Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, tidak lupa pula sholawat serta salam kita panjatkan kepada Nabi
Besar kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju
zaman yang terang benderang seperti saat ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Pengantar Ekonomi
Syari’ah, Siti Nur Azizah M.E.I., dan teman-teman semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Perilaku Produksi dalam Perspektif Ekonomi
Syari’ah” ini. Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini,
sehingga kami senantiasa terbuka menerima saran dan kritik pembaca demi penyempurnaan
makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
A. LATAR BELAKANG
Menurut data staristik Pertumbuhan Produksi Industri Mikro Kecil (IMK) D.I.
Yogyakarta triwulan III tahun 2017 terhadap triwulan II tahun 2017 mengalami
pertumbuhan positif, yaitu sebesar 2,93%, kemudian kenaikan pertumbuhan
produksi di D.I. Yogyakarta lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka
pertumbuhan di tingkat nasional, yang tumbuh sebesar 5,34%. Hal ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor baik faktor lingkungan dan faktor sosial, dapat dilihat secara
jelas bahwa Yogyakarta ialah kota pelajar dan metropolitan, sehingga daya konsumsi
masyarakatnya khususnya mahasiswa itu sendiri cukup tinggi sehingga hal ini
memotivasi para produsen untuk memproduksi kebutuhan kebutuham masyarakat
Yogyakarta untuk baik dibidang barang atau jasa.
Sebagi contoh data dari Dinas Perindustrian DIY tahun 2011, jumlah unit
usaha kecil mencapai 80.047 unit, dan jumlah usaha unit besar mencapai 406 unit,
sungguh data yang luar biasa, karena dari banyak nya unit usaha maka akan banyak
menyerap tenaga kerja, menurut data perindustrian DIY, terdapat 292.625 jumlah
tenaga kerja yang terserap pada umkm kecil dan 70.551 tenaga kerja terserap pada
unit usaha besar. Dari tingginya tenaga kerja dan usaha maka akan meningkatkat
peredaran uang, jumlah investasi dari unit usaha UMKM 2013 mencapai Rp
1.064.180.288 dan usaha produksi sebesar Rp 3.294.485.488 (susanto 2012).
1
Industri Kecil adalah perusahaan industri yang tenaga kerjanya antara 5-19
orang. Sedangkan, Industri Mikro adalah perusahaan industri yang tenaga kerjanya
antara 1-4 orang. Hal ini disebabkan oleh teknologi, mesin dan lain lain. Yang pada
umumnya penggunaan sumber daya manusia dpat dikurangi dan tergantikan oleh
mesin demi mencapai target dan efesiensi waktu.
2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja ruang lingkup dalam produksi?
2. Apa saja fungsi dari produksi?
3. Bagaimana memaksimalisasi produksi dan meminimumkan biaya?
4. Bagaimana mengefisiensikan produksi?
5. Apa keuntungan produsen secara umum dan dalam perspektif ekonomi islam?
6. Zakat barang produksi?
7. Bagaimana dampak produksi bagi seorang muslim?
8. Apa saja hal-hal yang dilarang dalam produksi menurut islam?
C. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yaitu seperangkat metode yang bersifat sistematis dan
terorganisasi untuk meneliti sebuah topik atau judul penelitian (Susanto Leo, 2013:
95)
Adapun metode penilitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
pustaka (library research) yakni penelitian yang sumber data nya berasal dari pustaka,
kitab, buku, jurnal, majalah, internet, dan lain-lain (Mulyani Widianingsih, 2016: 15).
D. KAJIAN PUSTAKA
1. PENELITIAN SEBELUMNYA
Untuk mempermudah dalam penyusunan makalah ini maka penulis mengkaji
penelitian sebelumnya, berikut beberapa penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya sesuai dengan topik pembahasan ini:
Dalam karya Achmad Irfanurrochim (2016: 40) dinyatakan bahwa produksi
merupakan usaha dalam mengeksploitasi sumber daya agar dapat menghasilkan
manfaat ekonomi. Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
proses produksi, antara lain ialah dilarang memproduksi dan memperdagangkan
komoditas yang tercela, dilarang melakukan kegiatan produksi yang mengarah
pada kezaliman, dilarang melakukan segala bentuk penimbunan serta mampu
memelihara lingkungan dengan baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Auni Afifah (2017) disebutkan bahwa dalam
proses produksi, saat mengkombinasikan factor-faktor produksi maka akan
tercipta suatu output. Dengan penambahan modal, output akan meningkat bila
diikuti dengan factor produksi lain, keadaan ketika penggunaan input yang
3
meningkat, sementara input lainnya tetap, maka akan menghasilkan tambahan
output yang akhirnya menurun. Dalam karya ini disebutkan pula bahwa efisiensi
menjadi salah satu factor penentu tingkat produktifitas. Lalu untuk meningkatkan
efisiensi hendaknya produsen dapat mengkombinasikan input faktor produksi
secara tepat atau proposional.
Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Robet Asnawi (133) dinyatakan
bahwa fungsi produksi merupakan perkaitan antara factor-faktor produksi dan
tingkat produksi yang diciptakan. Dalam karya ini disebutkan pula bahwa Sukirno
(2000) dan Adiningsih (1999) menjelaskan bahwa tingkat produksi suatu barang
tergantung pada jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan alam, dan
tingkat teknologi yang digunakan.
Dalam jurnal Nur Rianto (2001: 162) disebutkan bahwa perilaku produksi
dikenal ada 5 jenis kegunaan:
4
tangga penghasil Bandeng di kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Adapun dasar-
dasar etika bisnis islam yang mengacu pada lima ukuran kemajuan suatu
perusahaan yaitu, tauhid, keseimbangan, kehendak bebas, ihsan, dan tanggung
jawab. Analisis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif. Dan hasilnya menunjukkan secara umum perusahaan telah
melaksanakan etika bisnis islam sesuai dengan lima parameter tadi. Hal ini
berdampak pada enam aspek kemajuan bisnis suatu perusahaan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sri Laksmi Perdanawati, produksi
adalah produksi mata rantai dimana produsen memproduksi barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh konsumen atau pun produsen sebagai konsumen, dan produksi
ini tidak hanya untuk mencapai keutungan saja tetapi juga agar mendapatkan nilai
berkah atau pun maslahah.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Muhamad, salah datu faktor utama
dalam kegiatan bisnis adalah laba. Laba menjadi faktor pendorong pengusaha
melakukan usaha. Pendangan mengenai laba dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
secara konvensional dan juga islam, secara konvensional biasanya menggunakan
pendekan impersonal, pendekatan ini berdasarkan kondisi pasar, yang telah diatur
dengan kompetisi yang adil. Sementara itu menurut pandangan islam
pemaksimalan laba di dikondisikan menurut 3 faktor yaitu, pandangan islam
dalam bisnis, perlindungan konsumen, dan bagi hasil diantara faktor yang
mendukung produksi.
2. LANDASAN TEORI
a) Produksi
Produksi merupakan kegiatan yang mengkombinasi berbagai input untuk
mengasilkan output.M.Fathorrazi (2013:hlm 87)
Menurut Saleh (2000) produksi merupakan proses yang dilakukan
perusahaan berupa kegiatan mengkombinasikan input (sumber daya) untuk
menghasilkan output (Auni Afifah, 2017: 14). Jadi produsen perlu untuk
meminimumkan penggunaan input untuk menghasilkan output tertentu dan
dengan nilai tambah yang maksimal (Soeratno, 2003: 60).
Produksi adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan manfaat dengan
mengkombinasikan factor-faktor produksi capital, tenaga kerja, teknologi,
managerial skill. (Soeharno, 2009 : 67)
5
b) Perilaku Produksi
Perilaku produksi menurut Heri Sudarsono (2004 : 190) perilaku produksi
adalah mencari keuntungan maksimum dengan jalan mengatur
penggunaan factor-faktor produksi seefisien mungkin, sehingga usaha
memaksimumkan keuntungan dapat dicapai dengan cara yang paling
efisien.
Perilaku produsen ialah kegiatan pengaturan produksi untuk menambah
kegunaan atau nilai guna barang atau jaza (M. Zuniroh:2016)
c) Fungsi Produksi
Salvatore (1994: 147) menyatakan bahwa hubungan teknis antara input
dan output tersebut dalam bentuk persamaan, table atau grafik merupakan
fungsi produksi.
Lalu menurut Auni Afifah (2017: 16) fungsi produksi merupakan
hubungan fisik antara variable output dengan variable input, dimana yang
dimaksud output adalah variable yang dijelaskan, sedangkan variable input
adalah variable yang menjelaskan. Jadi fungsi produksi adalah suatu
persamaan yang menunjukkan jumlah
maksimum output yang dihasilkan dengan kombinasi input tertentu
(Ferguson dan Gould, 1975: 140).
Menurut Nasrudin (2010:2,3) fungsi produksi merupakan suatu
hubungan teknis antara input yang digunakan dalam proses produksi
dengan output yang dihasilkan. (Auni Afifah (2017: 18)).
d) Produksi dalam Perspektif Islam
Tokoh Ekonomi Islam Imam Al-Ghazali menguraikan bahwa faktor-
faktor produksi dan fungsi produksi dalam kehidupan manusia, yang
berfokus pada usaha fisik yang dikerahkan manusia dan upaya manusia
untuk mengelola dan mengubah sumber-sumber daya yang tersedia agar
memiliki nilai manfaat. Menurutnya produksi barang-barang kebutuhan
dasar dipandang sebagai kewajiban sosial (Adiwarman A. Karim, 2007:10)
6
E. PEMBAHASAN
1. Ruang lingkup produksi.
7
2. Fungsi produksi.
Produksi mempunyai hubungan yang erat dengan produk yang dihasilkan, hal
ini sangat tergantung dari faktor input. Hubungan antara faktor produksi dan produk
dalam proses produksi dapat digambaran sebagai berikut
Q=f (k,l,t,n)
Keterangan:
Q= output
K= modal/katital
T= teknologi
8
1) konstan return
yaitu jumlah hasil produksi meningkat sama dengan tiap tambahan input
2) inceasing return
yaitu tambahan input menghasilkan tambahan hasil produksi yang lebih
besar dari kesatuan sebelumnya yaitu output
3) deceasing return
yaitu kesatuan tambahan input menghasilkan produksi yang lebih kecil
kesatuan sebelumnya.
c. Konsep suatu fungsi produksi
Yaitu hubungan matematis yang menggambarkan cara dimana jmlah dari hasil
produksi tertentu tergantung dari jumlah input tertentu yang digunakan atau
seuatu model matematis yang menunjukan hubungan fakor prodksi 9input) yang
digunakan dalam jumla barang atau jasa (out put) yang dihasilkan.
Fungsi produksi pada umunya ditulis sebagai Y=f(X) dimana Y menunjukan hasil
produksi, f sebagai fungsi dari atau tergantung dan X menunjukan input. Apabila
input lebih dari satu secara matematis ditulis; Y=f(X1,X2,Xn). Asumsi-asumsi
dari fungsi produksi tersebut adalah
Fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan suatu fungsi yang terdiri dari dua atau
lebih variable, dimana variable satu disebut dengan dependen (Y) dan variable
9
yang lain disebut dengan variable independen (X). adapun penyelesaian dari
hubungan antara X dan Y adalah dengan cara regresi yaitu dimana variable X
akan mempengaruhi variable Y. (Amri, 2013 : 20). (Auni Afifah, 2017 : 19).
b. Meminimumkan biaya
Konsep ini muncul karena adanya kenyataan jika sumber-sumber langka
atau terbatas jumlahnya, dan mereka mempunyai penggunaan alternatif. Jadi,
biaya ekonomis adalah barang alternatif yang hilang dan tak bisa diproduksi
karena sumber-sumber digunakan untuk memproduksi barang-barang lain. Biaya
ekonomis disebut juga sebagai pembayaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan
kepada para pemilik sumber produksi agar perusahaan dapat memakainya dengan
menariknya dari penggunaan untuk diproduksi barang-barang alternatif tersebut.
Pembayaran ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan mentah, bahan bakar, jasa
transportasi, sewa mesin dan sewa gedung, beban listrik dan lain-lain yang
10
biasanya disebut sebagai biaya eksplisit. Sedangkan sumber-sumber produksi
yang dimiliki oleh perusahaan disebut sebagai biaya implisit.
Dalam hal ini perusahaan harus memperhatkan biaya yang dikeluarkan
dalam memproduksi sesuatu agar mencapai keuntungan yang maksimal. Sepeti
keuntungan finansial yang dihitung oleh akuntan yang merupakan pendapatan
dikurangi biaya eksplisit. Tetapi menurut ahli ekonomi, keuntungan ekonomis
adalah pendapatan dikurangi biaya eksplisit dan implisit termasuk keuntungan
normal.
4. Efisiensi produksi.
Menurut Farrel 1957 (Auni Afifah, 2017 ia mengungkapkan ada 3 jenis
efesiensi diantaranya:
a. Efisiensi Teknis
Ialah kemampuan perusahaan agar menghasilkan output maksimal dari
penggunaan set(bundle) input minimum pada tingkat teknonogi tertentu.
Soekartiwi (2003: 47) meyatakan penggunaan faktor produksi dikatakan
efisien secara teknis bila faktor produksi yang dapat dipakai dapat
menghasilkan produksi maksimum. Penjelasan matematis dapat dilihat
dibawah ini:
ET = Yi/ϔi
Keterangan
ET = tingkat efisiensi teknis
Yi = besarnya produksi output ke i
ϔi = besarnya produksi yang di duga pada pengamatan ke i yang diperoleh
dari rumus frontier cobb doughless.
Dari hasil nya bila efisiensi teknis = 1 maka hasil output efisien, bila < 1 maka
hasil tidak efisien.
b. Efisiensi alokatif
Ialah kemapuan perusahaan menggunakan input pada proposi optimal pada
harga dan teknologi produksi, output dari input yang minimal. Soekartiwi (2003 :
47) yang dimaksud efisiensi harga ialah hubungan antara biaya dengan output,
11
efisiensi harga dicapai saat Nilai Produk Marginal (NPM) untuk faktor produksi
sama dengan harga faktor produksi bersangkutan, secara matematis dapat ditulis :
𝑏.𝑦.𝑃𝑦
=1
𝑋.𝑃𝑥
Keterangan
b = elastisitas produk
y = produksi
X= jumlah faktor produksi X
Py = harga produksi
Px = harga faktor produksi x
Kemudian soekartiwi menyatakan dalam prakteknya efisiensi harga terkadang
menemukan perbedaan sehingga, secara matematis di tulis sebagai berikut:
𝑏𝑃𝑦
1) = 1 artinya bahwa pengguna fajtor produksi X.
𝑝𝑥
𝑏𝑃𝑦
2) > 1 artinya bahwa penggunaan faktor produksi X belum efisien, maka
𝑃𝑥
12
Dalam karya Tati Suhartati (2012: 126) dinyatakan bahawa, dalam suatu
penelitian, nilai TC (Total Cost) minimum sangat penting artinya, sebeb dengan
diketahuinya nilai TC minimum maka dapat dibandingkan nilai tersebut dengan
nilai TC realita dari objek penelitian menunjukkan degree cost efficiency.
13
konsekuensi yang logis dari aktivitas produksi karena keuntungnmerupakan
rizki dari Allah .
Adapun jika zakat dikelola secara benar, maka akan dapat membangun
pertumbuhan ekonomi dan keseimbangan distributif pendapatan. Pengelolaan
zakat yang efektif dan efisien, sangat berperan penting dalam hal ini. Zakat sendiri
yakni, mengeluarkan bagian tertentu dari harta tertentu yang telah sampai
nisabnya untuk orang-orang yang berhak menerimanya. (Wahbah Al Zuhaili:
1989) Pada definisi lain, zakat juga berarti pemindahan pemilikan harta tertentu
untuk orang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu.
(Abdurrahman Al Juzairi:1990)
Selain suatu kewajiban bagi umat muslim, Al Quran juga menjadikan zakat
sebagai tanggung jawab bagi umat muslim untuk saling tolong menolong antar
sesama. Dalam kewajiban zakat terkandung unsur moral, sosial, dan ekonomi.
Dalam bidang moral, zakat mengikis habis ketamakan dan keserakahan orang
kaya, menghindarkan dari sifat kikir, juga menyucikan harta miliknya. Walaupun
terlihat jelas bahwa harta seorang muzakki, akan berkurang. Namun, pada
hakikatnya harta tersebut berkembang dan akan bertambah keberkahannya.
14
orang miskin dalam harta orang-orang kaya secara tegas. Zakat yang diambil dari
harta orang kaya itulah yang nantinya akan diberikan kepada orang miskin untuk
memenuhi kebutuhan materinya, seperti makan, kebutuhan batin, menuntut ilmu
dankebutuhan lainnya.
Adapun saat kita masuk ke dalam zakat barang produksi, setidaknya ada dua
jenis nilai hasil dari barang-barang yang bersifat produktif. Pertama, ketika suatu
barang memiliki manfaat untuk orang lain, lalu barang itu disewakan untuk
diambil manfaatnya, dan untuk itu ada pemasukan secara ekonomis ke
pemiliknya. Kebanyakan kita menyebutnya penyewaan barang. Kedua, ketika
suatu barang mampu memproduksi barang baru, lalu barang baru itu punya nilai
ekonomis, dengan cara dijual dan memberikan pemasukan ekonomis bagi
pemiliknya. Mudahnya kita sebut saja produksi barang. Jenis yang kedua dari
15
zakat atas hasil dari barang produktif adalah barang-barang atau alat-alat yang
mampu berproduksi menghasilkan suatu produk baru. Lalu produk produk baru
yang dihasilkan itu bernilai ekonomis dan bisa dijual, sehingga memberikan
pemasukan ekonomis. Maka dari pemasukan dari menjual hasil produksi itulah,
ditetapkan kewajiban zakat. Dalam hal ini, ada dua jenis cara berproduksi dalam
menghasilkan produk baru, yaitu secara alami dan secara mekanis.
Menurut para ulama yang mendukung zakat ini, di antara contoh benda atau
barang yang bisa berproduksi secara alami adalah hewan dan tumbuhan yang
dipelihara oleh peternak dan petani, di luar zakat pertanian dan peternakan
yang sudah dikenal dalam zakat klasik. Dari jenis hewan misalnya hewan-
hewan yang mampu menghasilkan benda-benda yang bernilai ekonomis,
seperti sapi yang bisa menghasilkan susu, ayam yang bisa menghasilkan telur,
lebah yang bisa menghasilkan madu, biri-biri yang bisa menghasilkan wol,
sampai semua jenis ternak yang bisa menghasilkan daging. Dan dari jenis
tumbuhan misalnya perkebunan yang yang punya nilai jual dari hasil dengan
cukup tinggi, seperti perkebunan kelapa sawit, tembakau, cengkeh, kayu jati,
serta berbagai macam kebun buah-buahan. Seperti mangga, durian, jeruk, apel,
dan masih banyak lagi.
Sedangkan hasil dari barang hasil produksi manual antara lain dari hasil
produksi pabrik dan manufactur. Pabrik yang mengolah benda, mengawasi
pemrosesan mesin dari suatu produk menjadi produk lain, sehingga
mendapatkan nilai tambah. Adapun manufactur yang mengaplikasikan
peralatan dan suatu medium proses untuk tranformasi bahan mentah menjadi
barang jadi untuk dijual.
Jika melihat secara umum dalam proses dan sistemnya, maka zakat barang
produksi memiliki satu konsep yang sama dengan zakat profesi dan wirausaha
dimana dalam konteks ini penghasilan juga menjadi tolak ukurnya. Adapun
nishab zakat tersebut sebagai berikut:
16
2) Telah genap setahun kepemilikan
Zakatnya sebanyak 2,5% dari seluruh penghasilan yang masih ada pada
akhir tahun atau haulnya. (Ismail Nawawi : 2010)
Positif Negatif
Mendapatkan keuntungan Pencemaran lingkungan
SUsaha tetap berlangsung Memungkinkan rusaknya habitat flora
fauna, rusaknya rantai makanan
Memenuhi permintaan konsumen Kepunahan
Mengurangi jmlah pengangguran,
Miningkakan pendapatan
masyarrakat, membantu pemerintah
membangun negara
Sejauh ini dampak keiatan produksi output antara konvensional dan syariah
ialah sama, kedua hal tersebut memiliki dapak positif dan negatif yang sama,
namun yang menjadi pembeda antara kedua hal tersebut ialah produksi syariah
lebih mengutamakan nilai religius terhadap rezeki yang diberikan oleh allah swt,
produsen sudut pandang islami memanadang bahwa kekayaan yng haqiqi ialah
17
milik allah swt dan milik masyarakat lain, sehingga Produsen juga memiliki
kepentingan untuk memajukan dan mensejahterahkan masyarakat sekitar, alasan
nya ialah nilai kemanusiaan sehingga perlu adanya sharing atau kegiatan
shodaqoh bagi lingkungan sekitar, kemudian adanya dikenakan zakat produksi
suatu barang sehingga dapat menseahterahkan masyarakat sekitar pabrik atau unit
kegiatan prodduksi.
Kemudian ada nya timbal balik dari kegiatan produsen berbuat baik pada
lingkungnnya, sehingga masyarakat sekitar dapat bekerja optimal daan semakin
bersemangat dalam bekerja.
8. Hal-hal yang dilarang dalam produksi menurut islam.
Allah SWT. sebagai pencipta alam semsesta telah menganugerahkan semua
sumber-sumber ekonomi yang ada di bumi untuk diambil manfaatnya oleh
manusia sebatas kemampuannya serrta demi keuntungannya. Hal ini sesuai
dengan firman Allah SWT. “Tidakkah kamu perhatikan bahwa sungguh Allah
SWT. telah menundukkan untuk kepentinganmu apa yang di langit dan apa yang
di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmatnya lahir dan batin. (QS. Luqman
31:20)”
Karena pentingnya produksi dan demi kelangsungan hidup manusia, Allah
SWT. mengizinkan manusia dalam mencari kehidupan dengan cara berdagang,
bahkan itupun selama melaksanakan ibadah haji sesuai dengan firman Allah
SWT. “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan)
dari tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari ‘Arafat, berzikirlah kepada
Allah SWT. di Masy’arilharam. Dan berzikirlah dengan menyebut Allah SWT.
sebagaimana yang ditunjukkannya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum
itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat (QS. Al-Baqarah: 198).”
Hal-hal tersebut di dukung dengan hadits-hadits dari nabi Muhammad SAW.
yang memotivasi manusia dalam usaha mencari kehidupan, diantaranya:
a. “Mencari rezeki yang halal adalah kewajiban sesudah kewajiban utama(yaitu
shalat)”
b. “Ada dosa-dosa tertentu yang hanya dapat dihapus dengan upaya ekonomi
yang terus menerus;”
Berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah di atas, semua cara guna mencari nafkah
dibolehkan asal jujur, adil, dan bermoral serta tidak secara tegas dilarang. Jadi
18
sistem ekonomi Islam tidak memperbolehkan kebebasan yang tak terbatas, seperti
kapitalisme, mencari harta dengan menghalalkan segala cara, serta anti-sosial dan
egois.
Secara spesifik hal-hal yang dilarang dalam produksi menurut Islam antara lain:
a. Riba(bunga)
Dalam QS. Ali-Imran ayat 130 yang artinya “hai orang-orang yang beriman
janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu
kepada allah supaya kamu mendapa keberuntungan” ini menunjukkan bahwa
Allah melarang keras pengambilan riba hanya untuk mencari keuntungan semata.
Hal ini juga ditengkan dalam surah Al-Baqarah 275-276 dan Al-Baqarah 278-279.
Lalu Rasulullah juga bersabda yang disampaikan oleh Abu Sa’id Al Khudri
bahwa “emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, bur
dengan bur, kurma dengan kurma, aram dengan garam, sama setimbang dan tunai
yang memberi atau menerima lebih, maka baik penerima maupun penerima itu
sama dalam hal mengambil riba” H.R Muslim Muhammad syarif Chaudhary(2012
hlm 7)
b. Suap
Suap merupakan dosa besar dan kejahatan kriminal di dalam suatu negara
Islam karena melenyapkan keadilan dan melahirkan bencana sosial-ekonomi.
Sesuai dengan QS. Al-Maidah 156 yang artinya “hai orang-orang yang beriman,
apabila salah seorang kamu menghadapi kematian, sedang dia akan berwasiat,
maka hendklah wasiat itu disaksikan oleh dua orang yang adil diantara kamu
atau dua orang yang berlainan agama dengan kamu jika kamu dalam perjalanna
dimuka bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian.kamu tahan kedua saksiitu
sesudah sembahyang untuk bersumpah lalu mereka keduanya bersumpah dengan
nama Allah, jika kmu ragu-ragu,:”demi Allah kami tidak akan membeli dengan
sumpah ini dengan harga yang sedikit /(untuk kepentingan seseorang), walaupun
dia karib kerabat dan tidak pula kami menyembunykan persaksian allah,
sesungguhnya kami kalau demikian tentulah termasuk orang –orang yang
berdosa”
c. Memperdagangkan minuman keras dan narkotika
Dalam hadis yang diriwayatkan Tirmidzi dan Ibnu Majah, Anas bin Malik
melaporkan bahwa Nabi SAW. mengutuk sepuluh pihak karena minuman keras:
19
pemerasnya, orang yang membatu memerasnya, peminumnya=pembawanya,
penerimanya, pemberi minum dengan nya, penjualnya, pemakan harganya,
pembelinya, serta orang, tempat ia membelinya” hadis tersebut didukung oleh QS.
Al-Baqarah 219 yang artinya “mereka bertanya padamu tentang khamar dan judi.
Katakanlah:”pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi
manusia tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya….”
d. Menimbun barang penting
Seperti kebutuhan pokok atau yang bisa disebut dengan monopoli, dengan
tujuan menjual harga ketika sedang tinggi hal ini sangat ditentang oleh islam.
Seperti hadis yang diriwayatkan razin yaitu ibnu umar melaporkan bhwa
rasulullah SAW. bersaba “:barang siapa menimbun barang makanan selama 40
hari dengan maksud menaikan harga, maka ia melepaskan diri dari allah, dan allah
pun berlepas diri dari nya.” Hadis lain yang menerangkan larangang tersebut yaitu
hadis yang diriwayatkan oleh muslim, M’ar melaporkan bahwa rasulullah SAW
bersabda:”tidak memonopoli melainkan pendosa”
e. Memalsukan ukuran, timbangan, dan takaran.
20
F. KESIMPULAN
Produksi secara umum dikenal sebagai suatu proses dalam menciptakan
sesuatu yang nyata untuk memenuhi kebutuhan manusia. Namun ruang lingkup
produksi sendiri menurut ekonomi mikro dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu
produksi konkrit (nyata) dan juga produksi abstrak. Dalam memproduksi sesuatu,
perodusen memerlukan faktor-fakror produksi yaitu, tanah, sewa, tenaga kerja, dan
bahan baku, kemudian diolah sehingga menghasilkan output produksi. Fungsi
produksi ini sendiri dapat dituliskan dengan rumus Q=f (k,l,t,n). Fungsi produksi ini
dapat dibedakan dalam 3 jenis yaitu fungsi konstan return, increasing return, dan
deceasing return. Dalam melakukan kegiatan produksi tentu seorang produsen ingin
menghasilkan laba yang optimal dengan menggunakan seminimum mungkin biaya
yang dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi jika selisih hasil penjualan dengan biaya
produksi mencapai tingkat yang paling besar, atau hasil penjualan melebihi hasil
produksi. Meminimumkan biaya bisa dilakukan produsen dengan mencari bahan baku
alternatif yang lebih efisien baik dari segi biaya maupun waktu. Dalam upaya
memproduksi ini produsen akan menemukan biaya eksplisit dan implisit.
Efisiensi produksi merupakan salah satu cara produsen untuk mendapatkan
keuntungan yang optimal, efisiensi sendiri dibagi menjadi 3 yaitu, teknis, alokatif, dan
gabungan dari keduanya. Dalam hal memandang segi keuntungan dapat kita bedakan
menjadi 2 yaitu menurut islam dan juga konvensional, secara islam keuntung berba
laba juga merupakan salah satu hal yang di prioritaskan, namun secara umum tujuan
nya adalah untuk menghasilkan suatu barang yang dapat bermanfaat untuk
kemashlahatan umat, sehingga tidak berfokus pada laba yang didapatkan saja,
sedangkan secara konvensional keuntung dalam bentuk laba adalah hal yang rasional
karen kegiatan ekonomi selain untuk memenuhi kebutuhan tentu juga untuk mencari
keuntungan, namun tingkat laba pun dibatasi yakni tidak lebih dari pendapatan
absolut.
Kegiatan produksi ini tentu mengahasilkan dampak positif dan juga negatif,
hal ini terganung bagaiman seorang muslim melakukannya, namun jika telah sesuai
dengan ketentuan Allah, maka insyallah akan membawa kemaslahatan bagi umat
islam. Dalam islam harta kekayaan yang dimiliki maunisa tidak lah menjai miliknya
sepenuhnya, namun disebagian harta yang ia miliki itu terdapat harta sebgaian kaum
muslimin, dan juga allah sebagai pemilik segalanya. Oleh sebab itu zakat adalah salah
satu hal yang diwajibkan dalam islam, dalam hal ini adalah barang-barang yang
21
digunakan untuk melakukan produksi atau yang digunakan dalam produksi. Perlu
dizakatkan dalam kegiatan produksi ini juga islam melarang melakukan tindakan
kecurangan atau hal-hal yang dilarang dalam al-quran, seperti memproduksi minuman
keras, riba, suap, menimbun barang penting dan juga mengurangi takaran atau
timbangan.
22
G. DAFTAR PUSTAKA
Buku
Dr. Rozalinda M.Ag, Ekonomi Islam (Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi),
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada),
Sudarsono, Heri. 2004. Konsep Ekonomi Islam: suatu pengantar. Yogyakarta. Ekonisia.
Abdul-Karim, Adiwarman. 2007. Ekonomi Mikro islami. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Jurnal
Muhammad Khafid Abdillah Bil Haq dan Royyan Ramdhani Djayusman, Islamic
Economic Journal vol. 1. No.2. Desember 2015, (Ponorogo: University Of
Darussalam Gontor), Hal. 172.
Ari Sudarman. Modul Teori Ekonomi Mikro: Kegiatan Belajar 3. Repository UT.
Robet Asnawi. Analisis Fungsi Produksi Usaha Tani Ubi Kayu dan industry Tepung
Tapioka Rakyat di Provinsi lampung. Unila Bandar Lampung.
M. Zuniroh. 2016. Tinjauan Umum Tentang Perilaku Produksi dalam Perspektif Islam-
Jurnal. UIN Walisongo.
Skripsi
Afifah, Aini. 2017. Analisis efisiensi penggunaan factor-faktor produksi pada usaha tani
kentang di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
23
Irfanurrochim, Achmad. 2016. Analisis pengaruh jumlah tenaga kerja, jumlah investasi
dan jumlah hasil produksi industry pengolahan terhadap pertumbuhan ekonomi di
Kota Bontang tahun 2004-2014. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
24