Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA BERMAIN

MEWARNAI GAMBAR

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK

DI RUANG MELATI RSUD UNGARAN

Disusun Oleh :

Nailul Muna
P. 133742011603

PRODI DIII KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2018
SATUAN ACARA KEGIATAN

TERAPI BERMAIN MEWARNAI

A. Pokok Bahasan : Bermain


Sub Pokok Bahasan : Mewarnai gambar
Tempat : Ruang Melati / RSUD Ungaran
Waktu : Jam 13.00- 13.35 WIB (35 menit)
Hari / Tanggal : Jumat, 20 April 2018

LATAR BELAKANG

Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak


secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas
bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengn kondisi anak.
Pada saat dirawat rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang
sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih dan nyeri.
Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena
menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu,
dengan melakukkan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress
yang dialaminya karena dengan melakukkan permainan anak akan dapat
mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui
kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada
prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan
secara optimal, mengembangkan kretifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih
efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan
kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak
juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Mewarnai dapat menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu
mengenali tingkat perkembangan anak. Dinamika secara psikologis
mnggambarkan bahwa selama anak bermain dengan sesuatu yang diwarnai sesuai
dengan imajinasi anak, akan membantu anak untuk menggunakan tangannya
secara aktif sehingga merangsang motorik halusnya. Oleh karena sangat
pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk
mengurangi kecemasan akibat hospitalisasi, maka akan dilaksanakan terapi
bermain pada anak usia toddler dengan cara membuat kreasi dengan mewarnai
gambar.

B. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum
Peserta bermain mampu mencapai tugas perkembangan secara optimal sesuai
tahap perkembangan.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah anak dilakukan terapi bermain selama 30 menit peserta terapi bermain
diharapkan :
a. Anak dapat lebih mengenali warna-warna dan macam-macam gambar
seperti sayuran, buah-buahan, binatang dll.
b. Menurunkan tingkat kecemasan pada anak.
c. Meningkatkan tingkat imajinasi pada anak.

C. PERENCANAAN
1. Jenis Program Bermain : Mewarnai gambar
2. Karakteristik Sosial Permainan : Mewarnai gambar

Klasifikasi Bermain Menurut Karakteristik Sosial :


1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa
orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita
Toddler.
2. Paralel play
Permainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing
mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak
ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak
pre school.
Contoh : bermain balok, mewarnai gambar
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang
sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas,
anak bermain sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi
dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia
sekolah Adolesen.

Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk


mengurangi stres dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak.
Selain itu mewarnai merupakan jenis permainan patralManfaat dari terapi
bermain mewarnai adalah:

1. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat


terapeutik (sebagai permainan penyembuh/ ”therapeutic play”).
2. Dengan menggambar berarti anak dapat mengekspresikan ”feelingnya”
atau memberikan pada anak suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa
menggunakan kata.
3. Sebagai terapi kognitif, pada saat anak menghadapi kecemasan karena
proses hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan sterss, kognitifnya
tidak akurat dan negatif.
4. Mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan
ekspresi emosional anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah
dan benci.
5. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan
metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama
dirawat di rumah sakit.

3. Karakteristik Peserta : Usia Pra Sekolah ( > 3 tahun- 6 tahun)


Tahap Perkembangan
a. Perkembangan Psikoseksual menurut Sigmeun Freud :
Fase pra sekolah (> 3 – 6 tahun) : Pada usia pra sekolah, menurut
Sigmun Freud terjadi fase phallic, pada fase ini ini alat kelamin
merupakan bagian paling penting. Anak sangat senang dan hatinya
merasa puas memainkan alat kelaminnya. Pada fase ini anak laki laki
menunjukkan sangat dekat dan merasa mencintai ibunya(Oedipus
Complex), sebaliknya anak perempuan sangat mencintai
ayahnya(ElectraComplex).
b. Perkembangan Psikososial menurut Erikson :
- Initiative vs Guilt (Inisiatif vs Rasa Bersalah)
Anak usia prasekolah sudah mulai mematangkan beberapa
kemampuannya yang lain seperti motorik dan kemampuan
berbahasa, mampu mengeksplorasi lingkungannya secara fisik
maupun sosial dan mengembangkan inisiatif untuk mulai bertindak.
Apabila orang tua selalu memberikan hukuman untuk dorongan
inisiatif anak, akibatnya anak dapat selalu merasa bersalah tentang
dorongan alaminya untuk mengambil tindakan. Namun, inisiatif
yang berlebihan juga tidak dapat dibenarkan karena anak tidak akan
memedulikan bimbingan orang tua kepadanya. Sebaliknya, jika
anak memiliki inisiatif yang terlalu sedikit, maka ia dapat
mengembangkan rasa ketidak pedulian
c. Perkembangan Kognitif menurut Piaget :
Teori Piaget untuk anak usia pra sekolaah adalah pra-operasional.
Tahap pra-Operasional adalah prosedur melakukan tindakan secara
mental terhadap objek-objek.
 Ciri dari tahapan ini anak belajar menggunakan dan
merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata.

Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan


sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam
tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya.
Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan
gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran
intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung
egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia
dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka
kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya.
Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif
orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif
di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun

4. Sasaran :
 Anak yang dirawat di Ruang Melati RSUD Ungaran, usia pra sekolah
(> 3 -6 tahun)
 Tidak mempunyai keterbatasan fisik yang dapat menghalangi proses
terapi bermain
 Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
 Tidak dalam kondisi kritis
5. Metode : Mewarnai gambar sesuai dengan gambar yang sudah disediakan
6. Alat- Alat yang digunakan : kertas bergambar, crayon mewarnai
7. Setting tempat :
Keterangan :

: leader
: : co-leader

: : fasilitator

: observer

8. Pengorganisasian
a. Leader : Oktavia Ryzkia Putri
Tugas : Memimpin jalannya permainan
b. Co Leader : Noor Amalia
Tugas : Membantu memimpin jalannya permainan
c. Fasilitator : - Dinar Novaza
- Nailul Muna
- Monica Juanmita
Tugas : Membantu dalam proses berjalannya permainan
d. Observer : - Anis Rahmasari
- Galuh Ihza
Tugas : Mengobservasi jalannnya permainan

D. STRATEGI PELAKSANAAN
No. Waktu Kegiatan Peserta
1. 5 Menit Pembukaan
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab
mengucapkan salam salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujua dari terapi 3. Memperhatikan
bermain
4. Kontrak waktu anak dan orang tua 4. Memperhatikan
2. 15 menit Pelaksanaan
1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan 1. Memperhatikan
terapi bermain kepada anak
2. Memberikan kesempatan kepada 2. Bertanya
anak untuk bertanya jika belum
jelas
3. Membagikan bahan buku gambar 3. Antusias
dank crayon
4. Fasilitator mendampingi anak dan 4. Memulai untuk
memberikan motivasi kepada anak mewarnai
5. Menanyakan kepada anak apakah 5. Menjawab
telah selesai mewarnai sebuah pertanyaan
gambar
6. Memberitahu anak bahwa waktu 6. Mendengarkan
yang diberikan untuk mewarnai
telah selesai
7. Memperhatikan
7. Memberikan pujian terhadap anak
yang mampu mewarnai sampai
selesai
3. 10 menit Evaluasi
1. Memotivasi anak untuk 1. Menceritakan
menybutkan warna yang
digunakan untuk mewarnai
2. Mengumumkan nama anak yang 2. Gembira
dapat mewarnai sesuai contoh
3. Membagikan reward kepada 3. Gembira
seluruh peserta

4. 5 menit Terminasi
1. Memberikan motivasi dan pujian 1. Memperhatikan
kepada seluruh anak yang telah Gembira
mengikuti program terapi bermain
2. Mengucapkan terima kasih kepada 2. Mendengarkan
anak dan orang tua
3. Menjawab
3. Mengucapkan salam penutup
salam
E. Evaluasi
1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 4 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di Ruang Melati RSUD
Ungaran lantai 3
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai
3. Kriteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan anak berkurang
c. Mewarnai sesuai dengan contoh
d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai

Anda mungkin juga menyukai