Anda di halaman 1dari 10

BAB 6

WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA

A. PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN WAWASAN NUSANTARA


Wawasan Nusantara merupakan wawasan nasional ( national outlook-nya ) bangsa
Indonesia. Lebih jelasnya lagi, wawasan nasional yang dimaksud dijadikan sebagai wawasan
dalam menyelenggarakan pembangunan untuk mencapai tujuan nasional.

1. Pengertian Wawasan Nusantara


Pengertian Wawasan Nusantara dapat diartikan secara etimologis dan terminologis.
a. Secara etimologis, “Wawasan” berasal dari kata wawas (Jawa) yang berarti
pandangan, tinjauan, atau penglihatan indriawi. Dan kata “nusantara” tersusun
dari dua kata “nusa” dan “antara”. Kata “nusa” (Sansekerta) berarti pulau atau
kepulauan, sedangkan “nusa” (Latin) berasal dari kata nesos yang berarti
semenanjung, bahkan suatu bangsa, atau sama artinya dengan kata nation
(Inggris) yang berarti bangsa. Lalu, kata “antara” (Latin) berasal dari kata in dan
terra yang berarti antara atau dalam suatu kelompok. Kata “antara” (Inggris)
berasal dari kata inter yang berarti relasi. Dan kata “antara” (Sansekerta) diartikan
sebagai laut, atau luar.
Sehigga kata nusantata dapat diartikan sebagai kepulauan yang dipisahkan oleh
laut atau bangsa-bangsa yang dipisahkan oleh laut.

b. Secara terminologi, berikut ini Wawasan nusantara menurut beberapa pendapat:


1.) Menurut Prof. Dr. Wan Usman :
“Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri
dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan
yang beragam.”
2.) Pengertian dalam GBHN 1998
“Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya,
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.”
3.) Menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi Tap.
MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999
“Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya
yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan
nasional.”

Berdasar pendapat-pendapat diatas, secara sederhana Wawasan Nusantara berarti cara


pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya. Diri yang dimaksud adalah diri
bangsa Indonesia, serta nusantara sebagai lingkungan tempat tinggalnya.

2. Hakikat Wawasan Nusantara

Hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan bangsa dan kesatuan wilayah nasional.
Dengan kata lain yaitu “persatuan bangsa dan kesatuan wilayah”. Dalam GBHN disebutkan
bahwa hakikat Wawasan Nusantara diwujudkan dengan menyatakan kepulauan nusantara
sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.

Menurut Hasnan Habib (1970), inti pokok Wawasan Nusantara adalah:

a. Kebulatan wilayah nasional, termasuk satu kesatuan bangsa, satu tujuan dan tekad
perjuangan, dan satu kesatuan hukum,
b. Satu kesatuan sosial budaya,
c. Satu kesatuan ekonomi, dan
d. Satu kesatuan hankam

3. Kedudukan Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa. Visi ialah keadaan atau rumusan
umum mengenai keadaan yang diinginkan. Wawasan nasional merupakan visi bangsa yang
bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi bangsa Indonesia sesuai dengan konsep
Wawasan Nusantara adalah menjadi bangsa yang satu dengan wilayah yang satu dan utuh
pula.

Kedudukan wawasan nusantara dapat dilihat pada bagan sebagai berikut.

1. Pancasila / Pembukaan UUD 1945 Landasan Idiil


2. UUD 1945 Landasan Konstitusional
3. Wawasan Nusantara Landasan Visional
4. Ketahanan Nasional Landasan Konsepsional
5. Dokumen Rencana Pembangunan Landasan Operasional
B. LATAR BELAKANG KONSEPSI WAWASAN NUSANTARA

Latar belakang atau faktor yang mempengaruhi tumbuhnya konsepse Wawasan Nusantara
adalah sebagai berikut :

1. Segi Historis atau Sejarah

Dari segi ini, bangsa Indonesia ingin menjadi bangsa yang bersatu dengan wilayah yang
utuh adalah karena dua hal, yaitu:

a. Kita permnah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah dan terpecah
b. Kita pernah mengalami memiliki wilayah yang terpisah-pisah

Bangsa barat yang pernah menjajah Indonesia adalah Spanyol, Portugis, Inggris, dan
Belanda. Selanjutnya, dalam kurun waktu menjelang kemerdekaan, bangsa Indonesia
mengalami penjajahan Jepang. Tidak kurang dari 350 tahun kita hidup dalam masa
penjajahan yang penuh penderitaan, kesengsaraan, kemiskinan, dan kebodohan.

Secara historis, wilayah Indonesia adalh wilayah bekas jajahan Belanda atau eks
Hindia Belanda. Wilayah Hindia Belanda yang berbentuk kepulauan merupakan wilayah
yang tepisahkan oleh laut bebas.buktinya yaitu bahwa digunakannya ketentuan laut teritorial
Hindia Belanda yaitu selebar 3 mil, berdasarkan Territoriale Zee en Maritieme Kringen
Ordonantie tahun 1939 disingkat Ordonansi 1939. Peta wilayah Republik Indonesia berdasar
Ordonansi 1939 tersebut dapat dilihat pada peta 566.

Gambar 6.1. Peta wilayah Indonesia berdasarkan Ordonansi 1939


Untuk bisa keluar dari keadaan bangsa terjajah dan terpecah, kita membutuhkan
semangat kebangsaan. Semangat kebangsaan melahirkan visi sebagai bangsa yang bersatu.
Tumbuhnya semngat kebangsaan (nasionalisme) menjadi ideologi bagi perjuangan bangsa
Indonesia yang bertitik puncak pada proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia 17 Agustus
1945. Munculnya semangat kebangsaan Indonesia ditandai dengan era Kebangkitan
Nasional, yaitu kemunculan berbagai organisasi perjuangan. Penegasan akan semangat
kebangsaan itu ditandai dengan adanya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dan semangat
kebangsaan menemukan hasilnya, yaitu Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Perkembangan semangat kebangsaan Indonesia dapat dikategorikan dalam kurun


waktu sebagai berikut :

a. Jaman perintis 1908, yaitu kemunculan Pergerakan Nasional Budi Utomo.


b. Jaman pebegas 1928, yaitu ikrar Sumpah Pemuda.
c. Jaman pendobrak 1945, yaitu dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Perdana Menteri Djuanda pada tanggal 13 Desember 1957 mengeluarkan pernyataan


yang selanjutnya dikenal dengan Deklarasi Juanda 1957. Isi pokok Deklarasi Djuanda
menyatakan bahwa laut teritorial Indonesia adalah selebar 12 mil, tidak lagi 3 mil berdasar
teori point to point. Berdasar Deklarasi Djuanda ini, menetapkan Indonesia sebagai negara
kepulauan. Deklarasi Djuanda dinyatakan sebagai pengganti Territoriale Zee en Maritieme
Kringen Ordonantie tahun 1939 dengan tujuan:

a. Perwujudan bentuk wilayah negara kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan bulat,
b. Penentuan batas-batas wilayah Indonesia disesuaikan dengan asas negara kepulauan,
dan
c. Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamim keselamatan dna
keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Deklarasi Djuanda dikukuhkan dalam UU No. 4 Prp Tahun 1960 tentang Perairan
Indonesia, keluarnya Deklarasi ini melahirkan konsepsi Wawasan Nusantara dimana laut
tidak lagi sebagai pemisah tetapi sebagai penghubung.

Gambar 6.2. Peta wilayah Republik Indonesia berdasar Deklarasi Djuanda 1957
Pada tahun 1969 negara Indonesia mengeluarkan deklarasi tentang landas kontinen
Indonesia. Deklarasi itu berintikan:

a. Kekayaan alam di landas kontinen adalah milik negara bersangkutan, dan


b. Batas landas kontinen yang terletak diantara 2 negara adalah garis tengahnya.

2. Segi Geografis dan Sosial Budaya

Indonesia merupakan negara dengan wilayah dan posisi yang unik, serta bangsa yang
heterogen.

Keunikan wilayah dan heterogenitas bangsa tersebut antara lain :

a. Indonesia bercirikan negara kepulauan / maritim (Archipelago state) dengan


jumlah sekitar 17.504 pulau
b. Luas wilayah 5.180.053 km2 dengan perincian daratan seluas 1.922.570 km2 dan
laut seluas 3.257.483 km2. Negara kita terdiri 2/3 lautan/perairan.
c. Jarak Utara Selatan 1.888 km dan jarak Timur Barat 5.110 km.
d. Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudra.
e. Indonesia merupakan wilayah yang subur dan habitable (dapat dihuni)
f. Kaya akan flora, fauna, dan sumber daya alam.
g. Memiliki beragam kebudayaan.
h. Memiliki jumlah penduduk yang besar sekitar 241 juta (2012).

3. Segi Geopolitis dan Kepentingan Nasional

Geopolitik adalah istilah yang pertama kali dikemukakan oleh Frederich Ratzel sebagai
Ilmu Bumi Politik. Dalam Ilmu Geopolitik mempelajari fenomena politik dan aspek geografi.
Bahwa politik suatu negara dipengaruhi oleh konstelasi geografi negara yang bersangkutan.

Orang pertama di Indonesia yang mengaitkan geopolitik dengan bangsa Indonesia adalah
Ir. Soekarno pada pidatonya di hadapan sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Soekarno
menyatakan bahwa geopolitik bangsa Indonesia adalah satu kesatuan wilayah dari Sabang
sampai Merauke yang terletak antara dua samudra dan dua benua. Kesatuan antara bangsa
Indonesia dengan wilayah tanah air itulah yang membentuk semangat dan wawasan
kebangsaan, yaitu sebagaia bangsa yang bersatu. Rasa kebangsaan Indonesia dibentuk oleh
adanya kesatuan nasib, jiwa, dan kehendak untuk bersatu, serta adanya kesatuan wilayah
yang sebelumnya bersanama nusantara.

Sejalan dengan hal tersebut maka bangsa Indonesia berkepentingan untuk mewujudkan
visi nya. Upaya untuk terus membina persatuan dan keutuhan wilayah adalah dengan
mengembangkan wawasan nasional bangsa. Wawasan nasional bangsa Indonesia itu adalah
Wawasan Nusantara.
C. WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA
1. Geopolitik sebagai Ilmu Bumi Politik

Istilah Geopolitik pertama kali diartikan oleh Federich Ratzel sebagai ilmu bumi politik
(political geography) lalu diperluas oleh Rudolf Kjellen menjadi geographical politic,
disingkat Geopolitik. Geoplitik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara faktor-faktor
geografi, strategi, dan politik suatu negara. Berdasar hal ini maka kebijakan penyelenggaraan
bernegara didasarkan atas keadaan atau lingkungan tempat tinggal negara itu.

2. Teori – Teori Geopolitik


a. Teori Geopolitik Federich Ratzel (1844-1904)
Berpendapat bahwa negara itu seperti oragnisme yang hidup. Makin luas
ruang hidup maka negara akan semakin bertahan, kuat, dan maju.
b. Teori Geopolitik Rudolf Kjellen (1864-1922)
Melanjutkan teori Ratzel tentang teori organisme. Namun berbeda dari Ratzel,
ia menegaskan bahwa negara adalah organisme bukan hanya mirip. Negara
adalah satuan dan sistem politik yang menyeluruh meliputi bidang geopolitik,
ekonomi politik, demo politik, sosial politik, dan krato politik.
c. Teori Geopolitik Karl Haushofer (1869-1946)
Melanjutkan teori-teori sebelumya, terutama pandangan tentang ruang hidup.
Bahwa jika jumlah penduduk suatu wilayah negara semakin banyak, tidak
sebanding lagi dengan luas wilayah maka negara harus berupaya memperluas
wilayahnya sebagai ruang hidup.
d. Teori Geopolitik Halford Mackinder (1861-1947)
Mempunyai konsepsi yang lebih strategis, yaitu dengan penguasaan daerah-
daerah “jantung” dunia sehingga pendapatnya dikenal dengan teori Heartland
e. Teori Geopolitik Alfred Thayer Mahan (1840-1914)
Yaitu memerhatikan perlunya memanfaatkan dan mempertahankan sumber
daya laut, termasuk aksesnya sehingga tidak hanya pembangunan armada laut
saja yang perlu, tapi lebih luas dengan membangun kekuatan maritim.
f. Teori Geopolitik Guilio Douhet, William Mitchel, Saversky dan JFC Fuller
(1869-1930)
Berkesimpulan bahwa membangun armada atau angkatan udara lebih
menguntungkan sebab angkatan udara memungkinkan beroperasi sendiri tanpa
dibantu oleh angkatan lainnya.
g. Teori Geopolitik Nicholas J. Spykman (1879-1936)
Terkenal dengan teori Daerah Batas yang membagi dunia dalam empat
wilayah. Terhadap pembagian ini, spykman menyarankan pentingnya
penguasaan daerah pantai Eurasia, yaitu Rimland.

3. Paham Geopolitik Bangsa Indonesia

Bagi Indonesia, geopolitik adalah kebijakan dalam rangka menapai tujuan nasional
dengan memanfaatkan keuntungan letak geografis negara berdasarkan pengetahuan ilmiah
tentang kondisi geografis tersebut.
D. PERWUJUDAN WAWASAN NUSANTARA
1. Perumusan Wawasan Nusantara
a. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik
1.) Bahwa kebutuhan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya
merupakan satu kesatuan wilayah
2.) Bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku, memeluk dan
meyakini agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME harus merupakan
satu kesatuan bangsa yang bulat
3.) Bahwa secara psikologis, bangsa harus merasa mempunyai satu tekad
dalam mencapai cita-cita bangsa.
4.) Bahwa Pancasila merupakan satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa
dan negara
5.) Bahwa seluruh kepulauan nusantara merupakan kesatuan hukum
b. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi
1.) Bahwa kekayaan wilayah nusantara adalah modal dan milik bersama
2.) Bahwa tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang diseluruh daerah
c. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya
1.) Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, dam harus memiliki tingkat
kemajuan masyarakat yang sama rata
2.) Bahwa budaya Indonesia pada hakekatnya adalah satu, sedangkan corak
ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya sebagai modal
dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya
d. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan
Keamanan
1.) Bahwa ancaman terhadap satu daerahh merupakan ancaman bagi seluruh
bangsa dan negara
2.) Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama
didalam pembelaan negara

2. Konsep “Nusantara” dalam UUD 1945

Nusantara merupakan ciri kewilayahan negara Indonesia. Hal ini tertuang dalam Pasal
25A UUD 1945 yang berbunyi “Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara
kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya
ditetapkan dengan undang-undang”

3. Batas Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Berdasarkan UU No.43 Tahun 2008, yang dimaksud wilayah negara adalah salah satu
unsur negara yang merupakan satu kesatuan wilayah daratan, perairan pendalaman, perairan
kepulauan dan laut teritorial beserta dasar laut dan tanah dibawahnya, serta ruang udara
diatasnya, termasuk sumber kekayaan yang terkandung didalamnya.
4. Tujuan dan Manfaat Wawasan Nusantara
a. Tujuan Wawasan Nusantara

Hakikat Wawasan Nusantara adalah “Keutuhan Nusantara atau Nasional”, dalam


pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup dan demi kepentingan
bangsa dan negara Indonesia, yaitu keutuhan bangsa dan wilayah nasional.

Tujuan Wawasan Nusantara terdiri atas dua, yaitu :

1.) Tujuan ke dalam, adalah menjamin perwujudan persatuan kesatuan segenap aspek
kehidupan nasional, yaitu politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan
2.) Tujuan ke luar, adalah terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang serba
berubah dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial, serta mengembangkan suatu kerjasama dan
saling hormat menghormat

b. Manfaat Wawasan Nusantara


1.) Diakui dan diterima konsepsi nusantara di forum Internasional. Hal ini dibuktikan
dengan peberimaan asas negara kepulauan berdasar konvensi hukum laut (1982).
2.) Pertambahan luas wilayah teritorial Indonesia. Dengan adanya kosepsi Wawasan
Nusantara maka luas wilayah Indonesia menjadi 5 juta km2 .
3.) Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup memberikan potensi sumber daya
yang besar bagi peningkatan kesejahteraan rakyat.
4.) Penerapan Wawasan Nusantara menghasilkan cara pandang tentang keutuhan wilayah
nusantara yang perlu dipertahankan.
5.) Wawasan Nusantara menjadi salah satu sarana integrasi nasional. Misalnya dalam
semboyan “Bhineka Tunggal Ika”.

E. OTONOMI DAERAH DI INDONESIA


1. Kaitan Wawasan Nusantara dengan Otonomi Daerah

Negara melaksanakan otonomi daerah karena melaksanakan amanat UUD 1945 pasal
18 yang berbunyi sebagai berikut :

1.) NKRI dibagi atas daerah provinsi, dan provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota
yang mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dalam UU.
2.) Pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota mengurus dan mengatur sendiri
urusan pemerintahan menurut asas otonomi.
3.) Pemerintahan daerah provinsi, kabupaten dan kotamemiliki DPRD yang anggotanya
dipilih melalui Pemilu.
4.) Gubernur, Bupati, dan Walikota sebagai kepala pemerintah dipilihh secara
demokratis.
5.) Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya.
6.) Pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan lain untuk
melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
7.) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam UU.
8.) Dibentuk UU organik sebagai pelaksanaan dari pasal 18 UUD 1945 untuk
menyelenggarakan pemerintahan di daerah.

2. Otonomi Daerah di Indonesia

Negara Kesatuan Republik Indonesia memilih cara desentralisasi dalam


penyelenggaraan pemerintahannya, bukan sentralisasi. Hal ini disebabkan :

a. Wilayah Indonesia yang sangat luas, dan


b. Daerah-daerah di Indonesia memiliki kondisi geografis dan budaya yang berlainan

Menurut UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, daerah yang bersifat
otonom atau daerah otonom meliputi 3 daerah, yaitu :

a. Daerah provinsi,
b. Daerah kabupaten, dan
c. Daerah kota

Menurut UU, otonomi daerah di Indonesia didasarkan pada otonomi luas, nyata, dan
bertanggung jawab. Otonomi yang nyata adalah keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan
kewenangan pemerintahan di bidang tertentu.

Dengan demikian, kewenangan daerah otonom sangat luas. Pemerintah daerah


berwenang mengurus sendiri kepentingan masyarakatnya. Urusan itu meliputi berbagai
bidang, misalnya:

a. Pendidikan
b. Kesejahteraan
c. Kesehatan
d. Perumahan
e. Pertanian, dan
f. Perdagangan, dan lain-lain.

Urusan yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi, kabupaten dan kota banyak
sekali. Hal ini karena provinsi, kabupaten dan kota memiliki hak otonomi dari pemerintah
pusat. Pemerintah pusat menyerahkan sebagian wewenangnya kepada daerah untuk
mengurusnya sendiri.
Pemerintah pusat hanya menangani 6 urusan saja, yaitu :

a. Politik luar negeri


b. Pertahanan
c. Keamanan
d. Yustisi
e. Moneter dan fiskal nasional, dan
f. Agama.

Pada akhirnya, otonomi daerah tidak bertentangan dengan visi Wawasan Nusantara.
Otonomi dan desentralisasi adalah cara atau strategi yang dipilih agar penyelenggaraan NKRI
ini dapat menciptakan pembangunan yang berkeadilan dan merata di seluruh wilayah tanah
air.

Dengan demikian, asas desentralisasi atau otonomi sangat mendukung kelangsungan


wawasan nasional kita Wawasan Nusantara. Kesadaran dalam “persatuan bangsa dan
kesatuan wilayah” Indonesia dapat terjaga dan terpelihara apabila rakyat mendapat keadilan
dalam pembangunan yang dilaksanakan, begitupun sebaliknya.

Walaupun demikian, kebijakan otonomi daerah yang telah berlangsung selama ini
harus mampu meminimalisir munculnya ekses-ekses yang justru dapat mencederai rasa
keadilan dan kebersamaan sebagai satu bangsa. Misalnya, kecenderungan tindak korupsi
yang mewabah hingga di daerah dan berebut sumber daya antar daerah.

Anda mungkin juga menyukai