Misalkan G suatu grup, apabila H ⊂ G dan H ≠ ∅, maka H disebut kompleks dari G. Apabila
P(G) adalah himpunan kuasa dari G, yaitu himpunan dari semua himpunan bagian dari G, maka
kita dapat mendefinisikan operasi-operasi biner pada P(G), misalnya irisan (∩), gabungan (∪),
selisih (-). Selain itu, kita akan mendefinisikan operasi perkalian berikut ini, yang merupakan
operasi biner pada P(G).
Definisi 6.1:
Teorema 1.:
Contoh 6.1:
HK = {1×2, 1×4, 1×7, 2×2, 2×4, 2×7, 5×2, 5×4, 5×7} = {2, 4, 7, 8, 5, 1}.
Ingat perkalian mod 9 dan elemen yang sama dalam himpunan hanya ditulis sekali
H-1K-1 = {1, 2, 4, 5, 7, 8} = G
Misalkan H, K dan M adalah kompleks-kompleks dari grup G, akan ditunjukkan bahwa (HK)M
= H(KM)
Jika H dan K kompleks-kompleks dari grup G, maka dapat ditunjukkan bahwa (HK)-1 = H-1K-1.
Karena h∈H dan k∈K, sedangkan H dan K kompeks-kompleks dari G, maka h,k∈G. Sehingga
(hk)-1 = h-1k-1. Jadi (HK)-1 = H-1K-1
SubGrup
Misalkan (G, o) suatu grup dan H kompleks dari G, apabila (H, o) suatu grup, maka dikatakan
bahwa H adalah subgrup dari G. Penulisan (G, o) dan (H, o) tersebut menerangkan bahwa
apabila H subgrup dari G, maka operasi pada H harus sama dengan operasi G. Untuk selanjutnya
operasi-operasi tersebut tidak dituliskan lagi.
Jika G suatu grup dengan elemen identitas e, maka {e} dan G sendiri merupakan kompleks yang
sekaligus merupakan subgrup dari G. Kedua subgrup ini dikatakan subgrup tak sejati atau trivial.
Subgrup-subgrup lainnya dari G (jika ada) disebut subgrub sejati yang lazimnya hanya dikatakan
subgrup saja, apabila tak ada kekhususan.
Contoh 6.2:
1. (B, +) yaitu grup bilangan bulat dengan penjumlahan K = {5n |n∈B} dan (K, +) adalah
suatu grup karena K ⊂ B, maka K subgrup dari B. Secara umum jika m suatu bilangan bulat Bm
= {km | k∈B}, maka Bm adalah subgrup dari B.
dan
Masing-masing adalah subgrup dari M. Demikian pula bahwa H adalah subgrup dari N.
Misalkan H suatu kompleks dari grup G, karena setiap elemen H juga merupakan elemen G,
maka elemen-elemen H terhadap operasinya memenuhi sifat asosiatif. Jika a ∈ H dan a-1∈H,
serta H bersifat tertutup terhadap operasi pada G, maka a a-1 = a-1 a = e ∈ H. Hal ini menyatakan
bahwa syarat perlu dan cukup agar kompleks H merupakan subgrup dari H memenuhi sifat
tertutup dan invers setiap elemen H berada dalam H. Uraian ini dinyatakan sebagai teorema
berikut ini.
Teorema 6.1:
Jika H suatu kompleks dari grup G, maka H adalah subgrp dari G jika dan hanya jika ∀ a,b∈H
berlaku (i) a,b∈H dan (ii) a-1∈H
Bukti:
Jika H subgrup dari G, maka H suatu grup, sehingga (i) dan (ii) dipenuhi. Sebaliknya, jika a∈H
maka menurut (ii) a-1∈H. Selanjutnya menurut (i), maka aa-1 = a-1a = e∈H. Jika a,b,c∈H dan H
kompleks dari G, maka a,b,c∈G, sehingga (ab)c = a(bc), yaitu memenuhi sifat asosiatif.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa H suatu grup dank arena H kompleks dari G, maka H
subgrup dari G.
Apabila dalam teorema 6.1 di atas syarat (i) dan (ii) ditulis dalam satu syarat ab-1∈H, maka
diperoleh teorema berikut ini.
Teorema 6.2:
Jika H suatu kompleks dari grup G, maka G adalah subgrup dari G jika dan hanya jika ∀ a,b∈H,
ab-1∈H.
Bukti:
Jika H subgrup dari G, maka menurut (ii) dalam teorema 6.1, apabbila b∈H, maka b-1∈H. dan
karena a∈H, maka a b-1∈H (menurut teorema 6.1 (i)).
Sebaliknya, jika a,b∈H menurut ketentuan aa-1 = e∈H dan selanjutnya ea-1 = a-1∈H. Demikian
pula eb-1 = b-1∈H, sehingga a(b-1)-1 = ab ∈ H. Akhirnya, menurut teorema 6.1, maka H subgrup
dari G.
Contoh 6.3:
Misalkan (B, +) adalah grup bilangan bulat dengan operasi penjumlahan. Jika m suatu bilangan
bulat, buktikan bahwa M = {km|k∈B} merupakan subgrub dari B.
Penyelesaian:
Kita akan membuktikannya dengan menerapkan teorem 6.2, tetapi karena operasinya
penjumlahan (+), maka syarat perlu dan cukup agar M merupakan subgrup dari B adalah ∀
a,b∈M harus berlaku a-b∈M (invers b terhadap + ditulis –b). Tetapi lebih dulu harus ditunjukkan
bahwa M suatu kompleks dari B. Karena 0 = 0m, maka 0∈M, sehingga M ≠ ∅. Jika x∈M, maka
x = km dengan k∈B. karena k,m∈B maka km = x ∈ B. ini berarti M ⊂ B. M ≠ ∅ dan M ⊂ B,
maka M kompleks dari B.
Ambil sembarang a,b∈M, maka a = k1m dan b = k2m dengan k1, k2 ∈B. Sehingga a – b = k1m –
k2m = (k1 – k2)m. k1, k2 ∈B maka (k1 – k2) ∈B, sehingga (k1 – k2)m ∈ M atau (a – b) ∈ M.
Terbukti bahwa M subgrup dari B.
Teorema 6.3:
Jika H suatu kompleks berhingga dari grup G, maka H subgrup dari G jika dan hanya jika H
memenuhi sifat tertutup terhadap operasi pada G, yaitu ∀a,b∈H, ab∈H.
Bukti:
Jika subgrup dari G, naka menurut teorema 6.1, H Memenuhi sifat tertutup. Sebaliknya, karena
H memenuhi sifat tertutup, maka untuk sembarang a∈H, berlaku a2, a3, a4, … , an, … semua
berada dalam H. Tetapi, karena H suatu komplek berhingga, maka terdapat pengulangan
penulisan unsur-unsur H sebagai perpangkatan bulat positif dari a. Atau dengan kata lai, ada
bilangan-bilanganbulat positif m dan n dengan m > n sedemikian hingga am = an, am.a-n = an.a-n,
am-n = e (elemen identitas). Karena m > n, maka m – n > 0, sehingga am-n = e∈H dan m – n – 1 ≥
0. Akibatnya a am – n – 1 = am-n = e = am – n – 1 a, ini berarti bahwa am – n – 1 = a-1∈H. Selanjutnya,
menurut teorema 6.1, karena ∀a,b∈H, ab∈H (ketentuan) dan a-1∈H, maka H subgrup dari G.
Teorema 6.4:
Jika H kompleks dari grup G, maka H adalah subgrup dari G jika dan hanya jika HH-1 = H.
Bukti:
Ambil sembarang x ∈ HH-1, maka x = ab-1 dengan a,b∈H. Karena H subgrup dari G dan a,b∈ H,
maka menurut teorema 6.2, ab-1 ∈H sehingga x ∈ H. Jadi HH-1⊂H……………. (1)
Ambil sembarang a ∈ H, karena H subgrup dari G, maka e∈H, sehingga ae-1 = a ∈ HH-1. Ini
berarti H ⊂ HH-1 ………………. (2)
Teorema 6.4 ini merupakan pernyataan lain dari teorema 6.2, sedangkan teorema 6.1 dapat
dinyatakan sebagai berikut:
Jika H suatu kompleks dari grup G, maka H adalah subgrup dari G jika dan hanya jika (i) HH =
H dan (ii) H-1 = H. Buktikanlah pernyataan ini seperti pembuktian teorema 6.4 dengan
menggunakan teorema 6.1. Pernyataan itu akan kita gunakan untuk membuktikan teorema
berikut ini.
Teorema 6.5:
Jika H dan K dua subgrup dari G, maka HK suatu subgrup dari G jika dan hanya jika HK = KH.
Bukti:
Karena H dan K subgrup-subgrup dari G, maka HH-1 = H, H-1 = H, KK-1 = K dan K-1 = K.
Jika HK subgrup dari G, maka (HK)-1 = HK, karena (HK)-1 = H-1K-1 = KH, maka HK = KH.
Sebaliknya, menurut teorema 6.4 untuk membuktikan HK subgrup dari G, kita harus
menunjukkan bahwa (HK)(HK)-1 = HK. Hal ini ditunjukkan sebagai berikut.
= KH (H Subgrup dari G)
= HK (HK = KH)
Jadi HK subgrup dari G.
Contoh 6.4:
1. Misalkan Ko adalah himpunan semua bilangan kompleks selain nol. Ko dengan perkalian
bilangan kompleks adalah suatu grup. H = {a ∈ Ko | |a| bilangan rasional}. Tunjukkanlah bahwa
H adalah subgrup dari Ko.
Penyelesaian:
Jelas bahwa H suatu kompleks Ko. Ambil sembarang a,b∈H, maka |a| dan |b| keduanya bilangan
1
rasional. Karena |ab| =|a| |b|, maka |ab| suatu bilangan rasional, sehingga ab ∈ H. Karena|a-1| = |𝑎|
, yaitu suatu bilangan rasional pula, maka a-1 ∈ H pula. Jadi H subgrup dari Ko.
2. Misalkan G suatu grup dan a suatu elemen tertentu dari G. C(a) = {g∈G | ga = ag}.
Tunjukkanlah bahwa C(a) adalah subgrup dari G.
Penyelesaian:
Misalkan e unsur identitas dari G dan ea = ae, maka e ∈ C(a), sehingga C(a) ≠ ∅. Dari ketentuan
bahwa setiap elemen C(a) adalah himpunan dari elemen G, maka C(a) ⊂ G. Jadi C(a) suatu
kompleks dari G.
(xy-1)a = (xy-1)ae
= (xy-1)a(yy-1).
= (xy-1)(ya)y-1 (y ∈ C(a))
= (xe)ay-1
= (xa)y-1
= (ax)y-1 (x ∈ C(a))
= a(xy-1).
3. Misalkan G suatu grup dan H subgrup dari G. Untuk suatu a∈G, aHa-1 = {aha-1 | h∈H}.
Tunjukkanlah bahwa aha-1 subgrup dari G.
Penyelesian:
H subgrup dari G, maka a∈H, sehingga aea-1 = aa-1 = e ∈ aHa-1, yaitu x = aHa-1 dengan h ∈ H,
dank arena H subgrup dari G maka h ∈ G, dan karena a∈G, maka aHa-1 = x ∈G. Jadi aha-1 ⊂ G.
xy-1 = (aha-1)(ah1a-1)-1
= (aha-1)(ah1-1a-1)
H subgrup dari G dan h, h1 ∈ H maka h h1-1 ∈ H, sehingga ah h1-1a-1 ∈ aHa-1 atau xy-1 ∈ aHa-1.
Jadi aHa-1 adalah subgrup dari G.
NPM : A1C016021