Anda di halaman 1dari 21

HUKUM TERMODINAMIKA II

Thermodynamics: An Engineering
Approach, 5th edition
by Yunus A. Çengel and Michael A. Boles
Hukum Termodinamika II
Sistem a. Suatu benda pada temperatur tinggi, T 1 yang
mengalami sentuhan dengan udara atmosfer bertemperatur, T0
pada akhirnya akan menjadi dingin mencapai temperatur
sekillingnya yang jauh lebih besar.

Sistem b. Udara bertekanan tinggi pi yang terdapat di dalam suatu


tangki tertutup akan mengalir secara spontan ke sekelilingnya
yang bertekanan lebih rendah, p 0 jika katup penghubungnya
dibuka.

Sistem c. Suatu massa yang tergantung pada kabel di ketinggian


tertentu, zi akan jatuh bila dilepaskan. Saat mencapai dasar, maka
energi potensial dari massa tersebut pada kondisi semula.
Hukum Termodinamika II

Perumusan Kelvin : Tidak ada suatu proses yang hasil akhirnya berupa
pengambilan sejumlah kalor dari suatu reservoar kalor tunggal dan mengkonversi
seluruh kalor menjadi usaha.

Perumusan Clausius: Tidak ada proses yang hasil akhirnya berupa pengambilan
kalor dari reservoar kalor bersuhu rendah dan pembuangan kalor dalam jumlah
yang sama kepada suatu reservoar yang bersuhu lebih tinggi.
Hukum Termodinamika II
Proses Reversibel

reversibel: Suatu proses dikatakan Ireversibel jika kedua sistem maupun semua
bagian sekelilingnya dapat kembali tepat kepada keadaan awalnya setelah proses
berlangsung.
Proses Ireversibel

Ireversibel: Suatu proses dikatakan Ireversibel jika sistem dan semua bagian
sekelilingnya tidak dapat kembali tepat kepada keadaan awalnya setelah proses
berlangsung.
SIKLUS CARNOT
SIKLUS CARNOT
INTERAKSI SIKLUS DAYA DENGAN DUA RESERVOIR

W siklus QC
   1
QH QH
W siklus QC
   1
QH QH

QH QH
  1
Wsiklus QC
ENTROPI
Pernyataan Clausius

Perumusan Clausius: Tidak ada proses


yang hasil akhirnya berupa pengambilan
kalor dari reservoar kalor bersuhu rendah dan
pembuangan kalor dalam jumlah yang sama
kepada suatu reservoar yang bersuhu lebih
tinggi.
KETIDAKSAMAAN CLAUSIUS
Ketidaksamaan Clausius dapat diterapkan pada setiap siklus tanpa memperhatikan
dari benda mana siklus tersebut mendapatkan energi atau ke mana siklus tersebut
melepaskan energi melalui perpindahan kalor.
δQ mewakili perpindahan kalor pada batas sistem selama
siklus berlangsung

 Q  T adalah temperatur absolut pada daerah batas sistem

  T b  0 Subskrip b menunjukkan bahwa integral dihitung pada


daerah batas sistem yang mengalami siklus
∮ menunjukkan bahwa integral dilakukan pada semua
bagian batas sistem dan siklus secara keseluruhan
PENGEMBANGAN KETIDAKSAMAAN CLAUSIUS
Q '  Q 
 
Tres  T b
'
dEC  Q  WC ; WC  W  W
'

 Q 
WC  Tres    dEC
 T b
 Q   Q 
WC   Tres     dEC  Tres   
 T b  T b
 Q 
  T b   siklus
PENGEMBANGAN KETIDAKSAMAAN CLAUSIUS

σsiklus merupakan tingkat ketidaksamaan

 Q  σsiklus = 0 (tidak ada ireversibilitas dalam sistem)


  T b   siklus σsiklus > 0 (timbulnya ireversibilitas dalam sistem)
σsiklus < 0 (tidak mungkin)
PENGERTIAN PERUBAHAN ENTROPI

 2 Q   1 Q 
 1    2    siklus  0
 T  A  T C
 2 Q   1 Q 
 1    2    siklus  0
 T  B  T C
 2 Q   2 Q 
 1    1 
 T  A  T B
 2 Q   Q 
S 2  S1     dS   
1 T
 int rev  T  int rev
DATA ENTROPI UNTUK AIR DAN REFRIGERAN
Data Keadaan Jenuh

s  (1  x) s f  xs g  s f  x( s g  s f )
Data Cairan

s (T , p )  s f (T )
PENGGUNAAN GRAFIK ENTROPI
PENGUNAAN PERSAMAAN T dS
Persamaan T dS memunkinkan perhitungan entropi dilakukan dengan data yang lebih
banyak dan lengkap. Persamaan ini juga diguakan untuk mengevaluasi perubahan
entropi pada gas ideal.

Q int rev  dU  W int rev


TdS  dU  pdV Persamaan T dS pertama
dH  dU  d ( pV ) dU  pdV  dH  Vdp
TdS  dH  Vdp Persamaan T dS kedua

Tds  du  pdv Tds  dh  vdp Persamaan T dS kedua dalam basis massa

Td s  d u  pd v Td s  d h  vdp Persamaan T dS kedua dalam basis mol


PENGUNAAN PERSAMAAN T dS
Contoh penggunaan Tds dalam perubahan fase dari cairan jenuh ke uap jenuh pada
temperatur dan tekanan konstan

dh hg  h f
Tds  dh  vdp ds  sg  s f 
T T
PERUBAHAN ENTROPI GAS IDEAL
dh p dh v
ds   dv ds   dp
T T T T

Untuk Gas Ideal

du  cv T dT dh  c p T dT pv  RT

dT dv dT dp
ds  cv (T ) R ds  c p (T ) R c p (T )  cv T   R
T v T p
T2 dT v2 T2 dT p2
s2  s1   cv (T )  R ln s2  s1   c p (T )  R ln
T1 T v1 T1 T p1
PERUBAHAN ENTROPI DALAM PROSES REVERSIBEL
INTERNAL
 Q 
dS   
 T  int rev

(Q) int rev  TdS


2
Q int rev  
1
TdS
g g
Q   TdS  m  TdS
f f

Q
 T (sg  s f )
m

Anda mungkin juga menyukai