Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Nama : Windia Deby Pratiwi Sihombing


NPM : E1D014034
Prodi : Agribisnis
Kelompok : 3 (tiga)
Hari/Jam : Jumat /14.00-16.00 WIB
Tanggal : 28 November 2014
Ko-Ass : 1. Selestia Ningsih Pane
2. Syamsuwarni Rambe
Dosen : Drs.Hasan B. Daulay,MS

Objek Praktikum : IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.

Senyawa organic yang terdiri dari atom karbon, hydrogen dan oksigen secara umum di
bagi kedalam tiga kelompok. Kelompok pertama terdiri dari alkhol, fenol, eter. Kelompok kedua
meliputi aldehid dan keton, sedangkan kelompok ketiga merupakan senyawa asam karbosilat dan
turunanya. Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung
karbon,kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia
organik. Dari dolongan besar itu senyawa organik dapat diklasifikasikan dalam keluarga (families) dan
kelas (class) yang berbeda. Senyawa organik dibagi kedalam Sembilan kelas yang berbeda, digolongkan
menurut sifat masing-masing dalam senyawa tersebut. Secara kuantitatif untuk menyatakan komposisi
atau kelas dari larutan digunakan uji kelarutan terhadap senyawa tersebut.

Suatu larutan dinyatakan merupakan ”larutan tidak jenuh” jika solute dapat ditambahkan untuk
memperoleh berbagai larutan yang berbeda dalam konsentrasinya. Dalam banyak hal, ternyata proses
penambahan solute tidak dapat berlangsung secara tidak terbatas. Suatu keadaan akan dicapai dimana
penambahan solute pada sejumlah solvent yang tertentu tidak akan menghasilkan larutan lain yang
memiliki konsentrasi lebih tinggi. Kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul solute mempunyai
kesamaan dalam struktur dan sifat-sifat kelistrikan dari molekul-molekul solvent. Bila ada kesamaan dari
sifat-sifat kelistrikan, misalnya momen dipol yang tinggi, antara solvent-solvent, maka gaya-gaya tarik
yang terjadi antara solute solvent adalah kuat. Sebaliknya, bila tidak ada kesamaan, maka gaya-gaya terik
solute solvent lemah.
Secara umum, padatan ionik mempunyai kelarutan yang lebih tinggi dalam solvent polar daripada
dalam pelarut non-polar. Juga, jika solvent lebih polar, maka kelarutan dari padatan-padatan ionik akan
lebih besar.
- Sifat solute
Penggantian solute berarti pengubahan interaksi-interaksi solute-solute dan solute-solvent.
- Suhu
Kelarutan gas dalam air biasanya menurun jika suhu larutan dinaikkan. Gelembung-gelembung
kecil yang dibentuk bila air dipanaskan adalah kenyataan bahwa udara yang terlarut menjadi kurang larut
pada suhu-suhu yang lebih kecil. Hal yang serupa, tidak ada aturan yang umum untuk perubahan suhu
terhadap kelrutan cairan-cairan dan padatan-padatan.
- Tekanan
Kelarutan dari semua gas naik jika tekanan saham dari gas yang terletak di atas larutan dinaikkan.
Secara kuantitatif, hal ini dinyatakn dalam hukum Henry, yang menyatakan bahwa pada suhu tetap
perbandingan dari tekanan saham dari solute gas dibagi dengan mol fraksi dari gas dalam larutan adalah
tetap.
Pengendapan merupakan metode yang sangat berharga untuk memisahkan suatu sample menjadi
komponen-komponennya. Proses yang dilibatkan adalah proses dalam zat yang akan dipisahkan itu
digunakan untuk membentuk suatu fase baru endapan padat.
Pengujian mengenai kelarutan ini banyak digunakan untuk produk-produk instan seperti jahe
instan, kopi instan, serta dapat pula digunakan untuk tablet. Makin tinggi angka yang diperoleh
menunjukkan kelarutan yang meningkat pula.
Kelompok senyawa ini dapat di bedakan satu dengan yang lain yang mengunakan test
kelarutan. Sebagian besar alcohol, fenol, eter., aldehid dan keton larutan eter. Senyawa
senyawa ini juga dapat larut dalam asam sulfat prkat dengan membentuk garam oksinium.
Alcohol, aldehid, keton yang mempunyai atom karbon kurang dari lima dapat larutan dala-m
air sedangkan eter dengan atom c kurang dari 4 dapat larut dalam air.

1.2 Tujuan praktikum


1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi senyawa organic ( alkhol, fenol, aldehid, keton,
dan asam karboksilat)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dari namanya,
senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom
karbon.Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2
golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa alifatik jenuh adalah
senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan tunggal saja. Senyawa alifatik tak
jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga.
Jika memiliki rangkap dua dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan
alkuna.misalnya minyak tanah,bensin, gas alam,dan plastik.
( _.2008 )
Senyawa organik adalah senyawa kimia yang molekulnya mengandung ikatan karbon
dengan hidrogen (kecuali karbida, karbonat dan oksida karbon). Contoh senyawa organik :
protein, karbohidrat, lemak, asam lemak, asam amino, asam format dan sebagainya. Contoh
senyawa anorganik : air, karbon dioksida, alkohol, natrium khlorida, asam karbonat, dan lain-
lain.Perbedaan antara kimia organik dan anorganik adalah ada/tidaknya ikatan karbon-hidrogen.
( Rudi,2010 )
Adapun sifat-sifat dari senyawa hidrokarbon diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Semua
hidrokarbon merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air. Jika suatu hidrokarbon
bercampur dengan air, maka lapisan hidrokarbon selalu di atas sebab massa jenisnya lebih kecil
daripada 1.Pelarut yang baik untuk hidrokarbon adalah pelarut nonpolar, sepertiCCl4 atau eter. 2)
Makin banyak atom C, titik didih makin tinggi. Untuk hidrokarbon yang berisomer (jumlah atom
C sama banyak), titik didih makin tinggi apabila rantai C makin panjang (bercabang sedikit). 3)
Pada suhu dan tekanan biasa, empat alkana yang pertama (CH4sampai C4H10) berwujud gas.
Pentana (C5H12) sampai heptadekana(C17H36) berwujud cair, sedangkan oktadekana (C18H38) dan
seterusnya berwujud padat. 4) Jika direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, dan
I2),maka atom- atom H pada alkana mudah mengalami substitusi (penukaran) oleh atom- atom
halogen. 5) Alkana dapat mengalami oksidasi dengan gas oksigen, dan reaksi pembakaran ini
selalu menghasilkan energi. Itulah sebabnya alkana digunakan sebagai bahan bakar. Secara rata-
rata, oksidasi 1 gram alkana menghasilkan energi sebesar 50.000 joule.
Dan sifat dari senyawa organik diantaranya adalah Sifat fisik : Non polar, tarik-menarik
antar molekul lemah, tidak larut dalam air, larut dalam senyawa organik (non polar) dan sedikit
polar. Pada suhu kamar dan tekanan 1 atm : C1 – C4 = gas (tidak berbau) ,C5 – C17 = cair
(berbau bensin),C18 – dst = padat (tidak berbau), Titik didih senyawa rantai lurus > titik didih
senyawa rantai bercabang. Sifat kimia : Kurang reaktif dibanding senyawa organik yang
memiliki gugus fungsi,Tidak bereaksi dengan asam (stabil), Dapat bereaksi dengan halogen
Contoh : CH4 : metana CH3 : metil dan C2H6 : etana C2H5 : etil.
( Tiston,2009 )
Senyawa Organik Jenuh Dan Senyawa Organik Tak Jenuh
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa organik yang mengandung karbon dan
hidrogen yang dapat di bedakan atas hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh. Alkana di
golongkan sebagai senyawa hidrokarbon jenuh, sedangkan alkena, alkuna dan senyawa aromatik
termasuk senyawa hidrokarbon tak jenuh. (Anonim, 2011: 19)
Ikatan pada alkana merupakan ikatan tunggal, kovalen, dan non polar. Oleh karena itu
alkana relatif tidak reaktif. Alkana tidak bereaksi dengan kebanyakan asam, basa, pengoksidasi
atau pereduksi, karena sifatnya yang tidak bereaksi ini, alkana dapat digunakan sebagai pelarut
untuk ekstraksi atau untuk melakukan reaksi-reaksi kimia zat lain. Namun alkana bereaksi
dengan beberapa pereaksi seperti oksigen dan halogen. Jika alkana dan halogen di simpan pada
suhu rendah dalam kamar gelap, reaksi tidak terjadi. Di bawah sinar atau suhu tinggi terjadi
reaksi eksoterm (Rasyid, Muhaidah, 2009:54-55)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan

alat yang digunakan :

- Botol semprot
- Gelas piala
- Gelas ukur
- Pipet tetes
- Erlemeyer
- Tabung reaksi + rak
- Penjepit tabung reaksi
- Pipet volum 5 ml
- Tabung pengaduk

Bahan yang di gunakan :


- Sampel
- FeCL3
- asam kromat
- etanol 95%
- NaOH 10%
- Ammonium hidroksida encer
- Aseton
- Aquadest

2.2 prosedur kerja


2.2.1 test Fe𝐶𝐿3 ( Test karakteristik untuk fenol )
Diambil tabung reaksi dan di masukan 2 ml etanol 95 % di tambahkan 3 tetes sampel
yang akan di uji kedalam tabung reaksi tersebut. Kedalam tabung reaksi ini di masukan 1
ml larutan 2,4 dinitrifenolhidrazid dan melakukan pengojokan kuat-kuat. Jika tidak di
hasilkan endapan di panaskan larutan tersebut dengan pemanas air selama 1 menit dan
selanjutanya si tamabah 5 tetes air. Jika terbentuk endapan kuning sampai merah orange
menunjukan test positive untuk adanya gugus karbonil dari keton atau aldehid.

2.2.2 test asam kromat ( test karakteristik danketon )

Siapkan tabung reaksi dan memasukan 2 ml sampel yang akan uji kedalamanya.
Menambahkan 1 ml aseton . kemudian menambahkan 1 tetes asam kromat. Warna orange
dari asam kromat dakan berubah menjadi biru kehitaman atau terbentuk endpana jika
yang di tambahkan berupa alkhol primer atau sekunder.

2.2.3 test preaksi tollens (test untuk membedakan aldehid dan keton )

Di dalam tabung reaksi dimasukan 1 ml larutan perak nitrat 5 % selanjutnya di


tambahkan 1 tetes NaOH 10% dan mengkocoknya. Tambahkan kedalaman campuran
tersebut larutan encer ammonium hidrogsida melarut ( hindari pengunaan amoniak
yang berlebihan) memnambah kan 2 tetes larutan yang akan di uji, mengocoknya dan
mmbiarkan selama 10 menit. Jika reaksi tidak terjadi dalam 10 menit panaskan tabung
reaksi di atas penegas air selama 5 menit.reaksi positif akan di tunjukan dengan
terbentuknya cermin perak pada dimdimh atau endapan mental

BAB IV

HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan

NO Sampel Percobaan Hasil pengamatan Keterangan


1 Etanol Test 𝐹𝑒𝐶𝐿3 Setelah di tetesi dengan Berubah warna
larutan 𝐹𝑒𝐶𝐿3 Warna warna
berubah orange kekuningan kekuningan
2 Etanol & Test asam kromat Warna berubah menjadi Berubah
aseton warna kekuningan
3 Perak nitrat Test preaksi tollens Setelah di tetesi dengan Berubah warna
NaOH 10 % sebnyak 1 tetes
terjadi endapan
BAB V

PEMBAHAHASAN

Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa yang hanya karbon dan hidrogen yang dapa
dibedakan atas hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh. Alkana digolongka sebagai
hidrokarbon jenuh, sedangkan alkena, alkuna dan senyawa aromatik termaksud senyawa tak
jenuh.Senyawa Organik merupakan senyawa kimia yang mengandung karbon (C). Kelarutan
menyatakan secara kulaitatif dari proses larutan. Yaitu menyatakan jumlah maksiang dapat
terlarut dalam sejumlah tertentu zat terlarut atau larutan. Uji kelarutan senyawa organik ini
bertujuan untuk mengetahui mengapa suatu senyawa dapat larut dan dapat menentukan apakah
suatu senyawa termasuk basa kuat, asam lemah, asam kuat atau suatu zat netral. Prinsip uji
kelarutan ini dengan panambahan aquades.

Dalam proses pembuatan etanol dengan mengunakan test fecl3 mengasilkan perubhaan
yang terjadi dengan purubahan yang sangat signifikan yaitu warna dari senyawa larutan yang di
masukan berubah menjadi orange kekuningan sehingga sangat mempermudahkan kita bahwa
lalutan yang sedang di uji dengan menguanaka larutan 2,4 dinitrofenil hidrazin adalah etanol
yang baik, sama seperti pada proses pembuatan senyawa organic dengan mengukan asam kromat
terjadi perubahan yaitu warna orange dari asam kromat akan berubah menjadi biru kehijauann
atau terbentuk endapan jika endapan yang di tambhakan berupa alkhol primer atau sekunder
pada proses pembuatan senyawa larutan tollens yang proses pembuatanya denganmengukana
preaksi tolens untuk membedakan antara aldehid dan keton yang terjadi perubahan di dalam
pengamatanya yaitu tidak terjadi perubahan warna justru terjadi perubahan antara air berubah
menjadi endapan dan berubah warna menjadi snagat keruh. Suatu larutan dinyatakan merupakan
”larutan tidak jenuh” jika solute dapat ditambahkan untuk memperoleh berbagai larutan yang berbeda
dalam konsentrasinya. Dalam banyak hal, ternyata proses penambahan solute tidak dapat berlangsung
secara tidak terbatas. Suatu keadaan akan dicapai dimana penambahan solute pada sejumlah solvent yang
tertentu tidak akan menghasilkan larutan lain yang memiliki konsentrasi lebih tinggi. Kelarutan yang
besar terjadi bila molekul-molekul solute mempunyai kesamaan dalam struktur dan sifat-sifat kelistrikan
dari molekul-molekul solvent. Bila ada kesamaan dari sifat-sifat kelistrikan, misalnya momen dipol yang
tinggi, antara solvent-solvent, maka gaya-gaya tarik yang terjadi antara solute solvent adalah kuat.
Sebaliknya, bila tidak ada kesamaan, maka gaya-gaya terik solute solvent lemah.
Secara umum, padatan ionik mempunyai kelarutan yang lebih tinggi dalam solvent polar daripada
dalam pelarut non-polar. Juga, jika solvent lebih polar, maka kelarutan dari padatan-padatan ionik akan
lebih besar.

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dalam proses praktikum dengan judul mengidentifikasi senyawa organik adapun hal dari
tujuan praktikum ini adalah mahasiswa mampu mengidentifikasi senyawa organic, di sini kita di
hadirkan untuk bisa membedakan antara senyawa organic( alcohol, fenol, aldehid, keton dan
asam karbosilat yang pada dasarnya dapat mengubah suatu larutan bedasarkan senyawanya
masing masing. Pada proses pembuatan etanol terjadi perubahan warna yaitu orange kekuningan
, dan pada pembuatan larutan senyawa ornagik etanol dan aseton warna yang terjadi adalah
kuning dan pada perak nitrat warna yang terjadi adalah endapan bukan terjadi perubahan warna.

6.2 saran

Dengan adanya percobaan ini, diharapkan mahasiswa memiliki wawasan yang lebih luas
lagi mengenai tentang mengidentifikasi organic , karena dalam mengidentifikasi organic sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam percobaan ini mahasiswa harus lebih akfif dalam
praktikum bukan hanya duduk dan mendengarkan .
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, Ralph J. Dan Joan S. Fessenden.1997. Kimia Organik Jilid II Edisi 3.Jakarta
Farid, Faizar. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Organik.Universitas Jambi: Jambi

Nurbayti,siti Msi. 2012.”penuntun praktikum Kimia Organik I”. Jakarta : UIN Syarif
Hidayatullah
http://abie-moonshine.blogspot.com/2011/11/laporan-identifikasi-senyawa.html
http://choesnanmoesthofa.wordpress.com/2012/04/01/mangan-mn/
ht Nurbayti,siti Msi. 2012.”penuntun praktikum Kimia Organik I”. Jakarta : UIN Syarif
Hidayatullah
tp://joksansamuel.blogspot.com/2013/04/laporan-praktikum-kimia-dasar_28.html

Anda mungkin juga menyukai