Makalah Kependudukan
Makalah Kependudukan
Disusun Oleh
Andi Nurhaedah (1517141005)
A.Sy. Haderah (1517141009)
Dwidary Mulyaningrum (1517140007)
Rita Sahara (1517140015)
Yuli Suprianti (1517140005)
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
2.1. Latar Belakang
Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa pada tahun 2015 kota Parepare berada
pada posisi kedua tertinggi setelah Kota Makasar dari 24 kabupaten/kota di
provinsi Sulawesi Selatan dengan IPM 76,31 persen. Hal ini menunjukkan bahwa
pencapaian pembangunan manusia di kota Parepare termasuk tinggi dibandingkan
dengan daerah lain disekitarnya.
Tabel 2.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen IPM Kota
Parepare, Tahun 2013-2015
Jenis Indikator 2013 2014 2015
Angka Harapan Hidup (Tahun) 70.38 70.39 70.59
Harapan Lama Sekolah (Persen) 13.65 14.04 14.44
Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) 9.89 9.95 10.01
Pengeluaran Perkapita Riil Disesuaikan (Ribu 12.69
12.554 12.817
Rupiah) 2
Indeks Pembangunan Manusia (Persen) 75.10 75.66 76.31
Tabel diatas menunjukkan peningkatan pada masing-masing indikator IPM di
Kota Parepare antara tahun 2013-2015. Angka Harapan hidup antar atahun 2013
sampai dengan 2015 mengalami peningkatan sebesar 0,21 tahun, sedangkan
angka harapan lama sekolah meningkat sebesar 0,79 persen dan rata rata lama
sekolah meningkat sebesar 0,12 tahun serta Pengeluaran Perkapita Riil meningkat
sebesar 0,263 ribu rupiah.
Grafik 2.2 Grafik setiap komponen Indeks Pembangunan Manusia pada
tahun 2013-2015
(b)
(d) (e)
Angka harapan hidup di kota Parepare semakin baik dari tahun-tahun
sebelumnya hal ini dapat dilihat pada Grafik 2(a), dimana semakin meningkatnya
angka harapan hidup maka keluhan kesehatan semakin sedikit. Adapun komponen
harapan lama sekolah semakin baik yang ditunjukkan pada grafik 2(b) yang
menandakan bahwa semakin banyak masyarakan yang memperhatikan
pendidikannya dimana diketahui pendidikan merupakan syarat pembangunan
untuk manusia begitupun komponen rata-rata lama sekolah pun setiap tahun
semakin baik (grafik c) dimana kedua komponen ini menunjukkan keberhasilan
pembangunan pendidikan saat ini. Dan terakhir komponen pengeluaran per Kapita
berdasarkan grafik (d) menunjukkan terjadinya peningkatan setiap tahunnya mulai
dari tahun 2013 hingga 2015. Adapun Indeks Pembangunan Masyarakat kota
Parepare mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yakni dari 75,10 persen
tahun 2013 menjadi 76,31 persen tahun 2015.
2.2. Pembangunan Gender
Indeks pembangunan gender (IPG) merupakan sebuah ukuran untuk
komposit yang mencerminkan perbedaan dalam prestasi pembangunan manusia
antara perempuan dan laki-laki dalam dimensi kesehatan, pendidikan dan standar
hidup layak. Indeks ini menggambarkan kesenjangan pencapaian antara laki-laki
dan perempuan yang diukur menggunakan rasio IPM perempuan danlaki-laki.
Salah satu yang menyebabkan kehilangan dalam pembangunan manusia yang
diakibatkan adanya kesenjangan gender adalah IndeksKetimpangan Gender
(IKG), dimana nilai IKG berkisar 0 sampai 1. Nilai berkisar 0 menunjukkan
perempuan dan laki-laki dikatakan memiliki kehilangan kesempatan yang sama
dan jika nilai berkisaran 1 menunjukkan perempuan kehilangan lebih banyak
dibandingkan laki-laki dari keseluruhan dimensi yang diukur. Semakin tinggi nilai
IKG maka semakin besar diskriminasi yang terjadi.
Grafik 2.3. Perkembangan IPG di Kota Parepare Periode Tahun 2010-2015
6. Anak yang memerlukan perlindungan khusus adalah anak usia 0-18 tahun
dalam situasi darurat, anak korban perdagangan/penculikan, anak korban
kekerasan baik fisik dan /atau mental, anak korban eksploitasi, anak dari
kelompok minoritas dan terisolasi serta dari komunitas adat terpencil, anak
yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika dan
zat adiktif lainnya (NAPZA), serta anak yang terinfeksi HIV/AIDS.
7. Lanjut Usia Telantar adalah seseorang berusia 60 tahun atau lebih yang tidak
dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani, rohani maupun
sosial.
8. Penyandang Disabilitas adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik
dan/atau mental, yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan
hambatan bagi dirinya untuk melakukan fungsi-fungsi jasmani, rohani
maupun sosialnya secara layak, yang terdiri dari penyandang disabilitas fisik,
penyandang disabilitas mental, dan penyandang disabilitas fisik dan mental.
9. Tuna Susila adalah seseorang yang melakukan hubungan seksual dengan
sesama atau lawan jenis secara berulang-ulang dan bergantian diluar
perkawinan yang sah dengan tujuan mendapatkan imbalan uang, materi atau
jasa.
10. Gelandangan adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan yang tidak
sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat, serta
tidak mempunyai pencaharian dan tempat tinggal yang tetap serta
mengembara di tempat umum.
Grafik
Kecamatan
Jenis sarana kesehatan Bacukiki Bacukiki Soreang Ujung Jumlah
Barat
Rumah Sakit 1 2 3
Puskesmas
Puskesmas dengan RRI 1 1 2 2 6
Puskesmas pembantu 9 6 4 3 22
Poskesdes 1 4 4 1 10
Rumah Sakit Khusus - 1 1
Praktek Perorangan
Dokter Umum 43
Dokter Spesialis 32
Dokter gigi dan Dokter Spesialis 21
Bidan 90
Refraksionis 5
Fisioterapi
Tabel Sarana Kesehatan Tiap Kecamatan di Kota ParepareTahun2015
2. Tenaga Kesehatan
Tabel Tenaga Kerja Kesehatan Menurut Jenisnya Di kota Parepare tahun
2015
Tahun 2014
Jenis Tenaga Kesehan Jumlah
Bacukiki Bacukiki Barat Ujung Soreang
DokterUmum 43
Dokter Gigi 21
Dokter Ahli 32
ParademikKeperawatan 422
Parademik Non Keperawatan
Apoteker 53
Tenaga KesehatanLainnya
2.4.2. Pendidikan
1. Rasio Penduduk Usia Sekolah per Sekolah
2. Tenaga Pengajar
Tabel Banyaknya Pegawai Negeri Sipil Kota Pare-Pare Menurut Tingkat
Pendidikan dan Jenis Kelamin Pada Tahun 2013-2014
2013 2014
Pendidikan Laki- Laki-
Perempuan Jumlah Perempuan Jumlah
Laki Laki
SD 35 3 38 32 3 35
SLTP 57 8 65 50 2 52
SLTA 406 281 687 347 243 617
DIPLOMA I/III 86 345 431 77 277 354
D-III/AKADEMIK 146 352 498 125 321 446
D-IV/S1 1.119 1.619 2.738 1.164 1.75 2.914
S2/S3 134 63 197 151 80 321
Jumlah 1.983 2.671 4.654 1.973 2.678 4.649
2.4.4. Listrik
Listrik merupakan salah satu fasilitas penerangan yang sudah menjadi kebutuhan
primer bagi pendudk, hampir diseluruh rumahtangga di kota pare-pare sudah
menggunakan listrik sebagai sumber penerangan.
Tabel Persentasi rumahtangga menurut sumber penerangan di kotaparepare, tahun
2014-2015 (persen)
Sumberpenerangan 2014 2015
Listrik PLN 99,60 99,64
Listrik Non PLN 0,17 0,26
BukanListrik 0,23 0,10
2.5. Kesehatan
Sebagai upaya peningkatan derajat kesehatan dan status kesehatan
penduduk, ketersediaan serta keterjangkauan fasilitas dan sarana kesehatan
merupakan salah satu faktor yang penting. Ketersediaan fasilitas kesehatan seperti
rumah sakit dan puskesmas dalam pelayanan kesehatan penduduk menjadi
suatu keharusan. Pada umumnya di daerah perkotaan tersedia rumah sakit dan
juga puskesmas, sedangkan di daerah pedesaan umumnya hanya terdapat
puskesmas (termasuk puskesmas pembantu atau puskesmas keliling). Fasilitas
kesehatan yang dimaksudkan dalam bab ini adalah banyaknya rumah sakit
dan puskesmas termasuk puskesmas pembantu atau puskesmas keliling.
Perbandingan ketersediaan fasilitas kesehatan dengan jumlah penduduk dirasakan
masih belum optimal.
Hidup sehat merupakan kebutuhan dasar manusia, dan setiap insan
mempunyai hak untuk menikmati derajat kesehatan yang tinggi bagi
kehidupannya. Agar dapat dicapai derajat kesehatan yang tinggi, penduduk juga
harus mendapatkan hak-haknya atas kecukupan dalam memperoleh makanan,
air minum, pakaian, pemukiman, pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelayanan
sosial.
Pemerintah mempunyai peranan penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan penduduk, karena kesehatan merupakan investasi untuk meningkatkan
SDM. Disamping itu, setiap individu bertanggung jawab terhadap kesehatan
dirinya, keluarganya dan lingkungannya. Kemajuan dalam pembangunan
kesehatan akan mempunyai pengaruh terhadap pembangunan nasional dan
sebaliknya pembangunan nasional akan mempunyai dampak penting terhadap
derajat kesehatan penduduk. Pada hakekatnya derajat kesehatan penduduk
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor perilaku masyarakat, lingkungan hidup,
pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Oleh sebab itu, pembangunan
kesehatan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
guna mewujudkan derajat kesehatan yang tinggi perlu dijalankan dengan
mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat. Untuk mengetahui keberhasilan
pembangunan dibidang kesehatan dapat dilihat dari derajat kesehatan dan
gizi penduduk, meningkatnya pelayanan kesehatan, serta bertambah
baiknya lingkungan kesehatan masyarakat.
Tahun AHH
70.60
2012 70,37
AHH
70.50
2013 70,38
2014 70,39
70.40
2015 70,59
2012 2013 2014 2015 2016
2016 70,64
Tahun
40
ada
20
tidak
tidak
0
ada
laki-laki
perempuan
total
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa di Kota Parepare pada tahun
2015, dari 29,33 persen penduduk (laki-laki + perempuan) yang menyatakan
ada keluhan, yang benar-benar terganggu kesehatannya adalah sekitar 55,73
persen, sedangkan sisanya 44,27 persen tidak ada gangguan kesehatan. Sementara
itu, dari 35,44 persen penduduk laki-laki yang menyatakan ada keluhan, yang
benar-benar terganggu kesehatannya adalah sekitar 52,22 persen, sedangkan
sisanya sekitar 47,78 persen tidak ada gangguan kesehatan. Kemudian, dari 36,74
persen penduduk perempuan yang menyatakan ada keluhan, yang benar-benar
terganggu kesehatannya adalah sekitar 59 persen, sedangkan sisanya 41
persen tidak ada gangguan kesehatan.
Dari 55,73 persen penduduk (laki-laki + perempuan) yang benar-benar
terganggu kesehatannya, dapat dirinci lebih lanjut berdasarkan jumlah hari
sakitnya tersebut, seperti yang ditampilkan pada tabel di bawah ini.
Tabel . Persentase Penduduk yang Menderita Sakit Menurut Jenis Kelamin dan Jumlah
Hari Sakit di Kota Parepare, Tahun 2015 (Persen)
Rincian Laki-Laki Perempuan L+P
<4 64,62 62,89 63,67
4–7 24,37 28,82 26,81
8 – 14 6,59 5,10 5,77
15 – 21 2,18 1,37 1,73
22 – 30 2,23 1,83 2,01
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Pada tahun 2015, persentase penduduk terbesar jumlah hari sakitnya adalah
kurang dari 4 hari yaitu sebanyak 63,67 persen, dimana penduduk laki-laki
sebanyak 64,62 persen dan penduduk perempuan sebanyak 62,89 persen.
Sedangkan persentase terkecil adalah penduduk yang jumlah hari sakitnya antara
15 – 21 hari yaitu sebesar 1,73 persen, dimana penduduk laki-laki sebanyak
2,18 persen dan penduduk perempuan sebanyak 1,37 persen.
2.6. Pendidikan
2.6.1. Literasi (AMH)
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Angka Melek Huruf (AMH) adalah
proporsi penduduk berusia 15 tahun keatas yang memiliki kemampuan membaca
dan menulis kalimat sederhana dalam huruf latin, huruf arab, dan huruf lainnya
(seperti huruf jawa, huruf kanji, dan lain-lain) terhadap penduduk usia 15 tahun
keatas. Kegunaandari AMH adalah untuk melihat pencapaian indikator dasar yang
telah dicapai oleh suatu daerah, karena membaca merupakan dasar utama dalam
memperluas ilmu pengetahuan. AMH merupakan indikator penting untuk melihat
sejauh mana penduduk suatu daerah terbuka terhadap pengetahuan.
AMH berkisar antara 0-100. Tingkat melek huruf yang tinggi
menunjukkan adanya sistem pendidikan dasar yang efektif dan atau program
keaksaraan yang memungkinkan sebagian besar penduduk untuk memperoleh
kemampuan menggunakan kata-kata tertulis dalam kehidupan sehari-hari dan
melanjutkan pembelajaran.
Tabel Literasi atau Angka Melek Huruf (AMH) penduduk Kota Parepare pada
tahun 2013-2015
No. Tahun AMH (persen)
1.
2013 97,40
2.
2014 97,42
3.
2015 97,53
2.6.2. Partisipasi Sekolah
Menurut Badan PusatStatistik (BPS), Angka Partisipasi Sekolah (APS)
adalah proporsi penduduk pada kelompok umur jenjang pendidikan tertentu yang
masih bersekolah terhadap penduduk pada kelompok umur tersebut. APS yang
tinggi menunjukkan terbukanya peluang yang lebih besar dalam mengakses
pendidikan secara umum. Pada kelompok umur mana peluang tersebut terjadi
dapat dilihat dari besarnya APS pada setiap kelompok umur.
Tabel Persentase Angka Partisipasi Sekolah (APS) berdasarkan kelompok umur
penduduk Kota Parepare pada tahun 2015
No. KelompokUmur Laki-laki Perempuan Jumlah
1.
5-6 tahun 36,90 27,85 31,74
2.
7-12 tahun 98,10 100,00 98,93
3.
13-15 tahun 98,52 96,47 97,52
4.
16-18 tahun 74,87 78,32 76,66
2. Angkatan Kerja
Tabel Data Angkatan Kerja Dan Penduduk Kota Pare-Pare Tahun
Angkatan Bukan
Tahun Jumlah TPAK
Kerja Angkatan
Kerja
2013 53.678 39.327 93.003 57.72
2014 58.978 38.318 97.296 60.62
2015 39.658 39.354 99.012 60.25
DAFTAR PUSTAKA