Anda di halaman 1dari 17

EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA

DI SUSUN OLEH :

RIKA AFRIYANTI

VANI ROSALINA

SANDI ARIANSYAH

SISKA ANGELIA

WINDA JULIANA

YALUH RIZKY DESBI H.

YULIANTI

RIZKY DINAR F.

WAHAB

YAYASAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SAMAWA

AKADEMI KEPERAWATAN SAMAWA

TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.wr.wb…
Alhamdulilah hirabbilalamin , dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT.
Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya maka dengan ini penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan lancar.

Terselesainya makalah ini berkat kerjasama dari berbagai pihak untuk itu penulis ucapkan
terimakasih kepada Ibu Selaku dosen pembimbing penulis serta rekan–rekan yang memberikan
masukan dan gagasan tentang makalah yang penulis susun.
penulis menyadari bahwa makalah kami banyak terdapat kekurangan dan kesalahan baik dari
isi maupun sistem penulisan, maka dari itu penulis mohon maaf dan mengucapkan terima kasih atas
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga apa yang penulis sajikan pada makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Sumbawa, 2018

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………..………. Error!
Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ........................................................ Error! Bookmark not defined.

1.1 LATAR BELAKANG.................................................... Error! Bookmark not defined.

1.3 RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………Error!


Bookmark not defined.

1.2 TUJUAN ........................................................................ Error! Bookmark not defined.

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 6

2.1 DEFINISI ....................................................................... Error! Bookmark not defined.

2.2 TUJUAN ........................................................................ Error! Bookmark not defined.

2.3 PROSES……………………………………………………………………………. Error!


Bookmark not defined.
2.4 TIPE………………………………. ………………………………………………. Error!
Bookmark not defined.
2.5 PENILAIAN ……….…………………………………………………………… … Error!
Bookmark not defined.
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………. 8

3.1 KESIMPULAN………………………………………………………………………… 9

3.2 SARAN ........................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Evaluasi yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh keberhasilan
yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian peoses menentukan apakah ada kekeliruan
dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu
sendiri.
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan keperawatan
yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah. (Meirisa, 2013). Pada tahap
evaluasi, perawat dapat mengetahui seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaan telah tercapai.
Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperwatan tetapi tahap ini merupakan
bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan. Pengumpulan data perlu direvisi untuk
menentukan kecukupan data yang telah dikumpulkan dan kesesuaian perilaku yang observasi.
Diagnosis juga perlu dievaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapannya. Evaluasi juga diperlukan
pada tahap intervensi untuk menentukan apakah tujuan intervensi tersebut dapat dicapai secara
efektif. (Nursalam, 2008)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari Evaluasi Keperawatan Keluarga ?

2. Apa dari Tujuan Evaluasi Keperawatan Keluarga ?

3. Bagaimana Proses Evaluasi Keperawatan Keluarga ?

4. Apa saja Tipe Evaluasi Keperawatan Keluarga ?


5. Penilaian Evaluasi Keperawatan Keluarga ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari Evaluasi Keperawatan Keluarga .

2. Untuk mengetahui Tujuan Evaluasi Keperawatan Keluarga

3. Untuk mengetahui Bagaimana Proses Evaluasi Keperawatan Keluarga

4. Untuk mengetahui Apa saja Tipe Evaluasi Keperawatan Keluarga

5. Untuk mengetahui Penilaian Evaluasi Keperawatan Keluarga


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Keperawatan Keluarga

Evaluasi adalah aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan, dan terarah ketika klien dan
professional kesehatan menentukan kemajuan klien menuju pencapaian tujuan atau hasil keefektifan
rencana asuhan keperawatan dengan tindakan intelektual dalam melengkapi proses keperawatan
yang menandakan keberhasilan untuk diagnosa keperawatan, rencana intervensi dan
implementasinya. Tahap evalausi memungkinkan perawat dalam memonitor apa yang terjadi selama
pengkajian, analisis, perencanaan dan implementasi intervensi (Nursalam, 2008).

B. Tujuan Evaluasi Keperawatan Keluarga

Tujuan evaluasi terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.


1. Tujuan Umum
a. Menjamin asuhan keperawatan secara optimal
b. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
c. Meneruskan rencana asuhan keperawatan
2. Tujuan khusus
a. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan
b. Menyatakan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum
c. Meneruskan rencana tindakan keperawatan
d. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan
e. Dapat menentukan penyebab apabila tujuan asuhan keperawatan belum tercapai

C. Proses Evaluasi Keperawatan Keluarga


Proses evaluasi keperawatan keluarga memiliki lima komponen yaitu:

a. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan hasil yang diharapkan (indicator NOC).
Dengan menggunakan hasil yang diharapkan dan dinayatakan dengan jelas, tepat dan dapat
diukur sebagai panduan perawat mengumpulkan data sehingga dapat ditarik kesimpulan apakah
tujuan bisa tercapai.
b. Membandingkan data dengan hasil
Apabila dua bagian pertama proses evaluasi telah dilaksanakan secara efektif, relative mudah
dalam menentukan apakah hasil yang diharapkan telah tercapai. Perawat atau klien berperan
aktif dalam membandingkan respon aktual klien dengan hasil yang diharapkan. Dalam
menentukan apakah tujuan telah tercapai, perawat dapat menarik salah satu dari tiga
kemungkinan kesimpulan.
1) Tujuan tercapai yaitu respon klien sama seperti apa yang diharapkan
2) Tujuan tercapai sebagian yaitu tujuan jangka pendek tercapai, dalam tujuan jangka
panjang tidak tercapai dan hasil yang diharapkan hanya tercapai sebagian
3) Tujuan tidak tercapai yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang tidak
tercapai
c. Menghubungkan tindakan keperawatan dengan hasil
Aspek ke empat evaluasi adalah menentukan apakah tindakan keperawatan memiliki kaitan
dengan hasil.Jangan mengasumsikan tindakan keperawatan sebagai penyebab atau satu-satunya
faktor dalam mencapai, sebagian mencapai atau tidak mencapai tujuan.
d. Menarik kesimpulan tentang status
Ketika tujuan tercapai perawat dapat menarik salah satu kesimpulan berikut tentang status
masalah klien.
1) Masalah actual yang dinyatakan dalam diagnosa keperawatan sudah diselesaikan:
masalah potensial dicegah dan faktor resiko tidak ada lagi. Perawat mendokumentasikan
bahwa tujuan telah tercapai dan mengehentikan asuhan untuk masalah tersebut.
2) Masalah potensial yang dinyatakan dalam diagnosis keperawatan dapat dicegah akan
tetapi faktor resiko masih ada. Kasus ini perawat mempertahankan masalah renacana asuhan.
3) Masalah aktual tetap ada walaupun beberapa tujuan tercapai.
e. Melanjutkan, memodifikasi dan mengakhiri rencana asuhan keperawatan.
Setelah menarik kesimpulan tentang masalah klien, perawat memodifikasi rencana asuhan sesuai
indikasi. Pemeriksaan perawat lebih lanjut adalah:

1) Pengkajian
Data dasar yang tidak lengkap atau tidak benar mempengaruhi semua langkah proses
keperawatan berikutnya dan rencana asuhan. Data yang tidak lengkap, perawat harus mengkaji
kembali klien dan mencatat data baru. Pada beberapa kasus, data yang baru dapat
mengindikasikan pentingnya menegakkan diagnosa keperawatan baru, tujuan baru, dan program
keperawatan baru.
2) Diagnosis
Jika data dasar tidak lengkap, pernyataan diagnosis yang baru mungkin diperlukan. Jika data
lengkap, perawat harus menganlisis apakah masalah diidentifikasi dengan benar dan apakah
diagnosis keperawatan relevan dengan data dasar tersebut. Perawat merevisi dan menambah
diagnosis baru sesuai kebutuhan
3) Perencanaan: hasil yang diharapkan
Apabila diagnosis keperawatan tidak akurat, tampak jelas pernyataan tujuan perlu direvisi.
Tujuan yang tidak realistis memerlukan koreksi. Perawat harus menentukan apakah prioritas
berubah atau apakah klien tetap setuju denagn prioritas tersebut.
4) Perencanaan: program keperawatan
Perawat menginvestigasi apakah intervensi keperawatan berhubungan dengan tercapainya tujuan
dan apakah telah dipilih intervensi keperawatan yang baik. Apabila diagnosa dan tujuan tepat
intervensi keperawatan yang dipilih mungkin bukan merupakan intervensi yang terbaik dalam
mencapai tujuan.
5) Implementasi
Setelah membuat modifikasi yang diperlukan pada rencana asuhan, perawat
mengimplemenatsikan rencana yang telah dimodifikasi dan memulai siklus proses keperawatan
kembali

D. Tipe Evaluasi Keperawatan Keluarga

Terdapat tiga tipe evaluasi yaitu:


1. Struktur
Terdiri dari fasilitas fisik, perlengkapan, layanan dan kualitifikasi pegawai.
2. Proses
Tindakan keperawatan dalam setiap komponen proses keperawatan yang mencakup:
a. Adekuasi: jumlah dan kualitas.
b. Kesesuaian: relevan dengan setiap komponen dan situasi klien.
c. Efektifitas: kemampuan untuk memfasilitasi criteria hasil klien.
d. Efesiensi: konservasi waktu, energi dan sumber daya klien, tim kesehatan dan lembaga.
3. Hasil
Perubahan perilaku klien yang mencakup:
1. Respon fisiologis, suhu, penyembuhan luka, respon neurologis
2. Respon psikologis, afek yang sesuai, perilaku verbal dan non verbal
3. Keterampilan psikomotor, perawatan bayi, penggantian balutan, irigasi kolostomi, berjalan
dengan kruk.
4. Pengetahuan mengenai penyakit termasuk obat-obatan, terapi, diet, pencegahan.
5. Kemampuan untuk mengatasi berduka, melaksanakn aktivitas sehari-hari, olahraga.

E. Penilaian Evaluasi Keperawatan Keluarga

Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat
keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil pelu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan
keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu
dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga. Tahapan evaluasi
dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan
selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir. Evaluasi
disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.
S : Adalah hal – hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subyektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan missal : keluarga menyatakan nyerinya berkurang.
O : Adalah hal – hal yang ditemui perawat secara obyektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan, missal ; BB naik 1 kg dalam 1 bulan.
A : Adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang terkait dengan
diagnosa.
P : Adalah perencanaan yang kan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahapan evaluasi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang rencana
keperawatan.
2. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mecapai tujuan.
3. Proses evaluasi
• Mengukur pencapaian tujuan klien
• Membandingkan data yang terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan
4. Komponen evaluasi
• Menentukan kriteria, standar, dan pertanyaan evaluasi
• Mengumpulkan data mengenai keadaan klien terbaru
• Menganalisa dan membandingkan data terhadap kriteria dan standar
• Merangkum hasil dan membuat kesimpulan
• Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan
5. Dokumentasi keperawatan berguna sebagai sarana komunikasi dan berkaitan dengan aspek
legal serta jaminan dalam pemberian kualitas pelayanan.
B. Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan sudah sepatutnya memahami tahapan dalam proses
keperawatan yaitu asuhan keperawatan karena sejatinya inilah yang menjadi dasar bagi tenaga
keperawatan dalam menjalankan tugasnya.
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, Komang Ayu Henny. 2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga (Bagi
Mahasiswa Keperawatan & Praktisi Perawat Perkesmas). Jakarta: Sagung Seto.
Ali, Zaidin. 2009. Dasar-dasar Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC
Meirisa, Rohana. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak T Dengan Ketidakefektifan
Bersihan Jalan Napas Pada Masalah Kesehatan Tuberkulosis Paru Di Rw 01 Kelurahan Cisalak
Pasar, Cimanggis, Depok (Online), (http://lib.ui.ac.id/ Meirisa.pdf, diakses 6 Mei 2016).
Mubarak, dkk., 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas 2: Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba
Medika.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
RUMAH SEHAT RUMAH IDAMAN

I. IDENTIFIKASI MASALAH
Rumah sehat adalah suatu tempat untuk berlindung terhadap gangguan dari luar antara lain
untuk melindungi dari panas, hujan, angina dan gangguan lainnya sehingga dapat tinggal dari rasa
aman dan tenteram serta rumah tersebut memenuhi syarat-syarat kesehatan.
Perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku
sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

II. PENGANTAR
Bidang Studi : Kesehatan Lingkungan Keluarga
Topik : Kesehatan Lingkungan Keluarga
Subtopik : Rumah sehat Rumah Idaman
Sasaran : keluarga kampung melayu
Hari / Tanggal : senin 27 maret 2018
Jam : 08.00
Waktu : 25 menit

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 25 menit, diharapkan peserta dapat mengerti
dan melakukan perilaku sehat sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental, dan sosial.Dan
dengan dilakukannya perilaku sehat dalam lingkungan keluarga dimaksudkan agar setiap keluarga
dapat menciptakan serta mewujudkan rumah sehat .

IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 25 menit, diharapkan peserta akan dapat:
1. Menjelaskan pengertian rumah sehat
2. Menjelaskan kriteria rumah sehat
3. Manfaat rumah sehat
4. Pemeliharaan rumah sehat

V. MATERI
Terlampir
VI. MEDIA
Materi SAP
VII. METODE
Ceramah
Tanya Jawab

VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN


No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 2 menit Pembukaan: Menjawab salam
a. Memberi salam
b. Menjelaskan tujuan penyuluhan Mendengarkan dan
c. Menyebutkan materi /pokok memperhatikan
bahasan yang akan disampaikan
2 15 menit Pelaksanaan: Menyimak dam
Menjelaskan materi penyuluhan memperhatikan
secara berurutan dan teratur
Materi:

1. Pengertian rumah sehat


2. Kriteria rumah sehat
3. Manfaat rumah sehat
4. Pemeliharaan rumah
sehat

3 5 menit Evaluasi Merespon dan


Memberi kesempatan kepada bertanya
peserta untuk bertanya
Memberi kesempatan kepada Merespon dengan
peserta untuk menjawab pertanyaan menjawab
yang dilontarkan pertanyaan
4 3 menit Penutup: Menyimak
Menyimpulkan materi yang
telah disampaikan Menjawab salam
Menyampaikan terima kasih
atas perhatian dan waktu yang telah
diberikan kepada peserta
Mengucapkan salam

X. EVALUASI
Metode Evaluasi : Tanya jawab
Jenis Pertanyaan : lisan
Jumlah Soal : 3 soal

XI. LAMPIRAN MATERI

RUMAH SEHAT RUMAH IDAMAN

A. Pengertian Rumah Sehat


Rumah sehat adalah suatu tempat untuk berlindung terhadap gangguan dari luar antara lain
untuk melindungi dari panas, hujan, angin dan gangguan lainnya sehingga dapat tinggal dari rasa
aman dan tenteram serta rumah tersebut memenuhi syarat-syarat kesehatan.
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat tinggal,
dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di
gua-gua, kemudian berkembang dengan mendirikan mmah di hutan-hutan dan di bawah pohon.
Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun ramah bertingkat dan diperlengkapi
dengan peralatan yang serba modern.
B. Kriteria / Syarat Rumah Sehat
1. Bahan bangunan
Lantai dari ubin atau semen, Binding tembok, Atap genting, Kayu atau bambu untuk tiang.
2. Ventilasi
Mempunyai fungsi untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tetap segar. Hal ini berarti
keseimbangan oksigen (O2) ruang diperlukan oleh penghuni rumah tetap terjaga. Kurangnya
ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 di dalam rumah yang berarti kadar CO2
(Carbondioksida) yang bersifat racun menjadi tneningkat. Kurangnya ventilasi juga menyebabkan
kelembaban udara di dalam ruangan akan tinggi dan merupakan media yang baik untuk bakteri-
bakteri bibit penyakit) berkembang biak.
Ventilasi ada 2 macam yaitu ventilasi alamiah dimana aliran udara didalam ruangan terjadi secara
alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin sedangkan ventilasi buatan dimana aliran udara dalam
ruangan didapat dengan menggunakan kipas angin dan mesin penghisap udara(Exhouser).
3. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, terutama cahaya matahari langsung pada
pagi hari antara pukul 06.00 s/d pukul 08.00 baik untuk kesehatan. Cahaya dibedakan menjadi 2
yaitu cahaya alamiah yakni sinar matahari yang sangat penting karena dapat membunuh bibit
penyakit misal penyakit TBC, disamping melalui pintu dan jendela sinar matahari dapat juga
melewati genteng kaca. Sedangkan cahaya buatan yaitu menggunakan lampu listrik, api dan lampu
minyak tanah.
4. Luas Bangunan Rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni didalamnya, artinya luas
lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya luas bangunan yang sudah
sebanding dengan jumlah tidak sehat, sebab disamping kurangnya konsumsi 62 Juga bila salah satu
anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain.
Luas bangunan yang optimum adalah 2,5 - 3m2 untuk tiap orang.
5. Fasilitas-fasilitas didalam rumah sehat yaitu :
a. Penyediaan air bersih
b. Pembuangan tinja / WC
c. Pembuangan air limbah
d. Pembuangan sampah
e. Fasilitas dapur
Bagian pengolah makanan rumah tangga atau dapur harus memenuhi persyaratan kebersihan. Di
tempat inilah makanan diolah. Bila dapur kotor, maka makanan yang dimasak kotor pula dan hal ini
berbahaya untuk kesehatan anggota keluarga penghuni rumah tersebut.
f. Ruang berkumpul keluarga
g.Apabila ada kandang ternak, sebaiknya diluar / belakang rumah.
6. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu suatu ruangan tidak banyak berubah antara 18-20ºC. Suhu
ruangan tergantung pada perencanaan ruangan atau pengaturan ruangan sesuai fungsi dan
kegunaannya cukup baik agar komunikasi dan hubungan antar ruangan mudah dan lancar serta dapat
menjamin kegiatan.
7. Menghindari terjadinya kecelakaan.
Kontruksi bangunan harus kuat dan benar, atap tidak bocor apabila hujan, dibuat langit-langit
untuk mengurangi panas dan menahan kotoran.
8. Bagian luar rumah agar memiliki luas pekarangan yang cukup. Sehingga dapat ditanami
tanaman penghijauan, buah-buahan, sayur-mayur dan bunga. Lingkungan sekitar rumah tidak boleh
tercemar polusi. Tersedia fasilitas air, listrik dan sambungan telepon. Memiliki jalan yang dapat
dilalui kenderaan untuk menuju sarana-sarana pelayanan umum seperti pasar, rumah sakit, sekolah
dan tempat ibadah.
9. Bagian dalam rumah harus cukup tersedia kamar.
Untuk orang tua, anak dan tamu. Untuk daerah tropis, sebaiknya loteng agak tinggi, sehingga
volume udara dalam ruangan cukup. Ventilasi udara harus baik, demikian juga penerangan ruangan
harus cukup.
10. Menghindari terjadinya penyakit
Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologik maupun sosial,
yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain. Dalam
kehidupan lansia agar dapat tetap menjaga kondisi fisik yang sehat, maka perlu menyelaraskan
kebutuhan-kebutuhan fisik dengan kondisi psikologik maupun sosial, sehingga mau tidak mau harus
ada usaha untuk mengurangi kegiatan yang bersifat memforsir fisiknya. Seorang lansia harus mampu
mengatur cara hidupnya dengan baik, misalnya makan, tidur, istirahat dan bekerja secara seimbang.

C. Manfaat Rumah Sehat


Anggota keluarga yang tinggal merasa nyaman dan tenteram di rumah.
Lingkungan rumah baik didalam rumah maupun di luar menjadi bersih.
Terhindar dari segala jenis penyakit.
Tercipta lingkungan yang asri.
D. Pemeliharaan Rumah Sehat
Dibersihkan secara rutin..
Membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan.
Bak mandi dikuras secara rutin minimal 2 kali dalam seminggu.
Pekarangan rumah dibersihkan tiap hari.
Menjaga fasilitas-fasilitas yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
www.dinkes.go.id
http://www.tempo.co.id/
http://situs.kesrepro.info/
Maryati, S., 1994, Kesehatan Keluarga dan Lingkungan, Kanisius, Jakarta.
Slamet, J., S., 1996., Kesehatan lingkungan, Gajah Mada Univercity Press, Yogyakarta.

Kusmana, Dede. 1992. Olahraga pada usia Lanjut. Simposium Menuju Hidup Sehat pada Usia
Lanjut. Bogor, 7 November.

Anda mungkin juga menyukai