Anda di halaman 1dari 24

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

EFISIENSI ENERGI PRIMER UNTUK MENCIPTAKAN


BIAYA POKOK PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
YANG KOMPETITIF

Dr. Ir. Andy N. Sommeng, DEA


DIREKTUR JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

Disampaikan pada:
Seminar Nasional dengan Tema “Kedaulatan, Ketahanan dan Kemandirian Energi Indonesia:
Persoalan dan Solusinya”

Jakarta, 7 Maret 2018


I KEBIJAKAN ENERGI PRIMER DI SEKTOR KETENAGALISTRIKAN
PEMANFAATAN SUMBER ENERGI PRIMER
(Sesuai Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan)

Pasal 6
(1) Sumber energi primer yang terdapat di dalam negeri dan/atau berasal dari luar
negeri harus dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan kebijakan energi nasional
untuk menjamin penyediaan tenaga listrik yang berkelanjutan.
(2) Pemanfaatan sumber energi primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dilaksanakan dengan mengutamakan sumber energi baru dan energi terbarukan.
(3) Pemanfaatan sumber energi primer yang terdapat di dalam negeri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diutamakan untuk kepentingan ketenagalistrikan nasional.
TRILEMMA ENERGI
Pemanfaatan dan pengelolaan energi, khususnya energi listrik harus dilakukan secara seimbang untuk
memenuhi aspek energy security, energy equity, dan environmental sustainability.

Peningkatkan aksesibilitas/
rasio elektrifikasi.

Penambahan Kapasitas

Harga listrik yg terjangkau.

Peningkatan
akseptabilitas
(keandalan, kualitas dan Keberlanjutan Ketenagalistrikan
ramah lingkungan). Nasional.
Source: World Energy Council
KEBIJAKAN BAURAN ENERGI PEMBANGKITAN LISTRIK

Draft RUKN 2015-2034

“porsi bauran energi pembangkitan listrik


pada tahun 2025 terdiri dari energi baru dan
“menurunkan emisi Gas Rumah Kaca energi terbarukan sekitar 25%, batubara
(GRK) pada tahun 2030 sebesar 29% sekitar 50%, gas sekitar 24%, dan BBM
dengan upaya sendiri, dan hingga 41% sekitar 1%”.
dengan bantuan dan kerjasama
internasional”
Batubara EBT
PP 79/2014 50% 25%
Kebijakan Energi Nasional

“Bauran energi primer EBT paling


sedikit 23% di tahun 2025 sepanjang
keekonomiannya terpenuhi “
BBM Gas
1% 24%
II KONDISI PEMBANGKIT DAN ENERGI MIX SAAT INI
KOMPOSISI JENIS PEMBANGKIT PER PULAU BESAR TAHUN 2017
• Total kapasitas terpasang pembangkit tenaga listrik nasional adalah sebesar 60,8 GW pada tahun 2017.
• PLTU masih mendominasi kapasitas pembangkit nasional sebesar 49,7%.
• Pembangkit BBM masih mendominasi di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Kalimantan Maluku
PLTU-Bi PLTA
0,22% 1,02% PLTS PLTU-B
Sumatera 0,22% 3,39%

PLTU-Bi PLTU-M/G
0,33% 2,16% PLTU-B
PLTBg 30,43% PLTMG

PLTA
0,10%
PLTD
Sulawesi 21,77%
PLTBm
12,89%
3.171,29 44,67%
413,50
0,01%

PLTU-B PLTS
PLTU-M/G
Papua
32,53% PLTD 0,02% PLTMG
16,74% 10,30% 0,42% PLTA
13.222,04 PLTU-B PLTD
PLTG 21,48% 74,63%
PLTGU PLTS 24,85%
11,27%
1,89% 0,14%
PLTGB PLTB PLTA
PLTG 0,19% PLTP 0,01%
3.582,16
PLTS 4,21%
0,00% 12,57% 3,35%
PLTMG PLTGU
PLTP PLTMH PLTU-B
10,17%
3,42%
PLTMH
8,39% Jawa-Bali 0,57% PLTMG 35,21%
7,78% PLTD
0,12% PLTM
0,58% PLTD PLTM PLTGU
28,20%
Nusa Tenggara 616,34 PLTD
44,25%
1,33% 2,67% 5,44% PLTG
5,10%
PLTU-M/G PLTB
0,00% PLTS
5,46% PLTA 0,05%
6,69% PLTG
PLTB
5,62%
0,01% PLTMG
PLTU-B 13,74%
PLTG
31,72% 2,55%
38.769,44 PLTGU
22,65% PLTMH

PLTU-B
0,07%
1.015,21 PLTD
PLTM PLTS 53,48%
54,25% 0,18% 0,95%
PLTMG PLTP
1,35% PLTMG
0,52% 8,37%
INDONESIA PLTSa
PLTS PLTP
PLTMH
0,14%
0,00% 3,15%
0,09% PLTM
1,51% PLTG
30.000,00 27.743,00 2,46%

25.000,00

20.000,00 Total Kapasitas


15.000,00
10.146,11
Terpasang Indonesia
10.000,00
5.124,06 6.278,79
4.420,50
2.406,97 2.415,00
60.789,98 MW
5.000,00 1.805,40
1,12 12,80 0,90 6,00 260,32 65,76 17,02 36,00 50,23
-

PLTA PLTB PLTBg PLTBm PLTD PLTG PLTGB PLTGU PLTM PLTMG PLTMH PLTP PLTS PLTS a PLTU-B PLTU-Bi PLTU-M/G
PENGOPERASIAN PEMBANGKIT YANG MASIH DIDOMINASI OLEH BBM DI BEBERAPA
SISTEM KELISTRIKAN – ENERGI MIX OPTIMAL BELUM TERWUJUD
Pemanfaatan pembangkit BBM yang lebih dominan menyebabkan BPP pembangkitan di sistem kelistrikan
tersebut menjadi tinggi.
UPB JAYAPURA AREA AMBON

OPSIS KENDARI APDP MATARAM


PENGOPERASIAN PEMBANGKIT DENGAN ENERGI MIX YANG VARIATIF
Pemanfaatan jenis pembangkit yang lebih variatif dan kompetitif menyebabkan BPP pembangkitan di sistem
kelistrikan tersebut menjadi kompetitif.

P2B JAWA BALI


ENERGI MIX PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PT PLN (PERSERO)
• Pada akhir tahun 2017, bauran energi untuk pembangkit tenaga listrik masih didominasi oleh batubara dengan
pangsa sebesar 57,22%; dan Pangsa EBT baru mencapai 12,55%.
• Kementerian ESDM telah menginstruksikan PLN agar pangsa EBT pada bauran energi pembangkitan tenaga listrik
dapat mencapai 25% pada tahun 2025.

29
BESARAN BIAYA POKOK PENYEDIAAN PEMBANGKITAN PLN 2016 (Cent USD/kWh)
• Masih tingginya pemanfaatan pembangkit BBM pada suatu sistem kelistrikan menyebabkan BPP pembangkitan di
sistem kelistrikan tersebut menjadi tinggi.
• Pemanfaatan jenis pembangkit yang lebih variatif dan kompetitif, perlu terus didorong untuk menciptakan BPP
pembangkitan kompetitif.
• Pemanfaatan pembangkit gas dan EBT didorong untuk menggantikan pembangkit BBM yang mahal, utamanya di
Indonesia bagian Timur (Nusa Tenggara, Maluku dan Papua)
10,39

9,28 Sesuai Kepmen ESDM No. 1404 K/20/MEM/2017


10,20
10,14 12,75
12,43
7,77
13,54
13,66
17,32
12,17
8,07
8,10

6,51 9,04
7,86 6,54

6,51

6,51 6,52
6,62
13,68 17,52
UPAYA PEMERINTAH UNTUK MENCIPTAKAN ENERGI PRIMER
III YANG EFISIEN
KEBIJAKAN PENYEDIAAN LISTRIK

“ Penyediaan listrik harus efisien agar


subsidi listrik tidak membebani APBN, dan
masyarakat mendapatkan tarif listrik yang

lebih baik
Subsidi Energi | Triliun Rupiah
400 “Arah subsidi energi dalam
350 342 APBN harus turun, untuk
300 310
pembangunan yang lebih
250
adil dan merata
200
150
119 108
100
77
50 101 99
58 59 45
0
"Biar bagaimana, jika menghasilkan 2013 2014 2015 2016 2017
energi besar namun biaya operasional BBM/LPG Listrik Total
juga besar, berarti hal tersebut tidak * 2016 angka realisasi unaudited | 2017 angka APBN

efisien serta menjadikan industri tidak


kompetitif" Listrik yang lebih murah, akan membuat
perekonomian (termasuk industri) tumbuh
- Ignasius Jonan lebih baik
KEBIJAKAN EFISIENSI PENYEDIAAN LISTRIK
PT PLN (Persero) harus mampu melakukan efisiensi di 3 (tiga) hal agar biaya pokok penyediaan
tenaga listrik dapat kompetitif, sehingga tarif listrik untuk masyarakat dapat terjangkau.

Efisiensi di Operasi dan Pemeliharaan


• Sekitar 7,8% dari BPP tenaga listrik merupakan biaya pemeliharaan.
• Melakukan manajemen perencanaan pemeliharaan dengan baik dan
sistematis; penggunaan spare part yang berkualitas dan memenuhi
standar; melaksanakan manajemen keselamatan kerja dengan baik.

Efisiensi di Jaringan Distribusi dan Transmisi


• Menurunkan susut jaringan.
• Peningkatan kualitas survey untuk mengurangi kesalahan desain;
melaksanakan proses tender secara kompetitif dan transparan;
pemilihan teknologi yang efisien dan memenuhi standar.

Efisiensi di Energi Primer


• Sekitar 64,5% dari BPP tenaga listrik merupakan biaya bahan bakar
dan pelumas (37,5%), dan biaya pembelian listrik dan sewa (27,0%).
• Perbaikan SFC pembangkit; pembelian listrik dan sewa sesuai
peraturan yang berlaku.
KOMPOSISI BIAYA POKOK PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
• Sekitar 64,5% dari BPP tenaga listrik merupakan biaya bahan bakar dan pelumas (37,5%), dan biaya pembelian listrik dan sewa (27,0%).
• Apabila BPP tenaga listrik diinginkan untuk dapat kompetitif, maka biaya bahan bakar dan pelumas, dan biaya pembelian listrik dan
sewa harus efisien.

BAURAN ENERGI PEMBANGKIT KOMPOSISI BPP TENAGA LISTRIK APBN-P 2017


Air Panas Bumi EBT Lainnya
6,60% 4,84% 0,52% 8,6% 2,1%

10,6%
BBM
6,4%
4,66%
7,8%
Batubara Gas
56,86% 26,52% 27,0%
TOTAL BPP APBN-P 2017: RP. 291,93 T
(asumsi kurs Rp. 13.400 / USD dan ICP 48 USD/barel)

Sekitar 64,5 % dari BPP merupakan:


64,5% • Biaya Bahan Bakar & Pelumas, dan
37,5% • Biaya Pembelian Listrik & Sewa

Bahan Bakar dan Pembelian TL & Pemeliharaan Kepegawaian Penyusutan Aktiva Bunga Pinjaman Administrasi
Minyak Pelumas Sewa Pembangkit Tetap

KOMPOSISI BIAYA BAHAN BAKAR KOMPOSISI BIAYA PEMBELIAN LISTRIK IPP DAN SEWA
Air Bio Disel BBM PLTD
Panas Bumi 0,5% 3,0% 11,1%
Minyak&Pelumas 2,9%
2,9% 0,7%
EBT Lainnya
Sewa
1,6%
6,7%
Komponen
Batubara A,B,D,E
30,3% 34,5%
PLTP 12,9%
PLTU
Gas 57,6%
51,5% Biodisel 0,0%
PLTA 7,0%
Komponen C
23,1%
PLTG
11,4%

32
REGULASI UNTUK MENDORONG PEMBELIAN TENAGA LISTRIK
IV DAN SEWA YANG LEBIH TRANSPARAN DAN KOMPETITIF
17
18
PERMEN ESDM NOMOR 49 TAHUN 2017
Sumber Energi Terbarukan
Sumber energi yang dihasilkan dari sumber daya energi yang berkelanjutan jika dikelola dengan
baik, antara lain: Sinar Matahari, Angin, Tenaga Air, Biomassa, Biogas, Sampah Kota, Panas
Bumi, dan gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut.

Kontrak IPP PLT EBT yang sudah PPA

70
*
* RKAB: Rencana Kerja dan
PLTP
Anggaran dan PLTSa
Biaya Perusahaan

PLTA, PLTS, PLTB, PLTBm,


PLTAlaut dan PLTP

PLTS
PLTB
PLTBm
PLTBg
PLTAlaut

41
IMPLIKASI YANG DIHARAPKAN DARI EFISIENSI ENERGI
V PRIMER DI PEMBANGKITAN
REALISASI PELAKSANAAN TARIF TENAGA LISTRIK TAHUN 2017 DAN TW 1-2018

Rp/kWh

1,571
1,530 1,529 1,535 1,532
1,548 1,547
1,533
1,467 Tegangan Rendah
1,516 1,514 1,515 1,524 1,523
1,496 1,496 1,507 1,509
1,467 1,467
1,468 1,466 1,458 1,460 1,462 1,472
1,467 1,467
1,427
1,409 1,413 1,410
1,392
1,355 1,365
1,343 1,353
1,298
1,264 1,263 1,268 1,266
1,252 1,251
1,236
1,219 1,218
1,207
1,193 1,201 1,200
1,187 1,189
1,114 Tegangan Menengah
1,159
1,138 1,136
1,114 1,114 1,114 1,114
1,105 1,110 1,111 1,113 1,121
1,084 1,087 1,085
1,071
1,042 1,033 1,041 1,050
1,087 1,086
1,064 1,070 1,069 1,058 1,076 1,060

1,012
993 993 995 996 1,004
965
992
970
959
973 971 996 996 996 996
933 925 932 940 996
Tegangan Tinggi
Sep

Nov
Des

Feb

Dec

Feb

Dec

Apr '17
Jan '15

Jan '16

Jan '17

Mar '17

Jun '17

Aug '17
Mei '14

Okt

Nov '17
Des '17
Jan '18

Mar '18
Apr

Aug

Apr

Aug
Mar

May

Oct

Mar

May

Oct

Feb '17

Jul '17

Sep '17

Feb '18
Jun
Jul
Ags

Jun
Jul

Jun
Jul

May '17

Okt '17
Sep

Sep
Nov

Nov

22
PERBANDINGAN TARIF TENAGA LISTRIK PLN TERHADAP NEGARA ASEAN
(Status Desember 2017)

Jenis Pengguna
Indonesia Malaysia Thailand Singapore Philippines Vietnam
(cUSD/kWh) (cUSD/kWh) (cUSD/kWh) (cUSD/kWh) (cUSD/kWh) (cUSD/kWh)

Rumah Tangga 11,00 9,34 12,70 16,73 15,61 9,67

Bisnis Menengah-TR 11,00 12,68 9,60 11,88 9,44 12,07

Bisnis Besar-TM 8,36 8,96 9,29 11,62 9,19 11,10

Industri Menengah -TM 8,36 7,75 8,36 10,82 9,02 7,17

Industri Besar-TT 7,47 7,24 8,36 10,53 8,96 6,82

Country Source
Indonesia Kementerian ESDM www.esdm.go.id
Malaysia Tenaga Nasional Berhad https://www.tnb.com.my/residential/pricing-tariffs
Thailand Board of Investment Thailand http://www.boi.go.th/index.php?page=utility_costs&language=en
Singapura Energy Market Authority (EMA) https://www.ema.gov.sg/Electricity_Consumers.aspx
Phillippines The Manila Electric Company (MERALCO) http://www.meralco.com.ph/consumer-information/rates-archive
Vietnam Vietnam Electricity (EVN) http://en.evn.com.vn/c3/gioi-thieu-l/Electricity-Price-9-28.aspx

23
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai