16710113
KK-ILMU KESEHATAN MASYARAKAT, 2018
A. Definisi
Katarak termasuk golongan kebutaan yang tidak dapat dicegah tetapi dapat
disembuhkan. Definisi katarak menurut WHO adalah kekeruhan yang terjadi
pada lensa mata, yang menghalangi sinar masuk ke dalam mata. Katarak terjadi
karena faktor usia, namun juga dapat terjadi pada anak-anak yang lahir dengan
kondisi tersebut. Katarak juga dapat terjadi setelah trauma, inflamasi atau
penyakit lainnya.
Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia
lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun (Ilyas, 2005).
B. Anatomi Lensa
C. Fisiologi Lensa
Fisiologi lensa menurut AAO (1997-1998):
Lensa tidak memiliki pembuluh darah maupun sistem saraf. Untuk
mempertahankan kejernihannya, lensa harus menggunakan aqueous humor
sebagai penyedia nutrisi dan sebagai tempat pembuangan produknya. Namun
hanya sisi anterior lensa saja yang terkena aqueous humor. Oleh karena itu, sel-
sel yang berada di tengah lensa membangun jalur komunikasi terhadap
lingkungan luar lensa dengan membangun low-resistance gap junction antar sel.
1. Keseimbangan Elektrolit dan Air Dalam Lensa
Lensa normal mengandung 65% air, dan jumlah ini tidak banyak
berubah seiring bertambahnya usia. Sekitar 5% dari air di dalam lensa
berada di ruangan ekstrasel. Konsentrasi sodium di dalam lensa adalah
sekitar 20μM dan potasium sekitar 120μM. Konsentrasi sodium di luar lensa
lebih tinggi yaitu sekitar 150μM dan potasium sekitar 5μM.
Keseimbangan elektrolit antara lingkungan dalam dan luar lensa sangat
tergantung dari permeabilitas membran sel lensa dan aktivitas pompa
sodium, Na+, K+ -ATPase. Inhibisi Na+, K+ -ATPase dapat mengakibatkan
hilangnya keseimbangan elektrolit dan meningkatnya air di dalam lensa.
Keseimbangan kalsium juga sangant penting bagi lensa. Konsentrasi kalsium
di dalam sel yang normal adalah 30μM, sedangkan di luar lensa adalah sekitar
2μM. Perbedaan konsentrasi kalsium ini diatur sepenuhnya oleh pompa
kalsium Ca2+-ATPase. Hilangnya keseimbangan kalsium ini dapat
menyebabkan depresi metabolisme glukosa, pembentukan protein high-
molecular-weight dan aktivasi protease destruktif. Transpor membran dan
permeabilitas sangat penting untuk kebutuhan nutrisi lensa. Asam amino
aktif masuk ke dalam lensa melalui pompa sodium yang berada di sel epitel.
Glukosa memasuki lensa secara difusi terfasilitasi, tidak langsung seperti
sistem transport aktif.
2. Akomodasi Lensa
Mekanisme yang dilakukan mata untuk merubah fokus dari benda jauh
ke benda dekat disebut akomodasi. Akomodasi terjadi akibat perubahan
lensa oleh aksi badan silier terhadap serat-serat zonula. Setelah umur 30
tahun, kekakuan yang terjadi di nukleus lensa secara klinis mengurangi daya
akomodasi.
Saat otot silier berkontraksi, serat zonular relaksasi mengakibatkan
lensa menjadi lebih cembung. Ketika otot silier berkontraksi, ketebalan
axial lensa meningkat, kekuatan dioptri meningkat, dan terjadi akomodasi.
Saat otot silier relaksasi, serat zonular menegang, lensa lebih pipih dan
kekuatan dioptri menurun.
Terjadinya akomodasi dipersarafi oleh saraf simpatik cabang nervus III
(okulomotorius). Obat-obat parasimpatomimetik (pilokarpin) memicu
akomodasi, sedangkan obat-obat parasimpatolitik (atropine) memblok
akomodasi. Obat-obatan yang menyebabkan relaksasi otot silier disebut
cycloplegik.
E. Klasifikasi
Katarak senilis secara klinik dikenal dengan empat stadium yaitu insipien,
imatur, matur dan hipermatur.
Tabel 1. Klasifikasi Katarak Senilis
F. Manifestasi Klinis
Gejala katarak senilis biasanya berupa keluhan penurunan tajam
penglihatan secara progresif (seperti rabun jauh memburuk secara progresif).
Penglihatan seakan-akan melihat asap/kabut dan pupil mata tampak berwarna
keputihan. Apabila katarak telah mencapai stadium matur lensa akan keruh
secara menyeluruh sehingga pupil akan benar-benar tampak putih. Gejala umum
gangguan katarak menurut GOI (2009) dan Medicastore (2009) meliputi:
G. Penegakkan Diagnosis
Diagnosis katarak senilis dibuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Pemeriksaan laboratorium preoperasi dilakukan untuk mendeteksi adanya
penyakit-penyakit yang menyertai (contoh: diabetes melitus, hipertensi, cardiac
anomalies). Pada pasien katarak sebaiknya dilakukan pemeriksaan visus untuk
mengetahui kemampuan melihat pasien. Visus pasien dengan katarak
subkapsuler posterior dapat membaik dengan dilatasi pupil.
Pada pemeriksaan slit lamp biasanya dijumpai keadaan palpebra,
konjungtiva, dan kornea dalam keadaan normal. Iris, pupil, dan COA terlihat
normal. Pada lensa pasien katarak, didapatkan lensa keruh. Lalu, dilakukan
pemeriksaan shadow test untuk menentukan stadium pada penyakit katarak
senilis. Ada juga pemeriksaan-pemeriksaan lainnya seperti biomikroskopi,
stereoscopic fundus examination, pemeriksaan lapang pandang dan pengukuran
TIO.
H. Penatalaksanaan
Pengobatan pada katarak adalah pembedahan. Untuk menentukan kapan
katarak dapat dibedah ditentukan oleh keadaan tajam penglihatan. Tajam
penglihatan dikaitkan dengan tugas sehari-hari penderita.
Pembedahan Katarak
Operasi katarak terdiri dari pengangkatan sebagian besar lensa dan
penggantian lensa dengan implan plastik. Saat ini pembedahan semakin
banyak dilakukan dengan anestesi lokal daripada anestesi umum. Anestesi
lokal diinfiltrasikan di sekitar bola mata dan kelopak mata atau diberikan
secara topikal. Jika keadaan sosial memungkinkan, pasien dapat dirawat
swbagai kasus perawatan sehari dan tidak memerlukan perawatan rumah
sakit.
Operasi ini dapat dilakukan dengan:
Insisi luas pada perifer kornea atau sklera anterior, diikuti oleh
ekstraksi katarak ekstrakapsular (extra-capsular cataract
extraction, ECCE). Insisi harus dijahit.
Likuifikasi lensa menggunakan probe ultrasonografi yang
dimasukkan melalui insisi yang lebih kecil di kornea atau sklera
anterior (fakoemulsifikasi). Biasanya tidak dibutuhkan
penjahitan. Sekarang metode ini merupakan metode pilihan di
negara barat.
Kekuatan implan lensa intraokular yang akan digunakan dalam
operasi dihitung sebelumnya dengan mengukur panjang maata secara
ultrasonik dan kelengkungan kornea (maka juga kekuatan optik) secara
optik. Kekuatan lensa umumnya dihitung sehingga pasien tidak akan
membutuhkan kacamata untuk penglihatan jauh. Pilihan lensa juga
dipengaruhi oleh refraksi mata kontralateral dan apakah terdapat terdapat
katarak pada mata tersebut yang membutuhkan operasi. Jangan biarkan
pasien mengalami perbedaan refraktif pada kedua mata.
Pascaoperasi pasien diberikan tetes mata steroid dan antibiotik
jangka pendek. Kacamata baru dapat diresepkan setelah beberapa minggu,
ketika bekas insisi telah sembuh. Rehabilitasi visual dan peresepan
kacamata baru dapat dilakukan lebih cepat dengan metode
fakoemulsifikasi. Karena pasien tidak dapat berakomodasi maka pasien
membutuhkan kacamata untuk pekerjaan jarak dekat meski tidak
dibutuhkan kacamata untuk jarak jauh. Saat ini digunakan lensa
intraokular multifokal, lensa intraokular yang dapat berakomodasi sedang
dalam tahap pengembangan.
I. Komplikasi
J. Prognosis
Apabila pada proses pematangan katarak dilakukan penanganan yang tepat
sehingga tidak menimbulkan komplikasi serta dilakukan tindakan pembedahan
pada saat yang tepat maka prognosis pada katarak senilis umumnya baik.