikan masyarakat, baik pendidik
6. BSM Bussiness Model Competition.
formal maupun informal. BSM Edu Award
Merupakan kompetisi ide inovasi di bidang diadakan secara rutin setiap tahun bersamaan
business model yang ditujukan kepada dengan Milad BSM.
stakehlolders BSM untuk mendapatkan ide f. UMKM Award.
terbaik yang dapat membangun pencapaian cita- Memberikan apresiasi pada nasabah UMKM
cita Greater Indonesia for Greater Civilization. atas loyalitas dan prestasinya selama menjadi
Dengan diadakannya BSM Bussiness Model debitur di BSM. BSM UMKM Award diadakan
Competition maka didapatkan ide inovasi business secara rutin setiap tahun bersamaan dengan
model yang genuine, kreatif, dan terbaik yang Milad BSM.
mampu menciptakan disruptive market structure
dan menguatkan BSM bisnis strategi sehingga 8. BSM Club
mendukung pencapaian aspirasi BSM menjadi Top
Bank Syariah Mandiri memenuhi kebutuhan
10 Bank di 2015.
pegawainya untuk mengekspresikan diri. Melalui
wadah BSM Club pegawai dapat mengembangkan
7. BSM Corporate Social Responsibility.
minat/hobi serta bakat dalam berbagai kegiatan
Sebagai perwujudan kepedulian BSM kepada seperti Readers Club, Smiling Club, Photography
stakeholdersnya secara luas baik terhadap Club, Adventure Club, BSM Sports Club dengan
kemanusiaan maupun lingkungan, BSM melakukan berbagai macam cabang olahraga serta Ikatan Istri
berbagai aktifitas sosial (CSR) antara lain: Karyawan Syariah Mandiri (KARISSMA).
a. Program Kemitraan.
Menciptakan kemandirian masyarakat dalam BSM Club ini telah mengadakan berbagai
mencapai peningkatan kesejahteraan dalam macam kegiatan dengan nilai perusahaan ETHIC
jangka panjang berupa pemberian bantuan sebagai landasannya. Diantaranya adalah Bedah
permodalan dan sarana kerja. buku setiap satu bulan sekali, Public Speaking
b. Program Bina Lingkungan. Competition, pelestarian lingkungan, santunan ke
Menyelenggarakan berbagai kegiatan yang berbagai lembaga sosial dan lain-lain.
berkaitan dengan pemberian beasiswa bagi
keluarga tidak mampu, bantuan pembangunan/ 9. Internalisasi buku Memaknai Kerja “Turning
renovasi masjid, madrasah, dan sarana Values into Action”
umum lainnya, santunan kepada para dhuafa, Sebagai internalisasi Memaknai Kerja,
bantuan kesehatan, khitanan masal, donor dilaksanakan rangkaian program Turning Values
Di samping itu, Culture & One Mandiri juga X. Etika Bisnis (Code of Conduct)
bertujuan untuk menghilangkan shallow mentality
di antara Mandirians (seluruh insan Mandiri
beserta anak perusahaan) dan mengaktifkan 1) Keberadaan Code of Conduct
one stop service untuk semua produk bank dan Code of Conduct (CoC) adalah bagian dari Good
keuangan dalam One Mandiri Financial Institution. Corporate Governance (GCG) atau merupakan
Adapun prestasi yang diraih oleh BSM adalah: penjabaran GCG dalam praktek berupa etika perilaku
seluruh jajaran Bank kepada Stakeholders. CoC
a. Menjuarai acara Change Agent Sharing Forum adalah aktivitas sehari-hari dan per kasus seseorang
(CASF) kategori “The Best Role Model”. berperilaku kerja. Tegaknya CoC akan menunjang
CASF merupakan forum bagi Change berjalannya perusahaan dalam menerapkan prinsip
Agent Bank Mandiri di masing-masing unit GCG. Prinsip-prinsip Corporate Governance tidak
kerja untuk saling berbagi pengalaman dan akan berarti tanpa didukung oleh konsistensi
pengetahuan dalam mengimplementasikan penerapan CoC yang optimal.
program Budaya di unit kerja. Acara ini
merupakan ajang bagi masing-masing Keberhasilan penerapan CoC yang baik dimulai dari
unit kerja menyampaikan progress report konsistensi pucuk pimpinan Bank untuk mendukung
pelaksanaan budaya yang telah direncanakan pelaksanaan penerapan CoC itu sendiri. Dukungan
pada awal tahun. BSM secara aktif mengikuti dari manajemen Bank sebagai role model bagi
kegiatan CASF di 7 kota dan menjuarai perilaku jajaran Bank diwujudkan dalam bentuk
kategori ”The Best Role Model” yakni peran penerbitan buku “Memaknai Kerja” oleh Direktur
pimpinan perusahaan dalam mendukung serta Utama Bank yang merupakan konsistensi beliau
menjadi contoh dalam penerapan budaya dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan
perusahaan. mengedepankan share values ETHIC. Dengan
membaca buku tersebut jajaran Bank dapat dengan
b. Menjuarai Mandiri Excellence Awards (MEA) mudah menginternalisasi ETHIC yang ada di
kategori “Culture Execution Award”. perusahaan ini. Masing-masing jajaran Bank memiliki
Mandiri Excellece Award (MEA) adalah ajang kontribusi terhadap perkembangan usaha Bank.
Dengan kesadaran dalam diri masing-masing jajaran lainnya. Ketentuan larangan dalam bentuk surat
Bank bahwa mereka adalah kader-kader utama pernyataan pada proses pembiayaan nasabah
dan bisa diandalkan dalam mengusung peradaban maupun poster Code of Conduct yang harus
di Indonesia, tentunya tujuan perusahaan akan ditempatkan pada lokasi strategis.
tercapai jika jajaran Bank memiliki komitmen untuk
membangun perusahaan dan menjadikan yang terbaik 3) Penyebaran Code of Conduct
dari setiap langkah-langkah jajaran Bank.
Penerapan Code of Conduct harus diberikan secara
terus menerus (kontinyu) untuk mendapatkan
2) Aspek Code of Conduct pelaksanaan secara optimal dari jajaran Bank.
Penerapan etika perilaku dalam Code of Conduct a) Pengenalan CoC dimulai dari pegawai baru saat
terdiri dari aspek: penandatanganan kontrak kerja bahwa jajaran
a) Benturan Kepentingan (Conflict of Interest); pegawai Bank dilarang menerima imbalan/hadiah
jajaran Bank wajib mengetahui dan menghindari dalam bentuk apapun dari nasabah atau rekanan
kegiatan yang dapat menimbulkan benturan dari kegiatan Bank. Selain itu, pegawai baru
kepentingan. mendapatkan pemahaman lebih mengenai CoC
b) Penyalahgunaan Jabatan; jajaran Bank dilarang pada saat in class perbankan syariah.
menyalahgunakan wewenang dan mengambil b) Proses pembiayaan nasabah harus melampirkan
keuntungan baik langsung maupun tidak langsung surat pernyataan yang ditandatangani nasabah
terkait kegiatan bisnis Bank untuk kepentingan pada saat akad pembiayaan untuk tidak
pribadi, keluarga dan pihak lainnya. memberikan imbalan/hadiah dalam bentuk apa
c) Kerahasiaan; jajaran Bank wajib menjaga pun kepada jajaran Bank.
kerahasiaan informasi yang diterima hanya c) Proses pembiayaan dilengkapi pula dengan
diperuntukkan bagi kalangan intern, data nasabah pemenuhan persyaratan lembar persetujuan
dan memahami prosedur penyebaran informasi Dewan Komisaris bagi penyaluran dana kepada
kepada pihak lain. Pihak Terkait.
d) Perilaku Insider; jajaran Bank yang memiliki d) Memberikan opini-opini terkait kegiatan/tindakan
informasi rahasia dilarang mengambil keuntungan dari unit kerja yang dapat menimbulkan benturan
untuk diri sendiri, keluarga atau pihak lainnya. kepentingan (Conflict of Interest).
e) Integritas dan Akurasi Data; jajaran Bank e) Menyebarkan memo kepatuhan selama periode
dilarang melakukan kecurangan dengan tahun berjalan melalui Divisi terkait untuk
memanipulasi data atau informasi untuk memberikan reminder kepada jajaran Bank terkait
mengambil keuntungan bagi diri sendiri, keluarga pelanggaran CoC yang telah terjadi dan masukan
atau pihak lainnya dan wajib menyampaikan data kepada jajaran Bank untuk menghindarinya.
laporan secara benar. f) Membudayakan tujuh belas perilaku utama
f) Integritas Sistem Perbankan; jajaran Bank wajib (core behaviour) shared values BSM ETHIC
mencurigai dan melakukan tindakan preventif (Excellence, Teamwork, Humanity, Integrity,
dan tidak terlibat dalam kegiatan yang dapat Customer Focus) pada setiap pelaksanaan doa
melemahkan integritas sistem perbankan. pagi oleh jajaran BNK. Hal ini, diperlukan untuk
g) Pengelolaan Rekening Pegawai; rekening meningkatkan kesadaran (awareness) jajaran
pegawai wajib dikelola dengan baik tanpa ada Bank agar senantiasa bekerja dengan lurus dan
penyalahgunaan rekening untuk transaksi yang penuh tanggung jawab serta bekerja secara
tidak wajar. profesional.
h) Pernyataan Tahunan (Annual Disclosure);
jajaran pegawai terutama minimal setingkat officer Pada tahun 2012 Bank tengah mempersiapkan
wajib mengisi pernyataan tahunan mengenai Kode Etik Kepatuhan bagi jajaran Bank dan jajaran
pelaksanaan Code of Conduct periode tahunan Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) dalam mendukung
i) Pernyataan La Risywah; jajaran Bank dan pelaksanaan Budaya Kepatuhan Bank. Kode Etik
pihak terafiliasi/terkait BSM dilarang menerima Kepatuhan adalah nilai dan perilaku standar yang
hadiah/imbalan dan bingkisan dalam bentuk apa wajib dilaksanakan oleh pegawai. Hal ini, cerminan
pun dari pihak nasabah/ rekanan/pihak ketiga dari implementasi Peraturan Bank Indonesia
1. Benturan Kepentingan (COI) Adanya pemberian Price kepada nasabah pembiayaan Segera Melakukan verifikasi sebagai langkah
Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) dibawah ketentuan awal untuk mendapatkan bukti dan data lebih
yang telah ditetapkan oleh salah satu cabang. Keputusan lengkap, kemudian dilaporkan kepada Direktur
pemberian price oleh Kepala Unit Kerja dibawah ketentuan yang membawahkan fungsi kepatuhan untuk
diberikan dengan alasan agar dapat bersaing dengan bank disposisi. Berdasarkan disposisi tersebut
lain. dilakukan tindaklanjut investigasi oleh Internal
2. Penyalahgunaan Jabatan Adanya tindakan manipulasi harga lelang jaminan Audit Division (IAD). Punishment diberikan
pembiayaan macet yang dilakukan oleh beberapa pegawai kepada pelaku oleh Human Capital Division
yang menjadi tim lelang jaminan. (HCD).
1. Kasus yang terkait dengan Pengajuan Peraturan mengenai kewajiban Berupa Surat Edaran yang berlaku
permohonan pembiayaan kepada mengungkapkan dan mengisi formulir bagi jajaran Bank.
Bank dari pihak terkait. persetujuan permohonan pembiayaan yang
ditandatangani Dewan Komisaris.
2. Penempatan pegawai yang memiliki Pemberlakuan formulir hubungan keluarga Dalam proses penyelesaian, yaitu
hubungan keluarga dalam satu unit khususnya bagi pegawai baru untuk sejak 2011 diperkirakan selesai pada
kerja. menghindari benturan kepentingan. semester pertama 2012
Y. Whistle Blowing System Wujud keseriusan BSM memberantas fraud adalah adanya
sarana pelaporan Whistle Blowing System (iBLOW) yang
Fraud (kecurangan) dapat terjadi di Bank melalui pihak dipergunakan jajaran BSM untuk melaporkan setiap
eksternal maupun internal Bank. Fraud yang dilakukan jajaran menemukan dan melihat perbuatan fraud yang dilakukan oleh
Bank dapat mengakibatkan kerugian dan mempengaruhi jajaran BSM. Whistle Blowing System (iBLOW) dirancang
citra (image) Bank yang berdampak terhadap produktivitas sebagai sarana pelaporan berbasis IT yang bersifat confidential
kerja jajaran maupun kelangsungan usaha Bank secara untuk memudahkan jajaran BSM melaporkan setiap kejadian
keseluruhan. internal fraud tanpa harus merasa takut karena kerahasiaannya
terjaga.
Manajemen BSM mendorong jajaran BSM berperan aktif
mencegah bahkan memberantas dan “memusuhi” fraud secara Whistle Blowing System (iBLOW menjadi sarana pelaporan
bersama-sama melalui komitmen bersama bahwa “fraud penting bagi jajaran BSM untuk membasmi fraud yang
adalah musuh BSM”. dilakukan internal BSM, sehingga kejadian/kasus dapat ditekan
menjadi ke arah Zero Fraud.
2. Eksternal fraud Nasabah memberikan uang kepada pegawai yang memroses pembiayaan.
Data anggota keluarga yang sudah tercatat di HRIS tidak ada, sehingga
3. Kegagalan sistem.
klaim pengobatan kesehatan anak pegawai tertolak.
Kegagalan transaksi dan manajemen
4. User Operation Manager (OM) dipakai oleh bawahan saat OM sedang cuti
operasional
Kegagalan hubungan ketenagakerjaan Pejabat otorisasi sering terlambat masuk kerja sehingga menghambat
5.
& keamanan kerja pelayanan kepada nasabah saat operasional transaksi berjalan.
Kegagalan praktek bisnis, produk dan
6. Pencairan pembiayaan tidak dipergunakan sesuai tujuan (side streaming)
hubungan dengan klien
Audit & Anti Fraud secara berkesinambungan (on going basis) guna:
Division
1. Menjaga dan mengamankan harta kekayaan.
2. Menjamin tersedianya laporan yang akurat.
3. Meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang
berlaku.
4. Mengurangi dampak kerugian, penyimpangan
termasuk kecurangan/fraud, dan pelanggaran aspek
kehati-hatian.
5. Meningkatkan efektifitas organisasi dan
meningkatkan efisiensi biaya.
Deputy Division
Monitoring
Anti Fraud Team RBA Team Special Audit Audit I Audit II IT Audit
& Audit Development
Quality Assurance
(AMI)
Team Leader
Monitoring Auditor
Team Leader
External Liaison
Officer
BSM sudah melakukan pemantuan terhadap a) Melakukan kajian untuk mitigasi resiko
tindakan fraud, meliputi: terhadap aktivitas penggantian teller
ketika jam istirahat.
a) Rekomendasi hasil investigasi yang
b) Melakukan kajian terhadap kriteria
telah mendapat disposisi dari Direktur
jenis penyimpangan untuk proses
Utama dan Direktur Kepatuhan pada
pemutakhiran kebijakan pengenaan
executive summary.
sanksi SE SDI No.10/026/DSI tanggal
b) Rekomendasi terhadap kejadian fraud
12 November 2008 Perihal Pembinaan
berupa:
Kedisiplinan Pegawai.
(1) Pengenaan sanksi bagi pelaku
fraud dan/atau pihak-pihak terkait.
(2) Perbaikan/pelurusan terhadap
sistem & prosedur. J. Kegiatan Pemantauan dan
(3) Perbaikan atau pemenuhan
Tindakan Koreksi Penyimpangan
terhadap sarana penunjang atau
infra struktur untuk menunjang
Bank telah melakukan pemantauan secara terus-
pengendalian atau pengungkapan
menerus terhadap kecukupan dan efektifitas pelaksanaan
fraud.
pengendalian intern, dengan cara:
(4) Recovery kerugian dari kejadian
fraud. 1. Memastikan fungsi pemantauan telah ditetapkan
(5) Penanganan melalui jalur hukum. secara jelas dan terstruktur dengan baik.
2. Menetapkan pejabat yang ditugaskan memantau
2) Evaluasi
efektifitas pengendalian intern.
a) BSM sudah membuat daftar 3. Menetapkan frekuensi yang tepat untuk kegiatan
inventarisasi kejadian fraud yang terdiri pemantauan.
dari: 4. Mengintegrasikan sistem pengendalian ke dalam
(1) Kejadian fraud mencakup jenis, kegiatan operasional dan menyediakan laporan-
tanggal terjadi, divisi/bagian, pihak laporan rutin yang diperlukan.
yang terlibat, jabatan, kerugian, 5. Melakukan kaji ulang terhadap hasil evaluasi dari
tindakan bank. unit kerja/pegawai yang ditugaskan untuk melakukan
(2) Tindak lanjut mencakup pemantauan.
kelemahan/penyebab terjadinya 6. Memberikan informasi/feed back yang tepat kepada
fraud, serta tindak lanjut/perbaikan. pihak yang berkepentingan.
b) BSM sudah melakukan evaluasi
terhadap daftar inventarisasi kejadian Jumlah Penyimpangan (Internal Fraud)
fraud dan mengidentifikasi kelemahan
Internal fraud adalah penyimpangan yang dilakukan oleh
dan penyebab terjadinya fraud serta
pengurus, pegawai tetap dan tidak tetap (honorer dan
menetapkan langkah-langkah perbaikan
outsourcing) terkait dengan proses kerja dan kegiatan
dan tindakan yang diperlukan.
operasional yang mempengaruhi kondisi keuangan BSM
secara signifikan atau penyimpangannya bernilai lebih
3) Tindak lanjut dari Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
BSM sudah menindaklanjuti hasil evaluasi
atas kejadian fraud untuk memperbaiki
kelemahan-kelemahan dan memperkuat
sistem pengendalian intern agar dapat
Jumlah Kasus
Internal Fraud Direksi dan Dewan Komisaris Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap
2011 2012 2011 2012 2011 2012
Total fraud 0 0 0 12 2 0
Telah diselesaikan 0 0 0 2 2 0
Dalam proses penyelesaian di internal BSM 0 0 0 10 0 0
Belum diupayakan penyelesaiannya 0 0 0 0 0 0
Telah ditindaklanjuti melalui proses hukum 0 0 0 0 0 0
Warga Negara Indonesia. Lahir di Yogyakarta, 31 Mei 1971. Lulus dari Fakultas Ekonomi, Jurusan
Akuntansi, STIE YKPN Yogyakarta pada tahun 1994.
Perjalanan Karir:
• Diangkat sebagai Kepala Divisi Internal Audit PT Bank Syariah Mandiri berdasarkan SK No. 15/473-
KEP/DIR tanggal 26 Maret 2013 (terhitung mulai tanggal 1 April 2013).
• Auditor Manager Audit Development & Advisory – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BM)
• Dept. Head Quality Assurance & Mgt. Representative – BM
• Head of Quality Assurance – BM
• Team Leader Quality Assurance – BM
P
engaruh globalisasi industri, perkembangan ekonomi manajemen risiko penempatan dana, dan manajemen
nasional dan perkembangan industri perbankan risiko penggunaan tenaga alih daya.
yang pesat mengakibatkan persaingan usaha yang
semakin ketat. Di sisi lain pertumbuhan dan perkembangan
Bank yang sangat pesat meningkatkan eksposur risiko.
2. Tata Kelola Risiko
Kondisi tersebut mendorong Bank untuk memperkuat dan
Dalam mengimplementasikan Tata Kelola Risiko yang
mengembangkan manajemen risiko, dalam mendukung
mendukung pencapaian tujuan perusahaan, Bank
pencapaian tujuan Bank.
menerapkan Enterprise Risk Management. ERM
merupakan inisiatif strategis yang terus dikembangkan
Penguatan dan pengembangan manajemen risiko ini
oleh Bank dan diharapkan mampu meningkatkan
memberikan manfaat berupa:
kinerja Bank.
1. Penyediaan informasi yang cepat dan tepat bagi
manajemen dalam pengambilan keputusan bisnis Salah satu implementasi strategis ERM adalah
yang mengandung risiko signifikan bagi bank; membentuk mekanisme tiga lapis pertahanan (the
2. Penyeimbangan tingkat risiko yang dihadapi three lines of defense).
dengan tingkat pengembalian hasil yang diterima
dari berbagai kegiatan bisnis bank; a. 1st Lines of Defense
3. Pengukuran kinerja bisnis yang berbasis risiko,
baik secara transaksional, portofolio maupun Pertahanan lapis pertama adalah satuan kerja
bank-wide; pengambil risiko (risk taking unit), dimana
4. Peningkatan nilai perusahaan bagi seluruh bertanggung jawab dalam menjalankan transaksi/
stakeholder. aktivitas operasional sesuai prosedur yang
ditetapkan. Risk taking unit harus menerapkan
manajemen risiko dan pengendalian internal pada
setiap tahapan proses transaksi.
A. Kerangka Kerja Manajemen
Risiko Pejabat pada risk taking unit yang telah memiliki
cukup kemampuan dan pengalaman diberikan
Untuk mendukung penerapan manajemen risiko yang wewenang untuk melakukan transaksi (yang
efektif, Bank menetapkan kerangka kerja manajemen risiko menimbulkan eksposur risiko) bagi kepentingan
yang mencakup kebijakan manajemen risiko, tata kelola bank.
risiko, desain proses Manajemen Risiko, penetapan limit,
dan konsolidasi manajemen risiko dengan perusahaan Untuk mendukung pertahanan lapis pertama, pada
induk. tahun 2012 Bank telah memperkuat organisasi
risk management melalui pemisahan fungsi risk
control unit dengan unit kerja manajemen risiko
1. Kebijakan Manajemen Risiko
yang melakukan fungsi assesment dalam aktivitas
pembiayaan secara transaksional. Penguatan
Kebijakan Manajemen Risiko merupakan kebijakan
organisasi risk management tersebut berupa
tertulis dalam penerapan manajemen risiko pada
pembentukan Commercial and Corporate Risk
seluruh produk dan aktivitas operasional Bank.
Assessment Division (CAD) dan Retail Micro and
Kebijakan Manajemen Risiko BSM menjadi pedoman
Small Risk Assessment Division (RAD).
seluruh pegawai dalam menerapkan manajemen
risiko pada ruang lingkup unit kerja masing-masing
dan bank secara keseluruhan. Kebijakan Manajemen
Risiko BSM mencakup kebijakan umum manajemen
risiko, kebijakan manajemen risiko berdasarkan 10
(sepuluh) jenis risiko, manajemen risiko teknologi
informasi, manajemen risiko produk dan aktivitas baru,
1. Risiko Kredit
5. Konsolidasi Manajemen Risiko Dengan
Pengelolaan risiko kredit ditujukan agar bank dapat
Perusahaan Induk
melakukan ekspansi pembiayaan yang sehat,
berkualitas baik, dan memberi keuntungan yang
Konsolidasi manajemen risiko dengan perusahan
berkesinambungan. Bank harus mengelola risiko
induk bertujuan untuk memenuhi ketentuan Bank
kredit secara baik dan tetap menjaga kualitas portofolio
Indonesia mengenai konsolidasi manajemen risiko.
aktiva produktif agar kualitasnya tidak menurun dan
Selain itu konsolidasi tersebut bertujuan untuk
tidak melampaui limit Non Performing Finance (NPF)
memenuhi kebutuhan internal karena kelangsungan
sesuai ketentuan Bank Indonesia.
usaha bank dan perusahaan induk tidak terlepas dari
pengaruh eksposur risiko yang timbul baik secara
Penguatan pengelolaan risiko kredit bertujuan
langsung maupun secara tidak langsung dari kegiatan
untuk mendukung pertumbuhan bisnis bank dengan
usaha masing-masing.
tetap memperhatikan aspek prudensialitas, kualitas
portofolio, serta efisiensi proses pembiayaan.
Lingkup konsolidasi manajemen risiko dibagi menjadi 2
Penguatan tersebut diimplementasikan melalui:
(dua) besaran yaitu untuk memenuhi ketentuan BI dan
memenuhi kebutuhan internal.
a. Kebijakan, Prosedur, dan Tools
Pemenuhan ketentuan BI mencakup konsolidasi
Kebijakan pembiayaan memuat filosofi, prinsip-
dengan sistem informasi akuntansi dan sistem
prinsip dasar pemberian pembiayaan serta acuan
informasi manajemen risiko. Sedangkan pendekatan
pokok untuk semua ketentuan pembiayaan.
kebutuhan internal mencakup tata kelola perusahaan,
Kebijakan ini diselaraskan dengan visi dan misi
dan tools serta metodologi..
Bank, kebijakan umum Bank (best practise),
Peraturan Bank Indonesia, perundang-undangan
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan internal,
yang berlaku, dan prinsip-prinsip syariah. Standar
bank melakukan sinergi dengan perusahaan induk
prosedur operasional pembiayaan merupakan
antara lain penyelarasan arsitektur kebijakan &
penjabaran dari kebijakan pembiayaan, yang
prosedur operasional bank, tools manajemen risiko,
mengatur produk dan tahapan proses pemberian
pelaksanaan Risk Based Audit (RBA), Risk Awareness
pembiayaan.
Dengan demikian Bank dapat mengidentifikasi dan Jumlah Sertifikasi Manajemen Risiko Pegawai
melakukan perbaikan terhadap kelemahan yang
Level 2011 2012
ditemukan.
I 534 624
II 361 551
c. Perhitungan kecukupan modal risiko
III 58 75
operasional
IV 24 24
Total 978 1274
Bank Indonesia belum mewajibkan kepada perbankan
syariah untuk mengalokasikan modal bagi risiko
operasional. Namun demikian dalam mengelola
risiko operasional, Bank telah menghitung beban C. Profil Risiko
modal untuk meng-cover risiko operasional. Dalam
melakukan perhitungan kecukupan modal risiko Penilaian profil risiko bertujuan untuk memberikan informasi
operasional, Bank menggunakan metode Basic mengenai kondisi risiko usaha yang dihadapi bank. Profil risiko
Indicator Approach (BIA). meliputi penilaian terhadap risiko inheren dan efektifitas kualitas
penerapan manajemen risiko.
d. Business Continuity Management (BCM)
Penilaian risiko inheren merupakan penilaian atas risiko yang
Bank menghadapi risiko operasional berupa melekat pada kegiatan bisnis Bank, melalui analisa kuantitatif
gangguan/bencana (disaster) yang dapat mengganggu atas parameter tertentu..
bahkan melumpuhkan sebagian bahkan seluruh
operasional bank. Disaster dapat terjadi akibat faktor Bank melakukan penilaian kualitas penerapan manajemen
internal (kegagalan/kerusakan sistem TI) maupun risiko yang mencerminkan penilaian kecukupan sistem
faktor eksternal (seperti bencana alam, kebakaran). pengendalian risiko. Penilaian tersebut dilakukan secara self
Untuk menjaga kesinambungan operasional Bank assesment melalui analisa kualitatif terhadap empat aspek
walaupun dalam keadaan darurat, Bank telah penilaian yang meliputi pengawasan aktif Dewan Komisaris dan
menerapkan BCM yang didalamnya terdapat pedoman Direksi, kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit,
Business Continuity Plan (BCP) dan pedoman kecukupan proses identifikasi pengukuran, pemantauan dan
Disaster Recovery Plan (DRP). Dalam praktiknya pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko,
Bank telah melakukan uji coba DRP secara berkala serta sistem pengendalian intern yang menyeluruh.
guna memastikan kesiapan sistem TI cadangan (back
up). Selama tahun 2012 Bank telah melakukan uji Hasil penilaian masing-masing jenis risiko pada akhir tahun
coba DRP sebanyak dua kali.
2012 adalah:
Low to
2. Organisasi
5. Hukum Fair Moderate Fair
Moderate Bank akan mengembangkan fungsi Operational Risk
Low to Management (ORM) koordinator di unit kerja tertentu.
6. Reputasi Low Fair Fair
Moderate Selain itu Bank akan membentuk unit collection dan tim
Low to Moderate to khusus penagihan di segmen mikro dan kantor wilayah.
7. Stratejik Strong Strong
Moderate High
4. System
D. Rencana Pengembangan Bank bersama perusahaan induk akan
Manajemen Risiko mengimplementasikan sistem Integrated Central Liability
System (ICLS). ICLS merupakan limit management
Sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan bisnis Bank yang mampu melakukan konsolidasi limit dan eksposur
serta perubahan kondisi internal/eksternal, maka Bank terus pembiayaan secara terintegrasi, mencakup limit set-up,
berupaya untuk mengembangkan infrastruktur dan proses maintenance, serta monitoring.
manajemen risiko, antara lain mencakup hal-hal sebagai
berikut:
M
elalui pendekatan triple bottom lines yang
meliputi kinerja ekonomi (economic indicators),
kinerja lingkungan (environmental indicators), dan
kinerja sosial (social indicators), diharapkan keberadaan
BSM tidak hanya bermanfaat bagi para pemegang saham
(shareholders), tetapi juga kepada pemangku kepentingan
(stakeholders) yang lebih luas yaitu nasabah/konsumen,
masyarakat dan lingkungan. Dengan kata lain, BSM berusaha
untuk memaksimalkan laba perusahaan (profit) selaras
dengan tujuan untuk memberikan kemanfaatan yang sebesar-
besarnya bagi masyarakat (people), dan lingkungan (planet).
BSM meyakini bahwa dengan pendekatan yang menyeluruh
ini akan mendukung tercapainya tujuan pembangunan yang
berkelanjutan (sustainable development), yaitu kegiatan
pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
generasi sekarang tanpa mengorbankan kepentingan
generasi mendatang.
A. Kebijakan CSR
Misi BSM keempat adalah mengembangkan nilai-nilai
syariah universal. BSM juga memiliki shared values “ETHIC”
sebagai Value-Driven Company yang secara terus menerus
diimplementasikan dalam lingkungan kerja. Humanity sebagai
bagian dari shared values memiliki salah satu core behavior
yaitu Social Responsibility: memiliki kepedulian terhadap
lingkungan dan sosial tanpa mengabaikan tujuan perusahaan.
BSM menyadari bahwa Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Kegiatan CSR melalui kerjasama dengan LAZNAS BSM
(Corporate Social Responsibility/CSR) merupakan hal dilaksanakan dalam program antara lain:
penting dalam mendukung tumbuh kembangnya Bank. Bank
menempatkan CSR sebagai bagian program jangka panjang a. Mitra Umat
perusahaan. Bank dalam upaya mencapai sustainable 1) Usaha Mikro
business senantiasa berusaha memberikan kinerja yang Pembinaan, pengembangan dan pemberdayaan
optimal untuk para pemegang saham namun juga memikirkan ekonomi umat melalui bantuan modal, pelatihan
bagaimana memberikan kontribusi secara maksimal dalam dan pendampingan usaha secara perorangan.
aspek sosial dan lingkungan 2) Masyarakat Mikro
Pembinaan, pengembangan dan pemberdayaan
Dalam pelaksanaan kegiatan CSR Bank menggunakan ekonomi umat melalui bantuan modal, pelatihan
pendekatan keseimbangan profit, people dan planet yang dan pendampingan usaha yang ditujukan untuk
lebih dikenal dengan triple bottom lines.Bank tidak hanya LKMS.
semata-mata mengejar kepentingan ekonomi (profit) namun b. Didik Umat
juga aspek sosial (people) dan lingkungan (planet). Bank Memberikan bantuan pendidikan (beasiswa) kepada
berusaha mencapai keseimbangan ”triple bottom lines” dalam mereka yang membutuhkan dan mengupayakan
pencapaian tujuaannya sehingga mampu memberikan nilai tetap berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
lebih kepada Stakeholders-nya. Bantuan juga termasuk sarana dan prasarana
belajar.
Pencapaian profit yang terus meningkat dan berkelanjutan c. Simpati Umat
sulit tercapai dalam kondisi sosial masyarakat (people)
1) Kesehatan
yang rendah dan lingkungan yang rusak (planet). Secara
Berupa bantuan kepada pihak yang
sederhana dapat dijelaskan bahwa bisnis tidak akan
membutuhkan di bidang kesehatan termasuk
berjalan dalam sebuah kondisi sosial (ekonomi masyarakat)
sarana dan prasarananya.
yang rendah dan lingkungan yang rusak. Untuk itu Bank
2) Kebencanaan dan lingkungan hidup
menyadari pentingnya CSR sebagai upaya dalam mencapai
Bantuan untuk mengantisipasi kondisi darurat
keseimbangan ”triple bottom lines” untuk mendukung
serta aktif mengurangi dampak akibat terjadinya
sustainable business sehingga tujuan akhir dalam memenuhi
bencana sosial. Aktif ikut memperbaiki atau
kepentingan Stakeholders dapat tercapai.
meningkatkan kualitas lingkungan hidup secara
luas.
Bank secara konsisten melaksanakan kegiatan Corporate
Social Responsibility (CSR) sebagai wujud kepedulian
Agar pelaksanaan program-program CSR Bank dapat
perusahaan sekaligus apresiasi kepada masyarakat yang
tepat sasaran, seluruh program CSR Bank terlebih dahulu
telah memberikan kepercayaan dan dukungan atas proses
diuji melalui survey dan pemetaan dalam lingkungan dan
bisnis perbankan syariah. Keberlangsungan bisnis Bank tidak
masyarakat sekitar. Program CSR disusun berdasarkan
lepas dari partisipasi masyarakat dalam menyambut berbagai
perencanaan serta konsep yang matang yang pelaksanaanya
produk perbankan syariah dan layanan yang ditawarkan oleh
bersinergi dengan Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS)
Bank.
BSM. Agar program dapat terlaksana dengan maksimal,
program-program CSR disesuaikan dengan kondisi lingkungan
setempat yang melibatkan pihak-pihak terkait pemerintah dan
masyarakat setempat.
Sebagai bentuk komitmen Perusahaan terhadap Bank menyalurkan dana, baik yang bersumber dari Dana
kegiatan-kegiatan sosial tersebut, Bank menyediakan Sosial, Dana Zakat, dan Dana Operasional. Selama
anggaran yang wajar dan memadai untuk mendukung tahun 2012, BSM bekerjasama dengan LAZNAS BSM
program-program CSR yang secara konsisten terus menyelenggarakan berbagai kegiatan CSR dalam
meningkat. Pelaksanaan program CSR memiliki 3 (tiga) berbagai bentuk kegiatan dengan jumlah penyaluran
sumber dana, yakni Dana Kebajikan dan Dana Zakat. dana 2012 sebanyak Rp26,49 miliar. Adapun perincian
penyaluran dana kegiatan CSR tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Dana Kebajikan
Sumber dana kebajikan berasal dari pendapatan
Rincian Penggunaan Dana
non-halal, denda dan dana sosial lainnya. Saldo akhir
tahun 2012 dana CSR yang bersumber dari dana Penggunaan penyaluran
No Uraian
kebajikan mencapai Rp1.774.379.852,- atau 72,99% Penerima Jumlah (Rp)
dari saldo tahun 2011 sebesar Rp2.431.072.583,-.
1 Zakat 133 Yayasan 15,096,918,754
126 Sekolah
Sumber Dana Kebajikan BSM
20 Laz
Jumlah (Rupiah)
No Sumber Dana 40 Masjid
2011 2012
6.647 Masyarakat Umum
1. Denda 637.436.361 830.667.606
2 Infaq dan 50 Yayasan 7,332,468,709
Shodaqoh
2. Sumbangan/hibah - 8.472.541
22 Sekolah
3. Penerimaan non halal 610.212.906 453.611.371 5 Laz
14 Masjid
4. Dana sosial lainnya 1.183.423.316 481.628.334
1.097 Masyarakat Umum
3 Wakaf
B. CSR Terkait Sosial 3. Surat Edaran (SE) No. 9/029-PEM tgl 26 juli 2007
berjudul Revisi Pedomaan Kebijakan Bab VI. Tentang
Kemasyarakatan dan Kualitas Aktiva Produktif. Sub Bab A.3.b.3). Penilaian
Lingkungan prospek usaha nasabah pembiayaan khususnya
untuk komponen yang terkait dengan upaya nasabah
BSM memiliki komitmen tinggi terhadap pelaksanaan dalam pemeliharaan lingkungan hidup.
CSR terkait sosial kemasyarakatan dan lingkungan hidup
yang dituangkan dalam:
1. Program Sosial Kemasyarakatan dan
1. SE No. 8/001/PEM tgl 2 Januari 2006 perihal Revisi Lingkungan
Pedoman Pembiayaan
Bank meyakini bahwa kinerja Perusahaan harus memiliki
2. Buku Kebijakan Pembiayaan tgl 2 April 2007, dampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan
berisi antara lain: Ketentuan tentang kewajiban masyarakat. Peningkatan kesejahteraan masyarakat
pengelolaan lingkungan untuk nasabah pembiayaan pada akhirnya akan mendukung pengembangan bisnis
diatur dalam: Bank secara berkelanjutan.
a. Bab II artikel 210 butir E Kebijakan Pembiayaan
“Bank harus menghindari pembiayaan untuk Untuk mewujudkan hal tersebut, Bank melakukan
bidang usaha yang tidak/belum memenuhi berbagai aktifitas sosial dan lingkungan antara lain sbb:
ketentuan environment/AMDAL sehingga
membahayakan lingkungan” a. Program kemitraan
c. Bab VI butir A tentang Kualitas Aktiva Produktif
Penilaian kualitas aktiva pembiayaan untuk pilar Pelaksanaan CSR bidang pengembangan ekonomi
prospek usaha nasabah pembiayaan dikaitkan umat bertujuan untuk menciptakan kemandirian
dengan upaya nasabah dalam pemeliharaan masyarakat dalam mencapai peningkatan
lingkungan hidup. kesejahteraan dalam jangka panjang. Program CSR
d. Bab XI butir D Proses Pemberian Pembiayaan bidang ini diwujudkan dalam pemberian bantuan
sub bab Analisa Pembiayaan Produktif. permodalan, sarana kerja dan sebagainya.
2) Keagamaan
Program CSR untuk bidang sosial/budaya/
keagamaan diwujudkan dalam bentuk santunan
dhuafa, santunan Ramadhan, dan program-
program lainnya.
Program Keagamaan
1 Bantuan pembangunan Menara Masjid Baiturrahman BSM Boyolali Boyolali 1 lembaga 20.000.000
2 Bantuan pembangunan gedung dakwah Masjid Baiturahman Tangerang Tangerang 1 lembaga 8.000.000
7 Bantuan pembangunan Masjid Baitusallam, RSIB, Al-Ikhwan, Al-Mukhlis Bogor 4 lembaga 105.000.000
42 Bantuan renovasi Masjid Al-Ashri yang terjadi kebakaran di Buleleng Buleleng 1 lembaga 50.000.000
Total 1.126.335.000
Program Lingkungan
4. Organisasi kemasyarakatan
Lainnya
No Kegiatan Sosial Kemasyarakatan Posisi
6 Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Ketua Komite Tetap Bidang Keuangan Syariah
Sharia Economy Focus Group, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
7 Anggota
(ISEI)
9 Ikatan Alumni Universitas Indonesia Fak. Ekonomi (ILUNI FE) Wakil Ketua
No. Tahun Peg. Resign Jumlah Pegawai (Organik) Turn over Pegawai (Organik)
pegawai kantor pusat dan Direksi. Kegiatan ini juga Dibawah BSM Club, terdapat beberapa komunitas
diselenggarakan di kantor cabang seluruh Indonesia yang aktif sebagai berikut:
dengan diikuti oleh seluruh pegawai kantor cabang.
a. Unit Kerohanian Islam
b. Unit Sepakbola
c. Unit Bola Basket
6. Kebebasan Berserikat melalui d. Unit Bulutangkis
BSM Club e. Unit Futsal
f. Unit Tenis
g. Syariah Mandiri Touring (SMART): Klub Sepeda
Sejak kebebasan berserikat telah dibuka lebar mulai
Motor
pemerintah meratifikasi Konvensi ILO No. 87 Tahun
h. BSM Adventure: Klub Pencinta Alam
1948 dan disahkannya UU No. 21 Tahun 2000 tentang
i. Syariah Mandiri Cycling (Smiling): Klub Sepeda
Serikat Pekerja/Buruh, Bank memberikan kebebasan
j. BSM Photography Club: Klub Fotografi
bagi pegawai jika ada organisasi berserikat (serikat
k. BSM Readers Club: Klub Buku
kerja) di BSM. Namun pada kenyataannya sejak BSM
l. Klub Memancing BSM
berdiri para pegawainya masih menilai belum perlu
m. Klub Musik dan Kesenian
dibentuknya serikat pekerja di BSM. Belum munculnya
n. Klub Senam
serikat pekerja di BSM lebih dikarenakan manajemen
o. Klub Aikido BSM
cerdas dalam me-maintain pegawainya, Di samping
p. Klub Taekwondo BSM
benefit kompetitif yang diberikan oleh perusahaan,
BSM juga memperkenankan tumbuhnya kegiatan/
komunitas kepegawaian. Dalam prinsipnya, manajemen tidak hanya
mengedepankan etos kerja dalam mencari laba,
namun juga sangat mendukung kegiatan yang sifatnya
Untuk mewadahi beragam kegiatan yang bersifat
kegemaran atau hobi.
komunitas, Bank mendirikan BSM Club, pada 1
November 2006. BSM Club adalah wadah koordinasi
seluruh kegiatan pegawai yang sebelumnya Komunitas pegawai dianggap mampu mendukung
berjalan sendiri-sendiri dalam komunitas terpisah. fungsi perusahaan. Mulai dari fungsi pemasaran,
Pembentukan komunitas pegawai dalam wadah BSM kehumasan, operasional, SDM, keuangan hingga
Club adalah: manajemen pengetahuan. Ada 2 keuntungan bila
perusahaan memfasilitasi komunitas pegawai:
a) Meningkatkan keakraban pegawai, terutama
lintas unit kerja dan lintas jabatan. a. Pegawai merasa bahagia karena
b) Menyalurkan minat dan bakat pegawai. merasa di”manusia”kan dengan diizinkan
c) Bagian dari penyeimbang “work and life”. mengaktualisasikan aspek kemanusiaannya.
d) Mendukung kinerja perusahaan, baik langsung b. Perusahaan diuntungkan jika komunitas pegawai
maupun tidak langsung. dapat membantu fungsi manajemen.
Perusahaan dan komunitas pegawai adalah bagian Kebanyakan komunitas pegawai muncul karena
yang tidak terpisahkan dan bersinergi menghasilkan inisiatif pegawai. Karena itu, komunitas pegawai
output positif bagi perusahaan maupun bagi pegawai. akan lebih berarti dan bermanfaat jika membawa
Di BSM, komunitas pegawai mendapatkan dukungan brand perusahaan. Sehingga perlu ditanamkan
penuh dari manajemen. Dukungan dapat berupa corporate brand value di benak individu-individu
fasilitas, dana kegiatan, dan keikutsertaan langsung dalam komunitas agar tidak sekedar ajang penyaluran
jajaran manajemen dalam kegiatan komunitas hobi belaka. Komunitas pegawai juga membantu citra
pegawai. perusahaan dan lebih mudah dalam pengembangan
kompetensi pegawai. Selain itu juga menjaga
keseimbangan antara kerja dan kehidupan
S A. Profil Pegawai
umber daya manusia merupakan aset terpenting
perusahaan karena perannya sebagai subyek pelaksana
kebijakan dan kegiatan operasional dalam rangka
Sampai akhir tahun 2012, jumlah pegawai Bank (organik dan
mewujudkan visi dan misi perusahaan. Untuk meningkatkan
non organik) mencapai 15.999 orang, meningkat 18.76% dari
profesionalisme dan kinerja usaha secara berkelanjutan,
13.524 orang pada akhir tahun 2011. Kenaikan/pertambahan
Bank telah mencanangkan program pengembangan kualitas
jumlah pegawai tersebut berbanding lurus dengan ekspansi
sumber daya manusia profesional secara konsisten melalui
Bank melalui jumlah Kantor Cabang dan outlet di bawah
sistem pengelolaan sumber daya manusia secara terpadu.
koordinasinya di berbagai daerah.
10.000 9.331
Sustainable Competitive 9.000
7.802
8.000
Advantage 7.000
6.668
5.000
4.000 3.109
3.000 2.547 2.322
2.127 2.032 2.228
1.913
2.000 1.377 1.435
959 775 946
1.000 549 722 379 594
264 98 119
11 41
- 6 11
Acquisition
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Retrenchment
Pegawai BSM Outsource
Retirement
HC 2011 2012
Tingkat Pendidikan
BSM Outsource BSM Outsource
S2 202 4 227 4
Retention Culture S1 6.512 1.196 7.835 1.927
D3 977 36 1.163 393
SMA 104 4.420 99 4.276
SMP (lain-lain) 7 66 7 68
Jumlah 7.802 5.722 9.331 6.668
B. Rekrutmen
Tes Kesehatan
Pertumbuhan yang pesat dan dinamis membuat
BSM membutuhkan sumber daya manusia yang
berintegritas, inovatif dan berwawasan keilmuan agar
dapat menjalankan operasional perbankan yang sehat
dan efisien. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut BSM
melakukan proses rekrutmen secara regular maupun
program rekrutmen khusus.
• T. Grade
• T. Jabatan
Compensation Allowance • T. Keahlian
• T. BBM & HP
• T. Cola
• T. Kemahalan
Variable • TPUK
Remunerasi • Bonus
Kenaikan
STOP STOP
Grade D1
Tidak
Tidak
Lulus
Lulus
2. Middle Management Development SMDP selalu dilakukan sebagai salah satu perbaikan
Program (MMDP) pelaksanaan program.
MMDP adalah program bagi pegawai dari level jabatan Competency-Based Human Resources Management
Junior Officer yang dipromosikan ke level jabatan Midle (CBHRM) merupakan pola pendekatan dalam
Manager. Diprogram ini pegawai dibekali soft skill membangun suatu sistem manajemen sumber daya
maupun hard skill serta diberikan materi pengembangan manusia yang unggul dengan kompetensi sebagai
diri seperti manajemen waktu, kepemimpinan dan titik sentralnya. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan
kemampuan presentasi secara efektif. Adapun Jumlah dapat meningkatkan efektifitas dan konsistensi dalam
pegawai yang lulus program MMDP ini pada tahun 2012 menerapkan sistem rekrutmen, promosi, rotasi/mutasi,
adalah sebanyak 223 pegawai. kompensasi, pendidikan dan pelatihan, perencanaan
karir, manajemen kinerja, maupun perencanaan strategis
di bidang sumber daya manusia ke titik optimal.
7 PT. Aneka Search Indonesia Assesment Pegawai & Tes Pengangkatan Recruitment
Sepanjang tahun 2012 Bank berhasil meningkatkan Program Pendidikan dan Pelatihan
penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan pegawai dengan Pegawai
jumlah kelas sebanyak 323 kelas in house training yang
melibatkan 7.393 peserta. Bank juga mengikutsertakan
sebanyak 247 peserta dalam berbagai public training Bank memiliki program pendidikan dan pelatihan bagi
pada tahun 2012. Peningkatan dari sisi kualitas program pegawai untuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuan
dengan menyediakan program pendidikan pegawai baru guna mendukung kinerja dan kemajuan karir masing-masing
(Banking Staff Program) dan pendidikan promosi berupa pegawai.
Officer Development Program (ODP)yang spesifik sesuai
dengan rumpun jabatan. Pendidikan Banking Staff Program
menyediakan 7 program turunan untuk 7 rumpun jabatan 1. Pendidikan Pegawai Baru Banking
sedangkan pada ODP menyediakan 5 rumpun jabatan. Staff Program (BSP)
Pada tahun 2012 Bank juga melaksanakan program Middle Bank menyelenggarakan Banking Staff Program
Manager Development Program (MMDP) yang diikuti oleh 139 untuk mempertajam spesifikasi keahlian pegawai
peserta untuk pegawai yang promosi ke level Manager. Pihak yang baru bergabung. Metode pendidikan BSP
Bank juga menyelenggarakan Manager Development Program menggunakan metode total solution blended learning
(MDP) yang melibatkan 89 peserta untuk mempersiapkan yang memadukan pembelajaran melalui e-learning, in-
pemimpin masa depan. class, on the job training/individual project assignment,
coaching dan mentoring untuk memastikan tujuan
pendidikan tercapai oleh peserta pendidikan. BSP
Pembelajaran melalui e-Learning terus dikembangkan terdiri dari beberapa sub program yaitu:
untuk meningkatkan kompetensi pegawai. Setiap pegawai
saat ini dapat mengakses berbagai modul pelatihan melalui a. Level pelaksana/staf
e-Learning. Kegiatan membaca modul dan tes online 1) BSM BSP for General,
juga menjadi bagian pelatihan pra kelas yang terintegrasi 2) BSM BSP for Frontliners,
dengan pelatihan di dalam ruang kelas. Sebagai bagian 3) BSM BSP for Operation Banking,
dari pengembangan knowledge management Bank juga 4) BSM BSP for Business Banking,
mengoptimalkan e-Learning sebagai media pembelajarannya 5) BSM BSP for Retail Banking,
agar setiap pegawai dapat saling berbagi pengetahuan 6) BSM BSP for Micro Financing Analyst,
(sharing knowledge) dengan mudah. 7) BSM BSP for Pawning Staff.
b. Program Sertifikasi
1. Management Development Program
Program sertifikasi adalah program (MDP)
pengembangan, peningkatan dan pengukuran
pengetahuan dan keterampilan pegawai
dalam bidang pekerjaan tertentu. Bank telah Program ini bertujuan untuk mempersiapkan pemimpin
melaksanakan berbagai program sertifikasi masa depan Bank. Bank telah melaksanakan MDP
seperti sertifikasi manajemen risiko, agen Angkatan 12 dan Mikro yang melibatkan 89 orang
peserta pada tahun 2012.
MMDP merupakan program yang ditujukan bagi Pegawai BSM bisa mengakses 168 materi dalam bentuk
pegawai officer yang dipromosikan pada level Middle powerpoint melalui e-Learning. Proses pembelajaran melalui
Manager. Bank telah melaksanakan MMDP yang e-Learning ditingkatkan dengan memproduksi sendiri video
melibatkan 139 orang pegawai pada tahun 2012. learning sebanyak 6 materi pada tahun 2012.
4. Senior Manager Development Program Metode pembelajaran dan pelatihan melalui e-Learning
(SMDP) menggunakan beberapa metode, antara lain:
Dengan biaya yang dikeluarkan berhasil meningkatkan Peserta pelatihan blended learning pada tahun
budaya belajar pegawai baik melalui in-class, coaching 2012 sebanyak 5.506 peserta atau meningkat 87%
& mentoring maupun self learning melalui proses belajar dibandingkan 2011 sebanyak 2.941.
interaktif di e-learning.
l Reading
l Tools Simulation Knowledge and l Video Based Learning
Skill, Attitude, and
l Role Play Skill Driven l Active Flash/Video
Competency Driven
l Case Study based Learning
l Group Discussion l Forum Discussion
Periode Bulan
No Parameter Rata - Rata Gap nilai
Okt‘12 Nov ‘12 Des ‘12 Target Kriteria
Trw III ’12 Trw IV ’12 dg target
1 Corporate Compliance Index (CCI) 4.78 4.43 4.66 4.70 4.62 4,94 - 0.32 T
2 Compliance Risk Index (CRI) 4.70 4.60 4.80 4.70 4.70 5,00 - 0.30 T
3 Compliance Certificate (CC) 100% 100% 100% 100% 100% 98,00% + 2,00 ST
Compliance Self Assessment (CSA) 100% 100% 100% 100% 100% 94,00% + 6,00 ST
4 Zero Defect (ZD) 94.98 95.28 95.42 91.81 95.23 94,00 + 1,23 T
5 Regulation Index (RI) 92.88 95.38 94.10 93.26 94.12 97,00 - 2,88 T
Periode Triwulan
Trw III ’12 Trw IV ’12 Target Gap Nilai
6 Division Compliance Index (DCI) 97.89 97.30 97,00 + 0,30 T
7 Branch Compliance Index (BCI) 88.22 88.22 87,00 + 1,22 M
8 PKP Performance 76.29 77.55 83,00 - 5,45 M
9 APU & PPT Index 81.47 81.37 89,00 - 7,63 M
10 Compliance Procedure Index 94.32 91.18 92,00 - 0,82 T
11 Code Of Conduct 82.40 82.24 84,00 - 1,76 M
12 GCG Index 81.61 81.30 90.00 -8.70 M
Nilai Rata-rata Index 90,37 90.38 92,91 - 2,66 Tinggi
76,29 77,55
Pemantauan kegiatan unit kerja oleh PKP agar 80 76,11
tidak menyimpang dari regulasi, melalui review, 75
Daftar Monitoring Tindak Lanjut (DMTL), 70
Laporan, Sistem Informasi Kepatuhan (SIK),
65
Project Core Plan BSM 2010-2015, Project
60
Core Banking System Transformation (CBST).
Triw. II 2012 Triw. III 2012 Triw. IV 2012
3. Jaga
Index Trend Index
Jaringan
Kantor
Mardiana
Head of Internal Audit Division (IAD).
Lahir di Yogyakarta, 31 Mei 1971.
Lulus dari Fakultas Ekonomi, Jurusan
Akuntansi, STIE YKPN Yogyakarta
pada tahun 1994. Bergabung dengan
BSM terhitung sejak tanggal 1 April
2013 (berdasarkan SK No. 15/473-
KEP/DIR tanggal 26 Maret 2013)
Putu Rahwidhiyasa
Head of Transformation Program
Management Office (TMO). Lahir di
Jakarta tanggal 13 September 1964.
Lulus dari Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor tahun 1986, meraih
Master Finance & Strategy dari
University of Illinois USA tahun 1995.
Bergabung dengan BSM sejak tahun
2008.
jaringan WILAYAH I
MEDAN
KCP SUBULUSSALAM
Jl. Teuku Umar No. 10-11, Subulussalam, Aceh.
Telp. (0627) 31500 Fax. (0627) 31502
KALIMANTAN TENGAH
NUSA TENGGARA TIMUR PAPUA BARAT
KC PALANGKARAYA
Jl. Ahmad Yani No. 46, Palangkaraya, KC KUPANG KC SORONG
Kalimantan Tengah. JL. Sudirman No. 33, Kupang, Jl. Ahmad Yani No. 21, Sorong, Papua Barat.
Telp. (0536) 3222223 Nusa Tenggara Timur. Telp. (0951) 323366 Fax. (0951) 323360Cuscime
Fax. (0536) 3227000 Telp. (0380) 834100, 823466
Fax. (0380) 826150, 828617
KC PANGKALAN BUN
Jl. Sukma Arianingrat No. 14, Kel. Baru,
Kec. Arut Selatan, Kab. Kota Waringin Barat, MALUKU
Kalimantan Tengah.
Telp. (0532) 25624, 25625 Fax. (0532) 25636 KC AMBON
Jl. Diponegoro No. 33, Ahusen, Sirimau, Ambon,
Maluku.
SULAWESI TENGGARA Telp. (0911) 355478, 355458
Fax. (0911) 355468, 355498
KC KENDARI
Jl. Abdullah Silondae No.135, Kel. Korumba,
Kec. Mandonga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Telp. (0401) 3128822, 3128245
Fax. (0401) 3127478, 3128897
Daftar Isi
Halaman
Laporan Auditor Independen
**************************
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Istishna
setelah dikurangi pendapatan yang
ditangguhkan masing-masing
sebesar Rp20.373.199.886 dan
Rp13.725.898.813 pada
31 Desember 2012 dan 2011
Pihak ketiga 67.982.544.214 66.489.643.446
Piutang Ijarah
Pihak ketiga 136.307.696.686 62.451.306.841
Jumlah piutang 27.753.554.720.614 19.902.754.336.831
Penyisihan kerugian (796.364.309.536) (536.435.791.361)
Bersih 26.957.190.411.078 19.366.318.545.470
PEMBIAYAAN 2b,2c,2i,9,
Mudharabah 10,37
Pihak ketiga 4.065.217.157.991 4.473.781.229.217
Pihak berelasi 208.542.959.936 197.358.726.136
Jumlah mudharabah 4.273.760.117.927 4.671.139.955.353
Penyisihan kerugian (112.259.348.404) (80.359.109.429)
Bersih 4.161.500.769.523 4.590.780.845.924
Musyarakah
Pihak ketiga 6.132.965.757.581 4.768.128.541.589
Pihak berelasi 203.803.014.000 660.072.398.675
Jumlah musyarakah 6.336.768.771.581 5.428.200.940.264
Penyisihan kerugian (287.691.781.654) (316.028.507.531)
Bersih 6.049.076.989.927 5.112.172.432.733
Jumlah pembiayaan 10.610.528.889.508 10.099.340.895.617
Penyisihan kerugian (399.951.130.058) (396.387.616.960)
Bersih 10.210.577.759.450 9.702.953.278.657
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
22
ASET LAIN
Aset pajak tangguhan - Bersih 2ab,18 122.002.307.392 91.241.445.677
LIABILITAS
LIABILITAS SEGERA 2b,2o,14,37
Pihak ketiga 633.550.680.738 538.722.842.526
Pihak berelasi 112.812.995.821 99.074.290.311
Jumlah 746.363.676.559 637.797.132.837
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang3tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
3
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012 307
Laporan Keuangan Auditor Independen
Catatan atas
Catatan atas laporan
laporan keuangan
keuanganterlampir
terlampirmerupakan
merupakanbagian
bagianyang
yangtidak terpisahkan
tidak dari
terpisahkan laporan
dari keuangan
laporan secara
keuangan keseluruhan.
secara keseluruhan.
44
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal
Rp5.000 per saham
Modal dasar - 200.000.000 saham pada
tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
Modal ditempatkan dan disetor
penuh 291.648.712 saham
pada 31 Desember 2012 dan
231.648.713 saham pada
31 Desember 2011 24 1.458.243.565.000 1.158.243.565.000
Keuntungan bersih yang belum
direalisasi atas surat-surat
berharga tersedia untuk dijual -
bersih setelah pajak tangguhan 263.792.273 5.068.645.632
Saldo laba
Telah ditentukan penggunaannya 26 231.648.713.000 206.993.157.660
Belum ditentukan penggunaannya 2.490.534.106.252 1.702.959.100.579
JUMLAH EKUITAS 4.180.690.176.525 3.073.264.468.871
JUMLAH LIABILITAS, DANA SYIRKAH
TEMPORER, DAN EKUITAS 54.229.395.784.522 48.671.950.025.861
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
5
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
BEBAN USAHA
Beban kepegawaian 2b,2z,31,37 (973.159.658.117) (964.882.009.934)
Beban administrasi 32 (1.035.104.821.179) (767.925.636.211)
Beban penyisihan kerugian aset
produktif 2c,33 (384.666.111.796) (346.336.682.145)
Beban penyusutan aset tetap (139.364.040.496) (87.995.205.053)
Beban bagi hasil pembiayaan diterima (71.317.055.905) (13.042.140.484)
Beban bagi hasil surat berharga
subordinasi yang diterbitkan (53.592.152.787) (28.151.736.252)
Pemulihan penyisihan kerugian
aset non-produktif 2c,33 9.000.000.000 -
(Beban)/pemulihan estimasi kerugian
komitmen dan kontinjensi 2c,33 (193.089.407) 640.386.142
Beban usaha lain: 34
Beban bonus simpanan wadiah (42.941.658.670) (32.904.844.599)
Beban lainnya (99.402.173.494) (71.048.304.429)
Jumlah beban usaha (2.790.740.761.851) (2.311.646.172.965)
LABA USAHA 1.119.233.592.019 760.822.714.027
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
6
6
310 Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
PT BANK SYARIAH MANDIRI
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF (lanjutan)
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2012 dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain)
MANFAAT/(BEBAN) PAJAK
PENGHASILAN
Kini 2ab,18 (320.601.325.750) (207.953.639.500)
Tangguhan 29.159.243.929 11.089.643.081
Beban pajak penghasilan - bersih (291.442.081.821) (196.863.996.419)
LABA NETO 805.690.561.013 551.070.247.617
(BEBAN)/PENGHASILAN
KOMPREHENSIF LAINNYA
Keuntungan yang belum direalisasi atas
surat-surat berharga yang tersedia
untuk dijual, bersih setelah pajak 1.735.146.641 1.579.146.279
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF 807.425.707.654 552.649.393.896
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
7
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012 311
Laporan Keuangan Auditor Independen
Keuntungan
yang Belum
Direalisasi atas
Surat-surat Saldo Laba
Berharga Tersedia
Modal Saham untuk Dijual - Telah Belum
Ditempatkan dan Bersih setelah Ditentukan Ditentukan Jumlah
Catatan Disetor Penuh Pajak Tangguhan Penggunaannya Penggunaannya Ekuitas
Pembentukan cadangan
umum 26 - - 24.655.555.340 (24.655.555.340) -
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
9
9
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012 313
Laporan Keuangan Auditor Independen
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
10
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Pengurang:
Pendapatan tahun berjalan yang kas
atau setara kasnya belum diterima:
Pendapatan keuntungan murabahah 7 194.667.901.692 132.460.608.275
Pendapatan sukuk negara dan
perusahaan 13 42.494.275.455 46.054.713.737
Pendapatan amortisasi selisih nilai
perolehan surat berharga
dibanding nilai nominal 2.376.562.321 2.352.958.467
Pendapatan sewa ijarah 7 136.307.696.686 62.451.306.841
Pendapatan Sertifikat
Bank Indonesia Syariah 13 - 3.292.041.667
Jumlah pengurang 375.846.436.154 246.611.628.987
Penambah:
Pendapatan tahun sebelumnya yang
kasnya diterima pada tahun berjalan:
Penerimaan pelunasan piutang:
Keuntungan murabahah 7 132.460.608.275 93.647.446.307
Pendapatan sewa ijarah 7 62.451.306.841 33.130.363.616
Pendapatan Sertifikat
Bank Indonesia Syariah 13 3.292.041.667 14.303.258.027
Pendapatan sukuk negara dan
perusahaan 13 46.054.713.737 46.049.947.374
Pendapatan amortisasi selisih
nilai perolehan surat berharga
dibanding nilai nominal 2.352.958.467 2.425.537.194
Jumlah penambah 246.611.628.987 189.556.552.518
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
11
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
12
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
13
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
1. UMUM
a. Latar Belakang
PT Bank Syariah Mandiri (Bank) didirikan pertama kali dengan nama PT Bank Industri Nasional
disingkat PT BINA atau disebut juga PT National Industrial Banking Corporation Ltd., berkantor
pusat di Jakarta, berdasarkan Akta No. 115 tanggal 15 Juni 1955 dibuat di hadapan Meester
Raden Soedja, S.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (dahulu Menteri Kehakiman Republik
Indonesia) berdasarkan Surat Keputusan No. J.A.5/69/23 tanggal 16 Juli 1955, dan telah
didaftarkan pada buku register di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 1810 tanggal
6 Oktober 1955 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 37 tanggal
8 Mei 1956, Tambahan No. 390.
Sesuai dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 12 tanggal 6 April 1967 yang diubah dengan
Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 37 tanggal 4 Oktober 1967, keduanya dibuat di hadapan
Adlan Yulizar, S.H., Notaris di Jakarta, yang mana telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 34 tanggal 29 April 1969, Tambahan No. 55, nama Bank diubah dari
PT Bank Industri Nasional disingkat PT BINA atau disebut juga PT National Industrial Banking
Corporation Ltd. menjadi PT Bank Maritim Indonesia.
Sesuai dengan Akta Berita Acara Rapat No. 146 tanggal 10 Agustus 1973 dibuat di hadapan
Raden Soeratman, S.H., No. 146, Notaris di Jakarta, yang telah diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 79 tanggal 1 Oktober 1974, Tambahan No. 554, nama Bank diubah dari
PT Bank Maritim Indonesia menjadi PT Bank Susila Bakti.
Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 29 tanggal 19 Mei 1999 dibuat dihadapan
Machrani Moertolo Soenarto, S.H., Notaris di Jakarta yang telah mendapat persetujuan dari
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-1210.HT.01.04.TH 99
tanggal 1 Juli 1999 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 87 tanggal
31 Oktober 2000, Tambahan No. 6587, nama Bank diubah dari PT Bank Susila Bakti menjadi
PT Bank Syariah Sakinah Mandiri.
Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 7 tanggal 7 Juli 1999 dibuat di hadapan
Machrani Moertolo Soenarto, S.H., Notaris di Jakarta, yang diubah berturut-turut dengan Akta
Berita Acara Rapat No. 6 tanggal 22 Juli 1999 dan Akta Berita Acara No. 9 tanggal 23 Juli 1999,
keduanya dibuat di hadapan Hasanal Yani Ali Amin, S.H., Notaris di Jakarta, serta Akta
Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 23 tanggal 8 September 1999
dibuat di hadapan Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. 16495.HT.01.04.TH.99 tanggal
16 September 1999 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 87 tanggal
31 Oktober 2000, Tambahan No. 6588, nama Bank diubah dari PT Bank Syariah Sakinah Mandiri
menjadi PT Bank Syariah Mandiri.
Selanjutnya Bank mendapatkan izin usaha dari Bank Indonesia berdasarkan Surat Keputusan
Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP.GBI/1999 tanggal 25 Oktober 1999 sebagai bank umum
berdasarkan prinsip syariah dan mulai beroperasi sejak tanggal 1 November 1999. Sesuai dengan
Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 38 tanggal 10 Maret 2000
dibuat di hadapan Lia Muliani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, Bank
melakukan perubahan jumlah modal saham yang telah mendapat persetujuan dari Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan
No. C-11545.HT.01.04.TH.2000 tanggal 6 Juni 2000, serta telah diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 87 tanggal 31 Oktober 2000, Tambahan No. 6589.
14
1. UMUM (lanjutan)
a. Latar Belakang (lanjutan)
Pada tahun 2006 terdapat perubahan terhadap anggaran dasar sebagaimana dimuat dalam Akta
Pernyataan Keputusan Rapat PT Bank Syariah Mandiri No. 59 tanggal 17 Mei 2006, dibuat di
hadapan Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta, serta telah diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 74 tanggal 15 September 2006, Tambahan No. 960.
Bank telah mengubah dan menyesuaikan anggaran dasarnya dengan Undang-Undang RI No. 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sebagaimana dimuat dalam Akta No. 10 tertanggal
19 Juni tahun 2008, yang dibuat di hadapan Badarusyamsi, S.H., Notaris di Jakarta. Anggaran
dasar ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik
Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-729922.01.02 tahun 2008 tertanggal 13 Oktober
2008.
Sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dilaksanakan pada tanggal
31 Desember 2008, pemegang saham memutuskan menyetujui penambahan modal disetor
sebesar Rp199.871.000.000 atau sebanyak 39.974.200 lembar saham yang akan dikeluarkan dari
saham portepel. Keseluruhan saham-saham tersebut diambil bagian seluruhnya oleh PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk.
Penyetoran saham-saham tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Sebesar Rp100.000.000.000 disetor penuh secara tunai ke dalam kas Bank.
b. Sebesar Rp99.871.000.000 disetor dengan cara non-tunai (inbreng) berupa tanah dan
bangunan milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Setoran modal secara non-tunai (inbreng) sebesar Rp99.871.000.000 telah dilaksanakan pada
tanggal 31 Desember 2008 dan setoran modal tunai sebesar Rp100.000.000.000 telah
dilaksanakan pada tanggal 5 Januari 2009. Setoran modal tersebut dituangkan dalam Akta
No. 211 tanggal 31 Desember 2008 yang dibuat oleh Aulia Taufani, S.H. sebagai Notaris
Pengganti dari Sutjipto, S.H. Notaris di Jakarta, yang pemberitahuannya telah diterima dan dicatat
dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum) Departemen Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia tertanggal 23 Pebruari 2009 No. AHU-AH.01.01-00922 tentang
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar PT Bank Syariah Mandiri.
Anggaran dasar dilakukan perubahan kembali dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Bank Syariah Mandiri No. 28 tanggal 25 Juni 2009,
dibuat di hadapan Harun Kamil, S.H., Notaris di Jakarta, atas akta tersebut telah diumumkan
dalam Berita Negara No. 85, tanggal 25 Oktober 2011, Tambahan no. 131/L; Anggaran dasar
dilakukan perubahan kembali berturut-turut dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Bank Syariah Mandiri No. 16 tanggal 29 Juni 2010,
dibuat di hadapan Harun Kamil, S.H., Notaris di Jakarta, Akta Pernyataan Keputusan Pemegang
Saham Diambil Diluar Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Syariah Mandiri No. 19 tanggal
21 Maret 2011, dibuat di hadapan Badarusyamsi, SH, MKn, notaris di Jakarta dan telah
mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
No. AHU-22426.AH.01.02.TH 2011 tanggal 4 Mei 2011 dan terdapat perubahan dengan Akta
Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa PT Bank Syariah Mandiri No. 42 tanggal 29 Desember 2011, dibuat di hadapan
Efran Yuniarto, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta dan telah mendapatkan Penerimaan Pemberitahuan
dari Menteri Hukum dan HAM No.AHU-AH.01.10-00527 tanggal 5 Januari 2012, dan terakhir
diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT Bank Syariah Mandiri No. 38
tanggal 28 Desember 2012, dibuat di hadapan Efran Yuniarto, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta dan
telah mendapatkan Penerimaan Pemberitahuan dari Menteri Hukum dan HAM No. AHU-AH.01.10-
00375 tanggal 3 Januari 2013.
15
1. UMUM (lanjutan)
Kantor Pusat Bank berlokasi di Jalan M.H. Thamrin No. 5 Jakarta 10340. Per tanggal
31 Desember 2012, Bank memiliki 132 kantor cabang, 458 kantor cabang pembantu, 56 kantor
kas, 111 payment point, dan 7 kantor layanan syariah.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Bank Syariah Mandiri No. 19 tanggal 28 Juni
2011, yang dibuat di hadapan Badarusyamsi, S.H., M.Kn. Notaris di Jakarta, susunan Dewan
Pengawas Syariah pada tanggal 28 Juni 2011 sampai dengan penutupan Rapat Umum
Pemegang Saham tahunan tahun ke-5 (lima) setelah pengangkatannya adalah sebagai berikut:
2012 2011
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/3/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009
tentang Bank Umum Syariah, Dewan Pengawas Syariah (DPS) bertugas dan bertanggung jawab
memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai
dengan prinsip syariah.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa tanggal 20 Juni 2012 yang berita acaranya telah dituangkan dalam Akta Berita Acara Rapat
Umum Para Pemegang Saham Tahunan Perseroan Terbatas PT Bank Syariah Mandiri No. 60 dan
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
tanggal 28 Juni 2011 yang berita acaranya telah dituangkan dalam Akta Berita Acara Rapat Umum
Para Pemegang Saham Tahunan Perseroan Terbatas PT Bank Syariah Mandiri No. 19, susunan
pengurus Bank pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
2012 2011
Dewan Komisaris
Komisaris Utama merangkap
Komisaris Independen: Achmad Marzuki Achmad Marzuki
Komisaris Independen: Abdillah Abdillah
Komisaris Independen: Ramzi A. Zuhdi Ramzi A. Zuhdi
Komisaris: Tardi Tardi
Komisaris: Lilis Kurniasih Lilis Kurniasih
Direksi
Direktur Utama: Yuslam Fauzi Yuslam Fauzi
Direktur: Hanawijaya Hanawijaya
Direktur: Amran P. Nasution Amran P. Nasution
Direktur: Zainal Fanani Zainal Fanani
Direktur: Sugiharto Sugiharto
Direktur: Achmad Syamsudin Achmad Syamsudin
16
1. UMUM (lanjutan)
Susunan Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi pada
tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
2012 2011
Komite Audit
Ketua: Abdillah Abdillah
Anggota: Ramzi A. Zuhdi Ramzi A. Zuhdi
Anggota: Tjeppy Kustiwa Tjeppy Kustiwa
Anggota: Ferry Firmansyah Ferry Firmansyah
Gaji dan kompensasi lainnya yang dibayarkan kepada Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan
Pengawas Syariah per 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
2012 2011
Direksi 30.885.232.387 19.793.182.023
Dewan Komisaris 9.073.392.648 5.477.444.835
Dewan Pengawas Syariah 1.106.606.335 836.763.232
Jumlah 41.065.231.370 26.107.390.090
Jumlah karyawan Bank pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing adalah 9.331
orang dan 7.802 orang.
17
Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan Pedoman Akuntansi
Perbankan Syariah Indonesia (“PAPSI”) 2003.
Laporan keuangan disajikan berdasarkan konsep biaya historis dan konsep akrual dengan
beberapa pengecualian sebagai berikut:
Berdasarkan PSAK No. 101 (Revisi 2011), laporan keuangan bank syariah terdiri dari komponen-
komponen sebagai berikut:
Laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan arus kas, dan laporan
perubahan ekuitas merupakan laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial Bank
sesuai prinsip syariah.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung yang menyajikan penerimaan
dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi,
dan pendanaan, kecuali untuk beberapa arus kas dalam aktivitas operasi dan pendanaan yang
disusun dengan menggunakan metode tidak langsung. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan
setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain, penempatan pada
Bank Indonesia dan bank lain yang jatuh tempo dalam 3 (tiga) bulan dari tanggal akuisisi.
Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil merupakan rekonsiliasi antara pendapatan Bank
yang menggunakan dasar akrual (accrual basis) dengan pendapatan yang dibagihasilkan kepada
pemilik dana yang menggunakan dasar kas (cash basis).
18
18
Laporan sumber dan penyaluran dana zakat dan dana kebajikan merupakan laporan yang
mencerminkan peran Bank sebagai pemegang amanah dana kegiatan sosial yang dikelola secara
terpisah.
Laporan sumber dan penyaluran zakat merupakan laporan yang menunjukkan sumber dana,
penyaluran dalam jangka waktu tertentu serta dana zakat yang belum disalurkan pada tanggal
tertentu.
Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan merupakan laporan yang menunjukkan sumber
dan penggunaan dana kebajikan selama jangka waktu tertentu serta saldo dana kebajikan pada
tanggal tertentu.
Investasi terikat adalah investasi yang bersumber dari pemilik dana investasi terikat dan
sejenisnya yang dikelola oleh Bank sebagai agen investasi berdasarkan akad mudharabah
muqayyadah. Investasi terikat bukan merupakan aset maupun liabilitas Bank karena Bank tidak
mempunyai hak untuk menggunakan atau mengeluarkan investasi tersebut serta Bank tidak
memiliki kewajiban mengembalikan atau menanggung risiko investasi. Bank mendapatkan imbalan
jasa (fee) atas penyaluran dana tersebut. Sisa dana yang belum tersalurkan dicatat dalam
perkiraan liabilitas segera.
Akad mudharabah muqayyadah adalah suatu kegiatan penyediaan dana oleh shahibul maal untuk
modal investasi atau kerja kepada mudharib untuk melakukan kegiatan usaha sesuai akad
dengan pembagian keuntungan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan.
Zakat adalah sebagian dari harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki (pembayar zakat) untuk
diserahkan kepada mustahiq (penerima zakat). Sumber dana zakat, infak dan shadaqah berasal
dari Bank dan pihak lain yang diterima Bank untuk disalurkan kepada pihak yang berhak sesuai
dengan prinsip syariah.
Bank tidak secara langsung menjalankan fungsi pengelolaan dana zakat, infak, dan shadaqah dan
dana kebajikan.
Dalam usahanya, Bank melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagaimana yang
didefinisikan dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.
Jenis transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilaksanakan dengan ataupun
tidak dilaksanakan dengan syarat serta kondisi normal yang sama untuk pihak yang tidak berelasi,
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Sejak 1 Januari 2011, berdasarkan PSAK No. 7 (Revisi 2010) “Pengungkapan Pihak-pihak
Berelasi”, transaksi antara Bank dengan Badan Usaha Milik Negara/Daerah lain, entitas dan
institusi lain yang terkait dengan Pemerintah Republik Indonesia, dewan komisaris, direksi, dan
karyawan kunci diperhitungkan sebagai transaksi dengan pihak-pihak berelasi.
19
19
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012 323
Laporan Keuangan Auditor Independen
c. Penyisihan Kerugian Aset Produktif, Aset Non-produktif serta Estimasi Kerugian Komitmen
dan Kontinjensi
1) Aset produktif terdiri dari giro dan penempatan pada Bank Indonesia dalam bentuk Sertifikat
Bank Indonesia Syariah (SBIS), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah (FASBIS), Tagihan
Reverse Repo SBSN BI, giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, investasi pada surat
berharga, piutang, pinjaman qardh, pembiayaan musyarakah, pembiayaan mudharabah, aset
yang diperoleh untuk ijarah, dan komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit seperti
bank garansi dan letter of credit (LC) yang tidak dapat dibatalkan dan standby letters of credit.
Penyisihan kerugian aset produktif dan aset non-produktif bank umum yang melaksanakan
kegiatan berdasarkan prinsip syariah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI)
No. 8/21/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum yang
Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah sebagaimana telah diubah
berdasarkan PBI No. 9/9/PBI/2007 tanggal 18 Juni 2007, PBI No.10/24/PBI/2008 tanggal
16 Oktober 2008 dan terakhir dengan PBI No.13/13/PBI/2011 tanggal 24 Maret 2011.
(1) 5% dari aset produktif yang digolongkan Dalam Perhatian Khusus setelah dikurangi
agunan;
(2) 15% dari aset produktif yang digolongkan Kurang Lancar setelah dikurangi agunan;
(3) 50% dari aset produktif yang digolongkan Diragukan setelah dikurangi agunan;
(4) 100% dari aset produktif yang digolongkan Macet setelah dikurangi nilai agunan.
c) Kewajiban untuk membentuk penyisihan kerugian aset produktif tidak berlaku bagi aset
produktif untuk transaksi sewa dengan perpindahan hak milik berupa akad ijarah atau ijarah
muntahiyah bittamlik. Bank wajib membentuk penyusutan/amortisasi terhadap aset ijarah
muntahiyah bittamlik (Catatan 2k).
Khusus untuk surat berharga dan penempatan pada bank kualitas ditetapkan menjadi 3 (tiga)
golongan yaitu lancar, kurang lancar, dan macet. Sedangkan untuk penyertaan modal
kualitasnya ditetapkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu lancar, kurang lancar, diragukan, dan
macet.
Penyisihan kerugian liabilitas komitmen dan kontinjensi dicatat pada akun “Estimasi Kerugian
Komitmen dan Kontinjensi”.
Apabila manajemen berpendapat bahwa suatu aset produktif sudah tidak dapat ditagih
kembali, maka aset tersebut harus dihapusbukukan dengan cara saldo aset produktif
dikurangkan dari masing-masing penyisihan kerugiannya. Penerimaan kembali aset produktif
yang telah dihapusbukukan dicatat sebagai penambahan penyisihan kerugian tahun berjalan.
20
20
c. Penyisihan Kerugian Aset Produktif, Aset Non-produktif serta Estimasi Kerugian Komitmen
dan Kontinjensi (lanjutan)
2) Aset non-produktif adalah aset Bank selain aset produktif yang memiliki potensi kerugian,
antara lain dalam bentuk Agunan Yang Diambil Alih (AYDA), Properti Terbengkalai, Rekening
Antar Kantor, dan Suspense Account.
AYDA adalah aset yang diperoleh Bank, baik melalui pelelangan maupun di luar pelelangan
berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk
menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam hal nasabah tidak memenuhi kewajibannya
kepada Bank.
Bank wajib melakukan upaya penyelesaian terhadap AYDA yang dimiliki dan
mendokumentasikan upaya penyelesaian AYDA. Bank wajib melakukan penilaian kembali
terhadap AYDA atas dasar nilai realisasi bersih:
a) pada saat pengambilalihan agunan, dan
b) pada masa-masa berikutnya setelah dilakukan pengambilalihan agunan.
Penetapan nilai realisasi bersih wajib dilakukan oleh penilai independen, untuk AYDA dengan
nilai Rp5.000.000.000 (lima milyar Rupiah) atau lebih. Sementara untuk AYDA dengan nilai di
bawah Rp5.000.000.000 (lima milyar Rupiah) dapat menggunakan penilai internal Bank.
Bank wajib menggunakan nilai yang terendah apabila terdapat beberapa nilai dari penilai
independen atau penilai internal Bank.
Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian pembiayaan (disajikan dalam
akun aset lain) diakui sebesar nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih adalah nilai wajar aset
setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan. Selisih antara nilai bersih yang dapat
direalisasikan dengan saldo piutang atau pembiayaan yang tidak dapat ditagih diakui sebagai
penambah atau pengurang penyisihan kerugian piutang atau pembiayaan.
Rekening Antar Kantor adalah akun tagihan yang timbul dari transaksi antar kantor yang
belum diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
Suspense account adalah akun yang digunakan untuk menampung transaksi yang tidak
teridentifikasi atau tidak didukung dengan dokumen pencatatan yang memadai sehingga tidak
dapat diklasifikasikan dalam akun yang seharusnya.
Bank wajib melakukan upaya penyelesaian rekening antar kantor dan suspense account.
Kualitas rekening antar kantor dan suspense account ditetapkan sebagai berikut:
(1) Lancar, apabila tercatat dalam pembukuan Bank sampai dengan 180 (seratus delapan
puluh) hari.
(2) Macet, apabila tercatat dalam pembukuan Bank lebih dari 180 (seratus delapan puluh)
hari.
Penempatan pada Bank Indonesia terdiri dari Giro wadiah pada Bank Indonesia, Fasilitas
Simpanan Bank Indonesia Syariah (FASBIS), Tagihan Reverse Repo SBSN Bank Indonesia, dan
Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang merupakan sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia
sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip jualah.
2121
Giro pada Bank lain dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi dengan penyisihan kerugian. Bonus
yang diterima Bank dari bank umum syariah diakui sebagai pendapatan usaha lainnya.
Penerimaan jasa giro dari bank non-syariah tidak diakui sebagai pendapatan Bank dan digunakan
untuk dana kebajikan (qardhul hasan). Penerimaan jasa giro dari bank non-syariah tersebut
sebelum disalurkan dicatat sebagai liabilitas Bank.
Penempatan pada bank lain adalah penanaman dana Bank pada bank syariah lainnya dan/atau
bank perkreditan rakyat syariah antara lain dalam bentuk wadiah, deposito berjangka dan/atau
tabungan mudharabah, pembiayaan yang diberikan dan bentuk-bentuk penempatan lainnya
berdasarkan prinsip syariah. Penempatan pada bank lain disajikan sebesar saldo penempatan
dikurangi dengan penyisihan kerugian.
Surat berharga syariah adalah surat bukti penanaman dalam surat berharga berdasarkan prinsip
syariah yang lazim diperdagangkan di pasar uang syariah dan/atau pasar modal syariah antara
lain obligasi syariah, sertifikat reksadana syariah dan surat berharga lainnya berdasarkan prinsip
syariah.
Sejak tanggal 1 Januari 2012, investasi pada surat berharga, kecuali Reksadana, diklasifikasikan
berdasarkan model usaha yang ditentukan oleh Bank berdasarkan klasifikasi sesuai PSAK No.
110 tentang “Akuntansi Sukuk” sebagai berikut:
1) Surat berharga diukur pada biaya perolehan disajikan sebesar biaya perolehan (termasuk
biaya transaksi) yang disesuaikan dengan premi dan/atau diskonto yang belum diamortisasi.
Premi dan diskonto diamortisasi selama periode hingga jatuh tempo.
2) Surat berharga diukur pada nilai wajar, yang dinyatakan sebesar nilai wajar. Keuntungan
atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajarnya disajikan
dalam laporan laba rugi komprehensif periode yang bersangkutan.
Jumlah tercatat pada tanggal 1 Januari 2012 untuk sukuk yang telah diterbitkan sebelum 1 Januari
2012, merupakan jumlah tercatat awal dan PSAK 110 diterapkan atas sukuk tersebut.
Investasi dalam unit penyertaan reksadana syariah dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset
bersih dari reksadana pada tanggal laporan posisi keuangan.
Wesel ekspor merupakan transaksi yang timbul karena adanya pembayaran dimuka kepada pihak
lain sehubungan dengan transaksi ekspor impor nasabah. Wesel ekspor dinyatakan sebesar
saldonya.
Sebelum 1 Januari 2012, investasi pada surat berharga diklasifikasikan berdasarkan tujuan
manajemen pada saat pembelian surat berharga tersebut didasarkan atas klasifikasi sesuai PSAK
No. 55 (Revisi 2006) tentang “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” sebagai berikut:
1) Dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar biaya perolehan yang disesuaikan dengan
premi dan/atau diskonto yang belum diamortisasi. Premi dan diskonto diamortisasi selama
periode hingga jatuh tempo.
22
22
326 Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
PT BANK SYARIAH MANDIRI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2012 dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain)
Sebelum 1 Januari 2012, investasi pada surat berharga diklasifikasikan berdasarkan tujuan
manajemen pada saat pembelian surat berharga tersebut didasarkan atas klasifikasi sesuai PSAK
No. 55 (Revisi 2006) tentang “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” sebagai berikut:
(lanjutan)
2) Tersedia untuk dijual, yang dinyatakan sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang
belum direalisasi, akibat kenaikan atau penurunan nilai wajar, setelah pajak tangguhan, diakui
dan disajikan sebagai komponen ekuitas. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi
tersebut dikreditkan atau dibebankan pada saat realisasi pada laporan laba rugi tahun
berjalan.
3) Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang dinyatakan sebesar nilai wajar.
Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai
wajarnya disajikan dalam laporan laba rugi periode yang bersangkutan. Atas penjualan surat
berharga yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, perbedaan antara harga jual
dengan harga perolehan diakui sebagai keuntungan atau kerugian penjualan pada periode
dimana surat berharga tersebut dijual.
h. Piutang
Piutang adalah tagihan yang timbul dari pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad istishna
dan/atau akad ijarah.
Akad murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga beli kepada
pembeli dan dibayar dengan harga yang lebih tinggi sebagai keuntungan yang disepakati.
Piutang murabahah dinyatakan sebesar jumlah piutang setelah dikurangi dengan marjin yang
ditangguhkan yang dapat direalisasikan dan penyisihan kerugian. Bank menetapkan penyisihan
kerugian sesuai dengan kualitas piutang murabahah berdasarkan penelaahan atas masing-
masing saldo piutang.
Akad istishna adalah akad pembiayaan barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang
tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan atau pembeli
(Mustashni’) dan penjual atau pembuat (Shani’).
Piutang istishna disajikan sebesar tagihan kepada pembeli dikurangi dengan penyisihan kerugian.
Bank menetapkan penyisihan kerugian sesuai dengan kualitas piutang istishna berdasarkan
penelaahan atas masing-masing saldo piutang.
Akad ijarah adalah akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat
dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan barang tersebut kepada penyewa.
Akad ijarah muntahiyah bittamlik adalah akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak
guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa dengan opsi
pemindahan kepemilikan barang kepada penyewa.
23
23
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012 327
Laporan Keuangan Auditor Independen
h. Piutang (lanjutan)
Perpindahan hak milik obyek sewa kepada penyewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik dapat
dilakukan dengan:
(i) hibah;
(ii) penjualan sebelum akad berakhir sebesar harga yang sebanding dengan sisa cicilan sewa;
(iii) penjualan pada akhir masa sewa dengan pembayaran tertentu yang disepakati pada awal
akad; dan
(iv) penjualan secara bertahap sebesar harga tertentu yang disepakati dalam akad.
i. Pembiayaan
Piutang pendapatan ijarah diakui pada saat jatuh tempo sebesar sewa yang belum diterima dan
disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu sebesar saldo piutang.
Pembiayaan bagi hasil dapat dilakukan dengan akad mudharabah dan akad musyarakah.
Akad mudharabah dalam pembiayaan adalah akad kerja sama suatu usaha antara pihak pertama
(malik, shahibul mal, atau bank syariah) yang menyediakan seluruh modal dan pihak kedua (amil,
mudharib, atau nasabah) yang bertindak selaku pengelola dana dengan membagi keuntungan
usaha sesuai dengan persentase tertentu yang disepakati dalam akad, sedangkan kerugian
ditanggung sepenuhnya oleh bank syariah kecuali jika pihak kedua melakukan kesalahan yang
disengaja, lalai atau menyalahi perjanjian.
Apabila pembiayaan mudharabah mengalami penurunan nilai akibat hilang, rusak atau faktor lain
sebelum dimulainya usaha karena adanya kerusakan atau sebab lainnya tanpa adanya kelalaian
atau kesalahan pihak pengelola dana, maka rugi tersebut mengurangi saldo pembiayaan
mudharabah dan diakui sebagai kerugian Bank. Apabila pembiayaan mudharabah mengalami
penurunan nilai akibat hilang, rusak atau faktor lain setelah dimulainya usaha tanpa adanya
kelalaian atau kesalahan pengelola dana maka kerugian penurunan nilai tersebut diperhitungkan
pada saat bagi hasil. Kerugian pembiayaan mudharabah akibat kelalaian atau kesalahan
pengelola dana dibebankan pada pengelola dana dan tidak mengurangi pembiayaan
mudharabah.
Akad musyarakah adalah akad kerja sama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu dimana masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa
keuntungan akan dibagi sesuai dengan persentase yang disepakati, sedangkan kerugian
ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-masing.
Musyarakah permanen adalah musyarakah dengan ketentuan bagian dana setiap mitra ditentukan
sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad.
24
i. Pembiayaan (lanjutan)
j. Pinjaman Qardh
Akad qardh adalah akad pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib
mengembalikan dana yang diterimanya pada waktu yang telah disepakati.
Pinjaman qardh meliputi pembiayaan dengan akad hawalah dan rahn. Akad hawalah adalah akad
pengalihan utang dari pihak yang berutang (nasabah) kepada pihak lain (Bank) yang wajib
menanggung atau membayar. Atas transaksi ini Bank mendapatkan imbalan (ujrah) dan diakui
pada saat diterima.
Rahn merupakan transaksi gadai barang atau harta dari nasabah kepada Bank dengan uang
sebagai gantinya. Barang atau harta yang digadaikan tersebut dinilai sesuai harga pasar dikurangi
persentase tertentu. Atas transaksi ini Bank mendapatkan imbalan (ujrah) dan diakui selama
periode akad.
Pinjaman qardh diakui sebesar jumlah dana yang dipinjamkan pada saat terjadinya. Kelebihan
penerimaan dari pinjaman atas qardh yang dilunasi diakui sebagai pendapatan pada saat
terjadinya. Pinjaman qardh disajikan sebesar saldo dikurangi penyisihan kerugian. Bank
menetapkan penyisihan kerugian qardh berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo.
Aset yang diperoleh untuk ijarah adalah aset yang dijadikan objek sewa (ijarah) dan diakui sebesar
harga perolehan. Objek sewa dalam transaksi ijarah disusutkan sesuai kebijakan penyusutan aset
sejenis, sedangkan objek sewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik disusutkan sesuai masa sewa.
Aset yang diperoleh untuk ijarah disajikan sebesar nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi
penyusutan dan amortisasi.
Aset istishna dalam penyelesaian adalah aset istishna yang masih dalam proses pembuatan.
Jika penyelesaian pembayaran dilakukan bersamaan dengan proses pembuatan aset istishna,
maka:
1) Biaya ditangguhkan yang berasal dari biaya pra akad diakui sebagai aset istishna dalam
penyelesaian pada saat akad ditandatangani.
25
Jika penyelesaian pembayaran dilakukan bersamaan dengan proses pembuatan aset istishna,
maka (lanjutan):
2) Biaya istishna diakui sebagai aset istishna dalam penyelesaian pada saat terjadinya.
3) Biaya istishna paralel diakui sebagai aset istishna dalam penyelesaian pada saat diterimanya
tagihan dari sub kontraktor sebesar jumlah tagihan.
m. Aset Tetap
Aset tetap disajikan sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Aset tetap
disusutkan sejak bulan ketika aset tersebut digunakan dengan menggunakan metode garis lurus
selama taksiran masa manfaat aset sebagai berikut:
Tahun
Bangunan 20
Instalasi, inventaris kantor, dan kendaraan bermotor 5
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada saat terjadinya, pemugaran dan peningkatan
daya guna dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Pada saat aset tetap sudah tidak digunakan lagi
atau dijual, nilai buku dan akumulasi penyusutan dari aset tetap tersebut dikeluarkan dari akun
aset tetap dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
tahun berjalan.
Nilai tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada
manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau
rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto
hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada
tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset diestimasikan ketika kejadian atau perubahan
keadaan mengindikasikan bahwa nilai tercatat mungkin tidak sepenuhnya dapat diperoleh
kembali. Penurunan nilai aset, jika ada, diakui sebagai kerugian pada laporan laba rugi
komprehensif tahun berjalan.
Biaya dibayar dimuka (disajikan dalam akun “Aset Lain-lainnya”) diamortisasi selama masa
manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).
o. Liabilitas Segera
Liabilitas segera merupakan liabilitas Bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera
dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat atau perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.
Liabilitas segera dinyatakan sebesar liabilitas Bank.
26
26
p. Simpanan Wadiah
Simpanan wadiah merupakan simpanan pihak lain dalam bentuk giro wadiah dan tabungan
wadiah. Giro wadiah dapat digunakan sebagai instrumen pembayaran dan dapat ditarik setiap
saat melalui cek, dan bilyet giro. Giro wadiah serta tabungan wadiah mendapatkan bonus sesuai
kebijaksanaan Bank. Simpanan dalam bentuk giro wadiah dan tabungan wadiah dinyatakan
sebesar liabilitas Bank.
Simpanan dari bank lain adalah liabilitas Bank kepada bank lain dalam bentuk giro wadiah,
tabungan wadiah, dan Sertifikat Investasi mudharabah Antarbank (SIMA). Simpanan dari bank
lain dinyatakan sebesar liabilitas Bank kepada bank lain.
r. Pembiayaan Diterima
Pembiayaan diterima merupakan dana yang diperoleh dari entitas lain dengan kewajiban
pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan dalam akad. Pembiayaan diterima diakui
sebesar nilai nominalnya pada saat perjanjian ditandatangani.
Surat berharga subordinasi yang diterbitkan disajikan sebesar nilai nominal. Biaya-biaya yang
timbul dari penerbitan surat berharga diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktunya.
Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima oleh Bank. Bank mempunyai hak untuk
mengelola dan menginvestasikan dana, baik sesuai dengan kebijakan Bank atau kebijakan
pembatasan dari pemilik dana, dengan keuntungan dibagikan sesuai dengan kesepakatan.
Hubungan antara Bank dan pemilik dana syirkah temporer merupakan hubungan kemitraan
berdasarkan akad mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah atau musyarakah. Contoh
dari dana syirkah temporer adalah penerimaan dana dari investasi mudharabah muthlaqah,
mudharabah muqayyadah, mudharabah musytarakah, dan akun lain yang sejenis.
Dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai liabilitas. Hal ini karena Bank tidak
berkewajiban untuk mengembalikan jumlah dana awal dari pemilik dana kecuali akibat kelalaian
atau wanprestasi ketika mengalami kerugian. Di sisi lain dana syirkah temporer tidak dapat
digolongkan sebagai ekuitas karena mempunyai waktu jatuh tempo dan pemilik dana tidak
mempunyai hak kepemilikan yang sama dengan pemegang saham seperti hak voting dan hak
atas realisasi keuntungan yang berasal dari aset lancar dan aset non-investasi (current and other
non-investment accounts).
27
27
Dana syirkah temporer merupakan salah satu unsur laporan posisi keuangan, hal tersebut sesuai
dengan prinsip syariah yang memberikan hak kepada Bank untuk mengelola dana, termasuk
untuk mencampur dana dimaksud dengan dana lainnya.
Pemilik dana syirkah temporer memperoleh bagian atas keuntungan sesuai kesepakatan dan
menerima kerugian berdasarkan jumlah dana dari masing-masing pihak. Pembagian hasil dana
syirkah temporer dapat dilakukan dengan konsep bagi hasil atau bagi untung.
Pendapatan pengelolaan dana oleh Bank sebagai mudharib terdiri atas pendapatan pembiayaan
dengan akad murabahah, istishna, ijarah (sewa), dan pendapatan dari bagi hasil yaitu
mudharabah, musyarakah dan pendapatan usaha utama lainnya.
Pengakuan keuntungan transaksi murabahah dengan pembayaran tangguh atau secara angsuran
dilakukan selama periode akad sesuai dengan tingkat risiko dan upaya untuk merealisasikan
keuntungan tersebut. Metode yang diterapkan Bank adalah metode efektif (anuitas) sesuai jangka
waktu akad.
Bank menetapkan kebijakan tingkat risiko berdasarkan ketentuan internal. Bank melakukan
penghentian amortisasi keuntungan ditangguhkan pada saat pembiayaan diklasifikasikan sebagai
non-performing.
Pendapatan istishna diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian atau metode
akad selesai.
Pendapatan bagi hasil musyarakah yang menjadi hak mitra pasif diakui dalam periode terjadinya
hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati.
Pendapatan bagi hasil mudharabah diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah
yang disepakati, dan tidak diperkenankan mengakui pendapatan dari proyeksi hasil usaha.
Setoran dari debitur dengan kualitas non-performing diperlakukan sebagai pengembalian harga
perolehan atau pokok piutang/pembiayaan. Kelebihan pembayaran di atas harga perolehan atau
pokok piutang/pembiayaan diakui sebagai pendapatan pada saat diterimanya. Khusus untuk
transaksi ijarah, setoran dari debitur dengan kualitas non-performing diperlakukan sebagai
pelunasan piutang sewa.
Pendapatan usaha utama lainnya terdiri dari pendapatan dari Sertifikat Bank Indonesia Syariah,
pendapatan dari penempatan pada bank syariah lain dan pendapatan bagi hasil surat berharga
syariah. Pendapatan usaha utama lainnya diakui secara akrual.
Hak nasabah atas bagi hasil dana syirkah temporer merupakan bagian bagi laba milik nasabah
yang didasarkan pada prinsip mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah dan
mudharabah musytarakah atas hasil pengelolaan dana mereka oleh Bank. Pendapatan yang
dibagikan adalah pendapatan yang telah diterima.
28
28
w. Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer (lanjutan)
Pembagian laba dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil yaitu dihitung dari pendapatan Bank
yang diterima berupa laba bruto (gross profit margin).
Jumlah pendapatan marjin dan bagi hasil atas pembiayaan yang diberikan dan atas aset produktif
lainnya akan dibagikan kepada nasabah penyimpan dana dan Bank, dihitung secara proporsional
sesuai dengan alokasi dana nasabah dan Bank yang dipakai dalam pembiayaan yang diberikan
dan aset produktif lainnya yang disalurkan. Selanjutnya, jumlah pendapatan marjin dan bagi hasil
yang tersedia untuk nasabah tersebut kemudian dibagihasilkan ke nasabah penabung dan
deposan sebagai shahibul maal dan Bank sebagai mudharib sesuai dengan porsi nisbah bagi
hasil yang telah disepakati bersama sebelumnya. Pendapatan marjin dan bagi hasil dari
pembiayaan dan aset produktif lainnya yang memakai dana Bank, seluruhnya menjadi milik Bank,
termasuk pendapatan dari transaksi Bank berbasis imbalan.
Sumber dan penyaluran dana zakat dan kebajikan, pengelolaannya diserahkan kepada LAZNAS
BSM.
Denda/sanksi diberikan kepada nasabah yang mampu membayar, tetapi menunda pembayaran
dengan sengaja dikenakan denda berupa sejumlah uang yang besarnya tidak ditentukan atas
dasar kesepakatan dan tidak dibuat saat akad ditandatangani. Dana yang berasal dari
denda/sanksi diperuntukkan untuk dana sosial/kebajikan.
Pendapatan imbalan jasa perbankan pada umumnya diakui pada saat kas diterima kecuali
premium/diskonto yang belum diamortisasi diakui secara akrual.
Imbalan kerja sehubungan dengan imbalan pasca kerja dan imbalan kerja jangka panjang lainnya
diakui selama masa kerja karyawan yang bersangkutan sesuai dengan imbalan yang lebih
tinggi antara Undang-Undang RI Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003
(UU No. 13/2003) atau peraturan Bank.
Mulai tanggal 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “perubahan yang
besar terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam Imbalan Kerja”. Penerapan PSAK
No. 24 (Revisi 2010) tidak menimbulkan laporan keuangan.
Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”, pembebanan biaya untuk imbalan kerja
karyawan ditentukan dengan menggunakan metode penilaian aktuaria “Projected Unit Credit”.
Keuntungan dan kerugian aktuaria diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi
keuntungan atau kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan
sebelumnya melebihi 10% dari liabilitas manfaat pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau
kerugian tersebut diakui berdasarkan metode garis lurus sepanjang ekspektasi sisa masa kerja
rata-rata karyawan. Lebih lanjut, biaya jasa lalu yang belum vested yang timbul dari pengenalan
program manfaat pasti atau perubahan liabilitas manfaat dari program yang ada, diamortisasi
dengan metode garis lurus selama periode rata-rata hingga manfaat tersebut vested.
Bank juga menyelenggarakan Dana Pensiun iuran pasti melalui program Dana Pensiun Lembaga
Keuangan (DPLK). Iuran yang ditanggung Bank diakui sebagai beban pada tahun berjalan.
29
29
Bank memberikan imbalan kerja jangka panjang dalam bentuk cuti besar dan penghargaan masa
kerja. Untuk imbalan kerja jangka panjang, PSAK No. 24 (Revisi 2010) mengharuskan perlakuan
akuntansi yang hampir sama dengan akuntansi untuk program manfaat pasti (sebagaimana
disajikan pada paragraf sebelum ini), kecuali bahwa semua keuntungan dan kerugian aktuaria dan
biaya jasa lalu yang timbul harus diakui sekaligus dalam laporan laba rugi komprehensif tahun
berjalan.
Laporan keuangan dijabarkan dalam mata uang Rupiah, yang merupakan mata uang pelaporan
Bank.
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi
dilakukan.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing
dijabarkan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs laporan posisi keuangan (Reuters pukul 16.00
Waktu Indonesia Barat), yaitu masing-masing sebesar (dalam Rupiah penuh):
2012 2011
1 Dolar Amerika Serikat 9.637,50 9.067,50
1 Dolar Australia 10.007,10 9.205,78
1 Euro 12.731,62 11.714,76
1 Dolar Singapura 7.878,61 6.893,55
1 Riyal Arab Saudi 2.569,83 2.417,36
1 Yen Jepang 111,77 116,82
Selisih penjabaran aset dan liabilitas mata uang asing dalam Rupiah diakui sebagai pendapatan
atau beban tahun berjalan.
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aset
dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk
tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan pada setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di
masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, juga diakui sejauh besar
kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur berdasarkan tarif pajak yang diharapkan akan
digunakan pada periode ketika aset direalisasi atau ketika utang dilunasi, berdasarkan tarif pajak
(dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal
laporan posisi keuangan.
Koreksi terhadap liabilitas perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan, atau apabila
diajukan permohonan keberatan atau banding, ketika hasil keberatan atau banding sudah
ditetapkan.
30
30
334 Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
PT BANK SYARIAH MANDIRI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2012 dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain)
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang
dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama tahun yang bersangkutan.
Laba bersih yang digunakan untuk menghitung laba per saham dasar untuk tahun yang berakhir
pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sejumlah Rp805.690.561.013
dan Rp551.070.247.617. Jumlah rata-rata tertimbang lembar saham beredar yang digunakan
sebagai pembagi dalam menghitung laba per saham dasar pada tanggal 31 Desember 2012 dan
2011, masing-masing adalah 238.206.089 lembar saham dan 163.210.357 lembar saham.
Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia,
dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi:
1) nilai aset dan liabilitas dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada
tanggal laporan keuangan;
2) jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan
tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Bank, manajemen telah melakukan pertimbangan
profesional dan estimasi dalam menentukan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan.
Beberapa pertimbangan profesional dan estimasi yang signifikan adalah sebagai berikut:
Manajemen Bank telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan
kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Bank memiliki sumber daya untuk melanjutkan
usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui adanya ketidakpastian
material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Bank untuk
melanjutkan kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar
usaha yang berkelanjutan.
Aset pajak tangguhan diakui atas jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada
periode mendatang sebagai akibat perbedaan temporer yang boleh dikurangkan. Justifikasi
manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, sesuai
dengan waktu yang tepat dan tingkat laba fiskal di masa mendatang sejalan dengan strategi
rencana perpajakan ke depan.
Penyisihan imbalan kerja karyawan ditentukan berdasarkan perhitungan dari aktuaria. Perhitungan
aktuaria menggunakan asumsi-asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat pengembalian investasi,
tingkat kenaikan gaji, tingkat kematian, tingkat pengunduran diri dan lain-lain.
31
31
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012 335
Laporan Keuangan Auditor Independen
Karena imbalan kerja tersebut memiliki sifat jangka panjang, maka perkiraan tersebut memiliki
ketidakpastian yang signifikan.
Bank telah menerapkan standar akuntansi berikut pada tanggal 1 Januari 2012:
1) PSAK No. 101 (Revisi 2011) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan
pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi,
saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan
jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian, dan memperkenalkan
pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan,
pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar
akuntansi keuangan, dan pernyataan kepatuhan.
Perubahan signifikan yang ditimbulkan standar akuntansi tersebut terhadap Bank adalah
sebagai berikut:
- Laporan keuangan terdiri dari Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi
Komprehensif, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, Laporan Rekonsiliasi
Pendapatan dan Bagi Hasil, Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat, Laporan
Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan, dan Catatan atas Laporan Keuangan dan
Penambahan Laporan Posisi Keuangan yang Menunjukkan Saldo Awal (dalam hal
terjadi reklasifikasi atau penyajian kembali). Sedangkan sebelumnya, laporan terdiri dari
Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, Laporan
rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil, Laporan sumber dan penyaluran dana zakat,
Laporan sumber dan Catatan atas Laporan Keuangan.
2) PSAK No. 110 (Revisi 2011) “Akuntansi Sukuk”, mengatur pengakuan, pengukuran,
penyajian, dan pengungkapan transaksi sukuk.
Bank juga telah menerapkan standar akuntansi berikut pada tanggal 1 Januari 2012 yang tidak
memiliki dampak yang material terhadap laporan keuangan Bank:
1) PSAK No. 24 (Revisi 2010) “Imbalan Kerja”. PSAK revisi ini mengatur akuntansi dan
pengungkapan imbalan kerja dan mensyaratkan pengakuan liabilitas dan beban jika pekerja
telah memberikan jasanya dan entitas menikmati manfaat ekonomik yang dihasilkan dari jasa
tersebut.
2) PSAK No. 16 (Revisi 2011) “Aset Tetap”. PSAK ini mengatur perlakuan akuntansi aset tetap,
sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi
entitas dalam aset tetap dan perubahan dalam investasi tersebut. Masalah utama dalam
akuntansi aset tetap adalah pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan
penyusutan, dan rugi penurunan nilainya.
3) PSAK No. 46 (Revisi 2010) “Akuntansi Pajak Penghasilan”. Mengatur perlakuan akuntansi
untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk
pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui pada
laporan posisi keuangan; serta transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode
kini yang diakui pada laporan keuangan.
32
32
Bank juga telah menerapkan standar akuntansi berikut pada tanggal 1 Januari 2012 yang tidak
memiliki dampak yang material terhadap laporan keuangan Bank (lanjutan):
4) PSAK No. 56 (Revisi 2011) “Laba per Saham”. PSAK revisi ini menetapkan prinsip penentuan
dan penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas
yang berbeda pada periode pelaporan yang sama, dan antar periode pelaporan berbeda untuk
entitas yang sama.
5) ISAK No. 15 “PSAK No. 24 “Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum
dan Interaksinya”. Memberikan pedoman bagaimana menilai pembatasan jumlah surplus
dalam program imbalan pasti yang dapat diakui sebagai aset dalam PSAK No. 24 (Revisi
2010), “Imbalan Kerja”.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 6/21/PBI/2004 tanggal 3 Agustus 2004 tentang
Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan
Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia
No. 8/23/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan terakhir berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI)
No. 10/23/PBI/2008 tanggal 16 Oktober 2008, setiap bank diwajibkan memelihara Giro Wajib Minimum
(GWM) dalam Rupiah dan mata uang asing yang besarnya ditetapkan sebesar 5% dan 1% dari dana
pihak ketiga dalam Rupiah dan mata uang asing.
Persentase GWM dalam mata uang Rupiah pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-
masing sebesar 5,06% dan 5,08%. Sedangkan persentase GWM dalam mata uang asing pada
tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 1,22% dan 1,21%.
Bank menempatkan dana pada Fasilitas Bank Indonesia Syariah (FASBIS) dengan memperoleh
imbalan per tahun untuk tahun 2012 dan 2011 masing-masing berkisar antara 3,75% sampai dengan
5,75% dan antara 4,50% sampai dengan 5,75% yang diakui pada saat jatuh tempo.
Reverse repo SBSN Bank Indonesia adalah tagihan atas transaksi pembelian SBSN oleh Bank dari
Bank Indonesia, dengan janji penjualan kembali oleh Bank sesuai dengan harga dan jangka waktu
yang disepakati.
33
33
Bank memperoleh imbalan per tahun atas reverse repo SBSN Bank Indonesia untuk tahun 2012
berkisar antara 4,40% sampai dengan 4,42%, sedangkan untuk tahun 2011 sebesar 4,60%, yang
diakui selama periode transaksi reverse repo tersebut. Jangka waktu Reverse Repo SBSN Bank
Indonesia pada tanggal 31 Desember 2012 adalah selama 27 hari.
34
34
338 Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
PT BANK SYARIAH MANDIRI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2012 dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain)
2012 2011
Ikhtisar perubahan penyisihan kerugian giro pada bank lain adalah sebagai berikut:
2012
2011
35
35
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012 339
Laporan Keuangan Auditor Independen
Berdasarkan hasil penelaahan dan evaluasi manajemen, kolektibilitas seluruh giro pada bank lain
pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 digolongkan lancar. Manajemen berpendapat bahwa
jumlah penyisihan kerugian giro pada bank lain adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian
akibat tidak tertagihnya giro pada bank lain serta telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia.
Seluruh jasa giro yang diterima dari giro pada bank non-syariah dicatat sebagai dana kebajikan
(Catatan 14).
36
36
PT BANK SYARIAH MANDIRI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2012 dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain)
Bagi hasil deposito berjangka Rupiah berkisar antara 4,75% sampai dengan 5,00% per tahun untuk
tahun 2012 dan berkisar antara 6,75% sampai dengan 7,00% per tahun untuk tahun 2011.
Bagi hasil SIMA dalam Rupiah berkisar antara 3,90% sampai dengan 4,60% per tahun untuk tahun
2012 dan 4,70% sampai dengan 6,30% per tahun untuk tahun 2011. Bagi hasil SIMA dalam mata
uang asing berkisar antara 0,70% sampai dengan 4,27% per tahun untuk tahun 2012 dan 0,70% per
tahun untuk tahun 2011.
Penempatan pada bank lain berdasarkan sisa umur jatuh tempo sebelum dikurangi penyisihan
kerugian adalah sebagai berikut:
2012 2011
Kurang dari 1 bulan 170.000.000.000 136.270.000.000
1 - 3 bulan - 45.337.500.000
Jumlah 170.000.000.000 181.607.500.000
Penempatan pada bank lain berdasarkan jangka waktu sebelum dikurangi penyisihan kerugian adalah
sebagai berikut:
2012 2011
1 - 3 bulan 145.000.000.000 136.270.000.000
Lebih dari 3 bulan 25.000.000.000 45.337.500.000
Jumlah 170.000.000.000 181.607.500.000
Ikhtisar perubahan penyisihan kerugian penempatan pada bank lain adalah sebagai berikut:
2012
2011
37
Berdasarkan hasil penelaahan dan evaluasi manajemen, kolektibilitas seluruh penempatan pada bank
lain pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 digolongkan lancar. Manajemen Bank berpendapat
bahwa jumlah penyisihan kerugian penempatan pada bank lain adalah cukup untuk menutup
kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya penempatan pada bank lain serta memenuhi ketentuan
Bank Indonesia.
Keuntungan
Saldo bersih yang
yang belum belum direalisasi
diamortisasi atas surat
dari selisih berharga
antara harga tersedia untuk
akuisisi dijual - bersih Nilai tercatat Nilai wajar
Nilai dengan setelah pajak
Nominal nilai nominal tangguhan Lancar Macet Jumlah
Rupiah
Jumlah tersedia
untuk dijual 27.000.000.000 - 351.723.031 27.351.723.031 - 27.351.723.031
Bersih 1.751.645.746.095
2011
Keuntungan
Saldo bersih yang
yang belum belum direalisasi
diamortisasi atas surat
dari selisih berharga
antara harga tersedia untuk
akuisisi dijual - bersih Nilai tercatat/Nilai wajar
Nilai dengan setelah pajak
Nominal nilai nominal tangguhan Lancar Kurang lancar Macet Jumlah
Rupiah
38
Keuntungan
Saldo bersih yang
yang belum belum direalisasi
diamortisasi atas surat
dari selisih berharga
antara harga tersedia untuk
akuisisi dijual - bersih Nilai tercatat/Nilai wajar
Nilai dengan setelah pajak
Nominal nilai nominal tangguhan Lancar Kurang lancar Macet Jumlah
Bersih 2.116.817.978.491
Bersih 1.751.645.746.095
2011
Bersih 2.116.817.978.491
39
c. Berdasarkan Penerbit
2012
Lembaga
Pemeringkat Peringkat Jumlah (Rp)
Rupiah
Sukuk korporasi
PT Indosat Tbk. PT Pefindo idAA+ 168.039.594.463
PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero) PT Pefindo idAA+ 117.590.654.206
PT Berlian Laju Tanker Tbk. PT Pefindo idD 87.000.171.503
PT Mayora Indah Tbk. PT Pefindo idAA- 75.000.000.000
PT Salim Ivomas Pratama Tbk.
- 2009 PT Pefindo idAA 60.000.000.000
PT Aneka Gas Industri Fitch A-(idn) 53.001.757.231
PT Titan Petrokimia Nusantara - 2010 Fitch A+(idn) 52.045.673.077
PT Matahari Putra Prima Tbk PT Pefindo idA+ 45.000.000.000
PT Metrodata Electronics Indonesia Fitch BBB+(idn) 33.000.000.000
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Fitch BBB(idn) 30.000.000.000
PT Bank Pembangunan Daerah
Sulawesi Selatan - 2011 PT Pefindo idA 13.050.310.735
Surat berharga syariah negara
(SBSN) *)
SBSN ijarah RI 2008 seri IFR0001 - - 250.000.000.000
SBSN ijarah RI 2009 seri IFR0003 - - 461.169.492.166
SBSN ijarah RI 2009 seri IFR0004 - - 339.151.487.285
Wesel ekspor *)
PT Sadajiwa - - 6.105.524.900
PT Sinar Raya Trading - - 4.480.717.336
PT Beton Kaltim Redymix - - 3.718.759.550
PT Waltret Services - - 2.566.186.685
PT KAY PI Transmalindo - - 1.331.050.000
PT Arminta - - 1.157.494.170
PT Enerkom Utama - - 1.085.614.772
PT Duta Cipta Pakarperkasa - - 1.018.400.000
PT Makmur Karunia Abadi - - 909.450.000
PT Armada Mix - - 519.155.000
CV Bangun Citra Inti - - 276.582.969
Lainnya *)
PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk - - 50.000.000.000
Rupiah
Reksadana *)
I-Hajj Syaria Fund
dikelola oleh
PT Bank CIMB Niaga Tbk - - 12.144.460.236
MNC Dana Syariah
dikelola oleh
PT Bhakti Asset Management - - 10.002.077.240
Mega Dana Syariah
dikelola oleh
PT Mega Capital Indonesia - - 5.205.185.555
Jumlah tersedia untuk dijual 27.351.723.031
Diukur pada nilai wajar
Rupiah
Sukuk negara ritel *)
SR-002 - - 785.000.000
SR-003 - - 3.092.875.000
SR-004 - - 7.170.730.000
Jumlah surat berharga - diukur pada nilai wajar 11.048.605.000
40
40
Lembaga
Pemeringkat Peringkat Jumlah (Rp)
Rupiah
Sukuk korporasi
PT Indosat Tbk. PT Pefindo idAA+ 168.109.224.902
PT Berlian Laju Tanker Tbk. PT Pefindo idA- 87.006.414.218
PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero) PT Pefindo idAA+ 85.000.000.000
PT Perkebunan Nusantara III
(Persero) PT Pefindo idAA- 80.040.966.658
PT Matahari Putra Prima Tbk. PT Pefindo idA+ 75.000.000.000
PT Mayora Indah Tbk. PT Pefindo idAA- 75.000.000.000
PT Pembangunan Perumahan
(Persero) - IV MTN 2010 PT Pefindo idBBB 75.000.000.000
PT Salim Ivomas Pratama Tbk.
- 2009 PT Pefindo idAA 60.000.000.000
PT Aneka Gas Industri Fitch BBB(idn) 53.005.160.124
PT Arpeni Pratama Ocean Line II PT Pefindo idD 50.000.000.000
PT Metrodata Electronics Indonesia Fitch BBB+(idn) 33.000.000.000
PT Adhi Karya (Persero) Tbk. PT Pefindo idA- 32.003.249.680
PT Mitra Adiperkasa Tbk.
seri A - 2009 PT Pefindo idA+ 30.000.000.000
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Fitch A-(idn) 30.000.000.000
PT Bakrieland Development Tbk.
seri B - 2009 PT Pefindo idBBB+ 20.000.000.000
Surat berharga syariah negara
(SBSN) *)
SBSN ijarah RI 2008 seri IFR0001 - - 250.000.000.000
SBSN ijarah RI 2009 seri IFR0003 - - 459.750.498.372
SBSN ijarah RI 2009 seri IFR0004 - - 338.073.169.044
Wesel ekspor *)
PT Sadawijaya - - 20.466.961.964
CV Citra Mandiri - - 3.495.322.000
PT Beton Kaltim Redymix - - 2.242.740.000
PT Armindo Catur Pratama - - 1.794.600.000
PT Mandiri Sukses Tangguh - - 1.099.500.000
UD Selo Alam - - 1.023.517.800
CV Wahana Cipta - - 684.332.818
PT Horas Bangun Persada - - 442.140.475
PT Indo Diesel Perkasa - - 164.250.000
Rupiah
Sukuk negara ritel *)
SR-001 - - 1.287.000.000
SR-002 - - 1.550.000.000
SR-003 - - 2.865.000.000
Bersih 2.116.817.978.491
*) Tanpa peringkat
41
41
d. Pihak berelasi
2012 2011
Pihak ketiga
Diukur pada biaya perolehan 430.389.967.575 -
Dimiliki hingga jatuh tempo - 494.424.939.400
Tersedia untuk dijual 27.351.723.031 75.093.194.175
Jumlah pihak ketiga 457.741.690.606 569.518.133.575
Pihak berelasi (Catatan 37)
Diukur pada biaya perolehan 1.426.828.108.473 -
Diukur pada nilai wajar 11.048.605.000 -
Dimiliki hingga jatuh tempo - 1.537.977.108.655
Tersedia untuk dijual - 76.665.000.000
Nilai wajar melalui laporan
laba rugi - 5.702.000.000
Jumlah pihak berelasi 1.437.876.713.473 1.620.344.108.655
Jumlah investasi pada surat berharga 1.895.618.404.079 2.189.862.242.230
Wesel ekspor mempunyai sisa umur sampai dengan saat jatuh temponya kurang dari 1 (satu) bulan.
Ikhtisar perubahan penyisihan kerugian investasi pada surat berharga adalah sebagai berikut:
2012
2011
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian investasi pada surat berharga adalah
cukup untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya investasi pada surat berharga
serta telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia.
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK 110 dan telah melakukan reklasifikasi sukuk
Tersedia untuk Dijual menjadi Diukur pada Biaya perolehan sebesar Rp129.540.000.000, sesuai
dengan ketentuan transisi PSAK 110 tersebut. Berdasarkan ketentuan transisi ini, Bank juga telah
mereklasifikasi saldo keuntungan yang belum direalisasi atas surat berharga tersedia untuk dijual
pada akun ekuitas sebesar Rp6.540.000.000 ke saldo laba.
42
42
7. PIUTANG
Dalam
Perhatian Kurang
Lancar Khusus Lancar Diragukan Macet Jumlah
Rupiah
Murabahah 23.600.133.777.695 1.195.041.578.629 381.753.515.118 135.529.770.910 279.323.870.444 25.591.782.512.796
Istishna 42.852.077.778 25.130.466.436 - - - 67.982.544.214
Ijarah 134.993.258.605 1.314.438.081 - - - 136.307.696.686
1.957.481.966.918 - - - - 1.957.481.966.918
2011
Dalam
Perhatian Kurang
Lancar Khusus Lancar Diragukan Macet Jumlah
Rupiah
Murabahah 17.343.155.156.452 757.076.582.238 258.924.378.455 61.911.362.509 213.113.406.040 18.634.180.885.694
Istishna 65.169.277.886 1.320.365.560 - - - 66.489.643.446
Ijarah 15.172.094.129 296.064.012 - - - 15.468.158.141
1.186.615.649.550 - - - - 1.186.615.649.550
Dalam
Perhatian Kurang
Lancar Khusus Lancar Diragukan Macet Jumlah
Rupiah
Perdagangan 2.520.007.307.722 203.768.782.857 51.338.940.234 65.737.682.703 46.697.948.010 2.887.550.661.526
Jasa dunia usaha 2.400.609.806.525 126.476.602.192 45.473.206.385 12.411.579.901 34.014.199.391 2.618.985.394.394
Industri 1.538.499.965.409 33.425.080.265 4.169.587.144 1.633.227.471 4.889.821.593 1.582.617.681.882
Konstruksi 1.263.401.160.669 99.723.478.163 123.556.434.193 577.945.503 23.594.642.567 1.510.853.661.095
Pertanian 1.223.838.861.898 164.190.438.598 32.117.257.461 8.348.964.504 35.032.310.715 1.463.527.833.176
Transportasi dan komunikasi 969.355.277.715 70.891.625.561 1.794.586.769 862.059.984 31.513.112.736 1.074.416.662.765
Jasa sosial 580.595.697.631 73.557.975.995 2.679.473.431 805.346.982 3.030.120.517 660.668.614.556
Listrik, gas, dan air 465.268.682.509 223.222.095 4.063.050.411 - 9.411.866.785 478.966.821.800
Pertambangan 131.515.089.786 10.463.331.443 70.713.801 2.070.151.762 318.036.351 144.437.323.143
Lain-lain 12.684.887.264.214 438.765.945.977 116.490.265.289 43.082.812.100 90.821.811.779 13.374.048.099.359
1.957.481.966.918 - - - - 1.957.481.966.918
43
43
7. PIUTANG (lanjutan)
Dalam
Perhatian Kurang
Lancar Khusus Lancar Diragukan Macet Jumlah
Rupiah
Perdagangan 1.875.688.942.446 130.500.456.849 52.355.237.684 9.785.214.054 47.911.112.036 2.116.240.963.069
Jasa dunia usaha 1.832.289.202.394 136.870.231.865 13.026.539.015 9.676.470.165 16.215.661.865 2.008.078.105.304
Konstruksi 1.112.158.612.422 28.290.578.428 84.094.004.386 11.001.281.083 74.659.860.071 1.310.204.336.390
Industri 1.082.064.199.324 33.962.369.603 885.272.729 1.794.753.332 4.283.342.885 1.122.989.937.873
Pertanian 936.014.965.608 114.947.030.336 26.765.413.555 5.311.143.345 12.089.042.737 1.095.127.595.581
Transportasi dan komunikasi 713.278.835.553 113.679.937.507 31.440.511.803 909.379.443 125.784.757 859.434.449.063
Jasa sosial 556.242.026.323 10.064.466.691 5.589.710.808 439.994.909 3.875.715.551 576.211.914.282
Pertambangan 161.311.179.851 7.881.198.149 62.027.645 67.271.189 - 169.321.676.834
Listrik, gas dan air 196.386.946.791 - 4.830.825.791 - 10.780.569.078 211.998.341.660
Lain-lain 8.958.061.617.755 182.496.742.382 39.874.835.039 22.925.854.989 43.172.317.060 9.246.531.367.225
1.186.615.649.550 - - - - 1.186.615.649.550
2012 2011
Rupiah
Kurang dari 1 tahun 1.861.639.763.173 899.397.294.738
1 - 2 tahun 1.199.877.240.040 590.540.313.718
Lebih dari 2 - 5 tahun 13.134.974.623.535 8.642.490.516.401
Lebih dari 5 tahun 9.599.581.126.948 8.583.710.562.424
25.796.072.753.696 18.716.138.687.281
Mata uang asing
Kurang dari 1 tahun 31.155.501.103 27.244.516.259
1 - 2 tahun 145.317.895.635 17.397.260.050
Lebih dari 2 - 5 tahun 1.326.831.761.853 1.050.902.267.663
Lebih dari 5 tahun 454.176.808.327 91.071.605.578
1.957.481.966.918 1.186.615.649.550
44
44
7. PIUTANG (lanjutan)
2012 2011
Rupiah
Kurang dari 1 tahun 3.271.730.370.856 2.157.509.326.007
1 - 2 tahun 2.617.097.895.957 819.324.228.898
Lebih dari 2 - 5 tahun 11.962.844.191.972 11.484.913.494.856
Lebih dari 5 tahun 7.944.400.294.911 4.254.391.637.520
25.796.072.753.696 18.716.138.687.281
e. Pihak berelasi
2012 2011
Pihak ketiga
Murabahah 27.342.232.464.859 19.635.963.400.494
Istishna 67.982.544.214 66.489.643.446
Ijarah 136.307.696.686 62.451.306.841
Jumlah pihak ketiga 27.546.522.705.759 19.764.904.350.781
Pihak berelasi (Catatan 37)
Murabahah 207.032.014.855 137.849.986.050
Jumlah piutang 27.753.554.720.614 19.902.754.336.831
(i) Piutang dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa
memasang hak tanggungan atau surat kuasa untuk mencairkan deposito mudharabah atau
jaminan lain yang dapat diterima oleh Bank. Jumlah deposito mudharabah yang menjadi
jaminan disajikan pada Catatan 23.
(ii) Efektif yield marjin piutang untuk Rupiah berkisar 2,74% per tahun sampai dengan 15,66%
per tahun untuk tahun 2012 dan berkisar antara 3,34% per tahun sampai dengan 39,18%
per tahun untuk tahun 2011 dan untuk mata uang asing berkisar antara 5,31% per tahun
sampai dengan 8,41% per tahun untuk tahun 2012 dan berkisar antara 4,65% per tahun
sampai dengan 17,68% per tahun untuk tahun 2011.
45
45
7. PIUTANG (lanjutan)
(iii) Jumlah piutang yang direstrukturisasi sampai dengan tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
masing-masing sebesar Rp2.064.583.302.269 dan Rp1.325.525.660.612. Restrukturisasi
piutang dilakukan dengan cara perpanjangan waktu, penjadwalan kembali dan penambahan
plafon piutang bagi debitur.
(iv) Rasio piutang non-performing - gross dan net pada tanggal 31 Desember 2012 adalah
sebesar 2,87% dan 1,24% (2011: 2,76% dan 1,33%).
(v) Keuntungan murabahah yang telah jatuh tempo dan belum diakui sebagai pendapatan oleh
Bank masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 sebesar Rp4.264.217.590
dan Rp3.869.642.485.
2012
2011
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian yang dibentuk adalah cukup untuk
menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya piutang serta telah memenuhi
ketentuan Bank Indonesia.
(vii) Pendapatan keuntungan murabahah yang masih harus diterima oleh Bank masing-masing
pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebesar Rp194.667.901.692 dan sebesar
Rp132.460.608.275.
46
46
350 Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
PT BANK SYARIAH MANDIRI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2012 dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain)
8. PINJAMAN QARDH
Dalam Perhatian
Lancar Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
Rupiah
Qardh 5.106.938.751.083 26.629.563.331 2.961.500.000 1.717.500.000 11.272.766.669 5.149.520.081.083
Rahn 1.044.504.084.236 2.441.260.841 72.411.076 3.000.000 - 1.047.020.756.153
2011
Dalam Perhatian
Lancar Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
Rupiah
Qardh 3.545.472.684.127 17.495.750.000 8.073.500.000 2.538.000.000 2.151.500.000 3.575.731.434.127
Rahn 2.797.450.778.342 155.439.418.025 48.941.490 48.923.186 106.321.900 2.953.094.382.943
- - - - 684.067.887 684.067.887
Dalam Perhatian
Lancar Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
Rupiah
Perdagangan 1.150.000.000 - - - - 1.150.000.000
Jasa dunia usaha 248.000.000 - - - - 248.000.000
Lain-lain (termasuk dana
talangan haji dan rahn) 6.150.044.835.319 29.070.824.172 3.033.911.076 1.720.500.000 11.272.766.669 6.195.142.837.236
2011
Dalam Perhatian
Lancar Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
Rupiah
Perdagangan 872.500.000 - - - - 872,500.000
Jasa dunia usaha 434.000.000 - - - - 434.000.000
Lain-lain (termasuk dana
talangan haji dan rahn) 6.341.616.962.469 172.935.168.025 8.122.441.490 2.586.923.186 2.257.821.900 6.527.519.317.070
- - - - 684.067.887 684.067.887
47
47
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012 351
Laporan Keuangan Auditor Independen
2012 2011
Rupiah
Kurang dari 1 tahun 2.129.538.956.223 4.162.735.874.515
1 - 2 tahun 1.117.513.052.756 333.252.361.720
Lebih dari 2 - 5 tahun 2.944.574.828.257 2.030.106.580.835
Lebih dari 5 tahun 4.914.000.000 2.731.000.000
6.196.540.837.236 6.528.825.817.070
Mata uang asing
Kurang dari 1 tahun 1.769.826.998 -
1 - 2 tahun 949.961.243 684.067.887
2.719.788.241 684.067.887
2012 2011
Rupiah
Kurang dari 1 tahun 3.498.212.343.143 5.164.444.512.903
1 - 2 tahun 725.427.000.000 371.339.904.167
Lebih dari 2 - 5 tahun 1.972.523.494.093 992.777.400.000
Lebih dari 5 tahun 378.000.000 264.000.000
6.196.540.837.236 6.528.825.817.070
Mata uang asing
Kurang dari 1 tahun 2.719.788.241 684.067.887
2.719.788.241 684.067.887
Jumlah pinjaman qardh 6.199.260.625.477 6.529.509.884.957
Penyisihan kerugian (65.613.771.900) (41.644.571.227)
Bersih 6.133.646.853.577 6.487.865.313.730
(i) Rasio non-performing - gross dan net pinjaman qardh pada tanggal 31 Desember 2012 adalah
sebesar 0,27% dan 0,06% (2011: 0,21% dan 0,13%).
(ii) Pinjaman qardh dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa
memasang hak tanggungan atau surat kuasa untuk mencairkan deposito mudharabah atau
jaminan lain yang dapat diterima oleh Bank. Jumlah deposito mudharabah yang menjadi
jaminan disajikan pada Catatan 23.
48
48
352 Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
PT BANK SYARIAH MANDIRI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2012 dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain)
(iii) Ikhtisar perubahan penyisihan kerugian pinjaman qardh adalah sebagai berikut:
2012
2011
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian yang dibentuk adalah cukup untuk menutup
kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya pinjaman qardh serta telah memenuhi ketentuan
Bank Indonesia.
9. PEMBIAYAAN MUDHARABAH
Dalam
Perhatian Kurang
Lancar Khusus Lancar Diragukan Macet Jumlah
Rupiah
Jasa dunia usaha 3.875.566.518.213 95.985.167.126 15.947.366.609 8.794.866.947 53.695.285.594 4.049.989.204.489
Jasa sosial 154.774.259.797 1.454.956.918 248.103.317 1.064.159.700 3.972.584.919 161.514.064.651
Pertanian 40.823.299.571 - - - - 40.823.299.571
Perdagangan 9.569.441.113 624.380.126 5.381.500.000 49.251.125 1.042.418.736 16.666.991.100
Industri 2.902.915.994 179.139.491 - - - 3.082.055.485
Transportasi dan
komunikasi 985.762.153 - - - - 985.762.153
Konstruksi 328.663.023 - - - 17.238.627 345.901.650
Listrik, gas dan air 178.070.471 - - - - 178.070.471
Pertambangan 174.768.357 - - - - 174.768.357
Jumlah pembiayaan
mudharabah 4.085.303.698.692 98.243.643.661 21.576.969.926 9.908.277.772 58.727.527.876 4.273.760.117.927
Penyisihan kerugian (40.679.350.543 ) (4.909.691.583 ) (3.236.545.489 ) (4.735.807.549 ) (58.697.953.240) (112.259.348.404)
49
49
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012 353
Laporan Keuangan Auditor Independen
Dalam
Perhatian Kurang
Lancar Khusus Lancar Diragukan Macet Jumlah
Rupiah
Jasa dunia usaha 4.195.665.484.231 84.806.498.522 22.577.450.677 3.111.900.264 23.770.753.945 4.329.932.087.639
Jasa sosial 185.627.094.447 8.223.641.302 2.716.016.022 108.254.296 1.194.403.399 197.869.409.466
Pertanian 49.047.594.263 220.523.908 - - - 49.268.118.171
Perdagangan 22.414.619.037 66.169.772 - - - 22.480.788.809
Industri 8.189.368.254 - - - - 8.189.368.254
Konstruksi 4.197.595.525 - - - 17.238.628 4.214.834.153
Transportasi dan
komunikasi 3.433.977.881 - - - - 3.433.977.881
Listrik, gas dan air 1.051.070.019 - - - - 1.051.070.019
Pertambangan 295.300.961 - - - - 295.300.961
54.405.000.000 - - - - 54.405.000.000
Jumlah pembiayaan
mudharabah 4.524.327.104.618 93.316.833.504 25.293.466.699 3.220.154.560 24.982.395.972 4.671.139.955.353
Penyisihan kerugian (44.597.224.565 ) (5.438.413.740 ) (3.760.572.508 ) (1.610.077.280 ) (24.952.821.336) (80.359.109.429)
Rupiah
Kurang dari 1 tahun 31.616.297.406 24.870.589.741
1 - 2 tahun 161.566.383.093 35.733.013.281
Lebih dari 2 - 5 tahun 3.013.141.538.135 2.738.662.177.167
Lebih dari 5 tahun 1.067.435.899.293 1.817.469.175.164
4.273.760.117.927 4.616.734.955.353
Mata uang asing
1 - 2 tahun - 54.405.000.000
- 54.405.000.000
50
50
d. Pihak berelasi
2012 2011
Pihak ketiga 4.065.217.157.991 4.473.781.229.217
Pihak berelasi (Catatan 37) 208.542.959.936 197.358.726.136
Jumlah mudharabah 4.273.760.117.927 4.671.139.955.353
2011
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian yang dibentuk adalah cukup untuk menutup
kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya pembiayaan mudharabah serta telah memenuhi
ketentuan Bank Indonesia.
51
51
DalamDalam
Perhatian
Perhatian KurangKurang
Lancar
Lancar Khusus
Khusus Lancar Lancar DiragukanDiragukan Macet Macet Jumlah Jumlah
Rupiah
Rupiah
Konstruksi
Konstruksi 1.133.856.945.653
1.133.856.945.653 40.061.208.413
40.061.208.413 7.975.391.034
7.975.391.034 5.271.367.129 97.788.932.699
5.271.367.129 1.284.953.844.928
97.788.932.699 1.284.953.844.928
Perdagangan 1.198.496.554.827 106.820.200.106 22.067.755.828 11.099.770.391 40.035.389.883 1.378.519.671.035
Perdagangan 1.198.496.554.827 106.820.200.106 22.067.755.828 11.099.770.391 40.035.389.883 1.378.519.671.035
Jasa dunia usaha 2.281.113.899.742 60.460.741.366 32.748.465.023 9.158.858.423 22.013.639.316 2.405.495.603.870
Jasa dunia usaha
Industri 2.281.113.899.742
486.781.130.819 60.460.741.366
10.294.535.048 32.748.465.023
1.600.522.639 9.158.858.423
1.410.338.642 22.013.639.316
69.489.887.048 2.405.495.603.870
569.576.414.196
Industri
Pertanian 486.781.130.819
180.765.470.122 10.294.535.04813.688.080.961
18.756.632.717 1.600.522.639 3.933.814.613
1.410.338.642 69.489.887.048
4.157.825.851 569.576.414.196
221.301.824.264
Pertanian
Transportasi dan 180.765.470.122 18.756.632.717 13.688.080.961 3.933.814.613 4.157.825.851 221.301.824.264
Transportasi
komunikasidan 81.769.255.566 6.366.649.753 260.000.000 439.723.976 1.225.000.000 90.060.629.295
komunikasi
Pertambangan 81.769.255.566
48.719.315.827 6.366.649.753
27.428.642.603 260.000.00010.099.718.048
205.627.271 439.723.976 1.225.000.000
- 86.453.303.74990.060.629.295
Jasa sosial
Pertambangan 53.451.327.538
48.719.315.827 20.356.177.953
27.428.642.603 147.265.121
205.627.271 -
10.099.718.048 270.677.734 74.225.448.346
- 86.453.303.749
Listrik, gas, dan air
Jasa sosial 12.629.531.036
53.451.327.538 -
20.356.177.953 -
147.265.121 - - - 270.677.734
12.629.531.03674.225.448.346
Listrik, gas, dan air 12.629.531.036 - - - - 12.629.531.036
5.477.583.431.130 290.544.787.959 78.693.107.877 41.413.591.222 234.981.352.531 6.123.216.270.719
Dalam
Perhatian Kurang
Lancar Khusus Lancar 2011
Diragukan Macet Jumlah
Rupiah Dalam
Konstruksi 1.275.966.653.052 35.515.784.102
Perhatian 15.354.824.610
Kurang 6.594.057.442 96.213.535.823 1.429.644.855.029
Perdagangan 1.278.878.246.194
Lancar 78.309.139.886
Khusus 10.237.552.757
Lancar 9.817.964.155
Diragukan 36.701.247.678 Macet1.413.944.150.670 Jumlah
Jasa dunia usaha 1.351.865.974.212 27.865.959.685 8.189.165.900 5.762.198.062 11.542.004.990 1.405.225.302.849
Industri
Rupiah 459.130.299.141 9.426.701.878 3.351.004.889 999.497.595 66.234.078.435 539.141.581.938
Pertanian 174.252.184.535 7.339.849.913 1.619.466.088 2.283.699.179 3.104.759.839 188.599.959.554
Konstruksi
Transportasi dan
1.275.966.653.052 35.515.784.102 15.354.824.610 6.594.057.442 96.213.535.823 1.429.644.855.029
Perdagangan
komunikasi 1.278.878.246.194
127.625.715.774 78.309.139.886
2.037.527.408 10.237.552.757
- 9.817.964.155
- 36.701.247.678
3.703.062.336 1.413.944.150.670
133.366.305.518
Jasa dunia usaha
Pertambangan 1.351.865.974.212
55.375.857.308 27.865.959.685
20.574.394.410 8.189.165.900
- 5.762.198.062
- 11.542.004.990
749.955.412 1.405.225.302.849
76.700.207.130
Industri
Jasa sosial 459.130.299.141
69.342.356.665 9.426.701.878
1.096.945.813 3.351.004.889
100.000.000 999.497.595
- 66.234.078.435
702.440.197 539.141.581.938
71.241.742.675
Pertanian
Listrik, gas, dan air 174.252.184.535
11.582.371.223 7.339.849.913
- 1.619.466.088
1.967.742.400 2.283.699.179
- 3.104.759.839
- 188.599.959.554
13.550.113.623
Transportasi dan
komunikasi 4.804.019.658.104
127.625.715.774 182.166.303.095
2.037.527.40840.819.756.644 -25.457.416.433 218.951.084.710
- 5.271.414.218.986
3.703.062.336 133.366.305.518
Pertambangan 55.375.857.308 20.574.394.410 - - 749.955.412 76.700.207.130
Mata uang
Jasa sosialasing 69.342.356.665 1.096.945.813 100.000.000 - 702.440.197 71.241.742.675
Pertambangan 58.729.084.827 - - - - 58.729.084.827
Listrik, gas, dan air 11.582.371.223 - 1.967.742.400 - - 13.550.113.623
Perdagangan 44.093.638.938 - - - - 44.093.638.938
Transportasi dan
komunikasi 4.804.019.658.104
27.202.500.000 182.166.303.095
- 40.819.756.644
- 25.457.416.433
- 218.951.084.710
- 5.271.414.218.986
27.202.500.000
Konstruksi 16.547.462.644 - - - - 16.547.462.644
Mata uangusaha
Jasa dunia asing 10.214.034.869 - - - - 10.214.034.869
Pertambangan 58.729.084.827 - - - - 58.729.084.827
Perdagangan 156.786.721.278
44.093.638.938 - - - - - - - 156.786.721.278
- 44.093.638.938
Transportasi dan
Jumlah pembiayaan
komunikasi 27.202.500.000 - - - - 27.202.500.000
Musyarakah
Konstruksi 4.960.806.379.382
16.547.462.644 182.166.303.095 -40.819.756.644 -25.457.416.433 218.951.084.710
- 5.428.200.940.264
- 16.547.462.644
Penyisihan kerugian (56.741.301.226 ) (32.529.757.155 ) (6.785.825.809 ) (12.728.708.216 ) (207.242.915.125) (316.028.507.531 )
Jasa dunia usaha 10.214.034.869 - - - - 10.214.034.869
Bersih 4.904.065.078.156 149.636.545.940 34.033.930.835 12.728.708.217 11.708.169.585 5.112.172.432.733
156.786.721.278 - - - - 156.786.721.278
Jumlah pembiayaan
Musyarakah 4.960.806.379.382 182.166.303.095 40.819.756.644 25.457.416.433 218.951.084.710 5.428.200.940.264
Penyisihan kerugian (56.741.301.226 ) (32.529.757.155 ) (6.785.825.809 ) (12.728.708.216 ) (207.242.915.125) (316.028.507.531 )
52
52
52
PT BANK SYARIAH MANDIRI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2012 dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain)
2012 2011
Rupiah
Kurang dari 1 tahun 3.057.960.010.155 1.515.377.110.758
1 - 2 tahun 1.670.756.279.288 1.681.411.096.968
Lebih dari 2 - 5 tahun 1.221.617.213.467 1.840.054.906.188
Lebih dari 5 tahun 172.882.767.809 234.571.105.072
6.123.216.270.719 5.271.414.218.986
Mata uang asing
Kurang dari 1 tahun 46.626.593.634 43.648.449.352
1 - 2 tahun 36.319.317.645 49.403.822.007
Lebih dari 2 - 5 tahun 101.694.089.583 63.734.449.919
Lebih dari 5 tahun 28.912.500.000 -
213.552.500.862 156.786.721.278
Jumlah pembiayaan musyarakah 6.336.768.771.581 5.428.200.940.264
Penyisihan kerugian (287.691.781.654) (316.028.507.531)
Bersih 6.049.076.989.927 5.112.172.432.733
2012 2011
Rupiah
Kurang dari 1 tahun 5.238.836.214.049 4.438.583.018.820
1 - 2 tahun 414.967.497.136 254.762.536.401
Lebih dari 2 - 5 tahun 440.725.820.079 576.655.586.911
Lebih dari 5 tahun 28.686.739.455 1.413.076.854
6.123.216.270.719 5.271.414.218.986
Mata uang asing
Kurang dari 1 tahun 123.100.128.956 132.042.521.359
Lebih dari 1 - 2 tahun 48.588.805.500 24.744.199.919
Lebih dari 2 - 5 tahun 41.863.566.406 -
213.552.500.862 156.786.721.278
2012 2011
Pihak ketiga 6.132.965.757.581 4.768.128.541.589
Pihak berelasi (Catatan 37) 203.803.014.000 660.072.398.675
Jumlah pembiayaan musyarakah 6.336.768.771.581 5.428.200.940.264
53
53
(ii) Rasio non-performing - gross dan net pembiayaan musyarakah pada tanggal
31 Desember 2012 adalah sebesar 5,60% dan 2,12% (2011: 5,25% dan 1,08%).
(iii) Pembiayaan musyarakah dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau
surat kuasa memasang hak tanggungan atau surat kuasa untuk mencairkan deposito
mudharabah atau jaminan lain yang dapat diterima oleh Bank. Jumlah deposito mudharabah
yang menjadi jaminan disajikan pada Catatan 23.
(iv) Ikhtisar perubahan penyisihan kerugian pembiayaan musyarakah adalah sebagai berikut:
2012
Rupiah Mata uang Asing Jumlah
2011
Rupiah Mata uang Asing Jumlah
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian yang dibentuk adalah cukup untuk menutup
kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya pembiayaan musyarakah serta telah memenuhi
ketentuan Bank Indonesia.
54
54
Akun ini merupakan obyek sewa dari transaksi ijarah muntahiyah bittamlik dengan opsi perpindahan
hak milik obyek sewa dengan perincian sebagai berikut:
2012 2011
Ijarah multijasa sebagian besar terdiri dari pembiayaan ijarah untuk tujuan pendidikan.
Penyusutan dan amortisasi yang dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif masing-masing
sebesar Rp232.564.177.072 dan Rp203.198.384.014 untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2012 dan 2011 (Catatan 28).
Nilai Perolehan
Hak atas tanah 99.915.444.619 13.000.000 - 99.928.444.619
Bangunan 40.952.200.365 3.340.654.697 973.582.625 43.319.272.437
Instalasi 130.448.518.192 33.647.216.035 - 164.095.734.227
Kendaraan bermotor 124.136.514.323 30.984.338.302 6.660.103.500 148.460.749.125
Inventaris kantor 448.619.000.342 304.437.946.749 978.043.348 752.078.903.743
Akumulasi Penyusutan
Bangunan 12.202.232.154 2.394.742.800 468.643.157 14.128.331.797
Instalasi 77.349.578.233 18.712.564.203 468.643.156 95.593.499.280
Kendaraan bermotor 45.296.523.909 24.224.900.262 6.650.613.452 62.870.810.719
Inventaris kantor 198.160.254.341 94.031.833.231 499.995.156 291.692.092.416
2011
55
55
Seluruh hak atas tanah yang dimiliki oleh Bank merupakan Hak Guna Bangunan (HGB) dengan sisa
umur berkisar antara 3 bulan sampai 18 tahun dan dapat diperpanjang.
2012 2011
Harga jual 4.183.479.735 5.058.121.274
Nilai buku (523.834.552) (96)
Laba penjualan aset tetap 3.659.645.183 5.058.121.178
Aset tetap tertentu diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu
paket asuransi tertentu pada PT Tugu Pratama Indonesia dan PT Asuransi Takaful Umum dengan
nilai pertanggungan seluruhnya sebesar Rp806.714.229.823 untuk tahun yang berakhir 31 Desember
2012. Sedangkan tahun 2011, aset tetap tertentu diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko
lainnya berdasarkan suatu paket asuransi tertentu pada PT Asuransi Jasindo Takaful,
PT Asuransi Jasa Indonesia, PT Asuransi Staco Jasapratama dan PT Tugu Pratama Indonesia
dengan nilai pertanggungan seluruhnya sebesar Rp640.106.319.462. Manajemen Bank berpendapat
bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset tetap yang
diasuransikan.
Berdasarkan penelaahan manajemen Bank, tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset yang
dimiliki oleh Bank.
56
56
2011
Rupiah Mata uang Asing Jumlah
Tagihan ATM Prima merupakan tagihan yang timbul karena penggunaan jaringan Automated Teller
Machine (ATM) Bank oleh nasabah bank lain yang menjadi anggota dari jaringan ATM Prima.
Termasuk dalam aset lain-lainnya per 31 Desember 2012 dan 2011 adalah tagihan Bank kepada
PT Sari Indo Prima (SIP) atas penyelesaian kasus hukum terkait dengan pembiayaan mudharabah
muqayyadah - Dana Pensiun Angkasa Pura II (Dapenda). Pada tanggal 3 November 2009, Bank,
DAPENDA dan SIP menandatangani perjanjian damai yang menyebutkan bahwa Bank dan SIP setuju
dan sepakat untuk membayar jumlah pokok pembiayaan kepada DAPENDA sebesar
Rp10.000.000.000 (sepuluh milyar Rupiah) sesuai dengan putusan BASYARNAS. Pembayaran ini
dibebankan kepada Bank dan SIP secara tanggung renteng. Sesuai dengan perjanjian yang
ditandatangani pada tanggal 15 Oktober 2009, SIP dengan ini secara tegas mengakui memiliki
kewajiban pembayaran kepada Bank sesuai dengan jumlah yang dibayarkan oleh Bank kepada
DAPENDA maksimal sebesar Rp6.000.000.000 (enam milyar Rupiah) dan kewajiban pembayaran
SIP tersebut akan timbul dan berlaku efektif pada saat dilaksanakannya pengembalian atau
pembayaran oleh Bank kepada DAPENDA selambat-lambatnya 14 (empat belas) tahun. Pada tanggal
31 Desember 2012 dan 2011, Bank telah membentuk penyisihan kerugian secara penuh atas piutang
SIP tersebut.
Suspense account adalah pos terbuka yang timbul dari proses implementasi dan migrasi data dari
sistem lama (Alphabids) ke sistem core banking yang baru (iBSM) yang belum dapat terselesaikan
hingga tanggal laporan posisi keuangan. Manajemen Bank yakin bahwa belum terselesaikannya pos-
pos terbuka tersebut tidak akan memberikan dampak yang material terhadap laporan keuangan per
tanggal 31 Desember 2012.
57
57
2012
Rupiah Mata uang Asing Jumlah
Pihak ketiga
Cadangan bonus dan tansiem untuk
karyawan, direksi, dan dewan
komisaris 145.345.825.631 - 145.345.825.631
Titipan dana nasabah 131.810.559.848 2.927.289.579 134.737.849.427
Biaya yang masih harus dibayar 94.338.582.647 142.708.336 94.481.290.983
Liabilitas atas biaya fasilitas
pembiayaan yang diberikan 52.930.071.420 - 52.930.071.420
Zakat Bank 47.309.407.355 - 47.309.407.355
Liabilitas pada notaris 37.035.011.666 - 37.035.011.666
Liabilitas ATM Prima 36.052.643.927 - 36.052.643.927
Liabilitas pada perusahaan asuransi 21.667.241.663 63.296 21.667.304.959
Liabilitas ATM Bersama 9.119.588.900 - 9.119.588.900
Liabilitas KPKN persepsi pajak impor 4.899.537.690 - 4.899.537.690
Cadangan biaya promosi 4.621.728.635 - 4.621.728.635
Dana kebajikan 3.320.890.590 116.770.910 3.437.661.500
Cadangan bagi hasil subnotes yang
diterbitkan 1.701.474.318 - 1.701.474.318
Rekening perantara
pembayaran kepada pemasok 1.617.991.377 20.688.649.888 22.306.641.265
Zakat pegawai, nasabah, dan umum 1.300.914.976 2.036.789 1.302.951.765
Lainnya 16.601.691.297 - 16.601.691.297
112.812.995.821 - 112.812.995.821
2011
Rupiah Mata uang Asing Jumlah
Pihak ketiga
Cadangan bonus dan tansiem untuk
karyawan, direksi, dan dewan
komisaris 246.658.111.087 - 246.658.111.087
Liabilitas ATM Prima 48.007.732.314 - 48.007.732.314
Biaya yang masih harus dibayar 37.761.466.872 3.016.564 37.764.483.436
Titipan dana nasabah 44.045.493.341 1.188.450.210 45.233.943.551
Zakat Bank 33.760.681.641 - 33.760.681.641
Liabilitas pada notaris 24.165.290.849 - 24.165.290.849
Liabilitas pada perusahaan asuransi 22.317.019.806 - 22.317.019.806
Zakat pegawai, nasabah, dan umum 14.151.677.844 13.479.530 14.165.157.374
Cadangan biaya promosi 13.820.000.000 - 13.820.000.000
Liabilitas atas biaya fasilitas
pembiayaan yang diberikan 11.288.741.975 - 11.288.741.975
Liabilitas ATM Bersama 7.397.100.975 - 7.397.100.975
Cadangan bagi hasil subnotes yang
diterbitkan 6.420.015.211 - 6.420.015.211
Rekening perantara pembayaran
kepada pemasok 5.624.519.305 8.742.920.314 14.367.439.619
58
58
2011
Rupiah Mata uang Asing Jumlah
99.074.290.311 - 99.074.290.311
Ikhtisar perubahan cadangan untuk karyawan, direksi, dan dewan komisaris adalah sebagai berikut:
2012 2011
Saldo awal tahun 246.658.111.087 195.776.835.964
Penyisihan selama tahun berjalan 127.577.551.540 299.051.975.469
Pembayaran selama tahun berjalan (228.889.836.996) (248.170.700.346)
Saldo akhir tahun 145.345.825.631 246.658.111.087
Cadangan untuk karyawan, direksi, dan dewan komisaris merupakan cadangan biaya tunjangan hari
raya, cadangan tunjangan prestasi unit kerja atas penilaian kinerja triwulanan, cadangan bonus akhir
tahun, dan cadangan tansiem untuk direksi dan dewan komisaris.
Titipan dana nasabah merupakan setoran nasabah yang belum disalurkan oleh Bank. Di dalam akun
ini terdapat titipan dana mudharabah muqayyadah channeling sebesar Rp7.540.699.959 dan
Rp6.971.463.980 masing-masing untuk tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
Zakat Bank merupakan liabilitas zakat Bank yang dihitung dari laba sebelum pajak (Catatan 40).
Rekening perantara pembayaran kepada pemasok merupakan setoran dan atau liabilitas Bank atas
pengadaan barang atau jasa.
Zakat pegawai, nasabah, dan umum merupakan titipan dana zakat, infak, dan shadaqah dari pihak-
pihak tersebut.
Liabilitas pada notaris merupakan setoran nasabah untuk pembayaran notaris dalam rangka
pembiayaan yang belum dibayarkan oleh Bank kepada notaris.
Liabilitas pada perusahaan asuransi merupakan setoran nasabah untuk pembayaran asuransi dalam
rangka pembiayaan yang belum dibayarkan oleh Bank kepada perusahaan asuransi.
Dana kebajikan merupakan penerimaan pendapatan denda nasabah pembiayaan dan jasa giro dari
bank non-syariah. Pendapatan non-halal yang berasal dari pendapatan jasa giro dari bank non-
syariah masing-masing sebesar Rp453.611.371 dan Rp610.212.906 per 31 Desember 2012 dan
2011.
59
59
Liabilitas atas penggunaan ATM Bank Mandiri merupakan liabilitas yang timbul karena nasabah Bank
melakukan transaksi Automated Teller Machine (ATM) dengan menggunakan jaringan ATM
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Liabilitas ATM Prima dan ATM Bersama merupakan liabilitas yang timbul karena nasabah Bank
melakukan transaksi ATM dengan menggunakan jaringan ATM Prima dan jaringan ATM Bersama.
Cadangan biaya promosi merupakan pencadangan atas biaya yang berkaitan dengan kegiatan
promosi Bank.
Liabilitas atas biaya fasilitas pembiayaan yang diberikan merupakan setoran nasabah untuk
pembayaran biaya-biaya terkait proses pembiayaan seperti biaya appraisal, materai, audit, dan lain-
lain.
Cadangan bagi hasil subnotes yang diterbitkan merupakan cadangan atas biaya bagi hasil kepada
pemegang subnotes yang diterbitkan.
Biaya yang masih harus dibayar merupakan liabilitas kepada pihak ketiga atas biaya utilitas seperti
listrik, air, dan telepon.
15. BAGI HASIL DANA SYIRKAH TEMPORER DAN BONUS WADIAH PIHAK KETIGA YANG BELUM
DIBAGIKAN
2012 2011
Bukan Bank
Rupiah
Giro 724.535.822 2.103.608.253
Deposito 36.797.985.185 69.630.683.715
Tabungan 932.230 32.674.364.259
37.523.453.237 104.408.656.227
Mata uang asing
Giro 1.878.830.744 228.391.048
Deposito 344.636.905 1.330.496.672
2.223.467.649 1.558.887.720
39.746.920.886 105.967.543.947
Bank
Rupiah
Giro 4.679.399 15.863.337
Deposito 201.215.528 554.559.835
Tabungan - 303.919.071
205.894.927 874.342.243
Jumlah 39.952.815.813 106.841.886.190
60
60
Simpanan wadiah merupakan simpanan wadiah yad-dhamanah dari pihak lain yang berdasarkan
kebijaksanaan Bank akan mendapatkan bonus.
Bonus untuk simpanan wadiah Rupiah per tahun adalah berkisar antara 0,75% sampai dengan 2,48%
untuk tahun 2012 dan berkisar antara 0,76% sampai dengan 2,83% untuk tahun 2011. Bonus per
tahun untuk simpanan wadiah dalam mata uang asing berkisar antara 0,19% sampai dengan 0,68%
untuk tahun 2012 dan berkisar antara 0,19% sampai dengan 0,89% untuk tahun 2011.
Giro wadiah merupakan simpanan giro dari bank lain dengan akad wadiah yad-dhamanah yang
berdasarkan kebijakan Bank akan mendapatkan bonus.
Bonus untuk giro wadiah Rupiah per tahun berkisar antara 0,75% sampai dengan 1,10% untuk tahun
2012 dan berkisar antara 0,76% sampai dengan 2,83% untuk tahun 2011.
61
61
18. PERPAJAKAN
2012 2011
b. Rekonsiliasi antara laba sebelum manfaat/ (beban) pajak penghasilan dengan laba fiskal dan
taksiran beban pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember
2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
2012 2011
Laba sebelum manfaat/(beban) pajak penghasilan 1.097.132.642.834 747.934.244.036
Beda temporer:
Penyisihan/(pemulihan) kerugian atas:
Giro pada bank lain (3.697.162.712) 827.530.639
Penempatan pada bank lain (116.075.000) (83.925.000)
Investasi pada surat berharga 70.928.394.245 12.167.733.076
Kelebihan/(kekurangan) penyisihan
kerugian atas pembiayaan 57.831.561.681 (129.175.340.001)
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 193.089.407 (640.386.142)
Beban penyisihan kerugian risiko operasional 1.000.000.000 100.000
Beban atas imbalan pasca-kerja karyawan
dan imbalan jangka panjang karyawan 43.058.682.187 23.704.082.456
Depresiasi aset tetap (7.385.165.385) 15.014.890.061
Cadangan bonus (45.176.348.705) 122.543.887.237
Jumlah beda temporer 116.636.975.718 44.358.572.326
Beda tetap:
Hadiah karyawan 15.832.259.344 14.831.611.975
Depresiasi aset tetap 12.203.229.410 -
Representasi 10.436.367.217 10.904.451.993
Sewa kendaraan dinas 10.701.828.412 7.457.695.836
Sewa rumah dinas 6.639.702.183 5.211.412.702
Membership 4.271.518.609 3.460.331.888
Beban non-operasional 339.935.624 468.673.011
Lain-lain 8.210.844.318 (2.812.435.442)
Jumlah beda tetap 68.635.685.117 39.521.741.963
Jumlah koreksi fiskal 185.272.660.835 83.880.314.289
Penghasilan kena pajak 1.282.405.303.669 831.814.558.325
Beban pajak penghasilan 320.601.325.750 207.953.639.500
Pajak dibayar dimuka - pasal 25 (246.715.858.437) (176.170.277.687)
Utang pajak penghasilan - pasal 25/29 73.885.467.313 31.783.361.813
Bank akan melaporkan jumlah pajak penghasilan tahun 2012 sama dengan perhitungan beban
pajak penghasilan tersebut di atas dalam SPT tahunan.
62
62
c. Rekonsiliasi atas beban pajak penghasilan Bank dengan perkalian laba akuntansi Bank sebelum
manfaat/(beban) pajak penghasilan dan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
2012 2011
Laba sebelum manfaat/(beban)
pajak penghasilan 1.097.132.642.834 747.934.244.036
Beban pajak penghasilan yang dihitung dari
laba sebelum manfaat/(beban) pajak
penghasilan (274.283.160.542) (186.983.561.009)
Pengaruh pajak atas beda tetap (17.158.921.279) (9.880.435.410)
Beban pajak - bersih (291.442.081.821) (196.863.996.419)
Manfaat yang diperoleh dari aset pajak tangguhan yang diakui Bank tergantung pada adanya
penghasilan kena pajak yang lebih besar dari pemulihan perbedaan temporer yang bisa
dikurangkan di masa yang akan datang.
63
63
2012 2011
Fasilitas pembiayaan pemilikan rumah
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) 600.000.000.000 450.000.000.000
Fasilitas pembiayaan ekspor Lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia - 300.000.000.000
Jumlah 600.000.000.000 750.000.000.000
Pada tanggal 3 Oktober 2011, Bank (Mudharib) dan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero)
(Shahibul Mal) telah menandatangani akad pembiayaan mudharabah wal murabahah yang akan
jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) tahun sejak tanggal pelaksanaan pembiayaan sebesar
Rp300.000.000.000. Pinjaman ini bertujuan untuk menyediakan sumber modal kerja Mudharib
untuk pemberian fasilitas Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) dengan menggunakan prinsip
murabahah atau musyarakah mutanaqishah. Nisbah yang ditetapkan adalah 65% untuk Shahibul
Mal dan 35% untuk Mudharib dari pendapatan bruto sebelum dikurangi biaya-biaya terkait yang
diterima oleh Mudharib. Pencairan pembiayaan dilaksanakan dalam dua tahap, masing-masing
sebesar Rp100.000.000.000 dan Rp200.000.000.000 yang dimulai pada tanggal 3 Oktober 2011
dan tanggal 18 Oktober 2011, sementara bagi hasil akan dibayarkan setiap bulan yang akan
dimulai sejak bulan November 2011.
Pada tanggal 29 Desember 2011, PT SMF memberikan tambahan dana untuk jangka waktu 3
(tiga) tahun sejak tanggal pelaksanaan pembiayaan sebesar Rp300.000.000.000 untuk tujuan
menyediakan sumber modal kerja Mudharib untuk pemberian fasilitas PPR dengan menggunakan
prinsip murabahah atau musyarakah mutanaqishah. Nisbah yang ditetapkan adalah 62% untuk
Shahibul Mal dan 38% untuk Mudharib dari pendapatan bruto sebelum dikurangi biaya-biaya
terkait yang diterima oleh Mudharib. Pencairan pembiayaan dilaksanakan dalam dua tahap,
masing-masing sebesar Rp150.000.000.000 pada tanggal 29 Desember 2011 dan 30 Januari
2012. Bagi hasil akan dibayarkan setiap bulan yang akan dimulai sejak bulan Januari 2012.
Pada tanggal 16 September 2011, LPEI dan Bank telah menandatangani surat persetujuan
pembiayaan lembaga keuangan bank (refinancing) dengan akad murabahah yang akan jatuh
tempo dalam waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal pelaksanaan pembiayaan sebesar
Rp300.000.000.000. Pinjaman ini bertujuan untuk membiayai transaksi yang terkait dengan
kegiatan ekspor. Jangka waktu pembiayaan 6 bulan sejak tanggal pencairan dengan nisbah yang
ditetapkan sebesar 75,20% untuk LPEI dan 24,80% untuk Bank. Bagi hasil dibayarkan setiap 3
(tiga) bulan sejak tanggal pencairan dan pada saat jatuh tempo fasilitas.
Akun ini merupakan estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi sebagai berikut:
2012 2011
Bank garansi yang diterbitkan 2.454.754.410 2.667.367.010
Letter of credit (LC) yang tidak dapat dibatalkan 516.260.754 33.198.919
Jumlah 2.971.015.164 2.700.565.929
Per 31 Desember 2012 dan 2011, semua bank garansi yang diterbitkan dan LC yang tidak dapat
dibatalkan yang masih berjalan diklasifikasikan sebagai lancar.
64
64
Ikhtisar perubahan estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi adalah sebagai berikut:
2012
2011
Manajemen berpendapat bahwa estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi yang dibentuk adalah
cukup untuk menutup kemungkinan kerugian liabilitas komitmen dan kontinjensi serta telah memenuhi
ketentuan Bank Indonesia.
Transaksi komitmen dan kontinjensi pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dalam
kegiatan usaha Bank yang memiliki risiko kredit adalah sebagai berikut:
2012 2011
Bank garansi yang diterbitkan 313.826.622.554 311.664.347.727
LC yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan 51.626.075.373 72.097.277.098
Jumlah 365.452.697.927 383.761.624.825
65
65
2012 2011
Mata uang asing
Liabilitas impor berjangka nasabah 115.770.486.913 55.723.353.616
Liabilitas surat kredit berdokumen
dalam negeri (SKBDN) kepada
bank koresponden 13.234.410.545 82.430.194.275
Setoran jaminan 1.861.036.254 4.495.136.777
Lainnya - 138.028.010
130.865.933.712 142.786.712.678
Jumlah 296.466.988.933 295.768.714.447
Ikhtisar perubahan penyisihan atas estimasi kerugian yang timbul dari kasus hukum adalah sebagai
berikut:
2012
2011
2012 2011
Pihak ketiga 425.000.000.000 528.000.000.000
Pihak berelasi (Catatan 37) 75.000.000.000 172.000.000.000
Jumlah surat berharga subordinasi
yang diterbitkan 500.000.000.000 700.000.000.000
Subordinated notes (subnotes) mudharabah Bank Syariah Mandiri tahun 2011 merupakan surat
berharga yang diterbitkan Bank dalam bentuk surat pengakuan liabilitas jangka panjang berjangka
waktu 10 tahun dengan hak melunasi (call option) pada tahun ke-5 (lima) sejak tanggal penerbitan.
Pada tanggal 31 Desember 2012, total subordinated notes mudharabah yang telah diterbitkan oleh
Bank adalah yang diterbitkan pada tahun 2011 sebesar Rp500.000.000.000.
66
66
Untuk penerbitan subordinated notes mudharabah Bank Syariah Mandiri Tahun 2011, Bank telah
memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia dalam surat No. 13/2069/DPbS tanggal 31 Oktober
2011 perihal izin penerbitan subordinated notes mudharabah Bank Syariah Mandiri.
Dewan Pengawas Syariah (DPS) Bank telah mengeluarkan opini melalui suratnya nomor
13/11/DPS/XII/2011 tanggal 14 Desember 2011 menyatakan bahwa subordinated notes syariah
mudharabah telah sesuai dengan fatwa DSN mengenai obligasi syariah dan obligasi syariah
mudharabah (Fatwa DSN-MUI No.32/DSN-MUI/IX/2002 dan No.33/DSN-MUI/IX/2002). Bagi hasil
yang diberikan kepada pemegang subordinated notes diambil dari porsi Bank.
Bertindak sebagai wali amanat subordinated notes mudharabah Bank Syariah Mandiri 2011 adalah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan PT Bank CIMB Niaga Tbk.
Berdasarkan laporan pemeringkat terakhir yang dipublikasikan pada bulan Desember 2012, subnotes
Bank ini memiliki peringkat idAA dari agen pemeringkat efek PT Pefindo.
Pada quarter pertama tahun 2012, Bank telah menggunakan hak melunasi (call option) subordinated
notes syariah Mudharabah 2007 pada tahun ke-5 sejak tanggal penerbitan sebesar
Rp200.000.000.000.
67
67
a. Bukan Bank
1) Investasi terikat
2012 2011
Pihak ketiga
Giro 271.227.198 83.633.335.280
Tabungan 720.450.853.824 400.376.751.410
Jumlah investasi terikat 720.722.081.022 484.010.086.690
Giro dan tabungan investasi terikat merupakan simpanan dana pihak lain yang mendapatkan
imbal bagi hasil dari pendapatan Bank atas penggunaan dana pada penyaluran dana yang
kriterianya telah ditentukan oleh pemilik dana berdasarkan nisbah yang ditetapkan dan disetujui
sebelumnya.
Tabungan investasi tidak terikat tabungan mudharabah merupakan simpanan dana pihak lain
yang mendapatkan imbalan bagi hasil dari pendapatan Bank atas penggunaan dana tersebut
dengan nisbah yang ditetapkan dan disetujui sebelumnya.
Nisbah bagi hasil untuk investasi tidak terikat tabungan mudharabah setara dengan 0,23%
sampai dengan 7,17% per tahun untuk tahun 2012 dan 0,24% sampai dengan 7,43% per tahun
untuk tahun 2011.
68
2012
2011
b. Bank
2012 2011
Pihak ketiga
Investasi tidak terikat:
Tabungan mudharabah 181.054.334.269 162.546.191.785
Deposito mudharabah 122.764.968.979 173.199.352.575
Jumlah dana syirkah temporer bank 303.819.303.248 335.745.544.360
2012 2011
Pihak ketiga 2.886.139.624 1.968.580.682
2012
69
d. Investasi Tidak Terikat - Deposito Mudharabah (bank dan bukan bank) (lanjutan)
2011
2011
Deposito berjangka mudharabah merupakan simpanan dana pihak lain yang mendapatkan
imbalan bagi hasil dari pendapatan Bank atas penggunaan dana tersebut dengan nisbah yang
ditetapkan dan disetujui sebelumnya dengan akad mudharabah muthlaqah.
Nisbah bagi hasil untuk deposito berjangka mudharabah dalam Rupiah berkisar antara 4,69%
sampai dengan 6,80% per tahun untuk tahun 2012 dan berkisar antara 4,91% sampai dengan
7,23% per tahun untuk tahun 2011. Bagi hasil per tahun untuk deposito berjangka mudharabah
dalam mata uang asing berkisar antara 1,36% sampai dengan 1,81% untuk tahun 2012 dan
berkisar antara 0,91% sampai dengan 1,78% untuk tahun 2011.
Deposito berjangka mudharabah dengan akad mudharabah muthlaqah yang dijadikan sebagai
jaminan atas piutang dan pembiayaan adalah masing-masing berjumlah Rp769.143.537.487 dan
Rp391.564.368.585 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
70
70
Pemegang saham, modal ditempatkan dan disetor penuh per 31 Desember 2012 dan 2011 adalah
sebagai berikut:
2012
2011
Berdasarkan hasil Keputusan Rapat Pemegang Saham di luar Rapat Umum Pemegang Saham
PT Bank Syariah Mandiri (Bank) pada tanggal 28 Desember 2012 sesuai dengan akta No. 18 dari
Notaris Efran Yuniarto, S.H. di Jakarta, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menambah setoran modal
saham sebesar Rp300.000.000.000 dalam bentuk tunai dengan penerbitan sebanyak 60 juta lembar
saham baru yang dikeluarkan dari saham portepel.
Berdasarkan hasil Keputusan Rapat Pemegang saham diluar Rapat Umum Pemegang Saham
PT Bank Syariah Mandiri (Bank) pada tanggal 21 Maret 2011 sesuai dengan akta No. 19 dari Notaris
Badarusyamsi, S.H. di Jakarta, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menambah setoran modal saham
sebesar Rp200.000.000.000 dalam bentuk tunai dengan penerbitan sebanyak 40 juta saham baru
yang dikeluarkan dari saham portapel. Selanjutnya pada tanggal 29 Desember 2011 sesuai dengan
akta No. 42 Notaris Efran Yuniarto, S.H. di Jakarta, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menambah
setoran modal saham sebesar Rp300.000.000.000 dalam bentuk tunai dengan penerbitan sebanyak
60 juta lembar saham baru yang dikeluarkan dari saham portepel.
Sesuai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 20 Juni 2012, para pemegang saham telah
memutuskan untuk melakukan penyisihan cadangan umum atas laba tahun sebelumnya sebesar
Rp24.655.555.340 sehingga total cadangan umum menjadi Rp231.648.713.000 atau sebesar 20%
dari modal disetor penuh tahun 2011. Pencadangan saldo laba sebagai cadangan umum dilakukan
guna memenuhi ketentuan Undang-Undang RI tentang Perseroan Terbatas yang mengharuskan
cadangan umum dibentuk paling sedikit sebesar 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor
penuh. Jumlah cadangan umum yang telah dibentuk per 31 Desember 2012 adalah 15,89% dari
modal disetor.
27. TANSIEM
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang dilaksanakan pada tanggal
20 Juni 2012 dan 28 Juni 2011, pemegang saham menyetujui untuk membagikan tansiem kepada
Direksi dan Dewan Komisaris masing-masing dari cadangan tansiem sebesar Rp24.798.161.143 dan
Rp17.912.648.208.
71
71
2012 2011
Pendapatan dari jual beli:
Pendapatan marjin murabahah 3.077.631.899.360 2.172.847.508.517
Pendapatan istishna - bersih 4.123.880.824 7.731.671.704
Jumlah pendapatan dari jual beli 3.081.755.780.184 2.180.579.180.221
29. HAK PIHAK KETIGA ATAS BAGI HASIL DANA SYIRKAH TEMPORER
2012 2011
72
72
376 Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
PT BANK SYARIAH MANDIRI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2012 dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain)
2012 2011
a. Pendapatan imbalan jasa perbankan
Pendapatan ujrah dana talangan haji 441.932.235.502 324.807.690.742
Pendapatan administrasi pembiayaan 237.980.841.451 208.633.045.728
Pendapatan rahn 156.192.015.042 301.465.504.957
Pendapatan administrasi tabungan 105.588.087.375 84.189.484.888
Pendapatan transaksi mata uang asing - bersih 21.334.851.668 15.370.057.551
Pendapatan jasa transaksi ATM lain 21.004.089.264 9.990.380.503
Pendapatan administrasi dan komisi selain
pembiayaan 20.749.588.365 17.238.603.574
Pendapatan ganti rugi restrukturisasi (ta'widh) 14.984.664.313 10.722.468.544
Pendapatan jasa dokumen dalam negeri 13.619.356.566 19.056.851.303
Pendapatan pembiayaan sindikasi 13.076.038.639 5.913.699.787
Pendapatan jasa transaksi ATM Mandiri 8.214.360.320 6.218.488.000
Pendapatan jasa ekspor impor 5.616.610.746 2.568.091.724
Pendapatan komisi bancassurance 5.606.414.816 3.625.188.567
Pendapatan administrasi giro 5.569.456.231 11.188.150.779
Pendapatan jasa transfer RTGS 4.573.935.489 3.673.173.323
Pendapatan jasa payroll 3.269.960.616 2.048.702.838
Pendapatan komisi asuransi 2.971.238.814 5.217.566.704
Pendapatan ta’widh haji 2.345.058.607 3.040.486.651
Pendapatan fee merchant trade 2.076.875.407 2.699.761.193
Lainnya 45.018.898.715 29.825.014.107
1.131.724.577.946 1.067.492.411.463
b. Pendapatan imbalan investasi terikat
Imbalan mudharabah muqayyadah 7.022.971.321 14.255.350.919
Jumlah 1.138.747.549.267 1.081.747.762.382
2012 2011
Beban gaji, upah, tunjangan, dan kesejahteraan
karyawan 816.771.116.339 831.414.240.323
Beban biaya manfaat karyawan 50.717.535.457 32.128.197.291
Beban pendidikan dan pelatihan 49.210.515.570 56.504.361.296
Beban biaya kegiatan sosial pegawai 26.128.541.678 12.820.550.355
Beban pengobatan 14.390.101.286 17.477.521.346
Beban biaya rekrutmen 3.583.397.180 3.831.066.554
Beban lainnya 12.358.450.607 10.706.072.769
Jumlah 973.159.658.117 964.882.009.934
73
73
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012 377
Laporan Keuangan Auditor Independen
2012 2011
a. Beban penyisihan/(pemulihan) kerugian
aset produktif:
Piutang (Catatan 7) 226.151.228.835 203.607.094.692
Pembiayaan musyarakah (Catatan 10) 35.573.288.566 88.295.266.839
Pembiayaan mudharabah (Catatan 9) 31.900.238.975 22.138.524.140
Investasi pada surat berharga (Catatan 6) 70.928.394.245 12.167.733.076
Pinjaman qardh (Catatan 8) 23.926.198.887 19.384.457.759
Giro pada bank lain (Catatan 4) (3.697.162.712) 827.530.639
Penempatan pada bank lain (Catatan 5) (116.075.000) (83.925.000)
Jumlah 384.666.111.796 346.336.682.145
74
74
2012 2011
a. Beban bonus:
Giro wadiah 33.569.381.595 28.486.329.654
Tabungan wadiah simpatik 9.372.277.075 4.418.514.945
Jumlah beban bonus 42.941.658.670 32.904.844.599
b. Beban lainnya:
Premi asuransi penjaminan dana pihak ketiga 92.786.918.162 67.724.002.620
Penyisihan risiko operasional 1.476.695.889 35.425.000
Lain-lain 5.138.559.443 3.288.876.809
Jumlah beban lainnya 99.402.173.494 71.048.304.429
Jumlah 142.343.832.164 103.953.149.028
2012 2011
a. Pendapatan non-usaha:
Laba penjualan aset tetap 3.659.645.183 5.058.121.178
Keuntungan selisih kurs 2.659.390.066 1.181.950.134
Sewa gedung 114.352.500 158.297.500
Lainnya 1.020.167.844 359.635.337
Jumlah pendapatan non-usaha 7.453.555.593 6.758.004.149
b. Beban non-usaha:
Denda dan sanksi 1.108.239.863 332.695.575
Lainnya 314.658.689 135.977.436
Jumlah beban non-usaha 1.422.898.552 468.673.011
Jumlah pendapatan dan beban
Non-usaha - bersih 6.030.657.041 6.289.331.138
Bank mempunyai program pensiun iuran pasti yang meliputi seluruh karyawan tetap yang didanai
melalui iuran tetap bulanan kepada Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Manulife Indonesia.
DPLK ini memperoleh pengesahan terakhir kali dari Menteri Keuangan yang tertuang dalam Surat
Keputusan No.KEP-128/KM.6/2002 tanggal 17 Juni 2002. Iuran program pensiun ini didanai oleh Bank
sebesar 10% dari gaji kotor karyawan.
Iuran yang dibayarkan kepada dana pensiun selama tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing adalah Rp33.804.492.396 dan Rp20.957.618.464.
Asumsi-asumsi dasar yang digunakan untuk menghitung liabilitas imbalan kerja karyawan sesuai
Undang-Undang No.13/2003 dan Peraturan Perusahaan Bank pada tanggal 31 Desember 2012 dan
2011 adalah sebagai berikut:
75
75
2012 2011
Tingkat suku bunga diskonto 5,75% per tahun 6,75% per tahun
Kenaikan gaji 10% per tahun 10% per tahun
Usia pensiun 56 tahun 56 tahun
Tingkat kematian CSO - 1980 CSO - 1980
Tingkat pengunduran diri 10% per tahun sebelum usia 25 tahun dan
berkurang sampai dengan 1% hingga
usia 45 tahun/
Metode penilaian Projected Unit Credit
Tabel di bawah ini merupakan komponen dari liabilitas bersih yang diestimasi atas imbalan kerja
karyawan yang diakui dalam laporan laba dan rugi komprehensif dan jumlah yang diakui dalam
laporan posisi keuangan dalam hubungannya dengan liabilitas yang diestimasi atas imbalan kerja
karyawan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 oleh aktuaris independen (PT Dayamandiri
Dharmakonsilindo) dalam laporannya masing-masing tertanggal 16 Januari 2013 dan 21 Januari 2012.
2012
Penghargaan
UU No. 13/2003 Masa Kerja Jumlah
2011
Penghargaan
UU No. 13/2003 Masa Kerja Jumlah
Liabilitas imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
2012
Penghargaan
UU No. 13/2003 Masa Kerja Jumlah
76
76
Liabilitas imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut
(lanjutan):
2011
Penghargaan
UU No. 13/2003 Masa Kerja Jumlah
Mutasi liabilitas imbalan kerja karyawan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
2012
Penghargaan
UU No. 13/2003 Masa Kerja Jumlah
2011
Penghargaan
UU No. 13/2003 Masa Kerja Jumlah
Perubahan satu poin persentase dalam tingkat yang diasumsikan terhadap kenaikan tingkat suku
bunga diskonto akan memiliki dampak sebagai berikut:
2012 2011
77
77
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Pemegang saham Giro pada bank lain, Liabilitas segera, Pendapatan
usaha lainnya, Beban operasi lainnya
PT Bank Sinar Harapan Bali Mempunyai induk yang sama Simpanan dari bank lain
PT AXA Mandiri Financial Services Mempunyai induk yang sama Mempunyai induk yang sama
Pemerintah Negara Republik Indonesia Pemegang saham utama Investasi pada surat berharga
PT Bank BNI Syariah Anak perusahaan BUMN PT Bank Negara Giro pada bank lain, Surat berharga subordinasi yang
Indonesia (Persero) Tbk diterbitkan
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Perusahaan BUMN Piutang dan pembiayaan, Simpanan nasabah
PT Pos Indonesia (Persero) Perusahaan BUMN Piutang dan pembiayaan, Simpanan nasabah
PT Permodalan Nasional Madani Perusahaan BUMN Piutang dan pembiayaan, Simpanan nasabah
(Persero)
PT Hutama Karya (Persero) Perusahaan BUMN Simpanan nasabah, Piutang dan pembiayaan
PT Istaka Karya (Persero) Perusahaan BUMN Piutang dan pembiayaan, Simpanan nasabah
PT Rumah Sakit Pelni Anak perusahaan BUMN PT Pelni (Persero) Piutang dan pembiayaan
PT Balebat Dedikasi Prima Anak perusahaan BUMN PT Telkom Piutang dan pembiayaan
Indonesia Tbk.
PT Bahana Artha Ventura Anak perusahaan BUMN Bahana PUI Piutang dan pembiayaan
78
78
382 Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
PT BANK SYARIAH MANDIRI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2012 dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain)
PT BPD Jawa Tengah Perusahaan BUMD Giro pada bank lain, Surat berharga subordinasi yang
diterbitkan, Penempatan pada bank lain
PT Bank BPD Sulawesi Tengah Perusahaan BUMD Giro pada bank lain
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Unit perusahaan BUMN PT Bank Tabungan Penempatan pada bank lain
- Unit Usaha Syariah Negara (Persero) Tbk.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Perusahaan BUMN Simpanan nasabah
79
79
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012 383
Laporan Keuangan Auditor Independen
Saldo aset, liabilitas, investasi tidak terikat, pendapatan usaha lainnya, beban administrasi, beban
usaha lain, dan beban kepegawaian dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:
2012 2011
Aset
Giro pada bank lain (Catatan 4) 106.092.735.229 148.376.481.266
Penempatan pada bank lain (Catatan 5) 105.000.000.000 50.000.000.000
Investasi pada surat berharga
(Catatan 6) 1.437.876.713.473 1.620.344.108.655
Piutang murabahah (Catatan 7) 207.032.014.855 137.849.986.050
Pembiayaan mudharabah (Catatan 9) 208.542.959.936 197.358.726.136
Pembiayaan musyarakah (Catatan 10) 203.803.014.000 660.072.398.675
Jumlah 2.268.347.437.493 2.814.001.700.782
Persentase terhadap jumlah aset 4,18% 5,78%
Liabilitas
Liabilitas segera (Catatan 14) 112.812.995.821 99.074.290.311
Simpanan wadiah (Catatan 16) 43.585.618.633 1.270.429.356.269
Simpanan dari bank lain (Catatan 17) 6.391.071.948 2.161.483.231
Pembiayaan diterima (Catatan 19) 600.000.000.000 450.000.000.000
Surat berharga subordinasi
yang diterbitkan (Catatan 22) 75.000.000.000 172.000.000.000
Jumlah 837.789.686.402 1.993.665.129.811
Persentase terhadap jumlah liabilitas 9,14% 28,31%
80
80
2012 2011
Beban kepegawaian (Catatan 31)
Gaji, bonus, tansiem, dan tunjangan lainnya
Tansiem 24.798.161.143 17.912.648.208
Gaji 18.323.069.020 15.689.801.500
Bonus 5.228.709.076 8.920.232.638
Tunjangan lainnya 12.351.427.473 6.573.214.000
Jumlah 60.701.366.712 49.095.896.346
Persentase terhadap jumlah beban kepegawaian 6,24% 5,09%
2012 2011
Liabilitas Komitmen
Fasilitas pembiayaan kepada nasabah yang
belum digunakan 1.737.388.998.753 1.364.422.488.462
L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih
berjalan 51.626.075.373 72.097.277.098
1.789.015.074.126 1.436.519.765.560
Liabilitas Kontinjensi
Bank garansi yang diterbitkan 285.948.501.768 294.946.997.969
Lainnya 27.878.120.786 16.717.349.758
Jumlah 2.102.841.696.680 1.748.184.113.287
Sesuai ketentuan-ketentuan tersebut, sejak tanggal 1 Juli 2010 bank umum wajib mengelola dan
memelihara PDN secara keseluruhan paling tinggi 20% dari modal setiap 30 menit sejak sistem tresuri
Bank dibuka sampai dengan sistem tresuri ditutup.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 Bank telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang
Posisi Devisa Neto.
81
81
PDN Bank pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
2012
Kewajiban dan
Aset dan Aset Kewajiban pada
pada Rekening Rekening Posisi Devisa
Administratif Administratif Neto (Absolut)
(Jutaan Rp) (Jutaan Rp) (Jutaan Rp)
Modal 4.567.310
2011
Kewajiban dan
Aset dan Aset Kewajiban pada
pada Rekening Rekening Posisi Devisa
Administratif Administratif Neto (Absolut)
(Jutaan Rp) (Jutaan Rp) (Jutaan Rp)
Modal 3.720.674
40. ZAKAT
Bank telah menghitung besarnya biaya zakat sebesar 2,5% dari laba sebelum zakat dan pajak
penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing
sebesar Rp28.131.606.226 dan Rp19.177.801.129 yang telah dibukukan sebagai biaya zakat pada
tahun 2012 dan 2011.
Sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun 2011 yang diselenggarakan pada tanggal
20 Juni 2012, RUPS menyetujui pembayaran zakat Bank sebesar 2,5% dari laba sebelum pajak dan
zakat untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp19.177.801.129 yang
dibukukan sebagai biaya tahun 2011. Bank telah menyalurkan dana zakat Bank sebesar
Rp36.595.658.010 selama tahun 2012 melalui LAZNAS BSM .
82
82
41. DENDA
Denda dibebankan kepada debitur sebagai biaya tunggakan. Biaya tunggakan adalah biaya yang
dikenakan kepada debitur karena kelalaian debitur dalam memenuhi kewajibannya kepada Bank.
Besarnya denda ditetapkan berdasarkan ketentuan internal. Bank tidak mengakui pendapatan atas
biaya tunggakan tersebut, namun digunakan sebagai dana kebajikan (qardhul hasan). Bank menerima
biaya tunggakan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
masing-masing sebesar Rp830.667.606 dan sebesar Rp637.436.361. Penggunaan dana sosial
disalurkan melalui LAZNAS BSM.
Dalam perjanjian ini disebutkan bahwa Bank wajib untuk menyalurkan marjin yang telah diterima dari
debitur-debitur kepada Bank Mandiri setiap tiga bulan. Dalam perannya sebagai pelaksana (agen
penyaluran) dalam pembiayaan ini, Bank menerima komisi atas marjin yang diterima dari debitur-debitur
setiap bulan sebesar 35% dan menyetorkan 65% dari pendapatan yang diterima dari debitur-debitur
yang disetarakan dengan rate SBI 3 (tiga) bulan ke Bank Mandiri. Perjanjian ini akan berakhir pada
tanggal 10 Desember 2009, namun pada tanggal 29 Mei 2008, melalui surat nomor
MRB.SBS/BPD.1619/2008, akad diperpanjang sampai dengan tanggal 10 Desember 2019. Porsi dana
yang diterima Bank per 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar RpNihil dan
Rp197.049.823.640.
83
83
Berdasarkan surat dari Bank Mandiri No.CBB.BB/BPD.1294/2012 tanggal 23 Juli 2012, Mandiri telah
setuju untuk menyelesaikan penyaluran MMq SUP 005 dari Bank dengan total penyaluran
Rp197.049.823.640 yang telah diselesaikan pada tanggal 27 Juli 2012. Penyelesaian ini telah disetujui
oleh Menteri Keuangan melalui suratnya kepada Bank Mandiri No.S-6031/MK.5/2012 tanggal
10 Juli 2012.
Program DNS (Debt for Nature Swap) adalah suatu program yang memberikan keringanan utang
dari suatu negara kreditur dalam hal ini pemerintah Jerman kepada pemerintah Indonesia, dengan
menyisihkan dana untuk kegiatan pelestarian lingkungan.
Berdasarkan Surat Keputusan Sekretaris Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-32/SES/LH/09/2006
Bank telah ditunjuk menjadi Bank Pelaksana untuk menyalurkan program pembiayaan Debt for Nature
Swap (DNS) sektor lingkungan kepada Usaha Mikro dan Kecil (UMK). Besarnya pembiayaan untuk
UMK maksimum sebesar Rp500.000.000. Penunjukan ini diikat dalam perjanjian kerjasama yang telah
diperbaharui dengan perjanjian No. 11/41-PKS/DIR tanggal 13 April 2009 antara Bank dengan
Kementerian Lingkungan Hidup. Perhitungan bagi hasil untuk Bank berkisar antara 33% hingga 50%
dari marjin yang diterima dari debitur.
Dana Bergulir Syariah yang selanjutnya disebut DBS adalah dana pemerintah yang berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang disalurkan dalam bentuk pembiayaan kepada
Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) dan Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS) dalam jangka
waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan permodalan anggotanya yang bergerak di berbagai usaha
produktif. Kementerian Negara Koperasi Menengah Bidang Pembiayaan bekerja sama dengan Bank
untuk menyalurkan pembiayaan DBS kepada KJKS/UJKS.
Perhitungan bagi hasil antara Bank dan Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah adalah sebesar 40% dan 60%. Keuntungan yang didistribusikan kepada Bank dialokasikan
10% untuk keperluan cadangan penghapusan piutang dan 30% untuk administrasi, pengawasan, dan
pembinaan KJKS/UJKS.
43. ANALISA JATUH TEMPO ASET, LIABILITAS DAN DANA SYIRKAH TEMPORER BERDASARKAN
PERIODE WAKTU YANG TERSISA
Tabel dibawah menyajikan aset (sebelum penyisihan kerugian) dan liabilitas Bank yang
dikelompokkan berdasarkan periode waktu yang tersisa sejak tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
sampai jatuh temponya.
2012
Jumlah Kurang dari 1 bulan 1 - 3 bulan Lebih dari 3 - 12 bulan Lebih dari 1 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun
ASET
Kas 1.108.282.646.315 1.108.282.646.315 - - - -
Giro dan penempatan pada
Bank Indonesia 5.425.378.388.198 5.425.378.388.198 - - - -
Giro pada bank lain 271.289.459.714 271.289.459.714 - - - -
Penempatan pada bank lain 170.000.000.000 170.000.000.000 - - - -
Investasi pada surat berharga 1.895.618.404.079 116.622.061.627 11.485.038.409 560.629.461.474 1.126.881.842.569 80.000.000.000
Piutang 27.753.554.720.614 1.331.504.711.082 1.809.680.038.281 5.894.484.224.560 1.680.538.397.050 17.037.347.349.641
Pinjaman qardh 6.199.260.625.477 455.434.703.554 580.700.537.945 1.060.056.244.544 713.065.694.398 3.390.003.445.036
Pembiayaan mudharabah 4.273.760.117.927 156.089.880.730 411.174.374.604 1.041.086.153.322 355.460.789.488 2.309.948.919.783
Pembiayaan musyarakah 6.336.768.771.581 42.463.729.953 190.282.612.976 1.269.254.546.618 683.664.042.704 4.151.103.839.330
Aset tetap - bersih 743.598.369.939 - - - 643.669.925.321 99.928.444.618
Aset lain-lainnya 1.462.214.350.354 1.073.577.050.718 149.730.603.445 105.756.848.431 129.230.372.907 3.919.474.853
LIABILITAS
Liabilitas segera 746.363.679.559 746.363.679.559 - - - -
Bagi hasil dana syirkah temporer
dan bonus wadiah pihak ketiga
yang belum dibagikan 39.952.815.813 39.952.815.813 - - - -
Simpanan wadiah 7.332.436.237.235 7.332.436.237.235 - - - -
Simpanan dari bank lain 37.976.152.273 37.976.152.273 - - - -
Utang pajak 112.464.259.877 112.464.259.877 - - - -
Pembiayaan diterima 600.000.000.000 - - - 600.000.000.000 -
Estimasi kerugian komitmen
dan kontinjensi 2.971.015.164 2.971.015.164 - - - -
Liabilitas lain 296.466.988.933 296.466.988.933 - - - -
84
84
43. ANALISA JATUH TEMPO ASET, LIABILITAS DAN DANA SYIRKAH TEMPORER BERDASARKAN
PERIODE WAKTU YANG TERSISA (lanjutan)
2012
Jumlah Kurang dari 1 bulan 1 - 3 bulan Lebih dari 3 - 12 bulan Lebih dari 1 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun
2011
Jumlah Kurang dari 1 bulan 1 - 3 bulan Lebih dari 3 - 12 bulan Lebih dari 1 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun
ASET
Kas 1.052.994.796.839 1.052.994.796.839 - - - -
Giro dan penempatan pada
Bank Indonesia 7.097.490.254.294 6.997.490.254.294 100.000.000.000 - - -
Giro pada bank lain 586.109.944.727 586.109.944.727 - - - -
Penempatan pada bank lain 181.607.500.000 136.270.000.000 45.337.500.000 - - -
Investasi pada surat berharga 2.189.862.242.230 87.400.750.201 17.517.809.032 364.050.630.555 1.625.893.052.442 95.000.000.000
Piutang 19.902.754.336.831 315.623.703.309 500.856.217.875 1.544.157.979.271 13.268.492.626.396 4.273.623.809.980
Pinjaman qardh 6.529.509.884.957 1.544.193.466.277 1.104.149.320.419 2.520.448.107.221 1.360.454.991.040 264.000.000
Pembiayaan mudharabah 4.671.139.955.353 8.702.006.000 30.671.232.364 311.816.674.397 4.065.001.653.426 254.948.389.166
Pembiayaan musyarakah 5.428.200.940.264 908.239.843.953 1.451.946.498.815 2.210.439.197.410 856.162.323.232 1.413.076.854
Aset tetap - bersih 511.063.089.204 - - - 411.147.644.585 99.915.444.619
Aset lain-lainnya 1.576.696.362.302 127.438.047.080 937.193.720.314 250.865.736.039 259.421.330.119 1.777.528.750
LIABILITAS
Laibilitas segera 637.797.132.837 637.797.132.837 - - - -
Bagi hasil dana syirkah temporer
dan bonus wadiah pihak ketiga
yang belum dibagikan 106.841.886.190 106.841.886.190 - - - -
Simpanan wadiah 5.095.862.210.038 5.095.862.210.038 - - - -
Simpanan dari bank lain 78.830.661.140 78.830.661.140 - - - -
Utang pajak 73.338.262.934 - - 73.338.262.934 - -
Pembiayaan diterima 750.000.000.000 - - 300.000.000.000 - 450.000.000.000
Estimasi kerugian komitmen
dan kontinjensi 2.700.565.929 461.166.925 882.985.286 599.566.281 756.847.437 -
Liabilitas lain 295.768.714.447 154.537.608.395 6.689.891.734 134.325.015.178 216.199.140 -
Usaha-usaha yang dilakukan Bank untuk mengatasi maturity gap yang ada adalah sebagai berikut:
1) Mengupayakan agar dana pihak ketiga disalurkan dalam bentuk piutang dan pembiayaan dengan
jangka waktu yang tidak melebihi jangka waktu penghimpunan dana. Dengan demikian dana
jangka pendek diupayakan disalurkan ke dalam pembiayaan jangka pendek.
Demikian juga sebaliknya untuk pendanaan jangka panjang diupayakan disalurkan ke dalam
pembiayaan jangka panjang pula.
2) Mengupayakan agar dana pihak ketiga dihimpun dalam periode jangka panjang dengan
memberikan imbal hasil yang lebih kompetitif.
85
85
Berdasarkan Peraturan LPS No. 2 tanggal 25 November 2010, simpanan yang dijamin meliputi giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan simpanan dari bank lain.
Pada tanggal 13 Oktober 2008, Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah
No. 66 Tahun 2008 tentang besaran nilai simpanan yang dijamin LPS. Berdasarkan peraturan
tersebut, nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank yang semula berdasarkan
Undang-Undang RI No. 24 Tahun 2004 ditetapkan maksimum Rp100.000.000 diubah menjadi
maksimum Rp2.000.000.000.
Dalam melakukan kegiatan usaha, Bank menghadapi berbagai risiko yaitu risiko kredit, risiko likuiditas,
risiko pasar, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategis, dan risiko kepatuhan.
Risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) dalam
memenuhi kewajibannya. Risiko kredit yang timbul dari kegiatan pembiayaan dikelola baik pada
tingkat transaksi maupun portofolio. Pengelolaan risiko kredit dirancang untuk menjaga
independensi dan integritas proses penilaian risiko, serta diversifikasi risiko kredit.
Dalam upaya menurunkan potensi risiko kredit, Bank perlu melakukan berbagai teknik mitigasi
risiko kredit.
Mitigasi risiko kredit dapat dilakukan dengan menggunakan agunan dan jaminan untuk melindungi
Bank dari kemungkinan kerugian yang disebabkan oleh debitur non-performing.
86
86
Langkah-langkah yang dilakukan Bank untuk meminimalkan risiko kredit adalah (lanjutan):
10) Menetapkan batasan inhouse Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).
11) Menetapkan batasan eksposur 25 debitur terbesar.
12) Menetapkan batasan pembiayaan masing-masing sektor industri untuk memitigasi
terkonsentrasinya risiko kredit dalam suatu sektor ekonomi.
13) Menetapkan batasan pembiayaan mata uang asing.
14) Menerapkan prinsip four eye dalam pemrosesan pembiayaan.
15) Menerapkan standardisasi Nota Analisa Pembiayaan.
Risiko pasar adalah risiko pada laporan posisi keuangan dan rekening administratif akibat
perubahan harga pasar, antara lain risiko berupa perubahan nilai dari aset yang dapat
diperdagangkan atau disewakan. Risiko pasar meliputi risiko nilai tukar, risiko perubahan surat
berharga, dan risiko harga emas.
Pemantauan atas pergerakan nilai tukar telah dilakukan secara cermat dan real time sehingga
Bank dapat mengelola portofolio mata uang asing pada kondisi yang paling kondusif bagi Bank.
Selain akibat pergerakan nilai tukar, Bank juga terekspos risiko pasar akibat perubahan tingkat
imbal hasil pasar. Sebagian portofolio pembiayaan yang dimiliki Bank berdasarkan pada perjanjian
jual beli dengan menggunakan harga jual yang tetap. Oleh karena itu, apabila terjadi kenaikan
tingkat imbal hasil pasar, maka Bank tidak diperkenankan untuk melakukan perubahan harga jual
yang telah disepakati. Meskipun demikian, karena Bank beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil,
hal tersebut tidak mengakibatkan Bank mengalami negative spread.
Bank menerapkan pemisahan fungsi yang jelas antara front office, middle office, dan back office.
Unit bisnis sebagai front office berfungsi untuk melaksanakan transaksi tresuri dan investasi. Unit
manajemen risiko sebagai middle office berfungsi untuk mengusulkan sistem limit dan memantau
risiko pasar. Unit kerja operasional berfungsi untuk melakukan settlement transaksi.
Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi liabilitas yang jatuh
tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat
diagunkan, likuiditas bank dipengaruhi oleh struktur dana, likuiditas aset, dan komitmen
pembiayaan kepada debitur.
87
87
Langkah-langkah yang dilakukan Bank untuk meminimalkan risiko likuiditas adalah (lanjutan):
3) Mengukur kecukupan likuiditas Bank melalui penyusunan proyeksi cash flow dan liquidity gap.
4) Menjaga akses Bank ke pasar uang antar bank syariah melalui perolehan dan pemberian
credit line dari dan untuk bank lain.
5) Memantau rasio likuiditas antara lain monitoring rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga,
rasio liabilitas antar bank, dan rasio kas terhadap dana pihak ketiga.
6) Melaksanakan stress test risiko likuiditas secara berkala.
Risiko operasional adalah risiko yang timbul karena kurang memadainya proses internal,
kegagalan sistem, manusia, dan kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Risiko
operasional merupakan risiko terbesar yang perlu dikelola secara hati-hati karena dampak risiko
operasional yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha bank.
Pengendalian risiko operasional perlu dilakukan untuk memitigasi risiko operasional. Pengendalian
risiko dilakukan melalui pemisahan tugas dan tanggung jawab, mekanisme dual control/dual
custody dalam pelaksanaan transaksi, fungsi override/otorisasi, pembatasan wewenang akses
sistem, pendidikan karyawan secara berkelanjutan, dan proses penilaian dan pelaksanaan fungsi
internal audit.
Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Kelemahan
aspek yuridis tersebut antara lain disebabkan adanya, ketiadaan peraturan perundang-undangan
Republik Indonesia (RI) yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya
syarat sahnya kontrak dan pengikatan dokumen yang tidak sempurna.
88
88
Sebagai sebuah perusahaan yang berdiri dalam yuridiksi hukum Indonesia, Bank harus selalu
tunduk terhadap segala peraturan hukum yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia selaku regulator
industri perbankan di Indonesia. Selain itu, Bank juga harus mengikuti segala bentuk peraturan
perundangan yang berlaku di masyarakat baik yang terkait secara langsung maupun tidak
langsung dengan kegiatan usaha Bank. Kegagalan Bank dalam mengikuti peraturan hukum yang
berlaku dapat mengakibatkan pada timbulnya tuntutan hukum yang akan ditujukan kepada Bank.
Apabila tuntutan-tuntutan hukum yang diajukan kepada Bank memiliki nilai yang material, maka
hal tersebut dapat memberikan dampak secara langsung terhadap kinerja keuangan Bank.
Untuk memitigasi risiko hukum yang mungkin timbul akibat tuntutan hukum atau kelemahan aspek
yuridis, Bank memiliki unit kerja yang berfungsi antara lain membuat kebijakan hukum dan standar
dokumen hukum yang terkait dengan produk atau fasilitas perbankan yang ditawarkan oleh Bank
kepada masyarakat, dimana kebijakan hukum dan standar dokumen hukum dimaksud dibuat
dengan mengacu kepada ketentuan peraturan perundangan yang berlaku serta memperhatikan
kepentingan aspek yuridis dari Bank. Selain itu, Bank juga memiliki divisi litigasi yang salah satu
fungsinya adalah menangani setiap permasalahan hukum yang terkait dengan litigasi agar risiko
hukum yang mungkin timbul dapat diminimalisir seminimal mungkin.
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber
dari persepsi negatif terhadap Bank. Risiko ini melekat dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh
Bank. Kegagalan Bank dalam menjaga reputasinya di mata masyarakat dapat menimbulkan
pandangan maupun persepsi negatif masyarakat terhadap Bank. Apabila risiko ini dihadapi oleh
Bank, maka dalam waktu singkat dapat terjadi penurunan atau hilangnya kepercayaan nasabah
terhadap Bank yang pada akhirnya akan memberikan dampak negatif terhadap pendapatan dan
volume aktivitas Bank.
Adapun metode untuk memitigasi risiko reputasi yang telah dilakukan oleh Bank selama ini adalah
sebagai berikut:
1) Menetapkan dan me-review kebijakan manajemen risiko reputasi.
2) Menyusun inisiatif strategis komunikasi pemasaran.
3) Melakukan redesign iklan baik pada tingkat Bank maupun produk, melaksanakan iklan dengan
skala nasional dan lokal.
4) Melaksanakan program pada acara-acara khusus.
5) Menetapkan standar kualitas layanan melalui inisiatif Syariah Service Champion.
6) Memantau eksposur risiko reputasi melalui laporan publisitas, Complaint Management
System, dan Electronic Banking Information System.
Risiko strategis adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan
suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
8989
Bank telah menetapkan rencana strategis dan rencana bisnis baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang hal ini menjadi mutlak untuk dilakukan, mengingat Bank sebagai bank syariah
terbesar di Indonesia senantiasa ditantang dan dipacu untuk selalu berdiri di posisi terdepan.
Adapun metode untuk memitigasi risiko strategis yang telah dilakukan oleh Bank selama ini adalah
sebagai berikut:
1) Menetapkan dan me-review kebijakan manajemen risiko strategis.
2) Menyusun Rencana Bisnis Bank (RBB) yang berisi sasaran dan inisiatif strategis Bank. RBB
juga berfungsi sebagai pedoman mengendalikan risiko khususnya risiko strategis.
3) Menyusun target bisnis kantor wilayah berdasarkan RBB.
4) Melakukan sosialisasi penetapan target usaha ke seluruh wilayah usaha.
5) Memantau kinerja seluruh unit kerja melalui perhitungan Key Performance Indicator dengan
metode balance scorecard.
6) Menyusun rencana inti untuk strategi usaha jangka panjang yang mencakup seluruh unit
kerja, dengan mengundang konsultan bisnis eksternal.
Risiko kepatuhan merupakan risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan
peraturan perundang-undangan RI dan ketentuan yang berlaku bagi bank syariah. Dalam
menjalankan kegiatan usaha pada industri perbankan, Bank diwajibkan untuk selalu tunduk
terhadap peraturan perbankan yang diterbitkan baik oleh Pemerintah, Bank Indonesia dan
Dewan Syariah Nasional.
Pada umumnya, risiko kepatuhan melekat pada sebuah perseroan terbatas yang terkait erat
pada peraturan perundang-undangan RI dan ketentuan lain yang berlaku, yang mengatur
kewajiban Bank sebagai sebuah lembaga perbankan syariah, seperti: risiko kredit terkait dengan
ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM); Kualitas Aset Produktif;
Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aset Produktif (PPAP); Batas Maksimum Pemberian
Kredit (BMPK); penerapan tata kelola yang baik (GCG); risiko pasar terkait dengan ketentuan
Posisi Devisa Neto (PDN), serta risiko strategis terkait dengan ketentuan Rencana Bisnis Bank
(RBB), Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) dan risiko lain yang terkait dengan ketentuan
tertentu. Ketidakmampuan Bank untuk mengikuti dan mematuhi seluruh peraturan perundangan
yang terkait dengan kegiatan usaha perbankan dapat berdampak terhadap kelangsungan usaha
Bank.
90
90
394 Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
PT BANK SYARIAH MANDIRI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2012 dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain)
Dalam mengelola risiko kepatuhan, Bank melakukan langkah-langkah sebagai berikut (lanjutan):
5) Penyempurnaan ketentuan Know Your Customer (KYC), Anti Pencucian Uang (APU) dan
Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT):
a) pedoman APU dan PPT;
b) pengukuran index KYC, APU dan PPT;
c) penetapan petugas Unit Kepatuhan dan Pengenalan Nasabah (UKPN) di unit kerja;
d) kelengkapan data nasabah;
e) kewaspadaan terhadap Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU);
f) melaksanakan penerapan APU dan PPT ke cabang.
6) Merevisi dan melengkapi tools Compliance Procedure dengan menyediakan checksheet.
7) Meningkatkan pelaksanaan pengujian sertifikat kepatuhan (Compliance Certificate).
8) Memberdayakan Sharia Compliance Officer untuk mengkaji dan menganalisa kesesuaian
Syariah dari suatu produk/aktivitas Bank.
a. Berdasarkan perhitungan manajemen pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 Bank memiliki
rasio kecukupan penyediaan modal minimum (KPMM) masing-masing sebesar 13,82% dan
14,57%.
b. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 Bank memiliki rasio Aset Produktif yang
Diklasifikasikan (APYD) terhadap jumlah aset produktif masing-masing sebesar 0,97 dan 0,98.
c. Rasio piutang dan pembiayaan yang non-performing (gross) terhadap jumlah piutang dan
pembiayaan adalah sebesar 2,82% dan 2,42% masing-masing untuk tanggal 31 Desember 2012
dan 2011.
d. Dalam laporan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang disampaikan Bank kepada Bank
Indonesia pada tanggal 31 Desember 2012 tidak terdapat piutang dan pembiayaan yang
melampaui atau melanggar ketentuan BMPK.
Pada tahun 2004 dan 2005 kantor pusat dan beberapa kantor cabang Bank telah menerima Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Tagihan Pajak (STP) atas Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) untuk masa pajak Januari sampai dengan Desember 2003 dari Direktorat Jenderal
Pajak (Dirjen Pajak) dengan jumlah sebesar Rp37.649.329.708, sehubungan Bank dalam
melaksanakan fungsi intermediasi-nya telah menyalurkan dana berdasarkan prinsip syariah dalam
bentuk pembiayaan murabahah. Rincian SKPKB dan STP tersebut adalah sebagai berikut: kantor
pusat di Jakarta sebesar Rp25.542.431.822, kantor cabang di Jambi sebesar Rp1.588.713.232,
kantor cabang di Solo sebesar Rp5.830.767.262, kantor cabang di Bandar Lampung sebesar
Rp2.377.922.133 dan kantor cabang di Pekalongan sebesar Rp2.309.495.259.
Terhadap SKPKB dan STP tersebut di atas, Bank tidak bersedia melaksanakan pembayaran
dengan alasan terdapat permasalahan status hukum perpajakan dari transaksi pembiayaan
murabahah, yang saat itu berlaku belum secara spesifik dan eksplisit mengatur kegiatan usaha
bank syariah khususnya pembiayaan murabahah sehingga diperlukan proses penafsiran.
91
91
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012 395
Laporan Keuangan Auditor Independen
Bank berpendapat bahwa pembiayaan murabahah adalah jasa perbankan sebagaimana diatur
dalam UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang telah diubah dengan UU No. 10 Tahun
1998 dan UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dengan demikian pembiayaan
murabahah dikecualikan dari pengenaan PPN. Hal ini sesuai dengan UU No. 8 Tahun 1983 yang
telah diubah dengan UU No. 18 Tahun 2000 tentang PPN barang dan jasa dan penjualan atas
barang mewah.
Dirjen Pajak berpendapat bahwa kegiatan transaksi murabahah yang dilakukan oleh Bank
terutang PPN karena kegiatan tersebut dilakukan dengan berdasarkan prinsip jual beli barang dan
kegiatan transaksi murabahah tidak termasuk jenis jasa di bidang perbankan.
Selanjutnya pada tahun 2010, pemerintah telah menerbitkan Undang-Undang Republik Indonesia
No. 2 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Undang-Undang RI No. 47 Tahun 2009 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010 yang berlaku sejak tanggal 25
Mei 2010. Pada pasal 3 ayat 2 poin b dari undang-undang tersebut dan paragraf penjelasannya
disebutkan bahwa pengenaan PPN atas transaksi murabahah terhadap beberapa bank syariah
tertentu ditanggung oleh pemerintah. Berdasarkan paragraf penjelasan dari pasal 3 ayat 2 tersebut
jumlah PPN Bank yang ditanggung oleh pemerintah adalah sebesar Rp25.542.431.822 dari jumlah
SKPKB dan STP yang diterima Bank sebesar Rp37.649.329.708 sebagaimana dijelaskan dalam
paragraf sebelumnya.
Manajemen berkeyakinan bahwa selisih antara jumlah PPN yang ditanggung oleh pemerintah dan
jumlah SKPKB dan STP yang diterima oleh Bank tidak akan ditagihkan kepada Bank sesuai
maksud dan tujuan dari Undang-Undang tersebut.
Pada tanggal 15 Oktober 2009, pemerintah telah menerbitkan Undang-Undang RI No.42 tahun
2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang RI No. 8 tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang berlaku mulai
tanggal 1 April 2010. Undang-Undang RI tersebut menegaskan bahwa jasa pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah termasuk kelompok jasa yang tidak dikenai PPN.
Pada tanggal 12 Januari 2009, PT Atriumasta Sakti (PT AS) menggugat Bank melalui Badan
Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS) dengan register perkara No.16/Tahun
2008/BASYARNAS/Ka.Jak. Para pihak dalam perkara ini adalah PT AS sebagai Pemohon dan
Bank sebagai Termohon.
Dari proses persidangan, pada tanggal 16 September 2009, Majelis Arbitrase BASYARNAS telah
memutuskan antara lain menghukum Bank untuk mengembalikan kepada PT AS dana sebesar
Rp878.791.366 (delapan ratus tujuh puluh delapan juta tujuh ratus sembilan puluh satu ribu tiga
ratus enam puluh enam Rupiah) dan menghukum untuk mengembalikan kepada PT AS biaya-
biaya lainnya sepanjang biaya-biaya tersebut didukung oleh bukti-bukti pengeluaran yang telah
diverifikasi oleh Kantor Akuntan Publik mengenai kebenarannya, baik mengenai keaslian bukti-
bukti tersebut maupun mengenai besarnya biaya dengan perkiraan sebesar Rp11.647.310.116.
Atas keputusan Majelis Arbitrase tersebut, Bank telah menempuh upaya hukum mulai dari
Permohonan Pembatalan melalui Pengadilan Agama Jakarta Pusat hingga upaya Peninjauan
Kembali (PK) di Mahkamah Agung.
Mahkamah Agung telah menerbitkan surat No. 22/SPM-AG/C-I/V/2012 tertanggal 21 Mei 2012
yang menolak Peninjauan Kembali yang diajukan oleh Bank.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Bank telah membentuk penyisihan atas estimasi
kerugian atas perkara hukum ini sebesar Rp12.000.000.000.
92
92
Pada tanggal 30 November 2011, Bank Indonesia (BI) telah menghentikan sementara kegiatan
Bank dalam penerimaan nasabah rahn baru dan penambahan pembiayaan nasabah rahn yang
sudah ada pada tanggal tersebut. Menurut BI, penghentian ini karena kebijakan dari operasional
rahn Bank mengandung risiko yang cukup tinggi dan telah dimanfaatkan untuk tujuan spekulasi.
Bank telah mengambil tindakan korektif dengan penurunan saldo portofolio pembiayaan rahn,
memperbaiki dan merubah kebijakan operasional rahn, sehingga Bank Indonesia
memperbolehkan penyaluran kembali pembiayaan Rahn sesuai dengan surat Bank Indonesia
No. 14/410/DPbS tanggal 14 Maret 2012.
Pada tahun 2012, Bank Indonesia menerbitkan Surat Edaran (SE) BI No.14/7/DPbS mengenai
“Produk Qardh Beragun Emas Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah“ yang berlaku sejak
29 Pebruari 2012 yang mengatur bahwa untuk menjalankan bisnis Qardh beragun emas, Bank
harus menurunkan secara bertahap pembiayaan nasabah yang memiliki saldo diatas Rp250 juta,
membatasi rasio financing to value (FTV) maksimum sebesar 80% dari rata-rata harga jual 100
gram emas PT ANTAM (Persero) Tbk dan membatasi jumlah portofolio rahn maksimal sebesar
jumlah terkecil antara 20% dari jumlah seluruh pembiayaan atau 150% dari modal bank (KPMM).
Bank Indonesia juga menerbitkan SE BI No.14/16/DPbS yang berlaku sejak 31 Mei 2012
mengenai “Produk Pembiayaan Kepemilikan Emas (PKE) Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha
Syariah“. Untuk menjalankan produk PKE tersebut Bank dilarang mengenakan biaya
penyimpanan dan pemeliharaan atas emas yang dijadikan agunan. Jumlah PKE maksimum
Rp150 juta per nasabah. Nasabah dimungkinkan memperoleh PKE dan Rahn secara bersamaan
dengan jumlah saldo secara keseluruhan Rp250 juta dan jumlah saldo PKE maksimum sebesar
Rp150 juta.
Manajemen yakin bahwa efek dari SE BI ini tidak akan mempunyai dampak material terhadap
laporan keuangan per 31 Desember 2012.
Pada tanggal 21 Desember 2012 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI)
mengeluarkan fatwa No.84/DSN-MUI/XII/2012 tentang Metode Pengakuan Keuntungan Tamwil Bi
Al-Murabahah (pembiayaan murabahah) di Lembaga Keuangan Syariah. Fatwa tersebut mengatur
bahwa pengakuan keuntungan murabahah dalam bisnis yang dilakukan oleh lembaga keuangan
syariah boleh dilakukan secara proporsional atau secara anuitas selama sesuai dengan kebiasaan
yang berlaku di kalangan lembaga keuangan syariah.
Atas dasar fatwa tersebut, pada tanggal 16 Januari 2013, Dewan Standar Akuntansi Syariah -
Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS-IAI) menerbitkan Buletin Teknis No. 9 untuk mengatur dan
menyeragamkan penerapan metode anuitas dalam transaksi murabahah. Berdasarkan Buletin
Teknis No.9, transaksi murabahah yang dilakukan oleh sebagian lembaga keuangan syariah
secara substansi adalah transaksi pembiayaan. Oleh karena itu, perlakuan akuntansi untuk
transaksi pembiayaan murabahah seharusnya mengacu kepada PSAK 55: “Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran“, PSAK 50: “Instrumen Keuangan: Penyajian“, PSAK 60: “Instrumen
Keuangan: Pengungkapan“ dan PSAK lain yang relevan.
Saat ini Bank sedang mengevaluasi Buletin Teknis No.9 tersebut dan belum menentukan
dampaknya terhadap laporan keuangan.
93
93
Dalam akad Murabahah, Lembaga Keuangan Syariah (LKS) menerima pendapatan diluar marjin
keuntungan seperti biaya administrasi dan biaya lain terkait pembiayaan. LKS juga dapat
menanggung beban yang terkait langsung dengan pembiayaan seperti biaya komisi, biaya survei
dan biaya lain. Perlakuan pendapatan dan beban langsung ini belum seragam dilakukan oleh
Lembaga Keuangan Syariah, apakah diakui sekaligus dimuka sebagai pendapatan/biaya atau
diakui sebagai pendapatan/biaya selama masa akad.
Kondisi ini menjadi pertimbangan bagi DSAS-IAI dalam menerbitkan Buletin Teknis No.5 untuk
mengatur perlakuan pendapatan dan biaya yang terkait langsung dengan transaksi murabahah.
Berdasarkan Buletin Teknis No.5, seluruh pendapatan dan biaya tersebut diakui selaras dengan
pengakuan keuntungan murabahah sebagaimana diatur dalam PSAK 102.
Saat ini Bank sedang mengevaluasi Buletin Teknis No.5 tersebut dan belum menentukan
dampaknya terhadap laporan keuangan.
Kebijakan pengelolaan modal Bank bertujuan untuk memastikan bahwa Bank memiliki struktur
permodalan yang efisien, memiliki modal yang kuat untuk mendukung strategi pengembangan usaha
Bank saat ini dan untuk mempertahankan kelangsungan usaha Bank di masa yang akan datang, serta
untuk memenuhi kecukupan permodalan yang ditetapkan oleh regulator.
Rencana Permodalan disusun oleh Direksi sebagai bagian dalam Rencana Bisnis Bank dan disetujui
oleh Dewan Komisaris.
Rencana permodalan Bank disusun berdasarkan penilaian atas kecukupan kebutuhan permodalan
yang dipersyaratkan, rencana pengembangan usaha dan kebutuhan likuiditas Bank.
Rasio kecukupan modal Bank pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut
(dalam jutaan rupiah):
2012 2011
I. Komponen Modal
A. Modal inti 3.655.579 2.701.419
Modal Disetor 1.458.244 1.158.244
Cadangan umum 231.649 206.993
Laba ditahan awal tahun
setelah pajak 1.562.841 1.060.647
Laba tahun berjalan setelah
pajak (50%) 402.845 275.535
94
94
Rasio kecukupan modal Bank pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut
(dalam jutaan rupiah) (lanjutan):
2012 2011
Berdasarkan surat No. 15/01/DPS/I/2013 tanggal 23 Januari 2013 dan surat No. 14/01/DPS/DPS/1/
2012 tanggal 3 Januari 2012 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2012 dan 2011, Dewan Pengawas Syariah (DPS) Bank Syariah Mandiri menyatakan
bahwa secara umum aspek syariah dalam operasional dan produk Bank telah mengikuti fatwa dan
ketentuan syariah yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-
MUI), serta opini syariah dari DPS.
Pada tanggal 9 September 2009, Bank mengadakan perjanjian Penyediaan Jasa IT Core Banking
System dengan PT Anabatic Technologies untuk jangka waktu 12 (dua belas) tahun dengan nilai
kontrak AS$4.488.000. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2012 Bank telah melakukan
pembayaran senilai AS$1.873.080 (2011: AS$1.265.154) sesuai dengan perjanjian tersebut.
Manajemen Bank bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang telah diselesaikan dan
disetujui untuk terbit oleh manajemen Bank pada tanggal 22 Pebruari 2013.
95
95