Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini semakin banyak wanita Indonesia yang sangat memperhatikan

penampilan diri mereka. Sebagian besar wanita Indonesia menginginkan kulit

yang putih, bersih dan cerah serta terhindar dari warna gelap dan kusam. Wanita

cenderung menghabiskan waktunya untuk merawat kulit mereka terutama kulit

wajah. Bagi kebanyakan wanita Indonesia kulit wajah yang bersih, halus,

berwarna terang serta bebas dari noda kecoklatan atau kehitaman merupakan kulit

yang cantik dan menjadi idaman para wanita, dengan adanya gangguan

pigmentasi atau hiperpigmentasi dianggap menganggu kecantikan kulitnya

sehingga harus segera diatasi salah satunya dengan menggunakan krim pemutih

wajah (Carrisa, 2015).

Krim pemutih wajah merupakan suatu produk pencerah wajah yang

sering digunakan oleh masyarakat khususnya kaum wanita untuk menunjang

penampilan mereka. Bahan kimia berbahaya yang sering digunakan dalam krim

pemutih wajah salah satunya adalah hidrokuinon. Hidrokuinon dalam kosmetika

kecantikan berperan sebagai penghilang flek atau bercak hitam pada wajah

(Rahmi, 2017).

Penggunaan hidrokuinon menurut BPOM berdasarkan public warning/

peringatan nomor KH.00.01.43.2503 tanggal 11 Juni 2009 adalah dilarang pada

produk kosmetik. Hidrokuinon dapat digunakan dalam pengobatan berdasarkan

resep dokter. Hidrokuinon saat ini masih banyak digunakan sebagian zat yang

1
2

berfungsi sebagai pemutih. Hidrokuinon dengan kadar kurang dari 2% dapat

digunakan sebagai pemutih kulit. Batas maksimal penggunaan hidrokuinon pada

krim pemutih wajah adalah 4% karena apabila lebih dari 4% akan menimbulkan

rasa terbakar dan iritasi pada kulit wajah (Aberg dkk., 2009).

Krim pemutih yang mengandung hidrokuinon akan terakumulasi dalam

kulit sehingga dapat menyebabkan terjadinya proses mutasi dan juga terjadinya

kerusakan DNA. Pemakaian hidrokuinon jangka panjang dapat menimbulkan efek

karsinogenik (BPOM RI, 2008). Penggunaan hidrokuinon jangka pendek yang

berlebihan dapat menyebabkan ookronosis. Ookronosis yaitu kulit berbintil

seperti pasir dan berwarna coklat kebiruan, penderita ookronosis akan merasa

kulit seperti terbakar dan gatal (Astuti, 2016).

Hasil investigasi dan pengujian laboratorium Badan Pengawas Obat dan

Makanan Republik Indonesia (BPOM) tahun 2006 dan 2007 terhadap kosmetika

yang beredar di surabaya menemukan kandungan hidrokuinon pada krim pemutih

wajah dengan kadar 9,74% dan 3,48 % (Aryani dkk., 2010). Penelitian lain yang

dilakukan oleh Sarah (2014) menemukan kandungan hidrokuinon pada krim

pemutih malam di klinik kecantikan di Kabupaten Sidoarjo dengan kadar 4,05%

dan 3,09%.

Berdasarkan studi literatur dan hasil-hasil penelitian di atas, maka perlu

dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kandungan dan kadar

hidrokuinon krim pemutih malam yang dijual di klinik kecantikan wilayah Kota

Banjarmasin. Semakin banyaknya klinik kecantikan di wilayah Kota Banjarmasin

maka semakin banyak pula krim pemutih wajah yang digunakan oleh masyarakat.
3

Klinik kecantikan di Banjarmasin sudah cukup banyak sebanding dengan

tingginya minat masyarakat Banjarmasin dengan produk-produk pemutih yang

ada di klinik kecantikan tersebut. Penelitian ini penting dilakukan karena dengan

pengujian kandungan dan kadar hidrokuinon yang ada pada krim pemutih malam

yang ada di lingkungan masyarakat saat ini, kita dapat mengetahui apakah krim

pemutih ini aman untuk kita gunakan dalam jangka pendek ataupun jangka

panjang. Tingkat keamanan pada krim pemutih ini akan kita ketahui dengan

menentukan kandungan dan kadar hidrokuinon dalam krim pemutih wajah

(kosmetik) yang telah diatur BPOM sebagai pusat pengawasan obat dan makanan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Apakah krim pemutih malam di klinik kecantikan wilayah Kota Banjarmasin

mengandung Hidrokuinon?

2. Berapa kadar hidrokuinon yang terdapat pada krim pemutih malam di klinik

kecantikan wilayah Kota Banjarmasin mengandung Hidrokuinon ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada penelitian ini adalah :

1. Mengetahui apakah krim pemutih malam di klinik kecantikan wilayah Kota

Banjarmasin mengandung hidrokuinon atau tidak.

2. Mengetahui berapa kadar hidrokuinon yang terdapat pada krim pemutih

malam diklinik kecantikan wilayah Kota Banjarmasin.


4

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang kandungan dan

kadar hidrokuinon yang terdapat pada krim pemutih wajah yang dijual di klinik

kecantikan serta pengetahuan tentang bahaya hidrokuinon berdosis tinggi dan

penggunaan jangka panjang.

2. Bagi masyarakat

Menambah pengetahuan masyarakat mengenai bahaya hidrokuinon

berdosis tinggi dan penggunaan jangka lama serta memberikan informasi kepada

masyarakat untuk senantiasa berhati-hati dalam penggunaan produk pemutih

wajah.

3. Bagi Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

Sebagai masukan dan informasi kepada Akademi Farmasi ISFI

Banjarmasin serta sebagai bahan referensi bacaan untuk mahasiswa/mahasiswi

Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian dengan sampel yang

berbeda dan dengan metode yang lebih baik dan modern lagi.

Anda mungkin juga menyukai